Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN LABORATORIUM

Lelly Yuniarti, dr., S.SI., M.KES


Disusun oleh:
Kelompok 17

Nama NPM
Rivaldi Setiawan 10100119173
Hana Badiiah 10100119179
Indah Aini 10100119170
Adinda Riany Putri 10100119177
Darayani Nurfauziah 10100119174
Dendi Herlangga 10100119180
Desi Anggraeni 10100119171
Early AristaWulandari 10100119172
Hauradarry Aurella Permadi 10100119175
Nur Annisa Rahmawati 10100119178
Wizdan Nafi Alfiansyah 10100119176

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
Jl. Hariangbanga No.2 Tamansari – Bandung
Telp: (022)4203368 | Fax: (022)4231213
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyusun Laporan Tutorial dengan kasus “Masalah Belajar” ini. Laporan ini
disusun guna memenuhi tugas kelompok tutorial tingkat 1 di Fakultas Kedokteran Universitas
Islam Bandung.

Kami ucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang ikut membantu dalam
penyusunan laporan ini, karena kami tidak dapat menyelesaikan laporan ini tanpa bantuan pihak
lain, baik berupa materil maupun segala hal yang dapat membantu dalam penyelesaian laporan ini.

Laporan ini masih jauh dari sempurna, karena kami manusia yang tidak bisa lepas dari
kesalahan. Kami hanya dapat berusaha untuk mencoba sedikit lebih baik, karena itu kami bersedia
untuk menampung setiap kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan
ini.

Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat yang berarti bagi penyusun, pembaca, dan
seluruh kalangan masyarakat. Aamiin.

Bandung, 8 Oktober 2019

Kelompok 17
1.1 PAGE 1

Ny. Y (35) dan Tn. R (37) adalah pasangan dengan riwayat keguguran pada kehamilan yang
pertama dan kedua pada tujuh minggu kehamilan. Pada kehamilan terakhir dihentikan oleh
dokter kandungan. Setelah diberhentikan, Ny. Y menjalani pil kontrasepsi hormonal untuk
memodulasi siklus reproduksinya dan untuk mencegah pembuahan dan ovulasi sampai
rahimnya pulih dan siap untuk implantasi.

 Aborsi
Aborsi adalah suatu proses berakhirnya suatu kehamilan dimana janin belum mampu
hidup diluar Rahim dengan kriteria usia kehamilan < 20 minggu atau berat janin <500 g.
1. Aborsi Spontan : Terjadi secara alamiah tanpa direnacanakan
2. Aborsi Medis : Dilakukan sengaja tetapi karna alas an kesehatan
3. Aborsi disengaja : Dilakukan secara sengaja

 Perkembangan Sebelum Lahir


Periode Pre-Natal dimulai dari pembuahan sperma dan ovum. Pada periode ini ada fase
–fasenya, yaitu:
a. Fase zigot, dimulai sejak pembuahan sampai usia 40 hari dalam kandungan dan
membelah menjadi sel berbentuk bulatan kecil yang disebut blaktosis.
b. Fase blaktosis yaitu blaktosis yang tertanam penuh pada dinding rahim yaitu embrio.
c. Fase embrio, dimulai 2-8 minggu setelah pembuahan dan ada tiga saran pembantu
perkembangan struktur bayi (kantong amniotik, plasenta, dan tali pusat.)dan tubuh
yang paling penting mulai terbentuk. Dan dimulai 9 minggu sampai lahir dan disini
sudah ada ciri-ciri adanya rambut dan bergerak-gerak.

Keadaan saat minggu ke-tujuh. Perkembangan anggota badan mengalami perubahan


besar selama minggu ke-tujuh. Dengan jelas menunjukkan jari atau jari kaki,
Komunikasi antar primodial usus dan pusar sekarang berkurang menjadi relative,
saluran ramping, saluran optphaloentric pada akhir minggu ke-tujuh dan osifikasi tulang
anggota bagian atas telah dimulai. Di minggu ini besarnya embrio seukuran kuku jari
kelingking atau 1 cm, tangan sudah mulai ada dan berkembang dengan cepat, tonjolan-
tonjolan yang diminggu sebelumnya masih tampak pada rangka tapi pada minggu ini
sudah jelas.

 Siklus Reproduksi Wanita


Saat pubertas, wanita mulai mengalami siklus bulanan secara teratur, yang melibatkan
hipotalamus otak, kelenjar pituitari, ovarium, uterus, uterin, vagina dan kelenhar susu.
Siklus seksual di atur oleh hipotalamus. Gonadotropin releasing hormone (GnRH), yang
dihasilkan oleh hipotalamus, bekerja terhadap sel-sel lobus anterior (adenohipofisis)
kelenjar hipofisis, yang nantinya menstimulasi dua hormon dari kelenjar pituitari yang
bekerja pada hormon:
1. Follicle-stimulating hormone (FSH)
Folilicle-stimulating hormone menstimulasi perkembangan folikel ovarium dan
folikel ovarium menghasilkan hormon estrogen.
2. Luteinizing hormone (LH)
Hormon ini memicu terjadinya ovulasi dan menstimulasi sel folikel dan korpus
luteum untuk mengeluarkan progesteron.

Hormon-hormon ini, follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone


(LH), merangsang dan mengatur perubahan siklik di dalam ovarium. Di permulaan setiap
siklus ovarium, 15 hingga 20 folikel tahap primer (pra-antral) dirangsang untuk tumbuh di
bawah pengaruh FSH. Hormon ini tidak diperlukan untuk mendorong perkembangan
folikel primordial ke tahap folikel primer, tetapi tanpa hormon ini, folikel-folikel primer
ini akan mati dan menjadi atresia. Oleh sebab itu, FSH menyelamatkan 15 hingga 20 sel
ini dari cadangan folikel primer yang secara terus menerus terbentuk. Dalam keadaan
normal, hanya satu dari folikel ini yang menjadi matur secara sempurna, dan hanya satu
oosit yang dikeluarkan yang lainnya mengalami degenerasi dan menjadi atresia. Di siklus
berikutnya, kelompok folikel primer lainnya direkrut dan lagi, hanya satu folikel yang
menjadi matur. Akibatnya, sebagian besar folikel mengalami degenerasi tanpa pernah
menjadi matur sepenuhnya. Ketika satu folikel menjadi atresia, oosit dan sel-sel folikular
di sekelilingnya mengalami degenerasi dan digantikan oleh jaringan ikat, yang membentuk
korpus atretikum. FSH juga merangsang maturasi sel folikular (granulosa) di sekeliling
oosit. Pada gilirannya, proliferasi sel-sel ini diperantarai oleh growth differentiation factor
9, anggota dari famili transforming growth factor-β (TGFβ). Secara bersama-sama, teka
interna dan sel-sel granulosa menghasilkan estrogen: sel-sel teka interna menghasilkan
androstenedion dan testosteron dan sel-sel granulosa mengubah hormon-hormon ini
menjadi estron dan 17 β-estradiol. Sebagai akibat dari produksi estrogen ini:
1. Endometrium uterus memasuki fase proliferatif atau folikular.
2. Terjadi penipisan mukus serviks untuk memudahkan lewatnya sperma.
3. Lobus anterior kelenjar hipofisis dirangsang untuk menyekresi LH.

