Modul Pembelajaran
Assessment Kualitas Pemilu
Assessment Kualitas
Pemilu
Penyusun:
Joash Tapiheru
(FISIPOL Universitas Gadjah Mada)
DAFTAR ISI
Daftar Isi...................................................................................................................iii
Pengantar..................................................................................................................1
Kompetensi................................................................................................................1
Pokok Bahasan..........................................................................................................1
Metode Pembelajaran...............................................................................................4
Metode Evaluasi........................................................................................................4
Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran...........................................................1
Tinjauan Mata Kuliah.................................................................................................5
Deskripsi dan Status Mata Kuliah..............................................................................5
Kegunaan Mata Kuliah bagi Peserta Didik................................................................5
Tujuan Pembelajaran/Tujuan Mata Kuliah...............................................................5
Susunan Bahan Ajar...................................................................................................5
Petunjuk Penggunaan Bahan Ajar.............................................................................6
Bahan Ajar.................................................................................................................7
Bab I Pemilu dan Demokrasi......................................................................................7
Bab II Sistem Pemilu................................................................................................11
Bab III Desain Sistem Pemilu...................................................................................24
Bab IV Pelanggaran dan Pengawasan....................................................................33
PENGANTAR
Pemilu telah menjadi sinonim bagi demokrasi modern saat ini. Dalam pengertian
itu, kualitas pemilu menjadi salah satu faktor yang menentukan, sekaligus
parameter pokok yang mengindikasikan kualitas demokrasi di suatu negara. Posisi
sentral pemilu dalam demokrasi moden tersebut membuat informasi dan
pengetahuan tentang kualitas pemilu menjadi suatu hal yang krusial jika kita
hendak menciptakan demokrasi yang berkualitas dan berkelanjutan.
Mata kuliah dan modul assessment kualitas pemilu ini diselenggarakan dengan
tujuan menghasilkan ide dan praktik assessment kualitas pemilu yang bisa
diandalkan. Tujuan ini berangkat dari review awal yang memperlihatkan, meski baru
dalam tataran wacana, assessment kualitas pemilu baik di tataran konsep maupun
praktik telah berkembang dengan sangat cepat, kendati belum ada kesepakatan
yang terbangun tentang framework dari assessment yang digunakan. Selain itu,
sejauh ini juga belum ada kesepakatan bagaimana informasi yang dihasilkan dari
framework tersebut digunakan demi perbaikan kualitas pemilu di masa yang akan
datang.
Desain perkuliahan Assessment Kualitas Pemilu yang disajikan dalam perkuliahan ini
mengajak peserta kuliah untuk bersama-sama mencermati konsep dan praktik
assessment kualitas pemilu dimulai dari pemahaman bahwa assessment kualitas
pemilu pada dasarnya adalah fungsi monitoring dan evaluasi. Kegunaan dari fungsi
ini adalah memastikan bahwa implementasi pemilu itu berujung pada tujuan yang
ingin dicapai, pelembagaan sejumlah nilai dan praktik yang bersifat substantif, serta
menghasilkan informasi yang bisa digunakan lebih lanjut untuk mencapai tujuan
tersebut. Orientasi pencapaian tujuan inilah, dalam hal ini menciptakan pemilu yang
berkualitas untuk demokrasi yang juga berkualitas, yang pada gilirannya diharapkan
bisa menjadi rujukan bersama untuk mengkoordinasikan berbagai konsep dan
praktik assessment kualitas pemilu, khususnya di Indonesia.
Kompetensi
Mata kuliah Assessment Kualitas Pemilu ini didesain untuk memberikan kompetensi
analisis kritis; pemahaman konseptual dan praktis tentang Assessment Kualitas
Pemilu secara umum dan berbagai model framework Assessment Kualitas Pemilu
yang sudah ada. Kompetensi umum ini akan menjadi basis pembangunan
kompetensi khusus bagi para peserta perkuliahan ini, yaitu kemampuan analisis
kritis dan keahlian praktis untuk menggunakan serta mengembangkan framework
Assessment Kualitas Pemilu.
Pokok bahasan pertama berfokus mengajak mahasiswa memahami peta besar tata
kelola pemilu dalam proses demokrasi serta fungsi dan peran assessment kualitas
pemilu di dalamnya. Berbekal pemahaman ini, mahasiswa bisa mengembangkan
kemampuan analisis kritisnya atas beragam model dan praktik assessment kualitas
pemilu yang menjadi pokok-pokok bahasan selanjutnya.
Dosen di sini berperan lebih sebagai tutor dan fasilitator untuk menyertai
mahasiswa dalam melakukan analisisnya, baik di tataran konseptual maupun
praktis. Metode klasik digunakan hanya pada sesi-sesi awal perkuliahan, untuk
memberikan gambaran kepada peserta kuliah tentang aspek akademis dari kajian
mengenai assessment kualitas pemilu.
