FOTOGRAFI JURNALISTIK
Disampaikan pada “Workshop Jurnalistik Media Sosial”
SMA Wachid Hasyim 2 Taman
Sidoarjo, 22 April 2018
Nikmati Belajar Jurnalistik Bersama
Media Wartapala Indonesia
Persembahan Pramuka SMA Wachid Hasyim 2 Taman
Minggu, 22 April 2018
Topik Pembahasan
Menurut Guru besar Universitas Missouri, AS, Cliff Edom adalah Word dan pictures.
Menurut editor foto majalah life dari 1937-1950, Wilson Hicks adalah kombinasi dari
kata dan gambar yang menghasilkan suatu kesatuan komunikasi saat ada kesamaan
antara latar belakang pendidikan dan sosial pembacanya.
Foto Jurnalistik
Merupakan foto yang menangkap momentum sebuah persitiwa
Medium fotojurnalistik adalah media cetak Koran atau majalah, dan media kabel atau juga internet
seperti kantor berita.
Fotojurnalistik mengacu pada manusia. Manusia adalah subyek, sekaligus pembaca fotojurnalistik.
Fotojurnalistik adalah komunikasi dengan orang banyak (mass audiences). Ini berarti pesan
yang disampaikan harus singkat dan harus segera diterima orang yang beraneka ragam.
Tujuan fotojurnalistik adalah memenuhi kebutuhan mutlak penyampaian informasi kepada sesama,
sesuai amandemen kebebasan berbicara dan kebebasan pers (freedom of speech and freedom of press)
Syarat Foto Jurnalistik
Akurat : Foto mempunyai kelebihan di dalam merekam peristiwa atau kejadian. Ia selalu akurat
dan tidak pernah bohong. Ia merekam apa saja yang kelihatan dan menyajikan sebagaimana adanya.
Universal : Artinya ia dapat berlaku dimana saja tanpa orang harus belajar membaca
dan menguraikan artinya.
Kompak: Dilihat dari komposisi yang terjadi dalam gambar, foto dapat menjelaskan substansi berita
itu secara kompak, teratur. Ia menyajikan gambar secara runtut sesuai dengan kejadian yang direkam.
Selalu aktual : Foto tidak mengenal tanda waktu, sifat foto itu terletak pada rekaman yang ekspresif
yang selalu mengugah emosi orang yang melihatnya.
Teknik Pengambilan Foto
- Apa (what)
- Siapa (who)
- Kapan (when)
- Di mana (where)
- Mengapa (why)