Sesi:202310340072
Jadwal:Jumat,8.50-11.20
Disusun Oleh:
Rahtu Feishya Aulia
21034024
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
1. Pengertian fotografi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fotografi diartikan sebagai
suatu seni serta menghasilkan gambar dan cahaya pada film atau permukaan
fotosensitif.Sedangkan menurut penjelasan Wikipedia, fotografi berasal dari bahasa
Inggris yaitu “photography” berasal dari kata Yunani “photos” yang berarti cahaya dan
“grafo” yang berarti cahaya artinya menulis atau menggambar. Jadi secara umum
fotografi dapat diartikan sebagai proses menggambar atau menulis menggunakan cahaya
sebagai medianya. Pada saat yang sama menurut Ansel Adams, Fotografi adalah media
ekspresi dan komunikasi yang ampuh, memberikan variasi persepsi, interpretasi, dan
tindakan yang tak terbatas.Dari pengertian fotografi di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa fotografi merupakan kegiatan membuat suatu karya seni dengan cara memotret
dengan kamera dan dapat dinikmati baik secara privat maupun publik.
Pengertian fotografi menurut para ahli :
a) Menurut Ansel Adams
Ansel Adams merupakan seorang fotografer berkebangsaan
Amerika Serikat yang fokus pada landscape photography. Dia juga dikenal
sebagai seorang environmentalist dengan hasil potret foto hitam putih dari
the American West. Menurut Ansel Adams, fotografi merupakan sebuah
seni kreatif yang lebih dari sekedar sarana ide komunikasi faktual.
Fotografi juga diartikan sebagai media berekspresi dan komunikasi yang
kuat, menawarkan beragam persepsi, interpretasi, dan eksekusi yang tak
berbatas. Ansel Adams percaya bahwa idealnya, foto adalah media para
fotografer untuk berkisah. Dia menyatakan bahwa selalu ada dua orang
pada setiap foto; fotografer dan audien.
b) Menurut Elliott Erwitt
Elliott Erwitt merupakan seorang fotografer dari Amerika Serikat
yang menggunakan keahlian fotografinya dalam bidang pemasaran dan
dokumenter. Menurut Elliott Erwitt, fotografi adalah sebuah seni
observasi. Fotografi adalah tentang menemukan suatu hal yang
menyenangkan di sebuah tempat biasa. Elliott berpendapat bahwa
fotografi bukan soal apa obyek yang kita lihat, namun tentang bagaimana
kita melihat obyek tersebut. Elliott Erwitt juga pernah berpendapat bahwa
kita bisa mendapatkan foto bagus dimana saja. Ini hanyalah perihal
melihat dan mengorganisir obyek. Kita hanya perlu peduli pada
lingkungan sekitar, terkait tentang kemanusiaan dan komedi.
c) Menurut Amir Hamzah Sulaiman
Dalam bukunya yang berjudul “Teknik Kamar Gelap untuk
Fotografi”, Amir Hamzah Sulaiman mendefinisikan fotografi sebagai
istilah yang berasal dari kata „foto‟ dan „grafi‟, masing-masing berarti
„cahaya‟ dan „menulis‟. Jadi Fotografi mempunyai arti secara
keseluruhan adalah menggambar dengan bantuan cahaya tetapi ada juga
yang mengartikannya dengan menulis dengan cahaya. Buku dan definisi
dari Amir Hamzah Sulaiman ini banyak dikutip oleh pelajar yang
melakukan studi pustaka perihal fotografi.
d) Menurut Yudhi Soerjoatmodjo
Yudhi Soerjoatmodjo merupakan seorang fotografer senior
Indonesia yang malang-melintang di industri media cetak. Ia dikenal
sebagai „eseis foto‟ karena keahliannya dalam memotret kisah manusia.
Yudhi Soerjoatmodjo kenyang akan hidup kaum pinggiran, seperti
imigran Afrika di Prancis, kaum komunis di Eropa Timur, dan kaum waria
di Indonesia. Yudhi Soerjoatmodjo mendefinisikan fotografi sebagai
media komunikasi dan alat dialog yang berfungsi dokumentatif,
informatif, dan bagian dari seni.
