Bab Ii
Bab Ii
DASAR TEORI
1. Transformator
dimana :
Np = Banyaknya lilitan primer
Ns = Banyaknya lilitan sekunder
Is = Arus pada sisi sekunder
Ip = Arus pada sisi primer
Vp = Tegangan pada sisi primer
Vs = Tegangan pada sisi sekunder
3
Trafo catu daya dibedakan menjadi dua, yaitu trafo non CT dan
trafo center tap (CT). Pada pembuatan realisasi ini yang digunakan adalah
Trafo non CT.
2. Resistor
4
1.3 Tabel nilai warna
gelang resistor
3. Transistor
5
atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang
sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.
4. Kapasitor
6
bersejajar antara satu dengan lainnya, kemudian diantara dua logam tersebut
ada bahan isolator yg disebut dengan dielektrik. Dielektrik adalah bahan
yang dapat mempengaruhi nilai dari kapasitansi fungsi kapasitor. Adapun
bahan dielektrik yang paling sering di gunakan adalah keramik, kertas,
udara, metal film, gelas, vakum dan lain-lain sebagainya. Kapasitas untuk
menyimpan kemampuan kapasitor dalam muatan listrik disebut Farad (F)
yang diambil dari nama penemu Michael Faraday sedangkan simbol dari
kapasitor adalah C (kapasitor).
Gambar 1.6 (a) Kapasitor Polar Gambar 1.6 (b) Kapasitor Non-Polar
7
kapasitor yang tegangan kerjanya lebih rendah dari tegangan kerja yang
ditentukan. Lebih baik memilih kapasitor yang tegangan kerjanya 10 – 15
persen lebih besar dari tegangan rangkaian.
5. IC
8
Gambar 1.7 IC Regulator dan Aplikasi Pemasangannya
6. Dioda
9
Gambar 1.8 (a) Dioda Gambar 1.8 (b) Simbol dioda
7. MOC/Optocoupler
8. LED
10
terbuat dari bahan semikonduktor. Warna-warna Cahaya yang dipancarkan
oleh LED tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang
dipergunakannya. LED juga dapat memancarkan sinar inframerah yang
tidak tampak oleh mata seperti yang sering kita jumpai pada Remote
Control TV ataupun Remote Control perangkat elektronik lainnya.
9. Heatsink
11
tersebut) yang berfungsi untuk memperluas transfer panas dari sebuah
prosesor. Sebuah komponen cpu yang dipakai untuk menyerap panas.
Microcontroller ATmega328
Operating Voltage 5V
12
(recommended)
SRAM 2 KB (ATmega328)
EEPROM 1 KB (ATmega328)
Length 68.6 mm
Width 53.4 mm
Weight 25 g
Power
Arduino Uno dapat disupply langsung ke USB atau power supply
tambahan yang pilihan power secara otomatis berfungsi tanpa saklar.
13
Kabel external (non-USB) seperti menggunakan adaptor AC ke DC atau
baterai dengan konektor plug ukuran 2,1mm polaritas positif di tengah ke
jack power di board. Jika menggunak baterai dapat disematkan pada pin
GND dan Vin di bagian Power konektor.
3V3 – Pin tegangan 3.3 volt catu daya umum langsung ke board.
Maksimal arus yang diperbolehkan adalah 50 mA.
14
menerima arus maksimal hingga 40mA dan resistor internal pull-up
antara 20-50kohm, beberapa pin memiliki fungsi kekhususan antara lain:
- TWI: pin A4 atau pin SDA dan and A5 atau pin SCL. Support TWI
communication menggunakan Wire library. Inilah pin sepasang
lainnya di board UNO.
- AREF. Tegangan referensi untuk input analog. digunakan fungsi
analog Reference.
15
- Reset. Meneka jalur LOW untuk mereset mikrokontroler, terdapat
tambahan tombol reset untuk melindungi salah satu blok.
