Anda di halaman 1dari 29

8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Remaja

1. Pengertian

Remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan

fisik, emosi dan psikis. Masa remaja yakni antara usia 10-19 tahun adalah

suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia (Setiyaningrum,

2014:34)

Masa remaja adalah waktu meningkatnya perbedaan di antara anak

muda mayoritas, yang diarahkan untuk mengisi masa dewasa dan

menjadikannya produktif, dan minoritas yang akan berhadapan dengan

masalah besar. Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai

dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria

(Efendi, 2009:11).

Remaja merupakan tahapan seseorang dimana ia berada diantara fase

anak dan dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik, perilaku, kognitif,

biologis dan emosi. Untuk mendeskripsikan remaja dari waktu ke waktu

memang berubah sesuai perkembangan zaman. Ditinjau dari segi pubertas

100 tahun terakhir usia remaja putri mendapatkan haod pertama semakin

berkurang dari 17 tahun menjadi 12 tahun, demikian pula remaja laki-laki.

Kebanyakan orang menggolongkan remaja dari usia 12 sampai 24 tahun dan

beberapa ahli menyebutkan 15 sampai 24 tahun. Hal yang terpenting adalah

seseorang mengalami perubahan pesat dalam hidupnya di berbagai aspek

(Efendi, 2009:34).
9

Remaja didefenisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak

ke dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (2007) adalah 12 sampai 24

tahun. Namun jika pada usia remaja seseorang sudah menikah, maka ia

tergolong dalam dewasa dan bukan lagi remaja. Sebaliknya jika usia sudah

bukan lagi remaja tetapi masih tergantung sama orang tua (tidak mandiri)

maka tetap dimasukkan ke dalam kelompok remaja (Efendi, 2009:35).

Dari seluruh definisi remaja yang dikemukakan di atas dapat

disimpulkan bahwa remaja termasuk dalam kategori usia 12 tahun sampai 22

tahun, berada pada masa transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa

yang mengalami fase perkembangan menuju kematangan secara mental,

emosi, fisik, dan sosial.

2. Tahapan Remaja

Ketika memasuki masa pubertas, setiap anak telah mempunyai sistem

kepribadian yang merupakan pembentukan dari perkembangan selama ini. Di

luar sistem kepribadian anak seperti perkembangan ilmu pengetahuan dan

informasi, pengaruh media massa, keluarga, sekolah, teman sebaya, budaya,

agama, nilai dan norma masyarakat tidak dapat diabaikan dalam proses

pembentukan kepribadian tersebut. Pada masa remaja, seringkali berbagai

faktor penunjang ini dapat saling mendukung dan dapat saling berbenturan

pula (Efendi, 2009:36).

Menurut Aristoteles dalam Sarwono (2011:26), tahap-tahap

perkembangan jiwa yaitu antara lain :

a. 0-7 tahun : masa kanak-kanak (infancy).

b. 7-14 tahun : masa anak-anak (boyhood).

c. 14-21 tahun : masa dewasa muda (young manhood).


10

Ada empat tahapan perkembangan menurut Rousseau adalah sebagai berikut:

a. Usia 0-4 atau 5 tahun : Masa kanak-kanak (infancy)

Tahap ini di dominasi oleh perasaan senang (pleasure) dan tidak

senang (pain) dan menggambarkan tahap evolusi dimana manusia masih

sama dengan binatang.

b. Usia 5-12 tahun : Masa bandel (savage stage)

Tahap ini mencerminkan era manusia liar, manusia pengembara

dalam evolusi manusia. Perasaan-perasaan yang dominan dalam periode

ini adalah ingin main-main, lari-lari, loncat-loncat dan sebagainya, yang

pada pokoknya untuk melatih ketajaman indera dan keterampilan

anggota-anggota tubuh. Kemampuan akal masih sangat kurang sehingga

dikatakan oleh Rousseau bahwa anak pada kurun usia ini jangan dulu

diberikan pendidikan formal seperti berhitung dan membaca serta

menulis.

c. Usia 12-15 tahun : Bangkitnya akal (ratio), nalar (reason),

dan kesadaran diri (self consciousness).

Dalam masa ini terdapat energi dan kekuatan fisik yang luar biasa

serta tumbuh keinginan tahu dan mencoba. Anak dianjurkan berlajar

tentang alam dan kesenian, tetapi yang penting adalah proses belajarnya

bukan hasilnya. Anak akan belajar dengan dengan sendirinya karena

periode ini mencerminkan era perkembangan ilmu pengetahuan dalam

evolusi manusia.

d. Usia 15-20 tahun

Dinamakan masa kesempurnaan remaja (adolescence) dan

merupakan puncak perkembangan emosi. Dalam tahap ini terjadi


11

perubahan dari kecenderungan mementingkan diri sendiri kepada

kecenderungan memperhatikan kepentingan orang lain dan

kecenderungan memperhatikan harga diri. Gejala yang lain timbul dalam

tahap ini adalah bangkitnya dorongan seks.

3. Perkembangan Masa Remaja

Menurut Dieny (2014:29), perkembangan-perkembangan masa

pubertas antara lain :

a. Perkembangan psiklogis

Pertumbuhan fisik terutama organ-organ seksual mempengaruhi

berkembangnya emosi atau perasaan-perasaan dan dorongan baru seperti

perasaan cinta, rindu dan keinginan untuk berkenalan lebih intim dengan

lawan jenis.

