SKK KHUSUS
BIDANG FARMASI INDUSTRI
6 FAR. IN01.007.01 Menimbang bahan baku yang dibutuhkan untuk proses produksi
10 FAR.IN02.004.01 Membuat sediaan padat tablet, kapsul, serbuk dengan cara granulasi
DEPDIKNAS RI 189
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
1. Memilih bahan sesuai dengan 1.1. Rencana permintaan pembelian barang dari
spesifikasi dan deskripsi yang PPIC diterima
diminta 1.2. Spesifikasi semua bahan yang dibutuhkan
dipelajari , diketahui dan dikuasai
1.3. Bahan yang sudah ditetapkan deskripsi dan
spesifikasinya dicari sumber penjualnya
dengan melakukan vendor audit
2. Melaksanakan proses 2.1. Dilakukan negosiasi harga untuk
pembelian mendapatkan bahan yang ekonomis dengan
kualitas sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan;
2.2. Dilakukan kegiatan ekspor dan impor sesuai
dengan undang-undang dan peraturan
kepabeanan yang berlaku, termasuk
pembelian bahan baku golongan“narkotika”
dan”psikotropika”
2.3. Dibuat purchase contract dan ditetapkan
kondisi pembelian
2.4. Kesepakatan yang ada di dalam kontrak
dimonitor
BATASAN VARIABEL
Unit kompetensi berlaku untuk melakukan pembelian barang berdasarkan permintaan dari
PPIC. Unit ini berkaitan dengan fungsi pekerjaan pengadaan barang untuk produksi obat
jadi di bagian Procurement yang mencakup kegiatan memilih bahan sesuai dengan
spesifikasi dan deskripsi yang diminta serta melaksanakan proses pembelian. Pekerjaan
dilakukan secara perorangan atau berkelompok. Pekerjaan dilakukan di bagian
Manajemen Pengadaan. Unit ini meliputi skill berkomunikasi dan bernegosiasi serta
pembukuan dimana pengambilan keputusan dibutuhkan untuk melaksanakan proses
pembelian yang paling tepat spesifikasinya dan harganya sesuai. Pelaksanaanya dapat
meliputi pemilihan bahan berdasarkan spesifikasi yang ditentukan serta pemilihan suplier
berdasarkan vendor audit. Seluruh rincian kegiatan diperoleh dari data teknis spesifikasi
bahan dari PPIC dan daftar vendor yang disepakati. Seluruh kegiatan dilaksanakan sesuai
dengan PROTAP atau rekomendasi prosedur dari manufaktur. Seluruh pekerjaan dan
praktek pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan peraturan dan persyaratan perundang-
undangan.
DEPDIKNAS RI 190
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
Kompetensi ini dapat dicapai dengan persyaratan tersedianya atau merujuk pada
1. Standar pelayanan farmasi SK Menkes No. 1027/MENKES/SK/IX/2004,
KEPMENKES No. 1581/MENKES/SK/XI/2003 tentang Rincian Kegiatan Jabatan
Fungsional Apoteker dan Penjelasannya dan SK Menkes
No.1580/Menkes/SK/XI/2003 tentang Rincian Kegiatan Jabatan Fungsional Asisten
Apoteker dan Penjelasannya
2. CPOB/GMP
3. Good Inventory Practice
4. PROTAP dari Perusahaan
5. Standar Kompetensi Farmasis
PANDUAN PENILAIAN
1. Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya:
1.1. Purchasing Plan FAR.IN02.003.01
1.2. Production Plan FAR.IN02.002.01
1.3. ABC Analysis FAR.IN02.001.01
2. Kondisi Pengujian
2.1. Kompetensi ini diuji dalam lingkungan kerja aman dan normal
2.2. Pengujian harus sesuai PROTAP
2.3. Pengetahuan diuji di lingkungan tempat kerja Manajemen Persediaan
2.4. Kompetensi ini diuji secara tugas perorangan
5. Aspek kritis :
5.1. Kebenaran dan ketepatan menetapkan vendor
5.2. Ketidaktaatan vendor dalam melaksanakan purchasing contract
KOMPETENSI KUNCI
DEPDIKNAS RI 191
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
BATASAN VARIABEL
Unit kompetensi berlaku dalam pelayanan fungsi pekerjaan Tata Laksana Gudang. Unit
ini berkaitan dengan kegiatan penerimaan bahan baku, bahan pengemas maupun produk
jadi di bagian gudang yang mencakup kegiatan penerimaan barang, dokumentasi barang
dan karantinan barang serta mengidentifikasikan jika ada ketidaksesuaian antara barang
datang dengan yang tertera pada surat pesanan. Pekerjaan dilakukan secara perorangan
atau berkelompok. Pekerjaan dilakukan di bagian gudang. Unit ini meliputi skill teknik
menggunakan peralatan pengangkut barang dan dokumentasi penerimaan barang serta
pengalaman yang dimiliki untuk diimplementasikan dalam unjuk kerja. Pelaksanaanya
dapat meliputi seluruh aspek pekerjaan yang menggunakan peralatan pengangkut di
gudang baik yang konvensional maupun yang canggih. Seluruh spesifikasi alat angkut
diperoleh dari data teknis dari manufaktur. Seluruh kegiatan dilaksanakan sesuai dengan
PROTAP atau rekomendasi prosedur dari manufaktur. Seluruh pekerjaan dan praktek
pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan peraturan dan persyaratan perundang-undangan.
