Anda di halaman 1dari 31

EMC-005

Modul Pembelajaran
Assessment Kualitas Pemilu

Kurikulum Program S2 Konsentrasi Tata Kelola Pemilu


Modul Pembelajaran

Assessment Kualitas
Pemilu
Penyusun:
Joash Tapiheru
(FISIPOL Universitas Gadjah Mada)
DAFTAR ISI

Daftar Isi...................................................................................................................iii
Pengantar..................................................................................................................1
Kompetensi................................................................................................................1
Pokok Bahasan..........................................................................................................1
Metode Pembelajaran...............................................................................................4
Metode Evaluasi........................................................................................................4
Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran...........................................................1
Tinjauan Mata Kuliah.................................................................................................5
Deskripsi dan Status Mata Kuliah..............................................................................5
Kegunaan Mata Kuliah bagi Peserta Didik................................................................5
Tujuan Pembelajaran/Tujuan Mata Kuliah...............................................................5
Susunan Bahan Ajar...................................................................................................5
Petunjuk Penggunaan Bahan Ajar.............................................................................6
Bahan Ajar.................................................................................................................7
Bab I Pemilu dan Demokrasi......................................................................................7
Bab II Sistem Pemilu................................................................................................11
Bab III Desain Sistem Pemilu...................................................................................24
Bab IV Pelanggaran dan Pengawasan....................................................................33
PENGANTAR

Pemilu telah menjadi sinonim bagi demokrasi modern saat ini. Dalam pengertian
itu, kualitas pemilu menjadi salah satu faktor yang menentukan, sekaligus
parameter pokok yang mengindikasikan kualitas demokrasi di suatu negara. Posisi
sentral pemilu dalam demokrasi moden tersebut membuat informasi dan
pengetahuan tentang kualitas pemilu menjadi suatu hal yang krusial jika kita
hendak menciptakan demokrasi yang berkualitas dan berkelanjutan.

Mata kuliah dan modul assessment kualitas pemilu ini diselenggarakan dengan
tujuan menghasilkan ide dan praktik assessment kualitas pemilu yang bisa
diandalkan. Tujuan ini berangkat dari review awal yang memperlihatkan, meski baru
dalam tataran wacana, assessment kualitas pemilu baik di tataran konsep maupun
praktik telah berkembang dengan sangat cepat, kendati belum ada kesepakatan
yang terbangun tentang framework dari assessment yang digunakan. Selain itu,
sejauh ini juga belum ada kesepakatan bagaimana informasi yang dihasilkan dari
framework tersebut digunakan demi perbaikan kualitas pemilu di masa yang akan
datang.

Desain perkuliahan Assessment Kualitas Pemilu yang disajikan dalam perkuliahan ini
mengajak peserta kuliah untuk bersama-sama mencermati konsep dan praktik
assessment kualitas pemilu dimulai dari pemahaman bahwa assessment kualitas
pemilu pada dasarnya adalah fungsi monitoring dan evaluasi. Kegunaan dari fungsi
ini adalah memastikan bahwa implementasi pemilu itu berujung pada tujuan yang
ingin dicapai, pelembagaan sejumlah nilai dan praktik yang bersifat substantif, serta
menghasilkan informasi yang bisa digunakan lebih lanjut untuk mencapai tujuan
tersebut. Orientasi pencapaian tujuan inilah, dalam hal ini menciptakan pemilu yang
berkualitas untuk demokrasi yang juga berkualitas, yang pada gilirannya diharapkan
bisa menjadi rujukan bersama untuk mengkoordinasikan berbagai konsep dan
praktik assessment kualitas pemilu, khususnya di Indonesia.

Kompetensi

Mata kuliah Assessment Kualitas Pemilu ini didesain untuk memberikan kompetensi
analisis kritis; pemahaman konseptual dan praktis tentang Assessment Kualitas
Pemilu secara umum dan berbagai model framework Assessment Kualitas Pemilu
yang sudah ada. Kompetensi umum ini akan menjadi basis pembangunan
kompetensi khusus bagi para peserta perkuliahan ini, yaitu kemampuan analisis
kritis dan keahlian praktis untuk menggunakan serta mengembangkan framework
Assessment Kualitas Pemilu.

Assessment Kualitas Pemilu | 1


Pokok Bahasan

Untuk mencapai kompetensi tersebut, pokok-pokok bahasan yang disajikan dalam


perkuliahan ini meliputi: (1) Electoral Governance dan Electoral Quality Assesment-
EQA atau Assessment Kualitas Pemilu, (2) Pembuatan Aturan Pemilu, (3) Rule
Implementation: Penyelenggaraan Pemilu, dan (4) Isu-isu Kritis dan Assessment
Kualitas Pemilu di Indonesia.

Pokok bahasan pertama berfokus mengajak mahasiswa memahami peta besar tata
kelola pemilu dalam proses demokrasi serta fungsi dan peran assessment kualitas
pemilu di dalamnya. Berbekal pemahaman ini, mahasiswa bisa mengembangkan
kemampuan analisis kritisnya atas beragam model dan praktik assessment kualitas
pemilu yang menjadi pokok-pokok bahasan selanjutnya.

Masing-masing pokok bahasan diturunkan menjadi sub-pokok bahasan. Sub-pokok


bahasan inilah yang menjadi topik sesi-sesi perkuliahan dalam mata kuliah
Assessment Kualitas Pemilu ini. Adapun sub-pokok bahasan di sini adalah:

(1) Rencana dan desain kegiatan pembelajaran dan kontrak belajar


(2) Pemilu, demokrasi, dan kualitas pemilu
(3) Model-model assessment kualitas pemilu
(4) Dimensi politik dalam kontestasi pendefinisian demokrasi dan pemilu di
antara beragam model assessment kualitas pemilu
(5) Aturan kompetisi electoral
Aturan kompetisi electoral: konteks Indonesia
Assessment kualitas kompetisi electoral
(6) Aturan electoral governance
Aturan electoral governance: konteks Indonesia
Assessment kualitas electoral governance
(7) Pendataan pemilih, kandidat, partai politik, dan observer
Penyelenggaraan pemilu: konteks Indonesia
Assessment kualitas administrasi pemilu
(8) Pendidikan pemilih dan kampanye
Pendidikan pemilih dan kampanye: konteks Indonesia
Assessment pendidikan pemilih dan kampanye
(9) Penyelenggaraan pemilu: pemberian suara, penghitungan, pelaporan, dan
pengawasan
Penyelenggaraan pemilu: konteks Indonesia
Assessment penyelenggaraan pemilu
(10) Pengelolaan Informasi Hasil Electoral Quality Assessment di
Indonesia: Aksesibilitas dan Penggunaan Informasi
(11) Post-election assessment: electoral result disputes, post-election
conflicts resolution, dan post-election relationships amongst electoral
management bodies.
(12) Isu-isu strategis assessment kualitas pemilu yang lain: kebebasan
pers (sekaligus independensi pers), HAM, gender dan anti-diskriminasi

Assessment Kualitas Pemilu | 2


Metode Pembelajaran

Mata kuliah Assessment Kualitas Pemilu mengadopsi model Student Centered


Learning-SCL. Dalam model ini, proses pembelajaran yang dilakukan berfokus pada
upaya mendorong mahasiswa untuk mengaplikasikan pemahaman konseptual yang
didapatkannya untuk menganalisis kasus-kasus empirik sesuai dengan topik
pembahasan yang sedang dilakukan. Model seperti ini juga digunakan dalam desain
penugasan akhir, di mana mahasiswa diminta untuk melakukan analisis yang lebih
komprehensif atas isu-isu kritis pemilu dalam kaitannya dengan assessment kualitas
pemilu di Indonesia.

Dosen di sini berperan lebih sebagai tutor dan fasilitator untuk menyertai
mahasiswa dalam melakukan analisisnya, baik di tataran konseptual maupun
praktis. Metode klasik digunakan hanya pada sesi-sesi awal perkuliahan, untuk
memberikan gambaran kepada peserta kuliah tentang aspek akademis dari kajian
mengenai assessment kualitas pemilu.

Metode Evaluasi

Evaluasi dalam perkuliahan ini dilakukan dengan merujuk pada empat parameter
utama. Pertama, keaktifan di kelas; ditunjukkan dalam diskusi baik dengan dosen
maupun sesama peserta kuliah. Parameter ini memiliki bobot 10% dari total nilai.
Kedua adalah paper individu/kelompok dengan bobot 20%. Ketiga, paper individu
pengganti ujian tengah semester, dengan bobot 30%. Keempat, paper individu
pengganti ujian akhir semester dengan bobot 40%.

Assessment Kualitas Pemilu | 3


RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN

Minggu ke- Tujuan Pembelajaran Pokok bahasan Media ajar Metode Pembelajaran Penilaian Pustaka
Yang dilakukan Yang dilakukan dosen Metode Kriteria Bobot
mahasiswa
1. Mahasiswa memahami tujuan, Rencana dan desain PPT Mempelajari silabus Menjelaskan silabus - - - Silabus
alur, desain perkuliahan dan kegiatan
penilaian. pembelajaran dan Jørgen Elklit & Andrew
kontrak belajar Reynolds.
(2005). A framework for
Introduction: Apa itu the systematic study of
assessment kualitas pemilu election quality dalam
dan apa pentingnya melakukan Democratization, 12:2,
assessment pemilu? 147-162. DOI:
10.1080/135103405000
69204
2.  Mahasiswa memahami  PPT  Membaca literatur  Menjelaskan  Partisipasi 0-100 15%  Mozaffar dan
hubungan antara pemilu, Pemilu, demokrasi sebelum konsep-konsep  Penugasan Schedler. (2002).
demokrasi, dan kualitas dan Kualitas Pemilu perkuliahan kunci 20%  Jørgen Elklit &
pemilu.  Membuat  Memimpin diskusi Andrew Reynolds.
 Mahasiswa memahami makalah pendek (2005). A framework for
dimensi kontekstual dari berisi review kritis the systematic study of
kualitas dan cara atas literatur election quality dalam
mendefinsikan kualitas  Diskusi kelas Democratization, 12:2,
pemilu dan demokrasi. 147-162, DOI:
 Mahasiswa memahami 10.1080/135103405000
hubungan antara kualitas 69204
pemilu dan kualitas
demokrasi.
 Mahasiswa mampu
memberikan penjelasan
umum tentang aspek-aspek
yang mempengaruhi
kualitas pemilu dan kualitas
demokrasi.

Assessment Kualitas Pemilu | 1


3.  Mahasiswa memahami  Model-model PPT  Membaca literatur  Menjelaskan  Partisipasi 0-100 15%  Theorell dan
model-model assessment Assessment  Membuat konsep-konsep  Penugasan Lindstedt. 2010.
kualitas pemilu. Kualitas Pemilu makalah pendek kunci 20%  Elklit dan Reynolds.
 Mahasiswa mampu berisi review kritis  Memimpin diskusi 2005.
menganalisis kelebihan dan atas literatur.
kekurangan model-model  Diskusi kelas
assessment kualitas pemilu.
 Mahasiswa mampu
mengidentifikasi model-
model assessment pemilu
yang sesuai dengan konteks
Indonesia.
4.  Kualitas Pemilu dan Politik  Dimensi politik PPT  Membaca literatur  Menjelaskan  Partisipasi 0-100 15% -
Pengetahuan: Kontestasi dalam kontestasi sebelum konsep-konsep  Penugasan 20%
Pilihan Indikator, pendefinisian perkuliahan kunci
Aksesibilitas informasi hasil demokrasi dan  Membuat  Memimpin diskusi
Electoral Quality pemilu di antara makalah pendek
Assessment, dan Tujuan beragam model berisi review kritis
Penggunaan Informasi hasil Assessment atas literatur.
Electoral Quality Kualitas Pemilu  Diskusi kelas
Assessment.
5.  Mahasiswa memahami dan  Aturan kompetisi PPT  Membaca literatur  Menjelaskan  Partisipasi 0-100 15%  Elklit dan Reynolds.
bisa menjelaskan aspek- electoral  Membuat konsep-konsep  Penugasan 20% 2005.
aspek dari proses  Aturan kompetisi makalah pendek kunci
pembuatan aturan pemilu electoral: konteks berisi review kritis  Memimpin diskusi
terkait aturan kompetisi Indonesia atas literatur.
electoral.  Assessment  Diskusi kelas
 Mahasiswa bisa memiliki Kualitas Kompetisi
pemahaman dan Electoral
kemampuan analisis
terhadap Assessment
Kualitas Kompetisi Electoral.
6.  Mahasiswa memahami dan  Aturan electoral PPT  Membaca literatur  Menjelaskan  Partisipasi 0-100 15%  Elklit dan Reynolds.
bisa menjelaskan aspek- governance  Membuat konsep-konsep  Penugasan 2005.
aspek dari proses  Aturan electoral makalah pendek kunci 20%
pembuatan aturan pemilu governance: berisi review kritis  Memimpin diskusi
terkait aturan electoral konteks Indonesia atas literatur
governance.  Assessment  Diskusi kelas
 Mahasiswa bisa memiliki kualitas electoral
pemahaman dan governance
kemampuan analisis

Assessment Kualitas Pemilu | 2


terhadap Assessment
Kualitas Electoral
Governance.
7.  Mahasiswa memahami dan  Pendataan pemilih,  PPT  Membaca literatur  Menjelaskan  Partisipasi 0-100 15%  Bab II dari buku Najib
mampu menjelaskan kandidat, partai  Makalah  Membuat konsep-konsep  Penugasan et.al. 2014.
bagaimana aturan aturan politik, dan mahasiswa makalah pendek kunci 20%
pendataan pemilih, partai, observer berisi review kritis  Memimpin diskusi
dan kandidat peserta  Penyelenggaraan atas literatur
pemilu dan observer pemilu: konteks  Diskusi kelas
diimplementasikan. Indonesia
 Mahasiswa bisa memiliki  Assessment
pemahaman dan Kuliatas
kemampuan analisis administrasi
terhadap Assessment pemilu
Kualitas administrasi
pemilu.
8.  Mahasiswa memahami dan  Pendidikan pemilih  PPT  Membaca literatur  Menjelaskan  Partisipasi 0-100 15%  Bab IV dan VI dari
mampu menjelaskan dan kampanye  Makalah  Membuat konsep-konsep  Penugasan buku Najib et.al.
bagaimana aturan aturan  Pendidikan pemilih mahasiswa makalah pendek kunci 20% 2014.
pendidikan pemilih dan dan kampanye: berisi review kritis  Memimpin diskusi
kampanye konteks Indonesia atas literatur
diimplementasikan.  Assessment  Diskusi kelas
 Mahasiswa memiliki pendidikan pemilih
pemahaman dan dan kampanye
kemampuan analisis
terhadap assessment
pendidikan pemilih dan
kampanye.
9.  Mahasiswa memahami dan  Penyelenggaraan  PPT  Membaca literatur  Menjelaskan  Partisipasi 0-100 15%  Bab III dari buku Najib
mampu menjelaskan pemilu: pemberian  Makalah  Membuat konsep-konsep  Penugasan et.al. 2014.
bagaimana aturan aturan suara, mahasiswa makalah pendek kunci 20%
Penyelenggaraan pemilu: penghitungan, berisi review kritis  Memimpin diskusi
pemberian suara, pelaporan, dan atas literatur
penghitungan, pelaporan, pengawasan  Diskusi kelas
dan pengawasan  Penyelenggaraan
diimplementasikan. pemilu: konteks
 Mahasiswa memiliki Indonesia
pemahaman dan  Assessment
kemampuan analisis penyelenggaraan
terhadap assessment pemilu
penyelenggaraan pemilu.

