Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA

(Studi Pada Karyawan PT. Naraya Telematika Malang)

Fariz Ramanda Putra


Hamidah Nayati Utami
Muhammad Soe’oed Hakam
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Kinerja. Jenis
penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksplanatori dengan pendekatan kuantitatif. Jumlah populasi
dalam penelitian ini berjumlah 33 orang yang merupakan karyawan PT. Naraya Telematika Malang. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah samping jenuh. Analisis data yang digunakan
adalah statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara simultan variabel bebas lingkungan kerja fisik (X1)
dan lingkungan kerja non fisik (X2) berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu kinerja karyawan
(Y) yang dapat dilihat dari nilai (sig) F < α yaitu 0,000 < 0,05 serta nilai Adjusted R Square menunjukan
angka sebesar 0,524 yang berarti bahwa variabel tersebut memberikan kontribusi sebesar 52,4% terhadap
kinerja karyawan. Secara parsial yang dapat dilihat dari hasil uji t yang menunjukan bahwa variabel
lingkungan kerja fisik (X1) mempunyai tingkat signifikansi 0,165 < 0,05. Sedangkan variabel lingkungan
kerja non fisik (X2) mempunyai tingkat signifikansi 0,338. Berdasarkan perhitungan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa secara parsial lingkungan kerja fisik (X1) dan lingkungan kerja non fisik (X2) memiliki
pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Y). Sementara itu, analisis deskriptif menunjukan bahwa
dengan lingkungan kerja yang berada pada tingkat kuat, didapatkan kinerja karyawan yang kuat pula.

Kata kunci: lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja non fisik, kinerja

Abstract
This research aims to find out the effect of work environment toward personal ability. This research
is an explanatory research with quantitative approach. The subject of this research is 33 employees of PT.
Naraya Telematika Malang. Saturation sampling technique is used by the researcher to obtain the sample.
Data analyses used are descriptive statistic and statistic inferential analysis.
The result of this research showed that simultaneously the independent variable of physic work
environment (X1) and non physic work environment (X2) have significant effect on dependent variable that is
the employee working ability (Y) that can be seen from the score (sig) F < α that is 0,000 < 0,05 also the
score of Adjusted R Square showed the amount of 0,524 which mean that group gave contribution as much
as 52,4% to the employees working ability. Partially what can be seen from the t test is physics working
variable has significance level at the rate 0,165<0,05 and the significance rate of non physics working
variable is 0,338. Based on above calculation, can be concluded that partially physics working environment
(X1) and non physics working environment (X2) have significant effect on employees working ability (Y).
meanwhile, descriptive analysis showed that inside a strong working environment occurring a strong
working ability of the employees.

Keywords: physics working environment, non physics working environment, ability.