DEPDIKNAS RI 192
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
Kompetensi ini dapat dicapai dengan persyaratan tersedianya atau merujuk pada:
1. Standar pelayanan farmasi SK Menkes No. 1027/MENKES/SK/IX/2004, SK Menkes
No.1580/Menkes/SK/XI/2003 tentang Rincian Kegiatan Jabatan Fungsional Asisten
Apoteker dan Penjelasannya dan KEPMENKES No. 1581/MENKES/SK/XI/2003
tentang Rincian Kegiatan Jabatan Fungsional Apoteker dan Penjelasannya
2. CPOB/GMP
3. Good Inventory Practices
4. PROTAPdari Perusahaan
5. Standar Kompetensi Farmasis
PANDUAN PENILAIAN
2. Kondisi Pengujian
1.1. Kompetensi ini diuji dalam lingkungan kerja aman dan normal
1.2. Pengujian harus sesuai PROTAP
1.3. Pengetahuan diuji di lingkungan tempat kerja Manajemen Persediaan
1.4. Kompetensi ini diuji secara tugas perorangan
5. Aspek kritis :
5.1. Penyimpanan barang di gudang tidak sesuai dengan ketetapan yang berlaku
5.2. Dokumen penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran tidak sesuai dengan barang
5.3. Pengkodean barang datang tidak sesuai dengan Protap
KOMPETENSI KUNCI
DEPDIKNAS RI 193
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
DEPDIKNAS RI 194
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
BATASAN VARIABEL
Unit kompetensi berlaku dalam pelayanan fungsi pekerjaan Tata Laksana Gudang
Unit ini berkaitan dengan kegiatan penyimpanan barang di gudang berdasarkan standar
penyimpanan CPOB (FIFO & FEFO) di bagian gudang yang mencakup kegiatan
penyiapan gudang, penyimpanan barang sesuai dengan klasifikasinya, menangani barang
berdasarkan system FIFO dan FEFO serta pendokumentasiannya. Pekerjaan dilakukan
secara perorangan atau berkelompok. Pekerjaan dilakukan di bagian gudang. Unit ini
meliputi skill teknik menggunakan peralatan pengangkut barang dan dokumentasi
penyimpanan barang serta pengalaman yang dimiliki untuk diimplementasikan dalam
unjuk kerja. Pelaksanaanya dapat meliputi seluruh aspek pekerjaan yang menggunakan
peralatan pengangkut di gudang baik yang konvensional maupun yang canggih. Seluruh
spesifikasi alat angkut diperoleh dari data teknis dari manufaktur. Seluruh kegiatan
dilaksanakan sesuai dengan PROTAP atau rekomendasi prosedur dari manufaktur.
Seluruh pekerjaan dan praktek pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan peraturan dan
persyaratan perundang-undangan.
Kompetensi ini dapat dicapai dengan persyaratan tersedianya atau merujuk pada:
1. Standar pelayanan farmasi SK Menkes No. 1027/MENKES/SK/IX/2004, SK Menkes
No.1580/Menkes/SK/XI/2003 tentang Rincian Kegiatan Jabatan Fungsional Asisten
Apoteker dan Penjelasannya dan KEPMENKES No. 1581/MENKES/SK/XI/2003
tentang Rincian Kegiatan Jabatan Fungsional Apoteker dan Penjelasannya
2. CPOB/GMP
3. Good Inventory Practices
4. PROTAP dari Perusahaan
5. Standar Kompetensi Farmasis ISFI
PANDUAN PENILAIAN
2. Kondisi Pengujian
2.1. Kompetensi ini diuji dalam lingkungan kerja aman dan normal
2.2. Pengujian harus sesuai PROTAP
2.3. Pengetahuan diuji di lingkungan tempat kerja Manajemen Persediaan
2.4. Kompetensi ini diuji secara tugas perorangan
DEPDIKNAS RI 195
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
5. Aspek kritis :
5.1. Penyimpanan barang di gudang tidak sesuai dengan ketetapan yang berlaku
5.2. Dokumen penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran tidak sesuai dengan barang
5.3. Barang yang sudah expired tidak termonitor
KOMPETENSI KUNCI
DEPDIKNAS RI 196
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
DEPDIKNAS RI 197
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
BATASAN VARIABEL
Unit kompetensi berlaku dalam pelayanan fungsi pekerjaan Tata Laksana Gudang Unit ini
berkaitan dengan kegiatan pengeluaran barang dari gudang berdasarkan standar
penyimpanan CPOB (FIFO & FEFO) di bagian gudang yang mencakup kegiatan
pengeluaran bahan baku untuk produksi, pengeluaran produk jadi atas pesanan dan
menimbang bahan baku untuk keperluan produksi berdasarkan system FIFO dan FEFO
serta pendokumentasiannya. Pekerjaan dilakukan secara perorangan atau berkelompok.
Pekerjaan dilakukan di bagian gudang. Unit ini meliputi skill teknik menggunakan
peralatan pengangkut barang, menimbang bahan dan dokumentasi pengeluaran barang
serta pengalaman yang dimiliki untuk diimplementasikan dalam unjuk kerja.
Pelaksanaannya dapat meliputi seluruh aspek pekerjaan yang menggunakan peralatan
pengangkut di gudang dan peralatan timbang baik yang konvensional maupun yang
canggih. Seluruh spesifikasi alat angkut dan alat timbang diperoleh dari data teknis dari
manufaktur. Seluruh kegiatan dilaksanakan sesuai dengan PROTAP atau rekomendasi
prosedur dari manufaktur. Seluruh pekerjaan dan praktek pekerjaan yang dilakukan sesuai
dengan peraturan dan persyaratan perundang-undangan.
Kompetensi ini dapat dicapai dengan persyaratan tersedianya atau merujuk pada:
1. Standar pelayanan farmasi SK Menkes No. 1027/MENKES/SK/IX/2004, SK Menkes
No.1580/Menkes/SK/XI/2003 tentang Rincian Kegiatan Jabatan Fungsional Asisten
Apoteker dan Penjelasannya dan KEPMENKES No. 1581/MENKES/SK/XI/2003
tentang Rincian Kegiatan Jabatan Fungsional Apoteker dan Penjelasannya
2. CPOB/GMP
3. Good Inventory Practices
4. PROTAP dari Perusahaan
5. Standar Kompetensi Farmasis
PANDUAN PENILAIAN
2. Kondisi Pengujian
2.1. Kompetensi ini diuji dalam lingkungan kerja aman dan normal
2.2. Pengujian harus sesuai PROTAP
2.3. Pengetahuan diuji di lingkungan tempat kerja Manajemen Persediaan
2.4. Kompetensi ini diuji secara tugas perorangan
DEPDIKNAS RI 198
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
5. Aspek kritis :
5.1. Penyimpanan barang di gudang tidak sesuai dengan ketetapan yang berlaku
5.2. Dokumen penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran tidak sesuai dengan barang
5.3. Barang yang sudah expired tidak termonitor
KOMPETENSI KUNCI
DEPDIKNAS RI 199
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
BATASAN VARIABEL
Unit kompetensi berlaku dalam pelayanan fungsi pekerjaan Tata Laksana Gudang Unit ini
berkaitan dengan kegiatan menerima dan menangani barang kembalian, dari market yang
mencakup kegiatan penerimaan, monitoring dan pemusnahan barang kembalian serta
pendokumentasiannya. Pekerjaan dilakukan secara perorangan atau berkelompok.