Pada usia remaja awal, perkembangan emosinya menunjukkan

sifat yang sensitif dan reaktif yang sangat kuat terhadap berbagai

peristiwa atau situasi sosial, emosinya bersifat negatif dan temperamental

yaitu mudah tersinggung dan sedih. Salah satu aspek psikologis dari

perubahan fisik di masa remaja adalah remaja menjadi sangat

memperhatikan tubuh mereka dan membangun citranya sendiri mengenai

bagaimana tubuh mereka di mata orang lain. Perhatian yang berlebihan

terhadap citra tubuh sendiri, sangat kuat pada masa remaja.

b. Perkembangan sosial

Salah satu tugas perkembangan pada masa remaja yang tersulit

adalah yang berhubungan dengan penyesuaian sosial. Perkembangan

sosial remaja dipengaruhi oleh pengalaman sosial yang dialami pada masa
12

kanak-kanak. Untuk menemukan jati dirinya maka remaja harus

mempunyai peran dalam kehidupan sosialnya.

Dalam perkembangan sosialnya, remaja mulai memisahkan diri

dari orang tua dan mulai memperluas hubungan dengan teman sebaya.

Kelompok sebaya menjadi begitu berarti dan sangat berpengaruh dalam

kehidupan sosial remaja. Di dalam kelompok sebagaya, remaja menjadi

sangat bergantung kepada teman sebagai sumber kesenangannya dan

keterikatannya.

Besarnya peranan teman sebaya dalam kehidupan sosial remaja

mendorong untuk membentuk kelompok-kelompok usia sebaya. Di dalam

pembentukan kelompok juga akan diikuti dengan adanya perilaku

konformitas kelompok dimana remaja akan menyesuaikan dan menyatu

dengan kelompok agar mereka dapat diterima oleh kelompoknya.

c. Perkembangan kepribadian

Banyak remaja yang menggunakan standar kelompok sebagai

dasar konsep mereka mengenai kepribadian ideal dalam menilan

kepribadian mereka sendiri. Banyak kondisi dalam kehidupan remaja

yang turut membentuk pola kepribadian melalui pengaruhnya kepada

konsep diri, diantaranya sama dengan kondisi pada masa kanak-kanak,

tetapi banyak yang merupakan akibat dari perubahan-perubahan fisik dan

psikologis yang terjadi selama masa remaja.

Setiap tahap perkembangan akan terdapat tantangan dan kesulitan-

kesulitan yang membutuhkan suatu keterampilan untuk mengatasinya.

Remaja dihadapkan pada dua tugas utama yaitu mencapai ukuran


13

kebebasan atau kemandirian dari orang tua dan membentuk identitas diri

untuk mencapai kematangan pribadi.

d. Perkembangan kognitif

Salah satu tugas perkembangan yang harus dilaluinya adalah

mampu berpikir secara lebih dewasa dan rasional, serta memiliki

pertimbangan yang lebih matang dalam menyelesaikan masalah. Mereka

harus mampu mengembangkan standar moral dan kognitif yang dapat

dijadikan sebagai petunjuk dan menjamin konsistensi dalam membuat

keputusan dan bertindak. Dengan kata lain remaja harus memiliki

kemampuan intelektual serta konsepsi yang dibutuhkan untuk menjadi

warga masyarakat yang baik.

a. Perkembangan cara berpikir merupakan satu hal yang

cukup menarik untuk dicermati pada fase ini cara berpikir kognitif yang

ditunjukkan pada masa kanak-kanak sudah ditinggalkan. Kekuatan

pemikiran remaja yang sedang berkembang membuka cakrawala kognitif

dan cakrawala sosial yang abru. Pemikiran remaja semakin abstrak, logis,

idealis, lebih mampu menguji pemikiran diri sendiri, pemikiran orang

lain dan apa yang orang lain pikirkan tentang diri mereka.

B. Kesehatan Reproduksi

1. Pengertian

Dalam proses tumbuh kembang, masa remaja merupakan peralihan

antara masa kanak-kanak ke masa dewasa. Proses ini ditandai dengan

pertumbuhan fisik dan pematangan fungsi organ hormonal serta pengaruh

lingkungan. Factor-faktor ini berhubungan dengan Kesehatan Reproduksi


14

Remaja yang didefinisikan sebagai seuatu keadaan kesehatan yang sempurna

secara fisik, mental dan social dan bukan semata-mata terbebas dari penyakit

atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan system

reproduksi (Dewi, 2013:21).

Reproduksi adalah suatu proses kehidupan manusia dalam

menghasilkan keturunan demi kelestarian hidup (ICPD, 1994). Kesehatan

reproduksi adalah keadaan sehat jasmani, rohani dan bukan hanya terlepas

dari ketidakhadiran penyakit atau kecacatan semata, yang berhubungan

dengan sistem, fungsi dan proses reproduksi (Dewi, 2013:21).

Kesehatan reproduksi menurut Depkes (2004) adalah keadaan

kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh (tidak semata-mata bebas

dari penyakit atau kecacatan) dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem

reproduksi dan fungsi serta prosesnya. Iskandar (1995), menambahkan bahwa

kesehatan reproduksi yaitu mencakup kondisi dimana wanita dan pria dapat

melakukan hubungan seks secara aman, dengan atau tanpa tujuan terjadinya

kehamilan, dan bila kehamilan diinginkan, wanita dimungkinkan

menjalankan kehamilan dengan aman, melahirkan anak yang sehat serta

didalam kondisi siap merawat anak yang dilahirkan. Kesehatan reproduksi

remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses

reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-

mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat

secara mental serta sosial kultur (Setiyaningrum, 2015:25).

2. Hal yang berhubungan dengan Kesehatan Reproduksi Remaja

Hal yang berhubungan dengan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)

yaitu pubertas yang mempunyai arti awal masa remaja. Pada masa pubertas
15

terjadi perubahan badaniah yang menandai adanya kemampuan untuk

melanjutkan keturunan (reproduksi). Ada uang menyebut pubertas sebagai

saat pematangan seksual. Perubahan ini disertai perubahanmental dan akan

mempengaruhi perilakumu (Setiyaningrum, 2015:25).

Perubahan yang terjadi pada setiap orang itu berbeda-beda, karena

setiap orang memiliki perbedaan saat kematangan sekseual. Biasanya

perempan mengalami pubertas lebih awal pada usia 11-12 tahun, sedangkan

laki-laki pada usia 13-15 tahun.

3. Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja

Mneurut Dewi (2013:22), masalah kesehatan reproduksi remaja antara lain :

a. Hamil yang Tidak Dikehendaki (Unwanted Pregnancy)

Kehamilan yang tidak dikehendaki (Unwanted pregnancy)

merupakan salah satu akibat dari kurangnya pengetahuan remajamengenai

perilaku seksual remaja. Faktor lain penyebab semakin banyaknya terjadi

kasus kehamilan yang tidak dikehendaki (unwanted pregnancy) yaitu

anggapan-anggapan remaja yang keliru seperti kehamilan tidak akan

terjadi apabila melakukan hubungan seks baru pertama kali, atau pada

hubungan seks yang jarang dilakukan, atau hubungan seks dilakukan oleh

perempuan masih muda usianya, atau bila hubungan seks dilakukan

sebelum atau sesudah menstruasi, atau hubungan seks dilakukan dengan

menggunakan teknik coitus interuptus (senggama terputus).

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Khisbiyah (1995) terdapat

responden yang mengatakan untuk menghindari kehamilan maka

hubungan seks dilakukan di antara dua waktu menstruasi. Informasi itu

melakukan hubungan seks diantara dua menstruasi ini tentu saja


16

bertentangan dengan kenyataan bahwa sebenarnya masa anatara dua siklus

menstruasi merupakan masa subur bagi seorang wanita.

Kehamilan yang tidak dikehendaki (unwanted pregnancy)

membawa remaja pada dua pilihan yaitu melanjutkan kehamilan kemudian

melahirkan dalam usia remaja (early childbearing) atau menggugurkan

kandungan merupakan pilihan yang harus remaja itu jalani. Banyak remaja

putri yang mengalami kehamilan yang tidak diinginkan (unwanted

pregnancy) terus melanjutkan kehamilannya (Dewi, 2013:22).

Konsekuensi dari keputusan untuk melanjutkan kehamilan adalah

melahirkan anak yang dikandungnya dalam usia yang relatif muda. Hamil

dan melahirkan dalam usia remaja merupakan salah satu faktor resiko

kehamilan yang tidak jarang membawa kematian ibu. Kematian ibu yang

hamil dan melahirkan pada usia kurang dari 20 tahun lebih besar 3-4 kali

dari kematian ibu yang hamil dan melahirkan pada usia 20-35 tahun. Dari

sudut kesehatan obstetri, hamil pada usia remaja dapat mengakibatkan

resiko komplikasi pada ibu dan bayi antara lain yaitu terjadi perdarahan

pada trimester pertama dan ketiga, anemia, preeklamsia, eklamsia, abortus,

partus prematurus, kematian perinatal, berat bayi lahir rendah (BBLR) dan

tindakan operatif obstetri

b. Aborsi

Aborsi (pengguguran) berbeda dengan keguguran. Aborsi atau

pengguguran kandungan adalah terminasi (penghentian) kehamilan yang

disengaja (abortus provokatus). Abortus provocatus yaitu kehamilan yang

diprovokasi dengan berbagai macam cara sehingga terjadi pengguguran.

Sedangkan keguguran adalah kehamilan berhenti karena faktor-faktor


17

alamiah (abortus spontaneus) (Hawari, 2006). Data yang tersedia dari

1.000.000 aborsi sekitar 60,0% dilakukan oleh wanita yang tidak menikah,

termasuk para remaja. Sekitar 70,0- 80,0% merupakan aborsi yang tidak

aman (unsafe abortion). Aborsi tidak aman (unsafe abortion) merupakan

salah satu faktor menyebabkan kematian ibu (Dewi, 2013:23).

