FOTOGRAFER PROFESIONAL
Mentor :
OKA HARDIANA
Halaman 1 dari 23
Sejarah Perkembangan Fotografi di Indonesia
Kassian Cephas, lahir di Yogyakarta, 15 Januari 1845. Oleh banyak pihak diakui sebagai
adalah keturunan Belanda. Kassian Cephas yang tinggal dan punya studio di
Selain itu, ada pula Ansel Adam seorang “fine art photographer” Amerika terbesar dari
abad ke-20. Ansel adam tidak hanya dihargai dari karya foto-fotonya saja, juga dari
dedikasinya dalam dunia pendidikan fotografi. Ansel bersama Fred Archer pada 1940-
an memperkenalkan suatu metode yang dikenal dengan nama zone system (ZS).
Metode temuan Ansel ini secara umum adalah proses terencana dalam pembuatan
sampai memproses film secara akurat. Hasil akhirnya adalah negative foto yang prima
sebagai pondasi utama membuat cetakan foto yang berkualitas juga maksimal.
Era reformasi yang dimulai pada tahun 1998 di Indonesia telah membawa dampak
yang besar bagi segala aspek di masyarakat. Masyarakat yang terkekang dalam kurun
waktu hampir 30 tahun dibawah rezim Orde Baru mulai bebas ruang geraknya. Hal ini
sangat terasa di bidang politik. Para penguasa tidak bisa seenaknya memanfaatkan
pemerintahan jika kebijakan dirasa merugikan. Dalam bidang fotografi pun, terjadi
Halaman 2 dari 23
naungan karya-karya fotografi juga terlepas dari kungkungan pemerintah. Selama
jaman kekuasan Orde Baru, karya-karya fotografi hanya sebatas untuk kepentingan
komersial saja. Sekarang,para juru foto dapat mempertontonkan karya idealis mereka
lewat pameran-pameran.
Indonesia fotografi lebih pada bagaimana penerapannya. Atau bisa dibilang fotografi
di Indonesia lebih bersifat konsumtif. Sejarah fotografi di Indonesia dimulai pada tahun
1857,pada saat 2 orang juru foto Woodbury dan Page membuka sebuah studio foto
Studio foto pun semakin ramai di Batavia. Dan kemudian banyak fotografer
Batavia.
fotografi,maka kamera yang adapun masih berat dan menggunakan teknologi yang
sederhana. Teknologi kamera pada masa itu hanya mampu merekam gambar yang
statis. Karena itu kebanyakan foto kota hasil karya Woodbury dan Page terlihat sepi
Masuknya Jepang tahun 1942 juga menciptakan kesempatan transfer teknologi ini.
Halaman 3 dari 23
Karena kebutuhan propagandanya, Jepang mulai melatih orang Indonesia menjadi
fotografer untuk bekerja di kantor berita mereka, Domei. Mereka inilah, Mendur dan
Umbas bersaudara, yang membentuk imaji baru Indonesia, mengubah pose simpuh di
Foto-foto mereka adalah visual-visual khas revolusi, penuh dengan kemeriahan dan
optimisme, beserta keserataan antara pemimpin dan rakyat biasa. Inilah momentum
Banyak karya-karya fotografer maupun masyarakat awam yang dibuat pada masa awal
namanya, museum ini hanya menghadirkan foto-foto kota Jakarta pada jaman
masuk ke daerah.
Seni fotografi adalah perpaduan antara teknologi dan seni. Berbagai nilai estetika yang
tidak tercakup dalam teknologi fotografi harus diselaraskan dengan proses teknis
untuk memberikan karakter dan keindahan pada hasil visualnya. Seni fotografi bukan
sekedar merupakan rekaman apa adanya dari dunia nyata, tapi menjadi karya seni
yang kompleks dan media gambar yang juga memberi makna dan pesan.