Pekerjaan dilakukan di bagian gudang. Unit ini meliputi skill teknik menggunakan
peralatan pengangkut barang dan pemusnah barang. Pelaksanaannya dapat meliputi
seluruh aspek pekerjaan yang menggunakan peralatan pengangkut di gudang baik yang
konvensional maupun yang canggih. Seluruh spesifikasi alat angkut dan alat pemusnah
diperoleh dari data teknis dari manufaktur. Seluruh kegiatan dilaksanakan sesuai dengan
PROTAP atau rekomendasi prosedur dari manufaktur. Seluruh pekerjaan dan praktek
pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan peraturan dan persyaratan perundang-undangan.
Kompetensi ini dapat dicapai dengan persyaratan tersedianya atau merujuk pada:
1. Standar pelayanan farmasi SK Menkes No. 1027/MENKES/SK/IX/2004, SK Menkes
No.1580/Menkes/SK/XI/2003 tentang Rincian Kegiatan Jabatan Fungsional Asisten
DEPDIKNAS RI 199
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
PANDUAN PENILAIAN
2. Kondisi Pengujian
2.1. Kompetensi ini diuji dalam lingkungan kerja aman dan normal
2.2. Pengujian harus sesuai PROTAP
2.3. Pengetahuan diuji di lingkungan tempat kerja Manajemen Persediaan
2.4. Kompetensi ini diuji secara tugas perorangan
5. Aspek kritis :
5.1. Penyimpanan barang di gudang tidak sesuai dengan ketetapan yang berlaku
5.2. Dokumen penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran tidak sesuai dengan
barang
5.3. Barang yang sudah expired tidak termonitor
KOMPETENSI KUNCI
DEPDIKNAS RI 200
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
1. Menyiapkan tempat dan 1.1. Alat timbang yang sudah dikalibrasi dan
peralatan untuk penimbangan perlengkapannya dibersihkan
1.2. Kebersihan tempat penimbangan dan tempat
penyerahan dijaga
1.3. Sebelum dilakukan penimbangan dilakukan
pemeriksaan terhadap kebenaran penandaan
bahan baku termasuk label pelulusan dari QC
1.4. Kapasitas, ketepatan dan ketelitian alat
timbang dan alat ukur yang digunakan
disesuaikan dengan jumlah bahan yang
ditimbang/diukur
1.5. Digunakan peralatan yang cocok dan bersih
untuk penimbangan dan penyerahan
2. Melaksanakan penimbangan 2.1. Untuk setiap penimbangan/pengukuran
dilakukan pembuktian kebenaran, ketepatan
identitas dan jumlah bahan yang
ditimbang/diukur oleh dua petugas secara
terpisah
2.2. Bahan baku, produk antara dan produk ruahan
yang diserahkan diperiksa ulang
kebenarannya, ditandatangani supervisor dan
didokumentasikan sebelum diserah-kan ke
bagian produksi
2.3. Bahan baku steril ditimbang dan diserahkan
dalam keadan steril
BATASAN VARIABEL
Unit kompetensi berlaku dalam pelayanan fungsi pekerjaan Penimbangan Unit ini berkaitan
dengan kegiatan menimbang bahan baku yang dibutuhkan untuk proses produksi, yang
mencakup kegiatan persiapan, pelaksanaan dan pendokumentasiannya. Pekerjaan dilakukan
secara perorangan atau berkelompok. Pekerjaan dilakukan di bagian gudang. Unit ini
meliputi skill teknik menggunakan peralatan pengangkut barang dan alat timbang.
Pelaksanaannya dapat meliputi seluruh aspek pekerjaan yang menggunakan peralatan
pengangkut dan alat timbang di gudang baik yang konvensional maupun yang canggih.
Seluruh spesifikasi alat angkut dan alat timbang diperoleh dari data teknis dari manufaktur.
Seluruh kegiatan dilaksanakan sesuai dengan PROTAP atau rekomendasi prosedur dari
manufaktur. Seluruh pekerjaan dan praktek pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan
peraturan dan persyaratan perundang-undangan.
DEPDIKNAS RI 201
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
Kompetensi ini dapat dicapai dengan persyaratan tersedianya atau merujuk pada:
1. Standar pelayanan farmasi SK Menkes No. 1027/MENKES/SK/IX/2004,
KEPMENKES No. 1581/MENKES/SK/XI/2003 tentang Rincian Kegiatan Jabatan
Fungsional Apoteker dan Penjelasannya, SK Menkes No.1580/Menkes/SK/XI/2003
tentang Rincian Kegiatan Jabatan Fungsional Asisten Apoteker
2. CPOB/GMP/SFC
3. SOP dari Perusahaan
4. Standar Kompetensi Farmasis
PANDUAN PENILAIAN
2. Kondisi Pengujian
2.1. Kompetensi ini diuji dalam lingkungan kerja aman dan normal
2.2. Pengujian harus sesuai PROTAP
2.3. Pengetahuan diuji di lingkungan tempat kerja Pelaksanaan Produksi
2.4. Kompetensi ini diuji secara tugas perorangan
5. Aspek kritis :
5.1. Penimbangan salah
5.2. Identifikasi/pemastian penandaan
5.3. Proses pemindahan
5.4. Penyetelan alat timbangan tidak tepat
KOMPETENSI KUNCI
DEPDIKNAS RI 202
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
1. Mengetahui sifat fisika dan 1.1. Sifat fisika dan sifat kimia bahan baku
sifat kimia bahan baku diidentifikasi.
