1734 - Traksi Paper
1734 - Traksi Paper
Pembimbing:
Prof. Dr. Bambang Prijambodo, dr, Sp.B, Sp.OT(K)
2. Prinsip Traksi
Pemasangan traksi harus memperhatikan tiga prinsip [1]:
1. Peralatan traksi yang digunakan harus di dukung dan diregangkan ke arah yang
sesuai sehingga mampu mereposisi fragmen tulang dengan baik.
2. Traksi yang dilakukan tidak boleh diregangkan berlebihan (overstretched)
karena akan menimbulkan distraksi fragmen tulang yang berlebihan.
3. Kekuatan regangan harus tetap dipertahankan konstan baik besar kekuatan
maupun arah regangan hingga fragmen tulang menyambung.
Traksi dapat bersifat statis bila traksi yang dilakukan tidak membolehkan
pergerakan dari ekstremitas dan pergerakan akan merubah arah traksi atau bersifat
dinamis bila pergerakan dari ekstremitas tidak merubah arah traksi. Lamanya
penggunaan traksi dapat berupa continous traction yaitu traksi dipertahankan
sepanjang waktu, intermittent traction traksi dilakukan pada periode waktu tertentu
secara intermiten atau dilakukan pada waktu yang pendek. Traksi digunakan secara
running traction yaitu traksi diaplikasi dengan satu arah tarikan atau satu sumbu
anggota tubuh dan balance suspension traction yaitu traksi dibantu dengan peralatan
penyangga (suspension) yang akan menyokong bagian tubuh tanpa penarikan dan
tubuh pasien memberikan gaya countertraction. Pada balance suspension traction
segmen fraktur akan tetap tidak bergerak (immobile) meskipun pasien bergerak dan
bagian tubuh yang mengalami fraktur ditahan pada posisinya dengan pemberat yang
terpasang pada overhead bar [2].
2.1 Counter-traction
Gaya traksi dan counter traksi harus diberikan senyaman mungkin terhadap
pasien Dan pada saat yang sama, mobilisasi minimal harus dapat dilakukan oleh
pasien pada bed. Pada kebanyakan kasus, gaya ini didapatkan dengan menggunakan
berat badan pasien sendiri pada permukaa yang agak miring sehingga pasien akan
bergeser karena kemiringannya sehingga didapatkan counter traksi.[1]
3. Tujuan Traksi
Tujuan dilakukannya traksi adalah [2] :
1. Untuk mereduksi fraktur dan melakukan reposisi pada fragmen fraktur
2. Untuk mempertahankan panjang dan posisi tulang
3. Untuk mengurangi spasme otot
4. Untuk menghindari terjadinya kontraktur
5. Untuk immobilisasi fraktur sehingga menghindari kerusakan jaringan lunak
lebih lanjut
6. Untuk mereduksi dan menangani dislokasi
7. Untuk mengistirahatkan sendi yang terlibat
8. Untuk menghindari deformitas
4. Jenis Traksi
4.1 Skin Traksi
Didapatkan dengan menempelkan macam-macam strip adesif pada area
ekstremitas yang luas dengan beban sekitar 4.6 kg, dan 4 minggu sebelum melorot.
Merupakan traksi dilakukan pada pasien anak-anak, traksi dilakukan sementara
(preoperatif) dan traksi kurang dari 5 kg. Kontraindikasi dilakukannya skin traction
adalah traksi lebih dari 5 kg dan ada kerusakan atau infeksi pada area kulit tempat
dilakukannya traksi [1]
Gambar 3: Menunjukkan tempat pemasangan Steinmen pin pada distal tibia dan
calacaneus.
5. Traksi Menurut Letak Anatomis
5.1 Traksi Spinal
5.1.1. Head Halter Traction
Indikasi
Traksi ini digunakan pada pada manajemen konservatif pada nyeri leher baik
di rumah sakit dan pasien rawat jalan. Traksi ini pula digunakan pada kasus trauma
daerah leher sebagai splint sementara untuk memudahkan evaluasi pasien dan
stabilisasi posisi leher pasien [4].