Di pertengahan siklus, terdapat lonjakan LH yang:


1. Meningkatkan konsentrasi maturation-promoting factor, yang menyebabkan oosit
menuntaskan meiosis I dan memulai meiosis II.
2. Merangsang produksi progesteron oleh sel-sel folikular stroma (luteinisasi).
3. Menyebabkan ruptur folikel dan ovulasi.

A. Perkembangan folikel
Perkembangan folikel ovarium mempunyai karateristik seperti berikut:
1. Pertumbuhan dan diferensiasi oosit primer
2. Proliferasi sel folikuler
3. Pembentukan zona pelusida
4. Perkembangan theca folliculi
Folikel primer bertambah besar ukurannya, jaringan ikat yang berdekatan mengatur ke
dalam kapsul, jaringan folikel. Theca segera berdiferensiasi menjadi dua lapisan, theca
interna, dan lapisan seperti kapsul, theca externa. Sel-sel theca adalah lapisan vaskular dan
kelenjar internal, pemikiran teka menghasilkan faktor angiogenesis yang mendorong
pertumbuhan pembuluh darah di teka interna, yang menyediakan dukungan nutrisi untuk
pengembangan folikel.
Sel-sel folikel membelah secara aktif, menghasilkan lapisan bertumpuk di sekitar
oosit. Folikel ovarium bentuknya menjadi oval dan ekosit oosit pada
posisinya. Selanjutnya, ruang berisi cairan muncul di sekitar sel-sel folikel, yang
bergabung untuk membentuk rongga besar tunggal, antrum, yang berisi cairan
folikel. Setelah antrum terbentuk, folikel ovarium disebut folikel vesikular atau sekunder.
Oosit primer didorong ke satu sisi folikel, di mana oosit primer dikelilingi oleh
tumpukan sel-sel folikel, cumulus oophorus, yang memproyeksikan ke antrum. Folikel
terus bekembang sampai matang dan menghasilkan pembesaran pada permukaan ovarium.
Perkembangan awal folikel ovarium diinduksi oleh FSH, tetapi tahap akhir
pematangan membutuhkan LH. Tumbuhnya folikel menghasilkan estrogen, hormon yang
mengatur perkembangan dan fungsi organ reproduksi. Teca interna vaskular menghasilkan
cairan folikel dan beberapa estrogen. Sel-selnya juga mengeluarkan androgen yang masuk
ke sel-sel folikel yang pada gilirannya mengubahnya menjadi estrogen. Beberapa estrogen
juga diproduksi oleh kelompok sel sekretori stroma yang tersebar luas, yang dikenal secara
kolektif. Memperbesar hingga mencapai pada permukaan sebagai kelenjar interstitial
ovarium.

