PEMBELAJARAN FISIKA”
OLEH :
ARSEL BUNGKURAN
17 505 044
JURUSAN FISIKA
2019
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan
rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah Seminar
Pendidikan Fisika ini yang berjudul Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning
(CTL) Berbasis Lesson Study Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Fisika.
Saya menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan
terimah kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam
pembuatan makalah ini.
Saya menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisanya. Namun demikian, saya telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai
dengan baik oleh karenanya, saya dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat berguna bagi pembaca.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
ii
ABSTRAK
Penyebab rendahnya keingin siswa dalam mempelajari di Fisika di tingkat Sekolah
menengah karena siswa-siswa beranggapan Fisika adalah mata pelajaran yang sulit sehingga
bagi mereka mata pelajaran ini tidak menarik dan tidak terkait dengan aplikasi dunia nyata.
Faktor-faktor inilah yang memiliki dampak terhadap kegiatan belajar siswa untuk pencapaian
mereka dalam Fisika dan kualitas belajar siswa dalam Fisika. Salah satu solusi untuk mengatasi
masalah ini adalah dengan menerapakan Contextual Teaching and Learning (CTL)-Lesson
Study-Based Approach. Penelitia ini bertujuan menguraikan pendekatan berbasis pembelajaran
CTL-Lesson untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam Fisika dan prestasi siswa dalam
Fisika, baik siswa yang memiliki tingkat kecedrasan rendah, sedang ataupu tinggi. Jenis
penelitian ini merupakan gabungan antara kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini berlangsung di
sekolah tingkat menengah pertama negeri di Padang pada semester pertama tahun akademik
2009/2010. Sampel untuk penelitian ini adalah siswa kelas VII-4 di SMPN 17 Padang, siswa
kelas VII-5 di SMPN 7 Padang dan siswa kelas VII-B di SMPN 8 Padang. Data dikumpulkan
melalui observasi, wawancara, kuesioner dan rekaman video oleh beberapa pengamat selama
proses pembelajaran berlangsung serta melalui ujian yang diberikan kepada siswa. Data
dianalisis menggunakan deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil analisis data menunjukan
bahwa penerapan pendekatan berbasis pembelajaran CTL-Lesson dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa dalam Fisika dan prestasi siswa terhadap Fisika untuk kasus sekolah dengan siswa
yang memiliki tingkat kecerdasan rendah dan sedang. Sementara di sekolah dimana tingkat
kecerdasan siswa tinggi, peningkatannya hanya terjadi pada prestasi siswa dalam Fisika. Dapat
disimpulkan bahwa pendekatan berbasis pembelajaran CTL-Lesson mampu meningkatkan
aktivitas belajar siswa dalam Fisika dan prestasi siswa dalam Fisika. Oleh karena itu, pendekatan
berbasis pembelajaran CTL-Lasson dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dalam mata
pelajaran fisika.
iii
BAB I PENDAHULUAN
1
Setelah dilakukan wawancara, selanjutnya diamati kondisi awal untuk beberapa SMPN kota
Padang. Dari kondisi awal yang diamati dapat diuraikan sebagai berikut: (1) Aktivitas belajar
Fisika siswa pada pembelajaran umumnya tidak siap sama sekali, buku sumber umumnya tidak
punya atau tidak dibawah, tidak ada perhatian terhadap apa-apa yang diumumkan oleh gurunya.
Juga eksplorasi materi pembelajaran oleh siswa tidak ada sama sekali, kondisi ini ditandai dalam
menerapkan konsep-konsep Fisika sebagian besar siswa tidak ada yang betul. Siswa tampak
bosan selama proses pembelajaran, tampak tidak tertarik, tidak senang dan tidak termotivasi
untuk belajar. (2) Hasil belajar Fisika sisiwa pada umumnya berada dibawah KKM mata
pelajaran Fisika
Sehingga dari hasil wawancara dan pengamatan yang dilakukan pada beberapa SMPN di
kota Padang terdapat beberapa permasalahan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, perlu
dilakukan inovasi dalam pembelajaran. Salah satu kegiatan yang diusulkan oleh Dorektorat
Jendral Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) adalah kegiatan
Lesson Study. Lesson Study dipilih karena beberapa alas an seperti : mengurangi keterasingan
guru (dari komunitasnya) khususnya dalam pembelajaran, meningkatkan akuntabilitias kinerja
guru, membantu guru untuk mengobservasi dan mengkritisi pembelajarannya, memperdalam
pemahaman guru tentang materi pembelajaran dan cakupan serta urutan materi dalam kurikulum,
membantu guru mengfokuskan bantuannya pada seluruh aktivitas belajar siswa, memciptakan
terjadinya pengetahuan tentang pemahaman berfikir dan belajar siswa , serta meningkatkan
kolaborasi sesama guru.
2
BAB 2 PEMBAHASAN
3
Dari kutipan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Lesson Study merupakan suatu
kegiatan dimana para guru berkolaborasi untuk merencanakan pembelajaran jangka panjang
mereka untuk siswa, serta merealisasikan rencana tersebut dalam kehidupan nyata (Real), dan
secara berkolaborasi mengamati, mendiskusikan, dan memperbaiki pembelajaran. Lesson study
adalah sebuah proses yang komplek, secara kolaborasi merencanakan pembelajaran, dengan
penuh kehati-hatian mengumpulkan data dari hasil pembelajaran dan mendiskusikannya.
