Vol.18 No.3 5 PDF
Vol.18 No.3 5 PDF
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
Peran sel mast dalam reaksi hipersensitivitas Tipe-I
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u -tr a c k c u -tr a c k
ABSTRACT
Mast cells are associated to hypersensitivity type I or allergic reactions, which are
initiated by the binding between antigen and immunoglobulin E / Ig E on the surface
of these cells. Ig E binds to specific high affinity receptor designated Fce RI.
Activation of mast cells occur when there is cross-linking or bridging of Fce RI
molecules by the binding of antigen and Ig E to these molecules. Leading to mast
cell degranulation and release of chemical mediators like histamine (the most
important mediator), SRSA (Slow Reacting Substance of Anaphylaxis),
prostaglandin, ECFA (Eosinofil Chemotactic Fc of Anaphylaxis), PAF (Platelet
Activating Factor), heparin and some enzymes (tryptase, chymase). Chemical
mediator release may cause local reactions like bronchial asthma, rhinitis,
conjunctivitis, atopic dermatitis or systemic reactions (eg urticaria and anaphylactic
shock).(J Kedokter Trisakti 1999;18(3):145-153)
PENDAHULUAN
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
Peran sel mast dalam reaksi hipersensitivitas Tipe-I
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u -tr a c k c u -tr a c k
nya penuh dengan granula. (3) Sel ini endotel venula masuk ke dalam jaringan
tersebar luas dalam jaringan ikat, ikat (2,9). Sel mast berasal dari jaringan
berkelompok kecil-kecil dekat pembuluh ikat, ditemukan terutama di sekitar
darah. (4) Sel mast Ø + 12 um, berbentuk pembuluh darah kecil dan berasal dari
lonjong, tidak teratur dan kadang-kadang perivascular mesenchymal cell. Penelitian
memiliki pseudopodia pendek, menun- baru mengindikasikan bahwa keduanya
jukkan mobilitasnya yang lambat. (8) Inti berdiferensiasi dari sel stem hemopoetik .
sel berbentuk bulat, relatif kecil dan Sel stem dari sirkulasi darah masuk ke
berwarna basofil/kebiruan, sering tertutup dalam jaringan ikat dan berdiferensiasi
granula sitoplasma. menjadi sel mast. Sel mast juga dapat
Granula bersifat refraktil dan larut berkembang dari sel mast yang sudah
dalam air. (8) Dengan pewarnaan anilin ada dengan melakukan pembelahan
basa (biru metilen/Azure A), sel mast mitosis. (1,2,9)
terpulas metakromasia di mana warna
biru berubah menjadi ungu. Hal ini timbul Persamaan dan perbedaan sel mast
karena interaksi antara bahan pewarna dan sel basofil
dengan proteoglikan (heparin) yang
terdapat di dalam granula. (6) Secara Sel mast dan basofil memiliki
ultrastruktur, granula sel mast berbentuk beberapa persamaan antara lain sebagai
bulat atau oval, diliputi unit membran, mediator/perantara pada reaksi hiper-
mengandung partikel padat dan matriks sensitivitas tipe I. Keduanya mempunyai
yang kurang padat. Juga ditemukan jumlah reseptor yang banyak untuk Ig E
sedikit populasi dari granula kecil yang pada permukaan selnya. Pada manusia
seragam terletak dekat inti. Sitoplasma reseptor Ig E pada sel mast adalah
sel mast mengandung ribosom bebas, 300000 - 400000/sel sedangkan pada
mitokondria dan glikogen, sementara itu basofil 40000 - 100000/sel. Sitoplasma
pada permukaan sel ada tonjolan2 yang mengandung granula metakromasi yang
tumpul dan tidak beraturan yang spesifik. (1,3,6,8,9)
merupakan reseptor untuk imunoglobulin Ada beberapa perbedaan antara sel
pada waktu sel mast terangsang oleh mast dan basofil. Sel mast ditemukan
suatu antigen. (4,8) hanya pada jaringan penyambung, umur
beberapa bulan hingga tahun, dapat
Asal dan distribusi sel mast regranulasi, granula mengandung prosta-
glandin, pelepasan mediator kimia dipe-
Sel mast merupakan bagian dari sel ngaruhi oleh sodium kromoglikat.
pengembara jaringan ikat yang memiliki Sedangkan basofil ditemukan di dalam
pseudopodia untuk melakukan mobilisasi. sirkulasi dan jaringan penyambung, umur
(2)
Pada dasarnya sel mast terdapat pada 10-12 hari, granulanya tidak mengandung
semua organ, terutama pada jaringan prostaglandin, pelepasan histamin oleh
mukosa paru-paru, traktus digestivus, basofil tidak dihambat oleh kromoglikat,
dan kulit. Kepadatan sel mast di dalam granula basofil manusia lebih banyak
kulit normal manusia sekitar 10000/mm3 mengandung kondroitin sulfat dibanding
(2,4)
. Sel mast dari jaringan ikat sel mast. (1,4,5,6,9)
mempunyai beberapa persamaan
karakteristik sitologikal dan fungsional Aktivasi sel mast pada reaksi
dengan basofil, tapi mereka merupakan 2
hipersensitivitas tipe I
sel yang berbeda jenis. Basofil berasal
dari sumsum tulang, masuk ke dalam
sirkulasi darah, dan bermigrasi melalui Ada 4 tipe reaksi hipersensitivitas
menurut Gell & Coombs, yaitu :
J Kedokter Trisakti, September-Desember 1999-Vol.18, No.3 146
F -X C h a n ge F -X C h a n ge
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
Peran sel mast dalam reaksi hipersensitivitas Tipe-I
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u -tr a c k c u -tr a c k
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
Peran sel mast dalam reaksi hipersensitivitas Tipe-I
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u -tr a c k c u -tr a c k
Degranulasi sel mast juga tergantung dingin, dan tekanan merupakan rang-
dari kadar siklik AMP (cAMP) dan siklik sangan fisis yang juga mengaktifkan sel
GMP (cGMP) pada sitoplasma sel mast mast.
yang dalam keadaan normal selalu
seimbang. Siklik AMP bersifat meng- Mediator kimia yang dilepaskan
hambat proliferasi dan pem-bentukan sel mast
mikrotubuli, sedangkan cGMP bersifat
menekan efek cAMP. Bila konsentrasi Banyak mediator kimia dari reaksi
cGMP lebih tinggi dari konsentrasi cAMP, hipersensitivitas tipe I yang dikeluarkan
maka efek cAMP akan ditekan. Keadaan pada waktu aktivasi sel mast dan basofil.
ini memudahkan terjadinya proliferasi Ada 2 kategori mediator yang dilepaskan :
mikrotubuli yang pada akhirnya (i) mediator yang telah dibentuk se-
memudahkan terjadinya degranulasi sel belumnya (preformed) dan dikeluarkan
mast. Rangsangan reseptor agonis b2 pada waktu aktivasi, termasuk biogenic
akan meningkatkan kadar cAMP, sedang amine dan makromolekul di dalam
rangsangan reseptor alfa akan me- granula. Mediator ini dilepaskan segera
nurunkan kadar cAMP. Peningkatan setelah sel mast teraktivasi (1 – 30 menit),
cAMP menimbulkan bronkodilatasi, dan menimbulkan respon segera. (ii)
sedang penurunan cAMP dan mediator yang baru disintesa pada waktu
peningkatan cGMP menimbulkan bronko- aktivasi (newly synthesized), termasuk
konstriksi (1,5). Faktor- faktor lain yang lipid mediator dan sitokin. Mediator ini
dapat mengaktifkan mastosit yaitu dilepaskan 24 jam setelah sel mast
hipoksia, obat opioid, antibiotik, kontras, teraktivasi, dengan demikian reaksi
pelemas otot. Panas, sinar matahari, hipersensitivitas tipe IV/ delayed lipid
J Kedokter Trisakti, September-Desember 1999-Vol.18, No.3 148
F -X C h a n ge F -X C h a n ge
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
Peran sel mast dalam reaksi hipersensitivitas Tipe-I
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u -tr a c k c u -tr a c k
Tabel I.
(4)
HUMAN MAST CELL MEDIATORS
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
Peran sel mast dalam reaksi hipersensitivitas Tipe-I
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u -tr a c k c u -tr a c k
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
Peran sel mast dalam reaksi hipersensitivitas Tipe-I
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u -tr a c k c u -tr a c k
limfosit dan makrofag. Bila LTC 4 Selain itu leukotrien (LTB4), PAF dan
mengalami proses enzymatik tertentu histamin juga bersifat kemotaktik terhadap
akan terbentuk LTD 4 dan LTE 4. Potensi netrofil. Eosinophylic chemotactic factors
LTD lebih besar dibandingkan LTC dan terdapat pada supernatant dari sel mast.
LTE. Faktor ini disebut eosinophyl chemotactic
Leukotrien tidak hanya dihasilkan factor of anaphylaxis (ECF -A). Hal ini
oleh sel mast tetapi dapat juga dihasilkan dapat menjelaskan mengapa sering
oleh makrofag alveoli paru dan netrofil. terlihat infiltrasi eosinofil pada reaksi
Injeksi intracutan dari substansi ini alergi. (4)
menimbulkan rasa terbakar, erithematous
wheal & flare reaction yang dapat PAF ( Platelet Activating Factor )
berlangsung sampai 4 jam. Mikroskopis
tampak edema kulit, dilatasi venula dan PAF dihasilkan oleh sel mast,
kapiler, dan aktivasi sel endotel. Inhalasi makrofag, eosinofil dan netrofil. PAF juga
LTC 4 dan LTD 4 menyebabkan konstriksi bersifat kemoatraktan terhadap sel
jalan nafas. Dalam hal ini kekuatannya penghasilnya yaitu eosinofil dan netrofil,
dapat 100 - 1000 kali kekuatan histamin. serta meningkatkan degranulasi sel mast.
