Anda di halaman 1dari 24

DAFTAR ISI

BAB I .........................................................................................Error! Bookmark not defined.


PENDAHULUAN .................................................................................................................... 20
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 20
1.2 Tujuan............................................................................................................................. 20
1.3 Manfaat Praktikum ......................................................................................................... 20
1.4 Ruang Lingkup ............................................................................................................... 21
1.5 Pembatasan Pengujian ........................................................................................................ 21
BAB II .......................................................................................................................................... 22
2.1 Baja Tulangan ............................................................................................................... 23
2.3.1 Baja Tulangan Sirip ............................................................................................... 23
2.3.2 Diameter, berat dan ukuran sirip ........................................................................... 23
2.3.3 Ukuran dan Toleransi ............................................................................................ 23
2.3.4 Diameter, berat dan ukuran sirip ........................................................................... 23
BAB III......................................................................................................................................... 29
METODA PELAKSANAAN PENGUJIAN ............................................................................ 29
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini perkembangan teknologi konstruksi bagunan sangat maju, baik pembangunan
gedung maupun jalan dan jembatan. Seiring berkembangnya teknologi dan keterbatasan kayu
mengakibatkan pada masa sekarang masyarakat lebih memilih untuk menggunakan baja
sebagai bahan konstruksi pengganti kayu. Selain itu juga baja memiliki kelebihan
dibandingkan dengan kayu dalam hal kekuatan tarik. Sehingga baja lebih baik digunakan
sebagai bahan utama konstruksi untuk saat ini sebagai salah satu bahan penyusun beton.
Beton yang digunakan sebagai struktur dalam konstruksi teknik sipil dapat dimanfaatkan
dalam banyak hal. Dalam teknik sipil, struktur beton digunakan untuk bangunan pondasi,
kolom, balok, pelat atau pelat cangkang. Dalam Teknik Sipil bangunan air , beton digunakan
untuk bangunan air seperti bendung, bendungan, saluran dan drainase perkotaan. Dalam
merancang baja tulangan kita harus mengetahui kualitas baja tulangan yang akan digunakan,
karena produksi baja memiliki beberapa kekurangan, seperti kesalahan produksi maupun
kekeliruan ukuran dalam produksi.
Kekuatan suatu struktur desain material sangat dipengaruhi oleh sifat fisik materialnya
oleh karena itu diperlukan pengujian untuk mengetahui sifat-sifat tersebut. Salah satunya
adalah pengujian tarik (Tensile test) dan pengujian lengkung.

1.2 Tujuan

1. Mahasiswa mengetahui langkah pengujian tarik dan pengujian lengkung pada baja
tulangan.
2. Mahasiswa terampil menggunakan alat pengujian.
3. Mahasiswa dapat menentukan mutu baja tulangan pada struktur beton.
4. Mahasiswa dapat mengetahui cacat pada baja tulangan.

1.3 Manfaat Praktikum

Manfaat yang didapat setelah praktikum, yaitu : mengetahui fenomena-fenomena yang


terjadi selama praktikum, mampu mengolah data dari hasil pengujian, mengetahui langkah
kerja dari pengujian sampel beton, mengetahui dimensi dari baja tulangan beton polos dan
baja tulangan beton sirip, mengetahui nilai kuat leleh ; kuat tarik maksimum ; dan masing-
masing baja tulangan beton.

1.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup metode ini meliputi acuan normatif, istilah dan definisi,jenis,syarat
mutu,cara pengambilan contoh, cara uji ,syarat penandaan, syarat lulus uji dan cara
pengemasan baja tulangan beton.