Assessment Kualitas Pemilu | 3


10.  Mahasiswa mengetahui  Pengelolaan  PPT  Membaca  Menjelaskan  Partisipasi 0-100 15% -
dan memahami praktik Informasi Hasil  Concept note literatur konsep-konsep  Penugasan
pengelolaan informasi Electoral Quality topik pilihan  Membuat kunci 20%
hasil Assessment Kualitas Assessment di mahasiswa concept note  Memimpin
Pemilu di Indonesia. Indonesia: untuk tentang topik diskusi dan
 Mahasiswa bisa Aksesibilitas dan penulisan TA dan alasan memberikan
membingkai isu-isu Penggunaan pilihan topik masukan untuk
empirik pengelolaan Informasi untuk TA concept note
informasi hasil  Diskusi kelas mahasiswa
Assessment Kualitas
Pemilu di Indonesia
dalam konsep teoretik
yang sudah didiskusikan
di pembahasan topik-
topik sebelumnya.
11.  Mahasiswa memahami  PPT  Membaca  Menjelaskan  Partisipasi 0-100 15% -
dan mampu menjelaskan  Post election  Makalah literatur konsep-konsep  Penugasan
desain dan aplikasi assessment: mahasiswa  Membuat kunci 20%
Assessment Pasca- electoral result makalah  Memimpin
pemilu. disputes, post- pendek berisi diskusi
 Mahasiswa mampu election conflicts review kritis
mengidentifikasi dan resolution, dan atas literatur
membangun argumen post-election  Diskusi kelas
kritis atas desain dan relationships
aplikasi Assessment amongst
Pasca-pemilu di electoral
Indonesia. management
bodies.
12.  Mahasiswa mampu  Isu-isu strategis  PPT  Membaca  Menjelaskan  Partisipasi 0-100 15% -
mengidentifikasi dan assessment  Makalah literatur konsep-konsep  Penugasan
membangun argumen kualitas pemilu mahasiswa  Membuat kunci 20%
kritis atas isu-isu strategis yang lain: makalah  Memimpin
assessment kualitas kebebasan pers pendek berisi diskusi
pemilu di Indonesia. (sekaligus review kritis
independensi atas literatur
pers), HAM,  Diskusi kelas
gender dan anti-
diskriminasi

Assessment Kualitas Pemilu | 4


TINJAUAN MATA KULIAH

Deskripsi Mata Kuliah

Sebagaimana dideskripsikan oleh judul mata kuliah ini, topik utama yang dibahas di
sini adalah Assessment Kualitas Pemilu. Topik ini relevan untuk dibahas dalam
sebuah mata kuliah tersendiri berdasarkan pertimbangan bahwa selama ini
permasalahan kualitas pemilu dianggap sebagai sesuatu yang terberi dan penilaian
atas kualitas tersebut dianggap sudah terintegrasi dalam penilaian kualitas
demokrasi yang sudah jauh lebih berkembang.

Meskipun banyak pendapat menyetujui perlunya sebuah kerangka assessment


kualitas pemilu yang secara spesifik terpisah dari kerangka assessment kualitas
demokrasi, dalam implementasinya ada sekian permasalahan yang harus dihadapi.
Permasalahan ini terutama sekali terkait metodologi, penentuan indikator, dan
pengukuran kualitas pemilu. Solusi yang ditawarkan atas permasalahan-
permasalahan tersebut harus memenuhi dua parameter sekaligus, yaitu parameter
penerimaan politis oleh semua stakeholder dalam electoral governance dan
parameter efektivitas dan efisiensi praktis.

Mata kuliah ini didesain untuk mengajak mahasiswa mengenal dan memahami
diskusi dan perdebatan seputar assessment kualitas pemilu, baik pada level
konseptual maupun praktik. Pada level konseptual, dalam sesi-sesi perkuliahan
mahasiswa diajak untuk memahami sejumlah kerangka konseptual Assessment
Kualitas Pemilu dan melakukan review kritis atas konsep-konsep tersebut.

Pada level praktis, mahasiswa diajak untuk memahami kerangka dan mekanisme
Assessment Kualitas Pemilu yang diadopsi di Indonesia. Di level ini, mahasiswa juga
diajak untuk melakukan review kritis dengan mengangkat pengetahuan maupun
pengalaman empiris dari pelaksanaan pemilu di Indonesia, baik di level nasional
maupun lokal. Poin-poin yang dihasilkan dari review kritis tersebut selanjutnya bisa
digunakan sebagai input baru untuk pengembangan kerangka Assessment Kualitas
Pemilu lebih lanjut di Indonesia.

Kegunaan Mata Kuliah bagi Peserta Didik

Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa memiliki kemampuan untuk


merancang dan melakukan Assessment Kualitas Pemilu di Indonesia, baik pada
tingkat nasional maupun lokal. Secara khusus, setelah mengikuti mata kuliah ini
mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan untuk memahami relevansi
dilakukannya Assessment Kualitas Pemilu di Indonesia dan memiliki bekal
penguasaan teoretik tentang metode Assessment Kualitas Pemilu yang berkembang
dalam ilmu politik.
Assessment Kualitas Pemilu | 5
Sejalan dengan pemahaman akan pentingnya Assessment Kualitas Pemilu dan basis
teori serta metodologinya, dengan mengikuti mata kuliah ini mahasiswa juga
memahami Assessment Kualitas Pemilu yang dilakukan di Indonesia. Dengan bekal
pemahaman relevansi dan teori yang dimilikinya mahasiswa juga akan mampu
mengidentifikasi kebutuhan Assessment Kualitas Pemilu di Indonesia dan membuat
desain awal kerangka Assessment Kualitas Pemilu untuk diterapkan di Indonesia,
baik di tingkat nasional maupun lokal.

Tujuan Pembelajaran

Mata kuliah ini diselenggarakan untuk mencapai sejumlah tujuan. Secara garis besar
tujuan penyelenggaraan mata kuliah ini bisa dibagi dalam dua tujuan besar, yaitu,
pertama, mengembangkan pengetahuan dan pemahaman kritis konseptual tentang
demokrasi dan pemilu serta hubungan di antara keduanya. Kedua, membangun
pemahaman dan skill untuk mengoperasionalisasikan konsep pemilu dan faktor-
faktor yang mempengaruhi kualitas pemilu serta hubungannya dengan demokrasi
dan kualitas demokrasi secara keseluruhan.

Tujuan yang pertama erat kaitannya dengan perkembangan isu dan wacana terkait
kualitas pemilu dan pengukuran kualitas pemilu serta hubungannya dengan kualitas
demokrasi secara keseluruhan. Sampai saat ini, masih ada ruang perdebatan yang
cukup lebar, baik di level konseptual maupun operasional tentang bagaimana
kualitas pemilu diukur dan bagaimana hasil pengukuruan yang dilakukan terkait
dengan kualitas demokrasi di suatu negara. Perdebatan ini akan menjadi topik yang
dielaborasi pada paruh pertama perkuliahan Assessment Kualitas Pemilu ketika
mahasiswa diperkenalkan dengan sejumlah konsep kualitas pemilu dan assessment
kualitas pemilu yang tengah berkembang saat ini. Dalam fase ini, mahasiswa diajak
untuk mengenal, memahami, dan mengembangkan kemampuan analisis kritis atas
beragam konsep tersebut serta perdebatan yang berlangsung terkait assessment
kualitas pemilu.

Berbekal pengetahuan dan kemampuan tersebut, pada paruh selanjutnya


mahasiswa diajak untuk mencermati situasi empirik terkait kualitas pemilu di
Indonesia, terutama dalam hubungannya dengan demokratisasi yang tengah
berlangsung. Pada fase ini, mahasiswa diajak untuk melakukan analisis kritis atas
praktik assessment kualitas pemilu yang selama ini sudah dilakukan di Indonesia,
baik di level konsep kerangka assessment yang dilakukan maupun pada
implementasi kerangka assessment tersebut. Sebagai manifestasi dari model SCL
serta untuk membangun kesadaran kritis akan pengaruh dimensi konteks dalam
penyelenggaraan pemilu dan demokrasi, mahasiswa diminta untuk mengangkat isu-
isu terkait penyelenggaraan pemilu dan assessment kualitas pemilu yang dekat
dengan pengalaman empiris mereka sebagai obyek kajian dalam fase ini.