Secara umum dapat dikatakan bahwa Diberi nama PAF karena kemampuan-
leukotrien mempunyai aktivitas serupa nya dalam mengaktifkan trombosit
dengan histamin namun jauh lebih potent (membentuk mikrotrombus). Bila
dan berlangsung lebih lama. (1,4,5) diinjeksikan ke kulit PAF menimbulkan
wheal and flare response yang disertai
Prostaglandin dengan infiltrasi lekosit. Inhalasi PAF
akan menimbulkan bronkokonstriksi akut,
Prostaglandin disintesa melalui infiltrasi eosinofil dan mengakibatkan
proses siklooksigenasi asam arakidonat keadaan hiperaktivitas bronkus non-
mem-bran sel mast. Ada bermacam- spesifik yang dapat berlangsung be-
macam prostaglandin, tergantung dari sel berapa hari atau minggu. Pada
yang memproduksinya. Sel mast pemberian intravena dapat menimbulkan
menghasilkan prostaglandin D2 (PGD2), spasme otot polos ileum, aktivasi netrofil,
makrofag menghasilkan PGE2, PGF2, trombosit dan basofil, dapat juga terjadi
dan tromboksan, sedangkan sel endotel hipotensi dan kolaps vaskular. (1,4,5)
pembuluh darah menghasilkan PGI1 dan
prostasiklin. PGD2 merupakan bronko- Heparin
konstriktor dan dapat meningkatkan
permeabilitas vaskuler dan sekresi Granula sel mast dan basofil kaya
mukus. (1,5) dengan molekul protein karbohidrat
kompleks yang disebut proteoglikan.
ECFA ( Eosinophyl Chemotactic Fc Proteoglikan merupakan bahan inti
of Anaphylaxis ) struktur matriks granula. Sifat meta-
kromasia dari sel mast terjadi karena
Beberapa produk sel mast telah pengaruh proteoglikan yang banyak
diidentifikasi berfungsi sebagai mediator mengandung ikatan sulfida. Proteoglikan
dalam proses migrasi granulosit dan sel yang terdapat pada granula sel mast
mononuklear. Diantaranya adalah high manusia terutama adalah heparin yang
molecular weight neutrophyl chemotactic mempunyai berat molekul 60000 kD.
factors (HMW - NCF) yang ditemukan Setiap sel mast manusia mengandung
pada penderita asthma apabila sekitar 5 pg heparin. Berbeda dengan sel
diprovokasi dengan pemberian antigen. mast, pada granula basofil manusia lebih
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
Peran sel mast dalam reaksi hipersensitivitas Tipe-I
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u -tr a c k c u -tr a c k
banyak mengan-dung kondroitin sulfat. atau menunjukkan gejala klinis dari salah
Perbedaan antara heparin dan kondroitin satu jenis penyakit alergi. Lima puluh
sulfat adalah pada cabang rantai persen orang dari masyarakat
glikosaminoglikan. Heparin terdiri dari menunjukkan reaksi tes kulit positif
rantai asam uronat yang terikat dengan terhadap satu atau lebih bahan
glukosamin sedangkan kondroitin sulfat lingkungan hidup sehari- hari, tetapi
terdiri dari asam uronat yang terikat hanya 3 - 10 % yang menderita asma
dengan galaktosamin. Proteoglikan di bronkial dan sekitar 20 % menderita
dalam granula mempunyai beberapa rhinitis alergi. Timbulnya manifestasi klinis
fungsi, diantaranya sebagai tempat alergi tergantung dari faktor hospes dan
melekat, sekaligus stabilizer dari bahan faktor lingkungan seperti derajat
aktif lain yang tersimpan didalam granula. pemaparan. (1)
Enzym Pseudoalergi
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
Peran sel mast dalam reaksi hipersensitivitas Tipe-I
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u -tr a c k c u -tr a c k
reseptor Fc. Ikatan antara antigen dan Ig sistemik seperti urtikaria dan syok
E akan menimbulkan degranulasi sel anafilaksis. Histamin merupakan mediator
mast dan melepaskan mediator kimia utama yang dilepaskan oleh sel mast,
ke dalam jaringan. Hal ini mengakibatkan mediator yang lain adalah SRSA,
timbulnya gejala alergi berupa reaksi lokal Prostaglandin, ECFA, PAF, Heparin, dan
seperti asma bronkial, rinitis, konjung- Enzym.
tivitis, dermatitis atopik, atau reaksi
DAFTAR PUSTAKA