Saat ini perkembangan teknologi konstruksi bagunan sangat maju, baik pembangunan
gedung maupun jalan dan jembatan. Seiring berkembangnya teknologi dan keterbatasan kayu
mengakibatkan pada masa sekarang masyarakat lebih memilih untuk menggunakan baja
sebagai bahan konstruksi pengganti kayu. Selain itu juga baja memiliki kelebihan
dibandingkan dengan kayu dalam hal kekuatan tarik. Sehingga baja lebih baik digunakan
sebagai bahan utama konstruksi untuk saat ini sebagai salah satu bahan penyusun beton.
Beton yang digunakan sebagai struktur dalam konstruksi teknik sipil dapat dimanfaatkan
dalam banyak hal. Dalam teknik sipil, struktur beton digunakan untuk bangunan pondasi,
kolom, balok, pelat atau pelat cangkang. Dalam Teknik Sipil bangunan air , beton digunakan
untuk bangunan air seperti bendung, bendungan, saluran dan drainase perkotaan. Dalam
merancang baja tulangan kita harus mengetahui kualitas baja tulangan yang akan digunakan,
karena produksi baja memiliki beberapa kekurangan, seperti kesalahan produksi maupun
kekeliruan ukuran dalam produksi.
Kekuatan suatu struktur desain material sangat dipengaruhi oleh sifat fisik materialnya
oleh karena itu diperlukan pengujian untuk mengetahui sifat-sifat tersebut. Salah satunya
adalah pengujian tarik (Tensile test) dan pengujian lengkung.
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui langkah pengujian tarik dan pengujian lengkung pada baja
tulangan.
2. Mahasiswa terampil menggunakan alat pengujian.
3. Mahasiswa dapat menentukan mutu baja tulangan pada struktur beton.
4. Mahasiswa dapat mengetahui cacat pada baja tulangan.
Ruang lingkup metode ini meliputi acuan normatif, istilah dan definisi,jenis,syarat
mutu,cara pengambilan contoh, cara uji ,syarat penandaan, syarat lulus uji dan cara
pengemasan baja tulangan beton.
Pembatasan pengujian yang akan dikaji didalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan baja tulangan sirip dan polos berupa diameter tulangan, jarak antar sirip,
lebar sirip, tebal sirip, tinggi rusuk, lebar rusuk yang dipakai dengan jangka sorong dan
derajat kemiringan sirip dengan menggunakan kertas arsiran.
2. Untuk pengukuran diameter dilakukan di 3 tempat yang berbeda, yaitu ujung 1, tengah,
dan ujung 2.
3. Percobaan yang dilakukan adalah percobaan tarik langsung (pull-out test), sehingga baja
tulangan tercabut dari lekatan betonnya.
4. Pada percobaan uji lengkung, dilihat pada gaya maksimum yang dapat ditahan oleh
tulangan sampai tulangan mengalami sudut lengkung 180º.
1.6 Referensi
1. SNI 2052 : 2014 tentang baja tulangan beton
2. SNI 0408 : cara uji tarik untuk logam
3. SNI 0371 : batang uji tarik untuk logam
4. SNI 0410 : cara uji lengkung untuk logam
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Baja Tulangan
Baja berbentuk batang berpenampang bundar dengan permukaan polos atau sirip yang
digunakan untuk penulangan beton, yang diproduksi dari bahan baku billet dengan cara canai
panas (hot rooling). Baja beton adalah baja yang digunakan sebagai penulangan dalam
konstruksi beton bertulang.
2.1.1 Pengertian Baja Tulangan Polos
Baja tulangan beton polos adalah baja tulangan beton berpenampang bundar dengan
permukaan rata tidak bersirip.
2.1.2 Pengertian Baja Tulang Sirip
Baja tulangan beton sirip adalah baja tulangan beton dengan bentuk khusus yang
permukaannya memiliki sirip melintang dan memanjang yang dimaksudkan untuk
meningkatkan daya lekat dan guna menahan gerakan membujur dari batang secara
relative terhadap beton. Di singkat BjTS.
2.1.3 Syarat Penandaan
Setiap batang baja tulangan beton diberi tanda(marking) dengan huruf timbul yang
menunjukkann inisial pabrik pembuat serta ukuran diameter nominal. Setiap batang
baja tulangan beton diberi tanda pada ujung-ujung penampangnya dengan warna yang
tidak mudah hilang sesuai dengan kelas baja seperti. Setiap kemasan, diberi label
dengan mencantumkan: Nama atau nama singkatan dari pabrik.
pembuat, warna, nomor lembaran (No. Heat), nomor seri produksi dan tanggal
produksi, nomor SNI.
Tanda untuk kelas baja tulangan beton.
Kelas baja BjTP 24 dengan warna hitam,
Kelas baja BjTP 30 & BjTS 30 dengan warna Biru,
Kelas baja BjTS 35 dengan warna Merah,
Kelas baja BjTS 40 dengan warna Kuning,
Kelas baja BjTS 50 dengan warna Hijau.
1) Permukaan batang baja tulanagnan beton sirip harus bersirip teratur. Steiap
batang diperkenankan mempunyai sirip memanjang yang searah dan sejajar
dengan sumbu batang, serta sirip-sirip lain dengan arah melintang sumbu
batang.
2) Sirip-sirip melintang sepanjang batang baja tulangan beton hatus terletak pada
jarak yang teratur. Seta mempunyai bentuk dan ukuran yang sama. Bila
diperlukan tanda angka-angka atau hruruf-huruf pada permukaan baja
tulangan beton, maka sirip melintang pada posisi di mana angka atau huruf
dapat ditiadakan.
3) Sirip melintang tidak boleh membentuk sudut kurang dari 45o terhadap sumbu
batang, apabila membentuk sudut Antara 45o sampai 70o, arah sirip melintang
pada satu sisi, atau kedua sisi dibuat berlawanan. Bila sudutnya di atas 70o
arah yang berlawanan tidak diperlukan tidak diperlukan.
2.3.3 Panjang
Panjang baja tulangan beton ditetapkan 10 m dan 12 m.
2.3.4 Toleransi Panjang
Diameter
Toleransi
Nominal
(mm) (%)
6 s/d 8 ±7
10 s/d 11 ±6
16 s/d 28 ±5
> 28 ±4
3.1. Alat
Gambar Keterangan
Jangka Sorong
Timbangan Digital
Gergaji
Ragum
Sikat Baja
Benang
Meteran
3.2. Bahan
Gambar Keterangan
P = 30cm
16. Memotong BJTS sepanjang 9 cm + 10 x Diameter + 9 cm untuk dijadikan
sebagai bahan uji tarik.
9 cm Lo 9
cm
Data hasil pengukuran yang dilakukan oleh kelompok 1 kelas 1B-KSI pada hari Jumat, 15
Februari 2019 pukul 07.00-10.20 di Laboratorium Uji Bahan Politeknik Negeri Bandung.
Berikut disajikan pada tabel :
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 (𝑘𝑔)
Diameter Efektif Benda 1(mm) = 12,74 √𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 (𝑚)
1,0314
= 12,74 √ 1,02
= 12,81 mm
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 (𝑘𝑔)
Diameter Efektif Benda 1(mm) = 12,74 √𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 (𝑚)
1,0307
= 12,74 √ 1
= 12,93 mm
Baja Tulangan Sirip
No. Yang Diukur Kode BjTS 1 BjTS 2
1 Panjang L 1,02 m 1
2 Berat W 1,0314 kg 1,0307
3 Tinggi Sirip Hs 0,975 mm 0,975 mm
4 Jarak antar sirip Rs 4,3 mm 4,3 mm
5 Tebal Sirip Bs 0,975 mm 0,975 mm
6 Kemiringan Sirip Ms 45o 45o
7 Tinggi Rusuk Hr 0,48 mm 0,48 mm
8 Tebal Rusuk Br 3,50 mm 3,50 mm
9 Diameter Efektif De 12,81 mm 12,81 mm
10 Klasifikasi Karat Ringan Ringan
11 Persen Karat 25% 25%
PERHITUNGAN :
BAJA TULANGAN SIRIP 1 (MS 13)
Tegangan :
a) Fy = 78 Kn = 78 x 101,9716 = 7953,7848 N
Ao = 131,307 mm2
𝐹𝑦 7953,7848
Oy = 𝐴𝑜 = 131,307
= 60,574 MPa
b) Ft = 100 Kn = 100 x 101,9716 = 10197,16 N
Au = 59,720 mm2
𝐹𝑡 10197,16
Ou = 𝐴𝑢 = 59,720
= 170,749 Mpa
Regangan :
Lo = 129,93 mm
Lu = 148,862 mm
𝑙𝑢−𝑙𝑜
= x 100%
𝑙𝑜
129,93−148,862
= x 100%
129,93
= 14,571 %
Kontraksi :
Ao = 131,307
Au = 59,720
𝐴𝑜−𝐴𝑢
S= X 100%
𝐴𝑜
131,307−59,720
S= X 100%
131,307
= 54,519%
𝐹𝑦 7953,7848
Oy = 𝐴𝑜 = 128,881
= 61,714 MPa
b) Ft = 100 Kn = 100 x 101,9716 = 10197,16 N
Au = 73,898 mm2
𝐹𝑡 10197,16
Ou = 𝐴𝑢 = 79,898
= 127,627 Mpa
Regangan :
Lo = 128,1 mm
Lu = 145,9 mm
𝑙𝑢−𝑙𝑜
= x 100%
𝑙𝑜
128,1−145,9
= x 100%
128,1
= 13,895%
Kontraksi :
Ao = 128,881
Au = 73,898
𝐴𝑜−𝐴𝑢
S= X 100%
𝐴𝑜
128,881−73,898
S= X 100%
128,881
= 42,662%
Data Perhitungan :
No. Luas Uji
2 KONTRA
No Kode Diameter (mm) ( Beban Tarik (kN) Kuat tarik (N/mm ) Panjang Ulur (mm) Regangan KSI TS/YS Lengkung/
Benda uji Bending
Do Du Ao Au Fy Ft Ys Ts Lo Lu (%) (%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Tidak
1 KS 11 7.8 6.2 47.784 30.191 3,059.148 4,078.864 64.021 135.103 99.970 195.890 95.949 36.818 2.110
retak
Tidak
2 KS 11 8 5.58 48.337 24.454 3,059.148 3,874.921 63.288 158.454 99.200 194.500 96.069 49.408 2.504
retak
PERHITUNGAN :
BAJA TULANGAN POLOS 1 (KS 11)
Tegangan :
c) Fy = 30 Kn = 30 x 101,9716 = 3059,148 N
Ao = 47,784 mm2
𝐹𝑦 3059,148
Oy = 𝐴𝑜 = 47,784
= 64,020 MPa
d) Ft = 40 Kn = 100 x 101,9716 = 4078,864 N
Au = 30,191 mm2
𝐹𝑡 4078,864
Ou = 𝐴𝑢 = 30,191
= 135,102 Mpa
Regangan :
Lo = 99.970 mm
Lu = 195,89mm
𝑙𝑢−𝑙𝑜
= x 100%
𝑙𝑜
195.89−99.970
= x 100%
99,970
= 95,949 %
Kontraksi :
Ao = 47,784
Au = 30,191
𝐴𝑜−𝐴𝑢
S= X 100%
𝐴𝑜
47,784−30,191
S= X 100%
47,784
= 36,818%
𝐹𝑦 4078,864
Oy = 𝐴𝑜 = 48,337
= 84,384 MPa
c) Ft = 38 Kn = 38 x 101,9716 = 3874,921 N
Au = 24,454 mm2
𝐹𝑡 3874,921
Ou = 𝐴𝑢 = 24,454
= 158,457 pa
Regangan :
Lo = 99.200 mm
Lu = 194,500mm
𝑙𝑢−𝑙𝑜
= x 100%
𝑙𝑜
194,500−99.200
= x 100%
99.200
= 96,068 %
Kontraksi :
Ao = 48,337
Au = 24,454
𝐴𝑜−𝐴𝑢
S= X 100%
𝐴𝑜
48,336−24,454
S= X 100%
48,337
= 49,407%
VII. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian Tampak,Tarik, dan Lengkung (Bending) yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa :
1. Tampak luar baja tulangan sirip berkarat 25% bagian luar dengan tidak ada bagian
yang timbul ini menandakan tidak ada rongga kosong didalamnya, kemiringan sirip
45’
2. Diameter tulangan sirip (12,93+12,81)/2=12,87
3. Tidak retak ketika uji lengkung
4. Termasuk kelas BJTS 50
LAMPIRAN