B. Ovulasi
Sekitar pertengahan siklus, folikel ovarium, di bawah pengaruh FSH dan LH,
mengalami lonjakan pertumbuhan yang tiba-tiba, menghasilkan ovarium pembengkakan
kistik. Sebuah titik vaskular kecil, stigma, segera muncul saat pembengkakan
ini. Sebelum ovulasi, oosit sekunder dan beberapa sel kumulus oophorus terlepas dari
bagian dalam folikel yang menonjol.
Ovulasi dipicu oleh .produksi LH. Ovulasi biasanya mengikuti puncak LH selama 12
hingga 24 jam. Lonjakan LH ditimbulkan karena tingkat estrogen yang tinggi dalam darah,
menyebabkan stigma membengkak, membentuk ruptur, mengeluarkan oosit sekunder
dengan cairan folikel.
Pengusiran oosit adalah hasil dari tekanan intrafollicular dan kemungkinan kontaksi
otot polos di teca externa karena stimulasi oleh prostaglandin. Protein kinase 3 dan 1 yang
teraktivasi mitogen (MAPK 3/1), juga dikenal sebagai kinase teregulasi sinyal ekstraseluler
1 dan 2 (ERK1 / 2) dalam sel glanulosa ovarium tampaknya atau menonjol pada permukaan
lonjakan produksi LH vesikel. Stigma segera mengatur jalur pensinyalan yang mengontrol
ovulasi. Plasmin dan matriks metalloprotein tampaknya juga berperan dalam
mengendalikan pecahnya folikel. Oosit sekunder yang dikeluarkan dikeluarkan oleh zona
pellucida dan satu atau lebih lapisan radioaktif sel folikel, yang disebut corona radiata.
C. Corpus Luteum
Setelah ovulasi, dinding folikel ovarium dan teka folikuli runtuh dan terlipat. Di
bawah pengaruh LH, mereka berkembang menjadi struktur kelenjar, corpus luteum, yang
mengeluarkan progesteron dan beberapa estrogen, menyebabkan implantasi kelenjar
endometrium dari blastokista. Jika oosit dibuahi, corpus luteum membesar untuk
membentuk corpus luteum kehamilan dan meningkatkan produksi hormonnya. Degenerasi
corpus luteum dicegah oleh human chorionic gonadotropin, hormon yang dikeluarkan oleh
syncytiotrophoblast blastocyst (lihat Gambar 2-19B). Korpus luteum kehamilan
mengeluarkan dan menyiapkan endometrium tetap aktif secara fungsional selama 20
minggu pertama kehamilan. Pada saat ini, plasenta telah mengasumsikan produksi
estrogen dan progesteron yang diperlukan untuk pemeliharaan kehamilan/ Jika oosit tidak
dibuahi, corpus luteum menyerang dan berdegenerasi 10 hingga 12 hari setelah ovulasi. Ini
kemudian disebut corpus luteum menstruasi. Corpus luteum kemudian diubah menjadi
jaringan parut putih di ovarium, yang disebut corpus albicans. Siklus ovarium berakhir
saat menopause, penghentian menstruasi permanen karena kegagalan ovarium; menopause
biasanya terjadi antara usia 48 dan 55 tahun. Perubahan endokrin, somatik (tubuh), dan
psikologis yang terjadi pada penghentian periode klimakterik periode reproduksi.
Siklus menstruasi adalah waktu di mana oosit menjadi matang, mengalami ovulasi,
dan memasuki saluran rahim. Hormon yang diproduksi oleh folikel ovarium dan corpus
luteum (estrogen dan progesteron) menghasilkan perubahan siklik yang mengubah siklus
endometrium, yang biasa disebut sebagai menstruasi. Perubahan bulanan lapisan internal
rahim merupakan atau periode karena menstruasi (aliran darah dari rahim) adalah peristiwa
yang jelas.
Endometrium merespon konsentrasi hormon gonadotropik dan ovarium. Siklus
menstruasi rata-rata adalah 28 hari, dengan hari 1 siklus ditentukan sebagai hari di mana
aliran menstruasi dimulai. Siklus menstruasi biasanya bervariasi panjangnya beberapa
hari. Pada 90% wanita, panjang siklus berkisar antara 23 dan 35 hari. Hampir semua
variasi ini dihasilkan dari perubahan durasi fase proliferasi siklus menstruasi. Fase
menstruasi adalah sebagai berikut:
1. Fase menstrual
Perubahan kadar estrogen dan progesteron menyebabkan perubahan siklik dalam
struktur saluran reproduksi wanita, terutama endometrium. Siklus menstruasi adalah
siklus yang terjadi terus menerus; setiap fase secara bertahap masuk ke fase berikutnya.
Lapisan fungsional dinding rahim dihilangkan dan dibuang dengan aliran menstruasi,
yang disebut menstruasi biasanya berlangsung 4 hingga 5 hari. Darah yang dikeluarkan
melalui vagina dikombinasikan dengan potongan-potongan kecil jaringan
endometrium. Setelah menstruasi, endometrium yang tererosi tipis.
2. Fase proliferatif
Fase ini, berlangsung sekitar 9 hari, bertepatan dengan pertumbuhan folikel
ovarium dan dikendalikan oleh estrogen yang dikeluarkan oleh folikel-folikel ini. Ada
peningkatan dua sampai tiga kali lipat dalam ketebalan endometrium dan kadar airnya
(perdarahan bulanan), yang selama fase perbaikan dan proliferasi ini. Awal selama fase
ini, epitel permukaan mereformasi dan menutup endometrium. Kelenjar meningkat
dalam jumlah dan lengrh dan arteri spiral memanjang.
3. Fase luteal
Fase luteal atau sekretori, berlangsung sekitar 13 hari, bertepatan dengan formarion,
berfungsi, dan pertumbuhan corpus luteum. Progesteron yang diproduksi oleh corpus
luteum menstimulasi bahan kaya glikogen epitel kelenjar untuk mengeluarkan suatu
kelenjar menjadi lebar, berliku-liku, dan sakular, dan endometrium menebal karena
pengaruh progeson dan estrogen dari corpus luteum, dan karena peningkatan cairan
dalam jaringan ikat. Ketika arteri spiral tumbuh ke lapisan kompak yang dangkal,
mereka menjadi semakin melilit (Gbr. 2-6C). Jaringan vena menjadi kompleks dan
lacuna besar (ruang vena) berkembang. Anastomosis arteriovenosa langsung adalah
gambaran utama dari stadium ini.
Jika pembuahan tidak terjadi:
 Corpus luteum meluruh
 Kadar estrogen dan progesteron turun dan endometrium sekretori memasuki
fase iskemik
 Menstruasi terjadi
4. Fase iskemik
Fase dimana ooosit tidak dibuahi. Iskemia (berkurangnya suplai darah) arteri spiral
mengerut, membuat endometrium tampak pucat. Penyempitan ini diakibatkan oleh
menurunnya sekresi hormon, terutama progesteron oleh corpus luteum yang meluruh.
Selain perubahan vaskular, penarikan hormon menghasilkan penghentian sekresi
kelenjar, hilangnya cairan interstitial dan penyusutan yang ditandai dari
endometrium. Menjelang akhir fase iskemik, mengerut untuk periode yang lebih
lama. Hal ini menyebabkan stasis vena dan jaringan fisis iskemik tambal
sulam. Akhirnya, pecahnya dinding pembuluh yang rusak mengikuti dan darah
merembes ke jaringan ikat di sekitarnya. Kolam kecil darah terbentuk dan menembus
permukaan endometrium, mengakibatkan pendarahan ke dalam rongga rahim dan dari
vagina. Ketika potongan-potongan kecil dari endometrium terlepas dan masuk ke
dalam rongga rahim, ujung-ujung dari arteri berdarah ke dalam rongga, mengakibatkan
io terjadi ketika oosit terjadi sebagai hasil dari satu, arteri spiral menjadi (kematian) di
super.
 Dampak dari kontrasepsi hormonal untuk siklus fisiologis dari sistem reproduksi
wanita
1. Amenorhea
2. Perdarahan haid yang berat
3. Depresi
4. Kenaikan berat badan
5. Perubahan libido
6. Hipertensi
7. Nyeri tekan payudara
8. Mencetuskan moniliasis
9. Leukorhea (keputihan)
10. Pelumasan yang tidak mencukupi
11. Disminorea
12. Hipertrofi atau ekropi serviks
13. Perubahan visual
14. Perubahan fibroid uterus.