1.2. Bahan baku dengan sifat kritis terhadap
kelembaban dan temperatur diinventarisir.
2. Melakukan penyimpanan 2.1. Bahan baku, produk antara, produk ruahan,
bahan baku, bahan pengemas, dan produk jadi yang mengandung obat yang
produk antara, produk ruahan, tidak tahan lembab disimpan pada RH 35%.
dan produk jadi 2.2. Bahan baku, produk antara, produk ruahan,
dan produk jadi yang tidak tahan temperatur
tinggi/kamar disimpan sesuai dengan
prosedur produksi.
2.3 Bahan baku, dan produk jadi yang
mempunyai tanggal kadaluarsa disimpan
sesuai FEFO
3. Melakukan pemindahan bahan 3.1. Bahan baku, produk antara , produk ruahan,
baku, produk antara, produk produk jadi dipindahkan dalam wadah yang
ruahan, produk jadi sesuai
3.2. Proses pemindahan dilaksanakan de-ngan
sistem tertentu sesuai dengan Protap
BATASAN VARIABEL
Unit kompetensi berlaku dalam pelayanan fungsi pekerjaan Tata Laksana Gudang Unit ini
berkaitan dengan kegiatan cara peyimpanan dan pemindahan bahan baku,bahan pengemas,
produk antara, produk ruahan, dan produk jadi pada penanganan material pelaksanaan
produksi. berdasarkan standar penyimpanan CPOB (FIFO & FEFO) di bagian gudang yang
mencakup kegiatan identifikasi bahan berdasarkan sifat fisiknya, penyimpanan barang
sesuai dengan klasifikasinya, menangani barang berdasarkan system FIFO dan FEFO,
melakukan pemindahan bahan baku, produk antara,produk ruahan, produk jadi serta
pendokumentasiannya. Pekerjaan dilakukan secara perorangan atau berkelompok.
Pekerjaan dilakukan di bagian gudang. Unit ini meliputi skill teknik menggunakan peralatan
pengangkut barang dan dokumentasi penyimpanan barang serta pengalaman yang dimiliki
untuk diimplementasikan dalam unjuk kerja. Pelaksanaanya dapat meliputi seluruh aspek
pekerjaan yang menggunakan peralatan pengangkut di gudang baik yang konvensional
DEPDIKNAS RI 203
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
maupun yang canggih. Seluruh spesifikasi alat angkut diperoleh dari data teknis dari
manufaktur. Seluruh kegiatan dilaksanakan sesuai dengan PROTAP atau rekomendasi
prosedur dari manufaktur. Seluruh pekerjaan dan praktek pekerjaan yang dilakukan sesuai
dengan peraturan dan persyaratan perundang-undangan.
Kompetensi ini dapat dicapai dengan persyaratan tersedianya atau merujuk pada:
1. Standar pelayanan farmasi SK Menkes No. 1027/MENKES/SK/IX/2004,
KEPMENKES No. 1581/MENKES/SK/XI/2003 tentang Rincian Kegiatan Jabatan
Fungsional Apoteker dan Penjelasannya, SK Menkes No.1580/Menkes/SK/XI/2003
tentang Rincian Kegiatan Jabatan Fungsional Asisten Apoteker
2. CPOB/GMP/SFC
3. PROTAPdari Perusahaan
4. Standar Kompetensi Farmasis
5. SOP untuk masing-masing Master Formula obat jadi
6. Data kualitas dan teknologi (chemical,manufacture, and control/ CMC)
PANDUAN PENILAIAN
2. Kondisi Pengujian
2.1. Kompetensi ini diuji dalam lingkungan kerja aman dan normal
2.2. Pengujian harus sesuai SOP
2.3. Pengetahuan diuji di lingkungan tempat kerja Pelaksanaan Produksi
2.3. Kompetensi ini diuji secara tugas perorangan
5. Aspek kritis
5.1. Sifat fisika dan sifat kimia bahan baku, produk ruahan, bahan pengemas
5.2. Ruangan penyimpanan lembab
5.3. Alat angkut tidak berfungsi
DEPDIKNAS RI 204
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
KOMPETENSI KUNCI
DEPDIKNAS RI 207
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
BATASAN VARIABEL
Unit ini berkaitan dengan pemeriksaan peralatan yang dilakukan oleh bagian pengawasan
mutu yang mencakup kegiatan pemeriksaan, menyiapkan, membersihkan, memperbaiki
kerusakan, mengkalibrasi dan merawatnya. Pekerjaan dilakukan secara perorangan atau
berkelompok. Pekerjaan dilakukan di laboratorium. Unit ini meliputi skill teknik pengukuran
kalibrasi peralatan untuk analisis dan teknik memelihara kebersihan keseluruhan.
Pelaksanaanya dapat meliputi penggunaan instrumen pengukuran baik yang konvensional
maupun yang canggih. Seluruh spesifikasi alat diperoleh dari data teknis dari manufaktur.
Seluruh kegiatan dilaksanakan sesuai dengan PROTAP atau rekomendasi prosedur dari
manufaktur. Seluruh pekerjaan dan praktek pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan
peraturan dan persyaratan perundang-undangan.