Resiko
Pemasangan traksi ini pada trauma leher harus dilakukan secara ekstra hati-
hati agar tidak terjadi manipulasi yang berlebihan yang dapat memperparah trauma
dan meningkatkan resiko defisit neurologis [4].
Resiko
Manipulasi yang eksesif pada kepala dapat mencederai medula spinalis.
Pemasangan yang terlalu tinggi diatas telinga dapat mengakibatkan lepasnya
cengkeraman pada tulang dan melaserasi kulit kepala. Pemberat yang digunakan tidak
disarankan lebih dari 5 lbs pada upper cervical spine dan tidak lebih dari 20 lbs untuk
lower cervical spine. Perawatan pada pin harus dilakukan dengan baik untuk
menghindari terjadinya infeksi. Resiko ulcus decubitus dapat terjadi pada occipital [4].
Resiko
Penggunaan traksi ini dapat mengakibatkan nyeri pada sendi
temporomandibular. Pada penggunaan jangka waktu lama dpat mengakibatkan
gangguan orthodontic dan abnormalitas pada mandibula [4].
5.1.5. Halo Pelvic Traction
Indikasi
Traksi ini sering digunakan pada manajemen pasien dengan deformitas spinal
oleh karena tuberkulosisi atau polio [4].
Resiko
Pemasangan traksi ini dapat mengakibatkan cedera pada medula spinalis bila
traksi yang diberikan terlalu besar sehingga mengakibatkan tension pada medula
spinalis. Traksi ini dapat mengakibatkan perubahan degeneratif pada vertebra
servikalis dan penggunaan dalam waktu lama dapat mengakibatkan nekrosis aseptic
pada odontoid. Infeksi dapat terjadi pada pin yang dipasang pada iliac crest oleh
karena pada daerah ini banyak jaringan lemak sehingga terjadi drainage yang sangat
mudah terinfeksi [4].
Resiko
Pemasangan pemberat yang berlebihan dapat mengakibatkan laserasi kulit dan
ketidaknyamanan pada iliac crest. Traksi harus dilepas bila pemasangan traksi
memperberat nyeri punggung pasien [4].
Resiko
Resiko utama dari penggunaan traksi ini adalah laserasi kulit bila traksi yang
digunakan lebaih dari 10 lbs. Traksi ini bila diposisikan pada abduksi yang berlebihan
dapat mengakibatkan gangguan pada pembuluh darah subklavia dan mengakibatka
rotator cuff antara lateral acromion dengan tuberositas mayor. Pemasangan traksi
yang terlalu ketat dapat mengakibatkan gangguan sirkulasi pada jari-jari dan dapat
semakin berat bila terjadi pembengkakan oleh karena cedera sebelumnya [4].
Resiko
Pemberat yang melebihi 10 lbs pada komponen forearm dan melebihi 7 lbs
pada komponen upperarm dapat mengakibatkan laserasi kulit oleh karena tarikan
adhesive strip. Pemberat yang berlebihan dapat mengakibatkan slip pada keseluruhan
perban sehingga traksi akan menjadi torniket sepanjang area antecubital sehingga
dapat mengakibatkan edema dan insufisiensi vascular [4].
Resiko
Pemasangan traksi yang terlalu ketat dapat meningkatkan tekanan
intrakompartemen dan beresiko terjadinya Volkmann’s kontraktur [4].
Resiko
Pemasangan traksi ini dapat mengakibatkan iskemia atau obstruksi aliran vena
yang dapat berujung pada sindroma kompartemen sehingga perlu dilakukan latihan
yang konstan. Pemberat yang berlebihan dapat mengakibatkan distraksi fragmen
fraktur. Pemberat yang tidak cukup akan mengakibatkan angulasi fragmen fraktur.
