Anda di halaman 1dari 10

PEMILIHAN LOKASI PELABUHAN PERIKANAN DI

MOROTAI MENGGUNAKAN ANALISIS MULTI KRITERIA


(AMK)
Suranto
Staf Seksi Uji Fisik Balai Pengkajian Dinamika Pantai (BPDP)
Email :hsuranto@yahoo.com

ABSTRAK

Untuk analisis penentuan lokasi dalam studi kelayakan ada


beberapa metode yang dapat digunakan seperti analisis keputusan
berjenjang ( analytical hierarchy process = AHP). AHP yang
dikembangkan oleh Thomas L. Saaty diaplikasikan pertama kali pada
musim semi tahun 1970. Selain itu juga ada metode Analisis Multi
Kriteria (AMK)
Analisis Multi Kriteria adalah metode yang dikembangkan dan
digunakan dalam masalah pengambilan keputusan dan dimaksudkan
untuk bisa mengakomodasi aspek-aspek di luar kriteria ekonomi dan
finansial serta juga bisa mengikut sertakan berbagai pihak yang terkait
dengan suatu kegiatan secara komprehensif dan scientific (kuantitatif
maupun kualitatif).
Secara garis besar analisis Multi Kriteria (AMK) terdiri dari
kegiatan-kegiatan berikut :
Penentuan kriteria pemilihan, Pemilihan Kinerja Tiap Kriteria,
Pembobotan Kriteria, Pembobotan sub kriteria, Nilai Scoring dan
penentuan Hasil Analisa Multi Kriteria
Dalam Studi kelayakan pelabuhan perikanan di Morotai , mempunyai
subjek yang terbatas yaitu di wilayah pantai Morotai Utara, yang
meliputi wilayah pantai desa Kenari , Desa Bere-Bere dan desa Gorua.
Desa tersebut terletak di teluk Bere-Bere dan teluk Gorua kecamatan
Morotai Utara.
Pemilihan lokasi pelabuhan perikanan di Kecamatan Morotai Utara
Kabupaten Pulau Morotai didasarkan pada empat kriteria dasar, yaitu
(1) Tata ruang dan pengembangan ekonomi wilayah;
(2) Sistem transportasi;
(3) Fisik dan teknis; dan
(4) Lingkungan, sosial dan budaya
Keywords : Analisis Multi Kriteria, Studi Kelayakan, Pelabuhan perikanan Morotai,

