Anda di halaman 1dari 7

KOMPOSISI DALAM SENI FOTOGRAFI

Yekti Herlina
Jurusan Seni Rupa
Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta Surabaya
dan
Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain
Universitas Kristen Petra Surabaya
E-mail: linayekti@yahoo.co.id

ABSTRAK

Seni fotografi bukan sekedar merupakan rekaman apa adanya dari dunia nyata, tapi menjadi karya seni yang kompleks
dan media gambar yang juga memberi makna dan pesan. Foto yg baik tidak cukup hanya tajam gambarnya, tetapi juga
tepat pencahayaannya dalam bidang gambar dengan komposisi yang baik pula. Komposisi adalah rangkaian elemen
gambar dalam suatu ruang/format. Dengan komposisi yang baik, foto akan lebih efektif menampilkan pesan pembuatnya
dan menimbulkan dampak yang lebih kuat. Komposisi foto merupakan salah satu cara bagaimana fotografer
mengekspresikan dirinya.

Kata kunci: seni, fotografi, komposisi.

ABSTRACT
The art of photography is not only a simple record of the real world, but becomes a complex creation of art and an
image medium that also gives meaning and message. The quality of a good photo is not only becouse of its clear picture but
also because of its proper lighting and also its good composition. Composition contains the elements of an image in a
format. An image can be produced more effectively and meaningfully with an understanding of good composition.
Composition is an instrument for a photographer to take the viewer beyond the experience of “peeking through someone
else’s window.

Keywords: art, photography, composition

PENDAHULUAN sangat dipengaruhi oleh pengertian dan kepekaan


fotografer tentang bagaimana memandang subjek dan
Fotografi merupakan sebuah media yang diguna- mendapatkan daya tarik yang optimal, komposisi
kan untuk mendokumentasikan suatu momen yang akan ditampilkan, serta bagaimana menampil-
penting. Dengan fotografi, semakin panjang langkah kan suasana yang diinginkan.
kaki, semakin banyak pengalaman yang diingat. Untuk menjadi foto yang enak dilihat, diperlukan
Melalui sebuah foto, keindahan kenangan tidak akan faktor penunjang. Faktor penunjang tersebut diantara-
lekang oleh zaman dan tidak pernah hapus dari nya komposisi, pencahayaan, ketajaman (jika
ingatan. memang diperlukan karena terkadang ada beberapa
Menikmati hasil foto yang baik (menarik) bagian foto yang memang tidak perlu terlihat tajam),
memang mengasyikkan. Akan tetapi, untuk meng- dan ketepatan momen. Semuanya itu harus dipelajari
hasilkan tentu memerlukan perencanaan dan konsep serta dituntut pengetahuan dan ketrampilan fotografer
yang baik. Setiap orang pasti dapat menjepretkan untuk memperoleh hasil yang diharapkan.
kamera dan merekam objek untuk difoto, tetapi tidak Kalangan peminat fotografi serius selalu ber-
jarang foto yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang eksperimen dalam komposisi foto. Ada yang meman-
diharapkan. Sangat disayangkan apabila sebuah dang suatu objek lebih baik dan indah jika dibuat
momen, khususnya yang sangat terjadi, difoto dengan komposisi horizontal, tetapi ada pula yang
seadanya tanpa memperhitungkan segi teknis dan berpendapat sebaliknya. Perdebatan ini disebabkan
nilai artistik. selera dan kebiasaan masing-masing pihak.
Untuk memperoleh foto-foto yang menawan,
memang diperlukan kemahiran (ketrampilan) teknis. PERKEMBANGAN FOTOGRAFI
Mutu teknis tergantung pada teknologi/teknik
fotografi (peralatan fotografi, proses cuci cetak foto, Fotografi berasal dari kata Yunani “Photos”
dan material foto), sedangkan mutu artistik (visual) (cahaya) dan “graphos” (gambar). Sekitar tahun