Kompetensi ini dapat dicapai dengan persyaratan tersedianya atau merujuk pada:
1. GLP
2. Protap perusahaan
3. Mengacu pada SNI 19-17025
4. CPOB/GMP
PANDUAN PENILAIAN
2. Kondisi Pengujian
2.1. Kompetensi ini diuji dalam lingkungan kerja aman dan normal
DEPDIKNAS RI 237
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
5. Aspek kritis:
5.1. Persiapan dan pelaksanaan
5.2. Keamanan kerja
5.3. Dokumentasi laporan
5.4. Performa hasil
KOMPETENSI KUNCI
DEPDIKNAS RI 238
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
1. Menyiapkan pelaksanakan IPC 1.1. Semua alat, bahan dan ruangan disiapkan.
Setiap alat yang akan digunakan dicek
kebersihannya
1.2. Bahan produk antara disiapkan
dan dicek kebenaran penandaannya
2. Melakukan pengujian produk 2.1. Sifat fisik granul (Tap density, bulk density,
padat water content, flowability, compressibility)
diuji sesuai dengan Protap di laboratorium QC
2.2. Identitas dan kandungan zat berkhasiat produk
setengah jadi ditetapkan
2. Melakukan pengujian produk 3.1. Sifat fisik sediaan cair (organoleptik,
cair viskositas, kejernihan, pH) diuji sesuai dengan
protap di laboratorium QC
3.2. Sifat fisik granul (Tap density, bulk density,
water content, flowability, compressibility)
diuji sesuai dengan Protap di laboratorium QC
3. Melakukan pengujian produk 4.1. Sifat fisik dan homogenitas sediaan setengah
setengah padat padat diuji sesuai dengan protap di
laboratorium QC
4.2. Sifat fisik granul (Tap density, bulk density,
water content, flowability, compressibility)
diuji sesuai dengan Protap di laboratorium QC
4. Melakukan pelaporan 5.1. Semua hasil pengujian didokumentasikan
dalam suatu form pelaporan
5.2. Nomor bets, tanggal pelaksanaan, petugas yang
mengerjakan harus dicantumkan dan
ditandatangani
BATASAN VARIABEL
Unit ini berlaku untuk persyaratan melaksakan pengawasan produk antara /IPC dibagian
Manajemen Mutu. Unit ini berkaitan dengan pengujian sample menggunakan metode
pengujian dan analisis sederhana maupun dengan instrumentasi di bagian pengawasan mutu
yang mencakup kegiatan penyiapan, pengujian dan pelaporan yang memadai serta
mengidentifikasikan jika ada ketidaksesuaian sekaligus menyampaikan usulan perbaikan
sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Pekerjaan dilakukan secara perorangan atau
berkelompok. Pekerjaan dilakukan di laboratorium. Unit ini meliputi skill teknik
DEPDIKNAS RI 239
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
menggunakan peralatan uji dan analisis yang ada serta pengalaman yang dimiliki dan
mengimplementasikannya dalam unjuk kerja. Pelaksanaanya dapat meliputi seluruh aspek
pekerjaan yang menggunakan peralatan pengujian di laboratorium baik yang konvensional
maupun yang canggih. Seluruh spesifikasi alat uji diperoleh dari data teknis dari manufaktur.
Seluruh kegiatan dilaksanakan sesuai dengan PROTAP atau rekomendasi prosedur dari
manufaktur. Seluruh pekerjaan dan praktek pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan
peraturan dan persyaratan perundang-undangan.
Kompetensi ini dapat dicapai dengan persyaratan tersedianya atau merujuk pada:
1. Protap pengawasan proses produksi obat oleh Manajemen Mutu
2. CPOB/GMP
PANDUAN PENILAIAN
2. Kondisi Pengujian
2.1. Kompetensi ini diuji dalam lingkungan kerja aman dan normal
2.2. Pengujian harus sesuai protap
2.3. Pengetahuan diuji dilingkungan tempat kerja Manajemen Mutu
2.4. Kompetensi ini diuji secara tugas perorangan
5. Aspek kritis
5.1. Persiapan dan pelaksanaan bekerja
5.2. Keamanan kerja
5.3. Dokumentasi laporan
5.4. Performa hasil
DEPDIKNAS RI 240
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
KOMPETENSI KUNCI
DEPDIKNAS RI 241
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
1. Menyiapkan alat, bahan dan 1.1. Semua alat, bahan dan ruangan disiapkan
ruangan
1.2. Setiap alat yang akan digunakan dicek
kebersihannya
1.3. Setiap bahan yang akan digunakan dicek
kebenaran penandaannya
2. Melaksanakan proses pencam- 2.1. Mesin pencampur, pengayak dan pengaduk
puran dilengkapi dengan sistem pengendali debu
2.2. Bahan dicampur sesuai Protap
2.3. Waktu pencampuran, ketepatan pencampuran
dan suhu pencampuran, pengadukan dan
pengeringan dicantumkan dalam Dokumen
Produksi Induk, dipantau selama proses serta
dicatat dalam catatan batch
2.4. Kantung penyaring yang dipasang pada mesin
pengering pusar beliung tidak boleh dipakai
untuk produk berlainan tanpa dicuci terlebih
dahulu. Untuk produk berisiko tinggi
digunakan kantung penyaring khusus. Udara
yang masuk dalam alat pengering disaring.
Dilakukan tindakan pengamanan untuk
mencegah pencemaran silang
2.5. Granul diayak dengan mesh yang sesuai
ukuran tablet yang dibuat
2.6. Granul yang dibuat dengan cara basah
dikeringkan pada kondisi yang sudah
ditetapkan
2.7. Sifat fisik granul (Tap density, bulk density,
water content, flowability, compressibility)
diuji sesuai dengan Protap di laboratorium QC
3. Mencetak tablet 3.1 Granul dicetak menjadi tablet, mesin tablet
dilengkapi dengan fasilitas pengendali debu
yang efektif dan tiap mesin ditempatkan
dalam ruang terpisah kecuali untuk membuat
produk yang sama. Mesin dengan sistem
pengendali udara tertutup ditempatkan dalam
ruang tanpa pemisah
DEPDIKNAS RI 252
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
BATASAN VARIABEL
Unit kompetensi berlaku dalam pelayanan fungsi pekerjaan Pembuatan sediaan untuk
membuat sediaan padat tablet, kapsul, serbuk dengan cara granulasi.