PENDAHULUAN dari berbagai pihak yang berperan


dalam kegiatan pelabuhan perikanan
Penentuan rencana lokasi
yang bersangkutan. Semuanya harus
pelabuhan perikanan di Morotai yang
dinilai secara obyektif, proporsional,
sebaiknya dikembangkan tentunya
dan berkeadilan, agar kesinambungan
harus mampu mengakomodasi
proyek dapat berjalan dengan baik.
berbagai faktor dan elemen yang
dinilai mampu menggambarkan Untuk analisis penentuan lokasi
kebutuhan proyek, kondisi dan daya ada beberapa metode yang dapat
dukung setempat, serta kepentingan digunakan seperti analisis keputusan
1
berjenjang ( analytical hierarchy Penilaian kinerja tiap kriteria
process = AHP). AHP yang adalah menentukan kinerja yang
dikembangkan oleh Thomas L. Saaty diharapkan dari tiap kriteria
diaplikasikan pertama kali pada musim berdasarkan data yang ada. Untuk
semi tahun 1970. Selain itu juga ada penilaian kriteria dilakukan dengan
metode Analisis Multi Kriteria (AMK) kuantitatif tidak langsung melalui
yang merupakan prosedur dalam perbandingan pasangan atau pairwise
melakukan perangkingan (prioritisasi) comparison berdasarkan input dari
dengan mengkombinasikan berbagai stakeholders. Input tersebut berupa
kepentingan secara bersama-sama jawaban terhadap serangkaian
diantaranya kepentingan ekonomi, pertanyaan yang dalam bentuk umum
sosial, lingkungan dan pertimbangan dapat diekspresikan sebagai berikut :
lainnya. Dalam makalah ini untuk ”Seberapa penting kriteria A relative
menentukan pemilihan lokasi terhadap kriteria B”, kondisi ini
pelabuhan Morotai digunakan metode menyatakan adanya perbandingan
AMK. berpasangan (pairwise comparison).
Dalam hal ini penilaian dapat
dilakukan dengan memberikan suatu
ANALISIS MULTI KRITERIA (AMK) skala penilaian yang menunjukkan
Analisis Multi Kriteria adalah seberapa besar tingkat kepentingan
metode yang dikembangkan dan antara dua kriteria.
digunakan dalam masalah
pengambilan keputusan dan
Pembobotan Kriteria
dimaksudkan untuk bisa
Pembobotan kriteria dilakukan
mengakomodasi aspek-aspek di luar
atas persepsi responden wakil
kriteria ekonomi dan finansial serta
stakeholders yang diwawancarai.
juga bisa mengikut sertakan berbagai
Adapun proses pembobotan untuk
pihak yang terkait dengan suatu
mendapatkan bobot kepentingan
kegiatan secara komprehensif dan
setiap kriteria secara umum sebagai
scientific (kuantitatif maupun kualitatif).
berikut :
Secara garis besar analisis Multi • Membuat matriks perbandingan
Kriteria (AMK) terdiri dari kegiatan- berpasangan (pairwise comparison
kegiatan berikut : matrix) untuk setiap responden
- Penentuan kriteria pemilihan, untuk mendapatkan bobot kriteria
- Pemilihan Kinerja Tiap Kriteria dari setiap responden.
- Pembobotan Kriteria • Membuat rata-rata bobot untuk
- Pembobotan sub kriteria setiap kelompok stakeholders, yang
- Nilai Scoring meliputi kelompok: regulator dan
- Hasil Analisa Multi Kriteria operator.
• Membuat rata-rata bobot untuk
Penentuan Kriteria Pemilihan seluruh stakeholders dari hasil rata-
rata setiap kelompok yang dibuat
Untuk menentukan alternatif pada butir (2).
pengembangan pelabuhan perikanan
ini, diperlukan adanya kriteria-kriteria 1. Membuat Matriks Perbandingan
yang dapat mengevaluasi kinerja
usulan tersebut. Kriteria-kriteria
tersebut telah disesuaikan dengan
kondisi wilayah Morotai dan diuraikan
lagi menjadi sub-kriteria.

Penilaian Kinerja Tiap Kriteria


2
Perhitungan matriks Untuk sub kriteria terbaik adalah angka
perbandingan berpasangan (pairwise tertinggi
comparison matrix) dilakukan dengan
menggunakan program ”Expert
Choice”, dimana input data
berdasarkan responden wakil
stakeholders dengan cara memberikan
penilaian antar kriteria.

2. Pembobotan Setiap Kriteria


Langkah terakhir dari Dalam menentukan nilai kuantitatif,
pembobotan kriteria adalah melakukan kriteria penilaian dibreakdown lagi
pembobotan untuk seluruh kriteria, menjadi satu atau beberapa sub-
sehingga akan terlihat bobot untuk kriteria. Hal ini untuk mendapatkan
setiap kriteria. tingkat analisis yang lebih detail,
sehingga lebih mudah untuk dipahami.