82
Herlina, Komposisi dalam Seni Fotografi 83

1665 orang menggunakan kamera Obscura, sebuah pesat pada peralihan dari abad ke-19 hingga awal
kotak kecil yang mudah dibawa sebagai sarana abad ke-20. Melalui pemotret pictorial inilah fotografi
eksperimen fotografi. Kamera Obsura sebelumnya menjadi media ekspresi rasa keindahan, menjadi
digunakan seniman untuk alat bantu gambar perspek- sebuah seni “baru”
tif. Tahun 1826 seorang Perancis yang bernama
Joseph Niepce (1765-1833) berhasil menemukan Pengaruh Fotografi pada Seni dan Desain
prinsip pemindahan citra kepada lempeng tembaga Salah satu akibat perkembangan fotografi, adalah
setelah melalui proses penyinaran sehari penuh dan terjadinya pergeseran tujuan berkesenian. Pada saat
kemudian dicuci dengan minyak lavender. Dalam fotografi semakin digemari secara meluas oleh
proses pengembangan alat potret tersebut Niepce masyarakat maka terjadi demokratisasi dalam
kemudian bekerjasama dengan Louis Jacques kemampuan memindahkan realita ke dalam bentuk
Daguerre (1799-1851). Setelah Niepce meninggal, dua dimensional, yang sebelumnya hanya dimiliki
Daquerre menyempurnakan alat pemotretan tersebut oleh seniman. Beberapa seniman mulai berpikir
dan menemukan kamera yang dia sebut untuk memanfaatkan seni (lukis) tidak sekedar
Daquerreotype. sebagai media untuk memindahkan realita, tetapi
Dalam penelitian yang bersamaan seorang sebagai media pengungkap realita yang dilihat secara
Inggris, William Henry Fox Talbot (1800-1877) kreatif, yang tidak mampu diungkapkan oleh
menemukan prinsip memotret tanpa kamera, yang fotografi.
disebut fotogram. Kemudian dibantu seorang ahli Dalam bidang desain penemuan fotografi kemu-
kimia Sir John Hershel menemukan proses kimia dian berkembang dalam teknologi cetak. Langkah
pada kertas yang peka cahaya, dan membalikkan pengembangan berikut adalah bagaimana mencetak
lembar “negatif” tersebut menjadi lembar “positif” foto full-color. Ilustrasi berwarna pertama yang
(istilah yang diberikan oleh Herschel). Tahun 1888 dicetak secara fotomekanis dilakukan oleh sebuah
George Eastman (1854-1932) mengembangkan alat majalah di Perancis tahun 1881. Selama tahun 1880-
fotografi untuk kebutuhan komersial, kamera Kodak. an dan 90-an reproduksi secara fotomekanis mulai
Awal tahun 1880-an di Amerika Serikat terdapat menyaingi peranan tenaga terampil yang berperan
sekitar 10.000 pemotret professional yang biasanya memindahkan desain dari seorang seniman ke dalam
memiliki studio dengan perlengkapan yang lebih baik plat cetak handmade. Proses pemindahan desain yang
dari pemotret amatir. Sedangkan di Inggris terapat sebelumnya memakan waktu selama seminggu jerih
sekitar 7.500 dan di Jerman sekitar 6.000. Pada proses payah dapat digantikan oleh proses foto selama satu
perkembangan fotografi kemudian terlihat adanya atau dua jam.
perbedaan motivasi seseorang untuk memotret, yang “By the arrival of twentieth century, photography
mana hal ini menghasikan dua jenis pendekatan was becoming an increasingly important tool in
dalam memotret, yaitu fotografi dokumentasi dan the reproduction of graphic design.... As photo-
fotografi pictorial. mechanical reproduction replaced handmade
Fotografi sebagai sarana untuk merekam suatu plates, illustrators gained anew freedom of
peristiwa yang dianggap penting oleh si pemotret. expression. Photography gradually monopolized
Karena itu fotografi lebih mementingkan terekamnya factual document and pushed illustrator away
peristiwa tersebut daripada keharusan untuk mene- toward fantasy and fiction. (Megs, 1992: 150-
rapkan prinsip-prinsip estetika dalam sebuah foto. 152).
Ada beberapa tujuan dalam membuat foto, untuk
SENI
memenuhi rasa ingin tahu yang sederhana mengenai
apa yang dapat direkam oleh kamera dalam budaya Seni sebagai tiruan adalah interpretasi yang
dan kehidupan masyarakat sehari-hari. Untuk itu dicetuskan, baik oleh Plato maupun Aristoteles,
kehadiran seorang pemotret sebaiknya tidak disadari walaupun mereka berdua tidak sepaham pada apa
oleh lingkungan yang akan direkam sehingga pemo- yang ditirunya. Plato adalah pecinta seni, sekaligus
tret dapat menghasilkan keadaan yang sealamiah pengkritik tajam para seniman.
mungkin. Pemotret yang termasuk dalam kategori ini Para ahli telah melakukan serangkaian studi
misalnya Paul Martin (1864-1942) dengan fotonya mengenai persepsi manusia tentang nilai keindahan
Beach at Yarmouth (1892). Foto Martin tersebut pada karya seni. Berdasarkan hasil pengkajian
diambil dengan teknologi foto yang sudah memung- mereka, ada dua pandangan besar tentang keindahan,
kinkan pemotret mengambil foto secara cepat. yaitu keindahan yang bersifat objektif dan subjektif.
Keindahan bersifat objektif adalah keindahan
Fotografi Pictorial
yang muncul dan memancar dari wujud atau tampilan
Fotografi sebagai sarana untuk merekam objek karya seni yang diperoleh berdasarkan kesepakatan
berdasarkan nilai-nilai estetika sebagai pertimbangan akan simbul dan perasaan kolektif dalam bentuknya.
utamanya. Fotografi pictorial berkembang semakin Azas-azas keindahan objektif itu sebagai berikut.
84 NIRMANA, VOL.9, NO. 2, JULI 2007: 82-88

