Anda di halaman 1dari 5

Master of Urban and Regional Planning

School of Architecture, Planning, and Policy Development, ITB

3) Threshold Analysis
Mochamad Dinar (25423034) 4) Planning Balance Sheet
PL5101 - Planning Analytical Methods 5) Paticipation
Lectures:
6) Multi attribute utility theory
1) Prof. Dr. Sri Maryati, S.T., MIP.
2) Dr. Eng. Maya Safira, S.T., M.T. 7) Multicriteria
- Prinsip dasar evaluasi mulkriteria :
RESUME MINGGU XII – ANALISIS MULTIKRITERIA 1) Menyusun matriks evaluasi
EVALUASI MULTICRITERIA 2) Menyusun matriks prioritas
▪ Konsep Dasar 3) Menghubungkan evaluasi dan matriks
- Evaluasi multikriteria : prioritas
• Metode dengan mempertimbangkan ▪ Prinsip Kriteria
kriteria pengamatan, membobotkan - Kriteria : Aspek yang dapat diukur dari
tingkat kepentingan kriteria, untuk penilaian di mana dimensi dari berbagai
melakukan pemilihan dengan berbagai kemungkinan pilihan bisa jadi dikarakterisasi
kondisi. - Jenis-jenis kriteria adalah sebagai berikut:
• Metode/teknik yang membantu perencana 1) Kriteria ketercapaian : kriteria yang
secara objektif untuk merumuskan menggambarkan peluang untuk
berbagai informasi yang dibutuhkan untuk merealisasikan berbagai pilihan yang
membuat keputusan sehingga pengambil memungkinkan. Contoh : Instrumen
kebijakan dapat mengambil keputusan kebijakan seperti subsidi, hibah, dan
yang bertanggungjawab. perizinan.
- Pendekatan yang dapat dilakukan dalam 2) Kriteria veto : kriteria berdasarkan pada
proses evaluasi: ambang batas tertentu untuk memenuhi
1) Evaluasi Ex Post → berfokus pada kondisi minimum dari pilihan yang
evaluasi pasca implementasi evaluasi; memungkinkan.
2) Evaluasi Ex Ante → berfokus pada 3) Kriteria keinginan : kriteria yang
prosedur perencanaan (pra menggambarkan sejauh mana suatu
implementasi); kemungkinan pilihan yang diinginkan ole
3) A priori (Ex Ante) → Digunakan ketika sudut pandang tertentu. Contoh :
pilihan-pilihan yang mungkin tidak Aksesibilitas fasilitas oleh kelompok
diketahui secara eksplisit (nyata) dan disabilitas.
tidak berdasarkan pengalaman; - Kriteria dapat dibuat dengan skema:
4) A posteriori (Ex Ante) → penilaian atau 1) Deduktif : Umum – khusus
evaluasi berdasarkan pengalaman atau 2) Induktif : Khusus – umum
bukti empiris yang didasarkan pada ilmu - Teknik pemilahan kriteria :
pengetahuan atau pengalaman. 1) Time Based
- Jenis metode evaluasi : • Memasukkan kriteria untuk jangka
1) Cost benefit analysis pendek, menengah, dan panjang.
2) Cost effectiveness analysis
1|P age
Master of Urban and Regional Planning
School of Architecture, Planning, and Policy Development, ITB

• Membedakkan matriks evaluasi untuk - Skor kriteria mencerminkan sejauh mana


setiap tahun waktu. suatu alternatif memenuhi kriteria tertentu
• Penjelasan tentang alternatif yang dengan skala pengukurannya dapat bersifat
dipertimbangkan harus tersedia untuk kualitatif atau kuantitatif. Untuk dapat
setiap tahap waktu. menyeragamkan unit pengukuran maka
2) Spatial Based dapat dilakukan dengan standarisasi dengan
• Dapat digunakan untuk mengevaluasi jenis-jenis standarisasi sebagai berikut:
rencana/program di tingkat regional
atau tingkat nasional.
• Matriks evaluasi harus dikembangkan
untuk setiap zona. Berbagai pilihan
harus dapat dievaluasi untuk setiap
zona secara terpisah atau untuk
wilayah studi secara keseluruhan.
3) Angle if Incidence Based - Prioritas dapat ditunjukkan oleh kuantitatif
• Pengembangan matriks evaluasi yang angka (bobot) atau urutan (peringkat).
terpisah di mana setiap matriks Berikut ini adalah cara penentuan
mewakili 1 sudut pandang. Misalnya bobot/prioritas:
aspek ekonomi, aspek perumahan, dll. 1) Analisis Preferensi : Dilakukan dengan
• Setiap matriks sudut pandang dapat bertanya langsung kepada orang lain
diturunkan dalam bentuk matriks melalui wawancara, kuesioner, atau
penilaian yang mewakili kualitas prosedur interaktif. Analisis ini cocok
pilihan yang mungkin dari sudut untuk sektor perencanaan publik.
pandang aspek yang sedang 2) Analisis Perilaku : Fokus pada perilaku
dipertimbangkan. seseorang yang menghadapi kondisi yang
4) Group Based sama.
3) Deskripsi Sistem Langsung : Penggunaan
• Penilaian harus diberikan oleh setiap
bobot yang mewakili karakteristik terukur
kelompok masyarakat terhadap
dari aspek yang digunakan sebagai
rencana, proyek, program dalam
kriteria.
rangka mengurangi kesenjangan sosial
4) Deskripsi Sistem Tidak Langsung : Kriteria
dan ekonomi.
dipahami sebagai suatu pilihan
• Jika analisis akan digabungkan menjadi
kemungkinan yang dapat dievaluasi
1 maka bobot untuk kelompok
dengan berbagai kriteria lainnya. Skor
masyarakat harus disusun.
penilaian dari evaluasi kemudian
• Meskipun bobot telah disusun, akan
digunakan untuk pembobotan.
lebih baik menyajikan informasi hasil
5) Teori Hipotesis : Meminta urutan kriteria
evaluasi untuk setiap kelompok secara
dari berbagai sudut pandang atau visi
terpisah untuk setiap kelompok.
yang berbeda. Hanya dapat memberikan
2|P age
Master of Urban and Regional Planning
School of Architecture, Planning, and Policy Development, ITB

