Updated - KETAHANAN EKONOMI
Updated - KETAHANAN EKONOMI
1. Dewasa ini “ketahanan” tengah menjadi konsep sentral dalam memahami dan merespon berbagai
ketidakpastian global yang disebabkan oleh kegagalan sistem dan peristiwa besar yang bersifat
traumatis. Ditengah kondisi tersebut, konsep ketahanan sering diusulkan sebagai solusi untuk
serangkaian tantangan keamanan yang berbagai, termasuk, antara lain, bencana alam, kejahatan dunia
maya, terorisme, krisis keuangan, dan gangguan sosial. (Brassett, 2013).
2. Konsepsi mengenai ketahanan di Indonesia mulai dikenal sejak permulaan tahun 1960-an dengan
nama Ketahanan Nasional yang didefinisikan dalam lingkup pembahasan masalah pembinaan
Teritorial atau masalah Pertahanan-Keamanan pada umumnya. Ketahanan nasional dalam bahasa
asing sering disebut dengan national resilience dimana resilience berasal dari kata kerja “to resile”
yang berarti gerak sesuatu badan atau barang untuk kembali kepada keadaan atau kondisi semula.
3. Konsep mengenai ketahanan nasional tersebut terus berkembang semenjak berdirinya Lemhannas
pada tahun 1965. Konsep mengenai ketahanan nasional menurut hasil pengembangan dari Lemhannas
tersebut didefinisikan sebagai kondisi dinamika yang berisi keuletan dan ketangguhan, yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, di dalam menghadapi dan mengatasi
segala tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam,
yang langsung maupun tidak langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup
bangsa dan negara atau menganggu usaha mengejar perjuangan nasional.
4. Menurut Lemhanas, ketahanan nasional merupakan suatu alat analisis terkait suatu permasalahan
kehidupan bangsa melalui pendekatan delapan aspek kehidupan nasional yang disebut sebagai
Astagatra. Astagatra sendiri terdiri dari dua bagian yaitu Trigatra yang meliputi aspek alamiah antara
lain geografi, demografi, dan sumber kekayaan alam serta Pancagatra yang meliputi aspek sosial antara
lain ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan aspek pertahanan keamanan.
5. Dalam rangka membentuk suatu ketahanan nasional yang kuat, maka ketahanan perlu dibangun secara
komprehensif dan tersinkronisasi dengan melibatkan berbagai bidang seperti ideologi, politik,
ekonomi, sosial, budaya, agama, militer, ilmu pengetahuan dan teknologi agar pada akhirnya dapat
membentuk kekuatan ketahanan yang menyeluruh dan mencapai tujuan nasional. Proses untuk
mewujudkan ketahanan nasional tersebut dilakukan melalui perhitungan yang matang mengenai
sumber daya yang dimiliki untuk dapat dialokasikan secara tepat di keseluhan bidang kehidupan dan
penghidupan negara. Tidak hanya sekedar bidang-bidang tersebut, esensi dari ketahanan nasional
sendiri perlu dibangun atas dasar partisipasi masyarakat berupa dukungan moril dalam proses
pemerintahan, pembangunan dan pertahanan. Karena pada dasarnya, apabila pertahanan nasional jika
digabungkan dengan rakyat yang memiliki kematangan akan memunculkan suatu kekuatan nasional.
6. Berdasarkan pada definisi tersebut, dapat ditarik inferensi yang lebih singkat bahwasanya konsep
ketahanan di Indonesia melibatkan berbagai bidang dan unsur penunjang yang terdiri dari semua segi-
segi hidup bangsa dan negara termasuk seluruh warga negara untuk dapat menciptakan kekuatan
nasional dalam rangka menghadapi segala jenis ancaman atau gangguan, baik dari dalam maupun dari
luar yang dapat mengganggu stabilitas negara serta memiliki kemampuan untuk kembali dalam
kondisi semula.