1. Azas kesatuan yang utuh (the principles of Namun, tidaklah berarti foto tersebut dapat menarik
organic unity), artinya masing-masing unsur perhatian setiap orang. Foto yg baik tidak cukup
saling berkait dan berfungsi dalam membentuk hanya tajam gambarnya, tetapi juga tepat pen-
keindahann cahayaannya dalam bidang gambar dengan
2. Azas tema (the principles of theme), artinya komposisi yang baik pula.
masing-masing unsur mengusung dan mem- Komposisi adalah rangkaian elemen gambar
bentuk tema tertentu. dalam suatu ruang/format. Dengan komposisi yang
3. Azas variasi menurut tema (the principles of baik, foto akan lebih efektif menampilkan pesan
thematic variation), artinya tema yang tidak pembuatnya dan menimbulkan dampak yang lebih
bersifat monoton dan bervariasi. kuat. Pemilihan komposisi merupakan pilihan pribadi
4. Azas perkembangan (the principles of evalua- fotografer. Mungkin tidak akan pernah ada kamera
tion), artinya unsure-unsur dapat diurut perkem- yang memberi tanda peringatan jangan memotret jika
bangannya direkonstruksikan dari sederhana pemotret membuat foto dengan komposisi salah. Jadi,
menjadi lebih kompleks. komposisi foto merupakan salah satu cara bagaimana
5. Azas berjenjang (the principles of hierarchi), fotografer megekspresikan dirinya.
artinya terjadi suatu susunan secara berjenjang. Tidak ada panduan buku yang dapat digunakan
Persepsi nilai keindahan tersebut bersumber dari untuk mengatur komposisi sebuah foto karena setiap
kaidah keindahan seni bangsa Yunani yang diolah fotografer bisa mengatur komposisi gambar menurut
dan disistematis oleh ahli seni Dewitt H. Parker pandangannya terbaiknya. Yang menjadi masalah,
dalam bukunya The Principles of Aesthetic. tidak semua fotografer, terutama yang pemula,
Keindahan karya seni yang bersifat subjektif memiliki pengalaman praktis untuk menentukan
memandang bahwa keindahan bukan berdasrkan susunan gambar yang efektif. Bagi yang memiliki
pada wujud benda. Keindahan muncul dalam getaran bakat atau rasa keseimbangan (sense of balance)
rasa individu-individu yang kebetulan memiliki latar yang baik, hal ini relatif lebih mudah karena
belakang pengetahuan dan pemahaman tertentu bagaimana pun juga membuat susunan gambar yang
sehingga dapat menangkap isi atau pesan berikut efektif membutuhkan latihan praktis yang cukup
kemasan estetika pada karya seni. Untuk itulah, (harus cukup banyak melakukan pemotretan).
keindahan dipandang sangat relative (berbeda antara
satu individu dengan individu lainnya) dan bersifat Penempatan subyek
subjektif (menurut pandangan masing-masing
individu). 1. Aturan sepertiga (rule of thirds)
Meskipun demikian, berapresiasi dan berkarya Dalam lukisan, pelukis dapat menambah atau
seni merupakan hal yang saling berkaitan dalam mengurangi detail sekehendak hatinya, tetapi foto-
prakteknya. Isi atau pesan karya seni yang bersifat grafer harus menerima apa yang ada di depan
subjektif hanya bisa disampaikan kepasa apresiator kamerannya. Meskipun demikian, seorang fotografer
melalui pengaturan unsur yang didalamnya terdapat dapat memilih salah satu bagian dari adegan untuk
simbol yang harus dipahami bersama (bersifat menghasilkan foto dengan keseimbangan yang baik.
objektif). Tidak ada karya seni yang memiliki nilai Kualitas komposisi yang kuat adalah kesederhanaan
keindahan yang bersifat objektif murni karena dan tidak perlu banyak memasukan obyek yang tidak
karakteristik seni dan pesan penciptaan harus bersifat ada hubungannya. Pilihlah suatu objek yang menjadi
kreatif sehingga kekuatan sesuatu karya seni harus pusat perhatian, sedangkain lainnya hanya merupa-
bertumpu pula pada kreasi yang bersifat subjektif. kan pendukung dan tidak mengalihkan perhatian
Subjek foto mencakup banyak hal dan tidak mata dari objek utamannya.
terbatas, mulai dari pemotretan manusia, alam Penempatan objek utama dalam gambar sangat
semesta, arsitektur, sampai dengan mikro organisme. penting untuk mendapatkan komposisi yang baik.
Memang banyak seniman foto yang berusaha Patung dan monument dapat ditempatkan di pusat
membuat foto dengan film khusus, seperti film infra gambar, tetapi pada umumnya komposisi yang lebih
merah supaya subjeknya terlihat lebih abstrak. menarik dihasilkan jika subyek utama ditempatkan
Namun, subjek dengan warna yang tidak seperti tidak dipusat gambar.
kenyataan tetap merupakan bukti dan bukanlah Dalil 1/3 bagian sering digunakan untuk
khayalan. penempatan subyek utama. Bagilah bidang gambar
menjadi 1/3 bagian sama besar secara horizontal dan
KOMPOSISI vertikal dengan menarik masing-masing dua garis
horizontal dan vertical. Tempatkanlah subyek utama
Kecanggihan kamera saat ini dengan segala pada titik perpotongan garis-garis tersebut atau
fasilitas automatisnya memudahkan setiap orang didekatnya, yaitu 1/3 jarak dari tepi kiri /kanan dana
untuk dapat membuat foto yang baik secara teknis. atas/bawah bingkai gambar.
Herlina, Komposisi dalam Seni Fotografi 85