Infeksi dapat terjadi pada pin skeleteal. Penempatan pin harus tepat masuk kedalam
olecranon karena bila penempatan pin pada subperiosteal maka pada saat traksi
dilakukan akan terjadi nyeri yang sangat akibat robekan periosteum dan tarikan pada
kulit [4].
Resiko
Pemberat yang berlebihan akan mengakibatkan distraksi fragmen fraktur dan
beresiko menggangu struktur vaskuler pada forearm. Pemberat yang tidak cukup akan
mengakibatkan angulasi dan pemendekan fraktur. Penempatan pulley yang tidak tepat
akan mengakibatkan rotasi pada fraktur humerus dan meningkatkan resiko malunion
[4]
.
5.2.6. Metacarpal Pin Traction
Indikasi
Traksi ini digunakan untuk mendapatkan dan mempertahankan reduksi yang
sulit seperti pada fraktur kominutif dari radius distal. Traksi ini sangat berguna pada
humerus shaft fracture dan fraktur ulna & radius untuk mempertahankan traksi dari
forearm dengan kombinasi olecranon pin traction untuk mempertahankan aligment
dari fraktur humerus [4].
Resiko
Resiko yang harus diperhatikan adalah infeksi, loosening, dan penempatan pin
yang tidak tepat. Kekakuan (stiffness) dapat terjadi pada otot-otot intriksik setelah
pemasangan pin sehingga latihan dilakukan seawall mungkin untuk mempertahakan
range of motion [4].
Resiko
Pemasangan pelvic sling dapat mengganggu vesica urinaria, urethra dan
displacement dari frakture sehingga pemasangan harus sesuai (fit) [4].
Resiko
Bila pin traksi tidak dirawat dengan baik maka infeksi dari jaringan lunak
disekitar pin dapat menyebar ke femur proksimal, sendi panggul (hip joint) dan
fraktur pelvis. Immobilisasi yang lama akan mengakibatkan thromboplebitis dan
pressure sore pada sacrum [4].
Resiko
Traksi ini dapat mengakibatkan gangguan sirkulasi yang berujung pada
kontraktur Volkmann pada telapak kaki dan tungkai bawah [4].
Resiko
Infeksi dapat terjadi dari jaringan lunak disekitar lokasi pemasangan pin[4].
5.5.9. Proximal Tibial Traction with Balanced Suspension Traction using Traction
Splint and Pearson Attachment
Indikasi
Traksi ini digunakan untuk mendapatkan atau mempertahanakn panjang
tungkai pada fraktur femur duapertiga distal pada anak diatas 12 tahun dan dewasa.
Traksi ini sangat baik digunakan pada frakur dengan severe displacement, instablity
atau comminution. Pasien masih dapat menggerakkan tungkainya tanpa mengganggu
traksi[4].
Resiko
Resiko terpenting adalaha terjadinya foot drop yang merupakan akibat dari
penekanan dari nervus peroneus dibelakang caput fibula. Penekanan ini terjadi apabila
splint atau Pearson attachment mengalami displacement kearah distal. Infeksi dapat
terjadi pada lokasi pin [4].
Resiko
Traksi ini sangat rentan terjadi sling displacement pada pasien yang gelisah
dan tidak kooperatif. Kulit tempat pemasangan pin dapat terinfeksi. Kulit disekitar
caput fibula dan diatas tendon Achilles harus dimonitor terhadap tekanan yang
berlebihan oleh support sling [4].
Resiko
Infeksi dapat terjadi pada kulit disekitar pin dan menyebar ke pin skeletal.
Tekanan berlebihan dapat terjadi pada proximal fibula dan diatas tendon Achilles dan
malleolus lateralis. Traksi ini dapat mengakibatkan kompresi vaskular dan
menyebabkan tibial compartement pressure syndrome. [4]
Resiko
Traksi ini sering mengakibatkan pembengkakan dan nyeri pada fraktur
calcaneus. Resiko kontaminasi dan infeksi sekunder dapat terjadi pada hematoma
fraktur kalkaneus yang berasal dari pin skeletal [4].