Aborsi yang disengaja (abortus provocatus) ada dua macam yaitu

pertama, abortus provocatus medicalis yakni penghentian kehamilan

(terminasi) yang disengaja karena alasan medik. Praktek ini dapat

dipertimbangkan, dapat dipertanggungjawabkan dan dibenarkan oleh

hukum. Kedua, abortus provocatus criminalis, yaitu penghentian

kehamilan (terminasi) atau pengguguran yang melanggar kode etik

kedokteran, melanggar hukum agama, haram menurut syariat Islam dan

melanggar Undang-Undang (kriminal).

c. Penyakit Menular Seksual (PMS)

Menurut Notoatmodjo (2010), penyakit menular seksual

merupakan suatu penyakit yang mengganggu kesehatan reproduksi yang

muncul akibat dari prilaku seksual yang tidak aman. Penyakit Menular

Seksual (PMS) merupakan penyakit anak muda atau remaja, karena remaja

atau anak muda adalah kelompok terbanyak yang menderita penyakit

menular seksual (PMS) dibandingkan kelompok umur yang lain. PMS

adalah golongan penyakit yang terbesar jumlahnya (Duarsa, 2004) cit

(Soetjiningsih, 2004) Remaja sering kali melakukan hubungan seks yang

tidak aman, adanya kebiasaan bergani-ganti pasangan dan melakukan anal

seks menyebabkan remaja semakin rentan untuk tertular Penyakit Menular

Seksual (PMS), seperti Sifilis, Gonore, Herpes, Klamidia. Cara melakukan


18

hubungan kelamin pada remaja tidak hanya sebatas pada genital-genital

saja bisa juga orogenital menyebabkan penyakit kelamin tidak saja terbatas

pada daerah genital, tetapi juga pada daerah-daerah ekstra genital (Dewi,

2013:24).

Faktor-faktor yang mempengaruhi meningkatnya resiko penularan

penyakit menular seksual (PMS) pada remaja adalah faktor biologi, faktor

psikologis dan perkembangan kognitif, perilaku seksual, faktor legal dan

etika dan pelayanan kesehatan khusus remaja.

d. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus and Acquired

Immunodeficiency Syndrome)

AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah suatu

sindrom atau kumpulan gejala penyakit dengan karakteristik defisiensi

kekebalan tubuh yang berat dan merupakan manifestasi stadium akhir

infeksi virus “HIV” (Tuti Parwati, 1996) cit (Notoatmodjo, 2007). HIV

(Human Immunodeficiency Virus) adalah retrovirus RNA tunggal yang

menyebabkan AIDS (Limantara, dkk, 2004) cit (Soetjiningsih, 2004).

Menurut Limantara (2004) cit Soetjiningsih (2004) faktor yang beresiko

menyebabkan HIV pada remaja adalah perubahan fisiologis, aktifitas

sosial, infeksi menular seksual, prilaku penggunaan obat terlarang dan

anak jalanan dan remaja yang lari dari rumah. Perubahan fisiologis yang

dapat menjadi resiko penyebab infeksi dan perjalanan alamiah HIV

meliputi perbedaan perkembangan sistem imun yang berhubungan dengan

jumlah limfosit dan makrofag pada stadium pubertas yang berbeda dan

perubahan pada sistem reproduksi (Dewi, 2013:24).


19

Aktifitas seksual tanpa proteksi merupakan resiko perilaku

yang paling banyak pada remaja. Hubungan seksual dengan banyak

pasangan juga meningkatkan resiko kontak dengan virus HIV. Ada tiga

tipe hubungan seksual yang berhubungan dengan transmisi HIV yaitu

vaginal, oral, dan anal.

4. Penyebab timbulnya penyakit PMS/HIV yang menyerang

kesehatan reproduksi remaja

Menurut Setiyaningrum (2015:31), penyebab timbulnya penyakit

PMS/HIV yang menyerang kesehatan reproduksi remaja :

a. Hindari perbuatan-perbuatan yang beresiko untuk

kehidupanmu kelak.

b. Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah.

c. Berani menolak ajakan yang beresiko tertular PMS atau

HIV/AIDS.

d. Pilih teman yang berakhlak baik.

e. Bagi remaja yang sudah menikah harus saling setia.

Artinya tidak melakukan hubungan seksual dengan orang lain.

f. Gunakannlah masa remajamu untuk hal-hal yang

bermanfaat

5. Cara menanggulangi penyakit PMS/HIV yang penyerang system

reproduksi

Menurut Setiyaningrum (2015), kebersihan merupakan hal yang

penting dalam pencegahan berbagai pengakit infeksi, menjaga kesegaran dan

keindahan tubuh. Menjaga kebersihan tubuh sangat penting bagi semua orang

terlebih pada remaja dengan banyak aktivitas gerak dan olahraga.tubuh cepat
20

berkeringat dan debu menempel pada tubuh sehingga perlu dibersihkan

dengan segera. Kemungkinan penyakit infeksi yang timbul antara lain :

a. Infeksi pencernaan

b. Kulit

c. Tangan

d. Kaki

e. Kuku

f. Alat kelamin

6. Penanganan yang Dilakukan Untuk Mencegah Masalah Kesehatan

Reproduksi Remaja

Penanganan yang dilakukan untuk mencegah masalah kesehatan

reproduksi remaja adalah melalui empat pendekatan yaitu institusi keluarga,

kelompok sebaya (peer group), institusi sekolah dan tempat kerja. Institusi

keluarga disini diharapkan orang tua harus mampu menyampaikan informasi

tentang kesehatan reproduksi dan sekaligus memberikan bimbingan sikap dan

prilaku kepada remaja (Dewi, 2013:26).