1.5 Pembatasan Pengujian

Pembatasan pengujian yang akan dikaji didalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan baja tulangan sirip dan polos berupa diameter tulangan, jarak antar sirip,
lebar sirip, tebal sirip, tinggi rusuk, lebar rusuk yang dipakai dengan jangka sorong dan
derajat kemiringan sirip dengan menggunakan kertas arsiran.
2. Untuk pengukuran diameter dilakukan di 3 tempat yang berbeda, yaitu ujung 1, tengah,
dan ujung 2.
3. Percobaan yang dilakukan adalah percobaan tarik langsung (pull-out test), sehingga baja
tulangan tercabut dari lekatan betonnya.
4. Pada percobaan uji lengkung, dilihat pada gaya maksimum yang dapat ditahan oleh
tulangan sampai tulangan mengalami sudut lengkung 180º.
1.6 Referensi
1. SNI 2052 : 2014 tentang baja tulangan beton
2. SNI 0408 : cara uji tarik untuk logam
3. SNI 0371 : batang uji tarik untuk logam
4. SNI 0410 : cara uji lengkung untuk logam
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Baja Tulangan
Baja berbentuk batang berpenampang bundar dengan permukaan polos atau sirip yang
digunakan untuk penulangan beton, yang diproduksi dari bahan baku billet dengan cara canai
panas (hot rooling). Baja beton adalah baja yang digunakan sebagai penulangan dalam
konstruksi beton bertulang.
2.1.1 Pengertian Baja Tulangan Polos
Baja tulangan beton polos adalah baja tulangan beton berpenampang bundar dengan
permukaan rata tidak bersirip.
2.1.2 Pengertian Baja Tulang Sirip
Baja tulangan beton sirip adalah baja tulangan beton dengan bentuk khusus yang
permukaannya memiliki sirip melintang dan memanjang yang dimaksudkan untuk
meningkatkan daya lekat dan guna menahan gerakan membujur dari batang secara
relative terhadap beton. Di singkat BjTS.
2.1.3 Syarat Penandaan
Setiap batang baja tulangan beton diberi tanda(marking) dengan huruf timbul yang
menunjukkann inisial pabrik pembuat serta ukuran diameter nominal. Setiap batang
baja tulangan beton diberi tanda pada ujung-ujung penampangnya dengan warna yang
tidak mudah hilang sesuai dengan kelas baja seperti. Setiap kemasan, diberi label
dengan mencantumkan: Nama atau nama singkatan dari pabrik.
pembuat, warna, nomor lembaran (No. Heat), nomor seri produksi dan tanggal
produksi, nomor SNI.
Tanda untuk kelas baja tulangan beton.
 Kelas baja BjTP 24 dengan warna hitam,
 Kelas baja BjTP 30 & BjTS 30 dengan warna Biru,
 Kelas baja BjTS 35 dengan warna Merah,
 Kelas baja BjTS 40 dengan warna Kuning,
 Kelas baja BjTS 50 dengan warna Hijau.

2.2 Syarat Mutu


2.2.1 Sifat Tampak
Baja tulangan beton tidak boleh mengandung serpihan, lipatan, retakan, gelombang,
cerna dan hanya diperkenankan berkarat ringan pada permukaan.
2.2.2 Bentuk
a) Baja Tulangan Beton Polos
Batang baja tulangan beton berpenampang bundar, permukaan harus rata tidak
bersirip.

b) Baja Tulangan Beton Sirip

1) Permukaan batang baja tulanagnan beton sirip harus bersirip teratur. Steiap
batang diperkenankan mempunyai sirip memanjang yang searah dan sejajar
dengan sumbu batang, serta sirip-sirip lain dengan arah melintang sumbu
batang.
2) Sirip-sirip melintang sepanjang batang baja tulangan beton hatus terletak pada
jarak yang teratur. Seta mempunyai bentuk dan ukuran yang sama. Bila
diperlukan tanda angka-angka atau hruruf-huruf pada permukaan baja
tulangan beton, maka sirip melintang pada posisi di mana angka atau huruf
dapat ditiadakan.
3) Sirip melintang tidak boleh membentuk sudut kurang dari 45o terhadap sumbu
batang, apabila membentuk sudut Antara 45o sampai 70o, arah sirip melintang
pada satu sisi, atau kedua sisi dibuat berlawanan. Bila sudutnya di atas 70o
arah yang berlawanan tidak diperlukan tidak diperlukan.

