Anda di halaman 1dari 9

PEMILIHAN LOKASI PELABUHAN PERIKANAN DI

MOROTAI MENGGUNAKAN ANALISIS MULTI


KRITERIA (AMK)
Suranto
Staf Seksi Uji Fisik Balai Pengkajian Dinamika Pantai (BPDP)
Email :hsuranto@yahoo.com

ABSTRAK

Untuk analisis penentuan lokasi dalam studi kelayakan ada beberapa metode yang dapat digunakan
seperti analisis keputusan berjenjang ( analytical hierarchy process = AHP). AHP yang dikembangkan
oleh Thomas L. Saaty diaplikasikan pertama kali pada musim semi tahun 1970. Selain itu juga ada metode
Analisis Multi Kriteria (AMK)
Analisis Multi Kriteria adalah metode yang dikembangkan dan digunakan dalam masalah
pengambilan keputusan dan dimaksudkan untuk bisa mengakomodasi aspek-aspek di luar kriteria ekonomi
dan finansial serta juga bisa mengikut sertakan berbagai pihak yang terkait dengan suatu kegiatan secara
komprehensif dan scientific (kuantitatif maupun kualitatif).
Secara garis besar analisis Multi Kriteria (AMK) terdiri dari kegiatan-kegiatan berikut :
Penentuan kriteria pemilihan, Pemilihan Kinerja Tiap Kriteria, Pembobotan Kriteria, Pembobotan sub kriteria,
Nilai Scoring dan penentuan Hasil Analisa Multi Kriteria
Dalam Studi kelayakan pelabuhan perikanan di Morotai , mempunyai subjek yang terbatas yaitu di
wilayah pantai Morotai Utara, yang meliputi wilayah pantai desa Kenari , Desa Bere-Bere dan desa Gorua.
Desa tersebut terletak di teluk Bere-Bere dan teluk Gorua kecamatan Morotai Utara.
Pemilihan lokasi pelabuhan perikanan di Kecamatan Morotai Utara Kabupaten Pulau Morotai
didasarkan pada empat kriteria dasar, yaitu
(1) Tata ruang dan pengembangan ekonomi wilayah;
(2) Sistem transportasi;
(3) Fisik dan teknis; dan
(4) Lingkungan, sosial dan budaya
Keywords : Analisis Multi Kriteria, Studi Kelayakan, Pelabuhan perikanan Morotai,

PENDAHULUAN Untuk analisis penentuan lokasi


ada beberapa metode yang dapat
Penentuan rencana lokasi
digunakan seperti analisis keputusan
pelabuhan perikanan di Morotai yang
berjenjang ( analytical hierarchy
sebaiknya dikembangkan tentunya
process = AHP). AHP yang
harus mampu mengakomodasi
dikembangkan oleh Thomas L. Saaty
berbagai faktor dan elemen yang
diaplikasikan pertama kali pada musim
dinilai mampu menggambarkan
semi tahun 1970. Selain itu juga ada
kebutuhan proyek, kondisi dan daya
metode Analisis Multi Kriteria (AMK)
dukung setempat, serta kepentingan
yang merupakan prosedur dalam
dari berbagai pihak yang berperan
melakukan perangkingan (prioritisasi)
dalam kegiatan pelabuhan perikanan
dengan mengkombinasikan berbagai
yang bersangkutan. Semuanya harus
kepentingan secara bersama-sama
dinilai secara obyektif, proporsional,
diantaranya kepentingan ekonomi,
dan berkeadilan, agar kesinambungan
sosial, lingkungan dan pertimbangan
proyek dapat berjalan dengan baik.
lainnya. Dalam makalah ini untuk
menentukan pemilihan lokasi
1
pelabuhan Morotai digunakan metode terhadap kriteria B”, kondisi ini
AMK. menyatakan adanya perbandingan
berpasangan (pairwise comparison).
Dalam hal ini penilaian dapat dilakukan
ANALISIS MULTI KRITERIA (AMK) dengan memberikan suatu skala
Analisis Multi Kriteria adalah penilaian yang menunjukkan seberapa
metode yang dikembangkan dan besar tingkat kepentingan antara dua
digunakan dalam masalah kriteria.
pengambilan keputusan dan
dimaksudkan untuk bisa
Pembobotan Kriteria
mengakomodasi aspek-aspek di luar
Pembobotan kriteria dilakukan
kriteria ekonomi dan finansial serta
atas persepsi responden wakil
juga bisa mengikut sertakan berbagai
stakeholders yang diwawancarai.
pihak yang terkait dengan suatu
Adapun proses pembobotan untuk
kegiatan secara komprehensif dan
scientific (kuantitatif maupun kualitatif). mendapatkan bobot kepentingan
setiap kriteria secara umum sebagai
Secara garis besar analisis Multi berikut :
Kriteria (AMK) terdiri dari kegiatan- • Membuat matriks perbandingan
kegiatan berikut : berpasangan (pairwise comparison
- Penentuan kriteria pemilihan, matrix) untuk setiap responden
- Pemilihan Kinerja Tiap Kriteria untuk mendapatkan bobot kriteria
- Pembobotan Kriteria dari setiap responden.
- Pembobotan sub kriteria • Membuat rata-rata bobot untuk
- Nilai Scoring setiap kelompok stakeholders, yang
- Hasil Analisa Multi Kriteria meliputi kelompok: regulator dan
operator.
Penentuan Kriteria Pemilihan • Membuat rata-rata bobot untuk
seluruh stakeholders dari hasil rata-
Untuk menentukan alternatif rata setiap kelompok yang dibuat
pengembangan pelabuhan perikanan pada butir (2).
ini, diperlukan adanya kriteria-kriteria
yang dapat mengevaluasi kinerja 1. Membuat Matriks Perbandingan
usulan tersebut. Kriteria-kriteria
tersebut telah disesuaikan dengan Perhitungan matriks
kondisi wilayah Morotai dan diuraikan perbandingan berpasangan (pairwise
lagi menjadi sub-kriteria. comparison matrix) dilakukan dengan
menggunakan program ”Expert
Choice”, dimana input data
Penilaian Kinerja Tiap Kriteria berdasarkan responden wakil
Penilaian kinerja tiap kriteria stakeholders dengan cara memberikan
adalah menentukan kinerja yang penilaian antar kriteria.
diharapkan dari tiap kriteria
berdasarkan data yang ada. Untuk 2. Pembobotan Setiap Kriteria
penilaian kriteria dilakukan dengan Langkah terakhir dari
kuantitatif tidak langsung melalui pembobotan kriteria adalah melakukan
perbandingan pasangan atau pairwise pembobotan untuk seluruh kriteria,
comparison berdasarkan input dari sehingga akan terlihat bobot untuk
stakeholders. Input tersebut berupa setiap kriteria.
jawaban terhadap serangkaian
pertanyaan yang dalam bentuk umum
dapat diekspresikan sebagai berikut :
”Seberapa penting kriteria A relative
2
Pembobotan Sub Kriteria Nilai Scoring
Setelah dilakukan pembobotan
kriteria maka proses selanjutnya Hasil pembobotan subkriteria
adalah sebagai berikut: seperti yang telah diuraikan, maka
1. Menentukan nilai kuantitatif ataupun selanjutnya dibuat resume nilai
kualitatif dari setiap alternatif untuk kuantitatif dari masing-masing
setiap subkriteria yang digunakan. subkriteria. Skor berbagai kriteria yang
2. Melakukan proses skoring (scoring) sudah dihitung tersebut selanjutnya
dari masing-masing subkriteria dikalikan dengan nilai bobot perkriteria
alternatif, sesuai skala penilaian dan dijumlahkan untuk semua kriteria.
yang digunakan. Kriteria yang memiliki sub criteria lebih
3. Selanjutnya membentuk matriks dari satu nilainya di rata-ratakan
kinerja (performance matrix) dari terlebih dahulu. Selanjutnya kriteria
setiap alternative untuk menentukan dengan jumlah skor tertinggi
alternatif terbaik dan urutan direkomendasikan sebagai alternatif
selanjutnya. Untuk sub kriteria yang untuk dikembangkan.
terukur secara kuantitatif, proses
skoring dilakukan dengan metoda
Hasil Analisis Multi Kriteria
proporsional sebagai perbandingan
Dari hasil analisis multi kriteria
langsung dari nilai subkriteria yang
ini, maka perolehan skor tertinggi
ditampilkan oleh setiap usulan.
merupakan alternative yang terpilih
Adapun proses skoring untuk
dalam program pengembangan
variabel kriteria yang terukur secara
pelabuhan perikanan..
kuantitatif dilakukan sebagai berikut
:
KONDISI LOKASI KAJIAN
a. Usulan dengan angka variabel Dalam Studi kelayakan
yang terbaik dari suatu kriteria
pelabuhan perikanan di Morotai ,
diberi skor maksimum, yakni 10.
mempunyai subjek yang terbatas yaitu
di wilayah pantai Morotai Utara, yang
b. Skor untuk alternatif lain (yang meliputi wilayah pantai desa Kenari ,
lebih rendah) dihitung sebagai Desa Bere-Bere dan desa Gorua.
proporsi terhadap variabel pada Desa tersebut terletak di teluk Bere-
alternatif dengan variabel terbaik Bere dan Teluk Gorua kecamatan
menggunakan formulasi berikut : Morotai Utara. Pemilihan alternatif
lokasi pelabuhan perikanan didasarkan
Untuk sub kriteria terbaik adalah angka
tertinggi kepada kelayakan lokasi
Di Teluk Bere –Bere, terdapat
dermaga milik Dinas perhubungan
Provinsi Maluku Utara yang terbuat
dari kontruksi beton dan dermaga
rakyat yang terbuat dari kontruksi
kayu. Kedua dermaga tersebut
digunakan untuk tambat kapal dan
merupakan dermaga umum. Fasilitas
yang ada hanya dermaga dan kantor
Dalam menentukan nilai kuantitatif, pelabuhan untuk pelabuhan beton.
kriteria penilaian dibreakdown lagi Lokasi yang diusulkan untuk alternatif
menjadi satu atau beberapa sub- pengembangan pelabuhan perikanan
kriteria. Hal ini untuk mendapatkan Morotai antara lain lokasi di desa
tingkat analisis yang lebih detail, Kenari, Desa Bere-Bere dan Desa
sehingga lebih mudah untuk dipahami.
3
Gorua. Ke tiga lokasi tersebut akan di cukup datar, tidak banyak penduduk
analisa berdasarkan kriteria penilaian. dan tanah sebagian milik pemerintah
Kondisi lokasi pantai Bere-Bere kecamatan. Foto lokasi alternatif 1
merupakan daerah pemukiman yang seperti pada gambar 2.
cukup padat, dan berdasarkan
pengamatan di lapangan,
kemungkinan pengembangan lokasi
pelabuhan perikanan Morotai, terpilih
tiga lokasi alternatif strategis yang
akan dibangun pelabuhan perikanan,
seperti pada gambar .1 dan lokasinya
yaitu :
1. Alternatif 1 terletak di kampung
Kenari
2. Alternatif 2 terletak di lahan
kosong utara kampung Bere-Bere
3. Alternatif 3 terletak di kampung Gambar 2. Lokasi Pantai Kenari
Gorua
Peta : 1