1. PENDAHULUAN apabila belum memperhatikan pengembangan


Peningkatan IPTEK (Ilmu Pengetahuan Sumber Daya Manusia (SDM), untuk dapat
dan Teknologi) dalam masa globalisasi semakin bersaing secara global.
lama semakin meningkat. Hal ini dapat Menurut Nitisemito (2000:183),
mempengaruhi dunia bisnis nasional maupun lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada
internasional. Perkembangan bisnis dengan disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi
adanya IPTEK akan menjadi lebih efisien dan dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang
efektif. Perkembangan bisnis tersebut tidak terjadi diembankan. Sedangkan menurut Sedarmayanti
1
(2001:1) lingkungan kerja adalah keseluruhan alat konsumen. Selain itu juga sedikit banyak akan
perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan mempengaruhi kinerja pegawai di PT. Naraya
sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode Telematika. Dalam pembangunan Ruko yang
kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai dijadikan sebagai tempat PT. Naraya Telematika
perseorangan maupun sebagai kelompok dapat tersebut juga tidak mempertimbangkan hal-hal
ditarik kesimpulannya bahwa kondisi lingkungan yang akan mempengaruhi kinerja pegawai. Seperti
kerja baik akan menunjang produktivitas halnya, warna dinding yang berwarna kuning,
karyawan yang pada akhirnya berdampak pada penerangan yang menggunakan lampu listrik
kenaikan tingkat kinerja karyawan. dengan tegangan 32 watt, dan sirkulasi udara
Berdasarkan penjelasan mengenai perusahaan tersebut. Ketiga indikator tersebut
lingkungan kerja diatas, lingkungan kerja dapat cocok atau tidak untuk pegawai, dan dapat
dibagi menjadi 2 (dua) yaitu lingkungan kerja memberikan rasa nyaman dalam bekerja untuk
fisik dan lingkungan kerja non fisik karyawan PT. Naraya Telematika. Apabila
(Sedarmayanti, 2001:21). Lingkungan kerja fisik karyawan PT. Naraya Telematika tidak
contohnya adalah penerangan, warna dinding, mendapatkan kenyamanan tentunya dalam
sirkulasi udara, musik, kebersihan dan keamanan. melakukan kerja tidak akan mencapai hasil yang
Sedangkan lingkungan kerja non fisik contohnya optimal.
adalah struktur tugas, desain pekerjaan, pola kerja Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
sama, pola kepemimpinan dan budaya organisasi. dan menjelaskan variabel lingkungan kerja fisik
Adanya pembagian mengenai lingkungan kerja dan lingkungan kerja non fisik secara simultan
tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain. berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan
Antara keduanya harus saling seimbang, karena pada PT. Naraya Telematika Malang. Serta
baik lingkungan kerja fisik maupun non fisik mengetahui dan menjelaskan variabel lingkungan
sama-sama akan mempengaruhi kinerja karyawan. kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik secara
Untuk menyeimbangkan keduanya diperlukan parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja
kesadaran pihak manajemen dari perusahaan karyawan pada PT. Naraya Telematika Malang.
tersebut. Oleh sebab itu, diperlukan lingkungan
kerja yang kondusif untuk menunjang kinerja 2. KAJIAN PUSTAKA
karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya. 2.1 Lingkungan Kerja
Supaya hasil kerja yang diperoleh dapat tercapai Lingkungan kerja banyak didefinisikan
secara optimal. oleh para ahli, beberapa diantaranya adalah
Hal yang lebih penting saat ini adalah Menurut Nitisemito (2000:183), lingkungan kerja
mempertahankan bisnis dalam negeri yang adalah segala sesuatu yang ada disekitar para
menggunakan SDM nasional. Cara yang dapat pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam
dilakukan untuk mempertahankan adalah dengan menjalankan tugas-tugas yang diembankan.
memperhatikan faktor-faktor yang dapat Definisi mengenai lingkungan kerja juga
mempengaruhi kinerja karyawan. Bisnis yang dikemukakan oleh Sedarmayanti (2001:1)
berperan penting adalah karyawan/ pegawai, lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas
sebab yang menjadi pelaku utama dalam dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya
menjalankan bisnis adalah karyawan/ pegawai itu dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta
sendiri. Apabila kinerja karyawan tidak pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan
diperhatikan hal ini tentu akan mempengaruhi maupun sebagai kelompok dapat ditarik
hasil kerja dari bisnis yang dilakukan. Salah satu kesimpulannya bahwa kondisi lingkungan kerja
faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan baik akan menunjang produktivitas karyawan
adalah lingkungan kerja. yang pada akhirnya berdampak pada kenaikan
Seperti halnya dengan pendirian PT. tingkat kinerja karyawan.
Naraya Telematika yang terletak di Ruko Taman Swastha dan Sukotjo (2004:26-27)
Borobudur Indah Kav.33 Jalan Puncak Borobudur menyatakan lingkungan perusahaan dapat
No.1 Malang. Hasil wawancara peneliti dengan diartikan sebagai keseluruhan dari faktor-faktor
manajer perusahaan, informasi menunjukkan ekstern yang mempengaruhi baik organisasi
bahwa pemilihan lokasi pendirian tidak maupun kegiatannya. Sedangkan arti lingkungan
memperhatikan dan mempertimbangkan kerja secara luas mencakup semua faktor-faktor
lingkungan sekitar. Padahal lingkungan yang ekstern yang mempengaruhi individu, perusahaan,
dalam hal ini terkait dengan lokasi berperan dan masyarakat. Sedangkan Heijrachman dan
penting terhadap prospek pelayanan kepada Husnan (1997:34) menyatakan bahwa yang