 Bagaimana hormon dalam pil ini mempengaruhi ovarium dan siklus menstruasi.
1. Mekanisme kerja Esterogen
a. Ovulasi
Esterogen menghambat ovulasi melalui efek pada hipotalamus, yang kemudian
mengakibatkan supresi pada FSH (folikel stimulating hormone) dan LH
(luthenizing hormone) kelenjar hipofise. Penghambatan tersebut tampak dari tidak
adanya esterogen pada pertengahan siklus, tidak adanya puncak-puncak FSH dan
LH pada pertengahan siklus dan supresi post ovulasi, peninggian progesteron dalam
serum dan pegnadiol dalam urin yang terjadi pada keadaan normal. Ovulasipun
tidak selalu dihambat oleh esterogen dalam pil kontrasepsi kombinasi (yang berisi
esterogen 50 mg atau kurang).
b. Implantasi
Implantasi dari blastocyist yang sedang berkembang terjadi 6 hari setelah
fertilisasi, dan ini dapat dihambat apabila lingkungan endometrium tidak berada
dalam keadaan optimal. Kadar esterogen dan progesteron yang berlebihan atau
kurang/inadekuat atau keseimbangan esterogen –progesteron yang tidak tepat
menyebabkan pola endometrium yang abnormal sehingga menjadi tempat yang
tidak baik untuk implantasi. Implantasi dari yang telah dibuahi juga dapat dihambat
oleh estradiol dosis tinggi yang diberikan sekitar pertengahan siklus pada senggama
yang tidak dilindungi, ini disebabkan karena terganggunya perkembangan
endometrium yang normal.
c. Transfor
Gamet/ovum Pada percobaan binatang, transfor gamet/ovum dipercepat oleh
esterogen, ini disebabkan karena efek hormonal pada sekresi dan peristaltik tuba
serta kontraktilitas uterus.
d. Luteolysis
Luteolysis yaitu degenerasi dari corpus luteum yang menyebabkan penurunan
yang cepat dari produksi esterogen dan progesteron oleh ovarium yang selanjutnya
menyebabkan dilepaskannya jaringan endometrium. Degenerasi corpus luteum
menyebabkan kadar penurunan kadar progesteron serum dan selanjutnya mencegah
implantasi yang normal. Ini merupakan efek yang mungkin disebabkan oleh
pemberian esterogen dosis tinggi pasca senggama
2. Mekanisme kerja progesteron
a. Ovulasi
Ovulasi sendiri dapat dihambat karena terganggunya fungsi poros hipotalamus
– hipofise – ovarium dan karena modifikasi dari FSH dan LH pada pertengahan
siklus yang disebabkan oleh progesterone.
b. Implantasi
Implantasi mungkin dapat dicegah bila diberikan progesteron pra ovulasi.
Pemberian progesteron eksogenus yang dapat mengganggu puncak FSH dan LH
sehingga meskipun terjadi ovulasi, produksi progesteron yang berkurang dari
corpus luteum menyebabkan penghambatan dari implantasi. Pemberian esterogen
secara sistemik dan untuk jangka waktu yang lama menyebabkan endometrium
mengalami keadaan istirahat dan atropi.
c. Transfor gamet/ovum
Pengangkutan ovum dapat diperlambat bila diberikan progesteron sebelum
terjadi fertilisasi. Pengangkutan ovum yang lambat dapat menyebabkan peninggian
insiden implantasi ektopik pada wanita yang memakai kontrasepsi yang hanya
mengandung progesterone.
d. Luteolysis
Pemberian jangka lama progesteron saja mungkin menyebabkan fungsi corpus
luteum yang inadekuat pada siklus haid yang mempunyai ovulasi.
e. Lendir serviks yang kental
Dalam 48 jam setelah pemberian progesteron sudah tampak lendir serviks yang
kental, sehingga mortilitas dan daya penetrasi dari spermatozoa sangat terhambat.
Lendir serviks yang tidak ramah untuk spermatozoa adalah lendir yang jumlahnya
sedikit, kental dan seluler serta kurang menunjukkan ferning dan spinderbarkeit

 Proses Konsepsi dan Ovulasi


Konsepsi menyangkut fertilisasi dan pelekatan embrio pada dinding uterus. Fertilisasi
adalah peleburan inti sel sperma dan inti sel telur yang terjadi di saluran telur (oviduk) atau
di uterus. Pada saat fertilisasi kepala sel sperma menembus dinding sel telur sedang ekor
tertinggal di luar membentuk zigot (2n) yang terus membelah mitosis menjadi 32 sel
(morula). Morula berkembang menjadi blastula. Bagian dalam blastula akan membentuk
janin sedang bagian luarnya membentuk trofoblast (bagian dinding untuk menyerab
makanan dan akan berkembang menjadi plasenta. Pada usia hari ke 4-5 setelah ferlitilasi
blastula bergerak ke uterus dan melakukan implantasi (pelekatan) di uterus pada hari ke-6.
Balastula kemudian berkembang menjadi grastula (punya lapisan ektodermis, mesodermis,
dan endodermis). Selanjutnmya gastrula berkembang menjadi embrio setelah melalui
peristiwa diferensiasi, spesilisasi, dan organogenesis. Ektodermis akan membentuk
susunan saraf, hidung, mata, epidermis, kelenjar kulit. Mesodermis akan membentuk
jaringan tulang, otot jantung, pembuluh darah, limfa, ginjal, klenjar kelamin. Endodermis
akan membentuk kelenjar gondok, hati, pankreas, kandung kemih, saluran pencernaan,
saluran pernapasan.
Ovulasi adalah proses ketika sel telur yang sudah matang dikeluarkan dari
ovarium ke tuba falopi untuk dibuahi. Terdapat sekitar 15-20 sel telur matang di dalam
ovarium Anda. Telur yang paling matang kemudian akan dikeluarkan dan masuk ke dalam
tuba falopi. Tuba falopi itu kemudian akan membawa telur ke rahim. Agar terjadi
kehamilan, salah satu sel telur dan sperma harus bertemu di dalam tuba falopi. Sel
telur dapat bertahan setidaknya 24 jam setelah dikeluarkan, sedangkan sperma dapat
bertahan di dalam vagina hingga 7 hari. Ovulasi dipicu oleh meningkatnya LH karena
salah satu fungsi dari LH itu untuk memicu/berperan dalam proses ovulasi ->
meningkatnya/melonjaknya LH (ditimbulkan oleh kadar estrogen yg tinggi di darah) ini
menyebabkan terbentuknya vesikel -> menyebabkan Stigma (a small avascular spot) pecah
-> stigma yg pecah ini mengeluarkan oosit sekunder dan cairan folikelnya. Pengeluaran
oosit tersebut adalah hasil dari kontraksi otot polos di theca externa karena distimulasi
(dipicu) oleh prostaglandin. Theca externa itu adalah jaringan ikat yg berada paling luar di
folikel Oosit sekunder yg dikeluarkan jg dilindungi oleh corona radiata.