Lokasi Pelabuhan Alternatif 2 Lahan


459000 mT 462000 465000 468000 mT
DIREKTORAT TATA RUANG LAUT, PESISIR
Ake Gorua DAN PULAU-PULAU KECIL

4
DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR
DAN PULAU-PULAU KECIL

325 Kosong Utara Kampung Bere-Bere


KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
2 75.00

.00 Jl. Medan Merdeka Timur, Gd. Mina Bahari III, Lt.9, N o.16, Jakarta Pusat
20
0 .0
0
2 50 .00 # 37.50
35

PETA ARAHAN ZONASI RINCI


0.0

Terumbu Karang
0

#
150 .0 0 Fisheries Technopark Industries
Ö
ÖÖÖ
#
87.50
#
25.00
ÖÖÖÖ
ÖÖÖÖ
ÖÖÖÖ
ÖÖÖÖ
ÖÖÖÖ
ÖÖÖÖ
ÖÖÖÖ
ÖÖÖÖ 1 : 30.000
400 0 400
Lahan kosong di utara kampung
800
270000 mU
270000 mU

P
& Desa Bere-bere ÖÖ ÖÖÖ
ÖÖ
m eter

P
& ÖÖÖÖÖ
P
& ÖÖ
ÖÖ ÖÖÖ
DermagaÖGorua
Bere-Bere, merupakan lahan milik
Pro ye k s i : . . .. .. .. . ... . . .. . . .. . . ... . .. .. U niv er s al T ra ns v er s e M erc a t or
200. 00

#
37.50 Sis tem G rid : . . .. .. .. . ... . . .. . . .. . . ... . .. .. G ri d Ge ogr af i (U T M )
x
| D at um
Zo ne U T M
: . . .. .. .. . ... . . .. . . .. . . ... . .. .. W G S 1 984
: . . .. .. .. . ... . . .. . . .. . . ... . .. .. 52 N or t h
375. 00