2
dimaksud dengan pengaturan lingkungan kerja 2.2 Kinerja
adalah pengaturan penerangan tempat kerja, Simanjuntak (2005:1) menyatakan bahwa
pengontrolan terhadap suara gaduh dalam pabrik, yang dimaksud dengan kinerja adalah tingkat
pengontrolan terhadap udara, pengaturan pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas-tugas
kebersihan tempat kerja, dan pengaturan tentang tertentu. Sedangkan menurut Mangkunegara
keamanan kerja. (2004:9), bahwa yang dimaksud dengan kinerja
Pernyataan dari para ahli diatas secara adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
garis besar dapat ditarik kesimpulan. Bahwa yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam
lingkungan kerja merupakan situasi atau keadaan melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
di sekitar para karyawan. Hal yang perlu digaris jawab yang diberikan kepadanya. As’ad (2004:47)
bawahi adalah bahwa situasi atau keadaan di menyatakan kinerja adalah hasil yang dicapai
sekitar karyawan tersebut mempengaruhi dirinya seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk
dalam menjalankan tugas-tugas yang pekerjaan yang bersangkutan.
dibebankannya. Berdasarkan definisi diatas, dapat
Menurut Sedarmayanti (2001:21), disimpulkan kinerja mana yang termasuk dalam
lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan penelitian ini. Kinerja yang dimaksud dalam
berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat penelitian ini adalah hasil kerja yang telah
kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik diperoleh oleh karyawan berdasarkan standart
secara langsung maupun secara tidak langsung. kerja dalam periode tertentu. Konsep kinerjanya
Lingkungan kerja fisik adalah sesuatu yang berada adalah kuantitas, kualitas dan ketepatan waktu
di sekitar para pekerja yang meliputi cahaya, dalam menyelesaikan pekerjaan oleh karyawan.
warna, udara, suara, serta musik yang
mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas- 2.3 Hipotesis
tugas yang dibebankan (Moekijat, 1995:135). 1. Hipotesis 1: Diduga ada pengaruh signifikan
Berdasarkan pendapat para ahli di atas lingkungan kerja fisik (X1) dan lingkungan
dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kerja non fisik (X2) secara simultan terhadap
lingkungan kerja fisik adalah keadaan di sekitar kinerja karyawan (Y).
kantor atau tempat bekerja seperti penerangan, 2. Hipotesis 2: Diduga ada pengaruh signifikan
warna, udara, musik, kebersihan dan keamanan lingkungan kerja fisik (X1) dan lingkungan
yang mempengaruhi karyawan dalam kerja non fisik (X2) secara parsial terhadap
menjalankan tugas-tugasnya atau pekerjaannya. kinerja karyawan (Y).
Menurut Sedarmayanti (2001:31),
lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan 3. METODE
yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan Jenis penelitian ini adalah explanatory
kerja, baik hubungan dengan atasan maupun research (penelitian penjelasan), yaitu penelitian
hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan penelitian eksplanatori adalah penelitian yang
dengan bawahan, Lingkungan non fisik ini juga bermaksud menjelaskan kedudukan-kedudukan
merupakan kelompok lingkungan kerja yang tidak variabel yang diteliti serta hubungan antar
bisa diabaikan. Sedangkan menurut Nitisemito variabel penelitian (Sugiyono 2006:10). Dasar
(2000:171) perusahaan hendaknya dapat utama pemilihan jenis penelitian ini menguji
mencerminkan kondisi yang mendukung kerja hipotesa yang telah digunakan sebelumnya.
sama antara tingkat atasan, bawahan, maupun Melalui uji hipotesa tersebut, diharapkan dapat
yang memiliki status jabatan yang sama di menjelaskan pengaruh lingkungan kerja terhadap
perusahaan. Kondisi yang hendaknya diciptakan kinerja karyawan.
adalah suasana kekeluargaan, komunikasi yang Teknik analisis data yang digunakan adalah :
baik dan pengendalian diri. a. Analisis statistik deskriptif
Dari pendapat para ahli di atas dapat Digunakan untuk memberikan gambaran
disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan tentang karakteristik data sebagaimana adanya
lingkungan kerja non fisik adalah keadaan di serta menyusun distribusi frekuensi dengan
dalam tempat bekerja yang mencerminkan menggunakan data dari kuesioner yang telah
hubungan antara atasan dengan bawahan sehingga diberikan kepada responden. Dengan demikian
menciptakan suasana yang baik dan komunikasi akan diperoleh frekuensi, presentasi, rata-rata
yang baik juga dalam menjalankan tugas-tugasnya (mean) skor jawaban responden untuk masing-
atau pekerjaannya. masing item variabel yang menggambarkan
tanggapan responden terhadap setiap item

