Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENGUJIAN BAHAN

UJI TARIK DAN UJI LENGKUNG BAJA TULANGAN

Rifdah Puspita Sari

191134025

1-TPJJ

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2019
METODE PENGUJIAN

1. Diagram Alir Pengujian

persiapan alat dan


bahan

pengukuran
sesuai standar SNI

pengujian (tarik
dan lengkung)

penulisan hasil
pengujian

pengumpulan
data

pembahasan

kesimpulan

2. Alat dan Bahan


2.1 Alat yang digunakan
a. Mesin uji tarik dan lengkung
b. Jangka Sorong
c. Busur Derajat
d. Meteran
e. Gergaji untuk memotong baja
f. Alat tulis
g. Kalkulator
2.2 Bahan yang diuji
a. Baja tulangan polos KS P.19
b. Baja tulangan sirip IS S.19
3. Prosedur Percobaan
a. Mempersiapkan benda yang akan diuji, yaitu baja tulangan polos dan sirip
b. Mengamati dan mencatat kode benda uji. Kode benda uji baja tulangan polos
yaitu KS P.19 dan kode benda uji baja tulangan sirip yaitu IS S.19.
c. Mengukur diameter baja tulangan. Pada baja tulangan polos KS.19,
dilakukan pengukuran di tiga titik (ujung kanan, tengah, dan ujung kiri)
dengan masing-masing tiga kali pengukuran agar mendapatkan diameter
nominal.
d. Pada baja tulangan sirip IS S.19, diukur beberapa data yang dibutuhkan.
Yaitu : diameter dalam, diameter luar, lebar sirip, tinggi sirip, jarak sirip,
lebar rusuk, tinggi rusuk, sudut kemiringan sirip, berat, dan juga panjang
tulangan.
e. Setelah mendapatkan data dari pengukuran, lalu siapkan mesin uji untuk
tarik dan lengkung.
f. Pada pengujian lengkung tidak dilihat bebannya, akan tetapi dilihat dari baja
tulangan sudah melengkung sebesar 180˚ atau belum. Setelah itu, lihat sisi
luar (yang tertarik), apakah ada keretakan atau tidak. Lalu catat data.
g. Pada pengujian tarik, baja tulangan yang akan diuji dijepit pada mesin, lalu
kemudian setting mesin. Settingan yang dipakai yaitu 1 kN, di mana setiap 1
jarum pada mesin, maka mewakili 1 kN beban tarik.
h. Proses penarikan harus diperhatikan seksama. Ketika jarum yang
menunjukkan beban berhenti dengan jeda tertentu, maka itu menunjukkan
beban lelehnya. Dan ketika baja tulangan putus, maka itu beban
maksimumnya.
i. Catat data lalu tuangkan ke dalam tabel.
j. Buat laporan pengujian
DATA HASIL PENGUJIAN KUAT TARIK DAN PENGUJIAN LENGKUNG

BAJA TULANGAN POLOS ( SNI-07-2052-2002 )

1. Hasil pengujian sifat tampak Baja Tulangan Polos KS P.19


1.1 Kekaratan

Berdasarkan SNI-07-2052-2002 ; syarat mutu baja tulangan polos yaitu karat ringan
pada permukaan dan hanya diperkenankan berkarat pada permukaan.

Karat pada permukaan Baja Tulangan Polos KS P.19 tergolong ringan (<50%) dan
diasumsikan karatnya sebesar 30%.

Konklusi : memenuhi standar SNI-07-2052-2002

1.2 Sifat tampak

Berdasarkan SNI-07-2052-2002 ; syarat sifat tampak baja tulangan polos yaitu tidak
boleh mengandung serpihan, lipatan, retakan, gelombang, dan cerna yang dalam pada
permukaan.

Pada permukaan Baja Tulangan Polos KS P.19 tidak mengandung serpihan, lipatan,
retakan, gelombang, dan cerna yang dalam.

Konklusi : memenuhi standar SNI-07-2052-2002

2. Hasil pengujian ukuran Baja Tulangan Polos KS P.19


2.1 Hasil pengujian diameter Baja Tulangan Polos

Berdasarkan SNI-07-2052-2002 ; Toleransi diameter baja tulangan beton polos


dengan diameter 16 ≤ d ≤ 25 yaitu ± 0,5 mm.

Kode Benda Uji : KS P.19

Rata-rata Diameter (mm) Diameter


Kode
No. Ujung Ujung Nominal
Sampel Tengah
Kiri Kanan (mm)
1 KS P.19 18,8 18,553 18,54 18,631
Diameter nominal = (Rata-rata diameter ujung kiri + rata-rata diameter tengah +
rata-rata diameter ujung kanan) : 3

π𝑑2
Luas Penampang nominal =
4

Luas penampang nominal = 2,725 cm2

Rata-rata diameter didapat dari pengukuran sebagai berikut :

Pengukuran Ujung Kiri Tengah Ujung Kanan


ke- (mm) (mm) (mm)
1 19,10 18,82 18,56
2 19,10 18,30 18,38
3 18,20 18,54 18,68
Rata-Rata 18,8 18,553 18,54

Dari data di atas, diameter nominal baja tulangan polos P.19 sebesar 18,631 mm

Ukuran yang seharusnya = 19 mm

Selisih antara ukuran yang seharusnya dengan diameter nominal = 0,369 mm

Konklusi : memenuhi standar SNI-07-2052-2002

2.2 Hasil pengujian kebundaran Baja Tulangan Polos P.19

Berdasarkan SNI-07-2052-2002 ; penyimpangan kebundaran maximum 70% dan


bebas toleransi.

𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 (𝑚𝑎𝑥−𝑚𝑖𝑛)
Kebundaran = 𝑥 100%
𝐷𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑚𝑖𝑛

Kebundaran = 1,402 %

Penyimpangan kebundaran = (selisih diameter max – min) x 100%

Penyimpangan kebundaran = 26%

Konklusi : memenuhi standar SNI-07-2052-2002


3. Hasil Pengujian kuat Tarik dan lengkung Baja Tulangan Polos KS P.19

Beban tarik saat leleh : 66 kN

Beban tarik maks. : 106 kN

Panjang ulur awal : 186,3 mm

Panjang ulur akhir : 244,122 mm

Hasil uji lengkung : terdapat retak di luar sisi lengkungan

Berdasarkan SNI-07-2052-2002 :

Konklusi : baja tulangan polos KS P.19 tidak memenuhi standar SNI-07-2052-2002


sifat mekanis bahwa hasil uji lengkung tidak boleh retak pada sisi luar lengkungan.
DATA HASIL PENGUJIAN KUAT TARIK DAN PENGUJIAN LENGKUNG

BAJA TULANGAN SIRIP ( SNI-07-2052-2002 )

1. Hasil pengujian sifat tampak Baja Tulangan Sirip IS S.19


1.1 Kekaratan

Berdasarkan SNI-07-2052-2002 ; syarat mutu baja tulangan sirip yaitu karat ringan
pada permukaan dan hanya diperkenankan berkarat pada permukaan.

Karat pada permukaan Baja Tulangan Sirip IS S.19 tergolong ringan (<50%) dan
diasumsikan karatnya sebesar 20%.

Konklusi : memenuhi standar SNI-07-2052-2002

1.2 Sifat tampak

Berdasarkan SNI-07-2052-2002 ; syarat sifat tampak baja tulangan sirip yaitu tidak
boleh mengandung serpihan, lipatan, retakan, gelombang, dan cerna yang dalam pada
permukaan.

Pada permukaan Baja Tulangan Sirip IS S.19 tidak mengandung serpihan, lipatan,
retakan, gelombang, dan cerna yang dalam.

Konklusi : memenuhi standar SNI-07-2052-2002

2. Hasil pengujian ukuran Baja Tulangan Sirip IS S.19


2.1 Hasil pengujian diameter Baja Tulangan Sirip

Berdasarkan SNI-07-2052-2002 ; Toleransi diameter baja tulangan beton polos


dengan diameter 16 ≤ d ≤ 25 yaitu ± 0,5 mm.

SNI-07-2052-2002 ; penyimpangan kebundaran maximum 70% dan bebas toleransi

Kode Benda Uji : IS S.19


Diameter
Panjang
No. Kode Sampel Berat (kg) nominal
(m)
(mm)
1 IS S.19 0,8723 0,41 18,583

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 (𝑘𝑔)
Diameter nominal = 12,74 x √𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 (𝑚𝑚) (mm)

π𝑑2
Luas Penampang nominal =
4

Luas penampang nominal = 2,711 cm2

Dari data di atas, diameter nominal baja tulangan polos P.19 sebesar 18,583 mm

Ukuran yang seharusnya = 19 mm

Selisih antara ukuran yang seharusnya dengan diameter nominal = 0,417 mm

Hasil Pengujian kebundaran baja tulangan sirip S.19

Bila berdasarkan pengukuran dengan jangka sorong, diameter yang diperoleh


sebagai berikut :

Diameter luar : 20,32 mm

Diameter dalam : 18,13 mm

Penyimpangan kebundaran = (selisih antara diameter nominal dan dalam) x 100%

Penyimpangan kebundaran = 45,3%

Konklusi : memenuhi standar SNI-07-2052-2002

2.2 Hasil Pengujian sirip dan rusuk baja tulangan sirip S.19

Berdasarkan SNI-07-2052-2002 ;
Hasil pengukuran :

Lebar sirip : 2,72 mm Lebar rusuk : 5,65 mm

Tinggi sirip : 1,095 mm Tinggi rusuk : 0,895 mm

Jarak sirip : 10,32 mm Sudut : 25°

Panjang : 0,41 m Berat : 0,8723 kg

Konklusi :

- Tinggi sirip memenuhi spesifikasi SNI-07-2052-2002


- Jarak sirip memenuhi spesifikasi SNI-07-2052-2002
- Lebar rusuk memenuhi spesifikasi SNI-07-2052-2002

3. Hasil Pengujian Kuat Tarik dan lengkung Baja Tulangan Sirip IS S.19
Beban tarik saat leleh : 136 kN
Beban tarik maks. : 186 kN
Panjang ulur awal : 185,8 mm
Panjang ulur akhir : 218,40 mm
Hasil uji lengkung : tidak terdapat retak di luar sisi lengkungan
Berdasarkan SNI-07-2052-2002 :
Konklusi : baja tulangan sirip IS S.19 memenuhi standar SNI-07-2052-2002 sifat
mekanis bahwa hasil uji lengkung tidak boleh retak pada sisi luar lengkungan.
TABEL DATA HASIL PENGUJIAN KUAT TARIK DAN LENGKUNG

BAJA TULANGAN POLOS KS P.19 DAN BAJA TULANGAN SIRIP IS S.19

KESIMPULAN

1. Kesimpulan

Pada pengujian tarik baja tulangan polos KS P.19 dan baja tulangan sirip IS S.19,
dapat disimpulkan bahwa baja tulangan sirip lebih kuat terhadap tarik dibanding dengan
baja tulangan polos.

Pada pengujian lengkung baja tulangan polos KS P.19 dan baja tulangan sirip IS
S.19, dapat disimpulkan bahwa

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai