Anda di halaman 1dari 40

BAB 5 Penerapan Gerak Lurus Dalam Kehidupan

Sumber : catalogue (GK)1998


Pada peluncuran sebuah roket, roket akan menempuh lintasan lurus vertikal keatas dengan
percepatan yang sangat besar. Coba jelaskan termasuk gerak apakah peristiwa peluncuran roket
tersebut ?

5.1. Besaran-Besaran Dalam Gerak Lurus


Gerak lurus dalam satu dimensi, dibagi menjadi dua,yaitu gerak lurus beraturan(GLB)
dengan gerak lurus berubah beraturan (GLBB). Besaran-besaran pada gerak lirus yaitu:
1. Jarak dan Perpindahan
Di dalam fisika, jarak dan perpindahan merupakan hal berbeda. Perpindahan termasuk
besaran vektor, sedangkan jarak merupakan besaran skalar. Jarak merupakanpanjang lintasan
yang ditempuh suatu benda, sedangkan perpindahan merupakan perubahan kedudukan suatu
benda.
Contoh soal 1 :
Sebuah benda yang mula-mula berada pada titik 0 bergerak 10 meter ke kanan dan kemudian 2
meter ke kiri. Berapakah jarak dan perpindahan akhir benda tersebut ?
Penyelesaian :
a. Untuk Jarak ( x) :
x=10 meter +2 meter=12meter
b. Untuk Perpindahan (∆ x ) :
∆ x=10 meter −2 meter=8 meter

2. Kelajuan dan Kecepatan


Kelajuan rata-rata merupakan jumlah jarak yang ditempuh dalam waktu tempuh total,di
rumuskan dengan persamaan berikut.
v́ =
∑s (5.1)
t

Kecepatan rata-rata merupakan besar perpindahan rata-rata pada waktu tempuh total.
Kecepatan rata-rata dan perpindahan merupakan besaran vektor. Persamaan matematis kecepatan
rata-rata adalah sebagai berikut.
x
v́ = (5.2)
t
Contoh soal 2
Sebuah mobil berangkat dari suatu tempat dalam garis lurus dan menempuh jarak 20 km ke
kanan, dan kemudian kembali ke tempat asalnya satu jam kemudian. Berapakah laju rata-rata
perjalanan mobil tersebut ?
a. Laju rata-rata ( v́ ) :

s 20 km+20 km
v́ = = =40 km / jam
t 1 jam

b. Kecepatan rata-rata ( v́ ) :
∆ x 20 km−20 km
v́ = = =0
∆t 1 jam

Satuan SI untuk kecepatan adalah m/s. Kecepatan sesaat (v) merupakan kecepatan benda pada
waktu tertentu. Kecepatan sesaat dapat ditunjukkan melalui jarum penunjuk pada Ispeedometer
kendaraan motor atau mobil. Kecepatan sesaat didefinisikan sebagai kecepatan rata-rata ketika
waktu tempuh mendekati nol secara matematis, dinyatakan:
∆s
v = lim (5.3)
Δt→0 ∆ t

3. Perlajuan dan Percepatan


Perubahan kecepatan dalam selang waktu tertentu disebut percepatan (a). Percepatan
termasuk besaran vektor, sedangkan perlajuan merupakan besaran skalar. Percepatan rata-rata
merupakan hasil bagi perubahan kecepatan terhadap selang waktu. Secara matematis, percepatan
rata-rata dinyatakan:
∆ v v−v 0
á= = (5.4)
∆ t t−t 0

Contoh soal 3 :
Jika Marwan mula-mula dalam keadaan diam dari rumah, kemudian mengayuh sepeda dengan
kecepatan 4,17 m/s dalam waktu 20 menit (1.200 detik) menuju sekolah, maka percepatan rata-
rata Marwan adalah…..
Penyelesaian :
∆ v v 2−v 1 ( 4,17−0 ) m/ s 2
á= = = =0,003474 m/ s
∆ t t 2−t 1 (1.200−0)s
Jadi,percepatan rata-rata Marwan adalah 0,003474 m/s2
Satuan SI untuk percepatan adalah m/s2. Percepatan sesaat merupakan perubahan kecepatan
dalam selang waktu (Δt) mendekati nol sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut
∆v
a= lim (5.5)
∆t→ 0 ∆ t

5.2. Gerak Lurus Beraturan (GLB)


GLB merupakan gerak benda pada lintasan lurus dengan kecepatan tetap ( a=0 ) . Secara
metamatis, GLB dapat dinyatakan sebagai berikut.
s
v= (5.6)
t

Keterangan:
v = kecepatan (m/s)
s = jarak tempuh (m)
t = waktu yang diperlukan (s)

Benda yang bergerak dengan kecepatan konstan sebesar v


meter per sekon selama t sekon, maka grafik hubungan v - t,
digrafikan seperti pada gambar 5.1 di samping. Berdasarkan grafik v
- t, dapat ditentukan pula jarak tempuh, yaitu dengan menghitung
luas daerah dibawah grafik.

Hubungan antara jarak tempuh terhadap waktu pada GLB,


dapat digrafikkan seperti pada gambar 5.2 di samping. Berdasarkan
grafik s - t di samping, jarak tempuh s sebanding dengan waktu t.
Jika waktu yang di perlukan semakin besar, maka jarak yang
ditempuh juga semakin besar. Kemiringan pada grafik, maka
semakin besar kecepatan benda yang di selidiki.
Jika kedudukan benda mula-mula s 0 pada t 0=0, maka
diperoleh ∆ s=s−s0 sehingga persamaan dan grafik pada gambar
5.3 menjadi:
s−s 0
v= (5.7a)
t

s=s 0+ vt (5.7b)

Contoh soal 4 :
Mobil pick up dan truk bergerak pada jalan lurus, dengan arah berlawanan. Mobil pick up
bergerak dari titik A dengan kecepatan 61,2 km/jam, sedangkan truk bergerak 3 sekon kemudian
dari titik B dengan kecepatan 90 km/jam. Mobil pick up dan truk akan berpapasan, setelah
keduanya bergerak selama 7 sekon. Berapakah jarak titik A dan B tempat mobil pick up dan truk
mulai bergerak ?
Diketahui : t A =3 s+7 s=10 s
t B=7 s
km
v A =61,2 =17 m/ s
jam
km
v B=90 =25 m/ s
jam
Ditanya : s AB
Jawab :
s AB=s A +s B
¿ v A t A+ vB t B
¿ ( 17 ) ( 10 ) + ( 25 ) ( 7 )
¿ 170+175
¿ 345 m
Jadi, jarak dari titik A dan B tempat mobil pick up dan truk mulai bergerak sejauh 345 meter.

5.3. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)


GLBB merupakan gerak benda pada lintasan lurus, dengan
percepatan konstan. Karena percepatan GLBB konstan,maka
kecepatannya berubah secara beraturan. Benda yang bergerak berubah
beraturan dapat berubah beraturan (dipercepat) atau berkurang beraturan
(diperlambat). Sebuah benda yang bergerak debgan kecepatan awal
v 0 pada saat t 0=0, kemudian bergerak dengan kecepatan tertentu
v t pada saat t 0 =t , dapat dinyatakan:
∆v
a=
∆t
v t−v 0
a= (5.8a)
t−t 0

v t −v o
¿ → at=v t−v 0
t−0
v 1=v 0 +at (5.8b)

Contoh soal 5 :
Warto mengendarai motor dari keadaan diam, dengan percepatan 7 m/s2. Hitung kecepatan Warto
setelah berkendara selama 3 detik !
Diketahui : v 0 =0 ; a=7 m/detik 2 ; t=3 detik
Ditanya : v t
Jawab :
v t =v 0+ at=0+ ( 7 )( 3 ) =21 m/ s

Karena dalam GLBB terdapat kecepatan awal v0 dan kecepatan akhir vt , maka dapat
ditentukan kecepatan rata-rata sebagai berikut.
v +v
v́ = 0 t (5.9)
2

Ingat bahwa s=v́ t , maka:


v +v ( v 0 + v 0+ at ) t 2 v 0 t +a t 2
s= 0 1 ( t )= = (5.10a)
2 2 2

1
s=v 0 t + at 2 (5.10b)
2
v t −v 0
Selanjutnya, dengan mengigat bahwa t= , maka dengan mensubtitusikan persaman
a
1 2
tersebut ke dalam persamaan s=v 0 t + at diperoleh :
2
2
v +v 1 v −v
a (
s=v 0 t 0 + a t 0
2 ) (
a ) (5.11a)

v 0 v t −v 20 v 2t +v 20−2 v t v 0
¿ +
a 2a
2 2 2
2 v v −v +v + v −2 v t v 0
¿ 0 t 0 t 0
2a
2 2
v −v 0
¿ t
2a
2 2
2 as=v t −v 0
2 2
v t =v 0 +2 as
2 2
v t =v 0 +2 as (5.11b)

Konsep GLBB dapat disajikan melalui grafik hubungan v −t


seperti pada gambar 5.4 di atas. Dari garafik di atas, perpindahan s
dapat ditentukan melalui luas dibawah grafik, yang berbentuk
trapesium. Sedangkan grafik hubungan s-t untuk GLBB dilukiskan
seperti pada gambar 5.5 di samping.

5.4. Penerapan GLBB dalam kehidupan Sehari-hari


Dalam kehidupan sehari-hari, penerapan GLBB dapat ditemukan
pada peristiwa berikut.
1. Buah jatuh dari pohonnya merupakan contoh gerak benda jatuh
pada saat buah jatuh maka buah tidak mempunyai kecepatan awal
( v 0=0 ) dan arah gerak buah adalah ke bawah, sehingga percepatan
gravitasinya bernilai positif ( a=g ) . Secara matematis, gerak pada buah
yang jatuh dari pohon (kecepatan awal nol) dapat dirumuskan sebagai
berikut:

v t =¿ (5.12a)

t=
√ 2h
g
v t =√ 2 gh (5.12b)

2. Bola dilempar ke bawah jika sebuah bola yang dilemparkan vertikal kebawah dengan
kecepatan awal tertentu, maka percepatan gravitasi benda tersebut bernilai
positif ( a=g ) . Secara matematis dirumuskan sebagai berikut:
v t =v 0+ ¿ (5.13a)

1
h=v 0 t+ ¿2
2
v 2t =v 20 +2 gh (5.13b)

3. Bola lempar ke atas jika sebuah bola yang di lemparkan vertikal


ke atas dengan kecepatan awal tertentu, maka percepatan gravitasi benda
tersebut bernilai negatif ( a=−g ) . Secara matematis dirumuskan
sebagai berikut:
v t =v 0−¿ (5.14a)

1 2
h=v 0 t+ ¿
2
2 2
v t =v 0−2 gh (5.14b)

Contoh soal 6 :
Sebuah batu dijatuhkan dari atas menara yang tingginya 70 meter, dengan kecepatan awal nol.
Berapa jauh batu akan jatuh setela 1 detik ?
Diketahui : h=70 m , t 1 =1det ; t 2 =2 det ; t 3 =3 det ; v 0 =0

Jawab :
jika arah ke bawah diberi tanda positif, maka pada kasus batu yang dijatuhakan, percepatan
gravitasi bernilai positif ( g=+ 9,8 m/ s2 )
1 1
h=v 0 t+ ¿2 =v 0 t+ =49 meter
2 2 ( 9,8 ) ( 1 )2
jadi, ketinggian saat 1 detik adalah 49 meter.
BAB 6 Gerak Parabola Dengan Analisis Vektor

Pendahuluan
Gambar 6.1 di bawah merupakan gambar atlet sepak bola yang melakukan heading
(menyundul bola). Teknik heading merupakan
salah satu teknik dalam permainan sepak bola.
Berdasarkan gambar permainan sepak bola
tersebut, guru bertanya kepada peserta didik,
pernahkah peserta didik memperhatikan pemain
bola yang sedang menendang bola? Ketika bola
tendang, maka bola tersebut akan melambung ke
udara. Bagaimanaka lintasan bola yang ditendang
tersebut? Lintasan bola yang ditendang membentuk
parabola. Karena lintasannya yamg membentuk
parabola, maka sering disebut dengan gerak
parabola.

6.1. Mengenal Gerak Parabola


Benda yang bergerak dengan lintasan parabola dinamakan dengan
gerak parabola. Ciri-ciri lintasan pada gerak parabola yaitu berbentuk
lengkung, seperti lintasan bola yang ditendang oleh pemain sepak
bola. Pada gerak parabola, gesekan udara dapat diabaikan. Namun,
memperhatikan posisi benda saat akan dilempar, saat berada di udara,
dan saat kembali lagi ke tanah akibat faktor gravitasi bumi.

Gerak parabola memadukan antara GLB pada arah horizontal


dengan GLBB pada arah vertikal.

Besaran-besaran pada gerak parabola adalah sebagai berikut


1. Posisi pada sumbu x dan sumbu y, dapat dituliskan
seperti dibawah ini.
x=x 0 + ( v 0 sin α ) t (6.1)

1 2
y= y 0 + ( v 0 cos α ) t ¿ (6.2)
2

2. kecepatan awal benda pada sumbu x dan y dapat diuraikan sebagai berikut.
v 0 x =v 0 cos α (6.3)

v 0 y =v 0 sin α (6.4)

3. kecepatan pada sumbu x dan y adalah sebagai berikut.


v x =v 0 cos α (6.5)
v y =v 0 sin α −¿ (6.6)

4. Besar kecepatan pada parabola


√ 2
v = ( v x ) +( v y )
2
(6.7)

5. Gerak parabola terjadi pada sumbu x dan sumbu y, pada sumbu x benda bergerak GLB,
sehingga kecepatannya sama.kerena kecepatannya sama,maka tidak terdapat perubahan
kecepatan dan percepatannya adalah nol. Sedangkan pada sumbu y, benda akan mengalami gerak
lurus berubah beraturan (GLBB). Percepatan yang dimiliki adalah percepatan gravitasi
( a y =−g ) .

6. Waktu untuk mencapai tinggi maksimal adalah seperti di bawah ini.


v
t p= 0 y (6.8)
g

7. Waktu yang dibutuhkan benda yang bergerak untuk sampai di tanah adalah sebagai
berikut.
2v
tt = 0 y (6.9)
g

8. Tinggi maksimum yang dapat dicapai pada gerak parabola dinyatakan sebagai berikut.
2
( v 0 sin α )
y maks= (6.10)
2g

9. Jangkauan maksimum yang dapat dicapai benda pada gerak parabola dapat dinyatakan.
2
v sin 2 α
x maks= 0 (6.11)
g

10. Arah kecepatan pada gerak parabola sebagai berikut.


vx
tan a= (6.12)
vy

Contoh soal 7 :
1.Sebuah bola ditendang dengan kecepatan 30 m/s dan membentuk sudut elevasi 45 ° .
Tentukan kecepatan dan posisi bola setelah 1 detik !
Diketahui : v 0 =30 m/s ; α =45 °
Ditanya : v dan (x,y) untuk t = 1 detik
Jawab :
Komponen kecepatan bola adalah :
v 0 x =v 0 cos α
45 °
cos ¿
v 0 x =(30) ¿
¿ 15 √ 2 m/detik

2.Sebutir peluru ditembakkan dengan kecepatan 90 m/s dan membentuk sudut 37 °


37 °=0,6
sin ¿ . Jika percepatan gravitasi 10 m/s 2 , tentukan :
¿
a. waktu yang diperlukan peluru untuk mencapai titik tertinggi.
b. ketinggian maksimum peluru.
c. lama peluru di udarah.
d. jarak terjauh yang dicapai peluru.
Diketahui : v 0 =90 m/detik ; α =37 ° ; g=10 m/detik 2
Ditanya : t p ; y max ; t t ; x max
Jawab :
a. waktu yang diperlukan peluru untuk mencapai titik tertinggi
v v sin α
t p= 0 y = 0
g g
37 °
sin¿
¿
(90) ¿
¿¿
b. ketinggian maksimum peluru
α
v 0 sin ¿
¿
¿2
¿
¿
y max =¿
37 °
(90) ¿
¿
¿2
¿
¿
¿¿
c. lama peluru di udarah
v
( )
t t =2 0 y =2 t p =( 2 ) (5,4 )=10,8 detik
g
d. jarak terjauh yang dicapai peluru
2
v sin 2 α
x maks= 0
g
(90) sin (37 °× 2) ( 90 )2 (0,96)
2
¿ = =777,6 m
10 10
Jadi, waktu yang diperlukan untuk mencapai titik tertinggi adalah 5,4 detik, ketinggian
maksimum peluru adalah 145,8 m, lama peluru di udarah 10,8 detik, dan jarak terjauh yang
dicapai peluru 777,6 m.

6.2. Mengenal Gerak Parabola dalam Kehidupan


Gerak parabola banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, contohnya dalam bidang
olahraga. Misalnya, tolak peluru.tolak peluru merupakan olahraga yang melontarkan bola untuk
mencapai jarak horizontal terjauh.agar bola dapat mencapai jarak horizontal terjauh, maka
seorang yang bermain tolak peluru harus dapat mengatur kecepatan awal dan sudutnya. Sudut
yang terbentuk antara arah tolakan dengan bidang horizontal akan
menghasilkan jarak horizontal akan menghasilkan jarak horizontal
terjauh dari suatu benda yang bergerak menurut lintasan parabola
tergantung pada letak bidang tempat mendaratnya.
Selain olahraga tolak peluru, juga terdapat olahraga lompat
jauh merupakan penerapan gerak parabola. Bagian dari gerakan
lompat jauh yang menerapkan gerak parabola? Pada saat bertolak
dari balok tumpuan hingga mendarat di bak pasir peloncar jauh
akan membentuk lintasan parabola.
Olahraga bola basket dan sepak bola juga menerapkan gerak parabola. Saat bola basket
dioperkan ke teman, maka bola basket akan melambung dan membentuk lintasan parabola. Bola
sepak yang ditendang juga akan membentuk lintasan parabola. Masih banyak lagi penerapan
gerak parabola terutama dalam bidang olahraga. Semua gerak parabola dalam olahraga tersebut
dapat diperhitungkan, mulai dari ketinggian maksimal yang dicapai,jarak jauh yang dicapai, dan
waktu yang diperlukan hingga benda mendarat setelah terjadi gerak parabola.

BAB 7 Gerak Melingkar


Pendahuluan
Gambar 7.1 dibawah merupakan gambar kincir air. Kincir air adalah sebuah alat berbentuk
lingkaran yang dibangun di sungai. Kincir air merupakan salah satu alat yang dapat digunakan
sebagai pembangkit listrik, yang menerapkan konsep gerak melingkar beraturan. Kincir air
berputar pada sumbunya yang disebabkan karena adanya dorongan aliran air yang cukup deras.

Kincir air mampu menghasilkan arus listrik, karena kincir air yang bergerak melingkar beraturan
berfungsi untuk menggerakkan generator, sehingga dapat menghasilkan arus listrik.

7.1. Gerak Melingkar Beraturan (GMB)


Gerak melingkar beraturan (GMB), yaitu gerak yang lintasannya melingkar dengan
kecepatan linier (v) tetap. Contoh benda yang bergerak melingkar beraturan adalah jarum detik,
jarum menit dan jarum jam pada jam analog. Pada gerak melingkar
juga terdapat besaran-besaran Fisika sebagai berikut.

1. Posis sudut, jika suatu benda bergerak pada lintasan


melingkar dengan jari-jari (r) telah menempuh lintasan busur sejauh s,
maka posisi sudut ( θ ) yang terbentuk adalah.
s
θ= (7.1)
r

2. Periode (T) adalah waktu yang diperlukan oleh suatu benda untuk
melakukan satu putaran penuh.
t
T= (7.2)
n

3. Frekuensi (f) adalah banyaknya putaran (n) yang dilakukan kincir


air setiap detik (t).
n
f= (7.3)
t

4. Kecepatan sudut adalah sudut yang ditempuh benda dalam selang waktu tertentu. Pada
gerak melingkar beraturan, kecepatan sudut selalu konstan.
o
∆ θ 360 2 π
ω= = = =2 πf (7.4)
∆t T T

5. Kecepatan linear yaitu panjang busur keliling lingkaran ( 2 πr ) yang ditempuh dalam
waktu tertentu untuk menempuh satu lingkaran penuh (T), dinyatakan sebagai berikut.
2 πr
v= =2 πfr=ωr (7.5)
T

6. Percepatan sudut merupakan perubahan kecepatan sudut tiap satuan waktu.


∆ω
α= (7.6)
∆t

7. Percepatan linear diperoleh dengan membagi perubahan kecepatan


linear dengan dengan selang waktu.
∆v
α= (7.7)
∆t

8. Percepatan sentripetal adalah percepatan sebuah benda yang


bergerak melingkar beraturan dan selalu menuju ke pusat lingkaran.
v2
α s= (7.8)
r

9. Gaya sentripital didefinisikan sebagai gaya yang searah


dengan percepatan sentripital.
v2 (7.9)
F s=m
r

Contoh soal 1 :
Yuma memacu speda motornya pada lintasan yang berbentuk
lingkaran dalam waktu 1 jam. Dalam waktu tersebut, Yuma telah melakukan 120 putaran.
Tentukan periode, frekuensi, kecepatan linier, dan kecepatan sudut Yuma jika lintasan tersebut
memiliki diameter 800 meter !
Diketahui : t = 1 jam = 3600 detik; n = 120 putaran; d = 800 m maka r = 400 m
Ditanya :
a. T c. v
b. f d. ω
Jawab :

1
t 3600 c . v=2 πrf =2 π × 400 ×
a. T = = =30 detik 30
n 120
¿ 26,7 π m/detik

1
1 1 d. ω=2 πf =2 π
b. f = = Hz 30
T 30
¿ 0,0167 rad /detik

Contoh soal 2 :
1. sebuah titik melakukan gerak melingkar beraturan. Ternyata setiap menit melakukan 600
putaran. Jika jari-jari lintasannya 20 cm, maka hitunglah besar percepatan sentripetalnya?
Diketahui : n = 600 putaran; r = 20 cm = 0,2 m
Ditanya : as
Jawab :
n a s=ω 2 r =(20 π )(0,2)
ω=2 πf =2 π
t 2
¿ 80 π m/detik
2

600
¿2π ×
60
¿ 20 π rad /detik

2. Sebuah benda bermassa 1 kg diikat dengan tali yang panjangnya 0,5 meter. Kemudian diputar
diatas lantai licin dengan ujung tali sebagai pusat putaran. Berapa tegangan tali saat benda berputar
180 rpm ?
Diketahui : m=1 kg , f =180 rpm ,r =0,5 m
Ditanya : F s
Jawab :
Satuan rpm merupakan singkatan dari rotasi (putaran) per menit. Jika benda berputar 180 rpm,
maka dapat dikonversikan kedalam rad/detik,sebagai berikut.
180 rpm n = 100 putaran dan t = 1 menit = 60 detik
n 100
f= = =3 Hz
t 60
v =2 πfr=2 π ( 3 ) ( 0,5 ) =3 π m/detik
maka, tegangan tali dapat ditentukan sebagai berkut.
v2
T =F s=m
R
3,14
¿
¿
3π2 2
¿ ( 1) =18 π =18 ¿
0,5
Jadi, tegangan tali adalah 177,925 N.

7.2. Gerak Melingkar Berubah Beraturan (GMBB)


Gerak melingkar berubah beraturan adalah gerak suatu benda dengan bentuk lintasan
melingkar dan besar percepatan sudut/anguler ( α ) konstan. Jika percepatan anguler benda
searah dengan perubahan kecepatan anguler maka perputaran benda semakin cepat, dan
dikatakan GMBB dipercepat. Sebaliknya jika percepatan anguler berlawanan arah dengan
berubahan kecepatan anguler benda akan semakin lambat, dan dikatakan GMBB diperlambat.
Adapun besaran-besaran dalam gerak melingkar berubah beraturan adalah sebagai berikut.
1. Percepatan sudut jika kecepatan sudut suatu benda berubah beraturan dari kecepatan
sudut ω 0 menjadi ωt dalam waktu t, maka secara matematis percepatan sudut pada gerak
melingkar berubah beraturan adalah sebagai berikut.
ωt + ω0
α= (7.10)
t

2. Percepatan tangensial, pada gerak melingkar berubah


beraturan terdapat besaran yang dapat mengubah besar kecepatan
partikel. Besaran tersebut adalah percepatan tangensial ( α t ) ,
yang arahnya bisa sama atau berlawanan debgan arah kecepatan
linearnya ( v ) . secara matematis percepatan tangensial dapat
dirumuskan, sebagai berikut.
α t=αr (7.11)

Pada gerak melingkar berubah beraturan (GMBB),


partikel atau benda akan mengalami dua macam percepatan, yaitu
percepatan sentripital (radial) dengan percepatan tangensial. Percepatan
sentripital arahnya selalu menuju ke pu sat lingkaran, sedangkan pada
percepatan tangensial menyinggung lingkaran. Oleh karena itu, besarnya
percepatan total pada gerak melingkar berubah beraturan adalah sebagai
berikut.
α =√ α 2t + α 2s (7.12)

Sedangkan untuk menentukan arah percepatan total ( θ ) terdapat arah


radial, secara matematis dapat menggunakan perbandingan tangen sebagai berikut.
α
tan θ= t (7.13)
αs

3. Kecepatan sudut pada saat t.


ωt =ω0 +αt (7.14a)
2 2
ωt =ω 0 + 2 αθ (7.14b)

4. Perpindahan sudut.
1 (7.15)
θ=ω0 t+ αt 2
2

Contoh soal 3 :
Sebuah sepeda motor yang rodanya berjari-jari 30 cm berputar dengan pecepatan sudut konstan 5
rad/s2. Berapa besar percepatan tangensial sebuah titik yang (a) berjarak 10 cm dari poros (b)
berada pada tepi roda ?
Diketahui : α =5 rad ¿ detik 2 ; r=30 cm
Ditanya :

a). at sebuah titik yang berjarak 10 cm dari poros


b). at sebuah titik yang berada di tepi roda
Jawab :
a). r=10 cm =0,1 m b). r=30 cm=0,3 m

at =αr=(5)(0,1) at =αr=(5)(0,3)
2 2
¿ o , 5 m/detik ¿ 1,5 m/detik

7.3. Penerapan Gerak Melingkar Pada Hubungan Roda-Roda


1. Hubungan roda bersinggungan.
Mesin jam tangan mekanik, menerapkan konsep gerak melingkar
beraturan (GMB). Roda gigi yang terdapat dalam mesin jam mekanik
merupakan bagian dari mesin yang berputar, yang berfungsi untuk
mentransmisikan daya dari baterai jam. Dua roda gigi yang bersinggungan
dan berkerja sama-sama disebut sebagai tranmisi roda gigi, dan bisa
menghasilkan keuntungan mekanis melalui rasio jumlah gigi. Roda gigi
mampu mengubah kecepatan putar, torsi dan arah daya terhadap sumber
daya. Jika dua roda bersinggungan secara langsung, maka arah putar
kedua roda berlawanan dan kecepatan linier kedua roda sama.

v 1=v 2
ω1 r 1=ω 2 r 2
ω1 r 1
= (7.16)
ω2 r 2

2. Dua roda yang dihubungkan dengan sabuk.


Roda depan dan belakang merupakan bagian penting dari sepeda onthel. Kedua roda tersebut
dapat berputar bersama-sama, karena gir belakang dihubungkan oleh rantai dengan gear depan.
Ketika pedal mulai dikayuh, maka sepeda akan bergerak, maka roda berputar. Arah putar gear
depan dan belakang juga sama. Begitu juga dengan kecepatan linier kedua gir.

3. Hubungan roda sepusat.


Pada hubungan roda sepusat, arah putar roda pertama dan kedua
sama. Selain itu, kecepatan sudut kedua roda juga sama ( ω 1=ω 2) .
Sehingga secara matematis dirumuskan sebagai berikut:

ω1 =ω2
v1 v2
= (7.17)
r1 r2

Penerapan hubungan roda sepusat, dapat kamu temui pada roda belakang dan gear belakang
sepeda.

Contoh soal 4
Sebuah roda dihubungkan dengan rantai. Roda yang lebih kecil dengan jari-jari 8 cm diputar
pada 100 rad/detik. Berapakah kelajuan linier kedua roda tersebut ? jika jari-jari roda yang lebih
besar 15 cm, berapa rpm roda tersebut akan berputar ?
Diketahui :
r 1=8 cm =0,08 m r 2=15 cm=0,15 m
ω1 =100 rad /detik

Ditanya : ω2 , f
Jawab :
v 1=ω1 r 1=( 100 ) ( 0,08 )=8 m/detik
v 1=v 2=8 m/detik
v v
ω2 = 2 →2 πf = 2
r2 r2
8 80
f= = Hz
2 π (0,15) 3 π
80 1 putaran 5.600
f= × = rpm=594,48rpm
3π 1 3π
menit
60
Jadi, rpm roda tersebut adalah 594,48 rpm.

BAB 8 Hukum Gerak Newton


Pendahuluan
Pada bab sebelumnya, guru telah menjelaskan tentang jenis gerak yang meliputi gerak
lurus, gerak parabola dan gerak melingkar. Gambar 8.1 di bawah ini menunjukan pengendara
yang sedang mengerem mobilnya pada saat akan melewati sebuah tikungan tajam.
1.1. Hukum newton
1. Hukum I Newton
Konsep kelembaman merupakan konsep Hukum I Newton,
yang berbunyi: “Jika resultan gaya yang bekerja pada suatu benda
bernilai nol, maka benda yang diam akan tetap diam ( v =0 ) dan
benda yang bergerak dengan kelajuan tetap ( v =tetap ) ”. Secara
matematis hukum Newton I dapat dinyatakan:
∑ F=0 (8.1)

Contoh soal 1
Sebuah benda ketika t = 0 detik, bergerak dengan kecepatan 50 m/s. Jika resultan gaya-gay yang
bekerja pada benda sam dengan nol, maka berapakah kecepatan benda setelah bergerak selama
10 detik ?
Diketahui : t 0=0 detik , t=10 detik , v 0=m/ s
Ditanya : v t
Jawab :
Sesuai Hukum I Newton, karena ∑ F=0 , maka v = 0 atau v = tetap sehingga :
v t =v 0=50 m/s
Jadi, kecepatan benda setelah bergerak selama 10 sekon adalah 50 m/s (tetap)

2. Hukum II Newton
Hukum II Newton, yang berbunyi: “Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan
gaya total yang bekerja padanya yang berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan
searah dengan gaya total yang diberikan”. Secara matematis, Hukum II Newton dinyatakan:
∑ F=ma (8.2)

Jika resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda bernilai nol, maka benda tidak bergerak atau
bergerak beraturan (kelajuan tetap). Karenanya, disini berlaku Hukum I Newton, seperti yang
telah dibahas di atas.

Contoh soal 2
Sebuah benda bermassa 3 kg bergerak pada bidang datar yang licin, dengan kecepatan 9 m/s dan
bertambah menjadi 12 m/s setelah menempuh jarak 15 m. Hitunglah besar gaya mendatar yang
menyebabkan pertambahan kecepatan benda tersebut!
Diketahui : m=3 kg , v 0=9 m/s , v t =12m/ s , s=15 m
Ditanya : F
Jawa :
Pertama kali, kamu harus menghitung besaran percepatan menggunakan rumus yang telah kamu
pelajari pada bab V tentang gerak lurus.
2 2
v t =v 0 +2 as
2 2
(12) =(9) +2(a)(15)
144=81+30(a)
144−81=30( a)
a=2,1 m/ s
3. Hukum III Newton
Hukum Newton III berbunyi: “Apabila sebuah benda mengerjakan gaya aksi kepada
benda kedua memberikan gaya reaksi terhadap benda pertama yang besarnya sama tetapi
arahnya berlawanan”. Secara matematis hukum Newton III dinyatakan:
∑ F aksi=∑ −Freaksi (8.3)

1.2. Jenis-Jenis Gaya


a. Gaya Berat dan Penerapan
Massa dan berat merupakan dua hal yang berbeda, meskipun dalam keseharian orang
sering mencampuradukkan pengertian keduanya. Massa telah dibahas diatas yaitu nilai intrinsik
yang memiliki suatu benda. Massa termasuk besaran skalar yang hanya memiliki besar saja yang
dinyatakan dalam satuan kilogram (kg). Sedangkan berat merupakan ukuran gaya gravitasi yang
bekerja pada suatu benda. Berat termasuk besatran vektor selain memiliki besar juga memiliki
arah yang menuju pusat bumi dan dinyatakan dalam satuan newton(N).
1). Gaya Berat
Di dalam Hukum Newton II telah dijelaskan bahwa gaya
sebanding dengan percepatannya. Karena didalam hal ini dibahas
adalah gravitasi bumi, maka percepatannya merupakan
percepatan gravitasi bumi atau g. jadi, gaya berat (w) dapat
dituliskan:
w=m g (8.4)

keterangan:
w = gaya berat (N)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi ( m/s 2 )

2). Penerapan Gaya Berat


Gaya gravitasi merupakan gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel yang
mempunyai massa di alam semesta seperti bumi. Bumi memiliki massa yang sangat besar
sehingga mampu menghasilkan gaya gravitasi ynag sangat besar untuk menarik benda-benda di
sekitarnya, termasuk makhluk hidup, dan benda-benda yang ada di bumi. Itulah mengapa,
manusia dapat berjalan di bumi, dan semua benda dapat jatuh ke tanah, seperti buah kelapa dan
batu yang dapat jatuh, meskipun kedua benda tersebut dilempar ke atas. Besar percepatan
gravitasi bumi sebesar 9,8 m/s 2 .
Selain contoh di atas, misi para astronot di luar angakasa harus beradaptasi dengan lingkungan
baru mereka, yaitu lingkungan tanpa gravitasi di luar angkasa. Tanpa adanya gravitasi, mereka
akan melayang-layang sehingga sulit bagi mereka melakukan pekerjaan di luar angkasa.
Karenanya, bersyukur kepada tuhan yang telah mengkaruniakan gaya gravuitasi di Bumi ini.
b. Gaya Normal
Ketika sebuah buku diletakan dimeja, maka meja akan memberikan
gaya pada buku yang disebut gaya kontak. Jika gaya kontak ini tegak
lurus permukaan meja, maka disebut gaya normal (N). Besar gaya normal
buku bergantung pada gaya besar lainyang bekerja pada buku tersebut.
Pada sistem ini, besar gaya normal sama dengan gaya berat. Namun, gaya
normal bukan reaksi dari gaya yang berat.
c. Gaya Tegangan Tali
Gaya tegangan tali merupakan gaya yang bekerja
pada tali, kawat, maupun kabel. Gaya tegangan tali
dilambangkan dengan huruf T.

Contoh soal 3
Perharikan gambar berikut ! gambar tersebut, menunjukkan sebuah
kardus dengan massa 100 kg, ditarik dengan tali dan bergerak ke atas
dengan percepatan 2 m/s2. Tentukan besar tegangan talinya !
Diketahui : m=100 kg , a=2 m/s 2
Ditanya : T
Jawab : Pada kardus bekerja gaya tegangan tali yang arahnya ke atas dan
gaya berat yang arahnya ke bawah menuju pusat bumi.
∑ F=ma
T −w=ma
T =ma+mg
T =( 100 ) ( 2 )+(100)(9,8)
T =1.180 N
Jadi, tegangan tali yang bekerja sebesar 1.180 N

d. Gaya Gesekan
Gaya gesek merupakan gaya yang terjadi pada bidang
sentuh dari dua benda yang bersentuhan secara fisik dengan arah
sejajar bidang sentuh dan berlawanan dengan arah gerak salah
satu benda relatif terhadap benda yang lain.
a. Jenis-jenis gaya gesek
Gaya gesek dibagi menjadi dua macam, gaya gesek statis dan kinetis. Gaya gesek statis
( f s ) adalah gaya gesek yang terjadi pada saat benda masih diam, sedangkan gaya gesek
kinetis ( f k ) adalah gaya gesek yang terjadi pada benda yang sudah bergerak. Nilai koefisien
gesek statis (benda dalam keadaan baru akan bergerak) akan lebih besar daripada nilai koefisien
gesekan kinetis (benda dalam keadaan sudah bergerak.
Koefisien geseklah pada bidang miring dapat ditentukan dengan persamaan berikut.
y
μ=tan θ=
x
Grafik gaya gesek dapat dilukiskan sebagai berikut.

1.3. Penerapan Hukum berbagai sistem Gerak Newton Dalam Kehidupan


Hukum newton tentang gerak sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, terutama
pada konsep gerak lurus. Berikut dijelaskan beberapa penerapan hukum newton, pada benda.
1. Bidang Datar
Contoh penerapan hukum gerak newton pada bidang datar misalnya menarik koper,
mendorong almari, mendorong meja, mendorong kardus, dan sebagainya.

a. Mendorong Benda Searah sumbu x


Secara matematis besarnya percepatan benda jika
didorong dengan gaya searah sumbu x adalah sebagai berikut.

α=
∑ Fx = F (8.5)
m m

b. Menarik Benda Berbentuk sudut θ terhadap Sumbu x


Secara matematis besarnya percepatan benda jika ditarik
dengan gaya F yang membentuk sudut θ terhadap sumbu x
adalah sebagai berikut.
α=
∑ F x = F cos θ (8.6)
m m
c. Menarik Dua Buah Benda dengan Tali
Secara matematis besarnya percepatan benda jika
menarik dua buah benda yang dihubungkan tali searah
sumbu x adalah sebagai berikut:
F
α= (8.7)
mA +m B

Contoh soal 4
Perhatika gambar berikut !
Jika percepatan yang ditimbulkan akibat dua gaya yang bekerja
pada balok sebesar 1 m/s2, maka hitunglah besarnya F1 !
Diketahui : m=80 kg , a=1 m/s 2 , F 2=15 N
Ditanya : F1
Jawab :
Karena balok mengalami percepatan, maka belaku Hukum II Newton.
∑ F=ma
−F 1 + F2=ma
−F 1=( ma )−F 2
−F 1=[ ( 80 )( 1 ) ]−15
¿7 N
Jadi, besarnya F1 adalah 7 N

2. Bidang Miring
Sebuah benda diletakan diatas bidang miring licin. Jika
diasumsikan bidang miring sebagai horizontal, maka besarnya
percepatannya adalah sebagai berikut.
α=g sin (8.8)

selanjutnya, jika ( m1 ) pada bidang miring yang


dihubungkan dengan benda lain ( m2 ) melalui
kontrol. Jika m1 bergerak ke atas, maka besarnya
percepatan yang bekerja pada sumbu x sebagai
berikut.
m −m1 sin θ
(
α= 2
m 2+ m1 )
g (8.9)
Contoh soal 5
Sebuah benda yang beratnya w, meluncur kebawah
dengan kecepatan tetap pada bidang miring kasar.
Bidang miring tersebut membentuk sudut 300 denga
horizontal. Hitunglah koefisien gesek antara benda
dengan bidang luncurnya !
Diketahui : θ=30°
Ditanya : μk
Jawab :
Sistem benda pada soal dapat digambarkan seperti pada gambar disamping ! balok bergerak
dengan kecepatan konstan sehingga berlaku Hukum I Newton.
Komponen sumbu y :
∑ F=0
N−mgcos 30 °=0
N=mgcos 30 °
Komponen sumbu x :
∑ F=0
mg sin30 °−f =0
f =mg sin 30°
mengingat f =μk N , maka :
μk N =mg sin 30°
mg sin 30°
μk =
N
sin 30 °
μk =
cos 30 °
1
¿ tan 30 °= √ 3
3
1
Jadi, koefisien gesekan antara benda dengan bidang lucurnya adalah √3
3

3. Sistem Katrol
Jika dua benda m1 dan m2 yang dihubung oleh
sebuah katrolmelalui seutas tali . Jika m1 bermassa lebih kecil
dari pada massa m 2 ( m1< m2) maka m1 akan bergerak naik
dan m2 bergerak turun.
Jika massa tali dan gesekan tali diabaikan, maka tengan pada ujung-
ujung tali sama, yaitu sebesar α . Percepatan pafda sistem diatas
dirumuskan sebagai berikut:
( m 2−m1 ) g
α= (8.10)
m2 +m1

4. Penerapan pada Lift


Lift adalah alat transportasi vertikal yang digunakan untuk
mengangkut orang atau barang. Lift umumnya digunakan
digedung-gedung bertingkat inggi, yang terdiri lebih dari tiga atau
empat lantai.lift ternyata berhubungan dengan konsep hukum gerak
Newton.

Jika lift bergerak ke atas dengan percepatan α , maka lantai lift


juga memberikan percepatan yang sama besarnya pada orang yang
berada dalam lift.

N=m ( a+ g ) (8.11a)

Naman, jika lift bergerak ke bawah, maka gaya yang bekerja pada orang dirumuskan sebagai
berikut .
N=m ( g−a ) (8.11b)

Contoh soal 6
Heri yang bermassa 60 kg, berada didalam lift yang sedang bergerak ke bawah dengan
percepatan 3 m/s2. Jika percepatan gravitasi bumi sebesar 10 m/s 2, berapakah desakan kaki Heri
didalam lift tersebut ?
Diketahui : m=60 kg ,a=3 m/s 2 , g=10 m/s2
Ditanya : N
Jawab :
N=m ( g−a )
¿ 60 ( 10−3 )=42 N
BAB 9 Hukum Gravitasi Newton Dan Hukum Kepler

PENDAHULUAN
Pada abad 17, astronomi modern lahir. Yang disebut tata surya baru terdiri dari matahari,
yang bertinda sebagai pusat pengatur gerakan dan pemberi panas kepada planet-planet lain. Pada
waktu itu baru diketahui 6 buah planet merkurius, venus, bumi, mars, jupiter, dan saturnus.
Tetapi dalam perjalanan astronomi menuju kesempurnaanya, kemudian ditemukan 3 buah planet
lain yang bergerak mengelilingi matahari. Ketika planet tersebut adalah uranus, neptunus dan
pluto. Daerah langit yang dilewati planet terbatas pada jalur yang disebut zodiak. Gerakan planet
yang disaksikan dengan mata itu adalah gerak semu planet, relativ terhadap bintang. Justru
karena pergerakanya yang keliatan berbeda dengan gerakan bintang beklakang itu maka hukum
dan gerakan planet menjadi objek keinginan tahu dan penyilidikan manusia beradab-abad
lamanya.
9.1. Hukum Gravitasi Newton
Pada 1687 silam, newton mengemukakan hukum gravitasi
universalnya, yang berbunyi, “setiap partikel dari bahan di alam semesta
menarik setiap partikel lain, dengan gaya berbanding lurus dengan hasil
kali massa-massa partikel, dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak
diantara partikel-partikel tersebut”. Secara matematis, hukum gravitasi
newton dinyatakan sebagai berikut.
m m
F=G 1 2 2 (9.1)
r
Contoh soal 1
Satelit pala bermassa 300 kg mengorbit bumi dengan jari-jari 30.000 km diukur dari pusat bumi.
Bepapa besar gaya grevitasi Bumi yang bekerja pada satelit tersebut , jika massa Bumi 5,98 x
1024 kg ?
Diketahui : ms=300 kg , mb =5,98× 1024 kg , r=30.000 km=3× 107 ,G=6,67 ×10−11 N m2 /kg2
Ditanya : F
Jawab :
m m
F=G 1 2 2
r
(6,67 ×10−11 )(300)(5,98 ×1024 )
F= =133 N
(3 ×107 )2
Jadi, besarnya gaya gravitasi antara bumi dan satelit tersebut adalah 133 N

Hukum gravitasi ini universal, yang artinya gravitasi bekerja dengan cara mendasar yang
sama, antara bumi dengan badan, antara matahari dengan sebuah planet, dan sebuah planet
dengan bulannya.
Jika suatu benda di pengaruhi oleh lebih dari dua gravitasi, resultan
gaya gravitasi yang bekerja pada benda tersebut ditentukan dengan
penjumlahan vektor. Untuk tiga benda yang terletak segaris dengan
benda kedua diantara benda pertama dan ketiga, maka resultan gaya
gravitasinya adalah.
F2 =F 23−F 21 (9.2)

Jika tiga benda berbentuk sudut sebesar θ maka, resultan gaya


garavitasi yang dialami oleh m 2 dinyatakan sebagai berikut.

F2 =√ F 221 + F 223 +2 F 21 F 23 cos θ (9.3)

Contoh soal 2
Bumi berjarak 2,84 ×10 8 m dari Bulan , sedangkan Matahari
berada 1,5 ×1011 m dari Bulan. Hitunglah gaya gravitasi yang
bekerja pada Bulan ( mB =7,35× 1022 kg ¿ akibat tarikan
24
gravitasi Bumi ( m bm=5,98 ×10 kg ) dan Matahari
30
(mM =1,99× 10 kg ) , jika posisi ketiganya membentuk sudut
siku-siku seperti tampak pada gambar di samping!
Diketahui :

mB =7,35× 1022 kg ,mBm =5,98× 1024 kg , m M =1,99× 1030 kg ,r BBm =3,84 ×10 8 m , r BM =1,5 ×10 11 m, G=6,67 × 10−
Ditanya : F B
Jawab :
mB m Bm
F BBm=G 2
r BBm
(7,35 ×10 22 )(5,98 ×1024 )
F BBm=(6,67 × 10−11 )
( 3,84 ×108 )2
20
¿ 1,99× 10 N

mB m M
F BM =G 2
r BM
( 7,35 ×10 22) ( 1,99 ×1030 )
F BM =( 6,67 ×10−11 ) 2
( 1,5 ×1011 )
20
¿ 4,34 × 10 N
Karena kedua gaya membentuk sudut siku-siku, maka :
F B=√ F BBm+ F BM =√ (1,99 ×1020 )+(4,34 ×1020)
¿ 4,77 ×10 10 N
Jadi, gaya gravitasi yang bekerja pada bulan 4,77 x 1020 N