e) Menurut Seno Gumira Ajidarma
Sebenarnya, sosok Seno Gumira Ajidarma lebih dikenal sebagai
penggiat sastra, juga penulis cerpen, esai, dan movie script. Namun, dia
juga lama berkecimpung di dunia jurnalistik, sehingga fotografi bukanlah
hal asing baginya. Melalui bukunya yang berjudul „Kisah Mata (Fotografi
antara Dua Subjek: Perbincangan tentang Ada)‟, Seno Gumira Ajidarma
menjelaskan bahwa sebuah foto menjadi berarti karena adanya perbedaan
makna dari banyak audiens. Seno Gumira Ajidarma mendeskripsikan
fotografi sebagai usaha menampilkan dan berperan dalam realitas yang
terdapat dalam sebuah foto, sehingga dapat dikenal dan dihayati yang
menampilkan kepada manusia sebagai representasi.
f) Menurut Dr. I Komang Sudarma
Berbeda dengan mayoritas ahli fotografi lain yang berangkat dari
praktisi, Dr. I Komang Sudarma adalah seorang dosen dari salah satu
perguruan tinggi negeri di Bali. Memiliki riwayat pendidikan panjang di
Bali dan Malang, kini beliau mengajar di Universitas Pendidikan Ganesha
(dulu IKIP) di Singaraja. Melalui bukunya yang berjudul „Fotografi‟
(terbit tahun 2015), penjelasan dari Dr. I Komang Sudarma banyak dikutip
oleh pelajar yang melakukan studi literatur tentang fotografi. Dr. I
Komang Sudarma sendiri menyatakan bahwa media foto adalah salah satu
media komunikasi untuk menyampaikan pesan atau ide kepada orang lain.
g) Menurut Marcus Sudjojo
Marcus Sudjojo merupakan seorang fotografer profesional yang
fokus pada fotografi model. Tapi selain model, dia juga hobi memotret
landscape dan still life. Pada 2010, dia menelurkan salah satu buku
penting dalam dunia fotografi Indonesia, yang berjudul „Tak-Tik
Fotografi‟. Buku ini mengajarkan pada pembaca untuk mendapat foto
tajam menggunakan beragam kamera, mulai dari kamera smartphone,
kamera saku, sampai kamera SLR/DSLR. Berbeda dengan ahli fotografi
lain yang berbicara mengenai makna, Marcus Sudjojo sendiri
mendefinisikan fotografi dari sisi teknis, menurutnya fotografi adalah
kegiatan merekam dan memanipulasi cahaya untuk mendapat hasil akan
sesuatu hal yang diinginkan.
h) Menurut Richard
Maynard Richard Maynard merupakan fotografer berkebangsaan
Kanada yang memfokuskan diri pada landscape photography. Bersama
istrinya, Hannah Maynard, Richard berhasil meninggalkan banyak foto
landscape memorable sepanjang daerah British Columbia. Richard
Maynard menyatakan bahwa fotografi merupakan sains (atau lebih
tepatnya seni) yang menghasilkan gambar dengan menggunakan aktivitas
penandaan (marking) pada suatu permukaan sensitif dengan bantuan
cahaya.
i) Menurut Tony Worobiec
Tony Worobiec merupakan seorang fotografer profesional dan
pengarang dari 17 buku fotografi yang sudah diterjemahkan ke beragam
bahasa di dunia. Hasil karyanya juga menghiasi lebih dari 100 majalah
fotografi di UK dan Amerika Serikat. Terjun di dunia landscape
photography, hasil jepretan kamera Tony dipamerkan di banyak museum
fotografi di London. Tony Worobiec mendefinisikan fotografi sebagai
kegiatan menggambar atau melukis dengan cahaya, dan memang
sebenarnya semua fotografi dapat dilihat sebagai kegiatan melukis dengan
cahaya.
2. Kegunaan fotografi
1) Menghasilkan gambar
2) Merekam momen/dokumentasi
3) Sebagai alat menghasilkan uang (profesi)
4) Ekspresi diri dan bersenang-senang
5) Penyampai informasi
6) Media aktualisasi diri
7) Pembentuk citra dan opini
8) Penyimpan dan pembangkit kenangan
9) Penghasil karya seni
3. Perkembangan fotografi
1) Era Sebelum Masehi
Semua peristiwa berawal jauh sebelum Masehi. Pada abad ke-5 Sebelum Masehi
(SM), seorang pria bernama Mo Ti menemukan bahwa lubang kecil (pinhole) akan
merefleksikan pemandangan di luar pada dinding ruangan gelap. Meski sebenarnya,
gambar yang dihasilkan terbalik 180 derajat, dinamakan sebagai fenomena camera
obscura.
Fenomena ini terus dikagumi dan dikembangkan sampai berabad-abad kemudian.
Tercatat bahwa Aristoteles (abad ke-3 SM) dan seorang ilmuwan Arab yang bernama
Ibnu Al Haitam (abad ke-10 SM) terus berusaha membuat alat yang sekarang kita
sebut sebagai kamera.
2) Abad ke-15
Hingga pada tahun 1558, akhirnya diciptakan sebuah kotak yang membantu
pelukis untuk menangkap bayangan gambar, yang disebut sebagai camera obscura.
Pada tahun 1568, seorang penggiat seni bernama Danielo Barbaro bereksperimen
dengan menggunakan lensa sederhana untuk mempertajam proyeksi bayangan yang
direfleksikan melalui lubang kecil. Dari eksperimen itu, didapat kesimpulan bahwa
perubahan ukuran bukaan diafragma dapat mempengaruhi ketajaman foto. Hal ini
sebenarnya bisa dijelaskan secara fisika, khususnya bab optik.
3) Abad ke-16
Istilah itu diciptakan Johannes Kepler pada tahun 1611. Desain kamera pada
zaman itu berbentuk seperti tenda, di dalamnya sangat gelap. Lubang kecil yang
disematkan pada „kamera‟ akan merefleksikan gambar dunia luar di atas selembar
kertas.
Tidak berhenti sampai disana, pada tahun 1685 Johan Zahn melakukan
eksperimen dengan membuat kamera obscura portable yang mudah untuk
dipindahkan. Kamera ciptaan Johan Zahn juga dilengkapi dengan lensa yang bisa
bergerak maju mundur, lengkap dengan diafragma dan kaca pantul untuk melihat
target obyek.
4) Abad ke-18
Penelitian soal kamera terus berlangsung sampai abad ke-17. Angelo Sala,
seorang ilmuwan Italia, mengoptimalkan cahaya alam dari matahari guna merekam
rangkaian kata dan kalimat. Selanjutnya seorang Inggris yang bernama Thomas
Wedgwood melakukan percobaan untuk merekam gambar menggunakan kamera
obscura berlensa. Sayangnya, hasil yang dia dapatkan tidak sesuai perkiraan.
Chlorida perak yang jamak digunakan sebagai media kamera saat itu, kembali
dipakai oleh Humphrey Davy. Berita baiknya, dia berhasil menangkap gambar melalui
kamera obscura, meski masih tanpa lensa.
5) Abad ke-19
Pada tahun 1900, seorang juru lukis menemukan teknologi kamera baru yang
dinamakannya kamera Mammoth. Kamera jenis ini masih berdimensi sangat besar
dengan berat total mencapai 1400 pound. Lensanya sendiri seberat 500 pound. Terkait
dengan dimensinya, satu set kamera itu butuh sampai 15 orang untuk sekedar
memindahkannya.
Pada tahun 1950, teknologi kamera Single Lens Reflex mulai digantikan oleh
kedatangan prisma, yang saat ini dikenal sebagai kamera DSLR. Di tahun itu mulai
muncul kamera pabrikan Jepang seperti Nikon dan Canon.
Selanjutnya, pada tahun 1972 kamera Polaroid mulai dipasarkan. Kamera ini
berhasil mencuri hati konsumen karena bisa mencetak gambar tanpa prosespencetakan
film yang memakan waktu.
Setelahnya, teknologi fotografi berlari kencang. Beragam merk dan hasil jasa
ditemukan di berbagai belahan dunia. Salah satu perusahaan itu adalah Kodak, merk
yang tentu dikenal semua orang bahkan sampai sekarang.
Pada tahun 1980-an George Eastman, melalui perusahaannya Kodak Eastman,
terjun di bisnis fotografi dengan membuat kamera boks dan roll film yang praktis
dibawa kemana-mana. Kamera ini juga memiliki fitur flash atau lampu kilat yang
ditemukan pertama kali oleh Harold E. Edgerton.
6) Abad ke-20
Pada 2006, tongsis (tongkat narsis) mulai menjadi fitur pelengkap dunia
fotografi modern. Penemuan tongsis dipatenkan oleh Wayne Fromm di tahun yang
sama, dengan nama Quick Pod. Meski sebenarnya, tongsis pertama sudah muncul
sejak tahun 1925 di foto Arnold and Helen Hogg.
Saat ini fotografi mendapat perlakuan beragam dari masyarakat. Ada yang
menganggapnya sebagai hobi dan implementasi seni, namun tidak sedikit juga yang
menggelutinya secara profesional sebagai mata pencaharian.
2) Awal 2000-an
Juni tahun 2000, Phillipe Kahn mendirikan Light Surf Technologies yang memungkinkan
penggunanya untuk mengirimkan hasil foto di kamera mereka melalui e-mail.
Bekerjasama dengan Kahn, Sharp adalah produsen HP pertama yang mengembangkan
HP dengan kamera di dunia. Saatitu Sharp memproduksi HP pertama di dunia di bawah
perusahaan J-Phone.
1 November 2000,seri pertama HP berkamera di dunia adalah J-SH04 yang dijual di
Jepang. Saat itu ukuran kamera J-SH04 hanya 0,11 pixel dan hanya bisa menampung 20
foto saja
6 Juni 2002, Nokia 7650 resmi diluncurkan secara global. Pada saat itu kualitas kamera
7650 hanya VGA (640x480) tanpa mendukung perekaman video.Setelah Nokia 7650
diluncurkan, berbagai HP Nokia bermunculan dan terus menjadi trendsetter HP
berkamera. Sebut saja Nokia 3650, Nokia 6600, Nokia 7610, dan puncaknya Nokia N
Series. Nokia N series bahkan dilengkapi dengan lensa Carl Zeiss, yang dianggap mampu
menghasilkan hasil foto yang baik tanpa perlua plikasi edit foto apapun.
Tahun 2002, ponsel kamera akhirnya mulai masuk ke Amerika Serikat dengan Sanyo
SCP-5300. Mengusung model flip phone, SCP-5300 ini punya kamera dengan resolusi
0,3 mega piksel yang mampu mengambil gambar dengan ukuran 640×480 piksel.
Kamera ponsel ini juga dilengkapi dengan lampu flash, white balance, timer, digital
zoom dan beberapa efek filter semacam sepia, hitam-putih dan juga negatif. Pada waktu
peluncurannya, ponsel ini dihargai $400.
Tahun 2003 diluncurkannya Sony Z 1010, ponsel ini punya kamera depan (yang sekarang
kitakenal sebagai kamera selfie) pertama di dunia.
Tahun 2005 Nokia meluncurkan N90 yang mengusung kamera 2 megapiksel, optik Carl
Zeiss, fitur auto-fokus dan juga lampu flash LED.Tampilan N90 mencolok dengan model
berputar yang dibuat mirip dengan camcorder. Ini bukan tanpa alasan,Nokia mengklaim
N90 sebagai ponsel pertama di dunia yang mampu merekam video lengkap dengan audio.
September 2006, Nokia N95 ini pakai model. Nokia melakukan peningkatan dengan
memakai kamera 5 megapiksel di N95. Resolusi kamera ini terhitung sangat tinggi kalau
dibandingkan kamera ponsel lain yang dirilis padatahun yang sama.Dari sisi kualitas
perekaman video, Nokia berinovasi dengan menempatkan fitur perekam video 30 frame
per detik pertama di dunia.
Awaltahun 2010, Nokia N8 diluncurkan dan sempat membuat public heboh dengan
kamera 12MP plus lensa Carl Zeiss.Kamera Nokia N8 dilengkapi dengan kemampuan
merekam dengan resolusi HD (720p@30fps).
April 2014, HTC one M8 mengusung kamera utama dengan resolusi 4 megapiksel dan 2
megapiksel.
10. Gambarkan jalannya sinar pada lensa positif jika benda berada pada ruang 1,2,dan 3
Lensa cembung adalah benda bening tembus cahaya dengan bagian tengah lebih tebal
daripada bagian tepi. Lensa cembung bersifat mengumpulkan sinar (konvergen) karena
sinar-sinar datang yang sejajar sumbu utama akan dibiaskan menuju titik fokus lensa.
Bagian-bagian pada lensa cembung dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
pada lensa cembung (lensa positif) dibagi beberapa ruang untuk benda dan bayangan.
Sistem penomoran ruang pada lensa cembung diperlihatkan pada gambar berikut.
I, II, III, dan IV adalah nomor ruang benda sedangkan (I), (II), (III) dan (IV) adalah
nomor ruang bayangan.
a) Benda berada di antara O dan F2 (Ruang I)
Benda diletakkan di antara titik fokus F2 dan pusat optik lensa O. Dengan
menggunakan sinar istimewa pertama dan ketiga, diperoleh bayangan
yang bersifat maya, tegak dan diperbesar. Letak bayangan berada di depan
lensa atau di ruang (IV). Perhatikan lukisan pembentukan bayangan
berikut.