Muhamad arief
REFLEKSI KASUS Pembimbing :
Jantung
Perkusi : jantung dalam batas nornal
Auskultasi : BJ 1 dan BJ 2 murni reguler
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen
Inspeksi : tampak datar, kesan normal
Palpasi/Perkusi : Lemas/Tegang : lemas
Hepar : tidak ada pembesaran
Lien : tidak ada pembesaran
Pemeriksaan Psikiatri
Emosi dan afek : Baik - Penyerapan : Baik
Proses berfikir : Baik - Kemauan : Baik
Kecerdasan : Baik - Psikomotor : Baik
PEMERIKSAAN FISIK
Status Neurologis : G C S = E 4 V5 M6
Kepala :
- Posisi : Central
- Penonjolan :-
- Bentuk/Ukuran : Normocephali
STATUS NEUROLOGIS
1. Nervus Olfaktorius
Dextra Sinistra
2. Nervus Optikus
Dextra Sinistra
Tajam Penglihatan Normal Normal
Lapang Pandang Normal Normal
STATUS NEUROLOGIS
Nervus III, IV, VI Orbitalis Dekstra Orbitalis Sinistra
- Pupil
Ukuran/Bentuk 2,5 mm/Bulat 2,5 mmBulat
Isokor/Anisokor Isokor Isokor
Refleks Cahaya +/+ +/+
Langsung/ Tak Langsung
Reflkes Akomodasi TDP TDP
N.V1 : +/+
Sensibilitas
N.V2 : +/+
N.V3 : +/+
Refleks Dagu/Masseter +
Refleks Cornea TDP
• Pendengaran Normal
• Tes Rinne/ Weber Normal
• Deviasi Lidah -
• Fasciculasi -
• Atrofi -
• Tremor -
• Ataxia -
STATUS NEUROLOGIS
Extremitas : Superior Inferior
Dextra Sinistra Dextra Sinistra
- Motorik
Pergerakan Bebas Bebas Bebas Bebas
Kekuatan 5 5 5 5
Tonus otot Normal Normal Normal Normal
Bentuk otot Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi
- Refleks fisiologis :
Biceps ++ ++ KPR ++ ++
Triceps ++ ++ APR ++ ++
STATUS NEUROLOGIS
Superior Inferior
Dextra Sinistra Dextra Sinistra
Refleks Patologis
Hoffman - -
Tromner - -
Babinski - -
Chaddock - -
Scefer - -
Oppenheim - -
Laseque - -
Patrick - -
STATUS NEUROLOGIS
Gangguan Keseimbangan
- Romberg : Saat menutup mata pasien seakan ingin jatuh
- Tendem Gait : Menyimpang dari garis lurus
Gangguan Koordinasi
- Tes jari hidung : Baik
- Tes Disdiadokinesia : Baik
- Tes Jari –jari : Baik
- Tes Tumit Lutut : Baik
Pemeriksaan Fungsi Luhur
- Reaksi Emosi : Baik
- Fungsi Bicara : Baik
- Intelegensia : Baik
RESUME
Pasien mrs dengan keluhan pusing berputar yang bertambah parah sejak 2 hari smrs.
Keluhan pasien muncul pertama kali sekitar 2 minggu yang lalu yaitu, pusing berputar
yang muncul secara tiba-tiba , terutama saat pasien bangun dari tempat tidur. Keluhan
dirasakan hilang timbul, setiap serangan hilang sendiri setelah 10-15 detik dan yang
berputar adalah ruangan sekita pasien. Keluhan dirasakan lebih parah dengan perubahan
posisi terutama saat bangun tidur, tidur menyamping dan membungkuk saat solat.
Keluhan berkurang saat istirahat dan tidur. Nausea (+), Vomitus (+) sebanyak 3 kali
sekita 1 gelas aqua setiap kali muntah dan berisi makanan. Pasien juga mengeluhkan
Tinnitus pada telinga kiri pasien dirasakan hilang timbul sejak 1 bulan. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tes romberg didapatkan hasil gangguan proprioseptik dan
tes tendem gait menunjukkan lesi vestibular
DIAGNOSIS
• Diagnosa Klinis : Vertigo perifer
• Diagnosa Topis : Sistem Vestibular
• Diagnosa Etiologi : BBPV
Diagnosa Banding
- Meniere disease
TERAPI
- IVFD RL 20 tpm
- Inj. Ondansentron 3 x 4 mg/iv
- Inj. Ranitidin 2 x 50 mg/iv
- Vastigo 3 x 8 mg
PROGNOSIS
QUA AD VITAM : dubia ad bonam
QUA AD SANATIONAM : dubia ad malam
TEORI
Vertigo adalah salah satu bentuk gangguan keseimbangan dalam telinga bagian
dalam sehingga menyebabkan penderita merasa pusing atau ruang di
sekelilingnya menjadi serasa 'berputar' ataupun melayang.