 Apa yang dimaksud uterus dan deskripsikan organ reproduksi wanita


Uterus merupakan organ muskular tempat berkembangnya fetus dan mendapatkan nutrisi
sampai pada akhirnya lahir. Uterus berbentuk seperti buah pir terbalikyang berkedudukan
di pelvis,dengan ovarium dan tuba uterina dikedua sisinya, meluas ke bawah kedalam
vagina.3,10Uterus berfungsi sebagai jalur untuk sperma mencapai tuba uterinaagar
bertemu dengan ovum. Apabila tidak terjadi implantasi, uterus akan mengalami proses
mentruasi. Organ reproduksi wanita sebagai berikut:
Organ Genitalia Eksterna
Vulva atau pudenda Vulva meliputi seluruh struktur eksternal yang dapat dilihat mulai
dari pubis sampai perineum, yaitu mons veneris, labia mayora dan labia minora, klitoris,
selaput darah (hymen), vestibulum, muara uretra, berbagai kelenjar dan struktur vascular.
Mons veneris (mons pubis) Mons veneris (mons pubis) adalah bagian yang menonjol di
atas simfisis dan pada perempuan setelah pubertas ditutup oleh rambut kemaluan. Pada
perempuan umumnya batas atas rambut melintang sampai pinggir atas simfisis, sedangkan
ke bawah sampai sekitar anus dan paha.
Labia mayora Labia mayora (bibir-bibir besar) terdiri atas bagian kanan dan kiri, lonjong
mengecil kebawah, terisi oleh jaringan lemak yang serupa dengan yang ada di mons
veneris. Ke bawah dan ke belakang kedua labia mayora bertemu dan membentuk
kommisura posterior.Labia mayora analog dengan skrotum pada pria.
Labia minora (nymphae) Labia minora (nymphae) adalah suatu lipatan tipis dari kulit
sebelah dalam bibir besar. Ke depan kedua bibir kecil bertemu yang diatas klitoris
membentuk preputium klitoridis dan yang di bawah klitoris membentuk frenulum
klitoridis. Ke belakang kedua bibir kecil juga bersatu dan membentuk fossa navikulare.
Kulit yang meliputi labia minora mengandung banyak glandula sebasea dan juga ujung-
ujung saraf yang menyebabkan bibir kecil sangat sensistif.
Klitoris Klitoris kira-kira sebesar biji kacang ijo, tertutup oleh preputium klitoridis dan
terdiri atas glans klitoridis, korpus klitoridis dan dua krura yang menggantungkan klitoris
ke os pubis. Glans klitoridis terdiri atas jaringan yang dapat mengembang, penuh dengan
ujung saraf, sehingga sangat sensitif.
Vestibulum Vestibulum berbentuk lonjong dengan ukuran panjang dari depan ke
belakang dan dibatas di depan oleh klitoris, kanan dan kiri oleh kedua bibir kecil dan di
belakang oleh perineum (fourchette).
Introitus Vagina Introitus vagina mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda-beda.
Introitus vagina ditutupi oleh selaput dara.
Perineum Perineum terletak antara vulva dan anus, panjangnya rata-rata 4 cm. Jaringan
yang mendukung perineum terutama ialah diafragma pelvis dan diafragma urogenitalis.
Diafragma pelvis terdiri atas otot levator ani dan otot koksigis posterior serta fasia yang
menutupi kedua otot ini. Diafragma urogenitalis terletak eksternal dari diafragma pelvis,
yaitu di daerah segitiga antara tuber isiadika dan simfisis pubis. Diafragma urogenitalis
meliputi muskulus transverses perinea profunda, otot konstriktor uretra dan fasia internal
maupun eksternal yang menutupnya
Uterus Berbentuk advokat atau buah pir yang sedikit gepeng ke arah depan belakang.
Ukurannya sebesar telur ayam dan mempunyai rongga. Dindingnya terdiri dari otot-otot
polos. Ukuran panjang uterus adalah 7-7,5 cm, lebar diatas 5,25 cm, tebal 2,5 cm dan tebal
dinding 1,25 cm. Letak uterus dalam keadaan fisiologis adalah anteversiofleksio (serviks
ke depan dan membentuk sudut dengan vagina, sedangkan korpus uteri ke depan dan
membentuk sudut dengan serviks uteri). Uterus terdiri atas (1) fundus uteri; (2) korpus uteri
dan (3) serviks uteri.
Tuba Fallopi Tuba Fallopi terdiri atas
(1) pars interstisialis, yaitu bagian yang terdapat di dinding uterus
(2) pars ismikia, merupakan bagian medial tuba yang sempit seluruhnya;
(3) pars ampularis, yaitu bagian yang berbentuk sebagai saluran agak lebar, tempat
konsepsi terjadi; dan
(4) infundibulum, yaitu bagian ujung tuba yang terbuka ke arah abdomen dan mempunya
fimbria
Ovarium (indung telur) Perempuan pada umumnya mempunyai 2 indung telur kanan dan
kiri. Mesovarium menggantung ovarium di bagian belakang ligamentum latum kiri dan
kanan. Ovarium berukuran kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang
kira-kira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm (Prawirohardjo, 2010)

 Implantasi
Tahap kehamilan, embrio melekat pada dinding Rahim, pertukaran hormone antara
endometrium dan blastula memungkinkan blastula untuk masuk ke dalam endometrium.
Hanya saja, saat proses ini, luka kecil mungkin terjadi. Pendarahan biasanya hanya terjadi
hingga dua hari.
Setelah blastula menyatu dengan endometrium, luka yang disebabkan implatansi
menutup. Lalu endometrium mulai menebal dan mulut Rahim (serviks) dipenuhi oleh
mukosa.
Blastula yang terselubungi oleh jaringan endometrium lalu menuju ke tahap plasentasi, yaitu
saat terbentuknya plasenta.
1.2 PAGE 2

Sekarang setelah 3 tahun istirahat dari metode kontrasepsi hormonal, Ny. Y (38) dan Tn.
R (40) tetap tidak memiliki bayi. Tn. R sudah berkonsultasi dengan androlog beberapa kali.
Dari hasil pemeriksaan androlog, Tn. Y (38) mengidap oligospermia dan infertilitas pria.
Mereka sebelumnya sudah mencari pertolongan dari berbagai pusat medis, namun tidak
berhasil.
Setelah 3 tahun gagal untuk mendapatkan kehamilan, karena ketidaksuburan infertilitas
sebelumnya dokter mengatakan, agar mereka pergi ke RS. Hasan Sadikin untuk prosedur In
Vitro Fertilization (IVF).
Ny. Y mulanya menjalani terapi hormonal menggunakan clomiphene citrate dimulai dari
April 2019 untuk mengoptimalkan sel telur Ny. Y. Setelah terapi hormonal selesai, 5 sel telur
diambil pada akhir Mei 2019. 3 hari kemudian, 4 zigot dengan kualitas tinggi dipindahkan ke
rahim Ny. Y. Keputusan untuk memindahkan sel telur mempengaruhi Ny. Y pada usia lanjut.
Bayi tersebut di prediksi lahir pada Februari 2020.

 Oligospermia

Oligospermia adalah keadaan dimana seorang pria memiliki kurang dari 15 juta
sperma per mililiter semen. Memiliki jumlah sperma yang rendah dapat membuat
kehamilan secara alami menjadi sulit.

Spermatogonia ditransformasikan menjadi spermatosit primer, sel benih terbesar di