Nilai Scoring
Pembobotan Sub Kriteria
Hasil pembobotan subkriteria
Setelah dilakukan pembobotan
seperti yang telah diuraikan, maka
kriteria maka proses selanjutnya
selanjutnya dibuat resume nilai
adalah sebagai berikut:
kuantitatif dari masing-masing
1. Menentukan nilai kuantitatif ataupun
subkriteria. Skor berbagai kriteria yang
kualitatif dari setiap alternatif untuk
sudah dihitung tersebut selanjutnya
setiap subkriteria yang digunakan.
dikalikan dengan nilai bobot perkriteria
2. Melakukan proses skoring (scoring)
dan dijumlahkan untuk semua kriteria.
dari masing-masing subkriteria
Kriteria yang memiliki sub criteria lebih
alternatif, sesuai skala penilaian
dari satu nilainya di rata-ratakan
yang digunakan.
terlebih dahulu. Selanjutnya kriteria
3. Selanjutnya membentuk matriks
dengan jumlah skor tertinggi
kinerja (performance matrix) dari
direkomendasikan sebagai alternatif
setiap alternative untuk menentukan
untuk dikembangkan.
alternatif terbaik dan urutan
selanjutnya. Untuk sub kriteria yang
terukur secara kuantitatif, proses Hasil Analisis Multi Kriteria
skoring dilakukan dengan metoda Dari hasil analisis multi kriteria
proporsional sebagai perbandingan ini, maka perolehan skor tertinggi
langsung dari nilai subkriteria yang merupakan alternative yang terpilih
ditampilkan oleh setiap usulan. dalam program pengembangan
Adapun proses skoring untuk pelabuhan perikanan..
variabel kriteria yang terukur secara
kuantitatif dilakukan sebagai
berikut : KONDISI LOKASI KAJIAN
Dalam Studi kelayakan
a. Usulan dengan angka variabel pelabuhan perikanan di Morotai ,
yang terbaik dari suatu kriteria mempunyai subjek yang terbatas yaitu
diberi skor maksimum, yakni 10. di wilayah pantai Morotai Utara, yang
meliputi wilayah pantai desa Kenari ,
b. Skor untuk alternatif lain (yang Desa Bere-Bere dan desa Gorua.
lebih rendah) dihitung sebagai Desa tersebut terletak di teluk Bere-
proporsi terhadap variabel pada Bere dan Teluk Gorua kecamatan
alternatif dengan variabel terbaik Morotai Utara. Pemilihan alternatif
menggunakan formulasi berikut :
3
lokasi pelabuhan perikanan Gambar 1. Lokasi Alternatif Pelabuhan
didasarkan kepada kelayakan lokasi Perikanan Morotai
Di Teluk Bere –Bere, terdapat
dermaga milik Dinas perhubungan
Provinsi Maluku Utara yang terbuat Lokasi Pelabuhan Alternatif 1 di
dari kontruksi beton dan dermaga Kampung Kenari
rakyat yang terbuat dari kontruksi Kampung Kenari terletak di
kayu. Kedua dermaga tersebut sebelah selatan kampung Bere-Bere.
digunakan untuk tambat kapal dan Tempat ini dipilih sebagai salah satu
merupakan dermaga umum. Fasilitas altenatif untuk pelabuhan perikanan
yang ada hanya dermaga dan kantor sebagai alternatif 1. Lokasi ini terletak
pelabuhan untuk pelabuhan beton. di sebelah selatan dermaga beton dan
Lokasi yang diusulkan untuk alternatif merupakan lokasi bekas dermaga
pengembangan pelabuhan perikanan logpond. Disekitar lokasi tersebut
Morotai antara lain lokasi di desa terdapat kuburan dan pasar rakyat.
Kenari, Desa Bere-Bere dan Desa Dari sisi lokasi darat lokasi tersebut
Gorua. Ke tiga lokasi tersebut akan di cukup datar, tidak banyak penduduk
analisa berdasarkan kriteria penilaian. dan tanah sebagian milik pemerintah
Kondisi lokasi pantai Bere-Bere kecamatan. Foto lokasi alternatif 1
merupakan daerah pemukiman yang seperti pada gambar 2.
cukup padat, dan berdasarkan
pengamatan di lapangan,
kemungkinan pengembangan lokasi
pelabuhan perikanan Morotai, terpilih
tiga lokasi alternatif strategis yang
akan dibangun pelabuhan perikanan,
seperti pada gambar .1 dan lokasinya
yaitu :
1. Alternatif 1 terletak di kampung
Kenari
2. Alternatif 2 terletak di lahan
kosong utara kampung Bere-Bere
3. Alternatif 3 terletak di kampung Gambar 2. Lokasi Pantai Kenari
Gorua
Peta : 1
459000 mT 462000 465000 468000 mT