Pekerjaan dilakukan secara perorangan atau berkelompok. Pekerjaan dilakukan di bagian
Produksi. Unit ini meliputi skill penggunaan mesin proses pencampuran, mencetak tablet,
mengisi kapsul, mengisi serbuk ke dalam kemasan, dimana pengambilan keputusan
dibutuhkan untuk memilih peralatan yang paling tepat untuk melaksanakan proses
dimaksud. Pelaksanaannya dapat meliputi proses pencampuran, mencetak tablet, mengisi
kapsul, mengisi serbuk ke dalam kemasan. Seluruh spesifikasi mesin diperoleh dari manual
penggunaan dari manufaktur. Seluruh kegiatan proses dilaksanakan sesuai dengan PROTAP
atau rekomendasi prosedur dari manufaktur. Seluruh pekerjaan dan praktek pekerjaan yang
dilakukan sesuai dengan peraturan dan persyaratan perundang-undangan.
Kompetensi ini dapat dicapai dengan persyaratan tersedianya atau merujuk pada:
1. Standar pelayanan farmasi SK Menkes No. 1027/MENKES/SK/IX/2004,
KEPMENKES No. 1581/MENKES/SK/XI/2003 tentang Rincian Kegiatan Jabatan
Fungsional Apoteker dan Penjelasannya, SK Menkes No.1580/Menkes/SK/XI/2003
tentang Rincian Kegiatan Jabatan Fungsional Asisten Apoteker
2. CPOB/GMP/SFC
3. PROTAP dari Perusahaan
4. Standar Kompetensi Farmasis
DEPDIKNAS RI 253
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
PANDUAN PENILAIAN
2. Kondisi Pengujian
2.1. Kompetensi ini diuji dalam lingkungan kerja aman dan normal
2.2. Pengujian harus sesuai PROTAP
2.3. Pengetahuan diuji di lingkungan tempat kerja Pelaksanaan Produksi
2.4. Kompetensi ini diuji secara tugas perorangan
5. Aspek kritis :
5.1. Proses pemindahan
5.2. Penyetelan alat /mesin produksi tidak tepat
5.3. Persiapan dan pelaksanaan bekerja
5.4. Keamanan kerja
5.5. Dokumentasi laporan
5.6. Performa hasil
DEPDIKNAS RI 254
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
KOMPETENSI KUNCI
DEPDIKNAS RI 259
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
1. Menyiapkan alat, bahan dan 1.1. Semua alat, bahan dan ruangan disiapkan
ruangan Setiap alat yang akan digunakan dicek
kebersihannya dan disiapkan agar memenuhi
syarat pembuatan tablet cetak langsung
1.2. Setiap bahan yang akan digunakan dicek
kebenaran penandaannya
2. Melaksanakan proses pencam- 2.1. Bahan obat dicampurkan dalam mesin
puran pencampur yang dilengkapi dengan sistem
pengendali debu sesuai PROTAP
DEPDIKNAS RI 260
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
BATASAN VARIABEL
Unit kompetensi berlaku dalam pelayanan fungsi pekerjaan Pembuatan sediaan untuk
membuat sediaan padat tablet cara cetak langsung.
Pekerjaan dilakukan secara perorangan atau berkelompok. Pekerjaan dilakukan di bagian
Produksi. Unit ini meliputi skill penggunaan mesin proses pencampuran dan mencetak
tablet, dimana pengambilan keputusan dibutuhkan untuk memilih peralatan yang paling
tepat untuk melaksanakan proses dimaksud. Pelaksanaannya dapat meliputi proses
pencampuran, mencetak tablet. Seluruh spesifikasi mesin diperoleh dari manual
penggunaan dari manufaktur. Seluruh kegiatan proses dilaksanakan sesuai dengan PROTAP
atau rekomendasi prosedur dari manufaktur. Seluruh pekerjaan dan praktek pekerjaan yang
dilakukan sesuai dengan peraturan dan persyaratan perundang-undangan.
Kompetensi ini dapat dicapai dengan persyaratan tersedianya atau merujuk pada:
1. Standar pelayanan farmasi SK Menkes No. 1027/MENKES/SK/IX/2004,
KEPMENKES No. 1581/MENKES/SK/XI/2003 tentang Rincian Kegiatan Jabatan
Fungsional Apoteker dan Penjelasannya, SK Menkes No.1580/Menkes/SK/XI/2003
tentang Rincian Kegiatan Jabatan Fungsional Asisten Apoteker
2. CPOB/GMP/SFC
3. PROTAP dari Perusahaan
4. Standar Kompetensi Farmasis
PANDUAN PENILAIAN
2. Kondisi Pengujian
2.1. Kompetensi ini diuji dalam lingkungan kerja aman dan normal
2.2. Pengujian harus sesuai protap
2.3. Pengetahuan diuji di lingkungan tempat kerja Pelaksanaan Produksi
2.4. Kompetensi ini diuji secara tugas perorangan
DEPDIKNAS RI 261
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
5. Aspek kritis :
5.1. Proses pemindahan
5.2. Penyetelan alat /mesin produksi tidak tepat
5.3. Persiapan dan pelaksanaan bekerja
5.4. Keamanan kerja
5.5. Dokumentasi laporan
5.6. Performa hasil
KOMPETENSI KUNCI
DEPDIKNAS RI 262
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
1. Menyiapkan alat, bahan dan 1.1. Semua alat, bahan dan ruangan disiapkan
ruangan Setiap alat yang akan digunakan dicek
kebersihannya dan disiapkan memenuhi
syarat pembuatan sediaan cair non steril
1.2 Setiap bahan yang akan digunakan dicek
kebenaran penandaannya
1.3. Peralatan tangki, wadah, pipa untuk sistem
pemindahan dan pompa dirancang dan
dipasang agar mudah dibersihkan dan sanitasi.