3
petanyaan yang diberikan pada variabel. X1.1 3.0 51.5 1 30.3 15.1 0.0
2 1 3 17 2 0 0 5 5 0 0 3.42
Berdasarkan skor yang diperoleh pada rata- 3.87
Rata-rata Lingkungan Kerja Fisik
rata (mean) variabel masing-masing item Sumber: Data primer diolah, 2013
tersebut, kemudian dianalisis untuk
Keterangan:
mengungkapkan fenomena pada setiap X1.1: Penyediaan penerangan dalam ruang kerja sudah memadai
variabel sesuai dengan persepsi responden X1.2: Penempatan penerangan di ruang kerja sudah memadai
yang mana hal tersebut nantinya akan X1.3: Pemberian warna dinding sudah sesuai dengan suasana kerja
X1.4: Warna ruang kerja sudah sesuai dengan keinginan karyawan
digunakan sebagai masukan bagi perusahaan X1.5: Betah dengan penyediaan ventilasi udara yang ada di ruang
dimana penelitian ini dilakukan. kerja
b. Analisis statistik inferensial X1.6: Sirkulasi udara dalam ruang kerja sudah baik
X1.7: Penggunaan musik membuat suasana kerja menyenangkan
Teknik statistik yang digunakan untuk X1.8:Penggunaan musik dapat mengurangi rasa lelah dalam
menganalisis data sampel dan hasilnya bekerja
diberlakukan untuk populasi. Analisis X1.9: Penggunaan fasilitas untuk menjaga kebersihan lingkungan
kerja sudah memadai
Inferensial berhubungan dengan pendugaan X1.10:Tingkat kesadaran para pegawai menjaga kebersihan
populasi dan pengujian hipotesis dari suatu lingkungan kerja sudah baik
data atau keadaan atau fenomena. Dengan kata X1.11:Intensitas kehilangan barang tidak terjadi di lingkungan
kerja
lain analisis inferensial berfungsi untuk X1.12: Intensitas pengantisipasian kehilangan barang sudah baik
meramalkan dan mengontrol keadaan atau
kejadian. Analisis inferensial yang digunakan Skor rata-rata lingkungan kerja fisik
dalam penelitian ini adalah Regresi Linier sebesar 3.87, sehingga masuk dalam kategori baik.
Berganda. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan kerja
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e fisik di PT. Naraya Telematika Malang sudah
Keterangan: sesuai dengan yang dibutuhkan perusahaan.
Y = Variabel terikat
a = Bilangan konstanta b. Distribusi Frekuensi Variabel Lingkungan
b1b2b3 = Koefisien variabel independen Kerja Non Fisik (X2)
X1 = Lingkungan kerja fisik Tabel 2 Distribusi Frekuensi Variabel Lingkungan
X2 = Lingkungan non fisik Kerja Non Fisik (X2)
e = Error atau sisa
Skor Jawaban Rat
4. HASIL DAN PEMBAHASAN a-
Item 5 4 3 2 1 rata
4.1 Analisis Statistik Deskriptif f % f % f % f % f %
a. Distribusi Frekuensi Variabel Lingkungan 18. 78.7 0.0
Kerja Fisik (X1) X2.1 6 18 26 9 1 3.03 0 0.00 0 0 4.15
15. 69.7 0.0
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Variabel Lingkungan X2.2 5 15 23 0 2 6.06 3 9.09 0 0 3.91
Kerja Fisik (X1) 12. 69.7 12.1 0.0
X2.3 4 12 23 0 2 6.06 4 2 0 0 3.82
12. 63.6 18.1 0.0
Skor Jawaban Rat X2.4 4 12 21 4 6 8 2 6.06 0 0 3.82
a- 9.0 57.5 1 33.3 0.0
Item 5 4 3 2 1 rata X2.5 3 9 19 8 1 3 0 0.00 0 0 3.76
f % f % f % f % f % 9.0 66.6 18.1 0.0
18. 69.7 0.0 X2.6 3 9 22 7 6 8 2 6.06 0 0 3.79
X1.1 6 18 23 0 3 9.09 1 3.03 0 0 4.03 6.0 66.6 18.1 0.0
18. 75.7 0.0 X2.7 2 6 22 7 6 8 3 9.09 0 0 3.70
X1.2 6 18 25 6 2 6.06 0 0.00 0 0 4.12 6.0 66.6 15.1 12.1 0.0
12. 69.7 18.1 0.0 X2.8 2 6 22 7 5 5 4 2 0 0 3.67
X1.3 4 12 23 0 6 8 0 0.00 0 0 3.94 9.0 63.6 24.2 0.0
15. 84.8 0.0 X2.9 3 9 21 4 8 4 1 3.03 0 0 3.79
X1.4 5 15 28 5 0 0.00 0 0.00 0 0 4.15 X2.1 6.0 75.7 18.1 0.0
18. 60.6 15.1 0.0 0 2 6 25 6 6 8 0 0.00 0 0 3.88
X1.5 6 18 20 1 5 5 2 6.06 0 0 3.91 Rata-rata Lingkungan Kerja Non Fisik 3.83
12. 66.6 21.2 0.0 Sumber: Data primer diolah, 2013
X1.6 4 12 22 7 7 1 0 0.00 0 0 3.91
9.0 48.4 1 33.3 0.0
X1.7 3 9 16 8 1 3 3 9.09 0 0 3.58
Keterangan:
6.0 63.6 24.2 0.0 X2.1: Pembagian kerja dalam perusahaan sudah jelas
X1.8 2 6 21 4 8 4 2 6.06 0 0 3.70 X2.2: Tanggung jawab pekerjaan yang diberikan atasan sudah jelas
12. 63.6 18.1 0.0 X2.3: Terdapat mekanisme pelaksanaan menyelesaikan tugas
X1.9 4 12 21 4 6 8 2 6.06 0 0 3.82 sesuai dengan jenis pekerjaan
X1.1 18. 66.6 15.1 0.0 X2.4: Ada kesempatan berkonsultasi dengan atasan mengenai
0 6 18 22 7 5 5 0 0.00 0 0 4.03 pekerjaan
X1.1 12. 63.6 24.2 0.0 X2.5: Hubungan pemimpin dengan bawahan sangat harmonis
1 4 12 21 4 8 4 0 0.00 0 0 3.88 X2.6: Intensitas komunikasi pemimpin dengan bawahan sudah baik