Lokasi Pelabuhan Alternatif 2 Lahan


DIREKTORAT TATA RUANG LAUT, PESISIR
Ake Gorua DAN PULAU-PULAU KECIL
DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR
DAN PULAU-PULAU KECIL

Kosong Utara Kampung Bere-Bere


KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
275.00

Jl. Medan Merdeka Timur, Gd. Mina Bahari III, Lt.9, No.16, Jakarta Pusat

# 37.50

Terumbu Karang PETA ARAHAN ZONASI RINCI


Fisheries Technopark Industries
#
150 .00

Lahan kosong di utara kampung


#
25.00
1 : 30.000
#
87.50

Desa Bere-bere
270000 mU
270000 mU

P
&
P
&
P
&

Bere-Bere, merupakan lahan milik


Proyeksi : .............................. Universal Transverse Mercator
#
37.50 Dermaga Gorua Sistem Grid : .............................. Grid Geografi (UTM)
x
| Datum
Zone UTM
: .............................. WGS 1984
: .............................. 52 North

Alterna
Satuan Tinggi : .............................. Meter
375.00

Selang Jarak : .............................. 20000 meter

P
&

perorangan. Lahan tersebut


Peta ini dite rbitkan oleh Direktorat Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
Kementerian Kelautan dan Perikanan,
B
$ Dalam rangka Proyek Bantuan Teknis Penyusunan Rencana Zonasi Kabupaten Pulau Morotai , Tahun Anggaran 2010

tif 3
Gorua
'Q
# 75.00 KETER ANG AN :
25.00

merupakan lahan di pinggir pantai


#

BATAS ADMINISTRASI JARINGAN JALAN TITIK/LOKASI

Batas Kecamatan Jaringan Jalan Kolektor |x Dermaga Laut


"� Gereja
Batas Desa Jaringan Jalan Lain
P Jembatan Jalan Lokal
&
KECAMATAN MOROTAI UTARA C Kantor Camat
%

yang ditumbuhi mangrove dan semak


Batas 4 mil Laut JARINGAN JALAN
#
75.00 'Q Mesjid
Terumbu Karang TUBUH PERAIRAN
Garis Kontur $
B Pendidikan Dasar
"� Pendidikan Menengah Pertama
P
& b
a. Sungai Utama
ARAHAN ZONASI RINCI
"� Pendidikan Menengah Umum
# 150.00 Kawasan Konservasi/Lindung "8 PusKesMas
#
50.00 a b. Anak Sungai

seperti terlihat dalam gambar 3. Di


267000
267000

175.00 Zona Sempadan Pantai (40.675 ha)


KEDALAMAN LAUT (m)
25.0 0 #
Laut Garis Pantai Zona Terumbu Karang (200 ha)
25.00 0 - 20
#
75.00 KKP3K (201.727 ha)
20 - 200
LANDUSE EKSISTING

lahan tersebut terdapat kuburan kecil


Zona Buffer Zone (181.857 ha)
200 - 500
Air Rawa Zona Ruang Hijau (85 ha)

Desa Sakita
Ake Bere-Bere
125.0 0
# 37.50 Terumbu Karang Hutan Rimba
Kawasan Pemanfaatan Umum
500 - 1000

# Pasir / Buk it Pasir Darat


#
200 .00 Zona Perikanan Budidaya (365.510 ha)

yang merupakan kuburan desa Bere-


Pasir / Buk it Pasir Laut
Zona In dustri Pengolahan Perikanan (313 ha)
Perkebunan / Kebun
200.00

Zona Pergudangan (67.478 ha)


Permukiman

Alterna
Zona Permukiman, Perdagangan dan Jasa (591 ha)
#
Semak Belukar
25.00 Zona Pelabuhan Laut (14.673 ha)