Seni dalam fotografi bisa dikatakan sebagai kegiatan penyampaian pesan secara visual
dari pengalaman yang dimiliki seniman/fotografer kepada orang lain dengan tujuan
Halaman 4 dari 23
orang lain mengikuti jalan pemikirannya. Fotografi menampilkan kenyataan (realita)
Suatu kenyataan bahwa pembuatan seni fotografi dengan kamera berarti membatasi
subyek dengan batas format pada jendela pengamat. Hal ini menjadikan seni fotografi
lebih jujur daripada seni lainnya karena merekam seperti memfotocopy subyek yang
ada di depannya.
Dalam proses berkaya seni fotografi atau proses visualisasi karya adalah
menghidupkan dan memberi jiwa pada karya foto. Seperti halnya dengan seniman
seni rupa lainnya, fotografer bekerja menggunakan otak dan hatinya yaitu segala
Dunia fotografi adalah dunia kreativitas tanpa batas. Beragam karya foto dapat
dihasilkan dengan berkreasi, tidak ada yang dapat membatasinya. Sejauh keinginan
untuk berkreasi, seluas itu pula lautan karya yang bisa dihasilkan.
Kreativitas yang dimaksud menyangkut segala aspek dan proses pem- buatan foto,
mulai dari pemilihan peralatan yang dipakai, kejelian menentukan obyek pemotretan
sampai proses pencetakan foto. Kejelian menentukan obyek sangat berpengaruh pada
Memang terasa begitu besar peranan kreativitas dalam era fotografi yang didukung
Halaman 5 dari 23
untuk menyederhanaan proses teknis fotografi sehingga fotografer bisa lebih
Berbagai titik kreatif memang bisa dipelajari, tetapi untuk menjadi fotografer kreatif
Fotografer
Fotografer adalah orang yang membuat gambar (melukis) dengan sinar melalui film
atau permukaan yang dipekakan. Fotografer menjadi penentu apakah sebuah gambar
yang dihasilkan sama persis dengan aslinya. Dalam hitungan tahun, perkembangan
dunia fotografi pun sangat maju pesat. Kemajuan itu ditandai dengan semakin banyak
Era Fotografi Digital memudahkan fotografer untuk memahami dunia fotografi lebih
mencetaknya terlebih dahulu baru dapat melihat dan mengevaluasi hasil jepretan, data
teknisnya pun harus dicatat terlebih dahulu. Proses ini membutuhkan waktu dan biaya
para pecinta fotografi untuk menekuni lebih dalam lagi tentang dunia fotografi
Yaitu cabang fotografi yang semata-mata karena minat dan kesukaan sang
Halaman 6 dari 23
fotografer.
2. Foto Jurnalistik
mempunyai nilai berita. Bersifat aktual sebagai berita yang mampu mengungkapkan
3. Foto Komersial
Yaitu cabang dari fotografi professional, di mana fotografer bekerja untuk memenuhi
kebutuhan industri periklanan, penjualan, dan peragaan untuk media massa atau
memecah fotografer advertising dan pewarta foto jadi spesialisasi yang lebih kecil lagi,
misalnya spesialisasi landscape, wild life, fashion, dan lain-lain. Ketika memotret orang
(portrait photography), tidak hanya teknik fotografi yang dibuthkan, tapi juga ilmu
mode mutlak dipahami oleh fotografer agar hasil fotonya tidak ketinggalan zaman.
Kini, fotografi telah enjadi bagan tak terelakan dalam kehidupan manusia di seluruh
dunia. Bahkan, orang awam dapat berhadapan dengan seribu hasil fotografi tiap
harinya, baik dalam bentuk foto, iklan, di berbagai media massa sampai di pinggir
jalan. Hal ini merupakan salah satu peluang besar seorang fotografer untuk
Selama industri di Indonesia terus ada, semakin banyak produk yang dikeluarkan,
Halaman 7 dari 23
berarti akan semakin banyak kebutuhan akan foto. Sekarang bagaimana fotografer
mengambil peluang tersebut. Salah seorang fotografer Indonesia yang sukses dengan
karya foto komersialnya adalah Jerry Aurum. Fotografer yang baru saja menerbitkan
buku “in my room” ini pernah mendapat bayaran Rp 100 juta per jam untuk sesi foto.