tubulus seminiferus. Setiap spermatosit primer selanjutnya mengalami pembelahan
reduksi — pembelahan meiosis pertama — untuk membentuk dua spermatosit
sekunder haploid, yang kira-kira setengah dari ukuran spermatosit primer. Selanjutnya,
spermatosit sekunder menjalani pembelahan meiosis kedua untuk membentuk empat
spermatid haploid, yang kira-kira setengah dari ukuran spermatosit sekunder.
Spermatatid secara bertahap berubah menjadi empat sperma matang dengan proses
yang dikenal sebagai spermiogenesis (Gbr. 2-4). Seluruh proses spermatogenesis, yang
termasuk spermiogenesis, membutuhkan waktu sekitar 2 bulan. Ketika spermiogenesis
selesai, sperma memasuki tubulus seminiferus. Sel-sel Sertoli yang melapisi tubulus
seminiferus mendukung dan memelihara sel-sel kuman dan mungkin terlibat dalam
regulasi spermatogenesis. Sperma diangkut secara pasif dari tubulus seminiferus ke
epididimis, tempat mereka disimpan dan menjadi matang secara fungsional selama
masa pubertas. Epididimis adalah saluran melingkar memanjang di sepanjang batas
posterior testis (lihat Gambar 2-12). Ini kontinu dengan ductus deferens (vas deferens),
yang mengangkut sperma ke uretra.
Sperma matang adalah sel yang aktif bergerak bebas yang terdiri dari kepala dan ekor
(Gbr. 2-5A). Leher sperma adalah persimpangan antara kepala dan ekor. Kepala
sperma membentuk sebagian besar sperma dan mengandung inti haploid. Dua pertiga
anterior kepala ditutupi oleh akrosom, organel saccular seperti topi yang mengandung
beberapa enzim. Ketika dilepaskan, enzim-enzim ini memfasilitasi penyebaran sel-sel
folikel dari corona radiata dan penetrasi sperma zona pelusida selama pembuahan. Ekor
sperma terdiri dari tiga segmen: bagian tengah, bagian utama, dan bagian ujung (Gbr.
2-5A). Ekor memberikan motilitas sperma yang membantu pengangkutannya ke
tempat pembuahan. Bagian tengah ekor mengandung mitokondria, yang menyediakan
adenosin trifosfat (ATP) yang diperlukan untuk aktivitas. Banyak gen dan faktor
molekuler terlibat dalam spermatogenesis. Sebagai contoh, penelitian terbaru
menunjukkan bahwa protein dari keluarga Bcl-2 terlibat dalam pematangan sel-sel
benih, serta kelangsungan hidup mereka pada tahap yang berbeda. Untuk
spermatogenesis normal, kromosom Y sangat penting; mikrodelesi menyebabkan
spermatogenesis dan infertilitas yang cacat

 Infertilitas

Infertilitas adalah kebalikan dari fertilitas. Fertilitas sendiri didefinisikan sebagai


kemampuan pasangan suami isteri untuk memperoleh keturunan atau anak secara
biologis (Kasdu, 2002). Kebalikannya, infertilitas adalah ketidakmampuan pasangan
suami isteri memperoleh keturunan secara biologis. Pasangan infertil ditujukan bagi
pasangan yang sudah berhubungan intim secara teratur, tidak menggunakan alat
kontrasepsi, dan telah menikah selama satu tahun tetapi isteri tidak pernah hamil.
Definisi ini didasarkan pada bukti bahwa 75% - 85% pasangan secara normal bisa
hamil dalam jangka waktu 12 bulan (Kaannegiesser, 1988). Secara medis, infertilitas
dapat dibedakan menjadi infertilitas primer dan infertilitas sekunder. Pasangan
dipertimbangkan memiliki infertilitas primer bila pihak istri belum pernah hamil sama
sekali. Adapun infertilitas sekunder ditujukan bagi pasangan yang gagal hamil setelah
kelahiran anak pertama atau pihak istri pernah hamil meskipun akhirnya terjadi
keguguran (abortus) (Mullens, 1990). Ada pula yang mengistilahkan infertilitas
primer sebagai infertilitas tingkat pertama dan infertilitas sekunder sebagai infertilitas
tingkat kedua (www.gulfnews.com, 2004). Tingkatan infertilitas dapat pula dibagi
menjadi infertilitas ringan (mild infertility) dan infertilitas berat (severe infertility)
(www.treatendo.com, 2004). Sebagian kalangan membedakannya menjadi subfertile
dan totally infertile (www.medicineayurved.com, 2004). Etiologi infertilitas dapat
dibagi menjadi empat kategori utama: faktor pria, faktor wanita, faktor kombinasi
pria dan wanita, serta infertilitas yang tidak diketahui penyebabnya (unexplained
factor) (Ratna, 2000). Pria dan wanita masing-masing menyumbang 40% sebagai
penyebab infertilitas, penyebab karena keduanya sebanyak 10% sedangkan sisanya
tidak diketahui penyebabnya (unexplained factor) (Kasdu, 2002). Williams dkk
(1992) menjelaskan bahwa 35% kasus infertilitas ditemukan pada pria, 35% pada
wanita, 20% faktor keduanya dan 10% tidak diketahui penyebabnya.

 Penyebab Infertilitas pada Pria


Infertilitas pada pria dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti logam berat,
radiasi, diet, rokok, alkohol, dan obat-obatan. Logam berat yang sering terkait untuk
mempengaruhi proses spermatogenesis adalah timbal dan kadmium. Radiasi pada
intensitas tinggi dapat menghancurkan sperma atau mutasi. Konsumsi kortison dan
leptin dalam jumlah besar akan mempengaruhi produksi FSH dan LH yang akan
menurunkan jumlah sperma. Perokok dapat mengurangi kuantitas atau kualitas
sperma pada perokok aktif dan pasif. Sementara alkohol dan obat-obatan dapat
menurunkan kesuburan pria melalui gangguan pada sistem hormon
reproduksi. Gangguan hormon dapat menyebabkan / berpengaruh pada
spermatogenesis, sehingga menyebabkan penurunan kualitas atau kuantitas sperma.

Penyebab Infertilitas pada Wanita

-Masalah vagina
Infeksi vagina seperti vaginitis, trikomonas vaginalis yang hebat akan menyebabkanin
feksi lanjut pada portio, serviks, endometrium bahkan sampai ke tuba yang dapatmen
yebabkan gangguan pergerakan dan penyumbatan pada tuba sebagai organ reproduksi
vital untuk terjadinya konsepsi. Disfungsi seksual yang mencegah penetrasi penis, ata
ulingkungan vagina yang sangat asam, yang secara nyata dapat mengurangi daya hidu
psperma ( Stright B, 2005 : 60 )

-Masalah serviks
Gangguan pada setiap perubahan fisiologis yang secara normal terjadi selamaperiode
praovulatori dan ovulatori yang membuat lingkungan serviks kondusif bagi dayahidu
p sperma misalnya peningkatan akalinitas dan peningkatan sekresi ( Stright B, 2005,
hal.60 )

-Masalah uterus
Nidasi ovum yang telah dibuahi terjadi di endometrium. Kejadian
ini tidak dapatberlangsung apabila ada patologi di uterus. Patologi tersebut antara lain
polipendometrium,adenomiosis, mioma uterus atau leiomioma,bekas kuretase dan ab
ortus septik
. Kelainan kelainan tersebut dapat mengganggu implantasi, pertumbuhan,nutrisi
serta oksigenisasijanin
( Wiknjosastro, 2002 : 509 ).
-Masalah tuba
Saluran telur mempunyai fungsi yang sangat vital dalam proses kehamilan. Apabilate
rjadi masalah dalam saluran reproduksi wanita tersebut, maka dapat menghambatperg
erakan ovum ke uterus, mencegah masuknya sperma atau menghambat implantasiovu
m yang telah dibuahi. Sumbatan di tuba fallopi merupakan salah satu dari banyakpen
yebab infertilitas. Sumbatan tersebut dapat terjadi akibat infeksi, pembedahan tuba ata
uadhesi yang disebabkan oleh endometriosis atau inflamasi (Hall et all. 1974 ). Inferti
litas yangberhubungan dengan masalah tuba ini yang paling menonjol adalah adanya
peningkataninsiden penyakit radang panggul ( pelvic inflammatory disease ).