Vertigo adalah persepsi yang salah dari gerakan seseorang atau lingkungan
sekitarnya. Persepsi gerakan bisa berupa:
Pemeriksaan neurologis
1. Kesadaran : kesadaran baik untuk vertigo vestibuler perifer dan vertigo
non vestibuler, namun dapat menurun pada vertigo vestibuler sentral.
2. Nervus kranialis : pada vertigo vestibularis sentral dapat mengalami
gangguan pada nervus kranialis III, IV, VI, V sensorik, VII, VIII, IX, X,
XI, XII.
3. Motorik : kelumpuhan satu sisi (hemiparesis).
4. Sensorik : gangguan sensorik pada satu sisi (hemihipestesi).
DIAGNOSIS
5. Keseimbangan (pemeriksaan khusus neuro-otologi)
• Tes nistagmus
• Tes Rhomberg
• Tes rhomberg dipertajam (Sharpen Rhomberg)
• Tes jalan tandem
• Tes Fukuda
• Tes past pointing
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan sesuai dengan etiologi. Dapat dipertimbangkan
pemeriksaan sbb
• Pemeriksaan darah rutin seperti elektrolit, kadar gula darah
direkomendasikan bila ada indikasi tertentu dari hasil anamnesis dan
pemeriksaan fisis.
• CT Scan atau MRI Brain
TERAPI
1. Antihistamin (dimenhidrinat, difenhidramin, meksilin, siklisin)
• Dimenhidrinat lama kerja obat ini ialah 4 – 6 jam. Obat dapat diberi per oral
atau parenteral (suntikan intramuskular dan intravena), dengan dosis 25 mg
– 50 mg (1 tablet), 4 kali sehari.
• Difenhidramin HCl. Lama aktivitas obat ini ialah 4 – 6 jam, diberikan
dengan dosis 25 mg (1 kapsul) – 50 mg, 4 kali sehari per oral.
• Senyawa Betahistin (suatu analog histamin):
a) Betahistin Mesylate dengan dosis 12 mg, 3 kali sehari per oral.
b) Betahistin HCl dengan dosis 8-24 mg, 3 kali sehari. Maksimum 6 tablet
dibagi dalam beberapa dosis.
2. Kalsium Antagonis
Cinnarizine, mempunyai khasiat menekan fungsi vestibular dan dapat
mengurangi respons terhadap akselerasi angular dan linier. Dosis biasanya
ialah 15-30 mg, 3 kali sehari atau 1x75 mg sehari.
BPPV
• Onsetnya lebih seriang terjadi pada usia rata-rata 51 tahun.
• Disebabkan oleh pergerakan otolit dalan kanalis semisirkularis pada telinga
dalam.
• Otolit mengandung Kristal-kristal kecil kalsium karbonat yang berasal dari
utrikulus telinga dalam . Pergerakan dari otolit distimulasi oleh perubahan posisi
dan menimbulkan manifestasi klinik vertigo dan nistagmus.
• Biasanya idiopatik tapi dapat juga diikuti trauma kepala, infeksi kronik
telinga, operasi dan neuritis vestibular sebelumnya
MENIERE DISEASE
• Ditandai dengan vertigo yang intermiten diikuti dengan keluhan pendengaran
. Gangguan pendengaran berupa tinnitus (nada rendah), dan tuli sensoris pada
fluktuasi frekuensi yang rendah, dan sensasi penuh pada telinga.
• Merupakan akibat dari hipertensi endolimfatik. Hal ini terjadi karena dilatasi
dari membrane labirin bersamaan dengan kanalis semisirularis telinga dalam
dengan peningkatan volume endolimfe.
• Dapat terjadi idiopatik atau sekunder akibat infeksi virus atau bakteri telinga
atau gangguan metabolik.
TERIMA KASIH