Setiap ada kemajuan dan perkembangan dari sebuah teknologi, secara pasti juga ada
perubahan sikap dan konsekuensi yang harus diikuti. Hal ini juga berlaku bagi mereka
yang memanfaatkan karya fotografi, mereka juga menuntut suatu perubahan dalam
cara kerja fotografer. Karya foto banyak dibutuhkan pada industri, perusahaan atau
lembaga tertentu (penerbit, percetakan, periklanan, biro disain, dan lain-lain) untuk
misalnya sebagai ilustrasi atau elemen dalam bentuk media cetak seperti folder, leaflet,
brosur, iklan koran, iklan majalah, kalender, poster, dan lain-lain. Fotografi sebagai
salah satu elemen dalam disain komunikasi visual yang tampil secara realistis, cepat
dan sangat berpengaruh pada bidang industri, seperti penerbitan dan percetakan,
periklanan/ biro desain grafis, dan bidang-bidang bisnis fotografi. Seperti dikatakan
Mr. Kasai dari Jepang, bahwa hadirnya kamera digital akan mengalami perubahan
besar di Indonesia, dan akan membawa perubahan besar terhadap proses kerja di
Halaman 8 dari 23
bidang industri, dan kamera digital juga akan menjadi tumpuan bagi pengusaha di
Sebelum ada kamera digital untuk membuat foto manusia terbang, manusia bersayap,
imajinasi yang aneh-aneh sangat sulit bahkan tidak mungkin dilakukan. Namun di era
digital, ide apapun dapat diwujudkan/relatif dapat dibuat. Teknik-teknik yang dulu
sulit dipelajari dan lama prosesnya, seperti multiprint, multi exposed, sandwich,
solarisasi dan lainnya. Sekarang, dengan menguasai teknologi yang berbasis digital,
sekarang ini mulai bergeser dan harus dipahami dan diikuti, kalau masih ingin eksis
sebagai fotografer harus mengikuti perubahan ini, kalau tidak mengikuti lambat laun
akan tersingkir.” Di era digital sekarang ini, seorang fotografer tidak hanya dapat
menguasai kamera, lighting dan teknis fotografi saja, namun dituntut juga memiliki
wawasan dan pengetahuan dan menguasai teknologi digital. Seorang fotografer yang
dan sebagainya), dalam kerjanya paling tidak perlu didampingi seorang digital artist.
Karena saat ini klien (biro iklan, advertising) tidak mau menerima foto berupa print
(foto cetakan), namun foto yang sudah siap didesain yang berupa soft copy (data
digital). Kerja sama tim antara fotografer dan digital artist sekarang ini mutlak
diperlukan karena sebuah foto jadi/final prosesnya dapat terdiri dari beberapa
pemotretan yang dilakukan, dapat beda lokasi, beda angle of view, beda setting, dan
lainnya. Artinya tim ini perlu tahu mana gambar yang diperlukan, mana yang harus
Halaman 9 dari 23
dibuang/di-crop, mana yang dapat edit/retouch, dan sebagainya. Maka akan lebih
ideal jika seorang fotografer selain memiliki ide yang baik, dapat menguasai kamera,
teknik fotografi, lighting dan estetika yang baik, juga menguasai perangkat lain seperti
Herdamon dalam fotomedia (2005: 12) mengatakan bahwa seorang fotografer yang
Selain hal-hal tersebut di atas, wawasan dan pengetahuan yang luas berkaitan dengan
dapat lebih dahsyat lagi yakni berbaurnya antara Digital imaging, 3D, dan fotografi
(concept :13) karena ketiga unsur tersebut sangat dekat dan saling berkaitan antara
satu dengan yang lain. Lebih lagi pengguna komputer sudah banyak dan tidak asing
fotografi yang dulu relatif susah dilakukan, sekarang di era kamera digital, masyarakat
Halaman 10 dari 23
memandang fotografi sebagai sesuatu yang mudah, murah, dan merupakan bagian
Istilah Desain Komunikasi Visual atau lebih akrab dengan sebutan DKV sekarang sudah
tidak asing lagi di telinga, karena sudah banyak perguruan tinggi/lembaga pendidikan
memiliki program studi/jurusan DKV. Out put/lulusan dari prodi ini diyakini memiliki
dunia industri. Selama industri ada dan berkembang ,lulusan DKV pasti diperlukan.