Sat u an T in ggi : . . .. .. .. . ... . . .. . . .. . . ... . .. .. M et er

Altern
Sel ang Ja ra k : . . .. .. .. . ... . . .. . . .. . . ... . .. .. 200 00 m e te r
35
32 0 P
&
5 .0 .0 0
0

B
$
Gorua
'Q
Kem ent er ian K el aut an dan Per ik an an,
perorangan. Lahan tersebut
Pet a in i dite rbit k a n ole h D ire k to rat T at a R u ang Lau t, Pe s is ir d an P ula u-p ula u Ke c il
D irek t o rat J end er al Ke lau ta n, Pe s is ir da n Pu lau -pu lau Kec i l

D ala m r ang k a Pr oy ek Ba nt ua n T ek n is P en yu s un an R e nc an a Z on as i Ka bup at en Pul au M o rot ai , T ah un A ngg ara n 20 10

17 # 75.00

atif 3 KETERANG AN :
30

merupakan lahan di pinggir pantai


5 25.00
.0 #
0.00

0 BATAS ADMINISTRAS I JARINGAN J ALAN TITIK/LOKASI

Bata s K ec am atan Ja rin ga n J ala n Ko lek t or |x D erm a ga L aut

"¸ Ger eja


Bata s D e s a Ja rin ga n J ala n La in
.00

P
& Je m ba t an J al an L ok al

KECAMATAN MOROTAI UTARA


2 00

yang ditumbuhi mangrove dan semak


C
% Kan t or C am at
Bata s 4 m il Lau t JARINGAN J ALAN
#
75.00 'Q M es jid

Terumbu Karang TUBUH PERAIRAN


Gar is Ko nt ur $
B Pen did ik an D a s ar

"´ Pen did ik an M e ne nga h Pe rt am a


P
& b
a. S un gai U t a m a
ARAHAN ZO NAS I RINCI
"± Pen did ik an M e ne nga h U m u m
# 150 .0 0 #
Ka wa san Kons ervasi/Lindung "8 Pus K es M a s
50.00

seperti terlihat dalam gambar 3. Di


a
267000
267000

b. A na k S un gai
#

175 .0 0 Zo na S em p ad an P antai ( 40 .6 75 h a)
KE DALAMAN LAUT (m )
25 .0 0 #
La u t Gar is Pa nt ai Zo na T e rum bu K ara ng (2 00 h a)
25.00 0 - 20
#
75.00 KKP 3K (20 1.72 7 ha )
20 - 20 0

lahan tersebut terdapat kuburan kecil


LANDUSE EKS IS TING Zo na B uf fer Z o ne ( 181 .8 57 h a)
200 - 5 00
Air Raw a Zo na R u an g H ija u (85 ha)

Desa Sakita
Ake Bere-Bere
125 .0 0
# 37.50
Terumbu Karang
Hutan Rimba
Ka wa san Pem anfaa tan Umum
500 - 1 00 0

# Pas ir / Buk it Pas ir D arat


#
200 .0 0 Zo na P er ik ana n Bu did ay a (3 65 .5 10 h a)

yang merupakan kuburan desa Bere-


Pas ir / Buk it Pas ir Laut
Zo na I n dus t ri P en gola ha n Pe rik a nan ( 31 3 ha)
0

Perk ebunan / Kebun


.0

2 00. 00
0

Zo na P er gud ang an ( 67. 4 78 h a)


25
0

Perm ukim an
22 5.
0 .0

25 0.0 Zo na P er m uk im a n, Pe rda gan ga n dan J as a (5 91 h a)


25

Altern
#
0 Sem ak Beluk ar
00

25 0. 25.00

Bere. Lahan tersebut cukup datar


00 Zo na P ela bu han Lau t ( 14. 67 3 ha )
22

Tanah Kosong / Gundul


5.0

37. 50 Zo na P ela bu han Per ik an an (2 9. 58 2 ha )


Tegalan / Ladang
0

Ka wa san Alur
0
0 .0

Ö ÖÖÖÖ ÖÖÖÖ ÖÖ
20

ÖÖÖÖ ÖÖÖÖ ÖÖÖ Zo na A lur K ap al


264000 mU

atif 2
264000 mU

dengan luas yang cukup yaitu sekitar


#
150 .0 0
#
25.00
Samudera Pasifik DIAGRAM LOKASI
#
37.50
"± Pem bag ian W il ay ah A dm in is t ras i :
PROP INS I MALUKU UTARA
a. K ab upa t en P ula u M or ot ai
0. 00 ´"B
$ KA B. P ULA U M OROTA I
a
b. K ab upa t en H a lm ah era B ar at
20 c. Ka bu pat e n H alm a he ra U t ar a
" 25.00
#