Dalil ini juga dapat digunakan untuk menempat-


kan garis horizontal. Selain harus lurus, umumnya
garis horizon ditempatkan diatas/bawah pusat gambar
untuk memberikan perhatian gambar yang dominan,
latar depan atau langit.
Berikut ini adalah keterangan diagram aturan
sepertiga.
• Titik A dan B adalah letak posisi garis horizontal.
• Titik C dan D adalah letak posisi subjek utama
gambar foto.
Penempatan subjek tidak di tengah gambar (off
center) akan membuat penampilan gambar menjadi
lebih dinamis.

Gambar 3. Diagram Irisan Emas

3. Diagram susunan diagonal

Gambar 1. Diagram Aturan Segitiga

Gambar 4. Diagram Aturan Segitiga

Titik A dan B adalah garis diagonal (susunan


subjek-subjek secara diagonal). Titik C atau D adalah
posisi untuk menempatkan subjek utama.
Jika dihadapkan dengan suatu kelompok subjek,
sering kali fotografer tidak bisa memilih satu subjek
sebagai sasaran bidik (menjadi subjek utama). Dalam
keadaan seperti ini, sulit menyusun komposisi menu-
Gambar 2. Dalil 1/3 bagian dapat dipergunakan rut aturan sepertiga atau irisan emas. Untuk menga-
saat memotret pemandangan alam tasi kesulitan yang akan dihadapi dikomposisi di-
susun menurut susunan diagonal. Perlu diperhatikan
2. Diagram irisan emas bahwa untuk mendapatkan susunan diagonal yang
Diagram ini menunjukkan bagaima suatu irisan menarik, fotografer harus berada pada posisi lebih
emas dibentuk.mula-mula dibuat suatu bujur sangkar, tinggi dari subjek.
kemudian dari bujur sangkar tersebut ditarik garis
tengah yang memotong sisi-sisinya pada titik A dan 4. Garis
B. Garis merupakan elemen desain gambar tertua.
Dari salah satu titik (misalnya A), Dibuat Garis yang penting adalah garis yang membentuk tepi
lingkaran dengan garis tengah AC, memotong bingkai gambar karena garis ini yang mengisolasi
sisi bujur sangkar pada D. Selanjutnya, dibuat segi bidang gambar yang terekam dari seluruh adegan.
empat dengan perluasan bujur sangkar sampai titik D Anda dapat memakai lensa normal, tele atau sudut
tersebut.Titik C-C” adalah irisan emas dan lebar, serta memilih sudut pengambilan untuk
merupakan posisi subjek mengontrol ruang yang direkam pada film.
86 NIRMANA, VOL.9, NO. 2, JULI 2007: 82-88

