Proposal skripsi pada dasarnya hanya terdiri atas satu bagian yang berisi minimal
25 halaman dan maksimal 40 halaman karena sifatnya masih berupa usulan penelitian.
Proposal skripsi ini diketik dengan menggunakan jenis font Times New Roman ukuran 12
point dengan spasi ganda (2.0) pada kertas HVS putih ukuran A4 (21 x 29,7 cm).
Pengetikan naskah proposal skripsi ini dilakukan dengan komputer dengan pengaturan
layout marjin atas 4 cm, marjin kiri 4 cm, marjin bawah 3 cm, marjin kanan 3 cm dari tepi
kertas. Proposal skripsi merupakan rancangan penelitian yang sistematikanya terdiri atas:
PENELITIAN PUSTAKA
1. COVER JUDUL PROPOSAL SKRIPSI yang berisi judul proposal skripsi,
nama penulis dan NPM, logo IAI Darussalam, nama prodi dan fakultas, nama
IAI Darussalam, tahun.
2. DAFTAR ISI.
3. BAB I PENDAHULUAN yang berisi :
a) Latar Belakang Masalah
b) Definisi Operasional / batasan Istilah / Penegasan judul
c) Rumusan Masalah/Fokus Penelitian
d) Alasan memilih judul
e) Tujuan Penelitian
f) Kajian Pustaka / Penelitian Terdahulu (jika diperlukan)
g) Metode Penelitian yang memuat jenis penelitian, subjek dan objek penelitian,
data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data,
teknik analisis data. Prosedur penelitian
h) Signifikansi / Kegunaan Penelitian
i) Sistematika Penulisan
4. DAFTAR PUSTAKA
5. DAFTAR RIWAYAT HIDUP
CONTOH
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
MUHAMMAD SAUQI
NPM. ……………………………
i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
ii
BAB I
PENDAHULUAN
karena itu keberadaan Islam sejak lama telah memperoleh tempat yang layak
ke Indonesia sejak abad ke dua belas Masehi,2maka pada abad ke tujuh belas
Masehi bermunculan para ulama menyusun berbagai kitab fikih untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat dalam hal aturan dalam beribadah yang sesuai dengan
Martin Van Bruinessen bahwa kitab-kitab berbahasa arab sudah dikenal dan
untuk memahami agama dengan baik dan benar. Oleh karena itu Azyumardi Azra
1
M. fahmi al-Amruzi, Membumikan Hukum Islam di Indonesia, al-Banjari, Volume 14,
Nomor 2 (2015), h. 173
2
Azyumadi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVIII
dan XVIII:Akar Pembaharuan Islam Indonesia (Edisi Revisi), (Jakarta : Kencana Prenada Media
Group, 2007), h. 3
3
Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning Pesantren dan Tarekat Tradisi-tradisi Islam
diIndonesia, (bandung : Mizan, 1999) h. 27
1
2
ulama banjar terbesar pada masanya. Kehadiran karyanya, Sabilal Muhtadin yang
khususnya muslim banjar untuk memperhatikan aspek syariah atau fikih secara
bahwa Sabilal Muhtadin diyakini sebagai kitab fikih pertama yang ditulis
mengarang begitu luas dan sistematis di bidang fikih dalam bahasa Indonesia
waktu sekitar tiga tahun, dimulai tahun 1193 M (tidak disebutkan tanggal dan
Melayu.6Terdiri dari dua juz yang didalamnya berisi delapan kitab, dua kitab pada
juz pertama berisi tentang at-taharah, dan as-Shalat. Sedangkan pada jilid kedua
4
Azyumadi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVIII
dan XVIII:Akar Pembaharuan Islam Indonesia (Edisi Revisi)..h. 197-297
5
Sukarni menyebutkan bahwa Sabilal Muhtadin dijadikan sebagai titik awal kitab fikih
berbahas melayu dengan pertimbangan bahwa sampai saat ini belum ditemukan data yang jelas
tentang kitab-kitab lain yang ditulis oleh ulama Banjar sebelum itu. Lihat : Sukarni, Kitab Fikih
Ulama Banjar Kesinambungan dan Perubahan Kajian Konsep Fikih Lingkungan, Jurnal Studi
Keislaman, Volume 15, Nomor 2 (2015): h. 444-445
6
Karel A. Steenbrink, Beberapa Aspek Tentang Islam Di Indonesia Abad Ke-19 (Jakarta:
Bulan Bintang, 1984)., h. 91
3
berisi enam kitab yaitu az-Zakat, as-Shiyam, al-I’tikaf, al-Hajj waa al-Umrah,
pertama bahwa kitab ini adalah ”Karangan bagi al-Alim al-‘Allamah Mufti
ini sangat sederhana, namun paling populer di antara kitab-kitab sejenis. Kitab
perukunan ini terdiri dari dua puluh pasal yang terdiri dari rukun iman melalui
sifat tiga belas, iman kepada malaikat, kitab-kitab, qadha dan qadar. Adapun
mengenai fikih berisi tentang air, najis, buang hajat dan istinja’, mandi, hadas
kecil, tatacara wudhu, shalat, puasa, hukum jenazah serta shalat jama’ dan
qashar.9
Melayu Besar (1850 M). Pada halaman pertama tertulis ”Kitab Parukunan
Melayu Basar bagi Haji Abdurrasyid Banjar diambil dari pada setengah
bahwa kitab ini dijadikan referensi fikih pada abad ke 19 dan abad sesudahnya
di masyarakat Banjar. Sebagai bahan pelajaran fikih praktis, kitab ini pada
7
Lihat daftar isi Sabil al-Muhtadin Li at-Tafqqquh Fi Amr ad-Din. (Dar al-Fikr, T,th), h.
270
8
Abu Daudi, Maulana Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari (Martapura: YAPIDA,
2003). h. 305.
9
Lihat daftar isi kitab Mufti Jamal ad-Din, Perrukunan, (Surabaya, Syirkah Bankul Indah,
tth)
4
dicetak pertama kali di Singapura pada tahun 1907 M atas jasa seorang
pedagang dari Nagara (salah satu kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan
tentang keimanan dan ibadah murni seperti tata cara bersuci, tata cara shalat,
pertama ditulis tahun 1910 M, bagian kedua ditulis tahun 1915 M ). Kitab dalam
bagian pertama ini berisi tentang makna-makna gerakan dan bacaan shalat mulai
dari takbir sampai salam dalam dimensi tasawuf. Sedangakan bagian kedua berisi
Disebutkan pada bagian akhir kitab ini bahwa ”Telah selesai hamba
Maret tahun 1938 M”.13 Kitab ini berisi tentang Syahadat dan taubat, shalat,
10
Abu Daudi, Maulana Syekh Muhammad Arsyad, hlm. 124 – 127. Lihat juga:
Abdullah Karim dan Ahdi Makmur, 2006. Ulama Pendiri Pondok Pesantren di Kalimantan
Selatan. Banjarmasin: Comdes, h.,48. Lihat juga : Zafri Zamzam, Syekh Muhammad Arsyad al-
Banjari, Ulama Besar Juru Dakwah. ( Banjarmasin: Karya, 1996). h. 17
11
Lihat daftar isi Haji Abdurrasyid Banjar, Perukunan Melayu Besar, (Surabaya : Dua
Tiga, tth)
12
Lihat : Abdurrahman Shiddiq, Asrar as-Shalat Min Kutub al-Mu’tamidah, (Tp, T.Th.)
13
Haji Abdurrahman bin Haji Muhammad Ali, Risalah Rasam Parukunan (Banjarmasin:
TB Mutiara, n.d.). h. 67.
5
wudhu, shalat wajib dan sunnat, qashar jama’, zakat, jenazah, shalat jum’at, do’a
Muhammad Siddiq dengan karyanya Mabadi’ Ilm al-Fiqh, (1953 M) Kitab ini
terdiri dari tiga jilid yang membahas hampir semua masalah fikih, mulai dari
taharah, shalat, puasa, haji, muamalah, waris, wasiat, perkawinan, jinayat hingga
Menyatakan Hukum muamalah didalam agama Islam atas mazhab al-Imam as-
Syafi’i (1955 M),16 Kitab tersebut membahas fiqih muamalah menurut mazhab
Imam Syafi’i yang terdiri dari lima belas pasal yang menjelaskan tentang jual beli
secara umum, jual beli yang haram dan sah akadnya, jual beli yang haram dan
tidak sah akadnya, salam, khiyar, riba, qardh, hibah, wakaf, hiwalah, qirodh,
mengamalkan hukum Islam yang baik dan benar sesuai tuntunan syariat.
membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan ritual ibadah saja. Sedangkan
aspek yang bernuansa Ekonomi Islam sangat sedikit dibahas, padahal konsep
14
Ibid. Lihat daftar isi. Risalah Rasam Parukunan.
15
Mawardy Hatta, Pemikiran Tasawuf Haji Muhammad Sarni (Banjarmasin: Tesis
Program Pascasarjana IAIN Antasari, 2004). h. 91 – 92.
16
Tim Penulis, Satu Abad Pondok Pesantren Darussalam Martapura Kalimantan Selatan
(Martapura: t.p, n.d.). h. 57-58
17
Lihat : Salim Ma’ruf, Risalah Mu’amalah (t.t: t.tp, tth)
6
ini merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam hukum Islam dan
merupakan bagian integral dari konsep fikih secara umum yang disebut fikih
namun fikih muamalah merupakan salah satu kerangka normatif dalam ekonomi
Islam sehingga antara fikih muamalah dan ekonomi Islam sangat berkaitan. Fikih
Muamalah secara terminologi didefinisikan oleh Qal’ah Jie dalam kitab Mu’jam
Dari definisi fikih muamalah tersebut ada dua hal yang perlu dijabarkan
dengan manusia yang lain yang diwadahi dalam lima hukum yaitu, wajib, sunnat,
haram, makruh, mubah. Oleh karena itu muatan aturan dalam fikih muamalah
tersebut bukan hanya bersifat sosial namun juga spiritual. Sebagaimana ad-
19
.التحصيل الدنيوي ليكون سببا لالخر
“Menghasilkan duniawi, supaya menjadi sebab suksesnya masalah
ukhrawi”
18
Rawwas Qal’ah Jie, Mu’jam Lughah al-Fuqaha, (Digital Library, al-Maktabah as-
Syamilah al-Isdar al-Sani, 2005), I/438
19
Sayyid Muhammad Shatha ad-Dimyathi, ‘Ianat at-Thalibin, (Semarang : Toha Putera,
tth), h. 2
7
dalil-dalil yang tidak hanya terbatas pada dalil yang disepakati para ulama (al-
Quran, al-Hadits, Ijma’ dan Qiyas). Namun juga dalil yang diperselisihkan (al-
Jika melihat dari karya fikih ulama Banjar priode 1779 sampai priode
1938 Masehi maka pembahasan tentang ekonomi Islam hampir tidak terlihat.
Untuk melihat lebih jelas tentang hal tersebut maka di paparkan dengan
Tabel 1.1
20
Mengenai penjelasan lebih lanjut tentang metode Istinbath hukum Islam bisa dilihat
dalam kitab ’Abd al-Wahhab Khallaf, . Ilm Ushul Al-Fiqh. (Kuwait: Dar Al-Qalam, 1978.)