Selanjutnya, berdasarkan analisis yang sudah dilakukan, mahasiswa diminta untuk


merumuskan kerangka assessment pemilu dan/atau model implementasi yang lebih
efektif dan efisien untuk memberikan gambaran tentang kualitas pemilu di

Assessment Kualitas Pemilu | 6


Indonesia dan kontribuasinya bagi demokratisasi di Indonesia. Dengan kapasitas
melakukan analisis kritis serta kecanggihan mengoperasionalisasikan konsep
assessment pemilu, melalui mata kuliah ini mahasiswa bisa berkontribusi, tidak
hanya bagi pengembangan lebih lanjut atas konsep assessment kualitas pemilu,
tetapi juga berkontribusi memberikan alternatif kebijakan praktis untuk
memperbaiki kualitas pemilu di Indonesia.
Susunan Bahan Ajar

Bab Pokok Bahasan Sub-pokok Bahasan


I Pengantar Perkuliahan 1. Silabus & kontrak belajar

II Mengenal Electoral Governance dan 2. Logika Dasar: Pemilu, demokrasi


Electoral Quality Assessment dan Kualitas Pemilu, Electoral
Quality Assessment sebagai
Instrumentasi Monitoring dan
Evaluasi

3. Model-model Assessment
Kualitas Pemilu

4. Kualitas Pemilu dan Politik


Pengetahuan: Kontestasi Pilihan
Indikator, Aksesibilitas informasi
hasil Electoral Quality
Assessment, dan Tujuan
Penggunaan Informasi hasil
Electoral Quality Assessment

III Pembuatan Aturan Main Pemilu 5. 1. Aturan kompetisi electoral


2. Aturan kompetisi electoral:
konteks Indonesia
3. Assessment Kualitas Kompetisi
Electoral
6. 1. Aturan electoral governance
2. Aturan electoral governance:
konteks Indonesia
3. Assessment kualitas electoral
governance
IV Rule Implementation: Administrasi 7. 1. Administrasi Pemilu:
dan Penyelenggaraan Pemilu Pendataan pemilih, kandidat,
partai politik, dan observer
2. Administrasi pemilu: konteks
Indonesia
3. Assessment Kualitas
administrasi pemilu
8. 1. Pendidikan pemilih
2. Pendidikan pemilih dan
kampanye: konteks Indonesia
3. Assessment pendidikan
pemilih dan kampanye

Assessment Kualitas Pemilu | 7


9. 1. Penyelenggaraan pemilu:
pemberian suara, penghitungan,
pelaporan, dan pengawasan
2. Penyelenggaraan pemilu:
konteks Indonesia
3. Assessment penyelenggaraan
pemilu
V Isu-isu kritis pemilu dan Assessment 10. Pengelolaan Informasi Hasil
Kualitas Pemilu di Indonesia Electoral Quality Assessment di
Indonesia: Aksesibilitas dan
Penggunaan Informasi
11. Post-election assessment:
electoral result disputes, post-
election conflicts resolution, dan
post-election relationships
amongst electoral management
bodies.
12. Isu-isu strategis asessment
kualitas pemilu yang lain:
kebebasan pers (sekaligus
independensi pers), HAM,
gender dan anti-diskriminasi
13. Workshop penulisan makalah
tugas akhir

Petunjuk Penggunaan Bahan Ajar

Bahan ajar ini digunakan sebagai pedoman pelaksanaan proses pembelajaran di


kelas. Agar bisa bermanfaat secara maksimal, pengguna diharapkan mengikuti
petunjuk penggunaan bahan ajar ini. Literatur yang digunakan untuk setiap sesi
perkuliahan disertakan dalam bahan ajar ini sebagai lampiran.

Assessment Kualitas Pemilu | 8


BAB I GAMBARAN PERKULIAHAN

Pendahuluan

Deskripsi Singkat

Pemilihan umum atau pemilu merupakan sebuah elemen penting dalam demokrasi
perwakilan modern. Dari pemilu, seringkali nasib demokrasi ditentukan. Asumsinya,
pemilu merupakan momen ketika publik menyatakan kedaulatannya dalam
menentukan siapa wakil-wakilnya yang akan menjalankan pemerintahan selama
periode tertentu. Hampir semua orang setuju dengan premis di atas. Namun, aspek-
aspek apa saja dari sebuah pemilu yang menentukan kualitasnya dan bagaimana
setiap aspek ini berpengaruh terhadap kualitas demokrasi secara keseluruhan
belum sepenuhnya tereksplorasi dan teridentifikasi.

Manfaat
Untuk memperkenalkan kepada mahasiswa mengenai assessment kualitas pemilu
dan peranan penting assessment untuk memastikan pemilu berlangsung jujur, adil,
terbuka, dan berintegritas.

Relevansi
Memberi pengantar kuliah mengenai assessment kualitas pemilu sebagai
mekanisme pengawasan dan kontrol pemilu dengan tujuan memberikan gambaran
umum kuliah.

Learning outcome
Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami
mengenai assessment kualitas pemilu.

Penyajian

Dalam pertemuan ini, dosen dan mahasiswa akan membahas tujuan dan
sistematika perkuliahan, metode penyampaian perkuliahan, penugasan, dan
metode penilaian. Dosen membuka perkuliahan dengan memberikan paparan
singkat tentang relevansi dari perkuliahan ini dan ide besar yang melandasi pokok-
pokok bahasan serta derivasinya menjadi sub-topik pembahasan yang disajikan
menjadi topik sesi perkuliahan dalam mata kuliah ini.

Dosen mengawali perkuliahan dengan memberikan gambaran singkat tentang mata


kuliah ini dan posisinya dalam kurikulum program dan tujuan perkuliahan.
Selanjutnya, dosen menjelaskan kepada mahasiswa mengenai pokok-pokok

Assessment Kualitas Pemilu | 9


bahasan dalam perkuliahan ini, yaitu (1) Pengantar perkuliahan, (2) Mengenal
electoral governance dan Assessment Kualitas Pemilu, (3) Rule making, (4) Rule
implementation, (5) Isu-isu kritis pemilu dan Assessment Kualitas Pemilu di
Indonesia. Dosen menerangkan kepada mahasiswa bagaimana masing-masing
pokok bahasan tersebut diturunkan menjadi sub-topik bahasan yang mana masing-
masing dibicarakan dalam 14 sesi perkuliahan.

Selanjutnya, dosen memaparkan kepada mahasiswa bagaimana tujuan perkuliahan


dijabarkan dalam perkuliahan, termasuk melalui penugasan. Sebagai upaya untuk
mengasah pemahaman teoretis dan kemampuan analisis mahasiswa, dosen
menjelaskan bahwa setiap minggunya mahasiswa akan diminta untuk membuat
makalah pendek (1.500 hingga 2.000 kata) berisi review kritis atas literatur terkait
topik yang menjadi pembahasan dalam sesi yang bersangkutan.

Untuk memastikan bahwa mahasiswa mempersiapkan diri untuk setiap sesi


perkuliahan, dosen bisa meminta mahasiswa memberikan paparan singkat untuk
menjawab sejumlah permasalahan kritis. Di setiap akhir sesi perkuliahan, dosen
memberikan satu atau lebih pertanyaan kritis yang berkaitan dengan topik sesi
berikutnya. Mahasiswa diminta untuk mempersiapkan jawabannya, dalam bentuk
paparan singkat; dalam bentuk tulisan atau lisan, dan disampaikan pada pertemuan
berikutnya.

Untuk tugas akhir, dosen menjelaskan kepada mahasiswa bahwa mereka diminta
mengangkat kasus empirik dari pengalaman proses electoral di Indonesia. Model
penugasan seperti ini dipilih sebagai upaya penjabaran tujuan perkuliahan dan
implementasi model pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (Student
Centered Learning—SCL). Penulisan tugas akhir ini dilakukan melalui serangkaian
proses review, mulai dari penentuan topik dan rumusan permasalahan yang hendak
dibahas dalam makalah sampai pada penulisan naskah final. Selain sebagai
instrumen untuk mengasah kemampuan analisis mahasiswa dalam menjawab
problem empirik terkait pemilu dan kualitas pemilu, proses penulisan makalah ini
juga bertujuan untuk membangun pemahaman kritis atas pendekatan-pendekatan
yang selama ini digunakan dalam Assessment Kualitas Pemilu.