Kegiatan lesson study, dimana para guru berkolaborasi dalam merencanakan dan merealisasi
pembelajaran serta melakukan riset pembelajaran, maka kegiatan ini memberi manfaat. Berikut
manfaat yang bisa kita dapat dari kegiatan Lesson Study, Pertama, lesson study merupakan suatu
cara efektif yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Kedua, lesson study yang
didesain dengan baik diharapkan akan menghasilkan guru yang professional dan inovatif. Hasil
kegiatan Lesson Study selain dapat meningkatkan profesionalisme dosen dan guru Fisika juga
dapat dipergunakan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hasil dan proses pembelajaran
Fisika. .
Tahapan-tahapan Lesson-study menurut pedoman pelaksanaan MGMP berpola Lesson
Study (Dirjen PMPTK : 2008) menyatakan bahwa ada tiga tahapan utama dari lesson study
yakni: (1) Tahap perencanaan (planning): yang bertujuan untuk merancang pembelajaran yang
dapat membelajarkan siswa, bagaimana supaya siswa berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran. (2) Tahap implementasi (implementing/do): yang bertujuan untuk menerapkan
rancangan pembelajaran yang telah dirumuskan dalam perencanaan. Dalam perencanaan telah
disepakati siapa guru yang akan mengimplementasikan pembelajaran dan sekolah yang akan
menjadi tuan rumah. Langkah ini bertujuan untuk mengujicoba efektivitas model pembelajaran
yang telah dirancang. (3) Tahap refleksi (reflecting/see): pada tahap ini pihak-pihak yang
berkolaborasi ditambah pengamat lainnya duduk bersama untuk melakukan diskusi mengenai
apa-apa yang baru saja mereka tangkap dan amati dari implementasi lesson plan yang telah
dilakukan. Selanjutnya memberi saran-saran untuk perbaikan pembelajaran berikutnya. Ada juga
tahapan-tahapan pelaksanaan Lesson Study menurut Slamet Mulyana (2007),yaitu Lesson Study
meliputi tiga bagian kegiatan, yaitu perencanaan (plan), implementasi (do) dan refleksi (see).
Tahap perencanaan Lesson Study dimulai dari identifikasi masalah pembelajaran yang meliputi
materi ajar, teaching materials (hands on), strategi pembelajaran, dan siapa yang akan berperan
menjadi guru model. Pada tahapan implementasi , terdapat dua kegiatan utama yaitu: (1)
kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh salah seorang guru model untuk
mempraktikkan RPP yang telah disusun bersama, dan (2) kegiatan pengamatan atau observasi
yang dilakukan oleh anggota atau komunitas Lesson Study yang lainnya. Tahap refleksi dalam
bentuk diskusi oleh seluruh peserta lesson study diharapkan dapat memberi masukan yang
produktif bagi observer maupun guru model, dan dapat bermanfaat bagi perencanaan
pembelajaran berikutnya.
Jadi dapat disimpulkan tahapan-tahapan pelaksanaan Lesson Study sebagai berikut :
1. Tahap perencanaan (Planning)
2. Tahap implementasi (Implementing/do)
4
3. Tahap refleksi (reflecting/see)
5
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
2. Lesson Study merupakan suatu kegiatan dimana para guru berkolaborasi untuk merencanakan
pembelajaran jangka panjang mereka untuk siswa, serta merealisasikan rencana tersebut
dalam kehidupan nyata (Real), dan secara berkolaborasi mengamati, mendiskusikan, dan
memperbaiki pembelajaran.
3. Garis besar langkah-langkah penerapannya adalah sebagai berikut (1) Merumuskan
langkahlangkah pendekatan CTL sesuai dengan masalah yang akan dibahas, (2) Merancang
pendekatan CTL, (3) Merancang kegiatan Lesson Study,(4) Menerapkan pendekatan CTL
dalam tahapan-tahapan Lesson Study yaitu planning, implementasi/do dan refleksi/see, (5)
Evaluasi terhadap pelaksanaan dalam kelas.
4. Hasil kegiatan Lesson Study selain dapat meningkatkan profesionalisme dosen dan guru
Fisika juga dapat dipergunakan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hasil dan proses
pembelajaran Fisika. .
3.2 Saran
Masih banya keterbatasan yang dalam penulisan oleh penulis. Kiranya para pembaca bisa
memberikan masukan dan saran pagi penulis demi perbaikan makalah ini.
REFERENSI
Hobri. (2018). High-order thinking skill in contextual teaching and learning of mathematics
based on lesson study for learning community . International Journal of Engineering &
Technology .
6
Ni Made Sari Suniati, W. S. (2013). PENGARUH IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN
KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF TEHADAP
PENURUNAN MISKONSEPSI (Studi Kuasi Eksperimen dalam Pembelajaran Cahaya
dan Alat Optik di SMP Negeri 2 Amlapura). e-Journal Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha.