REFLEKSI KASUS
GANGGUAN ANXIETAS- FOBIA SOSIAL
DISUSUN OLEH:
Muhamad Arief
N 111 17 135
PEMBIMBING:
dr. Dewi Suriany A., Sp.KJ
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 49 tahun
Alamat : Biromaru, kabupaten sigi
Status pernikahan : Menikah
Pendidikan terakhir : S1
Pekerjaan : PNS
Agama : Islam
Tanggal pemeriksaan : 14 November 2019
Tempat Pemeriksaan : Poliklinik RSD Madani
LAPORAN PSIKIATRIK
Autoanamnesis dan alloanamnesis pada tanggal 14 November 2019
I. RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan utama
Tegang dileher
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : Tidak ada
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
E. Proses Berpikir
- Arus Pikiran
a. Hendaya berbahasa : Tidak ada
- Isi Pikiran
a. Gangguan isi pikir : fobia
F. Pengendalian Impuls
Baik, pasien dapat mengendalikan dirinya.
G. Tilikan (Insight)
Derajat VI: Pasien menyadari dirinya sakit dan butuh
pengobatan dari dokter.
V. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I
Berdasarkan deskripsi kasus diatas, dapat disimpulkan bahwa
pasien mengalami gangguan jiwa non-psikotik karena memenuhi
kriteria diagnosa untuk gangguan anxietas yaitu adanya situasi atau
objek yang jelas (dari luar individu itu sendiri), yang sebenarnya
pada saat kejadian ini tidak membahayakan.Berdasarkan PPDGJ
III dan DSM-IV-TR, pasien dapat digolongkan dalam Gangguan
Anxietas Fobia sosial (F41.1).
Aksis II
Ciri kepribadian tidak khas.
Aksis III
Tidak ditemukan diagnosis
Aksis IV
Tidak ditemukan
Aksis V
Berdasarkan Global Assessment of Functioning (GAF) Scale pada 70-
61 yaitu beberapa gejala ringan & menetap, disabilitas ringan dalam
fungsi, secara umum masih baik.
VII. PROGNOSIS
Fobia sosial cenderung memiliki awitan pada masa remaja awal atau
masa kanak-kanak akhir. Fobia sosial cenderung menjadi gangguan kronis
walaupun seperti gangguan ansietas lain. Studi epidemiologis retrospektif
dan studi klinis prospektif memberi kesan bahwa gangguan dapat sangat
mengganggu kehidupan orang selama bertahun-tahun. Hal ini dapat
mencakup gangguan pencapaian akademik atau sekolah,gangguan kinerja
pekerjaan dan perkembangan sosial.
b. Etiologi
1. Teori neurokimia
Pasien dengan fobia penampila ( berbicara di hadapan umum)
dapat melepaskan lebih banyak norepinefrin atau epinefrin baik
secara sentral maupun perifer daripada orang non fobik. 3
2. Teori genetik
Kerabat derajat pertama orang dengan fobia sosial sekitar 3
kali lebih cenderung mengalami fobia sosial daripada kerabat
derajat pertama orang tanpa gangguan jiwa. 3
c. Diagnosis
Kriteria diagnostik DSM-IV-TR untuk gangguan anxietas-
fobik sosial : 3
Rasa takut yang nyata dan menetap terhadap satu atau lebih
situasi sosial atau penampilan saat seseorang terpajan dengan
orang yang tidak dikenalnya atau terpajan dengan kemungkinan
akan diperhatikan secara seksama oleh orang lain. Individu ini
takut kalau ia akan bertindak sedemikian membuatnya
dipermalukan atau memalukan.
Pajanan terhadap situasi sosial yang ditakuti hampir selalu
mencetuskan ansietas yang dapat berupa serangan panik terkait
secara situasional atau serangan panik dengan predisposisi
situasional.
Orang tersebut menghindari rasa takutnya berlebihan atau tidak
beralasan.
Situasi sosial atau penampilan sosial yang ditakuti dihindari atau
dihadapi dengan ansietas maupun penderitaan yang intens.
Penghindaran, antisipasi ansietas, atau distres pada situasi sosial
atau penampilan yang ditakuti mengganggu fungsi rutin normal,
pekerjaan ( atau akademik), atau aktivitas maupun hubungan
sosial secara bermakna atau terdapat distres yang nyata karena
memiliki fobia ini.
Pada seseorang yang berusia dibawah 18 tahun, durasinya
sedikitnya 6 bulan.