21
Fathurrahman Azhari, Dinamika Perubahan Sosial dan Hukum Islam, at-Tahrir Volume
16, Nomor 1 (2016), h. 199
8
6 al-Hajj ✓ ✓ ✓
7 as-Shaid ✓
8 At’imah ✓
9 Keimanan ✓ ✓
10 air ✓
11 Najis ✓
12 buang ✓
hajat
13 istinja’ ✓
14 Mandi ✓
15 hadas ✓
kecil
16 jenazah ✓ ✓
17 Do’a-doa ✓ ✓
18 Syahadat ✓
19 Taubat ✓
20 Waris ✓
21 Wasiat ✓
22 Nikah ✓
23 Jinayat ✓
24 Muamalah ✓ ✓
Diolah : Muhammad Sauqi, 2019
Dari tabel tersebut terlihat jelas bahwa aspek ibadah yang meliputi
dibanding masalah lain. Masalah ekonomi Islam hanya dibahas oleh dua kitab
yaitu mabadi’ al-Fiqh dan risalah fiqh muamalah. Terkait penjelasan tersebut,
penulis melihat bahwa masalah ini sangat penting dan sangat menarik untuk
dikaji lebih lanjut dan mendalam. Berdasarkan pada hal demikian, maka penulis
B. Definisi Operasional
melebar jauh dari rumusan masalah yang dikaji, diperlukan uraian definisi istilah
sebagai berikut:
1. Ulama Banjar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seorang yang
faham hukum syariah atau ahli dalam bidang fikih atau pelaksana hukum
fikih yang disebut mufti, qadhi, atau hakim. Dalam hal ini ulama yang
dimaksud adalah ulama Banjar priode 1779 sampai 1955 Masehi, seperti
Haji Muhammad Ali Sungai Banar Amuntai, Haji Muhammad Sari Alabio
yang diilhami dari nilai-nilai Islam.22Dalam hal ini jika dikaitkan dengan
fikih maka disebut dalam istilah fikih muamalah. Walaupun ekonomi Islam
antara fikih muamalah dan ekonomi Islam sangat berkaitan. Adapun yang
menjadi tofik dalam penelitian ini adalah kesinambungan yang terjadi antara
konsep ekonommi Islam dan pemikiran ulama banjar dalam karya fikih
Muamalah
22
Muhammad Abdul Manan, Teori dan Praktik Ekonomi Islam, (Yoyakarta : dana Bakti
Prima Yasa, 1997), h. 19
10
C. Rumusan Masalah
Banjar?
intelektual ulama banjar dilihat dari aspek referensi dan produk pemikiran
Islam hanya dibahas oleh dua kitab yaitu mabadi’ al-Fiqh dan risalah fiqh
muamalah. Hal tersebut memberi gambaran bahwa kajian ekonomi Islam dalam
kitab-kitab fikih ulama banjar sangat sedikit. Apakah ekonomi Islam masih belum
popular dan menjadi problem pada masa itu, padahal ekonomi merupakan mata
rantai yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia sehingga memerlukan
aturan yang sejalan dengan syariat Islam untuk mencapai kebahagiaan dunia dan
akhirat. Ataukah ada dimensi lain yang dapat dipahami secara mendalam dari
pemikiran ekonomi Islam ulama Kalsel dalam karya-karya fikih mereka yang
ulama Banjar tidak terlepas dari interaksi mereka dengan para ulama dikawasan
11
timur tengah seperti haramain, hadramaut dan mesir, sehingga karya-karya ulama
Banjar lebih banyak berkiblat kepada karya-karya ulama Timur Tengah tersebut.23
Namun jika ditelaah lebih lanjut, para ulama Timur Tengah dalam kitab fikih
mereka selalu membahas semua aspek yang berhungan dengan empat bagian yang
wajib dipelajari oleh seluruh umat Islam yaitu Pertama, fiqh ibadah,24Kedua, fiqh
ketika yang menjadi rujukan adalah kitab-kitab fikih ulama haramain, maka
Menariknya juga, apabila kita bandingkan antara karya fikih ulama Banjar
dengan fikih ulama Aceh yang lebih dahulu seperti Mir’at at-Thullab fi Tashil
Ma’rifat al-Ahkam al-Syar’iyyah li al- Malik al-Wahhab karya Abdur Rauf as-
Singkili ditulis pada tahun 1663 M.28Dalam kitab tersbut tidak hanya
membicarakan fikih ibadah saja, melainkan tiga cabang ilmu hukum Islam dari
23
Seperi yang dikatakan oleh Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari dalam kitab Sabil al-
Muhtadin bahawa penulisan kitab beliau merujuk kepada Syarah Minhaj karya Syekh Zakaria al-
Anshari, Mugni Al-Muhtaj karya Syekh Khatib as-Syarbini, Tuhfat Al-Muhtaj karya Syekh Ibnu
Hajar al-Haitami dan Kitab Nihayah Al-Muhtaj karya Syekh al-Jamal ar-RamliRahmadi, Islam
Banjar Dinamika dan Tipologi Pemikiran Tauhid, Fiqih dan Tasawuf, (Banjarmasin : IAIN
Antasari Press, 2012), h. 1. Lihat juga : Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari, Sabil al-
Muhtadin,..h. 4
24
Keseluruhan perkara yang wajib diketahui dan dikerjakan oleh mukallaf seperti shalat,
puasa, zakat dan permasalahan-permasalahan yang menjadi kewajiban setiap individu muslim
25
Segala aturan yang berhubungan dengan pidana seperti hukum mencuri, zina dan lain
sebagainya.