4
X2.7: Kerja sama yang dijalin sesama karyawan sangat membantu sebelumnya, digunakan analisis regresi linier
satu sama lain
X2.8: Tingkat keefektifan kerja sama sangat menunjang kinerja berganda.
karyawan Berdasarkan analisis regresi linier
X2.9: Ada kebebasan mengemukakan pendapat berganda maka dapat dihasilkan persamaan
X2.10: Bangga terhadap atribut organisasi perusahaan
regresi sebagai berikut:
Y = 2,406 + 0,165 X1 + 0,338 X2
Skor rata-rata lingkungan kerja non fisik
Dari persamaan di atas dapat diinterpretasikan
sebesar 3.83, sehingga masuk dalam kategori baik.
sebagai berikut:
Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan kerja non
1) Konstanta sebesar 2,406 menunjukan jika
fisik di PT. Naraya Telematika Malang sudah
variabel bebas (X1 dan X2) diabaikan atau
sesuai dengan yang dibutuhkan perusahaan.
diasumsikan 0 maka besar (Y) adalah 2,406
yang artinya sebelum atau tanpa adanya
c. Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja (Y)
variabel lingkungan kerja fisik dan lingkungan
kerja non fisik dalam perusahaan, maka
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja (Y)
Rat besarnya kinerja karyawan sebesar 2,406.
Skor Jawaban
Item
a- 2) Kinerja karyawan akan meningkat sebesar
5 4 3 2 1 rata
0,165 satuan untuk setiap tambahan satu
f % f % f % f % f %
3.0 63.6 27.2 0.0 satuan lingkungan kerja fisik (X1). Jadi,
Y1 1 3 21 4 9 7 2 6.06 0 0 3.64 apabila lingkungan kerja fisik mengalami
9.0 66.6 15.1 0.0
Y2 3 9 22 7 5 5 3 9.09 0 0 3.76 peningkatan 1 satuan, maka kinerja karyawan
9.0 54.5 21.2 15.1 0.0 (Y) akan meningkat sebesar 0,165 satuan
Y3 3 9 18 5 7 1 5 5 0 0 3.58
12. 78.7 0.0
dengan asumsi variabel yang lainnya dianggap
Y4 4 12 26 9 3 9.09 0 0.00 0 0 4.03 konstan.
15. 78.7 0.0
Y5 5 15 26 9 1 3.03 1 3.03 0 0 4.06
3) Kinerja karyawan akan meningkat sebesar
15. 72.7 0.0 0,338 satuan untuk setiap tambahan satu
Y6 5 15 24 3 2 6.06 2 6.06 0 0 3.97 satuan lingkungan kerja non fisik (X2). Jadi,
Rata-rata Kinerja 3.84 apabila lingkungan kerja non fisik mengalami
Sumber: Data primer diolah, 2013
peningkatan 1 satuan, maka kinerja karyawan
Keterangan: (Y) akan meningkat sebesar 0,338 satuan
Y1: Mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan beban yang dengan asumsi variabel yang lainnya dianggap
diberikan
Y2: Selalu meningkatkan kemampuan dalam menyelesaikan tugas konstan.
yang dibebankan Berdasarkan interpretasi di atas, dapat
Y3: Mutu hasil pekerjaan sudah sesuai dengan standart yang diketahui besarnya kontribusi variabel bebas
ditetapkan perusahaan
Y4: Mutu pekerjaan meningkat dibanding masa lalu terhadap variabel terikat, antara lain lingkungan
Y5: Dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standart waktu kerja fisik (X1) sebesar 0,165, lingkungan kerja
yang telah ditetapkan perusahaan non fisik (X2) sebesar 0,338. Sehingga dapat
Y6: Ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan selalu tuntas
disimpulkan bahwa lingkungan kerja fisik (X1)
Skor rata-rata kinerja sebesar 3.84, dan lingkungan kerja non fisik (X2) berpengaruh
sehingga masuk dalam kategori baik. Hal ini positif terhadap kinerja karyawan. Dengan kata
menunjukkan bahwa kualitas, kuantitas, dan lain, apabila bahwa lingkungan kerja fisik dan
ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas lingkungan kerja non fisik meningkat maka akan
karyawan PT. Naraya Telematika Malang sudah diikuti peningkatan kinerja karyawan.
sesuai dengan target yang dibutuhkan perusahaan.
Tabel 4 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
4.2 Analisis Regresi Linier Berganda dan Parsial
Uji hipotesis dalam penelitian ini Variabel Unstandardized t Sig. Keterangan
Cofficients (B) T
menggunakan SPSS versi 13,0 for windows Konstanta 2,406 0,690 0,495
dengan menguji regresi linier berganda yang X1 0,165 2,167 0,038 Signifikan
merupakan analisis untuk mengetahui besarnya X2 0,338 3,916 0,000 Signifikan
R = 0,744
pengaruh antara variabel bebas (independent) R Square = 0,554
terhadap variabel terikat (dependent). Pada Adjusted R Square = 0,524
penelitian ini menggunakan pengujian yang F hitung = 18,604
Sig. F = 0,000
dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95% atau Alpha (α) = 0,05
tingkat signifikan 5% (α = 0,05). Untuk menguji Sumber: Data primer diolah, 2013
kebenaran hipotesis yang telah diajukan
5
4.3 Pengujian Hipotesis bahwa ada pengaruh yang signifikan dari
4.3.1 Hasil Uji Hipotesis I (Uji F) variabel bebas terhadap variabel terikat.