Rasa takut atau penghindaran tidak disebabkan efek fisiologis
langsung suatu zat ( contoh, penyalahgunaan obat, obat ) atau
keadaan medis umum dan tidak dapat digolongkan sebagai
gangguan jiwa lain (contoh, gangguan panik dengan atau tanpa
agorafobia, gangguan ansietas perpisahan, gangguan dismorfik
tubuh, gangguan perkembangan pervasif, atau gangguan
kepribadian skizoid)
Jika terdapat keadaan medis umum atau gangguan jiwa lain, rasa
takut pada kriteria pertama tidak terkait dengannya contoh rasa
takut bukan pada gagap atau gemetar pada penyakit parkinson
atau takut pada perilaku makan abnormal pada anoreksia
nervosa atau bulimia nervosa.
Tentukan jika :
Menyeluruh : jika rasa takut mencakup sebagian besar situasi
sosial(juga pertimbangkan diagnosis tambahan gangguan
kepribadian menghindar )
d. Diagnosis Banding
Diagnosis banding ganguan anxietas fobik sosial adalah
agorafobia dan gangguan kepribadian skizoid 3
Kriteria diagnosis agorafobia
a) Ansietas berada di tempat atau situasi yang jalan keluarnya
sulit (atau memalukan) atau tidak ada pertolongan saat
mengalami serangan panik dengan predisposisi situasional
atau tidak terduga atau gejala mirip panik. Rasa takut
agorafobik secara khas melibatkan kelompok khas situasi
yang mencakup berada jauh dari rumah sendirian;berada
dikeramaian atau mengantri; berada dijembatan;dan
berjalan-jalan dengan bus, kereta atau mobil.
b) Situasi tersebut dihindari atau dijalani dengan penderitaan
yang jelas atau atau dengan ansietas akan mengalami
serangan panik atau gejala mirip panik atau membutuhkan
adanya teman
c) Ansietas atau penghindaran fobik tidak disebabkan
gangguan jiwa lain seperti fobia sosial, fobia
spesifik,gangguan obsesi kompulsif, gangguan stres
pascatrauma atau gangguan ansietas perpisahan
Kriteria diagnosis kepribadian skizoid
a) Pola pelepasan dari hubungan sosial yang pervasif dan
kisaran ekspresi emosi yang terbatas didalam lingkungan
interpersonal, dimulai pada masa dewasa awal dan ada
dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh
empat atau lebih hal berikut ini :
- Tidak ada hasrat atau menikmati hubungan dekat
termasuk menjadi bagian dari keluarga
- Hampir selalu memilih aktivitas yang soliter
- Hanya memiliki sedikit, jika ada, minat untuk
menjalani pengalaman seksual dengan orang lain
- Hanya mendapat kesenangan dari sedikit,jika
ada,aktivitas
- Tidak memiliki teman dekat atau orang kepercayaan
selain kerabat derajat pertama
- Tampak acuh terhadap ujian atau kritikan dari orang
lain
- Menunjukkan kedinginan emosi,pelepasan atau afek
datar
b) Tidak hanya terjadi selama perjalanan gangguan
skizofrenia,gangguan mood dengan ciri psikotik atau
gangguan psikotik lain atau gangguan perkembangan
pervasif serta tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung
atau suatu keadaan medis umum.
e. Terapi
a. Psikofarmaka
Obat yang efektif untuk terapi fobia sosial mencakup (1) SSRI, (2)
benzodiazepin )3) venlafaksin(effexor) dan (4) buspiron. Sebagian
besar klinisi mempertimbangkan SSRI sebagai terapi pilihan lini
pertama pasien fobia sosial menyeluruh. Benzodiazepin alprazolam
dan klonazepam juga bermanfaat untuk fobia sosial spesifik
maupun menyeluruh.
b. Psikoterapi
1. Terapi kognitif-perilaku
Aspek kunci keberhasilan terapi adalah (1) komitemen pasien
terhadap terapi (2) masalah dan tujuan yang teridentifikasi jelas
(3) strategi alternatif yang tersedia untuk menghadapi
perasaannya.
2. Terapi pajanan
desensitisasi sistemik yaitu pada metode ini psien secara serial
dipajankan pada daftar stimulus penginduksi ansietas dari yang
paling tidak menakutkan sampai yang paling menakutkan.
Melalui penggunaan obat penenang, hipnosis dan instruksi
untuk relaksasi otot, pasien diajari cara menenangkan sendiri
jiwa dan raga.saat mereka telah menguasai teknik ini, pasien
diminta menimbulkan relaksasi saat menghadapi setiap
stimulus yang mencetuskan ansietas. Ketika mereka telah
menjadi terdesentisasi dengan setiap stimulus didalam skala
itu,pasien berlanjut ke stimulus berikutnya hingga
akhirnya,yang sebelumnya menimbulkan ansietas tidak lagi
bisa mencetuskan pengaruh menyakitkan.
X. FOLLOW UP
Mengevaluasi keadaan umum, pola tidur, pola makan dan
perkembangan penyakit pasien serta menilai efektivitas pengobatan yang
diberikan dan melihat kemungkinan adanya efek samping obat yang
diberikan.
DAFTAR PUSTAKA