yang besar. Bidang gelap di tepi bawah bingkai dan


bayangan dapat memberikan kesan kestabilan.

Gambar 5. Kesan manis pada foto dapat ditim-


bulkan dengan garis lengkung

Garis penting lainnya adalah garis yang mem-


bimbing mata ke pusat perhatian gambar, seperti
jalan, pagar, tepi pantai, atau garis pembimbing
Gambar 6. Kedalaman menciptakan efek tiga
tersamar. Sering kali juga digunakan garis pem-
bimbing berbentuk lengkung, seperit huruf S dan C, dimensi di dalam sebuah foto
untuk menimbulkan kesan manis. Garis horizontal
menimbulkan kesan stabil atau tenang, sedangkan 7. Irama
garis vertikal dapat menunjukkan suatu gerakan. Satu komposisi yang baik mempunyai kesatuan.
Hindarkan garis utama yang yang membagi bidang Hal ini dapat diperkuat dengan suatu irama yang
sama besar atau membimbing mata keluar bingkai berbentuk pengulangan garis, tekstur, bentuk, dan
gambar. warna dalam gambar, seperti pola jendela bangunan,
teras sawah dan gelombang lautan. Namun, pola-pola
5. Kedalaman ini sendiri umumnya tidak akan menghasilkan gam-
Untuk menambahkan kesan tiga dimensi dalam bar yang menarik sehingga diperlukan satu pusat
gambar dua dimensi, diperlukan suatu kedalaman perhatian. Sebagai contoh, satu jendela dengan tirai
atau perspektif yang akan menimbulkan ilusi jarak berwarna, seorang petani disawah, dan perahu di
dengan menciptakan ruang yang tidak ada dalam tengah lautan akan menjadi pusat perhatian. Selanjut-
bidang gambar. Hal ini dapat melambangkan dengan nya dapat diberi tekanan dengan warna kontras, arah
garis garis yang bertambah sempit dari jalan raya/rel penyinaran, bentuk dan tesktur.
kereta api, objek-objek yang bertautan, perbedaan
ukuran dengan objek jauh terlihat lebih kecil daripada 8. Latar Belakang
objek yang dekat perspektif aerial dangan objek yang Dalam mengambil gambar perlu diperhatikan
jauh terlihat kurang kontras, dan menempatkan objek apakah latar belakang menganggu objek utama?
yang gelap di latar depan. Latar belakang yang ramai akan merusak gambar.
Mata anda dapat memfokuskan subjek utama dan
6. Keseimbangan tidak menghiraukan latar belakang, tetapi kamera
Dalam sebuah foto diperlukan keseimbangan tidak. Misalnya, tiang listrik tepat dibelakang kepala
visual. keseimbangan formal dihasilkan jika objek sehingga seakan-akan tiang tersebut tumbuh dari atas.
dengan ukuran/berat visual sama ditempatkan di- Sedikit menggeser ke kiri/kanan akan mengatasi
setiap sisi gambar atau objek utama berada di pusat masalah tersebut.
gambar. Namun, dalam fotografi sering kali diguna- Selain dengan mengubah sudut pengambilan
kan keseimbangan nonformal untuk mendapatkan latar belakang yang menggangu dapat dihindari
keseimbangan visual. Misalnya, digunakan dua objek dengan mendekati subyek utama sehingga subyek
yang lebih kecil untuk mengimbangi sebuah objek akan memenuhi bidang gambar. Cara lain yang dapat
Herlina, Komposisi dalam Seni Fotografi 87