Peer group diharapkan mampu tumbuh menjadi peer educator yang

diharapkan dapat membahas dan menangani permasalahan kesehatan

reproduksi remaja. Institusi sekolah dan tempat kerja merupakan jalur yang

sangat potensial untuk melatih peer group ini, karena institusi sekolah dan

tempat kerja ini sangat mempengaruhi kehidupan dan pergaulan remaja

(Dewi, 2013:26).

C. Masa Pubertas

1. Pengertian
21

Pubertas adalah suatu tahap dalam kehidupan remaja yang lebih

dilandasi oleh perubahan fisik yang kemudian dikaitkan dengan

perkembangan kebutuhan psikologisnya. Ia terletak diantara tahap-tahap

perkembangan psikologis di atas tetapi rentang usia biologisnya lebih jelas.

Istilah pubertas berasal dari kata pubes yaitu bagian dari tubuh yang

menutupi bagian depan tulang pinggul dan di dalam area itu terdapat alat

kelamin. Pubertas dapat diartikan sebagai tahap ketika seorang remaja

memasuki kematangan seksual dan mulai berfungsinya organ-organ

reproduksi. (Kartono Mohamad, 1998)

Awal pubertas terjadi pada usia antara 9 - 13 tahun, pada beberapa

anak pubertas terjadi di atas umur tersebut. Berbagai penelitian menunjukkan

bahwa munculnya masa pubertas dipengaruhi oleh status gizi dan kegiatan

fisik. Gadis-gadis yang kurang gizi, yang melakukan diet dan berusaha

menurunkan berat badannya dengan berbagai cara, mengalami keterlambatan

dalam saat menarche. (Kartono Mohamad, 1998).

Pubertas dibagi menjadi 2, yaitu : Pubertas prekok dan pubertas

terlambat.

a. Pubertas prekok

Bila tanda-tanda pubertas ditemukan sebelum umur 8 tahun pada

perempuan dan sebelum umur 9 tahun pada laki-laki. Pubertas prekok

dapat diklasifikasikan berdasarkan aktifitas dari aksis

neuroendokringonud. Pada anak perempuan tanda fisik yang khas adalah

adanya telarche atau pembesaran payudara dan adanya pubarche atau

pertumbuhan rambut pubis serta terjadinya menstruasi. Pada anak laki-


22

laki pubertas ditandai dengan membesarnya volume testis, diikuti dengan

pertumbuhan rambut pubis dan bertambah panjangnya ukuran penis.

Pada anak-anak dengan pubertas prekok kadar hormon FSH dan LH

meningkat sesuai masa pubertas. Untuk mengetahui lokasi kerusakan

Hipotalamus atau di Hipofise dengan tes stimulasi dari GnRH.

Berdasarkan penyebabnya pubertas prekok dibagi menjadi :

1. Pubertas prekok tergantung gonadotropin (GDPP)

Disebabkan karena terangsangnya secara lebih awal aksis

Hipotalamus - Hipofise yang normal, selain itu penyebab GDPP bisa

berupa trauma kepala, tumor otak, hidrosepalus.

2. Pubertas prekok tidak tergantung gonadotropin

(GIPP)

GIPP sering disebut juga pubertas perifer, dimana GIPP ini

disebabkan oleh tidak normalnya produksi hormon seks steroid

dan tidak ada aktifasi dari aksis Hipotalamus - hipofise.

b. Pubertas terlambat

Pada perempuan didefinisikan tidak membesarnya payudara sampai

umur 13 tahun atau tidak adanya menstruasi sampai umur 15 tahun. Pada

laki-laki didefinisikan bila panjang testis tidak mencapai 2,5 cm atau

volume testis tidak mencapai 4 ml sampai umur 14 tahun.

2. Perubahan Fisik Pada Saat Pubertas

Perubahan fisik pubertas dimulai pada sekitar usia 10 atau 11 tahun

pada remaja putri, kira-kira 2 tahun sebelum perubahan pubertas pada anak

laki-laki. perubahan-perubahan ini dapat dibagi menjadi 4 kategori :


23

a. Akselerasi kemudian deselerasi pertumbuhan tulang yaitu lonjakan

pertumbuhan remaja.

b. Perubahan komposisi tubuh sebagai hasil pertumbuhan tulang dan otot

serta perubahan dalam kuantitas dan distribusi lemak.

c. Perkembangan sistem respirasi dan sirkulasi serta organ internal lainnya.

d. Perkembangan organ reproduksi.

Urutan perubahan-perubahan fisik sebagai berikut :

a. Pada anak perempuan.

1) Pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi, anggota-anggota

badan menjadi panjang).

a). Pertumbuhan payudara.

b). Tumbuh bulu yang halus dan lurus berwarna gelap di kemaluan.

c). Mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimal setiap

tahunnya.

d). Bulu kemaluan menjadi keriting.

e). Haid.

f). Tumbuh bulu-bulu ketiak.

2) Pada anak laki-laki.

a). Pertumbuhan tulang-tulang.

b). Testis membesar.

c). Tumbuh bulu kemaluan yang halus, lurus dan berwarna gelap.

d). Awal perubahan suara.

e). Ejakulasi.

f). Bulu kemaluan menjadi keriting.


24

g). Pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimal setiap

tahunnya.

h). Tumbuh rambut-rambut halus di wajah (kumis, jenggot).

i). Tumbuh bulu ketiak.

j). Akhir perubahan suara.

k). Rambut-rambut di wajah bertambah tebal dan gelap.

l). Tumbuh bulu di dada.

3. Hormon-hormon seksual yang mengatur fisik remaja

Alat-alat tubuh yang mengeluarkan zat-zat tertentu disebut

kelenjar. Kelenjar yang berkaitan dengan pertumbuhan seks adalah :

a. Kelenjar bawah otak (pituitary)

Beberapa diantara hormon-hormon dikeluarkan oleh kelenjar

pituitary yang berpengaruh pada seksualitas, yaitu :

1) Hormon pertumbuhan.

Hormon ini merangsang tulang-tulang panjang, sehingga tulang-

tulang panjang itu bertambah panjang.

2) Hormon perangsang pada pria.

Hormon yang mempengaruhi testis. Pada remaja hormon ini

merangsang testis sehingga memproduksi hormon testosteron dan

Androgen serta sel benih laki-laki (spermatozoa).

3) Hormon pengendali.

Pada wanita mempengaruhi indung telur untuk memproduksi ovum

dan hormon estrogen dan progesteron.

4) Hormon air susu mempengaruhi kelenjar susu

wanita di masa wanita itu sedang menyusui bayinya.


25

b. Testis

Testis memproduksi :

1) Hormon androgen dan testosteron yang menyebabkan tumbuhnya

tanda-tanda laki-laki pada orang yang bersangkutan seperti kumis dan

jenggot, jakun, otot yang kuat, suara yang berat, bulu kemaluan dan

ketiak.

2) Benih laki-laki (spermatozoa)

Sejak remaja spermatozoa dibentuk/diproduksi beratus-ratus juta tiap

harinya sampai orang bersangkutan berusia lanjut.

c. Indung telur (ovarium)

Ovarium memproduksi :

1) Hormon progesteron, untuk mematangkan dan mempersiapkan sel

telur sehingga siap untuk dibuahi.

2) Hormon estrogen, mempengaruhi pertumbuhan sifat-sifat kewanitaan

pada tubuh seseorang (payudara membesar, pinggul membesar, suara

halus dan mengatur daur siklus haid.).

3) Sel telur.

Sudah terkandung dalam jumlah banyak di dalam indung telur tetapi

baru dimatangkan satu persatu sejak masuk usia remaja. (Sarlito

Wirawan Sarwono, 2011).

4. Perkembangan Psikososial Remaja

Depkes RI (2001) menyatakan bahwa perkembangan psikososial

remaja dibagi menjadi tiga bagian, yaitu perkembangan psikososial remaja

awal (10-14 tahun), remaja pertengahan (15-16 tahun), dan remaja akhir (17-
26

19 tahun). Berikut ini akan dijelaskan tentang cirri-ciri pada setiap tahap

perkembangan, dampaknya terhadap remaja, dan efeknya terhadap orang tua

(Sarlito Wirawan Sarwono, 2011:46) :


27

Tabel 2.1
Perkembangan Psikososial Remaja

Remaja Awal (10-14 Tahun)


No Tahap Perkembangan Dampak Terhadap Efek Terhadap
Remaja Orang Tua

1 Cemas terhadap Kesadaran diri (self Ornag tua mungkin


penampilan badan consciousness) meningkat menganggap
anaknya terfokus
pada dirinya

2 Perubahan hormonal Pemarah, anak laki-laki Orang tua mungkin


yang tadinya baik dapat menemukan
menjadi lebih agresif, kesulitan dalam
mungkin timbul jerawat berhubungan dengan
(baik pada remaja laki- remaja
laki maupun perempuan)

3 Menyatakan kebebasan Bereksperimen dengan Orang tua merasa


dan merasa sebagai cara berpakaian, berbicara ditolak dan sulit
seorang individu, tidak dan cara penampilan diri, menerima keinginan
hanya sebagai seorang sebagai suatu usaha untuk anak yang berbeda
anggota keluarga mendapatkan identitas dari mereka
baru.

4 Perilaku memberontak Kasar dan menuntut Bila ingin


dan melawan kebebasan mempertahankan
hubungan baik,
orangtua perlu
menangani anak
secara hati-hati.
Orang tua merasa
tidak mudah
membuat
keseimbangan antara
permisif dan
overprotective

5 Kawan menjadi lebih Ingin tampak sama Orang tua mnungkin


penting dengan teman, yaitu terganggu oleh
dalam cara berpakaian, tuntutan finansial
gaya rambut, dan gaya hidup anak
mendengarkan musik dan
28

lainnya

6 Perasaan memiliki Pengaruh teman dan Orang tua merasa


terhadap teman sebaya. orang tua menjadi sangat kurang nyaman
Anak laki-laki besar. Remaja tidak mau karena dikritik oleh
membentuk geng atau berbeda dari teman anaknya sendiri
kelompok. Anak sebaya
perempuan mempunyai
sahabat

7 Sangat menuntut Mungkin tampak tidak Kadang-kadang


keadilan tetapi toleransi dan sulit terjadi bentrokan
cenderung melihat berkompromi. Mungkin dengan peraturan
sesuatu sebagai hitam pula timbul iri hati keluarga. Orang tua
putih serta dari sisi terhadap saudara kandung harus meninjau
pandang dari mereka dan seringkali ribut sikapnya untuk
sendiri dengan mereka mengatasi perasaan
tidak adil ini.