2.3 Ukuran dan Toleransi


2.3.1 Diameter, berat dan ukuran sirip
Diameter dan berat per meter baja tulangan beton polos seperti tercantum pada Tabel
1. Diameter, ukuran sirip dan berat per meter baja tulangan beton sirip seperti
tercantum pada Tabel 2.
Tabel 1 – Ukuran Baja Tulangan Beton Polos
DIAMETER LUAS BERAT
NOMINAL PENAMPANG NOMINAL
NO PENAMAAN (d) NOMINAL PER
Mm (A) METER
mm² kg/m
1 P.6 6 0,2827 0,222
2 P.8 8 0,5027 0,395
3 P.10 10 0.7854 0,617
4 P.12 12 1,131 0,888
5 P.14 14 1,539 1,21
6 P.16 16 2,011 1,58
7 P.19 19 2,835 2,23
8 P.22 22 3,801 2,98
9 P.25 25 4,909 3,85
10 P.28 28 6,158 4,83
11 P.32 32 8,042 6,31
12 P.36 36 10,17 7,99
13 P.40 40 12,56 9,86
14 P.50 50 19,64 15,4
Tabel 2 – Ukuran Baja Tulangan Beton Sirip
DIA LUAS DIA JARAK LEBAR BERAT
NO PEN METER PENAM METER TING SIRIP ME SIRIP NOMIN
A NOMIN PANG DALAM GI LINTANG MEMBU AL PER
MA AL NOMIN MINIMA SIRIP (MAKS) JUR METER
AN (d) AL (A) L (do) (MAKS)
Min Mak
Mm Cm2 mm Mm Mm Mm mm Kg/m
1 S.6 6 0,2827 5,5 0,3 0,6 4,2 4,7 0,222
2 S.8 8 0,5027 7,3 0,4 0,8 5,6 6,3 0,395
3 S.10 10 0,7854 8,9 0,5 1,0 7,0 7,9 0,617
4 S.13 13 1,327 12,0 0,7 1,3 9,1 10,2 1,04
5 S.16 16 2,011 15,0 0,8 1,6 11,2 12,6 1,58
6 S.19 19 2,835 17,8 1,0 1,9 13,3 14,9 2,23
7 S.22 22 3,801 20,7 1,1 2,2 15,4 17,3 2,98
8 S.25 25 4,909 23,6 1,3 2,5 17,5 19,7 3,85
9 S.29 29 6,625 27,2 1,5 2,9 20,3 22,8 5,18
10 S.32 32 8,042 30,2 1,6 3,2 22,4 25,1 6,31
11 S.36 36 10,18 34,0 1,8 3,6 25,2 28,3 7,99
12 S.40 40 12,57 38,0 2,0 4,0 28,0 31,4 9,88
Catatan :cara menghitung luas penampang nominal, keliling nominal, berat
nominal, dan ukuran sirip adalah sebagai berikut :
a) Luas penampang nominal (L)
L = 0,7854 x d2 (cm2) dibulatkan sampai empat angka berarti 100
b) Keliling nominal (K)
K = 0,3142 x d (mm) dibulatkan sampai satu angka desimal
c) Berat = 0,785 x L (kg/m) dibulatkan sampai tiga angka berarti
d) Jarak sirip melintang maksimum = 0,70 d dibulatkan sampai satu angka desimal
e) Tinggi sirip minimum = 0,05 d dibulatkan sampai satu angka desimal
Tinggi sirip maksimum = 0,10 d dibulatkan sampai satu angka desimal
f) Jumlah berat rusuk maksimum = 0,25 K Dibulatkan sampai satu angka decimal
2.3.2 Toleransi Diameter
Toleransi diameter baja tulangan beton polos seperti pada Tabel 3.
Tabel 3 – Ukuran Dan Toleransi Diameter
Diameter (d) Tolerransi Penyimpangan
NO (mm) (mm) kebundaran (%)
1 6 ± 0,3 Maksimum 70 dari
batas toleransi
2 8 ≤ d ≤ 14 ± 0,4
3 16 ≤ d ≤ 25 ± 0,5
4 28 ≤ d ≤ 34 ± 0,6
5 d ≥ 36 ± 0,8
Catatan
1. Penyimpangan kebundaran adalah perbedaan antara diameter maksimum
dan diameter minimum dari hasil pengukuran pada penampang yang sama
dari baja tulangan beton
2. untuk baja tulangan beton sirip = diameter dalam
Beberapa bentuk baja tulangan sirip beton seperti pada gambar berikut :

2.3.3 Panjang
Panjang baja tulangan beton ditetapkan 10 m dan 12 m.
2.3.4 Toleransi Panjang

Toleransi Panjang baja tulangan beton ditetapkan 0 mm (0 mm) maksimum plus 70


mm (maksimum + 70 mm).

2.3.5 Toleransi Berat Perbatang


Toleransi berat per batang baja tualangan beton sirip ditetapkan seperti tercantum
dalam Tabel 4

TABEL 4 – TOLERANSI BERAT PER BATANG


Diameter Nominal Toleransi %
(mm)
6≤d≤8 ±7
10 ≤ d ≤ 14 ±6
16 ≤ d ≤ 28 ±5
d ≤ 28 ±4

Toleransi berat pada masing-masing baja tulangan beton adalah:

Diameter
Toleransi
Nominal
(mm) (%)
6 s/d 8 ±7
10 s/d 11 ±6
16 s/d 28 ±5
> 28 ±4

2.3.6 Sifat Mekanis


Memilih besi beton secara jeli dan teliti menjadi suatu keharusan agar bisa
mendapatkan besi beton yang tepat. Walaupun sedikit rumit dan membutuhkan kesabaran
yang ekstra, akan tetapi hal tersebut dapat memberikan kenyamanan Anda di masa depan, di
mana bangunan yang didirikan bisa bertahan seperti yang diharapkan.
BAB III
METODA PELAKSANAAN PENGUJIAN

3.1. Alat
Gambar Keterangan

Universal Machine Testing

Jangka Sorong

Timbangan Digital

Gergaji

Ragum
Sikat Baja

Benang

Meteran

3.2. Bahan
Gambar Keterangan

Baja Tulangan Sirip


SW13MS

Kertas untuk mengarsir

3.3 PROSEDUR PENGUKURAN DIMENSI, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN


BENDA UJI

A. Pengukuran dimensi dan pembuatan benda uji


a) Baja tulangan sirip
1. Menyiapakan alat dan bahan.
2. Mengukur panjang baja tulangan sirip dengan menggunakan bantuan
benang.
3. Mengukur panjang benang tersebut.
4. Kemdian mengecek karat yang ada pada baja tulangan sirip.
5. Menggosok baja tulangan sirip untuk mengetahui karat dalam atau luar.
6. Mengecek tonjolan pada baja tulangan sirip.
7. Mengukur sudut sirip, dengan cara mengarsir pola pada kertas dengan
menggunakan pensil, lalu ukur pola sirip pada hasil arsiran tersebut
dengan menggunakan busur derajat.
8. Mengukur jarak antar sirip dengan menggunakan jangka sorong.
Pengukuran dilakukan dengan cara mengukur jarak antar bagian sirip luar
dan bagian sirip dalam.
9. Mengukur ketebalan sirip baja tulangan dengan menggunakan jangka
sorong.
10. Mengukur tinggi sirip dengan cara mencari selisih diameter bagian yang
bersirip dan diameter bagian yang tidak bersirip, dengan menggunakan
jangka sorong.
11. Mengukur ketebalan rusuk dengan menggunakan jangka sorong.
12. Mengukur tinggi rusuk dengan cara mencari selisih diameter bagian yang
berusuk dan diameter yang tidak berusuk dengan menggunakan jangka
sorong.
13. Memotong BJTS sepanjang 1 meter.
14. Menimbang baja yang telah dipotong dengan timbangan digital.
15. Memotong BJTS sepanjang 30 cm, untuk dijadikan sebagai bahan benda
uji tekuk.

Panjang dan Diameter Batang Uji Keterangan


Do = 12,74 √ Do = Diameter awal
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 Lo = panjang ukur
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑗𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑑𝑖𝑝𝑜𝑡𝑜𝑛𝑔
J = panjang bagian yang dijepit
Lo = 10Do
P = panjang batang uji
J = 90 mm
P = Lo + 2J

P = 30cm
16. Memotong BJTS sepanjang 9 cm + 10 x Diameter + 9 cm untuk dijadikan
sebagai bahan uji tarik.

9 cm Lo 9
cm

B. Pengujian benda uji


Prosedur pengujian :
 Uji Tarik baja tulangan sirip
1. Mengukur panjang baja tulangan sirip menggunakan meteran.
2. Menekan tombol power pada alat UTM, lalu atur kuat Tarik mesin
tersebut pada 500 KN.
3. Menjepit benda uji pada alat tersebut.
4. Menekan tombol untuk menguji kuat leleh dan kuat Tarik maksimum
pada baja.
5. Lalu melihat dan mencatat tegangan pada saat leleh (fy) dan pada saat
putus (ft).
6. Setelah putus, lalu sambungkan kembali dan mengukur panjangnya.

 Uji Tekuk baja tulangan sirip


1. Mengukur panjang benda uji menggunakan meteran
2. Menekan tombol power pada alat UTM, lalu atur kuat tekan pada
mesin tersebut.
3. Meletekan benda uji secara melintang pada alat tersebut.
4. Menekan tombol untuk menguji lengkung, tunggu hingga benda uji
melengkung membentuk huruf U atau V.
5. Melepas benda uji dari alat lalu menggosok benda uji pada bagian
lengkung nya menggunakan sikat baja.
6. Melihat dan meneliti, apakah terdapat reta atau tidak
7. Jika taka da retak, maka benda uji tersebut lolos uji tekuk (bending).
Jika terdapat retak rambut maka benda uji tersebut dinyatakan tidak
lolos uji dan tidak dapat dilakukan pengujian selanjutnya.

3.4 DATA HASIL PENGUKURAN DIMENSI, DAN PENGUJIAN BENDA UJI


A. Data Hasil Pengukuran

Data hasil pengukuran yang dilakukan oleh kelompok 1 kelas 1B-KSI pada hari Jumat, 15
Februari 2019 pukul 07.00-10.20 di Laboratorium Uji Bahan Politeknik Negeri Bandung.
Berikut disajikan pada tabel :

PERCOBAAN DIAMATER BAJA TUALNGAN SIRIP


SNI 07-2529-1991
NOMOR KODE BERAT PANJANG BERAT/PANJANG DIAMETER
SAMPEL SAMPEL (KG) (M) (KG/M) EFEKTIF
(MM)
A B C D E F
1. MS 13 1,0314 1,02 1,0112 12,81
2. MS 13 1,0307 1 1,0307 12,93

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 (𝑘𝑔)
Diameter Efektif Benda 1(mm) = 12,74 √𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 (𝑚)

1,0314
= 12,74 √ 1,02

= 12,81 mm
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 (𝑘𝑔)
Diameter Efektif Benda 1(mm) = 12,74 √𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 (𝑚)

1,0307
= 12,74 √ 1

= 12,93 mm
Baja Tulangan Sirip
No. Yang Diukur Kode BjTS 1 BjTS 2
1 Panjang L 1,02 m 1
2 Berat W 1,0314 kg 1,0307
3 Tinggi Sirip Hs 0,975 mm 0,975 mm
4 Jarak antar sirip Rs 4,3 mm 4,3 mm
5 Tebal Sirip Bs 0,975 mm 0,975 mm
6 Kemiringan Sirip Ms 45o 45o
7 Tinggi Rusuk Hr 0,48 mm 0,48 mm
8 Tebal Rusuk Br 3,50 mm 3,50 mm
9 Diameter Efektif De 12,81 mm 12,81 mm
10 Klasifikasi Karat Ringan Ringan
11 Persen Karat 25% 25%

B. Data Hasil Pengujian


Data hasil pengukuran yang dilakukan oleh kelompok 1 kelas 1B-KSI pada hari Jumat, 15
Februari 2019 pukul 07.00-10.40 di Laboratorium Uji Bahan Politeknik Negeri Bandung.
Berikut disajikan pada tabel :
BAJA TULANGAN SIRIP

No. Luas Uji


2 KONTR
No Kode Diameter (mm) ( Beban Tarik (kN) Kuat tarik (N/mm ) Panjang Ulur (mm) Regangan TS/YS Lengkung
AKSI
Benda uji /Bending
Do Du Ao Au Fy Ft Ys Ts Lo Lu (%) (%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Tidak
1 MS 13 12.930 8.720 131.307 59.720 7953.7848 101.9716 60.574 170.749 129.930 148.862 14.571 54.519 2.819
Retak
Tidak
2 MS 13 12.810 9.700 128.881 73.898 7953.7848 102.9716 61.714 127.627 128.100 145.900 13.895 42.662 0.447
retak

PERHITUNGAN :
BAJA TULANGAN SIRIP 1 (MS 13)
 Tegangan :
a) Fy = 78 Kn = 78 x 101,9716 = 7953,7848 N
Ao = 131,307 mm2
𝐹𝑦 7953,7848
Oy = 𝐴𝑜 = 131,307

= 60,574 MPa
b) Ft = 100 Kn = 100 x 101,9716 = 10197,16 N
Au = 59,720 mm2
𝐹𝑡 10197,16
Ou = 𝐴𝑢 = 59,720

= 170,749 Mpa

 Regangan :

Lo = 129,93 mm
Lu = 148,862 mm
𝑙𝑢−𝑙𝑜
= x 100%
𝑙𝑜
129,93−148,862
= x 100%
129,93

= 14,571 %

 Kontraksi :
Ao = 131,307
Au = 59,720
𝐴𝑜−𝐴𝑢
S= X 100%
𝐴𝑜
131,307−59,720
S= X 100%
131,307

= 54,519%

BAJA TULANGAN SIRIP 2 (MS 13)


 Tegangan :
a) Fy = 78 Kn = 78 x 101,9716 = 7953,7848 N
Ao = 128,881 mm2

𝐹𝑦 7953,7848
Oy = 𝐴𝑜 = 128,881

= 61,714 MPa
b) Ft = 100 Kn = 100 x 101,9716 = 10197,16 N
Au = 73,898 mm2
𝐹𝑡 10197,16
Ou = 𝐴𝑢 = 79,898

= 127,627 Mpa

 Regangan :

Lo = 128,1 mm
Lu = 145,9 mm
𝑙𝑢−𝑙𝑜
= x 100%
𝑙𝑜
128,1−145,9
= x 100%
128,1

= 13,895%

 Kontraksi :
Ao = 128,881
Au = 73,898
𝐴𝑜−𝐴𝑢
S= X 100%
𝐴𝑜
128,881−73,898
S= X 100%
128,881

= 42,662%

BAJA TULANGAN POLOS


Uraian Satuan Nilai
BAJA TULANGAN BAJA TULANGAN
POLOS 1 POLOS 2
Berat Kg 0,375 0,3748
Panjang Mm 999,7 999,2
Diameter nominal Mm 7,8 7,845
Klasifikasi karat Berat/Ringan Ringan Ringan
Persen karat % 25% 25 %
Kebulatan Mm -
Keretakan Retak/tidak - -
Kerataan Rata/tidak - -
Tinggi sirip Mm -
Jarak antar sirip Mm
Tebal sirip Mm
Kemiringan sirip 45o
Tinggi rusuk Mm
Tebal rusuk Mm
Visual Banding Retak/tidak retak Tidak retak
Kuat tarik leleh Mpa
Kuat tarik putus Mpa
Regangan %
Kontraksi %