7. Salah satu bidang dan unsur yang membangun ketahanan nasional merupakan bidang ekonomi.
Pembangunan ekonomi sendiri merupakan sebagian penting dalam mengembalikan ketahanan
nasional. Suksesnya pembangunan ekonomi yang sedang dikerjakan merupakan salah satu variabel
penggalangan ketahanan nasional. Jika dihubungkan dengan konsepsi dari ketahanan nasional itu
sendiri, maka ketahanan ekonomi adalah melakukan sinkronisasi dan integrasi berbagai unsur-unsur
perekonomian nasional untuk dapat menciptakan kekuatan perekonomian dalam rangka menghadapi
segala jenis ancaman atau gangguan yang dapat mengganggu stabilitas perekonomian.
8. Namun, untuk mewujudkan ketahanan tersebut masih dibutuhkan segala bentuk daya dan usaha untuk
menghadapi tantangan ketahanan di bidang ekonomi seperti masih belum optimalnya modal, skill,
serta teknologi yang mendukung pembangunan perekonomian. Selain itu, perkembangan ekonomi di
setiap daerah belum dapat berimbang dan serasi.
9. Tingkat ketahanan nasional Indonesia salah satunya dapat dilihat dari indeks ketahanan nasional milik
Lemhanas yang disusun berdasarkan empat ketahanan nasional Indonesia yaitu indeks ketahanan
politik, ekonomi, ideologi, dan sosial budaya. pengukuran indeks tersebut dengan menggunakan dua
pendekatan, yakni jenis pendekatan kualitatif yang asalnya dari data kebijakan (policy) dan data
kuantitatif dari data kinerja. Kedua data tersebut lalu disatukan kemudian menghasilkan indeks
komposit yang dapat menunjukkan ketahanan nasional Indonesia (Armawi dan Wahidin, 2018).
Lemhanas menemukan bahwa saat ini ketahanan Indonesia sebagian besar sudah cukup tangguh
dimana salah satunya meunjukkan bahwa ketahanan ekonomi Indoneisa di posisi yang cukup tangguh.
(Makdori, 2019).
10. Istilah ketahanan pada hakikatnya tidak hanya menjadi kepemilikan tunggal dari disiplin ekonomi.
Jauh sebelum itu, istilah ketahanan sendiri telah digunakan di berbagai disiplin seperti engineering,
psikologi, politik, bahkan sepakbola. Dari disiplin engineering misalnya, kata ketahanan merujuk pada
kemampuan material untuk kembali ke bentuk semula setelah terjadi guncangan eksternal (Bruijne,
Boin dan Eeten, 2010). Dalam dunia sepakbola istilah ketahanan diasosiasikan dengan 'bounceback-
ability' kondisi dimana sebuah tim yang hampir terdegradasi berakhir dengan menjuarai liga. Dari
pengertian-pengertian ini, pada dasarnya terdapat satu aspek yang bersifat tetap walaupun dilihat
melalui konteks dan nuansa yang berbeda, yakni ketahanan dipahami sebagai kemampuan untuk
kembali pada titik semula setelah mendapat pengaruh dari kondisi eksternal.
11. Dalam disiplin ekonomi sendiri, aspek kemampuan untuk kembali pada titik semula juga muncul.
Briguglio (2009) mendefinisikan ketahanan ekonomi sebagai kemampuan dari kebijakan ekonomi
untuk pulih dari atau menyesuaikan diri dengan dampak negatif dari guncangan eksternal yang
merugikan dan untuk memperoleh manfaat dari guncangan tersebut. Dari definisi Briguglio maka
dapat dikatakan bahwa ketahanan ekonomi erat kaitannya dengan kemampuan sebuah perekonomian
untuk: [1] pulih dengan cepat dari guncangan; dan [2] kemampuan menahan efek guncangan.