Terkait dengan proses perkuliahan yang dipaparkan di atas, dosen juga menjelaskan
kepada mahasiswa bahwa untuk setiap sesi ada bacaan wajib yang harus dibaca
oleh mahasiswa, sekaligus sebagai bahan untuk di-review. Dosen meminta kepada
mahasiswa untuk membatasi literatur pada bacaan wajib yang ada. Literatur di luar
bacaan tersebut bisa dimasukkan sebagai bagian dari perspektif yang digunakan
untuk mengkritisi literatur yang di-review dalam penugasan.

Selanjutnya, dosen menjelaskan metode dan komponen penilaian yang digunakan


dalam perkuliahan ini.

Assessment Kualitas Pemilu | 10


Aktivitas
Dosen menjelaskan kepada para mahasiswa mengenai gambaran perkuliahan
assessment pemilu, kesepakatan kuliah termasuk tugas mahasiswa dan tugas akhir
mahasiswa.

Tugas/latihan
Mahasiswa diminta membaca dan membuat review kritis atas literatur yang terkait
dengan tema pertemuan berikutnya, yaitu demokrasi dan pemilu: relevansi
assessment kualitas pemilu.

Rangkuman
-

Penutup
Tes Formatif
Apakah fungsi dari assessment kualitas pemilu dan apa tujuannya?

Tindak Lanjut
Membaca literatur demokrasi dan pemilu: relevansi assessment kualitas pemilu

Assessment Kualitas Pemilu | 11


BAB II MENGENAL ELECTORAL GOVERNANCE DAN ASSESSMENT
KUALITAS PEMILU

Pendahuluan

Deskripsi Singkat

Pemilu merupakan sebuah elemen krusial dalam demokrasi perwakilan modern.


Dalam wacana demokrasi saat ini, pemilu merupakan sebuah elemen yang dianggap
menentukan kualitas dan keberlanjutan demokrasi itu sendiri. Persepsi yang
melihat pemilu sebagai indikator utama, bahkan identik dengan demokrasi itu
sendiri adalah hal yang jamak kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Hal yang
menarik adalah bahwa asosiasi dan identifikasi antara pemilu dan demokrasi ini
seringkali berujung pada kesalahan persepsi. Bentuk kesalahan persepsi bisa
bermacam-macam. Ada kasus di mana orang berharap bahwa dengan pemilu, dan
hanya pemilu, demokrasi yang mapan bisa terbangun. Namun, ada juga bentuk
sebaliknya, yaitu menggunakan pemilu sebagai alat untuk membangun citra bahwa
rezim yang berkuasa telah melaksanakan prinsip-prinsip demokrasi.

Gambaran kompleksitas persepsi tentang hubungan pemilu dan demokrasi yang


digambarkan di atas akan menjadi topik bahasan di bab ini. Hampir semua orang
setuju tentang keterkaitan antara pemilu dan demokrasi modern. Namun,
“bagaimana” keduanya saling terkait satu sama lain lebih sering diterima sebagai
sesuatu yang terberi sehingga sebagian besar orang cenderung mengabaikan detail
teknis dari pemilu dan hubungannya dengan demokrasi. Sebagaimana dikatakan
oleh Mozaffar dan Schedler, seseorang cenderung baru menyadari pentingnya
memperhatikan detail teknis pemilu “ketika ada yang salah dengan pemilu”
(Mozaffar dan Schedler, 2002). Hal ini terutama terjadi di negara-negara dengan
demokrasi yang sudah mapan.

Manfaat
Identifikasi aspek-aspek yang menyangkut hal-hal teknis dalam pemilu dan
dampaknya terhadap demokrasi. Identifikasi ini akan membantu membuat
indikator-indikator apa yang kemudian harus diperhatikan untuk menilai kualitas
pemilu.

Relevansi
Pada tahap awal perkuliahan ini, mahasiswa diajak untuk melihat Assessment
Kualitas Pemilu, baik secara konseptual maupun praktik sebagai instrumentasi
fungsi monitoring dan evaluasi yang tujuannya adalah memproduksi pengetahuan
bagi pengembangan demokrasi. Pada fase ini, mahasiswa juga diajak untuk
memahami dan menghayati bagaimana pengetahuan, proses produksi, dan
Assessment Kualitas Pemilu | 12
penggunaan pengetahuan adalah fenomena yang bersifat politik. Dengan demikian,
sejak awal mahasiswa telah diajak untuk melihat fenomena pemilu dan Assessment
Kualitas Pemilu dari perspektif yang lebih luas daripada sekadar aspek mekanistis
dan prosedural dari demokrasi.

Learning outcome
Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan dapat mengidentifikasi
dan memberikan indikator dari assessment pemilu.

Penyajian

Dosen memaparkan bagaimana topik pembahasan di Bab ini akan disampaikan


dalam tiga sesi, masing-masing dengan sub-topik Demokrasi dan Pemilu: Electoral
Quality Assessment sebagai Instrumentasi Monitoring dan Evaluasi, Model-model
Assessment Kualitas Pemilu, Kualitas Pemilu dan Politik Pengetahuan: Kontensi Pilihan
Indikator, dan Aksesibilitas Informasi Hasil Electoral Quality Assessment.

Untuk sub-topik yang pertama, dosen mengawali perkuliahan dengan paparan


tentang kecenderungan pemikiran-pemikiran yang membingkai hubungan antara
pemilu dan demokrasi perwakilan modern. Merujuk pada literatur Mozaffar dan
Schedler, dosen menjelaskan bagaimana persepsi tentang hubungan pemilu dan
demokrasi dipengaruhi oleh konteks di mana demokrasi itu berlangsung. Hal ini
termasuk bagaimana dalam konteks negara-negara demokrasi baru, kualitas pemilu
menentukan kualitas dan masa depan demokrasi di negara yang bersangkutan
dengan derajat urgensi lebih tinggi daripada di negara-negara demokrasi yang
sudah mapan. Dalam pembahasan ini, dosen bisa mulai memasukkan sejumlah
ilustrasi dari kasus empirik terkait pemilu di Indonesia untuk menunjukkan
bagaimana pemilu mempengaruhi demokratisasi dan demokrasi. Dari sana, dosen
mengajak mahasiswa untuk melihat Assessment Kualitas Pemilu sebagai instrumen
untuk mengidentifikasi hubungan antara kualitas pemilu dan demokratisasi. Dari
kasus tersebut, dosen menjelaskan bagaimana tujuan Assessment Kualitas Pemilu
adalah menghasilkan pengetahuan sebagai input untuk perbaikan pemilu di masa
mendatang. Untuk lebih memudahkan mahasiswa dalam memahami dan
menghayati, dosen bisa menggunakan ilustrasi fungsi monitoring dan evaluasi
kebijakan dan perannya dalam proses kebijakan secara keseluruhan.

Dalam pertemuan ini, dosen mengajak mahasiswa untuk memahami dan


menghayati fungsi produksi informasi dan pengetahuan dari Assessment Kualitas
Pemilu. Namun, di bagian akhir pertemuan, dosen mulai mengajak mahasiswa
untuk mengidentifikasi dimensi-dimensi lain dari pemilu. Ini dilakukan dengan
menunjukkan ironi tentang bagaimana pemilu di Indonesia, baik di tingkat lokal
maupun nasional, meskipun telah diatur sedemikian rupa masih melahirkan
sejumlah praktik pelanggaran dan menghasilkan pemerintahan dengan kualitas
demokrasi buruk.

Assessment Kualitas Pemilu | 13


Melalui ilustrasi tersebut, dosen menunjukkan contoh aspek-aspek yang selama ini
luput dalam kerangka penyelenggaraan dan Assessment Kualitas Pemilu yang
dipakai di Indonesia. Ini menjadi pengantar untuk pembahasan sub-topik
berikutnya, yang membahas aspek-aspek yang luput dalam model Assessment
Kualitas Pemilu yang ada ketika dikontraskan dengan kasus permasalahan pemilu
yang diilustrasikan.