Data Perhitungan :
No. Luas Uji
2 KONTRA
No Kode Diameter (mm) ( Beban Tarik (kN) Kuat tarik (N/mm ) Panjang Ulur (mm) Regangan KSI TS/YS Lengkung/
Benda uji Bending

Do Du Ao Au Fy Ft Ys Ts Lo Lu (%) (%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Tidak
1 KS 11 7.8 6.2 47.784 30.191 3,059.148 4,078.864 64.021 135.103 99.970 195.890 95.949 36.818 2.110
retak
Tidak
2 KS 11 8 5.58 48.337 24.454 3,059.148 3,874.921 63.288 158.454 99.200 194.500 96.069 49.408 2.504
retak

PERHITUNGAN :
BAJA TULANGAN POLOS 1 (KS 11)
 Tegangan :
c) Fy = 30 Kn = 30 x 101,9716 = 3059,148 N
Ao = 47,784 mm2

𝐹𝑦 3059,148
Oy = 𝐴𝑜 = 47,784

= 64,020 MPa
d) Ft = 40 Kn = 100 x 101,9716 = 4078,864 N
Au = 30,191 mm2
𝐹𝑡 4078,864
Ou = 𝐴𝑢 = 30,191

= 135,102 Mpa

 Regangan :
Lo = 99.970 mm
Lu = 195,89mm
𝑙𝑢−𝑙𝑜
= x 100%
𝑙𝑜
195.89−99.970
= x 100%
99,970

= 95,949 %

 Kontraksi :
Ao = 47,784
Au = 30,191
𝐴𝑜−𝐴𝑢
S= X 100%
𝐴𝑜
47,784−30,191
S= X 100%
47,784

= 36,818%

BAJA TULANGAN SIRIP 2 (MS 13)


 Tegangan : 40 kn = 40 x 101,9716 = 4078,864 N
Ao = 48,337 mm2

𝐹𝑦 4078,864
Oy = 𝐴𝑜 = 48,337

= 84,384 MPa
c) Ft = 38 Kn = 38 x 101,9716 = 3874,921 N
Au = 24,454 mm2
𝐹𝑡 3874,921
Ou = 𝐴𝑢 = 24,454

= 158,457 pa
 Regangan :

Lo = 99.200 mm
Lu = 194,500mm
𝑙𝑢−𝑙𝑜
= x 100%
𝑙𝑜
194,500−99.200
= x 100%
99.200

= 96,068 %
 Kontraksi :
Ao = 48,337
Au = 24,454
𝐴𝑜−𝐴𝑢
S= X 100%
𝐴𝑜
48,336−24,454
S= X 100%
48,337

= 49,407%
VII. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian Tampak,Tarik, dan Lengkung (Bending) yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa :
1. Tampak luar baja tulangan sirip berkarat 25% bagian luar dengan tidak ada bagian
yang timbul ini menandakan tidak ada rongga kosong didalamnya, kemiringan sirip
45’
2. Diameter tulangan sirip (12,93+12,81)/2=12,87
3. Tidak retak ketika uji lengkung
4. Termasuk kelas BJTS 50
LAMPIRAN

Mesin yang dipakai untuk uji baja tulangan

Uji Lengkung/Bending baja tulangan dengan UTM


Daftar Pustaka
1. SNI 2052 : 2014 tentang baja tulangan beton
2. SNI 0408 cara uji Tarik untuk logam
3. SNI 0371 batang uji Tarik untuk logam
4. SNI 0410 cara uji lengkung logam
5. ASTM. A615 – 81
6. Job Sheet

Anda mungkin juga menyukai