-Masalah ovarium
Wanita perlu memiliki siklus ovulasi yang teratur untuk menjadi hamil, ovumnya har
usnormal dan tidak boleh ada hambatan dalam jalur lintasan sperma atau implantasi o
vumyang telah dibuahi. Dalam hal ini masalah ovarium yang
dapat mempengaruhi infertilitas yaitu kista atau tumor ovarium, penyakit ovarium
polikistik, endometriosis, atau riwayat pembedahan yang mengganggu siklus
ovarium. Dari perspektif psikologis, terdapat juga suatu
korelasi antara hyperprolaktinemia dan tingginya tingkat stress diantara pasangan
yang mempengaruhi fungsi hormone.( Handersen C &amp; Jones K, 2006 : 86)

 Fertilisasi

fertilisasi adalah proses pertemuan gamet pria, sperma dengan gamet perempuan
ovum. Keberhasilan fertilisasi membutuhkan kondisi sperma dan oosit yang baik,
antara lain dibutuhkan kualitas dan maturasi oosit yang baik.

 Efek Samping Clomiphene Citrate

Definisi Clomiphene
Clomiphene adalah obat kesuburan digunakan untuk mengobati infertilitas
anovulasi. Hal ini terjadi ketika ketidaksuburan wanita disebabkan oleh kegagalan
ovarium berovulasi. Clomiphene memicu ovulasi dengan melepaskan hormon-
hormon tertentu dalam kasus dimana siklus bulanan tidak merangsang pelepasan
telur.
Cara Penyimpanan Clomiphene
Clomiphene ialah obat yang baik disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari
cahaya langsung dan tempat yang lembab. Tidak boleh disimpan di kamar mandi dan
tidak boleh disimpan di dalam dibekukan.

Efek Samping
Reaksi obat pada setiap orang berbeda-beda. Beberapa efek samping yang
mungkin timbul akibat penggunaan clomiphene meliputi :
 Flushing
 Endometrotis
 Mual dan muntah
 Penglihatan kabur
 Sakit maag

 PROSES BAYI TABUNG

Prosedur dari teknik bayi tabung, terdiri dari beberapa tahapan yaitu :

o Tahap pertama: Pengobatan merangsang indung telur.


Pada tahap ini isteri diberi obat yang merangsang indung telur, sehingga dapat
mengeluarkan banyak ovum dan cara ini berbeda dengan cara biasa, hanya
satu ovum yang berkembang dalam setiap siklus haid. Obat yang diberikan
kepada isteri dapat berupa obat makan atau obat suntik yang diberikan setiap
hari sejak permulaan haid dan baru dihentikan setelah ternyata sel-sel telurnya
matang. Pematangan sel-sel telur dipantau setiap hari dengan pemeriksaan
darah isteri, dan pemeriksaan ultrasonografi (USG). Ada kalanya indung telur
gagal bereaksi terhadap obat itu. Apabila demikian, pasangan suami-isteri
masih dapat mengikuti program bayi pada kesempatan yang lain, mungkin
dengan obat atau dosis obat yang berlainan.

o Tahap kedua: Pengambilan sel telur.


Apabila sel telur isteri sudah banyak, maka dilakukan pengambilan sel telur
yang akan dilakukan dengan suntikan lewat vagina di bawah bimbingan USG.

o Tahap ketiga: Pembuahan atau fertilisasi sel telur.


Setelah berhasil mengeluarkan beberapa sel telur, suami diminta
mengeluarkan sendiri sperma. Sperma akan diproses, sehingga sel-sel sperma
suami yang baik saja yang akan dipertemukan dengan selsel telur isteri dalam
tabung gelas di laboratorium. Sel-sel telur isteri dan sel-sel sperma suami yang
sudah dipertemukan itu kemudian dibiak dalam lemari pengeram. Pemantauan
berikutnya dilakukan 18-20 jam kemudian. Pada pemantauan keesokan
harinya diharapkan sudah terjadi pembelahan sel.

o Tahap keempat: Pemindahan embrio.


Kalau terjadi fertilisasi sebuah sel telur dengan sebuah sperma, maka
terciptalah hasil pembuahan yang akan membelah menjadi beberapa sel, yang
disebut embrio. Embrio ini akan dipindahkan melalui vagina ke dalam rongga
-rahim ibunya 2-3 hari kemudian

o Tahap kelima: Pengamatan terjadinya kehamilan.


Setelah implantasi embrio, maka tinggal menunggu apakah akan kehamilan
terjadi. Apabila 14 hari setelah pemindahan embrio tidak terjadi haid, maka
dilakukan pemeriksaan kencing untuk menentukan adanya kehamilan.
Kehamilan baru dipastikan dengan pemeriksaan USG seminggu kemudian.
Apabila semua tahapan itu sudah dilakukan oleh isteri dan ternyata terjadi
kehamilan, maka kita hanya menunggu proses kelahirannya, yang
memerlukan waktu 9 bulan 10 hari. Pada saat kehamilan itu sang isteri tidak
diperkenankan untuk bekerja berat, karena dikhawatirkan terjadi keguguran.

 Fungsi USG bagi Kehamilan

Ultrasonografi atau yang lebih dikenal dengan singkatan USG digunakan luas
dalam medis.Pelaksanaan prosedur diagnosis atau terapi dapat dilakukan dengan
bantuan ultrasonografi

(misalnya untuk biopsi atau pengeluaran cairan). Biasanya menggunakan probe


yang digenggam yang diletakkan di atas pasien dan digerakkan: gel berair
memastikan penyerasian antara pasien dan probe.Dalam kasus kehamilan,
Ultrasonografi (USG) digunakan oleh dokter spesialis kandungan(DOSG) untuk
memperkirakan usia kandungan dan memperkirakan hari persalinan. Dalam dunia
kedokteran secara luas, alat USG (ultrasonografi) digunakan sebagai alat bantu
untuk melakukan diagnosa atas bagian tubuh yang terbangun dari
cairan.Ultrasonografi medis digunakan dalam:
• Kardiologi : lihat ekokardiografi
• Endokrinologi
• Gastroenterologi
• Ginekologi ; lihat ultrasonografi ginekologik
• Obstetrik ; lihat ultrasonografi obstetrik
• Ophthalmologi : lihat ultrasonografi A - scan , ultrasonografi B – scan
• Urologi
• Intravascular ultrasound

 Tahap Perkembangan Embrio

Trimester pertama merupakan waktu pembentukan dan perkembangan


pesat dari semua sistem dan organ tubuh bayi. Semua cikal bakal organ penting
janin terbentuk di trimester ini. Yang harus diperhatikan benar, kurun waktu ini
amat rawan terhadap kemungkinan terjadi kecacatan fatal.3
a. Bulan Pertama

Minggu ke-1 merupakan tahap perkembangan awal janin. Kurang


lebih satu jam setelah proses peleburan sel telur dan sel sperma, semua aspek
pendukung kehidupan, berupa materi genetic yang disebut gen, saling
dipertukarkan. Minggu ini sebenarnya masih periode menstruasi, bahkan
pembuahan pun belum terjadi. Sebab tanggal perkiraan kelahiran si kecil
dihitung berdasarkan hari pertama haid terakhir. Proses pembentukan antara
sperma dan telur yang memberikan informasi kepada tubuh bahwa telah ada
calon bayi dalam rahim. Selama masa ini, yang dibutuhkan hanyalah nutrisi
(melalui ibu) dan oksigen. Sel-sel telur yang berada didalam rahim, berbentuk
seperti lingkaran sinar yg mengelilingi matahari. Sel ini akan bertemu dengan
sel-sel sperma dan memulai proses pembuahan 5 juta sel sperma sekaligus
berenang menuju tujuan akhir mereka, yaitu menuju sel telur yang
bersembunyi pada saluran sel telur. Walaupun pasukan sel sperma ini sangat
banyak, tetapi pada akhirnya hanya 1 sel saja yang bisa menembus indung
telur. Pada saat ini kepala sel sperma telah hampir masuk. Kita dapat melihat
bagian tengah dan belakang sel sperma yang tidak henti-hentinya berusaha
secara tekun menerobos dinding indung telur.
Minggu ke-2 pembuahan terjadi pada akhir minggu kedua. 30 jam
setelah dibuahi, sel telur akan membelah menjadi dua. Sambil terus
membelah, sel telur bergerak di dalam lubang falopi menuju rahim. Setelah
membelah menjadi 32, sel telur disebut morula. Sel-sel mulai berkembang dan
terbagi kira-kira dua kali sehari sehingga pada hari yang ke-12 jumlahnya
telah bertambah dan membantu blastocyst terpaut pada endometrium.

Minggu ke-3 sampai usia kehamilan 3 minggu, Ibu mungkin belum


sadar jika sedang mengandung. Sel telur yang telah membelah menjadi
ratusan akan menempel pada dinding rahim disebut blastosit. Ukurannya
sangat kecil, berdiameter 0,1-0,2 mm.6

Pada minggu ke-4, Darah mulai mengalir dari plasenta ke janin. Plasenta
adalah organ sistem sirkulasi antara ibu dan embrio. Melalui plasenta ini, ibu
memberi nutriens dan oksigen ke embrio. Tumbuh jari-jari pada tangan,
memiliki kaki, paha, dan organ dalam mulai tumbuh, seperti: lidah, esofagus,
dan lambung. Selain itu, ginjal, hati, kantung empedu, dan pankreas
berkembang untuk beberapa hari. Paru-paru mulai berkembang, kelenjar
tiroid, dan lainnya terbentuk. Muka, organ indera, dan organ reproduksi mulai
terbentuk, dengan ukuran embrio sekitar 2 hingga 3,5mm, jantung mulai
berdenyut dan sistem peredaran darah sudah melaksanakan fungsinya meski
masih dalam taraf yang sangat sederhana. Fungsi plasenta bagi janin sangat
banyak. Dari menyediakan hormon-hormon yang diperlukan untuk tumbuh
kembang dan proses pembedaan sesuai jenis kelamin janin, sampai mensuplai
nutrisi dan oksigen. Di samping itu, ia juga berfungsi sebagai alat pernapasan
dan pembuangan sisa-sisa metabolism janin.7
Tahap ini merupakan fase gastrula yaitu tahap pertumbuhan embrio
berbentuk mangkuk yang terdiri atas dua sel atau masa embrio dini setelah
masa blastula yaitu struktur bulat, hasil pembelahan zigot. Tahap kedua, yang
disebut tahap embrio, berlangsung lima setengah minggu. Tahap embrio
mulai ketika zigot telah tertanam dengan baik pada dinding rahim. Dalam
tahap ini, sistem dan organ dasar bayi mulai terbentuk dari susunan sel.
Meskipun bentuk luar masih jauh berbeda dibandingkan manusia dewasa,
beberapa bentuk seperti mata dan tangan, bahkan telinga dan kaki mulai dapat
dikenali.

Bentuk gastrula Bentuk blastula


b. Bulan Kedua

Pada minggu ke-5, embrio diperkirakan berukuran antara 5-7 mm.


Pembentukan organ-organ tubuh seperti telinga dan alat pencernaan makin
sempurna.

Pada minggu ke-6, persentase perkembangan embrio sudah lebih besar


dibanding dari minggu2 sebelumnya, yaitu 5 mm. Bentuknya melengkung
seperti udang. Pada minggu ini kepala dan leher sudah mulai muncul, dan
mata yang letaknya masih berjauhan juga sudah ada. Selain itu hidung yang
masih berbentuk tonjolan sudah mulai terlihat walaupun masih kecil. Pada
minggu ini juga peredaran darah dan organ2 penting tubuh seperti ginjal, hati
sistem pencernaan sudah mulai terbentuk.

Pada minggu ke-7, di minggu ini besarnya embrio seukuran kuku jari
kelingking atau 1 cm, tangan sudah mulai ada dan berkembang dengan cepat.
Tonjolan-tonjolan yang di minggu sebelumnya masih tampak pada rangka,
pada minggu ini sudah jelas.

Pada akhir minggu ke-8, ukuran embrio mencapai kisaran 2731 mm.
Secara keseluruhan embrio makin menyerupai bayi dengan taksiran berat
sekitar 13-15 gram. Semua organ tubuh juga mulai bekerja, meski belum
sempurna.Tubuh yang ringkih ini pun mulai bisa bergerak secara tak teratur,
yang jika dijumlahkan rata-rata sebanyak 60 kali gerakan dalam satu jam.
Janin di usia dua bulan. Tubuh embrio semakin menyerupai bayi. Cikal bakal
mata janin tampak berupa dua bintik hitam.

 Mind Map berdasarkan Case


MINDMAP CHAPTER 2
MINDMAP CHAPTER 3
MINDMAP CHAPTER 4
MINDMAP CHAPTER 5

Anda mungkin juga menyukai