Pada pembahasan sub-topik Kualitas Pemilu dan Politik Pengetahuan: Kontestasi


Pilihan Indikator, Aksesibilitas Informasi Hasil Electoral Quality Assessment, dan
Tujuan Penggunaan Informasi Hasil Electoral Quality Assessment, dosen mengajak
mahasiswa mendiskusikan mengapa aspek-aspek yang mereka identifikasi berkaitan
dengan kasus problem pemilu yang diilustrasikan tidak diakomodasi dalam model
electoral quality assessment yang ada. Dosen membimbing dan mengarahkan
diskusi untuk mengajak mahasiswa memahami dan menghayati bahwa setiap
model dan indikator di dalamnya membangun definisi tertentu tentang demokrasi
dan batas-batasnya. Beragam model ini terlibat dalam pertarungan diskursif untuk
mendefinisikan apa itu pemilu dan hubungannya dengan demokrasi.

Pada pembahasan sub-topik ini, dosen juga mengajak mahasiswa mencermati


bagaimana dalam kasus Indonesia ada beragam lembaga yang melakukan
Assessment Kualitas Pemilu, selain lembaga yang secara formal menjalankan fungsi
itu. Dosen mengajak mahasiswa untuk mencermati dan mengkritisi bagaimana
indikator-indikator yang digunakan dalam setiap model merefleksikan konsepsi
demokrasi yang berbeda, bagaimana informasi dari setiap praktik Assessment
Kualitas Pemilu dikelola, siapa saja yang boleh mengakses, dan bagaimana informasi
itu digunakan sebagai input untuk kebijakan berikutnya; termasuk perbaikan
kualitas pemilu selanjutnya.

Poin-poin penting yang dihasilkan dari diskusi tersebut digunakan sebagai basis bagi
mahasiswa untuk mengikuti dan mengerjakan tugas membuat review kritis untuk
sesi berikutnya. Sub-topik bahasan untuk sesi itu adalah “Electoral governance dan
Assessment Kualitas Pemilu”.

Dalam pembahasan tentang electoral governance, dosen menjelaskan kepada


mahasiswa mengenai fungsi-fungsi dan hubungannya dalam membentuk sebuah
struktur tata pemerintahan terkait pemilu. Dalam pemaparannya, dosen
menunjukkan keragaman model tata pemerintahan pemilu yang berimplikasi pada
keragaman model Assessment Kualitas Pemilu.

Di sini, dosen perlu menekankan pada mahasiswa, bahwa dalam penentuan formula
Assessment Kualitas Pemilu, ada dua hal yang harus dipertimbangkan. Pertama,
penerimaan politik terhadap model yang diadopsi. Kedua, tuntutan agar model
yang diadopsi bisa diandalkan untuk menangkap dimensi teknis dan substantif dari
pemilu yang dinilai. Sementara itu, mustahil menemukan formula yang secara
universal dianggap tepat untuk setiap konteks yang spesifik tentang komposisi
antara dua tuntutan tersebut, dosen mengajak mahasiswa untuk mencermati
kerangka yang diusulkan oleh Elklit dan Reynolds, 2005. Dalam tulisannya, Elklit dan

Assessment Kualitas Pemilu | 14


Reynolds menggunakan kombinasi dua cara pengukuran, yaitu pengukuran oleh
panel ahli dan survei persepsi publik.

Aktivitas
Dosen menjelaskan kepada para mahasiswa mengenai electoral governance dan
assessment pemilu. Bagaimana assessment pemilu memegang peranan penting
dalam electoral governance dan kontribusinya dalam memastikan kesuksesan
demokrasi di sebuah negara.

Tugas
Dosen meminta mahasiswa mencermati tulisan Elklit dan Reynolds, 2005 dan
mengidentifikasi aspek-aspek yang terkait dengan pembuatan aturan pemilu,
sebagai persiapan untuk pembahasan bab selanjutnya

Latihan
Mahasiswa diminta untuk membuat sebuah makalah berisi review kritis atas
bagaimana Elklit dan Reynolds mempersepsikan aspek pembuatan aturan dan
bagaimana aspek itu diukur sebagai komponen yang menentukan kualitas pemilu
secara keseluruhan.

Rangkuman
Pembahasan topik ini menghasilkan pemahaman akan hubungan antara pemilu dan
demokrasi dan beragam dimensi kualitas pemilu. Aspek-aspek ini akan menjadi
pembahasan dalam sesi-sesi berikutnya. Dari pencermatan itu, mahasiswa diminta
untuk membuat sebuah makalah berisi review kritis atas bagaimana Elklit dan
Reynolds mempersepsikan aspek pembuatan aturan dan bagaimana aspek itu
diukur sebagai komponen yang menentukan kualitas pemilu secara keseluruhan.

Penutup

Tes Formatif
 Menurut Anda, bagaimanakah aturan main pemilu yang ideal? Jelaskan!
 Dalam pemahaman Anda tentang peraturan pemilu yang ideal,
bagaimanakah aturan tersebut harus dibuat, siapa yang membuat, dan
siapa yang melaksanakan?

Tindak Lanjut

Bagaimana memastikan bahwa aturan pemilu yang dibuat sesuai dan ideal
dengan yang Anda bayangkan? Atau, siapa yang menjalankan fungsi

Assessment Kualitas Pemilu | 15


pengawasan untuk memastikan bahwa aturan pemilu yang dibuat sesuai
dan ideal dengan yang Anda bayangkan?

Assessment Kualitas Pemilu | 16


BAB III PEMBUATAN ATURAN MAIN PEMILU

Pendahuluan

Deskripsi singkat

Pembahasan pada bab ini berfokus pada dimensi pembuatan aturan terkait dengan
pemilu. Pada pertemuan selanjutnya, mahasiswa telah diminta untuk mencermati
tulisan Elklit dan Reynolds, 2005 dan membuat review kritis atas pemikiran mereka,
terutama terkait dengan bagaimana aspek pembuatan aturan pemilu dinilai.
Pembahasan tulisan Elklit dan Reynolds menjadi pancingan awal untuk memantik
diskusi di dalam kelas terkait topik pembuatan aturan pemilu dan bagaimana aspek
ini berkontribusi menentukan kualitas pemilu secara keseluruhan.

Ada sejumlah dilema yang harus dihadapi dalam pembuatan formula Assessment
Kualitas Pemilu, khususnya pada aspek pembuatan keputusan. Dilema paling
mendasar adalah dalam menentukan batasan atau cakupan penilaian itu sendiri,
mengingat ada beragam pilihan sistem pemilu dan perbedaan sistem pemilu yang
diadopsi di masing-masing negara.

Pembuatan aturan pemilu, bagaimanapun juga, merupakan aspek yang krusial


untuk menentukan kualitas pemilu secara keseluruhan dan, pada akhirnya, kualitas
demokrasi yang dihasilkan. Hal ini terutama menjadi semakin penting di negara-
negara demokrasi baru, mengingat pemilu merupakan ujian paling awal bagaimana
nilai dan prinsip umum demokrasi diturunkan menjadi praktik.

Manfaat
Untuk memperkenalkan kepada mahasiswa mengenai pembuatan aturan pemilu
demi memastikan pemilu berlangsung jujur, adil, terbuka, dan berintegritas.

Relevansi
Memberi pemahaman kepada mahasiswa mengenai pentingnya pembuatan aturan
pemilu dan proses politik dalam membuat aturan tersebut.

Learning outcome
Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami
pembuatan aturan pemilu dan melihatnya tidak sebatas aturan saja, tetapi sebagai
nilai-nilai yang disepakati.

Penyajian

Bab ini disajikan dalam dua sub-topik bahasan, yaitu aturan kompetisi electoral dan
aturan tata pemerintahan electoral. Sub-topik bahasan yang pertama mencakup

Assessment Kualitas Pemilu | 17


aspek-aspek penetapan formula representasi, pendistrikan, dan penentuan batas-
batasnya, jumlah kursi yang diperebutkan, jadwal rangkaian pelaksanaan pemilu,
dan kualifikasi orang-orang yang memiliki hak pilih.

Sementara, sub-topik bahasan yang kedua mencakup aspek-aspek seperti registrasi


pemilih, registrasi partai dan kandidat peserta pemilu, regulasi dan pendanaan
kampanye, pengawasan electoral, desain kertas suara, pengaturan TPS, pemberian;
penghitungan; dan tabulasi suara, badan pengelola pemilu, kewenangan
penyelesaian sengketa pemilu.