25 Ha.
d. K ab upa t en H a lm ah era T i m ur
Bere-Bere
5 0.00

b
HA LMA HERA UTA RA e. K ota T er na te
P
& CB
%$ c
HA LMA HERA B ARA T
f. Ko ta Ti dor e
Ake Moki d g. K ab upa t en H a lm ah era T e ng ah
0

HA LMA HERA TI MUR


.5

h. K ab upa t en H a lm ah era S el at an
'Q Perikanan Budidaya Ö
37

KOTA T ERNAT E
i. K epu lau an S ula
62 .5
ÖÖÖÖÖÖ ÖÖÖ
ÖÖÖÖÖ
e KOTA T IDORE
HA LMA HERA TE NGAH
0
ÖÖÖÖÖÖ
f g

P
&
Kenari ÖÖÖÖÖÖ
ÖÖÖÖÖÖÖÖÖÖÖÖÖÖÖÖÖÖÖÖÖÖÖÖÖÖÖÖ
D af t ar I s ti lah d ala m pet a :

ÖÖÖÖÖÖÖÖÖÖÖÖÖÖÖÖÖÖÖÖÖÖÖÖÖÖÖÖÖ
ÖÖÖÖÖ
Tg : . . .. . . .. . . .. . . ... . .. . ... . . .. . . Ta nju ng

ÖÖÖÖ
h
S : . . .. . . .. . . .. . . ... . .. . ... . . .. . . Sun ga i

ÖÖÖÖ
ÖÖÖ
Altern
HA LMA HERA S ELA TAN

ÖÖÖ
Tl : . . .. . . .. . . .. . . ... . .. . ... . . .. . . Te luk
25.00 '
Q Ö
50.00

Ö
#

"´ ÖÖÖÖÖÖ
50 .00
P
&
ÖÖ
ÖÖ ÖÖ
ÖÖ ÖÖ
ÖÖ KKP3K
ÖÖÖÖ HA LMA HERA S ELA TAN
37

ÖÖ
ÖÖ ÖÖ
.5

Desa Tawakali
KE PULAUA N-S ULA

ÖÖ
0

P
& Ö
P
&

37.50
P
&
atif 1 Pulau Tabailenge
Kab up at en P ula u M or ot ai

Sum ber P et a :
50

1.Pe ny us un an M a s te r Pl an K aw as a n T ran s m igr as i M an dir i T erp adu Pu lau M o rot ai , P KS PL , I PB , B og or, T ahu n 20 07
.0

2. P eta R u pab um i I nd on es ia ( R BI )
0

3. P eta L ing ku ng an L aut N as io na l, S k ala 1 : 5 000 00, Ed is i T ah un 1 993 , B ak os u rt an al


0

Tanjung Salemadoto 4. D a f ta r N am a -n am a P ula u Pe r Ke c am at a n Ka bup at en H alm a her a U t ara


37 .5

5. P 2O -L IP I 2 006
459000 mT 462000 465000 468000 mT 6. R D T R K aw as a n Pe rba t as an P ul au M or otai , K em en t eria n Pe k er jaan U m um , D ire k to ra t J en de ral P ena t aan R uan g