Bere. Lahan tersebut cukup datar


Tanah Kosong / Gundul
Zona Pelabuhan Perikanan (29.582 ha)
Tegalan / Ladang

Kawasan Alur

tif 2
��
� �
�� ���
��������
�� �
�� Zona Alur Kapal
264000 mU
264000 mU

25.00

dengan luas yang cukup yaitu sekitar


#
#
150.0 0
Samudera Pasifik
#
37.50
"�
a. Kabupaten Pulau Morotai
"B
�$ b. Kabupaten Halmahera Barat
c. Kabupaten Halmahera Utara
"825.00
#

25 Ha.
d. Kabupaten Halmahera Timur
Bere-Bere e. Kota Ternate
P
& CB
%$ f. Kota Tidore
Ake Moki g. Kabupaten Halmahera Tengah
h. Kabupaten Halmahera Selatan
'Q Perikanan Budidaya i. Kepulauan Sula

Kenari
P
& �������
���
��
��
��
��
��
��
��
��
���
��
��
��
��

Daftar Istilah dalam peta :
������ Tg : .............................. Tanjung

Alterna
S : .............................. Sungai
25.00 Tl : .............................. Teluk
#
'
Q
50.00

P
& "�
KKP3K
Desa Tawakali
tif 1
P
&
P
& P
&
37.50 Pulau Tabailenge

Tanjung Salemadoto
459000 mT 462000 465000 468000 mT

4
Pemilihan lokasi pelabuhan
perikanan di Kecamatan Morotai Utara
Kabupaten Pulau Morotai didasarkan
pada empat kriteria dasar, yaitu
(1) Tata ruang dan pengembangan
ekonomi wilayah;
(2) Sistem transportasi;
(3) Fisik dan teknis; dan
(4) Lingkungan, sosial dan budaya.