Pada umumnya S-1 DKV memiliki 144-148 sks dan memiliki mata kuliah Fotografi
dengan bobot 5-8 sks. Di antara mata kuliah penting yang lain, ada mata kuliah
Fotografi yang sangat strategis dan penting. Dalam DKV menu mata kuliah yang harus
ada adalah fotografi, ini dianggap strategis dan penting artinya bahwa dalam DKV
Mata kuliah Fotografi biasa diajarkan/ diberikan secara bervariasi di setiap perguruan
tinggi, ada yang selama tiga semester, yakni Fotografi I, Fotografi II, dan Fotografi
Fotografi I ini merupakan dasar dan sebagai bekal awal yang harus dipahami dan
foto untuk kebutuhan disain grafis (DKV) misalnya foto ilustrasi, foto land mark, essai
Halaman 11 dari 23
dan lain-lain. Selain materi tersebut juga diberikan pengetahuan olah visual/kamar
profesional, baik pemotretan still life atau manusia. Pembuatan foto diarahkan untuk
kepentingan DKV (cenderung komersial), juga diajari membuat konsep dan riset
Namun demikian, ada beberapa perguruan tinggi yang membagi mata kuliah
Fotografi menjadi dua (2) dengan memberi nama: Fotografi Dasar dan Fotografi
Desain; Fotografi 1 dan Fotografi 2; Dasar-dasar Fotografi dan Fotografi Aplikatif, dan
lain-lain. Dengan bekal fotografi dua semester, tiga semester atau lebih dan
teknologi saat ini, diharapkan mahasiswa memiliki kemampuan menciptakan foto yang
Selain memiliki dan menguasai hal di atas, seorang fotografer perlu juga memiliki
riset sangat banyak manfaat yang diperoleh bagi fotografer maupun bagi pihak-pihak
yang berkepentingan dengan foto tersebut. Selain mendapatkan hasil foto yang baik,
menarik, indah, dan lain sebagainya, pekerjaan pun akan lebih efektif dan efisien.
Karena riset adalah bagian dari tujuan fotografer dalam melakukan pemotretan.
dalam fotografi baik dari sisi ide/gagasan, teknis, estetis dapat meliputi identifikasi
Halaman 12 dari 23
eksekusi atau pelaksanaan pemotretan.
Ketika seseorang mengatakan riset, gambaran yang muncul adalah laboratorium yang
Istilah riset selama ini selalu dihubungkan dengan sesuatu yang rumit, ilmiah, disiplin,
kaku, dan berbau akademis. Istilah riset menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
penyelidikan (penelitian) suatu masalah secara sistematis, kritis, dan ilmiah untuk
penafsiran yang lebih baik (Depdikbud, 1998:844). Meskipun pada umumnya istilah
riset ini sering dilakukan oleh suatu lembaga, perusahaan, maupun institusi- institusi
mendapatkan fakta yang baru, artinya riset sudah bukan hal baru bagi fotografer.
Karena riset yang dilakukan fotografer tidak harus dikaitkan dengan bidangnya para
peneliti atau ilmuwan. Contohnya adalah dalam foto jurnalistik yang menuntut kriteria
informatif, aktual, faktual, terpercaya, dan otentik, riset seharusnya sudah menjadi
sesuatu hal yang wajib para fotografer. Karena fotonya harus tampil dengan
‘kedalaman’ yang mewakili sebuah fakta. Demikian pula halnya dengan foto komersial
(barang/jasa) yang menuntut penampilan akan daya tarik visual yang informatif dan
Halaman 13 dari 23
Secara sederhana fotografer akan menghadapi persoalan-persoalan seperti dari mana
sudut pengambilan yang paling baik, dengan lensa berapa, diafragma berapa,
memotret (fotografi) adalah pekerjaan ilmiah, karena membuat foto tidak hanya
sekadar persoalan teknis melainkan mencari suatu pemecahan atas persoalan yang
harus dapat diatasi dan diuraikan secara sistematis. Oleh karena itu, sebelum
tentang objek atau subjek yang akan dibuat agar fotonya tersaji dengan baik dan
berhubungan dengan usaha untuk mengetahui sesuatu, mencari suatu jawaban atas
suatu permasalahan.
