Anda di halaman 1dari 13

SENI

FOTOGRAFI
Apa itu Seni ?
Seni menurut Egune Vernon dalam bukunya “Aesthetics“;
“Art is the manifestation of emotion obtaining external
interpretation.....",

Seni menurut Dadan Suwarna dalam artikel Ekspresi seni dan


wilayah subyektifitas , Kompas 18 Juli 1999;
"Seni sendiri lebih banyak berbicara tentang pengekspresian
seniman terhadap sekelumit persoalan kehidupannya“

Seni menurut Dharmawan dalam bukunya;


seni adalah "......Lewat karya seni yang dibuatnya , seorang
seniman menyatakan keberadaanya, mengungkapkan jiwannya
dan emosinya serta pengalamannya dan penghayatan
estetisnya; lewat karya seni seorang seniman bercerita tentang
pandangan hidupnya, cita‐cita, watak, dan karakternya, serta
suka duka atau rindu dendamnya dan sebagainya. Jadi jelasnya
karya seni berfungsi sebagai media ekspresi bagi
pembuatnya......“,
Apa itu Foto Seni ?

Foto Seni adalah suatu karya


foto yang memiliki nilai seni,
suatu nilai estetik, baik yang
bersifat universal maupun lokal
atau terbatas.
Karya‐karya foto dalam
kategori ini mempunyai suatu
sifat yang secara minimal
memiliki daya simpan dalam
waktu yang relatif lama dan
tetap dihargai nilai seninya.
Foto Seni
Foto seni (fine art) adalah foto‐foto piktorialisme, yakni
jenis foto yang menonjolkan estetika yang meniru
pencitraan gambar (picture) atau lukisan (painting).
Jenis foto ini lebih menyerukan keindahan atau nilai
artistik instriknya ketimbang kandungan makna foto itu
sendiri. Elemen ‐elemen yang diekploitasi oleh
fotografer foto seni ialah komposisi, penyinaran yang
dramastis (chiroscuro) dan nada warna
(Paul I. Zacharia)

Foto seni (fine art) bisa disimpulkan sebagai foto yang


dalam proses yang berkesinambungan. Ada hal yang
yang tidak bisa dipisahkan mulai dari konsep
perencanaan, pembuatan, penerapan teknis secara
akurat termasuk didalamnya pemrosesan film ataupun
pembuatan file digital.
Penciptaan Foto Seni

Dalam mencipta suatu karya seni, konsep utama yang harus kita
persiapkan adalah idealisme pribadi. Pengembangan konsep tersebut,
lalu penyesuaian dengan sarana yang ada, pengaruh lingkungannya,
kesulitan yang mungkin terjadi, dan tentu saja harus didukung dengan
peralatan yang memadai sebagi faktor teknis penciptaan.
Contoh karya Foto Seni

artefacts by boulette
Contoh karya Foto Seni

Abstruct Nature by Subrata Mitra


Proses Kreatif Foto Seni

Proses kreatif dalam penciptaan foto seni rupa, adalah bermula dari
sebuah gagasan yang dituangkan pada sebuah hasil jepretan.
Dengan hanya memakai kamera, kemudian diolah dengan memakai
fasilitas perangkat lunak dengan berbagai elemennya.
Proses Kreatif Foto Seni

Proses kreatif itu sangat sederhana, namun sama sekali


tidak instan. Prinsip yang paling penting adalah, kejelian
visi dan bagaimana menuangkan rasa sensitivitas dalam
mengolah foto tersebut.

Sebab menggarap selembar foto yang sama, di olah


secara digital oleh beberapa orang, niscaya tetap akan
menghasilkan kreativitas yang berbeda. Ini yang disebut
dengan konsep. Konsep yang berbeda, dibarengi dengan
sentuhan kekayaan rasa yang berbeda dari masing‐
masing seniman, maka ketika dikerjakan dalam nuansa
keindahan dan kreativitas tertentu atas sebuah subyek,
akan melahirkan hasil yang berbeda pula
Sebuah karya atau foto kita katakan
sebagai benda seni, ia harus bukan
sekedar hasil upaya proses reproduksi
belaka.

Foto seni semestinya berasal dari


suatu kontemplasi yang intens.
Pemunculan gagasan/idea tidaklah
serentak dan berkesan dadakan.

Ada suatu proses pengamatan


empirik, komparasi, perenungan, dan
bahkan serangkaian mimpi‐mimpi
yang panjang yang lalu berwujud
sebagai titik akhir sebuah eksekusi:
konsep dan visi/misi yang transparan
serta “baru”. Dengan begitu sebuah
foto seni tidak hanya sebentuk “seni
instan” belaka
Estetika dalam Foto Seni

Estetika di dalam foto seni didapatkan apabila telah ditemukan titik


estetika yaitu momentum pengalaman kesadaran roh manusia seniman
maupun pengapresiasi seni yang persis berada di tengah‐tengah antara
yang rohani dan yang jasmani, di mana titik ini di alami sekejap namun
bernuansa mendalam di dalam yang “tragis” (manakala: roh ”dikalahkan”
jasmani), yang sublim (manakala roh menang atas kebaikan), dan yang
asri (gracious:manakala kebaikan menang atas kebenaran)
(sumber: Mudji Sutrisno dan Chris Verhaak, Estetika Filsafat Keindahan, Kanisius,1993).
Dalam estetika di kenal dua pendekatan:
1. langsung meneliti keindahan itu dalam benda‐
benda / alam indah serta seni itu sendiri atau mau
lebih;
2. menyoroti situasi kontemplasi rasa indah yang
sedang dialami (pengalaman keindahan dalam diri
orangnya).

Pengalaman estetika berkait erat dengan soal


perasaan, dimana bila foto seni dikatakan memiliki
estetika dengan ciri foto tersebut tidak hanya
mampu mengeploitasi keindahan tersebut melainkan
foto seni menyumbangkan nilai‐nilai humanisme
universal kepada umat manusia. Fotografi tidak hanya
sebagai ekses kemudahan alat rekam, namun di sana
tercermin sebuah proses pencitraan gagasan dan
estetika yang lebih transenden.

Anda mungkin juga menyukai