9.2. Percepatan Gravitasi


Pembahasan percepatan gravitasi tidak terlepas dari Hukum II Newton tentang geralk dan
hukum gravitasi Newton. Dengan melakukan sibstitusiantara persamaan hukum gerak newton
dengan hukum gravitasi newton, diperoleh persamaan.
M (9.4)
g=G 2
r

percepatan gravitasi pada sebuah titik (Titik B) yang berada pada


ketinggian h diatas permukaan bumi sehingga jaraknya terhadap pusat
bumi adalah r B . Maka percepatan gravitasi di titik B dinyatakan sebagai
berikut.
M M (9.5)
gB =G 2 =G 2
rB ( R+h )

Perbandingan antara percepatan gravitasi di titik B dan di titik A dinyatakan sebagai


berikut.
gB R 2
gA
= ( )
R+h
(9.6)

Contoh soal 3
Benda B bermassa 17 kg diterbangkan pada ketimggoan 150 km di atas permukaan Bumi. Jika
jari-jari Bumi 6.370 km, berapakah berat benda B pada ketinggian tersebut ?
Diketahui : mB =17 kg , h=150 km=1,5× 105 m, R=63,7 × 105 m
Ditanya : w B
Jawab :
gB R
2

gA
=( )R+h
2
63,7 ×10 5
gB = (
63,7 ×10 5+1,5 × 105
2
)
×gA

63,7 ×10 5
gB = ( 65,2 ×105) × 9,8

¿ 9,57 m/detik 2
Jadi, berat benda B diperoleh :
w B=mB g B
¿ 17 ×9,57=162,69 N
Jadi, berat benda B adalah 162,69 N

Percepatan gravitasi suatu planet dapat ditentukan dari percepatan garvitasi bumi.
Perbandingan percepatan gravitasi pada permukaan planet P dengan percepatan gravitasi pada
permukaan bumi ditentukan sebagai berikut.
M
G 2P
R2
( )( )
gP RP M
= = 2P × B
gB M RP MB
G 2B
RB

g P M P R2B
= × (9.7)
g B M B R2P

Keterangan:
gP =¿ percepatan di permukaan bumi ( m/s 2 )
M P = massa planet P (kg)
M B = massa bumi (kg)
RP = jari-jari planet P (m)
RB = Jari-jari bumi (m)

Contoh soal 4
Planet Jupiter dengan massa 1,9 x 10 27 kg, memiliki jari-jari sebesar 7 x 10 7 m. jika percepatan
gravitasi di Bumi sebesar 9,8 m/detik2, hitunglah perbandingan percepatan gravitasi di Jupiter
dengan di Bumi!
Diketahui:
27 24 7 6 2
M J =1,9 ×10 kg , M B =5,89 ×10 kg , RJ =7 ×10 m , R B=6,38 × 10 m, gB =9,8 m/detik
Ditanya : gJ , gB
Jawab :
2
gJ M J R B
= × 2
gB M B RJ
2
gJ 1,9× 1027 ( 6,38 ×106 )
= × =3
g B 5,89× 1024 ( 7 ×107 )
2
gJ 3
=
gB 1
Jadi, perbandingan percepatan gravitasi antara Jupiter dan Bumi sebesar 3 : 1 .

9.3. Hukum Kapler


Menjelang akhir abad keenam belas, jauh sebelum newton mempelajari fenomena alam
semesta, ahli astronomi Tycho Brahe (1546-1601) mempelajari gerakan planet dan membuat
pengamatan tentang posisi planet dan gerakannya dilangit. Data –data yang dikumpulkan Brahe
selanjutnya dikaji oleh Johannes Kepler (1571-1630) selama bertahun-tahun.
Berdasarkan kajian yang dilakukannya, ternyata kepler menemukan bahwa planet bergerak
dengan kelajuan tidak konstan dan bergerak lebih cepat ketika dekat dengan matahari,
dibandingkan saat jauh dengan matahari. Dengan menggunakan hubungan matematis yang tepat
antara periode planet dan jarak rata-rata dari matahari, ia berhasil menyimpulkan hukum-hukum
tentang gerak planet yang kemudian dikenal dengan hukum kepler.
Hukum I Kepler dikenal sebagai hukum lintasan elips,
yang berbunyi: “ Semua planet bergerak pada lintasan elips
mengitari matahari, dengan matahari berada di salah satu
fokus elips”.
Hukum I Kepler menyatakan tentang bentuk lintasan planet
mengitari matahari tetapi gagal memperkirakan kedudukan planet pada
suatu saat sehigga kepler berusaha keras memecahkannya.

Hukum II Kepler menyatakan bahwa:” Garis lurus antara matahari


dengan planet menyapu luasan yang sama untuk waktu yang sama”.
Kelajuan revolusi tersebar terjadi ketika planet berada paling dekat dengan
matahari (perihelium). Kelajuan revolusi terkecil terkecil terjadi ketika
berada paling jauh dengan matahari (aphelium).

Hukum III Kepler menyatakan bahwa: “Perbandingan kuadrat


periode revolusi terhadap pangkat tiga jarak rata-rata antara matahari dengan planet adalah sama
untuk semua planet”. Secara matematis, Hukum III Kepler dinyatakan sebagai berikut.
T2
=k (9.6)
r3

Contoh soal 5
Dua planet A dan B sedang mengorbit Matahari. Perbandingan jarak antara planet A dan B ke
Matahari adalah 2:3 . Jika periode planet A mengelilingin Matahari adalah 12 hari, tentukan
periode planet B!
Diketahui : r B =2 : 3,T A =12hari
Ditanya : T B
Jawab :
2 2
T A TB
3
= 3
r A rB
2 2
12 T B
3
= 3
2 3
144 ×27
T 2B= =486 → T B=22 hari
8
Jadi, periode planet B adalah 22 hari.

9.4. Penerapan Hukum Gravitasi Newton


Penerapan hukum gravitasi newton diantaranya untuk menetukan massa benda-benda langit
dan kecepatan satelit. Namun, diperlukan data-data fisis mengenai benda langit yang akan
dihitung massanya atau kecepatanya, berdasarka hukum-hukum dasar yang teah dipelajari
sebelumnya.
Berikut dijeelaskan cara menetukan massa matahari berdasarkan matahari berdasarkan
hukum gravitas newton dan menentukan kecepatan satelit.
1. Menentukan massa matahari
Jarak matahari ke bumi atau jarak orbit bumi dalam mengelilingi matahari sebesar
r B =1,497 ×1011 m. Revolusi bumi atau waktu yang diperlukan bumi untuk
mengelilingi matahari selama 1 tahun sebesar 3,16 x 10 7 s. Berdasarkan perhitungan
diperoleh massa matahari massa yang nilainya kurang lebih adalah 1,9825 x 1030 kg.

2. Menentukan Kecepatan Satelit


Sebuah satelit yang mengorbit buni akan mengalami percepatan sentripetal dan dapat
ditentukan satelit kecepatannya. Kecepatan satelit dapat dinyatakan sebagai berikut.
v=
√Gm
r
(9.7)

Pada kasus satelit buatan, satelit akan diluncurkan menuju orbitnya dengan kelajuan
tertentu sehingga satelit tidak kembali lagi ke bumi. Kelajuan minimum yang diperlukan
benda, misalnya satelit untuk lepas dari bumi disebut kelajuan lepas. Secara matematis,
kelajuan lepas dinyatakan :
v=
√ 2 GM
r
(9.8)

Hukum gravitasi newton juga dapat digunakan untuk menghitung massa bumi, mehitung
jarak orbit satelit terhadap bumi, dan untuk menganalisis pergerakan benda-benda di
ruang angkasa.

Contoh soal 6
Agar satelit geostasioner selalu berada pada satu titik yang sama di atas garis khatulistiwa maka
kecepatan orbit satelit geostasioner harus sama dengan kecepatan orbit Bumi. Berapa kecepatan
orbit satelit geostasioner ?
G = konstanta gravitasi umu = 6,67 x 10-11 Nm2/kg2
M = massa Bumi = 5,97 x 1024 kg
r = jarak satelit dari pusat bumi = 4,22 x 107 meter
Diketahui :
G = 6,67 x 10-11 Nm2/kg2
M = 5,97 x 1024 kg
r = 4,22 x 107 meter
Ditanya : v
Jawab :


24
( 5,97 × 10 )
v=

Gm
r
= ( 6,67 ×10−11 ) 7
( 4,22 ×10 )
=√ 9,44 ×10 6

¿ 3,07 ×103 m/detik


Jadi, kecepatan orbit satelit geostasioner adalah 3,07 x 103 m/detik

BAB 10 Usaha Dan Energi


Pendahuluan
Sebelum menjelaskan materi usaha dan energi di perlukan untuk melakukan kerja atau
usaha. Usaha atau kerja didefinisikan sebagai hasil perkalian antara gaya yang menyebabkan
benda berpindah, dengan besar perpindahan benda yang searah dengan arah gaya tersebut.

