Anda di halaman 1dari 3

JURNALISTIK ALAM BEBAS

A. Fotografi
Fotografi adalah proses atau cara untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek
dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek pada media yang peka cahaya. Alatnya
disebut kamera. Prinsip fotografi adalah memfokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga
mampu membakar medium penangkap cahaya.
Fotografi terbagi menjadi beberapa klasifikasi, diantaranya: foto dokumentasi, foto
jurnalistik, foto alam bebas, foto makro, foto komersial, foto manusia, dsb. Dalam wacana ini, akan
dibahas tentang foto dokumentasi dan jurnalistik.
1. Fotografi Dokumentasi
Bagi kalangan penggiat kegiatan alam terbuka, setiap kejadian atau situasi yang dijumpai dilapangan
adalah sebuah kenangan yang mampu membangkitkan rasa romantisme tersendiri, terlebih jika apa
yang dilakukan saat itu tidak mungkin terulang di waktu yang akan datang. Untuk membuat
foto/gambar dokumentasi tidaklah harus seorang fotografer profesional, tidak juga harus dengan
menggunakan peralatan fotografi yang mahal, seperti kamera SLR, kamera digital atau kamera
mahal lainnya. Apabila kita cukup teliti dan mengerti dengan kamera pocket/saku kita dapat
menyajikan gambar-gambar yang cukup baik, meski tidak bisa dipungkiri penggunaan peralatan
standar diimbangi dengan pengetahuan yang cukup akan membuat hasil suatu foto akan lebih
bagus.
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh seorang dokumentator:
1) Dokumentator harus menguasai peralatan dokumentasinya, termasuk di dalamnya adalah
pemahaman karakteristik dan fungsi-fungsinya. Dengan kamera saku misalnya, dia harus
mengetahui berapa jarak maksimum-minimum obyek yang harus diambil, kekuatan blitznya,
spesifikasi ASA, dan lain sebagainya.
2) Seorang dokumentator juga harus mengetahui moment-moment apa yang harus dia ambil.
Sebaiknya setiap momen yang direkam mampu mewakili keseluruhan kegiatan, bukannnya
gambar orang-orang yang sekedar jual tampang rame-rame.
3) Alangkah baiknya jika dokumentator mengerti tentang tehnik-tehnik fotografi, agar hasil
dokumentasinya lebih bagus.
4) Harus diingat, biasakan berpikir bahwa hasil rekaman kita tidak hanya dinikmati oleh teman-
teman di basecamp saja tetapi juga untuk laporan kita pada pihak yang membutuhkan seperti
kampus, perusahaan sponsor, pemerintah, dll.

2. Fotografi Jurnalistik
Pada dasarnya tujuan dan hakekat fotografi adalah komunikasi. Komunikasi yang dimaksud adalah
komunikasi antara fotografer dan penikmatnya, yaitu fotografer sebagai pengantar atau perekam
peristiwa untuk disajikan ke hadapan khalayak ramai melalui media foto.
Fotografi jurnalistik lebih menekankan pada memperoleh foto yang dapat menceritakan sebuah
peristiwa dan dapat memperkuat cerita yang ditulis oleh reporter dalam menyajikan berita secara
visual. Hasil foto kemudian dimuat dalam sebuah media pers.
B. Jurnalistik
Jurnalistik atau jurnalisme (berasal dari kata journal) artinya catatan harian, atau catatan
mengenai kejadian sehari-hari, atau bisa juga berarti surat kabar. Jurnalistik merupakan suatu aktifitas
dalam menghasilkan berita maupun opini. Mulai dari perencanaan, peliputan dan penulisan yang
hasilnya disiarkan pada publik atau khalayak pembaca melalui media/pers. Hasil dari proses jurnalistik
yang kemudian menjadi teks yang dimuat di media, berupa berita maupun opini.
Aturan umum mengenai ilmu jurnalis adalah memasukkan unsur siapa, apa, kapan, dimana,
mengapa dan bagaimana (dalam bahasa Inggris dikenal dengan 5W+1H) ke dalam tulisan dan juga
menjelaskan kepentingan dan akibat dari kejadian atau yang sedang hangat (trend).
Yang harus diperhatikan dalam menulis sebuah artikel adalah:
1) Akurasi. Berita atau laporan yang ditulis harus memiliki tingkat keakuratan yang tinggi agar
tidak menjadi hoax atau berita bohong saat dibaca.
2) Keseimbangan. Tidak memberatkan salah satu pihak dalam proses pengumpulan data.
Keseimbangan dimungkinkan dengan mengakomodir kedua golongan (misalnya dalam
penulisan berita tentang konflik). Hal demikian dalam jurnalistik disebut dengan “Both Side
Covered”.
3) Kejelasan. Ukuran dari kejelasan adalah seberapa mudah artikel/laporan untuk dimengerti
pembaca. Yang dimaksud jelas disini adalah lebih condong pada faktor topik, alur pemikiran,
kejelasan kalimat, kemudian pemahaman bahasa dan pernyataan penulisan lainnya.

Ada beberapa cara dalam mengumpulkan data ,yaitu:


1. Observasi. Ini dilakukan pada tahap awal pencarian data tentang sesuatu. Dalam observasi
sangat mengandalkan kepekaan inderawi (lihat,dengar,cium,sentuh) dalam mengamati
realitas. Seorang observator tidak boleh melakukan penilaian terhadap realitas yang diamati.
2. Wawancara. Merupakan aktifitas yang dilakukan dalam jurnalistik untuk memperoleh data.
Dalam menggali data,tidak mungkin seorang jurnalis menulis berita dengan hanya
mengandalkan hasil observasi, tanpa melakukan wawancara. Karena dengan wawancara bisa
memperoleh kelengkapan data tentang peristiwa atau fenomena. Wawancara digunakan
juga untuk melakukan cross check atau recheck dari data yang diperoleh sebelumnya demi
akurasi data. Perlu diperhatikan bahwa wawancara bukanlah sekedar proses tanya jawab.
Pewawancara dan narasumber berbagi pekerjaan “membangun ingatan” tujuannya untuk
merekonstruksi kejadian yang baru atau sudah terjadi.
3. Studi literatur. Data tidak hanya didapatkan dari observasi dan wawancara. Buku juga bisa
menjadi sumber data sekunder yang bisa melengkapi data yang diperlukan. Perlu
dipertimbangkan juga keabsahan dari sebuah informasi yang ada dalam buku referensi.
Bahasa yang digunakan sewajarnya didasarkan atas terbatasnya ruang dan waktu. Salah satu
sifat dasar jurnalisme menghendaki kemampuan komunikasi cepat dalam ruang dan waktu
yang relatif terbatas. Dengan demikian dibutuhkan suatu bahasa jurnalistik yang lebih
efisien. Dengan efisien dimaksudkan lebih hemat dan lebih jelas.

Dalam setiap kegiatan, GESPALA selalu menyimpan hasil kegiatannya dalam bentuk gambar
dan artikel. Hal ini ditujukan untuk memberikan dokumen kegiatan sebagai refernsi untuk anggota yang
akan mengadakan kegiatan serupa. Bentuk penulisan artikel yang umum digunakan di GESPALA adalah
straight news atau sering juga disebut berita langsung yang merupakan bentuk penulisan berita paling
sederhana, hanya dengan menyajikan unsur 5W (what,who,when,where,why) maka tulisan tersebut
bisa langsung menjadi berita.

GESPALA SMK TITANS-

Anda mungkin juga menyukai