Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN PADA KLIEN

DENGAN PRILAKU PERCOBAAN BUNUH DIRI

A. Konsep Dasar Teori


1. Pengertian
Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan
dapat mengakhiri kehidupan. Bunuh diri mungkin merupakan keputusan
terkahir dari individu untuk memecahkan masalah yang dihadapi (Keliat
1991 : 4).

2. Rentang Respon Neurobiologis


Menurut Fitria (2012) mengemukakan rentang harapan – putus
harapan merupakan rentang adaptif – maladaptif.

Adatif Maldatif

Peningkatan Beresiko Destruktif diri Pencederaan Bunuh Diri


diri destruktif tidak langsung Diri
Keterangan :
a. Peningkatan Diri : seseorang dapat meningkatkan
proteksi atau pertahanan diri secara wajar terhadap situasional yang
membutuhkan pertahanan diri.
b. Beresiko destruktif : seseorang memiliki kecendrungan
atau beresiko mengalami perilaku destruktif atau menyalahkan diri
sendiri terhadap situasi yang seharusnya dapat mempertahankan diri,
seperti seseorang merasa patah semangat bekerja ketika dirinya
dianggap tidak loyal terhadap pimpinan padahal sudah melakukan
pekerjaan secara optimal.
c. Destruktif diri tidak langsung : seseorang telah
mengambil sikap yang kurang tepat terhadap situasi yang
membutuhkan dirinya untuk mempertahankan diri.
d. Pencederaan Diri : seseorang melakukan percobaan
bunuh diri atau pencederaan diri akibat hilangnya harapan terhadap
situasi yang ada.
e. Bunuh diri : seseorang telah melakukan kegiatan bunuh
diri sampai dengan nyawanya hilang.

3. Etiologi
Banyak penyebab tentang alasan seseorang melakukan bunuh diri :
1. Kegagalan beradaptasi, sehingga tidak dapat menghadapi stres.
2. Perasaan terisolasi, dapat terjadi karena kehilangan hubungan
interpersonal/gagal melakukan hubungan yang berarti.
3. Perasaan marah/ bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan hukuman
pada diri sendiri.
4. Cara untuk mengakhiri keputusasaan.

4. Faktor Predisposisi
Menurut Stuart dan Sundeen (1997), faktor predisposisi bunuh diri antara
lain :
1. Diagnostik > 90% orang dewasa yang mengakhiri hidupnya
dengan bunuh diri, mempunyai hubungan dengan penyakit jiwa. Tiga
gangguan jiwa yang dapat membuat individu beresiko untuk bunuh
diri yaitu gangguan apektif, penyalahgunaan zat, dan skizofrenia.
2. Sifat kepribadian
Tiga aspek kepribadian yang berkaitan erat dengan besarnya resiko
bunuh diri adalah rasa bermusuhan, implisif dan depresi.
3. Lingkungan psikososial
Seseorang yang baru mengalami kehilangan, perpisahan/perceraian,
kehilangan yang dini dan berkurangnya dukungan sosial merupakan
faktor penting yang berhubungan dengan bunuh diri.
4. Riwayat keluarga
Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri merupakan
faktor resiko penting untuk prilaku destruktif.
5. Faktor biokimia
Data menunjukkan bahwa secara serotogenik, apatengik, dan
depominersik menjadi media proses yang dapat menimbulkan
prilaku destrukif diri.

5. Faktor Presipitasi
1. Faktor pencetus seseorang melakukan percobaan bunuh
diri adalah :
2. Perasaan terisolasi dapat terjadi karena kehilangan
hubungan interpersonal/gagal melakukan hubungan yang berarti.
3. Kegagalan beradaptasi sehingga tidak dapat menghadapi
stres.
4. Perasaan marah/bermusuhan, bunuh diri dapat
merupakan hukuman pada diri sendiri.
5. Cara untuk mengakhiri keputusasaan.

6. Klasifikasi Bunuh Diri


Semua prilaku bunuh diri adalah serius apapun tujuannya. Orang
yang siap membunuh diri adalah orang yang merencanakan kematian
dengan tindak kekerasan, mempunyai rencana spesifik dan mempunyai
niat untuk melakukannya. Prilaku bunuh diri biasanya dibagi menjadi 3
kategori :
1. Ancaman bunuh diri
Peningkatan verbal/nonverbal bahwa orang tersebut
mempertimbangkan untuk bunuh diri. Ancaman menunjukkan
ambivalensi seseorang tentang kematian, kurangnya respon positif
dapat ditafsirkan seseorang sebagai dukungan untuk melakukan
tindakan bunuh diri.
2. Upaya bunuh diri
Semua tindakan yang diarahkan pada diri yang dilakukan oleh
individu yang dapat mengarah pada kematian jika tidak dicegah.
3. Bunuh diri
Mungkin terjadi setelah tanda peningkatan terlewatkan atau
terabaikan. Orang yang melakukan percobaan bunuh diri dan yang
tidak langsung ingin mati mungkin pada mati jika tanda-tanda
tersebut tidak diketahui tepat pada waktunya.
Percobaan bunuh diri terlebih dahulu individu tersebut mengalami
depresi yang berat akibat suatu masalah yang menjatuhkan harga
dirinya.