Kriteria tentang penangkapan ikan,


dari ketiga lokasi tersebut mempunyai
daerah tangkapan yang sama
Gambar 3. Lokasi Lahan Kosong
Utara Kampung Bere-Bere Kriteria pertama adalah untuk
melihat kesesuaian antara rencana
pelabuhan perikanan dengan rencana
Lokasi Pelabuhan Alternatif 3 di umum tata ruang kabupaten. Dalam
Kampung Gorua kriteria ini dipertimbangkan pula pusat-
pusat kegiatan ekonomi yang sudah
Desa Gorua berjarak kurang ada dan yang akan didukung dan
lebih 5 Km di sebelah Utara Desa dipengarui oleh pelabuhan perikanan
Bere-Bere. Lokasi yang dijadikan nantinya. Hal ini sangat penting,
alternatif ini merupakan daerah yang mengingat pelabuhan yang
diusulkan oleh Ditjen KP3K direncanakan adalah bagian dari
Kementrian Kelautan Perikanan kegiatan ekonomi di Morotai Utara
berdasarkan studi tahun 2010, khususnya dan Kabupaten Pulau
sebagai pelabuhan perikanan dengan Morotai.
tanah yang tersedia 29,582 Ha. Di Kriteria kedua pemilihan lokasi
daerah tersebut sudah ada dermaga pelabuhan perikanan adalah
bekas logpond dan perahu penangkap pertimbangan pengembangan sisi
ikan cukup banyak darat dan sisi laut pelabuhan. Untuk
sisi darat, pertimbangan didasarkan
pada aksesbilitas pelabuhan perikanan
dengan jaringan jalan dan
kemungkinan gangguan pada jaringan
jalan dengan adanya aktivitas
pelabuhan perikanan dan industri
perikanan. Selain itu pula,
dipertimbangkan pula kemungkinan
pengembangan intermoda. Pada sisi
laut dipertimbangkan alur pelayaran
dan tumpang tindihnya dengan alur
pelayaran eksisting yang ada.
Kriteria ketiga adalah
pertimbangan lokasi pelabuhan
perikanan dari sisi teknis. Hal ini
terkait dengan rencana struktur
Gambar 4. Lokasi Pantai Gorua pelabuhan, operasional dan
perawatannya. Pertimbangan
diberikan pada aspek struktur tanah
KRITERIA PENILAIAN (geologi), topografi, kedalaman alur,
arus laut dan tingkat pengendapan
yang mungkin terjadi. Pertimbangan ini
5
sangat penting dalam perhitungan bawah
biaya konstruksi, pengembangan dan 1.6 Pengenda Kecepatan
pemeliharaannya. Kriteria ini secara pan pengendapan; asal
tidak langsung menentukan lokasi pengendapan;
mana yang layak secara teknis untuk pengaruh
dibangun pelabuhan perikanan. pengendapan sungai;
Aspek lingkungan dan dampak material endapan
sosial yang terjadi akibat (sungai dan laut)
pembangunan pelabuhan perikanan 1.7 Bentuk Bentuk garis pantai
perlu dipertimbangkan. Pertimbangan Pantai (teluk atau tanjung);
ini diberikan pada kriteria keempat kelandaian;
yang berkaitan dengan lingkungan dan II Tata 2.1 Tata Kesesuaian dengan
sosial budaya. Hampir seluruh pantai Ruang ruang rencana tata ruang;
di Bere-Bere dan Gorua merupakan dan
daerah pemukiman dan mangrove. Penge
Penentuan lokasi pelabuhan perikanan mbang
perlu mempertimbangkan masalah an
konservasi mangrove tersebut dengan Ekono
segala ekosistim yang tergantung mi
padanya. Wilaya
h
Pada Tabel 1 diberikan gambaran 2.2 Dukungan Ada tidaknya kegiatan
secara umum tentang kriteria dan sub thd ekonomi eksisting;
kriteria pemilihan lokasi sektor- rencana pertumbuhan
pelabuhan.Perikanan sektor ekonomi yang
ekonomi mendukung pelabuhan
Tabel 1. Kriteria dan Sub Kriteria perikanan
Pemilihan Lokasi Pelabuhan
2.3 Jarak dari Jarak terhadap kota
Perikanan pusat- kecamatan terdekat;
No Kriteria Sub Kriteria Uraian pusat jarak terhadap ibu kota
I Fisik 1.1 Tanah/Ge Struktur geologi; kegiatan kabupaten
dan ologi kedalaman tanah III Sistem 3.1 Kesesuaia Ketersediaan dan jarak
Teknis keras; titik sesar dan Transpo n dg jalur darat terdekat;
patahan; struktur rtasi sistem ketersediaan dan jarak
material batuan transport thd jalur pelayaran
1.2 Topograf Rupa bumi; kelandaian asi eksisting
lahan; lansekap wilayah
1.3 Kedalama Relief dasar laut; 3.2 GangguanPengaruh
n laut kedalaman minimum thd pembangunan dan
(surut), maksimum jaringan pengoperasian
(pasang) dan rata-rata; transport pelabuhan perikanan
lokasi dan tingkat asi kota thd pergerakan
pertumbuhan karang; transportasi (darat dan
kemungkinan laut) terdekat
pengembangan 3.3 Kebutuha Ketersedian jalan
1.4 Arus laut Besar dan arah arus n jalan akses; kondisi jalan
1.5 Gelomba Kekuatan gelombang; akses akses (jika ada)
ng tinggi gelombang rata- 3.4 Kemudah Kemudahan manuver
rata, maksimum; suhu an alur kapal
minimum dan pelayaran
maksimum; pola 3.5 Kemudah Lokasi terminal
gelombang; ada an antar terdekat (darat, laut,
tidaknya pusaran air; moda udara); kelayakan
ada tidaknya arus untuk intermoda
6
(lahan dan relokasi keengganan penduduk
terminal eksisting) untuk pindah (masalah
IV Lingkun 4.1 Kemudah Harga lahan; pemindahan
gan, an kemudahan penduduk),
Sosial, pembeba pembukaan lahan;
peningkatan potensi
Budaya san lahan kondisi lahan yg
tersedia, kemungkinan kriminalitas dan
pengembangan keamanan
4.2 Pencemar Terkait dengan
Dari kriteria pemilihan lokasi di atas
an udara penyebaran
dilakukan penilaian terhadap ketiga
dan suara pencemaran dan
ketersediaan bearing
alternatif lokasi yang ada dengan
alami Analisis Multi Kriteria (AMK) yaitu
dengan cara sistem skoring.
4.3 Vegetasi Vegetasi dan fauna
dan fauna eksisting; tingkat
kerusakan yang dapat
Skor : Nilai dari masing-masing
ditoleransi sub kriteria menurut
alternatif lokasinya.
4.4 Keselama Tingkat keselamatan
Pemberian skor dilakukan
tan LL lalu lintas, khususnya
thd kegiatan
dengan pemberian angka
pelabuhan eksisting dari 1 - 5, dengan ketentuan
:
terdekat
4.5 Dampak Potensi peningkatan 1: Tidak Baik
sosial/ kerawanan keamanan; 2: Kurang Baik
keresaha pengaruh pendatang 3: Cukup Baik
n dari luar 4: Baik
masyarak 5: Sangat Baik
at
4.6 Pola Kemungkinan Bobot : Nilai yang menunjukkan
hidup perubahan pola hidup; tingkat kepentingan relatif
masyarak kerentanan terhadap antara kriteria utama,
at pengaruh buruk dengan ketentuan nilai:
4.7 Pemindah Perlu tidaknya
an resettlement; jumlah, 1: Tidak Penting
pendudukjarak dan penyiapan 2: Kurang Penting
/ lahan baru 3: Cukup Penting
resettlem 4: Penting
ent
5: Sangat Penting
4.8 Pencemar Kemungkinan tingkat
an air pencemaran air Kriteria Utama yang ada
minum; air untuk merupakan kelompok besar penilaian
keperluan MCK
kriteria yang penilaiannya terdiri dari:
4.9 Ketersedi Jarak thd lokasi
 Kelompok fisik dan teknis
aan sumber air; ada
 Tata ruang dan pengembangan
sumber tidaknya jaringan
ekonomi wilayah
air eksisting yang sudah
ada, kapasitasnya dan  Sistem transportasi
potensi untuk  Lingkungan, sosial dan budaya
pengembangannya.
4.10Keamana Potensi konflik yang Bobot maksimum ditetapkan
n dan terjadi akibat
dengan nilai 10 dan bobot minimum
adalah 0. Jadi, seandainya terdapat
potensi peningkatan
suatu lokasi yang secara kriteria
konflik pendatang dari luar, sempurna untuk dijadikan pelabuhan
7
perikanan maka akan mendapatkan Kriteria utama
nilai tertinggi yaitu 10, dan berlaku sesuai kondisi
3 7.47 7.35 6.72
sebaliknya. lapangan, Bobot
Dari analisis dengan AMK yang dimaksimumkan
ada, dilakukan beberapa simulasi Kriteria utama
untuk menguji apakah lokasi yang dimaksimumkan,
4 7.22 7.13 6.49
terpilih benar-benar merupakan lokasi Bobot
terbaik yang ada dipandang dari dimaksimumkan
seluruh kriteria.
Dari AMK yang ada terdapat 4
simulasi kriteria, yaitu penilaian
terhadap: PENUTUP
1. Kriteria utama sesuai kondisi
lapangan, Bobot disesuaikan Kesimpulan
kondisi lapangan. 1. Metode AMK cukup bagus
2. Kriteria utama dimaksimumkan, digunakan untuk pemilihan dari
Bobot disesuaikan kondisi berbagai alternatif pilihan seperti
lapangan. pemilihan lokasi pelabuhan
3. Kriteria utama sesuai kondisi 2. Dalam Metode AMK semua
lapangan, Bobot dimaksimumkan. komponen dilakukan
4. Kriteria utama dimaksimumkan, pembobotan, kemudian dari
Bobot dimaksimumkan. masing-masing komponen
tersebut pembobotan
Pada Tabel.2 sampai Tabel 5 di dijumlahkan
lampiran ini diberikan hasil penilaian 3. Nilai bobot yang tertinggi
dengan Analisis Multi Kriteria (AMK) merupakan alternatif yang cukup
terhadap ketiga alternatif lokasi bagus dibanding dengan
pelabuhan perikanan yang ada. alternatif lainnya ditinjau dari
berbagai sisi.
Resume Penilaian 4. Dari kasus pemilihan rencana
pelabuhan perikanan di Morotai
Pada Tabel 6 di bawah ini diberikan Allternatif 1 dan alternatif 2,
resume penilaian AMK terhadap ketiga memiliki nilai yang cukup bagus
alternatif lokasi yang ada. dibanding alternative 3.
5. Selain itu alternative 1 dan 2 juga
Tabel 6. Resume Penilaian AMK mempunyai nilai yang berimbang.
Terhadap Ketiga Lokasi Alternatif 6. ,Alternatif 3 kurang menjadi
pilihan, mengingat lokasi cukup
jauh dari ibukota kecamatan ,
No. Simulasi AMK Alter Alter Alter
kondisi jalan kurang bagus dan
natif natif natif
daerah cukup jauh dari ibukota
1 2 3
Kabupaten.
Kriteria utama
sesuai kondisi Saran
1 lapangan, Bobot 5.89 5.80 5.25
disesuaikan kondisi
1. Dalam penggunaan Metode
lapangan
AMK, pembobotan dan
Kriteria utama
pemberian skor harus obyektif.
dimaksimumkan,
2 5.70 5.63 5.09 2. Berdasarkan contoh kasus dari
Bobot disesuaikan
uraian di atas yang memiliki
kondisi lapangan
score terbesar adalah
alternative 1, namun alternative
2 juga perlu dipertimbangkan.
8
RWS Publications, Pittsburgh,
PA.