Gambar 1. Lokasi Alternatif Pelabuhan


Perikanan Morotai

Lokasi Pelabuhan Alternatif 1 di


Kampung Kenari
Kampung Kenari terletak di
sebelah selatan kampung Bere-Bere.
Tempat ini dipilih sebagai salah satu
altenatif untuk pelabuhan perikanan Gambar 3. Lokasi Lahan Kosong Utara
sebagai alternatif 1. Lokasi ini terletak Kampung Bere-Bere
di sebelah selatan dermaga beton dan
merupakan lokasi bekas dermaga
logpond. Disekitar lokasi tersebut Lokasi Pelabuhan Alternatif 3 di
terdapat kuburan dan pasar rakyat. Kampung Gorua
Dari sisi lokasi darat lokasi tersebut
4
pusat kegiatan ekonomi yang sudah
Desa Gorua berjarak kurang ada dan yang akan didukung dan
lebih 5 Km di sebelah Utara Desa dipengarui oleh pelabuhan perikanan
Bere-Bere. Lokasi yang dijadikan nantinya. Hal ini sangat penting,
alternatif ini merupakan daerah yang mengingat pelabuhan yang
diusulkan oleh Ditjen KP3K direncanakan adalah bagian dari
Kementrian Kelautan Perikanan kegiatan ekonomi di Morotai Utara
berdasarkan studi tahun 2010, khususnya dan Kabupaten Pulau
sebagai pelabuhan perikanan dengan Morotai.
tanah yang tersedia 29,582 Ha. Di Kriteria kedua pemilihan lokasi
daerah tersebut sudah ada dermaga pelabuhan perikanan adalah
bekas logpond dan perahu penangkap pertimbangan pengembangan sisi
ikan cukup banyak darat dan sisi laut pelabuhan. Untuk
sisi darat, pertimbangan didasarkan
pada aksesbilitas pelabuhan perikanan
dengan jaringan jalan dan
kemungkinan gangguan pada jaringan
jalan dengan adanya aktivitas
pelabuhan perikanan dan industri
perikanan. Selain itu pula,
dipertimbangkan pula kemungkinan
pengembangan intermoda. Pada sisi
laut dipertimbangkan alur pelayaran
dan tumpang tindihnya dengan alur
pelayaran eksisting yang ada.
Kriteria ketiga adalah
pertimbangan lokasi pelabuhan
perikanan dari sisi teknis. Hal ini
terkait dengan rencana struktur
Gambar 4. Lokasi Pantai Gorua
pelabuhan, operasional dan
perawatannya. Pertimbangan
KRITERIA PENILAIAN diberikan pada aspek struktur tanah
(geologi), topografi, kedalaman alur,
Pemilihan lokasi pelabuhan arus laut dan tingkat pengendapan
perikanan di Kecamatan Morotai Utara yang mungkin terjadi. Pertimbangan ini
Kabupaten Pulau Morotai didasarkan sangat penting dalam perhitungan
pada empat kriteria dasar, yaitu biaya konstruksi, pengembangan dan
(1) Tata ruang dan pengembangan pemeliharaannya. Kriteria ini secara
ekonomi wilayah; tidak langsung menentukan lokasi
(2) Sistem transportasi; mana yang layak secara teknis untuk
(3) Fisik dan teknis; dan dibangun pelabuhan perikanan.
(4) Lingkungan, sosial dan budaya. Aspek lingkungan dan dampak
sosial yang terjadi akibat
Kriteria tentang penangkapan ikan, pembangunan pelabuhan perikanan
dari ketiga lokasi tersebut mempunyai perlu dipertimbangkan. Pertimbangan
daerah tangkapan yang sama ini diberikan pada kriteria keempat
yang berkaitan dengan lingkungan dan
Kriteria pertama adalah untuk sosial budaya. Hampir seluruh pantai
melihat kesesuaian antara rencana di Bere-Bere dan Gorua merupakan
pelabuhan perikanan dengan rencana daerah pemukiman dan mangrove.
umum tata ruang kabupaten. Dalam Penentuan lokasi pelabuhan perikanan
kriteria ini dipertimbangkan pula pusat- perlu mempertimbangkan masalah
konservasi mangrove tersebut dengan
5
segala ekosistim yang tergantung mbang
padanya. an
Ekono
Pada Tabel 1 diberikan gambaran mi
secara umum tentang kriteria dan sub Wilaya
kriteria pemilihan lokasi h
pelabuhan.Perikanan 2.2 Dukunga Ada tidaknya kegiatan
n thd ekonomi eksisting;
Tabel 1. Kriteria dan Sub Kriteria sektor- rencana pertumbuhan
Pemilihan Lokasi Pelabuhan sektor ekonomi yang
Perikanan ekonomi mendukung
No Kriteri Sub Kriteria Uraian pelabuhan perikanan
a 2.3 Jarak dari Jarak terhadap kota
I Fisik 1.1 Tanah/G Struktur geologi; pusat- kecamatan terdekat;
dan eologi kedalaman tanah pusat jarak terhadap ibu
Teknis keras; titik sesar dan kegiatan kota kabupaten
patahan; struktur III Sistem 3.1 Kesesuai Ketersediaan dan
material batuan Transp an dg jarak jalur darat
1.2 Topografi Rupa bumi; ortasi sistem terdekat; ketersediaan
kelandaian lahan; transport dan jarak thd jalur
lansekap asi pelayaran eksisting
1.3 Kedalam Relief dasar laut; wilayah
an laut kedalaman minimum 3.2 Ganggua Pengaruh
(surut), maksimum n thd pembangunan dan
(pasang) dan rata- jaringan pengoperasian
rata; lokasi dan transport pelabuhan perikanan
tingkat pertumbuhan asi kota thd pergerakan
karang; kemungkinan transportasi (darat
pengembangan dan laut) terdekat
1.4 Arus laut Besar dan arah arus 3.3 Kebutuha Ketersedian jalan
1.5 Gelomba Kekuatan gelombang; n jalan akses; kondisi jalan
ng tinggi gelombang rata- akses akses (jika ada)
rata, maksimum; suhu 3.4 Kemudah Kemudahan manuver
minimum dan an alur kapal
maksimum; pola pelayara
gelombang; ada n
tidaknya pusaran air; 3.5 Kemudah Lokasi terminal
ada tidaknya arus an antar terdekat (darat, laut,
bawah moda udara); kelayakan
1.6 Pengend Kecepatan untuk intermoda
apan pengendapan; asal (lahan dan relokasi
pengendapan; terminal eksisting)
pengaruh IV Lingku 4.1 Kemudah Harga lahan;
pengendapan sungai; ngan, an kemudahan
material endapan Sosial, pembeba pembukaan lahan;
(sungai dan laut) Budaya san lahan kondisi lahan yg
1.7 Bentuk Bentuk garis pantai tersedia,
Pantai (teluk atau tanjung); kemungkinan
kelandaian; pengembangan
II Tata 2.1 Tata Kesesuaian dengan 4.2 Pencema Terkait dengan
Ruang ruang rencana tata ruang; ran udara penyebaran
dan dan pencemaran dan
Penge suara ketersediaan bearing