Remaja Pertengahan (15-16 Tahun)

No Tahap Perkembangan Dampak Terhadap Efek Terhadap


Remaja Orang Tua

1 Lebih mampu untuk Lebih tenang, lebih sabar, Orang tua secara
berkompromi lebih bertoleransi, dan bertahap merasakan
dapat menerima pendapat semakin mudah
orang lain meskipun berhubungan dengan
berbeda dengan anaknya
pendapatnya sendiri

2 Belajar berpikir secara Menolak campur tangan Orang tua harus


independent dan orang tua untuk belajar untuk
membuat keputusan mengendalikannya. memberikan
sendiri Kurang dapat dipengaruhi kepercayaan kepada
dan teman tidak lagi anak dan tidak
berpengaruh besar terlalu
mengendalikannya

3 Terus menerus Baju, gaya rambut, sikap, Orang tua mungkin


bereksperimen untuk dan pendapat mereka menanggapi sikap
mendapatkan citra diri sering berubah-ubah remaja secara serius
yang dirasakan nyaman dan khawatir akan
bagi mereka menjadi menetap
29

4 Merasa perlu Mulai bereksperimen Cemas terhadap


mengumpulkan dengan rokok, alkohol, resiko ini, sehingga
pengalaman baru, dan dan kadang-kadang orang tua cenderung
mengujinya walaupun NAPZA membatasi dan
beresiko menetapkan aturan

5 Tidak lagi berfokus Lebih bersosialisasi dan Orang tua melihat


pada diri sendiri tidak lagi pemalu bahwa remaja siap
untuk membina
hubungan dekat

6 Membangun nilai atau Mempertanyakan ide dan Dapat menjadi


norma dan nilai atau norma diterima masalah bila remaja
mengembangkan dari keluarga menolak sikap yang
moralitas mempunyai nilai
tinggi bagi orang tua

7 Mulai membutuhkan Ingin menghabiskan Orang tua cemas dan


lebih banyak teman dan waktu lebih banyak mungkin pula terlalu
rasa setia kawan dengan teman daripada ikut campur
dengan keluarga

8 Mulai membina Mulai berpacaran tapi Orang tua cemas dan


hubungan dengan lawan hubungan belum serius mungkin pula terlalu
jenis ikut campur

9 Intelektual lebih Mulai mempertanyakan Orang tua


berkembang dan ingin sesuatu yang sebelumnya mempunyai
tahu tentang banyak tidak berkesan. Ingin kesempatan untuk
hal, mampu berpikir mengikuti diskusi atau lebih mengtahui
secara abstrak dan debat anaknya
mulai berurusan secara
hipotesis

10 Berkembangnya Mungkin tidak Orang tua perlu


keterampilan intelektual mendapatkan kesempatan menunggu sampai
khusus, misalnya untuk mengembangkan tahap remaja
kemampuan keterampilan ini pertengahan
matematika, bahasa dan sebelum
ilmu pengetahuan menyimpulkan
lainnya tentang kemampuan
intelektual anak

11 Mengembangkan minat Mungkin mengabaikan Orang tua perlu


yang besar dalam pekerjaan sekolah karena mengenali bahwa
bidang seni dan adanya minat yang baru anaknya memiliki
30

olahraga, seperti musik, ini kemampuan yang


seni lukis, tari dan lebih dari dugaannya
lainnya

12 Senang berpetualang, Remaja merasa dirinya Orang tua ingin


ingin berpergian secara mampu, sehingga mereka melarang kegiatan
mandiri, mengkuti tidak mengikuti upaya anak yang
kegiatan seperti penyelamatan diri yang berbahaya
memanjat tebing, naik dianjurkan
gunung dan lainnya

Remaja Pertengahan (17-19 Tahun)

No Tahap Perkembangan Dampak Terhadap Efek Terhadap


Remaja Orang Tua

1 Ideal Cenderung menggeluti Orang tua menjadi


masalah social atau tegang dan stres
politik. Dapat pula karena penolakan
menggeluti nilai-nilai anak terhadap
keagamaan dan bahkan agama dan
pindah agama kepercayaan sendiri

2 Terlibat dalam Mulai belajar mengatasi Keinginan orang tua


kehidupan pekerjaan stress yang dihadapinya, untuk melindungi
dan hubungan diluar mungkin lebih senang anaknya dapat
keluarga pergi dengan teman dari menimbulkan
pada berlibur dengan bentrokan
keluarganya

3 Harus belajar untuk Kecemasan dan Orang tua mungkin


mencapai kemandirian, ketidakpastian masa masih memberikan
baik dalam bidang depan dapat merusak dukungan finansial
financial maupun harga diri dan keyakinan terhadap remaja
emosional diri yang secara
emosional tidak lagi
tergantung kepada
mereka. Hal ini
dapat membuat
hubungan menjadi
lebih mudah