DAFTAR PUSTAKA Vargas, L. Dan F. Zahedi. 1993.


Special Issue. Analytic
Golden, B., P. Harker dan E. Wasil. Hierarchy Process and its
1989. The Analytic Hierarchy applications. Mathematical and
Process: Application and Computer Modelling. Vol 17.
Studies. Springer Verlag, the
Netherlands.
RIWAYAT PENULIS
Mendoza, G.A. 1997a. Introduction to
the Analytic Hierarchy Process: Suranto, Lahir di Ngawi pada tanggal 17
Juni 1962.
Theory and Application to Menamatkan trata 1 di Universitas
Natural Resources Gadjah Mada Yogjakarta tahun 1988 di
Management. Proceedings: Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil,
Joint Annual Meeting of the bidang Studi Teknik Sipil Hidro,
dan menamatkan strata 2 di universitas
American Congress on yang sama tahun 1997 pada Fakultas
Surveying and Mapping Teknik, jurusan Teknik Sipil dengan
(ACSM); American Association minat Teknik Pantai.
of Photogrammetry and remote
Saat ini bekerja
sensing (ASPRS), and sebagai
Resources Technology Institute Perekayasa Madya
(RTI). April 5-10. Seattle, WA. di Seksi Uji Fisik,
Balai Pengkajian
Mendoza, G.A. dan R. Prabhu. 1998b. Dinamika Pantai
Multiple Criteria Analysis for (BPDP), Badan
Pengkajian dan
Assessing Criteria and Penerapan
Indicators in Sustainable Forest Teknologi (BPPT)
Management: A Case Study on
Participatory Decision Making –
Part II. CIFOR, Bogor,
Indonesia.

Saaty, T. 1995. Decision Making for


Leaders: The Analytic Hierarchy
Process in a complex world.

Anda mungkin juga menyukai