Dalam merancang alat diperhatikan tidak
boleh ada sambungan mati, lekukan atau
bagian dimana kotoran dapat terkumpul dan
menumbuhkan mikroba
1.4. Peralatan gelas dihindari, digunakan baja
tahan karat
1.5 Kualitas air diperiksa
2. Melaksanakan proses pencam- 2.1. Bahan untuk sediaan larutan/suspensi/emulsi
puran dilarutkan/didispersikan dalam pembawa
yang sesuai dalam alat
homogenizer/mixer/colloid mill dengan
mencegah resiko pencemaran atau
pertumbuhan mikroba
2.2. Sediaan larutan diuji sifat fisik (viskositas),
kimia dan homogenitasnya. Sediaan suspensi
dan emulsi diuji sifat fisik, kimia dan
homogenitasnya. Semua pengujian dilakukan
di laboratorium QC. Pengambilan contoh
untuk uji tidak boleh dikembali kan ke dalam
batch
2.3 Sistem pembuatan dan pemindahan dilakukan
terlindung dari pencemaran mikroba dan
pencemaran lain, dianjurkan digunakan
sistem tertutup dan dipastikan pemindahan ke
tujuan yang tepat
2.4 Produk ruahan disimpan dalam kondisi yang
ditetapkan
DEPDIKNAS RI 263
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
BATASAN VARIABEL
Unit kompetensi berlaku dalam pelayanan fungsi pekerjaan Pembuatan sediaan untuk
membuat sediaan cair non steril. Pekerjaan dilakukan secara perorangan atau berkelompok.
Pekerjaan dilakukan di bagian Produksi. Unit ini meliputi skill penggunaan mesin proses
pencampuran dan pengisian ke dalam wadah, dimana pengambilan keputusan dibutuhkan
untuk memilih peralatan yang paling tepat untuk melaksanakan proses dimaksud.
Pelaksanaannya dapat meliputi proses pencampuran, pengisian. Seluruh spesifikasi mesin
diperoleh dari manual penggunaan dari manufaktur. Seluruh kegiatan proses dilaksanakan
sesuai dengan PROTAP atau rekomendasi prosedur dari manufaktur. Seluruh pekerjaan dan
praktek pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan peraturan dan persyaratan perundang-
undangan.
Kompetensi ini dapat dicapai dengan persyaratan tersedianya atau merujuk pada:
1. Standar pelayanan farmasi SK Menkes No. 1027/MENKES/SK/IX/2004,
KEPMENKES No. 1581/MENKES/SK/XI/2003 tentang Rincian Kegiatan Jabatan
Fungsional Apoteker dan Penjelasannya, SK Menkes No.1580/Menkes/SK/XI/2003
tentang Rincian Kegiatan Jabatan Fungsional Asisten Apoteker
2. CPOB/GMP/SFC
3. PROTAP dari Perusahaan
4. Standar Kompetensi Farmasis
PANDUAN PENILAIAN
DEPDIKNAS RI 264
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
2. Kondisi Pengujian
2.1. Kompetensi ini diuji dalam lingkungan kerja aman dan normal
2.2. Pengujian harus sesuai protap
2.3. Pengetahuan diuji di lingkungan tempat kerja Pelaksanaan Produksi
2.4. Kompetensi ini diuji secara tugas perorangan
5. Aspek kritis
5.1. Proses pemindahan
5.2. Penyetelan alat/mesin produksi tidak tepat
5.3. Persiapan dan pelaksanaan bekerja
5.4. Keamanan kerja
5.5. Dokumentasi laporan
5.6. Performa hasil
KOMPETENSI KUNCI
DEPDIKNAS RI 265
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
1. Menyiapkan alat, bahan dan 1.1. Semua alat, bahan dan ruangan disiapkan
ruangan Setiap alat yang akan digunakan dicek
kebersihannya dan disiapkan memenuhi
syarat pembuatan sediaan setengah padat
1.2. Setiap bahan yang akan digunakan dicek
kebenaran penandaannya
1.3 Peralatan tangki, wadah, pipa untuk sistem
pemindahan dan pompa dirancang dan
dipasang agar mudah dibersihkan dan sanitasi.
Dalam merancang alat diperhatikan tidak
boleh ada sambungan mati, lekukan atau
bagian dimana kotoran dapat terkumpul dan
menumbuhkan mikroba
1.4 Peralatan gelas dihindari, digunakan baja
tahan karat
1.5. Ruangan disiapkan sesuai persyaratan
2. Melaksanakan proses pencam- 2.1. Bahan lemak dilelehkan, bahan obat yang
puran larut dalam lemak disatukan dengan lelehan
2.2. Bahan obat yang larut dalam air dilarutkan
dalam air
2.3 Bahan obat yang tidak larut dalam keduanya
dicampurkan dalam basis semi solid dalam
mixer/colloid mill dengan mencegah resiko
pencemaran atau pertumbuhan mikroba
2.4 Sediaan semi solid diuji sifat fisik
(viskositas), kimia dan homogenitasnya. Di
laboratorium QC
2.5. Sistem pembuatan dan pemindahan dilakukan
terlindung dari pencemaran mikroba dan
pencemaran lain, dianjurkan digunakan
sistem tertutup dan dipastikan pemindahan ke
tujuan yang tepat
2.6. Produk ruahan disimpan dalam kondisi yang
ditetapkan
DEPDIKNAS RI 269
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
BATASAN VARIABEL
Unit kompetensi berlaku dalam pelayanan fungsi pekerjaan Pembuatan sediaan untuk
membuat sediaan setengah padat.
Pekerjaan dilakukan secara perorangan atau berkelompok. Pekerjaan dilakukan di bagian
Produksi. Unit ini meliputi skill penggunaan mesin proses pencampuran dan pengisian ke
dalam wadah, dimana pengambilan keputusan dibutuhkan untuk memilih peralatan yang
paling tepat untuk melaksanakan proses dimaksud. Pelaksanaannya dapat meliputi proses
pencampuran, pengisian. Seluruh spesifikasi mesin diperoleh dari manual penggunaan dari
manufaktur. Seluruh kegiatan proses dilaksanakan sesuai dengan PROTAP atau
rekomendasi prosedur dari manufaktur. Seluruh pekerjaan dan praktek pekerjaan yang
dilakukan sesuai dengan peraturan dan persyaratan perundang-undangan.