Dosen menunjukkan kepada mahasiswa bahwa pembagian topik dalam bab ini
menjadi dua sub-topik bahasan merujuk pada kategorisasi yang dibuat oleh
Mozaffar dan Schedler, 2002. Sementara itu, sejumlah besar aspek-aspek di setiap
sub-topik bahasan juga muncul dalam deskripsi Elklit dan Reynolds, 2005 tentang
aspek-aspek pemilu yang menjadi obyek pengukuran untuk menentukan kualitas
pemilu.

Merujuk pada pembahasan di bab sebelumnya, dosen membahas bagaimana, baik


secara konseptual maupun dalam praktik, pilihan akan model governance
diturunkan menjadi substansi dan format proses pembuatan aturan pemilu.
Mahasiswa selanjutnya bisa menyampaikan hasil review kritis mereka dalam diskusi
kelas yang dibimbing oleh dosen.

Prinsip dasar yang harus dikawal dalam proses ini adalah bahwa penilaian aturan
pemilu, baik substansi maupun proses pembuatannya, didasarkan pada, setidaknya,
tiga hal. Pertama, konsistensi antara klaim nilai dan prinsip demokrasi yang
direpresentasikan. Kedua, penerimaan aturan tersebut secara politik, baik di
kalangan partai politik peserta pemilu dan publik umum. Ketiga, keterlaksanaan
implementasi dari aturan-aturan tersebut. Di sini, dosen menekankan kepada
mahasiswa bahwa aturan yang dibuat selalu didasarkan pada pilihan nilai dan
prinsip tertentu.

Aktivitas
Dosen menjelaskan kepada para mahasiswa mengenai pembuatan aturan pemilu
dengan berdasarkan dua prinsip, konsistensi klaim nilai dan prinsip demokrasi serta
penerimaan aturan secara politik.

Tugas
Mahasiswa diminta untuk menyimpulkan indikator-indikator apa yang digunakan
untuk menilai kualitas aspek pembuatan aturan pemilu secara konseptual dan
bagaimana performanya ketika dihadapkan pada situasi nyata.

Latihan
Dosen dan mahasiswa membuat daftar faktor atau indikator yang belum
terintegrasi dalam tinjauan konseptual dan aturan normatif yang ada dan
Assessment Kualitas Pemilu | 18
argumentasi mengapa indikator-indikator ini perlu dimasukkan dalam frame
Assessment Kualitas Pemilu.

Rangkuman
Aturan kompetisi electoral mencakup aspek-aspek penetapan formula representasi,
pendistrikan, dan penentuan batas-batasnya, jumlah kursi yang diperebutkan,
jadwal rangkaian pelaksanaan pemilu, dan kualifikasi orang-orang yang memiliki hak
pilih.

Aturan tata pemerintahan electoral mencakup aspek-aspek seperti registrasi


pemilih, registrasi partai dan kandidat peserta pemilu, regulasi dan pendanaan
kampanye, pengawasan electoral, desain kertas suara, pengaturan TPS, pemberian;
penghitungan; dan tabulasi suara, badan pengelola pemilu, kewenangan
penyelesaian sengketa pemilu.

Penutup

Tes Formatif
1. Apakah aturan pemilu terintegrasi dengan rencana kebijakan dan
pelaksanaan pemilu? Beri contohnya di Indonesia!
2. Apabila aturan dianggap sebagai rencana kebijakan dan pelaksanaan
pemilu dianggap sebagai implementasi kebijakan, fungsi apa yang
dijalankan oleh EQA dan bagaimana fungsi ini berkontribusi pada proses
kebijakan secara keseluruhan?

Tindak Lanjut
Membaca literatur Mozaffar dan Schedler (2002) dan berikan review kritis.

Assessment Kualitas Pemilu | 19


BAB IV RULE IMPLEMENTATION: PENYELENGGARAAN PEMILU

Pendahuluan

Deskripsi singkat
Pelaksanaan pemilu merupakan topik dengan sub-topik pembahasan terbanyak,
karena di sini pelaksanaan pemilu dipahami lebih dari sekadar kampanye dan
pemungutan suara. Sejumlah sub-topik yang menjadi bagian dari bab ini adalah (i)
registrasi pemilih, partai politik, dan kandidiat peserta pemilu, dan observer, (ii)
pendidikan politik, (iii) penyelenggaraan pemilu: pemberian suara, penghitungan,
pelaporan, dan pengawasan.

Berbagai sub-topik yang dirangkum dalam bab ini bagi sebagian besar orang
merepresentasikan pemilu itu sendiri. Ada dua hal yang patut dikritisi di sini,
pertama, pandangan reduksionis seperti itu merefleksikan pemahaman bahwa
penyelenggaraan pemilu adalah sekadar permasalahan prosedur dan mekanisme.
Penilaian kualitasnya pun kemudian semata-mata hanya menitikberatkan pada
penilaian prosedural. Kedua, pembilahan antara aspek teknis dan politis ternyata
bisa menyesatkan bila tidak dicermati. Kejelian memahami dimensi politik dari
proses implementasi prosedur dan mekanisme penyelenggaraan pemilu serta
kemampuan menurunkan itu menjadi instrumen praktis Assessment Kualitas Pemilu
menjadi poin utama yang hendak disasar dalam pembahasan tentang bab ini.

Manfaat
Bab ini mengajak peserta kuliah mengelaborasi aspek implementasi aturan terkait
pemilu

Relevansi
Memberi pengantar kuliah mengenai aspek implementasi aturan pemilu.

Learning outcome
Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami dan
memiliki pemikiran kritis mengenai aturan pemilu dan implementas aturan pemilu.

Penyajian

Pembahasan bab ini dibagi dalam tiga sub-topik pembahasan, sebagaimana


diuraikan dalam bagian pendahuluan di atas. Sebagai bagian dari upaya untuk
mencapai tujuan perkuliahan, khususnya pada pembahasan tentang implementasi
peraturan pemilu, seperti sebelumnya, mahasiswa diminta untuk menyusun analisis

Assessment Kualitas Pemilu | 20


kritis mereka dalam sebuah makalah pendek, yang kemudian menjadi bahan diskusi
di kelas.

Dalam menyajikan materi di kelas, dosen merujuk pada poin-poin aturan yang
muncul, baik sebagai bagian dari konsep analisis ataupun sebagai aturan yang
digunakan di level empirik sesuai dengan sub-topik bahasan untuk kemudian
bersama-sama dielaborasi cara menilai kualitasnya. Dosen bisa memulai
penjelasannya dengan memaparkan secara singkat bagaimana secara normatif
aturan terkait sub-topik yang dibahas diimplementasikan. Kasus pemilu di Indonesia
bisa digunakan sebagai bahan dasar di sini.

Untuk lebih memberikan pemahaman pada mahasiswa tentang sifat multi-


dimensional dari aspek pelaksanaan aturan ini, dosen bisa menggunakan kasus
empirik, baik yang terjadi di Indonesia maupun di luar negeri, tentang bagaimana
logika politik itu tetap bekerja dalam proses implementasi aturan pemilu. Sejumlah
kasus empirik yang bisa digunakan sebagai bahan diskusi kelas yang membahas bab
ini adalah kasus dugaan rekayasa Daftar Pemilih Tetap—DPT yang marak dalam
pemilu nasional di tahun 2009 dan kasus pelaksanaan aturan pengadaan survei
(meski secara umum dilabeli dan lebih dikenal dengan istilah quick count) dalam
pemilihan presiden di tahun 2014 lalu.

Aktivitas
Dosen menjelaskan kepada para mahasiswa mengenai implementasi aturan pemilu
dan realisasinya. Penjelasan dilakukan dengan memaksimalkan media yang ada
seperti papan tulis, dan viewer.

Tugas
Dosen mengajak mahasiswa untuk menyimpulkan indikator-indiktor apa yang
digunakan untuk menilai kualitas aspek implementasi aturan pemilu secara
konseptual dan bagaimana performanya ketika dihadapkan pada situasi nyata

Latihan
Dosen dan mahasiswa membuat daftar faktor atau indikator yang belum
terintegrasi dalam tinjauan konseptual dan aturan normatif yang ada dan
argumentasi mengapa indikator-indikator ini perlu dimasukkan dalam frame
Assessment Kualitas Pemilu.