Metode Evaluasi
Evaluasi dalam perkuliahan ini dilakukan dengan merujuk pada empat parameter
utama. Pertama, keaktifan di kelas; ditunjukkan dalam diskusi baik dengan dosen
maupun sesama peserta kuliah. Parameter ini memiliki bobot 10% dari total nilai.
Kedua adalah paper individu/kelompok dengan bobot 20%. Ketiga, paper individu
pengganti ujian tengah semester, dengan bobot 30%. Keempat, paper individu
pengganti ujian akhir semester dengan bobot 40%.
Minggu ke- Tujuan Pembelajaran Pokok bahasan Media ajar Metode Pembelajaran Penilaian Pustaka
Yang dilakukan Yang dilakukan dosen Metode Kriteria Bobot
mahasiswa
1. Mahasiswa memahami tujuan, Rencana dan desain PPT Mempelajari silabus Menjelaskan silabus - - - Silabus
alur, desain perkuliahan dan kegiatan
penilaian. pembelajaran dan Jørgen Elklit & Andrew
kontrak belajar Reynolds.
(2005). A framework for
Introduction: Apa itu the systematic study of
assessment kualitas pemilu election quality dalam
dan apa pentingnya melakukan Democratization, 12:2,
assessment pemilu? 147-162. DOI:
10.1080/135103405000
69204
2. Mahasiswa memahami PPT Membaca literatur Menjelaskan Partisipasi 0-100 15% Mozaffar dan
hubungan antara pemilu, Pemilu, demokrasi sebelum konsep-konsep Penugasan Schedler. (2002).
demokrasi, dan kualitas dan Kualitas Pemilu perkuliahan kunci 20% Jørgen Elklit &
pemilu. Membuat Memimpin diskusi Andrew Reynolds.
Mahasiswa memahami makalah pendek (2005). A framework for
dimensi kontekstual dari berisi review kritis the systematic study of
kualitas dan cara atas literatur election quality dalam
mendefinsikan kualitas Diskusi kelas Democratization, 12:2,
pemilu dan demokrasi. 147-162, DOI:
Mahasiswa memahami 10.1080/135103405000
hubungan antara kualitas 69204
pemilu dan kualitas
demokrasi.
Mahasiswa mampu
memberikan penjelasan
umum tentang aspek-aspek
yang mempengaruhi
kualitas pemilu dan kualitas
demokrasi.
Sebagaimana dideskripsikan oleh judul mata kuliah ini, topik utama yang dibahas di
sini adalah Assessment Kualitas Pemilu. Topik ini relevan untuk dibahas dalam
sebuah mata kuliah tersendiri berdasarkan pertimbangan bahwa selama ini
permasalahan kualitas pemilu dianggap sebagai sesuatu yang terberi dan penilaian
atas kualitas tersebut dianggap sudah terintegrasi dalam penilaian kualitas
demokrasi yang sudah jauh lebih berkembang.
Mata kuliah ini didesain untuk mengajak mahasiswa mengenal dan memahami
diskusi dan perdebatan seputar assessment kualitas pemilu, baik pada level
konseptual maupun praktik. Pada level konseptual, dalam sesi-sesi perkuliahan
mahasiswa diajak untuk memahami sejumlah kerangka konseptual Assessment
Kualitas Pemilu dan melakukan review kritis atas konsep-konsep tersebut.
Pada level praktis, mahasiswa diajak untuk memahami kerangka dan mekanisme
Assessment Kualitas Pemilu yang diadopsi di Indonesia. Di level ini, mahasiswa juga
diajak untuk melakukan review kritis dengan mengangkat pengetahuan maupun
pengalaman empiris dari pelaksanaan pemilu di Indonesia, baik di level nasional
maupun lokal. Poin-poin yang dihasilkan dari review kritis tersebut selanjutnya bisa
digunakan sebagai input baru untuk pengembangan kerangka Assessment Kualitas
Pemilu lebih lanjut di Indonesia.
Tujuan Pembelajaran
Mata kuliah ini diselenggarakan untuk mencapai sejumlah tujuan. Secara garis besar
tujuan penyelenggaraan mata kuliah ini bisa dibagi dalam dua tujuan besar, yaitu,
pertama, mengembangkan pengetahuan dan pemahaman kritis konseptual tentang
demokrasi dan pemilu serta hubungan di antara keduanya. Kedua, membangun
pemahaman dan skill untuk mengoperasionalisasikan konsep pemilu dan faktor-
faktor yang mempengaruhi kualitas pemilu serta hubungannya dengan demokrasi
dan kualitas demokrasi secara keseluruhan.