Pada dasarnya dikenal dua cara untuk memecahkan persoalan yaitu secara rasional
dan empiris. Pendekatan secara rasional (internal process) di mana untuk memecahkan
suatu persoalan dimulai dari suatu gagasan atau ide yang dimiliki sesorang.
ada pada objek di mana masalah tersebut berada, dan yang harus dilakukan adalah
kesimpulan.
Dengan melihat begitu banyak kebutuhan foto yang dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan pada media komunikasi visual, maka sudah selayaknya mata kuliah
fotografi di DKV perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak (mahasiswa dan
Halaman 14 dari 23
tujuan pengajaran fotografi di DKV tidak mengarah pada satu profesi atau spesialisasi.
Pembuatan foto atau pemotretan yang dilakukan mahasiswa di prodi DKV lebih
menekankan pada tujuan utama bahwa foto sebagai karya komunikasi visual dan
Fotografi bagi DKV adalah hal yang sangat penting dan dibutuhkan sebagai salah satu
elemen visual. Seperti pada media cetak, misalnya untuk kalender, brosur, leaflet, iklan
koran, iklan majalah, poster dan banyak lagi, hal tersebut dapat kita lihat dan cermati
dari media komunikasi visual yang ada di lapangan, baik yang berbentuk media cetak
peran foto masih dominan. Seperti dikatakan Lady Elisabet dalam tulisan Suprapto
Sujono (2006:14), bahwa fotografi merupakan ‘medium komunikasi’. Dalam hal ini
sebuah karya fotografi dimanfaatkan dalam DKV/disain grafis sebagai elemen ilustrasi
dalam media cetak seperti iklan cetak karena reliability dalam tampilannya dan dapat
secara realistik (sesuai produk; sesuai kenyataan) tentu akan lebih meyakinkan dan
memiliki nilai persuasif untuk mempengaruhi konsumen. Dengan kata lain karya
Dengan melihat kenyataan di lapangan, dan pendapat tersebut sudah barang tentu
bahwa mata kuliah fotografi sangat diperlukan untuk mahasiswa DKV. Namun dengan
perkembangan teknologi fotografi sekarang ini, perlu ada evaluasi dan perubahan
dalam pengajaran fotografi. Yang perlu menjadi perhatian, bagi perguruan tinggi yang
masih memiliki program/ jurusan ataupun mata kuliah fotografi perlu mengevaluasi
materi ataupun kurikulum lama yang sudah puluhan tahun digunakan agar ditinjau
Halaman 15 dari 23
ulang sesuai perkembangan fotografi. Dengan hadirnya teknologi digital, termasuk
kamera digital yang berkembang dengan pesat seperti sekarang ini, sangat
Tidak heran apabila sekarang ini hampir setiap orang dapat mengoperasikan kamera,
bahkan anak kecil pun sudah dapat motret. Perlu disadari bahwa memotret tidak
mendapatkan sebuah foto/gambar yang baik banyak hal yang perlu dipelajari,
misalnya dari segi teknis fotografi, lighting, pengetahuan estetika/seni rupa atau
memiliki pengetahuan seni visual yang baik. Kalau kita bicara mengenai fotografi, tidak
hanya pada yang serba teknis saja, namun banyak hal di luar masalah teknis. Dikatakan
Soeprapto Soedjono bahwa, fotografi sebagai salah satu entitas dalam domain seni
rupa tidak dapat terlepas dari nilai-nilai dan kaidah-kaidah seni rupa (2006:7). Dengan
kata lain meskipun peralatan yang tersedia sangat canggih, selain diperlukan
kemampuan teknis juga kemampuan estetis yang memadai. Jam terbang yang tinggi
dan dengan banyak membaca dan melihat buku fotografi, masalah teknis fotografi
dapat diatasi, tetapi hal yang berkaitan seni rupa, rasa estetika yang baik, tidak dapat
melakukan/praktik.
melukis, nirmana, menggambar, sketsa), artinya kita memindahkan objek yang tiga
dimensi ke bentuk dua dimensi, dengan latihan ini kita belajar melihat dan merasakan
Halaman 16 dari 23
bentuk, sinar, bayangan, gradasi, warna, pola maupun tekstur. Perlu diketahui bahwa
fotografi adalah seni melihat (the art of seeing), dasar ilmu melihat ini berlaku untuk
ilmu pengetahuan lain termasuk fotografi. Demikian pula halnya yang terjadi dalam
menggambar, nirmana, anatomi, sejarah seni rupa bahkan kritik seni sangat penting
sebagai bekal untuk belajar fotografi (Zahar, 2003: 101). Karena prinsip fotografi tidak
jauh dengan menggambar, artinya menggambar sama dengan memotret, seperti kata
merupakan salah satu bekal untuk dapat membuat foto yang baik. Dengan demikian,
sudah seharusnya mahasiswa/ kita yang belajar fotografi lebih cepat menguasai dan
Spesialisasi Fotografer
Jenis fotografi yang digolongkan ke dalam kelompok fotografi murni adalah jenis
karya fotografi yang dibuat semata-mata karena hobi atau kesukaan sang fotografer.
kepada orang lain. Karena sifatnya pengalaman pribadi, seringkali foto- foto itu tidak
Halaman 17 dari 23
2. Fotografi Jurnalistik
Fotografi jurnalistik berarti membuat berita dengan menggunakan foto sebagai media
informasi. Dengan menggabungkan dua media komunikasi visual dan verbal sehingga
Dalam foto jurnalistik juga dikenal rubrikasi atau pembagian antara lain:
Dalam bahasa Indinesia lazim disebut berita hangat atau keras, merupakan hasil
Foto jurnalistik kategori ini bersifat seremoni yang terjadwal atau teragendakan.
Foto portrait berani menampilkan karakteristik sesuai dengan hati sang subjek. Yang
paling pokok adalah pengungkapan kreatif dari watak seorang tokoh, hingga
Foto-foto yang bersifat proses produksi dalam suatu industry baik pertanian maupun
Halaman 18 dari 23
f. Daily life (Features)
Foto jurnalistik yang tidak terikat dengan syarat unsur kehangatan atau aktualitas.
Yang diutamakan adalah segi keunikan, humor, maupun perjuangan hidup atau nasib
seseorang.
Jenis foto jurnalistik yang menvisualisasikan cerita dari suatu seni dan budaya tertentu.
h. Alam Lingkungan
Beberapa fokus permasalahan alam lingkungan dapat diangkat menjadi visual, agar
peristiwa tersebut dapat menjadi perhatian dan mendapat penanganan serius oleh
pemerintah.
i. Arsitektur
Segala foto yang berbau arsitektur, interior maupun eksterior, dan semua gedung
bangunan.
k. Sports (Olahraga)
Foto-foto yang bercerita foto seri yang biasanya dilengkapi dengan teks pengantar.