4 Lebih mampu membuat Mempunyai pasangan Orang tua cenderung


hubungan dengan lawan yang lebih serius dan cemas terhadap
31

jenis yang lebih stabil banyak menghabiskan hubungan yang


waktunya dengan mereka terlalu serius dan
terlalu dini. Mereka
takut sekolah atau
pekerjaan akan
terabaikan

5 Mereka sebagai orang Cenderung merasa Orang tua mungkin


dewasa yang setara pengalamannya berbeda berkecil hati
dengan anggota dengan orang tuanya menghadapi
keluarga lainnya keadaan ini

6 Hampir siap untuk Mungkin ingin Orang tua perlu


menjadi orang dewasa meninggalkan rumah dan menyesuaikan bila
yang mandiri hidup sendiri akhirnya anak
meninggalkan
rumah

D. Pengetahuan

1. Pengertian

Pengetahuan merupakan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil

tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung,

telinga dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan

sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh

intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan

seseorang diperoleh melalui indra pendengaran (telinga), dan indra

penglihatan (mata) (Notoatmodjo, 2010:56).

Apabila pengetahuan itu mempunyai sasaran yang tertentu,

mempunyai metode atau pendekatan untuk mengkaji objek tersebut sehingga

memperoleh hasil yang dapat disusun secara sistematis dan diakui secara

universal, maka terbentuklah disiplin ilmu. Dengan perkataan lain,

pengetahuan ini dapat berkembang menjadi ilmu apabila memenuhi kriteria


32

mempunyai objek kajian, mempunyai metode pendekatan, bersifat universal

(mendapat pengakuan secara umum) (Notoatmodjo, 2010:56).

2. Sumber Pengetahuan

Menurut Wawan (2011:23) cara memperoleh pengetahuan yaitu

adalah sebagai berikut :

a. Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan

1) Cara coba-coba salah (Trial dan Error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan dan

bahkan mungkin sebelum adanya peradapan yang dilakukan dengan

menggunakan kemungkinaan yang lain sampai masalah dapat

dipecahkan.

2) Cara kekuasaan atau otoriter

Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-pemimpin

masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang

pemerintahan. Prinsip ini adalah orang lain menerima pendapat yang

dikemukakan oleh orang yang punya otoriter, tanpa terlebih dahulu

membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris maupun

berdasarkan masa lalu.

3) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh

pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali

pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang

dihadapkan pada masa lalu.

b. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan


33

Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah“ atau lebih populer disebut

metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Franeuis

Bacor (1561-1626) kemudian dikembangkan oleh Deobold van Dallien

akhirnya lahir suatu cara penelitian yang dewasa ini kita kenal sebagai

metodologi penelitian ilmiah.

3. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010:57) faktor yang mempengaruhi

pengetahuan adalah :

a. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian

dan kemampuan di dalam dan luar sekolah berlangsung seumur hidup.

b. Media massa / informasi

Informasi yang diperoleh dari pendidikan formal dan non formal

dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate inpact) sehingga

menghasilakan perubahan atau peningkatan pengetahuan.

c. Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh seseorang tanpa melalui

penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian

seseorang akan bertambah pengetahuan walaupun tidak melakukannya.

d. Lingkungan

Lingkungan sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulangi kembali

pengetahauan yang diperoleh dalam memecahkan masalh yang dihadapi

masa lalu.

e. Usia
34

Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin

bertambah usia akan makin bertambah pula daya tangkap dan pola

pikirnya, sehingganpengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.

4. Tingkatan Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010:57), pengetahuan seseorang terhadap

objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis

besarnya pengetahuan dibagi menjadi 6 tingkatan sebagai berikut:

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai recal (memanggil) memori yang telah ada

sebelumnya setelah mengamati sesuatu.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut,

tidak sekedar dapat menyebutkan tetapi orang tersebut harus dapat

menginterpretasikan secara benat tentang objek yang diketahui tersebut.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi ini diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang

dimaksud dapat menggunakan atau dapat mengaplikasikan prinsip yang

diketahui tersebut pada situasi dan lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau

memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen.

e. Sintesis (Syntesis)
35

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum

atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen-

komponen.

f. Evaluasi (Evalution)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu.

5. Hasil Ukur Tingkat Pengetahuan

Menurut Arikunto (2010) dalam Wawan (2011:24), pengetahuan

seseorang dapat diketahui dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat

kualitatif, yaitu :

a. Kurang Baik :

Hasil presentase < 56%.

b. Cukup Baik :

Hasil presentase 56%-75%.

c. Baik : Hasil

presentase 76%-100%.

E. Kerangka Teori

Sebagai bahan acuan dalam penelitian ini, kerangka teori yang digunakan

adalah teori Notoatmodjo (2010) yang dapat digambarkan sebagai berikut :

Bagan 2.1
Kerangka Teori

Pendidikan
Media Massa / Informasi
Sosial Budaya dan Ekonomi Pengetahuan
Lingkungan
Usia
36

Sumber :Teori Notoatmodjo (2010)

Anda mungkin juga menyukai