10.1. Energi
Energi merupakan kemampuan untuk melakukan usaha. Energi yang
tersimpan dalam suatu benda sehingga mempunyai kemampuan untuk
melakukan usaha disebut energi potensial. Energi potensial juga dapat
didefinisikan sebagai energi yang dimiliki benda karena posisinya. Secara
kuantitatif, energi potensi gravitasi dapat dijelaskan sebagai berikut.
Misalnya, kamu menahan sebuah batu dengan massa m pada ketinggian h.
Batu tersebut mempunyai energi potensial akibat posisinya relatif terhadap
bumi atau tanah. Batu memiliki kemampuan untuk melakukan usaha,
karena jika batu tersebut dilepas, batu akan jatuh ke tanah akibat gaya
gravitasi, dan bahkan akan meninggalkan berkas cekungan di tanah.
Secara matematis, energi potensial gravitasi dinyatakan.
E P=m g h (10.1)

Contoh soal 1
Sebutir buah kelapa berada pada ketinggian 7 meter dari atas tanah, jika massa kelapa tersebut
diperkirakan mencapai 2,5 kg dan percepatan gravitasi di tempat tersebur 9,8 m/s 2, tentukan
energi potensial kelapa terhadap tanah!
Diketahui : h = 7 meter, m = 2,5 kg
Ditanya : Ep
Jawab :
E p=mgh=( 2,5 ) ( 9,8 ) ( 7 )=171,5 J
Jadi, energi potensial kelapa sebesar 171,5 J

Energi potensial pegas didefinisikan sebagai usaha yang dilakukan gaya pegas untuk
merenggangkan pegas sejauh x meter, dirumuskan dengan
1
E P= k ∆ x 2 (10.2)
2
Energi kinetik didefinisikan sebagai energi yang dimiliki oleh suatu benda karena
geraknya. Semakin cepat benda bergerak, energi kinetiknya semakin besar. Energi kinetik
merupakan energi yang dimiliki oleh benda yang bergerak dengan kecepatan tertentu.
1
E K= m v 2 (10.3)
2
Contoh soal 2
Sebuah pegas dengan panjang 25 cm digantung pada statif.jika pada ujung pegas diberi beban
dengan massa 80 gram, panjang pegas beruba menjadi 30 cm. Selanjutnya, pegas disimpangkan
sejauh 7 cm. Tentukan energi potensial pegas yang disimpangkan sejauh 7 cm!
Diketahui : x1 = 25 cm, x2 = 30 cm, m = 80 gram, x = 7 cm
Ditanya : Ep
Jawab :
F mg
k= =
∆ x ( x 2−x 1 )
( 8 ×10−2) ( 9,8 )
¿
( 30−25 ) ×10−2
¿ 15,68 N
Maka energi potensial pada pegas dapat diperoleh dari :
1 1
E P= k ∆ x 2= ( 15,68 ) ( 7 ×10−2 ) =0,5488 J
2 2
Jadi, energi potensial pegasnya adalah 0,5488 J
Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menemukan beberapa penerapan energi potensial
dan energi kinetik, antara lain pada pembangkit listrik tenaga air, timbangan, dan elektron yang
bergerak mengelilingi inti.

10.2. Usaha
Usaha atau kerja didefinisikan sebagai hasil perkalian
antara gaya yng menyebabkan benda berpindahan benda yang
searah dengan arah gaya tersebut.
W =F . s (10.4)

Jika gaya membentuk sudut θ terhadapm perpindahan,


maka uasaha dapat dinyatakan sebagai berikut.
W = ( F x cos θ ) s (10.5)

Contoh soal 3
Gaya sebesar 100 N bekerja terhadap benda dan membentuk sudut 60 ° pada bidang
horizontal sehingga benda berpindah sejauh 10 m. hitunglah usaha yang dilakukan gaya
tersebut !
Diketahui : F = 100 N, θ = 600, s = 10 m
Ditanya : W
Jawab :
W = ( F cos θ ) s=( 100 cos 90° ) ( 10 )=500 J
Jadi, usaha yang dilakukan gaya sebesar 500 J.

Jika gaya tegak lurus terhadap perpindahan (membentuk


sudut 90o), maka usaha yang dilakukan oleh gaya dinyatakn
sebagai berikut.
W =( F x cos 90o ) s
W =0
W =0 (10.6)

Jika arah gaya berlawanan dengan arah perpindahan, maka


usaha dapat dinyatakn sebagai berikut.
W =( F x cos 180o ) s (10.7)

Jika sebuah benda ditarik dengan gaya F, tetapi tidak


melakukan perpindahan, maka usaha yang dilakukan gaya bernilai
nol (W=0).

Usaha yang dilakukan oleh beberapa gaya yang mempunyai


titik tangkap sama, dinyatakan sebagai berikut.
W =W 1+ W 2+ W 3 +…+W n (10.8)

Jika grafik antara gaya terhadap perpindahan diketahui, maka usaha sama dengan luas
daerah di bawah sumbu s (perpindahan).
Daya didefinisikan sebagai usaha yang dilakukan oleh gaya per satuan waktu.
W
P= (10.9)
t

Beberapa penerapan usaha dalam kehidupan sehari-hari, antara lain pembangunan tangga,
lift, dan mematahkan balok dalam olahraga beladiri.
Contoh soal 4
Ibnu mendorong gerobak pada jalan mendatar yang licin dengan gaya 200 N. Jika gerobak
berpindah sejauh 10 meter selama 5 detik, tentukan daya Ibnu!
Diketahui : F = 200 N, s = 10 meter, t = 5 detik
Ditanya : P
Jawab :
W Fs (200)(10)
P= = = =400 watt
t t 5
Jadi, daya Ibnu adalah 400 watt.

10.3. Hubungan Usaha Dan Energi


Berdasarkan persamaan energi potensial persamaan energi potensial E P=mgh , semakin
tinggi sebuah benda dari titik acuannya,energi potensial yang dimiliki benda semakin besar.jika
sebutir batu jatuh ketanah dari ketinggian h1, akibat gaya berat batu sebasar mg,maka ketika
batu mencapai ketinggian h2 , usaha luar yang telah dilakukan batu dinyatakan sebagai berikut.
W luar =Fs (10.10)

¿ mg ( h2−h1 )
¿ mg h2−mg h1
¿ E P 2−E P 1
¿ ∆ EP
W luar =∆ E P (10.11)

Karena usaha oleh gaya berat termasuk gaya konservatif, maka usaha yang dilakukan oleh
gaya-gaya konservatif dapat ditulis.
W k =−∆ E P (10.12)
Contoh soal 5
Sebuah bola besi bermassa 20 kg jatuh bebas dari ketinggian 4 m di atas hamparan pasir.
Sesampainya di permukaan pasir bola besi tersebut bisa masuk sedalam 5 cm. berapakah gaya
tahan pasir terhadap bola ? (g = 10 m/s2)
Diketahui : m = 20 kg, h1 = 4 meter, s = 5 x 10-2 m, g = 10 m/s2, h2 = 0 meter
Ditanya : F
Jawab :
W =−∆ E p
F . s=−( mg h2−mg h1 )
F ( 5 ×10−2 ) =−( 20× 10× 0 ) −( 20× 10 ×4 )
F ( 5 ×10−2 ) =800
800
F= =16.000 N
5 ×10−2
Jadi, gaya tahan pasir terhadap bola sebesar 16.000 N.
Berdasarkan persamaan di atas,besarnya usah yang dilakukan oleh gaya berat suatu benda,
merupakan negatif dari perubahan energi potensial benda.
Setiap benda yang bergerak memiliki kemampuan untuk melakukan usaha sehingga benda
itu disebut memiliki energi. misalnya, sebuah Busway mula-mula dalam keadaan diam,
kemudian bergerak dipercepat beraturan, dengan kecepatan v. Jika busway tersebut berpindah
sejauh s, maka usaha yang dilakukan busway ditentukan sebagai berikut.
W =Fs

Berdasarkan hukum Newton II ∑ F=ma dengan mengigat konsep gerak lurus berubah
beraturan v 2=2as , maka usaha yang dilakukan busway dinyatakan:
ma
W =mas− ( )2a
mv
Besar usaha tersebut,merupakan energi kinetik busway saat bergerak dengan kecepatan v.
Oleh sebab itu, energi kinetik dinyatakan Ek =W .
Jika trans jakarta mula-mula begerak dengan kecepatan awal v 0 dan kecepatan akhir v,
maka hubungan energi kinetik dengan usaha dapat dijelaskan berdasarkan rumus GLBB:
2 2
v =v 0 +2 as , maka usaha yang dilakukan busway dinyatakan :
W =Fs=mas
2 2

(
¿m
2s)
v −v 0
s
1 2 2
¿ m ( v −v 0 )
2
1 1
¿ mv 2− mv 20
2 2
Jadi hubungan antara energi kinetik dengan usaha dinyatakan sebagai berikut.
W =E K 2−E K 1 (10.13)
Contoh soal 6
Sebuah balok es bermassa 10 kg meluncur diatas permukaan lantai dengan kecepatan awal 3 m/s.
balok tersebut berhenti setelah menempuh jarak 9 meter. Tentukan besar gaya penghambat yang
bekerja pada balok es!
Diketahui : m = 10 kg, v1 = 3 m/s, v2 = 0 m/s, s = 9 meter
Ditanya : F
Jawab :
W =∆ Ek
1
F . s= m ( v 22 −v 21 )
2
1
F( 9)= (10) ( 02−3 2)
2
F=−5 J
Jadi, besar gaya penghambat yang bekerja pada balok adalah 5 N.

10.4. Hukum Kekekalan Energi Mekanik Dan Penerapannya


Energi mekanik didefinisikan sebagai jumlah antara energi potensial dengan energi kinetik.
Secara matematis, energi mekanik dinyatakan sebagai berikut.