7. Tanda dan Gejala


Pengkajian orang yang bunuh diri juga mencakup apakah orang
tersebut tidak membuat rencana yang spesifik dan apakah tersedia alat
untuk melakukan rencana bunuh diri tersebut.
1. Petunjuk dan gejala
a. Keputusasaan
b. Celaan terhadap diri sendiri, perasaan gagal dan tidak
berguna
c. Alam perasaan depresi
d. Agitasi dan gelisah
e. Insomnia yang menetap
f. Penurunan BB
g. Berbicara lamban, keletihan, menarik diri dari
lingkungan sosial.
2. Petunjuk psikiatrik
a. Upaya bunuh diri sebelumnya
b. Kelainan afektif
c. Alkoholisme dan penyalahgunaan obat
d. Kelaianan tindakan dan depresi mental pada remaja
e. Dimensia dini/ status kekacauan mental pada lansia
3. Riwayat psikososial
a. Baru berpisah, bercerai/ kehilangan
b. Hidup sendiri
c. Tidak bekerja, perbahan/ kehilangan pekerjaan baru dialami
4. Faktor-faktor kepribadian
a. Implisit, agresif, rasa bermusuhan
b. Kegiatan kognitif dan negatif
c. Keputusasaan
d. Harga diri rendah
e. Batasan/gangguan kepribadian antisosial

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Tinjauan kembali riwayat klien untuk adanya stressor
pencetus dan data signifikan tentang :
1. Kerentaan genetik-biologik (riwayat keluarga).
2. Peristiwa hidup yang menimbulkan stres dan kehilangan yang
baru dialami.
3. Hasil dan alat pengkajian yang terstandarisasi untuk depresi.
4. Riwayat pengobatan.
5. Riwayat pendidikan dan pekerjaan.
b. Catat ciri-ciri respon psikologik, kognitif, emosional dan
prilaku dari individu dengan gangguan mood.
c. Kaji adanya faktor resiko bunuh diri dan letalitas prilaku
bunuh diri :
1. Tujuan klien misalnya agar terlepas dari stres, solusi masalah yang
sulit.
2. Rencana bunuh diri termasuk apakah klien memiliki rencana yang
teratur dan cara-cara melaksanakan rencana tersebut.
3. Keadaan jiwa klien (misalnya adanya gangguan pikiran, tingkat
gelisah, keparahan gangguan mood).
4. Sistem pendukung yang ada.
5. Stressor saat ini yang mempengaruhi klien, termasuk penyakit lain
(baik psikiatrik maupun medik), kehilangan yang baru dialami dan
riwayat penyalahgunaan zat.
d. Kaji sistem pendukung keluarga dan kaji pengetahuan
dasar keluarga klien, atau keluarga tentang gejala, meditasi dan
rekomendasi pengobatan gangguan mood, tanda-tanda kekambuhan
dan tindakan perawatan diri.

2. Pohon Masalah
Bunuh Diri

Resiko Bunuh Diri

Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah Kronis


3. Diagnosa Keperawatan
a. Risiko Bunuh Diri
b. Bunuh Diri
c. Isolasi Sosial
d. Harga Diri Rendah Kronis
4. Pelaksanaan
Tindakan keperawatan yang dilakukan harus disesuaikan dengan
rencana keperawatan yang telah disusun. Sebelum melaksanakan tindakan
yang telah direncanakan, perawat perlu memvalidasi dengan singkat
apakah rencana tindakan masih sesuai dengan kebutuhannya saat ini (here
and now). Perawat juga meniali diri sendiri, apakah mempunyai
kemampuan interpersonal, intelektual, teknikal sesuai dengan tindakan
yang akan dilaksanakan. Dinilai kembali apakah aman bagi klien, jika
aman maka tindakan keperawatan boleh dilaksanakan.

5. Evaluasi
a. Ancaman terhadap integritas fisik atau sistem dari klien
telah berkurang dalam sifat, jumlah asal atau waktu.
b. Klien menggunakan koping yang adaptif.
c. Klien terlibat dalam aktivitas peningkatan diri.
d. Prilaku klien menunjukan kepedualiannya terhadap
kesehatan fisik, psikologi dan kesejahteraan sosial.
e. Sumber koping klien telah cukup dikaji dan dikerahkan.
DAFTAR PUSTAKA

Keliat. B.A. 2006. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

Stuart, Sudden, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 3. Jakarta : EGC

Fitria, Nita. 2012. Prinsip Dasar Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tidakan Keperawatan (LP dan SP) revisi 2012.
Jakarta : Salemba Mediaka

Anda mungkin juga menyukai