dilakukan adalah dengan penajaman selektif atau bertumpu (jatuh lebih kuat) pada subjek sehingga
membuat objek utama menjadi tajam dengan latar efektif akan mendapatkan pandangan secara utuh.
belakang yang kabur. Penyinaran dari belakang/ Umumnya, lebih banyak memotret secara hori-
samping juga akan membantu secara visual memi- zontal, sesuai, dengan cara mata melihat dan meme-
sahkan subjek dari latar belakang yang menganggu. gang kamera. Namun, beberapa gambar akan lebih
Langit, rumput, air, dan pasir ideal untuk dijadikan menarik jika diambil secara vertikal. Jika subjek
latar belakang. memiliki garis-garis vertikal yang dominan sebaiknya
diambil dengan format vertikal sehingga subjek dapat
9. Format memenuhi bingkai gambar. Ada beberapa subjek
Setiap kamera memiliki ukuran dan bentuk yang dapat diperkuat dengan tidak menggunakan
format yang berbeda-beda, tetapi secara garis besar format normal. Misalnya, format sempit memanjang
hanya terdapat dua macam format yaitu persegi (cinema scope) akan memperkuat gambar panorama
(rectangle) dan bujur sangkar (square). Namun, yang atau format ramping meninggi akan memperkuat
akan diuraikan disini hanya format persegi film tingginya gambar pencakar langit.
format bujur sangkar biasanya hanya terdapat ada Untuk melakukan sedikit perbaikkan komposisi
kamera format medium. di saat mencetak foto misalnya dengan cropping.
Format persegi sendiri terdiri dari dua, yaitu Namun, dengan kamera 35 mm yang formatnya
persegi mendatar dikenal dengan format horizontal kecil, hanya dapat melakukan cropping terbatas agar
atau lanksap dan format persegi tegak dikenal dengan diperoleh kualitas cetak yang baik. Film harus
format vertikal dan portrait. Masing-masing format digunakan secara efisien, lakukanlah cropping disaat
memiliki kekuatan dan kelemahan. Format horizontal pemotretan dengan subjek utama memenuhi bingkai
merupakan format yang dinamis karena mata akan gambar.
bergerak melihat dari kiri ke kanan atau sebaliknya. Berikut ini kiat-kiat untuk menciptakan kom-
Hal ini menyebabkan kekuataan yang lebih besar posisi dalam seni fotografi dengan framing yang kuat.
bertumpu pada garisnya cakrawala (horizon) maka 1. Setelah menentukan posisi subjek, dipilih back-
kekuataan gambar adalah kekuataan mendatar. ground yang tidak merusak/menganggu kom-
Dengan demikian format ini sangat cocok untuk posisi dalam membuat potret.
menggambarkan luasnya padangan, bentang alam, 2. Untuk menghindari beckground atau foreground
ruang, bangunan, atau subyek berkarakter lebar. yang menganggu terkadang hanya perlu meng-
geserkan sudut/posisi kamera sedikit saja.
3. Untuk lanskap, perlu diperhatikan penempatan
garis horizon dan meyakinkan rata/pararel dengan
pinggiran horizontal pembidik kamera sebaiknya,
anda juga memakai tripod.
4. Setelah itu, perhatikan seluruh bidang foto, apa-
kah ada detail yang menggangu, seperti perdu
atau dahan yang mencuri masuk, sampah yang
ada di antara rumput atau bebatuan atau warna
daun yang mencolok dan menggangu kehar-
monisan komposisi. Segera bersihkan sebelum
menjepret.
5. Sebelum menentukan komposis final, cobalah
Gambar 7. Perbandingan format foto horizontal dahulu berbagai sudut padang untuk mendapatkan
dan vertikal di dalam satu tema komposisi yang terkuat.
6. Jika ada unsur lain yang mampu memperkuat
Pada format persegi tegak, mata bergerak ke arah komposisi foto, tunggulah saat yang paling tepat
vertikal dari atas kebawah sehingga kekuataan yang untuk menjepret. Tentu saja setelah melakukan
lebih besar bertumpu pada arah vertikal. Kekuatan langkah-langkah diatas.
gambar adalah kekuataan tegak yang menghantarkan 7. Jika memotret lanskap dengan tripod, selalu men-
kesan tegar, kokoh dan tinggi maka format ini sangat jepret dengan mode mirror-up dan memakai
cocok untuk menggambarkan ketinggian atau subjek cable release (kabel pelepas rana) untuk meng-
yang menjulang tinggi. Keuntungan lainnya adalah hindari vibrasi terutama pada rana berkecepatan
ruang horizon yang lebih sempit mengakibatkan kete- rendah agar selalu mendapatkan foto yang super
gangan pandangan (stres) yang memaksa padangan tajam.
88 NIRMANA, VOL.9, NO. 2, JULI 2007: 82-88

SIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada prinsip komposisi yang pasti. Pada Adityawan, Arif. (1999). Tinjauan Desain Dari
keadaan tertentu, melanggar prinsip tersebut meng- revolusi Industri Hingga Posmoderen, Jakarta:
hasilkan dampak yang berbeda. Untuk bisa mem- UPT Penerbitan Universitas Tarumanagara.
pelajari semua teori tentang komposisi, diperlukan
Giwanda, Griand. (2002). Panduan Praktis
rangkaikan elemen-elemen gambar sesuai cita rasa.
menciptakan Foto Menarik, Puspa swara,
Kualitas komposisi yang kuat adalah kesederhanaan
Jakarta,
dan tidak perlu banyak memasukan obyek yang tidak
ada hubungannya. Pilihlah suatu objek yang menjadi Giwanda, Griand. (2003). Panduan Praktis Teknik
pusat perhatian, sedangkain lainnya hanya merupa- Studio Foto. Jakarta: Puspa swara.
kan pendukung dan tidak mengalihkan perhatian
mata dari objek utamannya. Pada umumnya kom- Megs, Phillip B. (1992). A History of Graphic
posisi yang lebih menarik dihasilkan jika subyek Designers, New York: Van Nostrand
utama ditempatkan tidak dipusat gambar. Reinhold.
Perlu diperhatikan bahwa untuk mendapatkan Marah, Surisman. (1996). Diktat Kuliah: Dari
susunan diagonal yang menarik, fotografer harus Camera Obscura Sampai Digital. Yogyakarta:
berada pada posisi lebih tinggi dari subjek. Untuk Pidato Ilmiah Pada Dies Natalis XII, ISI.
melakukan sedikit perbaikkan komposisi, lakukanlah
cropping disaat pemotretan dengan subjek utama Newhall, Beaumont, The History of Photography, the
memenuhi bingkai gambar. Museum of Modern Art, New York,1982.
Format horizontal merupakan format yang Soedarso. (2000). Sejarah Perkembangan Seni Rupa
dinamis karena mata akan bergerak melihat dari kiri Modern. Yogyakarta: CV Studio Delapan
ke kanan atau sebaliknya. Jika subjek memiliki garis- Puluh Enterprise dan BP ISI.
garis vertikal yang dominan sebaiknya diambil
dengan format vertikal sehingga subjek dapat meme- Sudharta, Tjok Rai. (1990). Tinjauan Seni, Sebuah
nuhi bingkai gambar. Pengantar Untuk Apresiasi Seni, Yogyakarta:
Tanpa kemampuan teknis fotografi yang baik Saku Dayar Sana.
dan komposisi dengan framing yang kuat, sebuah Soelarko. (1990). Komposisi Fotografi. Jakarta: Balai
objek yang sangat menarik bisa jadi akan tampil biasa Pustaka.
atau tidak menarik sama sekali. Kemampuan teknis
memang diperlukan sebab terkadang suatu objek Sukarya, Daniek G. (2000). Komposisi dengan
menjadi hilang keistimewaannya ketika ditampilkan Framing yang Kuat, Fotomedia no. 17
dalam nuansa underex posure atau bahkan extreme Agustus. Jakarta.
overexposure.
Suparno, Sulistiyo, (2002). Perdebatan tentang
Memang terasa begitu besar dengan komposisi
Konsep Foto yang Baik, Kompas 24 Oktober.
yang baik, foto akan lebih efektif menampilkan pesan
Jakarta.
pembuatnya dan menimbulkan dampak yang lebih
kuat. Jadi komposisi merupakan salah satu cara Wesley, Addison.(1981). More Joy of Photography,
bagaimana fotografer mengekspresikan dirinya. New York: Eastman Kodak Company.

Anda mungkin juga menyukai