Uji simultan (uji F) digunakan untuk 2) Nilai signifikansi t > Level of significant (α):
menguji variabel secara berasama-sama yaitu H0 diterima dan Ha ditolak, hal ini berarti
antara variabel bebas terhadap variabel terikat bahwa ada pengaruh yang signifikan dari
dalam model regresi linier berganda. Pengujian uji variabel bebas terhadap variabel terikat.
simultan (uji F) dilakukan dengan menggunakan Hasil dari perhitungan uji parsial (uji t) dapat
hipotesisi sebagai berikut : dilihat dengan hasil berikut:
Ho = 0, Artinya tidak ada pengaruh signifikan a) Variabel lingkungan kerja fisik (X1)
dari variabel bebas terhadap variabel terikat. mempunyai signifikansi 0,000 dan α (alpha)
Ha ≠ 0, Artinya ada pengaruh yang signifikan yang digunakan sebesar 0,05 maka 0,000 <
dari variabel bebas terhadap variabel terikat. 0,05 sehingga Ha diterima dan H0 ditolak. Hal
Uji hipotesis F dilakukan dengan cara ini berarti bahwa secara parsial variabel
membandingkan sig F dan Level of significant (α) lingkungan kerja fisik (X1) berpengaruh secara
dengan nilai α = 0,05 sehingga akan dapat signifikan terhadap variabel kinerja karyawan
diketahui diterima atau tidaknya suatu hipotesis, (Y) dengan asumsi variabel bebas lainnya
apabila: bernilai tetap.
1) Jika sig F < Level of significant (α): H0 ditolak b) Variabel lingkungan kerja non fisik (X2)
dan Ha diterima, hal ini berarti bahwa ada mempunyai signifikansi 0,000 dan α (alpha)
pengaruh yang signifikan dari variabel bebas yang digunakan sebesar 0,05 maka 0,000 <
terhadap variabel terikat. 0,05 sehingga Ha diterima dan H0 ditolak. Hal
2) Jika sig F > Level of significant (α): H0 ini berarti bahwa secara parsial lingkungan
diterima dan Ha ditolak, hal ini berarti bahwa kerja non fisik (X2) berpengaruh secara
tidak ada pengaruh yang signifikan dari signifikan terhadap variabel kinerja karyawan
variabel bebas terhadap variabel terikat. (Y) dengan asumsi variabel bebas lainnya
Hasil dari perhitungan uji simultan (uji F) bernilai tetap.
dapat dilihat pada tabel 4 yang menunjukan bahwa
nilai signifikansi (sig). Hasil penelitian sebesar 4.4 Pembahasan
0,000 sedangkan α (alpha) yang digunakan dalam 4.4.1 Pengaruh Lingkungan Kerja Secara
penelitian ini sebesar 0,05 sehingga signifikansi Simultan Terhadap Kinerja Karyawan
(sig) 0,000 < 0,05 yang berarti bahwa H0 ditolak Dalam penelitian ini variabel lingkungan
dan Ha diterima. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kerja fisik (X1) dan lingkungan kerja non fisik
secara simultan (bersama-sama) variabel (X2) merupakan variabel bebas yang berpengaruh
lingkungan kerja fisik (X1) dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan (Y) sebagai variabel
non fisik (X2) berpengaruh secara signifikan terikat. Kedua variabel bebas tersebut mempunyai
terhadap kinerja karyawan (Y). kontribusi terhadap kinerja karyawan sebesar
55,4% sedangkan sisanya sebesar 44,6%
4.3.2 Hasil Uji Hipotesis I (Uji t) dipengaruhi oleh variabel lain yaitu antara lain
Uji parsial (uji t) digunakan untuk motivasi karyawan, dukungan atasan terhadap
mengetahui pengaruh yang signifikan dari bawahan, keberadaan pekerjaan, dan hubungan
masing-masing variabel bebas terhadap variabel karyawan dalam organisasi. Cara untuk
terikat. Pengujian uji parsial (uji t) dilakukan mengetahui pengaruh signifikansi antara variabel
dengan menggunakan hiotesis sebagai berikut : lingkungan kerja fisik (X1) dan lingkungan kerja
H0 = 0, artinya tidak ada pengaruh signifikan non fisik (X2) merupakan variabel bebas yang
dari variabel bebas terhadap variabel terikat. berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
Ha ≠ 0, artinya ada pengaruh signifikan dari karyawan (Y) dapat ditunjukan dengan nilai Sig F,
variabel bebas terhadap variabel terikat. dari hasil penelitian yang diolah oleh peneliti
Pengujian uji parsial (uji t) dilakukan menunjukan Sig F dari kedua variabel bebas
dengan cara membandingkan nilai antara sebesar 0,000 maka kesimpulannya terdapat
signifikansi t dengan Level of significant (α) pengaruh yang signifikan antara lingkungan kerja
dengan nilai α = 0,05 sehingga dapat diketahui fisik (X1) dan lingkungan kerja non fisik (X2)
diterima atau tidaknya suatu hipotesis, jika : merupakan variabel bebas yang berpengaruh
1) Nilai signifikansi t < Level of significant (α): secara signifikan terhadap kinerja karyawan (Y)
H0 ditolak dan Ha diterima, hal ini berarti dapat diterima.