6
alami Dari kriteria pemilihan lokasi di atas
4.3 Vegetasi Vegetasi dan fauna dilakukan penilaian terhadap ketiga
dan eksisting; tingkat alternatif lokasi yang ada dengan
fauna kerusakan yang dapat Analisis Multi Kriteria (AMK) yaitu
ditoleransi dengan cara sistem skoring.
4.4 Keselama Tingkat keselamatan
tan LL lalu lintas, khususnya Skor : Nilai dari masing-masing
thd kegiatan sub kriteria menurut
pelabuhan eksisting alternatif lokasinya.
terdekat Pemberian skor dilakukan
4.5 Dampak Potensi peningkatan dengan pemberian angka
sosial/ kerawanan keamanan; dari 1 - 5, dengan ketentuan
keresaha pengaruh pendatang :
n dari luar 1: Tidak Baik
masyarak 2: Kurang Baik
at 3: Cukup Baik
4.6 Pola Kemungkinan 4: Baik
hidup perubahan pola hidup; 5: Sangat Baik
masyarak kerentanan terhadap
at pengaruh buruk Bobot : Nilai yang menunjukkan
4.7 Peminda Perlu tidaknya tingkat kepentingan relatif
han resettlement; jumlah, antara kriteria utama,
pendudu jarak dan penyiapan dengan ketentuan nilai:
k/ lahan baru 1: Tidak Penting
resettlem 2: Kurang Penting
ent
3: Cukup Penting
4.8 Pencema Kemungkinan tingkat
4: Penting
ran air pencemaran air
minum; air untuk
5: Sangat Penting
keperluan MCK
Kriteria Utama yang ada
4.9 Ketersedi Jarak thd lokasi
merupakan kelompok besar penilaian
aan sumber air; ada
sumber tidaknya jaringan
kriteria yang penilaiannya terdiri dari:
air eksisting yang sudah  Kelompok fisik dan teknis
ada, kapasitasnya dan  Tata ruang dan pengembangan
potensi untuk ekonomi wilayah
pengembangannya.  Sistem transportasi
4.10 Keamana Potensi konflik yang  Lingkungan, sosial dan budaya
n dan terjadi akibat
potensi peningkatan Bobot maksimum ditetapkan
dengan nilai 10 dan bobot minimum
konflik pendatang dari luar,
adalah 0. Jadi, seandainya terdapat
keengganan suatu lokasi yang secara kriteria
penduduk untuk sempurna untuk dijadikan pelabuhan
pindah (masalah perikanan maka akan mendapatkan
pemindahan nilai tertinggi yaitu 10, dan berlaku
penduduk), sebaliknya.
peningkatan potensi Dari analisis dengan AMK yang
kriminalitas dan ada, dilakukan beberapa simulasi
untuk menguji apakah lokasi yang
keamanan
terpilih benar-benar merupakan lokasi
terbaik yang ada dipandang dari
seluruh kriteria.
7
Dari AMK yang ada terdapat 4 PENUTUP
simulasi kriteria, yaitu penilaian
terhadap: Kesimpulan
1. Kriteria utama sesuai kondisi 1. Metode AMK cukup bagus
lapangan, Bobot disesuaikan digunakan untuk pemilihan dari
kondisi lapangan. berbagai alternatif pilihan seperti
2. Kriteria utama dimaksimumkan, pemilihan lokasi pelabuhan
Bobot disesuaikan kondisi 2. Dalam Metode AMK semua
lapangan. komponen dilakukan
3. Kriteria utama sesuai kondisi pembobotan, kemudian dari
lapangan, Bobot dimaksimumkan. masing-masing komponen
4. Kriteria utama dimaksimumkan, tersebut pembobotan
Bobot dimaksimumkan. dijumlahkan
3. Nilai bobot yang tertinggi
Pada Tabel.2 sampai Tabel 5 di merupakan alternatif yang cukup
lampiran ini diberikan hasil penilaian bagus dibanding dengan
dengan Analisis Multi Kriteria (AMK) alternatif lainnya ditinjau dari
terhadap ketiga alternatif lokasi berbagai sisi.
pelabuhan perikanan yang ada. 4. Dari kasus pemilihan rencana
pelabuhan perikanan di Morotai
Resume Penilaian Allternatif 1 dan alternatif 2,
memiliki nilai yang cukup bagus
Pada Tabel 6 di bawah ini diberikan dibanding alternative 3.
resume penilaian AMK terhadap ketiga 5. Selain itu alternative 1 dan 2 juga
alternatif lokasi yang ada. mempunyai nilai yang berimbang.
6. ,Alternatif 3 kurang menjadi
Tabel 6. Resume Penilaian AMK pilihan, mengingat lokasi cukup
Terhadap Ketiga Lokasi Alternatif jauh dari ibukota kecamatan ,
kondisi jalan kurang bagus dan
daerah cukup jauh dari ibukota
No. Simulasi AMK Alter Alter Alter Kabupaten.
natif natif natif
1 2 3 Saran
Kriteria utama
sesuai kondisi 1. Dalam penggunaan Metode
1 lapangan, Bobot 5.89 5.80 5.25 AMK, pembobotan dan
disesuaikan kondisi pemberian skor harus obyektif.
lapangan 2. Berdasarkan contoh kasus dari
Kriteria utama uraian di atas yang memiliki
dimaksimumkan, score terbesar adalah
2 5.70 5.63 5.09
Bobot disesuaikan alternative 1, namun alternative
kondisi lapangan 2 juga perlu dipertimbangkan.
Kriteria utama
sesuai kondisi
3 7.47 7.35 6.72
lapangan, Bobot
dimaksimumkan DAFTAR PUSTAKA
Kriteria utama
dimaksimumkan, Golden, B., P. Harker dan E. Wasil.
4 7.22 7.13 6.49
Bobot 1989. The Analytic Hierarchy
dimaksimumkan
Process: Application and
Studies. Springer Verlag, the
Netherlands.
8
Mendoza, G.A. 1997a. Introduction to applications. Mathematical and
the Analytic Hierarchy Process: Computer Modelling. Vol 17.
Theory and Application to
Natural Resources RIWAYAT PENULIS
Management. Proceedings:
Joint Annual Meeting of the Suranto, Lahir di Ngawi pada tanggal 17
American Congress on Juni 1962.
Menamatkan trata 1 di Universitas
Surveying and Mapping Gadjah Mada Yogjakarta tahun 1988 di
(ACSM); American Association Fakultas Teknik
of Photogrammetry and remote Jurusan Teknik Sipil,
sensing (ASPRS), and bidang Studi
Teknik Sipil Hidro,
Resources Technology Institute dan menamatkan
(RTI). April 5-10. Seattle, WA. strata 2 di
universitas yang
Mendoza, G.A. dan R. Prabhu. 1998b. sama tahun 1997
Multiple Criteria Analysis for pada Fakultas
Assessing Criteria and Teknik, jurusan
Teknik Sipil
Indicators in Sustainable Forest dengan minat Teknik Pantai.
Management: A Case Study on
Participatory Decision Making – Saat ini bekerja sebagai Perekayasa
Part II. CIFOR, Bogor, Madya di Seksi Uji Fisik, Balai
Pengkajian Dinamika Pantai (BPDP),
Indonesia. Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT)
Saaty, T. 1995. Decision Making for
Leaders: The Analytic Hierarchy
Process in a complex world.
RWS Publications, Pittsburgh,
PA.

Vargas, L. Dan F. Zahedi. 1993.


Special Issue. Analytic
Hierarchy Process and its

Anda mungkin juga menyukai