Foto bukan foto tunggal melainkan terdiri dari beberapa foto yang menjadi item
Halaman 19 dari 23
1. Fotografi Komersial
Pekerjaan sebagai fotografer komersial biasanya meliputi foto produk (iklan), foto
2. Fotografi Iklan
Munculnya berbagai iklan di media seperti surat kabar, majalah, poster, brosur, atau
billboard, menjadi lahan subur bagi fotografer. Pada fotografi iklan dapat dilihat
bahwa faktor objektifitasagak sedikit berkurang. Alas an yang paling mendasar adalah
4. Fotografi Fashion
Foto fashion tida lagi berbentuk foto produk tapi berkembang menjadi aliran yang
Dokumen sering diasosiasikan dengan sesuatu yang berharga yang dihasilkan dari
suatu peristiwa menjadi informasi atau data melalui media tertentu, baik secara verbal-
tekstual, visual, maupun auditorial. Foto adalah dokumen, dan fotografi senantiasa
Halaman 20 dari 23
berurusan dengan soal pendokumentasian. Peran foto sebagai dokumen erat dengan
soal indeksikalitas foto. Indeksikalitas menciptakan relasi kausal antara gambar obyek
dalam foto dengan obyek yang dipotret. Adanya obyek di depan kamera
(kesesuaian) antara obyek dalam gambar dengan obyek dalam kenyataan aslinya. Isu
seputar peran foto sebagai dokumen terletak pada adanya belief bahwa foto adalah
medium perekaman visual obyek atau peristiwa yang otentik, akurat, netral, dan
obyektif. Foto diyakini sebagai gambaran fakta yang otentik, akurat, netral, dan
obyektif karena dihasilkan lewat kinerja otomatis alat, dengan tidak banyak melibatkan
peran manusianya. Foto digunakan sebagai bukti yang dapat dipercaya Beberapa jenis
konteks ini, foto difungsikan sebagai dokumen atau pelengkap suatu dokumen
tertentu. Foto digunakan sebagai medium visual untuk memberi informasi atau data
Teori Fotografi
Sudarma (2014:2) memberikan pengertian bahwa media foto adalah salah satu media
komunikasi, yakni media yang bisa digunakan untuk menyampaikan pesan/ide kepada
orang lain. Media foto atau istilahkan dengan fotografi merupakan sebuah media yang
Halaman 21 dari 23
Menurut Bull (2010:5) kata dari fotografi berasal dari dua istilah yunani: photo dari
phos (cahaya) dan graphy dari graphe (tulisan atau gambar). Maka makna harfiah
fotografi adalah menulis atau menggambar dengan cahaya. Dengan ini maka identitas
fotografi bisa digabungkan menjadi kombinasi dari sesuatu yang terjadi secara
alamiah (cahaya) dengan kegiatan yang diciptakan oleh manusia dengan budaya
merekam dan memanipulasi cahaya untuk mendapatkan hasil yang kita inginkan.
Gani & Kusumalestari (2014:4) mengutip dari Sudjojo (2010:vi) bahwa fotografi
benar, dan semua yang berkaitan dengan fotografi sendiri. Sedangkan fotografi
sebagai karya seni mengandung nilai estetika yang mencerminkan pikiran dan
Fotografi tidak bisa didasarkan pada berbagai teori tentang bagaimana memotret saja
karena akan menghasilkan gambar yang sangat kaku, membosankan dan tidak
Sebagai medium yang dapat merekam gambar, dengan segala bentuk dari kehidupan
yang berhenti dalam sebuah foto bagaikan menekan tombol jeda alam kehidupan,
Halaman 22 dari 23
fotografi menangkap dan menjadikannya abadi. Mengenai fotografi sebagai medium,
dalam sub-bab ini, sebagai pembawa informasi, maka hubungannya adalah dengan
Rasanya tidak ada media massa cetak (surat kabar, tabloid, dan majalah) di negeri ini
yang tidak menyertakan foto dalam setiap terbitannya. Foto seringkali menjadi daya
tarik bagi pembaca sebelum membaca berita. (quote) kedudukan karya foto di sini
adalah sebagai daya tarik, maka esensi dari karya foto dalam jurnalistik adalah sebagai
gambar yang dihasilkan lewat proses fotografi untuk menyampaikan suatu pesan,
informasi, cerita suatu peristiwa yang menarik bagi publik dan disebarluaskan lewat
media massa. Secara sederhana foto jurnalistik adalah foto yang bernilai berita atau
foto yang menarik bagi pembaca tertentu, dan informasi tersebut disampaikan kepada
Halaman 23 dari 23