6
Menurut Nitisemito (2000:183) lurus terhadap kinerja karyawan yaitu apabila
mengungkapkan bahwa lingkungan kerja adalah lingkungan kerja non fisik mengalami
segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja peningkatan sebesar satu satuan, maka semangat
yang dapat mempengaruhi dirinya dalam kerja akan naik sebesar 0,338 satuan dengan
menjalankan tugas-tugas yang diembankan. Hal asumsi variabel yang lain konstanta. Hasil uji t
ini dapat diartikan bahwa jika lingkungan kerja didapat bahwa variabel bebas lingkungan kerja
pada PT. Naraya Telematika Malang semakin memiliki pengaruh yang signifikansi terhadap
baik, maka kinerja karyawan PT. Naraya kinerja karyawan, hal ini dapat dilihat dari nilai
Telematika Malang akan meningkat. Kondisi ini signifikansi yang lebih kecil dari α (alpha) yang
terjadi karena apabila lingkungan kerja yang ada dipakai yaitu sebesar 0,05 sehingga 0,000 < 0,05.
di sekitar PT. Naraya Telematika Malang dapat Dari penjelasan di atas, menunjukkan
mempengaruhi karyawan PT. Naraya Telematika bahwa lingkungan kerja non fisik mempunyai
Malang dalam menjalankan tugas-tugas yang pengaruh signifikansi terhadap kinerja karyawan.
dibebankan. Hal ini karena apabila lingkungan kerja non fisik
seperti : struktur tugas, desain pekerjaan, pola
4.4.2 Pengaruh Lingkungan Kerja Secara kepemimpinan, pola kerja sama dan budaya
Parsial Terhadap Kinerja Karyawan organisasi semakin baik, maka kinerja karyawan
Pengaruh variabel bebas secara parsial pun juga bertambah baik. Menurut Sedarmayanti
dengan menggunakan uji t, dapat dilihat (2001:31), lingkungan kerja non fisik adalah
penjelasan untuk masing-masing variabel semua keadaan yang terjadi yang berkaitan
penelitian sebagai berikut: dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan
atasan maupun hubungan sesama rekan kerja,
a. Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik (X1)
ataupun hubungan dengan bawahan, Lingkungan
Terhadap Kinerja Karyawan (Y)
non fisik ini juga merupakan kelompok
Berdasarkan hasil analisis regresi linier
lingkungan kerja yang tidak bisa diabaikan.
berganda didapat variabel lingkungan kerja fisik
(X1) memiliki koefisien regresi yang menunjukan c. Pengaruh Variabel Bebas yang paling
nilai sebesar 0,165 nilai tersebut berarti bahwa dominan terhadap Variabel Terikat
variabel bebas lingkungan kerja fisik memiliki Untuk menentukan variabel bebas yang
pengaruh positif atau berbanding lurus terhadap paling berpengaruh terhadap variabel terikat dapat
kinerja karyawan yaitu apabila lingkungan kerja dilakukan dengan membandingkan koefisien
fisik mengalami peningkatan sebesar satu satuan, regresi antara variabel satu dengan variabel yang
maka semangat kerja akan naik sebesar 0,165 lain. Variabel yang paling dominan pengaruhnya
satuan dengan asumsi variabel yang lain terhadap variabel tetap adalah variabel yang
konstanta. Hasil uji t didapat bahwa variabel memiliki nilai koefisien regresi yang paling besar.
bebas lingkungan kerja fisik memiliki pengaruh Perbandingan ini dapat dilihat dari hasil nilai
yang signifikansi terhadap kinerja karyawan, hal koefisien regresi, untuk variabel lingkungan kerja
ini dapat dilihat dari nilai signifikansi yang lebih fisik (X1) nilai koefisien regresi sebesar 0,165, dan
kecil dari α (alpha) yang dipakai yaitu sebesar lingkungan kerja non fisik (X2) nilai koefisien
0,05 sehingga 0,000 < 0,05. regresi sebesar 0,338, maka yang paling dominan
Dari penjelasan di atas, menunjukkan disini adalah variabel lingkungan kerja non fisik
bahwa lingkungan kerja fisik mempunyai (X2) yang memiliki nilai koefisien regresi sebesar
pengaruh signifikansi terhadap kinerja karyawan. 0,338. Hasil perbandingan nilai koefisien regresi
Hal ini karena apabila lingkungan kerja fisik ini menyatakan bahwa lingkungan kerja yang
seperti: penerangan, warna, udara, musik, terjadi di PT. Naraya Telematika yang paling
kebersihan, dan keamanan semakin baik, maka dominan adalah lingkungan kerja non fisik yang
kinerja karyawan pun juga bertambah baik. terdiri dari: struktur tugas, desain pekerjaan, pola
kepemimpinan, pola kerja sama dan budaya
b. Pengaruh Lingkungan Kerja Non Fisik (X2)
organisasi.
Terhadap Kinerja Karyawan (Y)
Berdasarkan hasil analisis regresi linier 5. KESIMPULAN DAN SARAN
berganda didapat variabel lingkungan kerja non 5.1 Kesimpulan
fisik (X2) memiliki koefisien regresi yang 1) Variabel bebas mempunyai pengaruh yang
menunjukan nilai sebesar 0,338 nilai tersebut signifikan secara simultan terhadap kinerja
berarti bahwa variabel bebas lingkungan kerja non karyawan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
fisik memiliki pengaruh positif atau berbanding pengujian terhadap hipotesis yang menyatakan
7
bahwa adanya pengaruh lingkungan kerja Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Administrasi
secara simultan terhadap kinerja karyawan & Bisnis. Bandung: CV.Alfabeta
dapat diterima. Swasta, DH, Skutjo W, Ibnu. 1988. Pengantar
2) Berdasarkan pada hasil uji t didapatkan bahwa Bisnis Modern. Edisi ketiga. Yogyakarta:
kedua variabel mempunyai pengaruh Liberty
signifikan terhadap kinerja karyawan yaitu
lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja
non fisik. Pada hasil uji t didapatkan bahwa
variabel lingkungan kerja non fisik
mempunyai nilai koefisien regresi yang paling
besar.