pertanyaan kualitatif (misalnya kriteria a menggunakaan rumus additivity


lebih penting daripada kriteria b). constraint.
- Metode pengukuran preferensi : 4) Seven Point Scale
1) Partial comparison • Dibagi menjadi 7 kategori yang
• Digunakan dengan membandingkan danggap mampu mewakili preferensi
tingkat kepentingan satu kriteria seseorang.
dengan kriteria lainnya. • Bobot kriteria diperoleh dengan
• Matriks perbandingan dapat diisi melakukan standarisasi.
angka 0 atau 1 dimana angka 1 • Bobot kriteria merupakan bobot rata-
menggambarkan kriteria lebih penting rata dari setiap responden.
disbanding kriteria lainnya. 5) Rating
• Penjumlahan angka per kolom akan • Responden mendistribusikan sejumlah
menunjukkan kriteria mana yang lebih poin (misal : 100) ke beberapa kriteria
penting. sesuai dengan tingkat kepentingan
• Standarisasi nilai yang diperoleh kriteria.
dengan rumus additivity constraint ▪ Teknik Artimatika Untuk Evaluasi Multikriteria
akan mengjasilkan bobot kriteria. - Teknik aritmatika diklasifikasi ke dalam 4 tipe,
2) Complete Ranking yaitu:
• Dilakukan dengan membuat peringkat
kriteria-kriteria.
• Bobot kriteria diperoleh dengan
melakukan standarisasi menggunakan
rumus additivity constraint.
• Kelemahan akurasi menurun seiring
dengan bertambahnya jumlah kriteria ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
3) Partial Ranking ▪ Konsep Dasar
• Dilakukan dengan pendekatan langkah - AHP atau Proses Hirarki Analitik (PHA) →
demi langkah. konsep, alat, teknik, atau metode dalam
• Kriteria dibagi menjadi 2 kelompok → pembuatan dan pengambilan keputusan
kriteria penting dn kriteria kurang untuk masalah yang kompleks, tidak
penting. terstruktur, dan multi atribut dengan cara
• Setiap kelompok dapat dibagi lagi memeringkat alternatif keputusan yang ada
menjadi beberapa kelompok turunan kemudian memilih yang terbaik dengan
dengan cara yang sama. kriteria yang ditentukan melalui suatu nilai
• Responden ditanya mengenai urutan numerik.
kriteria pada setiap kelompok. - Prinsip Dasar AHP :
• Bobot kriteria diperoleh dengan a) Dekomposisi : proses memecah struktur
melakukan standarisasi masalah kompleks menjadi beberapa

3|P age
Master of Urban and Regional Planning
School of Architecture, Planning, and Policy Development, ITB

bagian yang membentuk hierarki. kontribusi relatif atau kepentingan


Diagram sederhanan hierarki dapat setiap elemen terhadap tujuan.
digambarkan sebagaimana gambar 5) Vektor prioritas terpilih digunakan
berikut: untuk perangkingan akhir dalam AHP.
d) Konsistensi : untuk memastikan bahwa
perbandingan berpasangan yang
dilakukan oleh pengambil keputusan
konsisten yang bertujuan untuk
memastikan bahwa pengambil keputusan
telah memberikan pertimbangan yang
b) Perbandingan berpasangan : prinsip cermat dan hati-hati terhadap setiap
dasar AHP yang melibatkan pengambil perbandingan. Konsistensi dapat
keputusan dalam membandingkan 2 diperiksa dengan menggunakan Rasio
komponen pada setiap tingkat hierarki. Konsistensi (CR). CR adalah ukuran
Perbandingan ini dilakukan secara seberapa konsisten perbandingan
berpasangan untuk menentukan tingkat berpasangan yang telah dilakukan
kepentingan relatif dari setiap komponen dengan persamaan berikut:
yang bertujuan untuk menentukan bobot
relatif dari setiap komponen.
c) Proses sintesis : proses yang digunakan
untuk menggabungkan informasi dari
perbandingan berpasangan untuk
▪ Tahapan
menentukan bobot relative dari setiap
1) Mendefinisikan masalah dan tujuan
komponen pada setiap tingkat hierarki
yang bertujuan untuk menentukan bobot
relative dari setiap komponen yang
selanjutnya digunakan untuk penentuan
alternatif terbaik dengan proses sebagai
berikut:
1) Hitung nilai eigen vector dari setiap 2) Menyusun hierarki (tujuan, kriteria, dan
matriks perbandingan berpasangan. alternatif)
2) Skala eigenvector dinormalisasi
sehingga totalnya = 1.
3) Bobo telemen tingkat atas didapat
dari rata-rata bobot elemen setingkat
di bawahnya.
4) Hasil akhirnya adalah vektor prioritas
Tunggal yang mempresentasikan

4|P age
Master of Urban and Regional Planning
School of Architecture, Planning, and Policy Development, ITB

3) Penyusunan matriks dan uji konsistensi

6) Menentukan eigen value

4) Menjumlahkan nilai matriks/pembobotan

7) Menentukan nilai CI dan CR

5) Normalisasi

5|P age

Anda mungkin juga menyukai