E M =E P + E K (10.14)

Keterangan:
E M = energi mekanik (J)
Sebuah gaya dikatakan konservatif jika usaha yang dilakukan oleh gaya tersebut pada
suatu benda tidak bergantung pada lintasan yang melalui benda, tetapi hanya bergantung pada
posisi awal dan posisi akhir benda. Gaya-gaya seperti gaya gravitasi dan gaya pegas tergolong
sebagai gaya konservatif. Pada gaya-gaya konservatif, energi
mekanik kekal.
Hukum kekekalan energi mekanik berbunyi :”jika hanya gaya-
gaya konservatif yang berkerja, maka energi mekanik total suatu
sistem pada posisi di mana pun selalu tetap (kekal)”. Energi
mekanik bersifat kekal maka energi mekanik dititik A sama dengan
energi mekanik di titik B, dirumuskan dengan persamaan berikut.
E MA=E MB
E P+ EK =E PA + E KB
1 1
mgh A + mv2A =mgh B + mv 2B (10.15)
2 2

Dalam kehidupan sehari-hari, terdapat beberapa penerapan hukum kekekalan energi


mekanik misalnya pada buah yang jatuh dari pohonnya terjadi konversi energi dari bentuk energi
potensial menjadi energi kinetik. Saat buah jatuh, energi potensial ( E P ) makin berkurang
sedangkan energi kinetik ( E K ) makin bertambah, tetapi energi mekanik ( E M =E P + E K )
adalah konstan di posisi mana saja (gaya hambatan udara diabaikan). Contoh lainnya yaitu pada
saat melempar bola keatas atau pada olahraga lompat galah.

Contoh soal 7
Sebuah batu dengan massa 3 kg dilemparkan vertikal ke atas
dari permukaan tanah (titik A), dengan kecepatan 10 m/s. jika
percepatan gravitasi 10 m/s2, berapakah besarnya energi kinetik
saat ketinggian batu mencapai 2 meter (titik B)?
Diketahui : m = 3 kg , v0 = 10 m/s , g = 10 m/s2 , h = 2 meter
Ditanya : EKB
Jawab :
E PA+ EKA =E PB + E K B
0+ E KA =E PB + E KB
1
(
E KB=m v 2A −g hB
2 )
[1
E KB=(3) ( ×10 2)−(10 ×2)
2 ]
¿ 90 J
Jadi, energi kinetik batu pada ketinggian 2 meter adalah 90 J.

BAB 11 GETARAN HARMONIK

Pendahuluan
Bermain ayunan selalu dapat menimbulkan keceriaan tersendiri. Hanya sekali dorongan, stelah
dilepas akan berayun berulang kali. Dengan jalan menghentak pun kita dapat menambah
kecepatan ayunan. Apa rahsianya ? untuk dapat memahaminya mari kita bahas dalam materi bab
ini!

11.1. Karakteristik Getaran Harmonik


Gerak bolak-balik yang melalui lintasan sama secara periodik seperti pada jam bandul,
disebut getaran harmonik. Selain jam bandul, masih banyak alat yang melakukan getaran
harmonik, misalnya pegas pada shockbreaker, dawai dan gitar dan sebagainya.
Berikut dijelaskan besaran-besaran dalam getaran harmonik, misalnya amplitudo, periode,
frekuensi.

1. Amplitudo
Amplitudo (A) didefinisikan sebagai jarak terjauh simpanhgan dari
titik setimbang. Pada sistem pegas amplitudo merupakan jarak terjauh yang
mencapai pegas dari titik setimbang. Ketika pegas ditarik dengan gaya F
sejauh x = A, maka amplitudonya sebasar A.
2. Periode dan Frekuensi
Sama seperti gerak melingkar, pada getaran harmonik juga terdapat
besaran periode dan frekuensi. Periode adalah waktu yang diperlukan untuk
melakukan satu getaran harmonik. Frekuensi adalah jumlah getaran
harmonik yang terjadi dalam satuan waktu.
a. Periode sistem pegas dapat dinyatakan sebagai berikut.
T =2 π
√ m
k
(11.1)

b. Frekuensi pada sistem pegas dinyatakan:


f=

1 k
2π m
(11.2)

c. Periode untuk sudut terkecil pada ayunan bandul dinyatakan sebagai berikut.
T =2 π
√ 1
g
(11.3)

d. Frekuensi pada ayunan bandul dapat dinyatakan sebagai berikut.


f=
1 g
2π 1√ (11.4)
Contoh soal 1
Sebuah balok bermassa 0,2 kg digantungkan pada pegas. Jika periode getaran pegas 0,7 detik
dan massa balok dijadikan tiga kali massa semula, tentukan periode getaran pegas sekarang!
Diketahui : m1 = 0,2 kg , T1 = 0,7 detik , m2 = 0,6 kg
Ditanya : T2
Jawab :

T1
T2
=


m1
k



m2
k


T 2 =T 1
m2
m1
=( 0,7 )
√0,6
0,2
=1,212detik

Jadi, periode setelah massa dijadikan tiga kali semula, sebesar 1,212 detik.
11.2. Persamaan Getaran Harmonik
Persamaan pada geteran harmonik meliputi persamaan simpangan, kecepatan, dan
percepatan.
Simpangan adalah sudut antara dua hal yang masuk dan keluar. Telah disebutkan pada uraian di
depan,bahwa amplitudo merupakan simpangan pada getaran harmonis dapat dinyatakan sebagai
berikut.
y= A sin
(11.5)

Persamaan simpangan tersebut juga dapat dinyatakan:


y= A sin t
2 πt
y= A sin (11.6)
T

Jika mula-mula partikel berada pada posisi sudut θ0 , maka persamaan simpaangan
getaran harmonis dinyatakan sebagai berikut.
2 πt
(
y= A sin
T )
+θ0 (11.7)
Contoh soal 2
Sebuah titik menempuh getaran harmonis sederhana dengan amplitudo A dan periode T.
tentukan waktu yang diperlukan titik agar simpangannya sama dengan setengah dari
amplitudonya!
Diketahui : y = 0,5 A
Ditanya : t
Jawab :
y= A sin θ
1
A= A sin θ
2
1
sin θ=
2
π
θ=
6
Jika dianggap sudut awal θ0=θ , maka :
θ=ωt
π 2 πt
=
6 T
1
t= T
12
Jadi, waktu yang diperlukan titik agar simpangannya sama dengan setengah dari amplitudonya
1
adalah T .
12
Kecepatan pada getaran harmonik, merupakan turunan pertama dari simpangannya
terhadap waktu. Secara matematis dinyatakan sebagai berikut.
v =ω A cos ( ωt +θ 0 )
(11.8)

Percepatan pada getaran harmonis merupakan turunan pertama dari kecepatanya dan
turunan kedua dari simpangannya. Secara matematis dinyatakan sebagai berikut.
a=−ω2 A sin ( ωt+ θ0 ) (11.9)

2 πt
Besaran +θ0 ini dinamakan sudut fase ( θ ) .
T
Contoh soal 3
Sebuah benda bermassa 3 kg bergertar harmonik, sesuai persamaan simpangan y = 0,5 sin 300t,
dengan y dalam meter dan t dalam detik. Tentukan :
a). frekuensi
b). amplitudo
π
d). kecepatannya saat t=
3
Diketahui : m = 3 kg , y = 0,5 sin 300t , t = π/3
Ditanya : f , A , dan v
Jawab :
a). frekuensi
y=0,5 sin 300 t
150
ω=2 πf →300=2 πf → f = Hz
π
b). amplitudo
A = 0,5 meter
c). kecepatan saat t = π/3
dy d
v = = ( 0,5 sin 300 t )=150 cos 300 t
dt d
saat t = π/3, maka :
π
( )
v =150 cos 300t=150 cos 300 × =150 m/detik
3
11.3. Energi Pada Getaran Harmonik Sederhana
Energi kinetik yaitu energi yang dimiliki benda atau sistem karena keadaannya yang
bergerak. Pada getaran harmonik, energi kinetik dinyatakan sebagai berikut.
2 2 2
Ek =m A cos ωt (11.10)

Apabila getaran harmonik terjadi pada pegas maka k =m2 sehingga energi kinetiknya
dapat dinyatakan sebagai berikut.
1
Ek = k A 2 cos 2 ωt (11.11)
2

Energi potensial pegas diperlukan untuk menekan atau meregangkan pegas atau
1 2
disimpangkan sejauh y. Energi potensial pegas dirumuskan E P= k y . Simpangan yang
2
dimiliki oleh getaran harmonik adalah y = A sin t, maka energi potensial pada getaran harmonik
dinyatakan sebagai berikut.
1
E p= k A 2 sin 2 ωt (11.12)
2

Energi mekanik pada getaran harmonik secara matematis dirumuskan dengan.


Em =Ek + E p
(11.13a)

1 2 2 1 2 2
Em = k A cos ωt+ k A sin ωt (11.13b)
2 2

Karena cos 2 ωt +sin2 ωt=1, maka energi mekanik dapat dinyatakan sebagai berikut.
1
Em = k A 2 (11.14)
2

Contoh soal 4
Sebuah benda yang bermassa 1 kg bergetar harmonik dengan amplitudo 4 m dan frekuensi 5 Hz.
Hitunglah energi potensial pada saat simpangannya 2 m!
Diketahui : m = 1 kg , A = 4 m , f = 5 Hz , y = 2 m
Ditanya : Ep
Jawab :
1
E P= k x 2 , dimana k =m ω2
2
1 2 2
E P= m ω x
2
1
E P= ( 1 ) ( 2 π ×5 )2 ( 2 )2=200 π 2 J
2
Jadi, besarnya energi potensial pada saat simpanganya 2 m adalah 200 π 2 J

Anda mungkin juga menyukai