5.2 Saran
1) Diharapkan pihak perusahaan dapat
mempertahankan serta meningkatkan
pelayanan terhadap lingkungan kerja non fisik,
karena variabel lingkungan kerja non fisik
mempunyai pengaruh yang dominan dalam
mempengaruhi kinerja karyawan, diantaranya
yaitu dengan struktur tugas, desain pekerjaan,
pola kepemimpinan, pola kerja sama dan
budaya organisasi, sehingga kinerja karyawan
akan terus meningkat.
2) Mengingat variabel bebas dalam penelitian ini
merupakan hal yang sangat penting dalam
mempengaruhi kinerja karyawan diharapkan
hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai
acuan bagi peneliti selanjutnya untuk
mengembangkan penelitian ini dengan
mempertimbangkan variabel-variabel lain
yang merupakan variabel lain diluar variabel
yang sudah masuk dalam penelitian ini seperti
motivasi karyawan, dukungan atasan terhadap
bawahan, keberadaan pekerjaan, dan
hubungan karyawan dalam organisasi.

DAFTAR PUSTAKA
As’ad, M. 2004. Psikologi Industri. Yogyakarta:
Liberty
Mangkunegara, Anwar P. 2004. Perilaku dan
Budaya Organisasi. Bandung: PT.Refika
Aditama
Moekijat. 1995. Tata Laksana Kantor Manajemen
Perkantoran. Cetakan ketujuh. Bandung:
Mandar Maju
Nitisemito, Alex. 2000. Manajemen Personalia.
Jakarta: Ghalia Indonesia
Ranupandojo, Heidjrachman & Suad Husnan.
1997. Manajemen Personalia. Yogyakarta:
BPFE
Sedarmayanti. 2001. Manajemen Perkantoran
Modern. Bandung: Mandar Maju
Simanjuntak, Payaman J. 2005. Manajemen dan
Evaluasi Kinerja. Jakarta: FE UI.
8

Anda mungkin juga menyukai