-
B. Rangkaian Elektronika Daya
1. Catu Daya
Prinsip kerja catu daya (power supply) dapat dipelajari sesuai
bagiannya masing-masing. Pada dasarnya perangkat elektronika mestinya
disuplai arus searah DC (direct current) yang stabil agar dapat bekerja
dengan baik. Baterai atau accu adalah sumber catu daya DC yang paling
baik. Namun untuk aplikasi yang membutuhkan catu daya lebih besar,
sumber dari baterai tidak cukup. Sumber catu daya yang besar adalah
sumber bolak-balik AC (alternating current) dari pembangkit tenaga listrik.
Untuk itu diperlukan suatu perangkat catu daya yang dapat mengubah arus
AC menjadi DC. Pada tulisan kali ini disajikan prinsip rangkaian catu daya
(power supply) linier mulai dari rangkaian penyearah yang paling sederhana
sampai pada catu daya yang ter-regulasi.
Transformator (Trafo)
16
Transformator (Transformer) atau disingkat dengan Trafo yang
digunakan untuk DC Power supply adalah Transformer jenis Step-
down yang berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik sesuai
dengan kebutuhan komponen Elektronika yang terdapat pada
rangkaian adaptor (DC Power Supply). Transformator bekerja
berdasarkan prinsip Induksi elektromagnetik yang terdiri dari 2 bagian
utama yang berbentuk lilitan yaitu lilitan Primer dan lilitan Sekunder.
Lilitan Primer merupakan Input dari pada Transformator sedangkan
Output-nya adalah pada lilitan sekunder. Meskipun tegangan telah
diturunkan, Output dari Transformator masih berbentuk arus bolak-
balik (arus AC) yang harus diproses selanjutnya.
17
Gambar 2.5 Rectifier
Filter (Penyaring)
18
Bentuk gelombang setelah filter kapasitor :
19
Rangkaian keseluruhan catu daya yang di pakai:
2. Rangkaian SSR
Solid state relay adalah relay yang elektronik, yaitu relay yang
tidak menggunakan kontaktor mekanik. Solid state relay menggunakan
kontaktor berupa komponen aktif seperti TRIAC, sehingga solid state
relay dapat dikendalikan dengan tegangan rendah dan dan dapat digunakan
untuk mengendalikan tegangan AC dengan voltase besar. Baik relay
kontaktor biasa maupun solid state relay (SSR) mempunyai keuntungan dan
kerugian. Baik keuntungan maupun kerugian tersebut merupakan ‘trade-off’
yang harus dipilih bagi disainer sistem kontrol.
20
Penyearah jembatan mengubah tegangan sinusoidal menjadi pulsa
gelombang penuh pada frekuensi input dua kali. Masalahnya di sini adalah
bahwa pulsa tegangan ini mulai dan berakhir dari nol volt yang berarti
bahwa mereka akan jatuh di bawah persyaratan tegangan nyala minimum
ambang batas input SSR yang menyebabkan output bergerak "on" dan "off"
setiap setengah siklus.
21
Gambar 3.1 rangkaian output SSR
Salah satu keuntungan terbesar dari solid state relay atas relay
elektromekanis adalah kemampuannya untuk mengalihkan "OFF" beban AC
pada titik arus beban nol, dengan demikian sepenuhnya menghilangkan
lengkungan, kebisingan listrik dan pantulan kontak yang terkait dengan
relay mekanis konvensional dan beban induktif.
C. Labview
22
block diagram sementara bahasa pemrograman lainnya menggunakan basis
text. Program labVIEW dikenal dengan sebutan Vi atau Virtual
Instruments karena penampilan dan operasinya dapat meniru
sebuah instrument. Pada labVIEW, user pertama-tama membuat
user interface atau front panel dengan menggunakan kontrol dan indikator,
yang dimaksud dengan kontrol adalah knobs, push button, dials dan
peralatan input lainnya sedangkan yang dimaksud dengan indikator adalah
graphs, LEDs, dan peralatan display lainnya. Setelah menyusun user
interface, lalu user menyusun block diagram yang berisi kode-kode Vis
untuk mengontrol front panel. NI (2005) menyebutkan Software LabVIEW
terdiri dari tiga komponen utama yaitu:
1. Front Panel
23
Gambar 3.3 Block Diagram dari Vi
24
Gambar 3.4 Control Pallete
Function pallete
25