12. Kemampuan suatu Ekonomi untuk pulih dari guncangan negatif memiliki keterkaitan dengan
fleksibilitas suatu ekonomi yang memungkinkannya untuk bangkit kembali setelah terpengaruh oleh
guncangan ekonomi. Kemampuan ini akan sangat terbatas jika, misalnya, ada kecenderungan defisit
fiskal yang besar. Di sisi lain, kemampuan ini akan meningkat ketika ekonomi memiliki instrumen
kebijakan yang dapat digunakan untuk menangkal dampak dari guncangan negatif, seperti posisi fiskal
yang kuat, sehingga pembuat kebijakan dapat memanfaatkan pemotongan pajak untuk melawan efek
guncangan negatif. Jenis ketahanan ini disebut sebagai “shock counteraction”. (Briguglio, 2009)
13. Kemudian, kemampuan untuk bertahan dari goncangan ekonomi erat kaitannya dengan kemampuan
untuk “menyerap” guncangan, sehingga dampak dari guncangan tersebut dapat dinetralisir atau seolah
dapat diabaikan. Hal ini dapat terjadi apabila sebuah perekonomian memiliki mekanisme untuk
mengurangi efek guncangan, yang disebut sebagai shock absorption. Misalnya, keberadaan angkatan
kerja yang multi keterampilan bisa menjadi instrumen penyerapan kejutan apabila terjadi guncangan
di sektor ekonomi tertentu. Dengan demikian stabilitas ekonomi dapat secara relatif mudah dipenuhi
dengan mengalihkan sumber daya ke sektor lain.
14. Apabila definisi ketahanan yang telah disebutkan sebelumnya berfokus pada dua aspek utama yakni,
kemampuan untuk pulih dan kemampuan menahan efek guncangan, maka Kakderi (2017)
menambahkan satu aspek tambahan di dalam konsep ketahanan tersebut. Menurut Kakderi, konsep
ketahanan pada dasarnya bertujuan untuk menggambarkan stabilitas sistem terhadap interferensi
(MacKinnon & Derickson, 2013) tertentu seperti bencana alam, bencana yang disebabkan oleh
perubahan iklim, perang atau aksi teroris (Coaffee, 2009; Hutter, Kuhlicke, Glade, & Felgentreff,
2011; Stevens, Berke, & Song, 2010), konflik sosial atau guncangan ekonomi (Galaz, 2005). Konsep
multidimensi seperti itu menurut Karderi tidak hanya dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk
bertahan atau pemulihan kembali pada titik keseimbangan awal. Lebih dari itu, konsep ketahanan juga
menganut gagasan reorientasi dan pembaruan (Martin, 2012), yang berarti kemampuan suatu sistem
untuk beradaptasi, mengatur ulang dirinya sendiri dan mengubah jalur pertumbuhannya. Ketahanan
sebagai konsep yang mencerminkan kemampuan transformasi sangat dekat dengan gagasan
Schumpeter tentang penghancuran kreatif, proses pengorganisasian diri dan restrukturisasi melalui
kebaruan dan inovasi (Bristow et al., 2013; Simmie & Martin, 2010). Tulisan ini akan menggunakan
konsep ketahanan yang mengandung tiga unsur pembentuk yakni kemampuan untuk pulih, menahan
efek guncangan, dan pembaruan ekonomi sebagai landasan konseptual dalam menjelaskan ketahanan
ekonomi Indonesia.
15. Beranjak dari definisi tersebut, maka hal yang patut ditanyakan berikutnya adalah apa indikator yang
dapat digunakan untuk mengukur ketahanan ekonomi? Menurut Kakderi belum ada ukuran pasti yang
dapat digunakan untuk mengukur konsep ketahanan ekonomi. Hal ini dikarenakan faktor ketahanan
dapat ditemukan dalam berbagai aspek sistem seperti struktur ekonomi, modal sosial, dan tata kelola
sistem. Temuan empiris dan teoritis pun belum memiliki kesepakatan bersama tentang ukuran dari
ketahanan ekonomi. Namun demikian, banyak diskusi yang berfokus pada kapasitas yang melekat dari
sistem untuk melakukan adaptasi dan pengorganisasian diri, seperti keterbukaan; pembelajaran sosial
dan memori sosial; modularitas dan konektivitas; kelembaman dan perubahan kelembagaan dan
organisasi; dan sistem pemerintahan yang adaptif (Folke, 2006; Simmie & Martin, 2010).