26
Segala aturan yang berhubungan dengan pernikahan, waris, dan lain sebagainya.
27
Segala aturan yang menyangkut hubungan manusia dengan manusia yang lain seperti
jual beli, upah mengupah, sanda menyanda, hutang piutang dan lain-lain. Lihat : Abi Bakar
Utsman bin Muhammad Syata’ Ad-Dimyathi, “I’anat at-Thalibin” Juz III (Surabaya: Dar al-
Jawahir, tth.). h. 253
28As-Sinkili menunjukkan kualitas keilmuannya melalui kitab ini, antara
lain dengan
cara mengupas sebuah permasalahan dengan pola tanya jawab. Isi pertanyaan seputar masalah
keseharian yang dialami oleh masyarakat pada umumnya, dan kemudian dia jawab dengan
menggunakan perangkat keilmuan yang dia miliki, disertai dengan berbagai rujukan kitab
yurisprudensi klasik seperti Fath al-Wahhab karya Imam Zakariyya al-Anshari, Fath al-Jawad
dan Tuhfat al-Muhtaj, dua karya Ibnu Hajar al-Haitami, Nihayat al-Muhtaj karya Syamsuddin
Ar-Ramli, Tafsir al-Baidlawi karya Ibnu Umar al-Baidlawi, Syarh Sahih Muslim karya Imam
an-Nawawi.
12
tentang pidana (jinayat). Bahkan tentang ekonomi Islam lebih banyak dibahas
yaitu mencakup urusan jual beli, hukum riba, kemitraan dalam berdagang,
kecil, sewa menyewa, wakaf, hukum barang hilang, dan lain-lain. Beliau
doktrin hukum Islam tidak terbatas pada ibadah, tetapi juga mencakup seluruh
Menariknya juga jika melihat dari sisi lingkungan alam dan juga
pembahasan ekonomi Islam juga menjadi hal yang penting dalam kajian fikih
ulama Banjar. Namun kajian ekonomi syariah ini baru muncul pada priode 1953
Masehi.31 Terkait penjelasan tersebut, penulis melihat bahwa masalah ini sangat
penting dan sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut dan mendalam.
E. Tujuan Penelitian
29Lihat Azyumardi Azra, Jaringan Ulama: Timur Tengah Dan Kepulauan Nusantara
Abad Xvii Dan Xviii : Melacak Akar-Akar Pembaruan Pemikiran Islam Di Indonesia (Jakarta:
Mizan, 1994).
30
Lihat : Alfani Daud, Islam dan Masyarakat Banjar, (Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, 1997), h.106
31
Lihat : Tabel yang menjadi pokok bahasan dalam karya fikih ulama Banjar, h. 9
13
1. Menganalisa tentang konsep ekonomi Islam dalam kitab fikih karya ulama
Banjar
dinamika intelektual ulama banjar dilihat dari aspek referensi dan produk
F. Penelitian Terdahulu
dapat menjadi penunjang dalam penelitian ini diantaranya skripsi, tesis dan jurnal
1. Disertasi.
yang digunakan. Jenis penelitian ini adalah normatif. Maka Berdasarkan hasil
telaah pemikiran ulama Banjar dalam aspek ekonomi Islam yang tertuang
2. Tesis
14
Tesis (2016) yang diangkat oleh Adi “Pendapat K.H. Salim Ma’ruf
penetapan K.H. Salim Ma’ruf tentang jual beli orang mabuk, anak kecil dan
jual beli kepada orang yang bercampur hartanya antara halal dan haram.