Rangkuman
-

Penutup

Tes Formatif
1. Berikan kasus empirik tentang aturan pemilu dan implementasinya!

Assessment Kualitas Pemilu | 21


2. Jelaskan performa aturan pemilu tersebut dalam tahapan implementasi
dan apa saja kendala yang dihadapi aturan pemilu tersebut.

Tindak Lanjut
Membaca literatur baik berupa jurnal maupun kertas kerja dari Perludem atau
lembaga kepemiluan lain mengenai aturan pemilu dan implementasinya.

Assessment Kualitas Pemilu | 22


BAB V ISU-ISU KRITIS PEMILU DAN ASSESMEN KUALITAS PEMILU
DI INDONESIA

Pendahuluan

Deskripsi singkat
Bab ini secara khusus menyoroti kerangka Assessment Kualitas Pemilu yang diadopsi
di Indonesia dan sejumlah isu kritis yang muncul selama pengalaman Indonesia
melaksanakan pemilu, baik di tingkat lokal maupun nasional. Pembahasan di bab ini
akan lebih berfokus pada desain dan kerangka Assessment Kualitas Pemilu yang
selama ini digunakan di Indonesia, faktor-faktor penting yang dianggap penting
tetapi tidak terakomodasi dalam desain tersebut, dan bagaimana faktor-faktor
tersebut bisa diakomodasi.

Manfaat
Untuk memberikan pemahaman kritis kepada mahasiswa mengenai isu-isu kritis
pemilu dan assessment kualitas pemilu di Indonesia.

Relevansi
Kuliah ini penting untuk memberikan pemahaman realitas assessment kepemiluan
di Indonesia sekaligus memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mencari
solusi demi pemilu yang baik, jurdil, dan terbuka.

Learning outcome
Setelah mengikuti mata kuliah ini diharapkan mahasiswa memiliki pemikiran kritis
dan solutif terhadap kepemiluan di Indonesia.

Penyajian

Dosen menjelaskan kepada mahasiswa aspek-aspek teknis dalam kuliah yang


disajikan dengan topik bahasan yang terbagi dalam dua sub-topik pembahasan,
yaitu: 1) Pengelolaan Informasi Hasil Electoral Quality Assessment di Indonesia:
Aksesibilitas dan Penggunaan Informasi Post-election Assessment: Electoral Result
Disputes, 2) Post-election Conflicts Resolution, Post-election Relationships amongst
Rlectoral Management Bodies, dan 3) Isu-isu strategis assessment kualitas pemilu
yang lain: kebebasan pers (sekaligus independensi pers), HAM, gender, dan anti-
diskriminasi.

Mengantisipasi luas dan banyaknya kasus pemilu yang menarik untuk menyoroti
dimensi Assessment Kualitas Pemilu di Indonesia dan kebutuhan memfasilitasi
mahasiswa untuk penulisan makalah sebagai tugas akhir, sub-topik yang kedua akan
dibahas dalam dua sesi secara berturut-turut.

Assessment Kualitas Pemilu | 23


Pembahasan sub-topik yang pertama bisa diawali dengan pemaparan singkat dari
dosen tentang indikator Assessment Kualitas Pemilu di Indonesia yang diturunkan
dari asas yang secara normatif dijadikan acuan penyelenggaraan pemilu di
Indonesia. Asas-asas tersebut adalah Langsung, Umum, Bebas, dan Rahasia serta
Jujur dan Adil, atau LUBER JURDIL. Poin-poin kesimpulan yang dihasilkan dari
pembahasan di bab sebelumnya dan juga kasus-kasus kritis yang mengemuka dalam
pelaksanaan pemilu di Indonesia digunakan untuk mengelaborasi praktik
Assessment Kualitas Pemilu di Indonesia yang diturunkan dari asas tersebut. Di akhir
pembahasan sub-topik pertama, mahasiswa diminta untuk membuat concept note
makalah yang harus ditulis oleh mahasiswa sebagai penugasan akhir. Concept note
ini memuat pilihan topik dan alasan mengapa topik tersebut yang dipilih, serta
bagaimana topik tersebut akan dianalisis.

Sub-topik pembahasan selanjutnya menyangkut kenyataan praktik Assessment


Kualitas Pemilu di Indonesia dilakukan oleh banyak pihak, baik agensi negara
maupun non-negara. Ini termasuk aktor, baik individu maupun lembaga, yang
menjadi bagian dari komunitas internasional. Masing-masing menggunakan model
penilaian kualitas berbeda, dengan konsekuensi gambaran pemilu dan demokrasi
yang sangat mungkin berbeda. Masing-masing juga menggunakan model
manajemen serta tujuan penggunaan informasi yang sangat mungkin juga berbeda.

Dalam pembahasan sub-topik ini, dosen mengajak mahasiswa untuk mendiskusikan


pengalaman dan pengetahuan empirik para mahasiswa terkait penilaian kualitas
informasi dan manajemen informasi yang dihasilkan untuk perbaikan pemilu di
masa yang akan datang. Dalam sesi disuksi ini, concept note yang sudah dibuat oleh
mahasiswa bisa mulai didiskusikan untuk mendapatkan masukan, baik dari sesama
mahasiswa maupun dosen. Dalam diskusi ini, setidaknya ada dua isu kunci, untuk
saat ini, yaitu adanya, pertama, pengetahuan yang beragam dan terfragmentasi
tentang kualitas pemilu yang dihasilkan melalui beragam praktik Assessment
Kualitas Pemilu yang dilakukan oleh aktor berbeda, menggunakan model berbeda,
dan dikelola dengan cara berbeda. Isu kunci yang kedua adalah, dengan
mempertimbangkan situasi pengetahuan yang terfragmentasi di atas, bagaimana
pengetahuan yang ada bisa dimanfaatkan untuk tujuan perbaikan kualitas pemilu di
masa mendatang.

Dalam diskusi, dosen memfasilitasi dan mengarahkan mahasiswa untuk membahas


isu-isu kunci tersebut. Pada akhir pembahasan, dosen memberikan ringkasan
mengenai bagaimana isu-isu empirik yang didiskusikan terkait dengan isu-isu
konseptual dan teoretis yang dibahas pada pertemuan-pertemuan sebelumnya.

Aktivitas
Dosen menjelaskan kepada para mahasiswa mengenai isu-isu kritis pemilu dan
assessment kualitas pemilu di Indonesia dengan memberikan studi kasus.

Assessment Kualitas Pemilu | 24


Tugas/Latihan
Mahasiswa diminta untuk mengembangkan pilihan topik atau fenomena spesifik
dari concept note yang sudah dibuat sebagai makalah akademik yang menjadi
penugasan akhir dalam mata kuliah ini. Dalam makalah tersebut, mahasiswa
diminta untuk mengaitkan konsep teoretis dan fenomena empiris terkait
Assessment Kualitas Pemilu di Indonesia dan mengidentifikasi problem, tantangan,
alternatif solusi, dan rekomendasi langkah-langkah konkrit untuk menjawab
permasalahan atau tantangan tersebut. Dosen menekankan kepada mahasiswa
bahwa rekomendasi yang diinginkan harus menyertakan keterlibatan dan peran
atau kontribusi yang mungkin dilakukan oleh mahasiswa yang bersangkutan.

Rangkuman
-

Penutup

Tes Formatif
Dosen meminta mahasiswa untuk mulai membuat draf dari makalah tersebut dan
dipresentasikan dalam dua sesi yang membahas sub-topik diskusi kasus kualitas
pemilu di Indonesia. Untuk tujuan penulisan tugas akhir, diadakan dua sesi
perkuliahan yang isinya adalah tutorial dan diskusi.

Tindak Lanjut
Mahasiswa memaparkan draf makalah mereka untuk saling mendapatkan komentar
dan masukkan baik dari dosen maupun teman-teman mahasiswa lain. Masukan dan
komentar ini digunakan oleh mahasiswa untuk menyempurnakan draf awal yang
dipaparkannya.

Assessment Kualitas Pemilu | 25

Anda mungkin juga menyukai