Kompetensi ini dapat dicapai dengan persyaratan tersedianya atau merujuk pada:
1. Standar pelayanan farmasi SK Menkes No. 1027/MENKES/SK/IX/2004,
KEPMENKES No. 1581/MENKES/SK/XI/2003 tentang Rincian Kegiatan Jabatan
Fungsional Apoteker dan Penjelasannya, SK Menkes No.1580/Menkes/SK/XI/2003
tentang Rincian Kegiatan Jabatan Fungsional Asisten Apoteker
2. CPOB/GMP/SFC
3. PROTAPdari Perusahaan
4. Standar Kompetensi Farmasis
PANDUAN PENILAIAN
2. Kondisi Pengujian
2.1. Kompetensi ini diuji dalam lingkungan kerja aman dan normal
2.2. Pengujian harus sesuai SOP
2.3. Pengetahuan diuji di lingkungan tempat kerja Pelaksanaan Produksi
2.4. Kompetensi ini diuji secara tugas perorangan
DEPDIKNAS RI 270
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
5. Aspek Kritis
5.1. Proses pemindahan
5.2. Penyetelan alat /mesin produksi tidak tepat
5.3. Persiapan dan pelaksanaan bekerja
5.4. Keamanan kerja
5.5. Dokumentasi laporan
5.6. Performa hasil
KOMPETENSI KUNCI
DEPDIKNAS RI 271
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
DEPDIKNAS RI 272
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
BATASAN VARIABEL
Unit kompetensi berlaku dalam pelayanan fungsi pekerjaan Pengemasan untuk mengemas
sediaan tablet, kapsul, kapsul lunak, cairan/setengah padat non steril, cairan/setengah padat
steril.
Pekerjaan dilakukan secara perorangan atau berkelompok. Pekerjaan dilakukan di bagian
Pengemasan. Unit ini meliputi skill penggunaan mesin proses pengemasan primer dan
sekunder, dimana pengambilan keputusan dibutuhkan untuk memilih peralatan yang paling
tepat untuk melaksanakan proses dimaksud. Pelaksanaannya dapat meliputi proses
pengisian produk ruahan ke dalam kemasan primer dan dilanjutkan dengan pengemasan
sekunder ke dalam box. Seluruh spesifikasi mesin diperoleh dari manual penggunaan dari
manufaktur. Seluruh kegiatan proses dilaksanakan sesuai dengan PROTAP atau
rekomendasi prosedur dari manufaktur. Seluruh pekerjaan dan praktek pekerjaan yang
dilakukan sesuai dengan peraturan dan persyaratan perundang-undangan.
Kompetensi ini dapat dicapai dengan persyaratan tersedianya atau merujuk pada:
1. Standar pelayanan farmasi SK Menkes No. 1027/MENKES/SK/IX/2004,
KEPMENKES No. 1581/MENKES/SK/XI/2003 tentang Rincian Kegiatan Jabatan
Fungsional Apoteker dan Penjelasannya, SK Menkes No.1580/Menkes/SK/XI/2003
tentang Rincian Kegiatan Jabatan Fungsional Asisten Apoteker
2. CPOB/GMP/SFC
3. PROTAPdari Perusahaan
4. Standar Kompetensi Farmasis
PANDUAN PENILAIAN
2. Kondisi Pengujian
2.1. Kompetensi ini diuji dalam lingkungan kerja aman dan normal
2.2. Pengujian harus sesuai SOP
2.3. Pengetahuan diuji di lingkungan tempat kerja Pelaksanaan Produksi
4.2. Kompetensi ini diuji secara tugas perorangan
DEPDIKNAS RI 273
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
5. Aspek kritis :
5.1. Proses penyiapan ruang yang sesuai dengan persyaratan
5.2. Proses pemindahan
5.3. Penyetelan alat /mesin pengemas
5.4. Persiapan dan pelaksanaan bekerja
5.5. Keamanan kerja
5.6. Dokumentasi laporan
5.7. Performa hasil
KOMPETENSI KUNCI
DEPDIKNAS RI 274
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
BATASAN VARIABEL
Unit ini berlaku untuk persyaratan kualifikasi dan pengkalibrasian peralatan. Pekerjaan
dilakukan secara perorangan atau berkelompok. Pekerjaan dilakukan di laboratorium atau
dibagian produksi. Unit ini meliputi skill perancangan metode kualifikasi dan kalibrasi
peralatan di laboratorium atau di bagian produksi, dimana keputusan dibutuhkan untuk
membuat rancangan yang paling tepat sesuai dengan permintaan. Pelaksanaannya dapat
meliputi menyiapkan metode kualifikasi dan kalibrasi, pengujian metode dan pelaksanaan
kualifikasi dan kalibrasi peralatan serta pelaporannya.. Seluruh rincian metode kualifikasi
dan kalibrasi didasarkan pada prosedur pelaksanaan dan instruksi dari manufaktur.
Seluruh kegiatan kualifikasi dan kalibrasi yang dilakukan sesuai prosedur operasi standar
atau rekomendasi prosedur dari manufaktur peralatan. Seluruh pekerjaan dan praktek
pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan peraturan dan persyaratan perundang-undangan.
Kompetensi ini dapat dicapai dengan persyaratan tersedianya atau merujuk pada :
1. Protap cara kalibrasi alat laboratorium
2. Protap Cara Kualifikasi Alat
3. Farmakope (USP)
4. Prosedur kalibrasi dari pemasok alat
5. Prosedur kualifikasi dan Parameter
DEPDIKNAS RI 275
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
DEPDIKNAS RI 276
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
PANDUAN PENILAIAN
2. Kondisi Pengujian
2.1. Kompetensi ini diuji dalam lingkungan kerja aman dan normal.
2.2. Pengujian harus sesuai SOP.
2.3. Pengetahuan diuji di lingkungan tempat kerja Pelaksanaan Produksi.
2.4. Kompetensi ini diuji secara tugas perorangan.
5. Aspek kritis
5.1. Cara penggunaan alat
5.2. Protap cara kalibrasi alat laboratorium
5.3. Protap Cara Kualifikasi Alat
5.4. Persiapan dan pelaksanaan bekerja
5.5. Keamanan kerja
5.6. Dokumentasi laporan
5.7. Performa hasil
KOMPETENSI KUNCI
DEPDIKNAS RI 277