tentang jual beli dalam “Risalah muamalat” adalah hampir sama dengan
pendapat ulama lainnya, tapi memiliki perbedaan yaitu pada masalah jual beli
orang mabuk, jual beli anak-anak dan jual beli kepada orang yang bercampur
hartanya antara halal dan haram. Selain itu juga ditemukan dalil-dalil yang
penulis adalah jenis penelitian yang digunakan adalah normatif atau kajian
beratkan kepada telaah pemikiran ulama Banjar dalam aspek ekonomi Islam
3. Jurnal
Konsep Fikih Lingkungan”. Jenis penelitian ini normatif. Masalah yang ingin
ditelaah adalah konsep ulama banjar tentang fikih lingkungan. Hasil penelitian
menyebutkan bahwa Fikih Ulama Banjar meskipun membahas air dan sungai
dalam aspek ekonomi Islam yang tertuang dalam kitab-kitab fikih karya
mereka.
Studi Genealogi, Referensi dan Produk Pemikiran. Jenis penelian ini adalah
tengah seperti haramain, mesir dan hadramaut. Selain itu karya ulama banjar
telaah pemikiran ulama Banjar dalam aspek ekonomi Islam yang tertuang
G. Kerangka Teori
Menurut Cholil Nafis dalam bukunya “Teori Hukum Ekonomi Syariah”
ada tiga yang menjadi metode dalam kajian ekonomi Islam yaitu, bayani, ta’lili
dan istishlahi.32
32
Cholil Nafis, Teori Hukum Ekonomi Syariah (Jakarta: UI-Press, 2011).h.21
16
1. Metode bayani
menerangkan cara pemahaman suatu nash, baik nash Alquran maupun sunnah
dari berbagai aspek yang mencakup: pertama, makna lafadz yang sesuai
musykil dan khafi). Keempat, analisis dalalah suatu lafadz atas makna.34
dan Hanabilah ada dua saja bentuk dalalah, yaitu mantuq dan mafhum yang
masing-masing terbagi menjadi dua, yakni mantuq sharih (jelas) dan mantuq
mukhalafah.35
33
Ibid, h. 29
34
Zaidan, Al-Wajiz Fi Ushul Al-Fiqh.., h. 277
35
Musthafa Sa’id Al-Khin, Atsar Al-Ikhtilaf Fi Al-Qawa’id Al-Ushuliyah Fi Ikhtilaf Al-
Fuqaha (Beirut: Mu’assasah Al-Risalah, 1972). h. 127-138
17
kitabnya al-Risalah:36
sumber hukum Islam yang telah disepakati oleh para ulama, yaitu Alquran,
sunnah, ijma’ dan mazhab sahabat. Dari penjelasan di atas dapat ditarik sebuah
bayani harus dari sumber hukum yang telah disepakati para ulama.