16. Apabila mengacu kepada Briguglio, Cordina, dkk (2006) maka ketahanan ekonomi dapat diukur
menurut empat area yakni, stabilitas makroekomi, efisiensi pasar mikroekonomi, good governance,
dan pembangunan sosial. Pemilihan empat area ini didasarkan kepada sifat dari variabel tersebut yang
sangat dipengaruhi oleh kebijakan ekonomi dan juga dapat berfungsi untuk membangun ketahanan
ekonomi. Dibawah ini adalah gambar yang mengilustrasikan konsep ketahanan menurut Briguglio,
Cordina, dkk, beserta tabel yang merangkum empat area tersebut, beserta sub-area di dalamnya.
Sumber: Lino Briguglio , Gordon Cordina , Nadia Farrugia & Stephanie Vella,
“Economic Vulnerability and Resilience: Concepts and Measurements.” Oxford Development Studies,
(2009):232.
Tabel 2.1 Faktor Determinan Ketahanan Ekonomi Menurut Lino Briguglio, Gordon Cordina, dkk.
Area Utama Pengertian Sub-area
Stabilitas Kestabilan makroekonomi berhubungan Defisit fiskal terhadap rasio GDP
makroekonomi dengan interaksi antara permintaan agregat dan Tingkat pengangguran dan inflasi
penawaran agregat sebuah perekonomian. Hutang luar negeri terhadap rasio GDP
17. Martin dan Sunley (2015) berpandangan bahwa ketahanan ekonomi merupakan sebuah prosesterdiri
dari t, bukan sebuah proses singular dan statis. Konsep ketahanan terdiri empat langkah sekuensial
yakni: kerentanan dari industri, pekerja, perusahaan dan institusi terhadap guncangan, [2] daya tahan
terhadap guncangan, [3] kemampuan industri, pekerja, persusahaan dan institusi dalam mempengaruhi
guncangan, [4] terakhir adalah kemampuan industri, pekerja, perusahaan dan institusi untuk
melakukan penyesuaian dan adaptasi yang diperlukan untuk memperbaiki perekonomian. Lebih lanjut
lagi, Martin dan Sunley menyampaikan bahwa aspek sekuensial dari proses ketahanan ini bergantung
kepada sifat, kedalaman, dan durasi dari guncangan ekonomi terhadap jalur pertumbuhan dan faktor
determinan dari jalur pertumbuhan tersebut (struktur ekonomi, sumber daya, kapabilitas dan
kompetensi, dukungan institusi negara). Faktor determinan inilah yang membentuk risiko dan daya
tahan sebuah perekonomian saat terjadinya guncangan ekonomi. Dibawah ini adalah gambar yang
mengilustrasikan konsep ketahanan ekonomi menurut Martin dan Sunley dan indikator-indikator yang
mempengaruhi ketahanan ekonomi.
18. Berdasarkan paparan di atas terkait ketahanan ekonomi dan faktor determinannya, dapat ditarik sebuah
inferensi bahwa ketahanan ekonomi merupakan sebuah konsep yang menjelaskan tentang kemampuan
perekonomian untuk bertahan dari gangguan eksternal, kemampuan untuk memulihkan diri pasca
guncangan ekonomi, dan kemampuan sebuah perekonomian untuk melakukan reorientasi dan
pembaharuan. Faktor yang mempengaruhi ketahanan ekonomi sangat berbagai, mulai dari stabilitas
makroekonomi sampai dengan pengaturan kelembagaan sosial dan politik di sebuah negara.