2. Metode ta’lili
Secara etimologi kata ‘illat adalah bentuk masdar dari kata عل يعل علة
yang berarti sakit atau penyakit. Menurut Imam Jurjani, ‘illat dinamakan
‘illat hukum yang redaksionalnya berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Ulama ushul fiqih klasik, misalnya al-Ghazali menyebut ‘illat hukum itu
36
Muhammad Idris Al-Syafi’i, Al-Risalah (Mesir: Maktabah Al-Syuruq Al-Dauliyah,
2005). h. 111
37
Fathurrahman Azhari, Pemikiran Ulama Tentang ‘Illat Hukum (Suatu Kajian Ushul
Fiqih), Jurnal Darussalam, Vol. 15, No. 02, Juli-Desember 2014, h. 35
18
ini tidak berbeda dengan rumusan yang dikemukakan oleh al-Subki yang
menyebutkan bahwa ‘illat itu adalah suatu tanda dan petunjuk bagi
para ulama klasik di atas berbeda dengan rumusan yang dipaparkan oleh para
‘illat hukum itu ialah suatu sifat atau keadaan yang jelas dan serasi sebagai
dasar penetapan hukum. Abd. Karim Zaydan merumuskan bahwa ‘illat hukum
itu adalah sesuatu sifat yang jelas dan pasti yang dapat dijadikan sebagai dasar
pembinaan dan pautan hukum, karena ada atau tidak adanya hukum
maupun ulama kontemporer, maka ‘illat itu merupakan sesuatu yang memberi
tahu dan sesuatu yang mendorong yang menjadi landasan hukum. Namun para
ulama kontemporer bukan saja melihat kepada fungsi ‘illat sebagaimana ulama
klasik, tetapi lebih kepada kriterianya. Misalnya Muhammad Abu Zahrah dan
Abd. Karim Zaydan merumuskan ‘illat lebih tegas, rinci dan jelas kriterianya
berikut:
38
Ibid. h. 35
39
Ibid, h. 36
40
Ibid. h. 37
19
3. Metode istishlahi
diatur secara eksplisit oleh nash, hanya saja metode ini lebih menekankan pada
aspek maslahat secara langsung. Secara etimologi, definisi istishlahi adalah طلب
kasus-kasus yang tidak dijelaskan hukumnya oleh nash dan ijma’ dengan
pokok maslahat atau belum sampai pada batas tersebut. Kedua, kemaslahatan
41
Muhammad Abu Zahrah, Ushul Fiqih, diterjemahkan oleh Saefullah Ma’sum dkk,
(Jakarta: Pustaka Firdaus, 2010), h. 365
42
Abd. Wahab Khallaf, Mashadir Al-Tasyri’ Al-Islami Fima La Nash Fihi (Kuwait: Daar
Al-Qalam, 1993).h. 85
43
Umar Syihab, Kontekstualitas Al-Qur’an: Kajian Tematik Atas Ayat-Ayat Hukum
Dalam Al-Qur’an (Jakarta: Penamadani, 2008). h. 346
20
itu bersifat qath’i. Artinya yang dimaksud dengan maslahat tersebut benar-
benar telah diyakini sebagai maslahat tidak didasarkan pada dugaan (zhanni)
berlaku secara umum dan kolektif, tidak bersifat individual. Apabila maslahat
itu bersifat individual maka syarat lain yang harus dipenuhi adalah bahwa
secara objektif dewasa ini tidak dapat ditolak sebagai salah satu sumber hukum
itu sendiri. Sementara itu, nash Alquran dan hadis sangat terbatas. Perubahan
situasi dan kondisi masyarakat dari masa ke masa berdampak pada semakin
hukum.45
H. Metode Penelitian
menggunakan data atau informasi dari berbagai macam teori yang diperoleh dari
seorang peneliti harus memilih metode sesuai dengan karakteristik obyek studi
44
Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali, Al-Mustashfa…., Op cit, h. 421
45
Umar Syihab, Kontekstualitas Al-Qur’an….., Op cit, h. 347-348
46
Noeng Muhajir. Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Rakeh Sarasih,
2000), h. 14
21
1. Jenis Penelitian
Dilihat dari fokus kajiannya, maka Jenis penelitian ini adalah tergolong
ditinjau dari aspek produk pemikiran yang tertuang dalam kitab-kitab fikih
mereka.
2. Pendekatan Penelitian
pemikiran ulama Banjar dalam bidang ekonomi Islam ditinjau dari aspek
produk pemikiran ulama banjar yang tertuang dalam kitab-kitab fikih mereka,
pendekatan Ushul fiqh, yaitu kajian suatu penelitian yang dilakukan oleh
47
Sutrisno RS, Nalar Fikih KH. Musthafa Bisri (Analisis Metodologi Pemikiran
Hukum Islam), Ringkasan Desertasi Pogram Doktos S3 Pascasarjana IAIN Sunan Ampel
Surabaya, h. 21
22
ulama Banjar dalam bidang ekonomi Islam ditinjau dari aspek produk
3. Sumber data.
berbentuk library research atau filologi yang merupakan studi tentang teks-
teks sastra dan catatan tertulis, maka analisa datanya tergolong penelitian
kualitatif. Oleh karena itu, sumber data yang digunakan adalah primer,
sekunder.48
a. primer:
b. sekunder:
48
Menurut Soerjono Soekanto, sumber data penelitian hukum terbagi dalam primer dan
sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat mengenai
perilaku secara empiris. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari bahan kepustakaan. Adapun
data sekunder dari sudut kekuatan mengikatnya digolongkan dalam tiga bahan hukum: primer
bahan hukum yang mengikat seperti norma dasar; preamble UUD 1945, Pancasila, batang tubuh
UUD 1945, Peraturan perundang-undangan, hukum tidak terkodifkasi seperti hukum adat,
yurispruedensi), bahan hukum sekunder (bahan yang memberikan penjelasan bahan primer seperti
hasil penelitian, hasil karya pakar).Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta: UI-
Perss, 2010), h. 51-52.
23
tulisan lainnya yang menjelaskan tentang konsep ekonomi islam yang menjadi
content analysist atau analisis isi, yang bertujuan untuk menunjukkan teori apa
saja yang digunakan ulama dalam produk pemikiran mereka. Sedangkan untuk
49
Adalah metode pengumpulan data dengan bantuan bermacam-macam materi yang ada
di perpustakaan dengan bantuan buku-buku, majalah-majalah, catatan- catatan dan kisah-
kisah sejarah, pengumpulan data diawali dengan mencari teori-teori yang berhubungan dengan
pembahasan yang diambil dari kepustakaan, kemudian di Telaah dan dikaji hingga menjadi data
yang di butuhkan untuk penyelesaian penelitian. Mardalis, Metode Penelitian (Jakarta: Bumi
Aksara, 2002), h. 28.
50
Teknik deskriptif, yaitu memaparkan dan menguraikan apa adanya data yang ditemukan
dari beberapa sumber yang ada.
24
metodologi pemikiran ulama Banjar dalam bidang ekonomi Islam yang berlaku
Banjar dalam bidang ekonomi Islam agar dapat diketahui pendapat mereka
secara jelas.
6. Prosedur Penelitian
a. Tahap Pendahuluan
b. Tahap Persiapan
c. Tahap Pelaksanaan
diuraikan.
I. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab dengan sistematika penulisan
sebagai berikut:
Bab II Biografi Ulama Banjar priode 1779 sampai 1955 Mahehi. yang
berisi riwayat hidup, pendidikan, pengalaman pekerjaan, karya Tulis dan wafat.
Bab III Penyajian data yang berisi Semua Produk pemikiran Ulama banjar
uang tertuang dalam kitab-kitab berbahasa Melayu dalam aspek ekonomi Islam.
Bab IV Analisis konsep ekonomi Islam dalam kitab fikih karya ulama
intelektual ulama banjar dilihat dari aspek referensi dan produk pemikiran mereka
Abd. Wahab Khallaf, Mashadir Al-Tasyri’ Al-Islami Fima La Nash Fihi (Kuwait:
YAPIDA, 2003).
Alfani Daud, Islam dan Masyarakat Banjar, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,
1997)
Azyumadi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad
Cik Hasan Bisri, Model Penelitian Fiqh Jilid I (Bogor, Kencana, 2003).
Ushul Fiqih), Jurnal Darussalam, Vol. 15, No. 02, Juli-Desember 2014,
Haji Abdurrasyid Banjar, Perukunan Melayu Besar, (Surabaya : Dua Tiga, tth)
Muhammad Abdul Manan, Teori dan Praktik Ekonomi Islam, (Yoyakarta : dana
Muhammad Abu Zahrah, Ushul Fiqih, diterjemahkan oleh Saefullah Ma’sum dkk,
Dauliyah, 2005).
Sarasih, 2000).
Rahmadi, Islam Banjar Dinamika dan Tipologi Pemikiran Tauhid, Fiqih dan
Putera, tth).
SABIL AL-MUHTADIN
MUHTADIN
12.