Tujuan yang pertama erat kaitannya dengan perkembangan isu dan wacana terkait
kualitas pemilu dan pengukuran kualitas pemilu serta hubungannya dengan kualitas
demokrasi secara keseluruhan. Sampai saat ini, masih ada ruang perdebatan yang
cukup lebar, baik di level konseptual maupun operasional tentang bagaimana
kualitas pemilu diukur dan bagaimana hasil pengukuruan yang dilakukan terkait
dengan kualitas demokrasi di suatu negara. Perdebatan ini akan menjadi topik yang
dielaborasi pada paruh pertama perkuliahan Assessment Kualitas Pemilu ketika
mahasiswa diperkenalkan dengan sejumlah konsep kualitas pemilu dan assessment
kualitas pemilu yang tengah berkembang saat ini. Dalam fase ini, mahasiswa diajak
untuk mengenal, memahami, dan mengembangkan kemampuan analisis kritis atas
beragam konsep tersebut serta perdebatan yang berlangsung terkait assessment
kualitas pemilu.
3. Model-model Assessment
Kualitas Pemilu
Pendahuluan
Deskripsi Singkat
Pemilihan umum atau pemilu merupakan sebuah elemen penting dalam demokrasi
perwakilan modern. Dari pemilu, seringkali nasib demokrasi ditentukan. Asumsinya,
pemilu merupakan momen ketika publik menyatakan kedaulatannya dalam
menentukan siapa wakil-wakilnya yang akan menjalankan pemerintahan selama
periode tertentu. Hampir semua orang setuju dengan premis di atas. Namun, aspek-
aspek apa saja dari sebuah pemilu yang menentukan kualitasnya dan bagaimana
setiap aspek ini berpengaruh terhadap kualitas demokrasi secara keseluruhan
belum sepenuhnya tereksplorasi dan teridentifikasi.
Manfaat
Untuk memperkenalkan kepada mahasiswa mengenai assessment kualitas pemilu
dan peranan penting assessment untuk memastikan pemilu berlangsung jujur, adil,
terbuka, dan berintegritas.
Relevansi
Memberi pengantar kuliah mengenai assessment kualitas pemilu sebagai
mekanisme pengawasan dan kontrol pemilu dengan tujuan memberikan gambaran
umum kuliah.
Learning outcome
Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami
mengenai assessment kualitas pemilu.
Penyajian
Dalam pertemuan ini, dosen dan mahasiswa akan membahas tujuan dan
sistematika perkuliahan, metode penyampaian perkuliahan, penugasan, dan
metode penilaian. Dosen membuka perkuliahan dengan memberikan paparan
singkat tentang relevansi dari perkuliahan ini dan ide besar yang melandasi pokok-
pokok bahasan serta derivasinya menjadi sub-topik pembahasan yang disajikan
menjadi topik sesi perkuliahan dalam mata kuliah ini.
Untuk tugas akhir, dosen menjelaskan kepada mahasiswa bahwa mereka diminta
mengangkat kasus empirik dari pengalaman proses electoral di Indonesia. Model
penugasan seperti ini dipilih sebagai upaya penjabaran tujuan perkuliahan dan
implementasi model pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (Student
Centered Learning—SCL). Penulisan tugas akhir ini dilakukan melalui serangkaian
proses review, mulai dari penentuan topik dan rumusan permasalahan yang hendak
dibahas dalam makalah sampai pada penulisan naskah final. Selain sebagai
instrumen untuk mengasah kemampuan analisis mahasiswa dalam menjawab
problem empirik terkait pemilu dan kualitas pemilu, proses penulisan makalah ini
juga bertujuan untuk membangun pemahaman kritis atas pendekatan-pendekatan
yang selama ini digunakan dalam Assessment Kualitas Pemilu.
Terkait dengan proses perkuliahan yang dipaparkan di atas, dosen juga menjelaskan
kepada mahasiswa bahwa untuk setiap sesi ada bacaan wajib yang harus dibaca
oleh mahasiswa, sekaligus sebagai bahan untuk di-review. Dosen meminta kepada
mahasiswa untuk membatasi literatur pada bacaan wajib yang ada. Literatur di luar
bacaan tersebut bisa dimasukkan sebagai bagian dari perspektif yang digunakan
untuk mengkritisi literatur yang di-review dalam penugasan.
Tugas/latihan
Mahasiswa diminta membaca dan membuat review kritis atas literatur yang terkait
dengan tema pertemuan berikutnya, yaitu demokrasi dan pemilu: relevansi
assessment kualitas pemilu.
Rangkuman
-
Penutup
Tes Formatif
Apakah fungsi dari assessment kualitas pemilu dan apa tujuannya?
Tindak Lanjut
Membaca literatur demokrasi dan pemilu: relevansi assessment kualitas pemilu
Pendahuluan
Deskripsi Singkat
Manfaat
Identifikasi aspek-aspek yang menyangkut hal-hal teknis dalam pemilu dan
dampaknya terhadap demokrasi. Identifikasi ini akan membantu membuat
indikator-indikator apa yang kemudian harus diperhatikan untuk menilai kualitas
pemilu.
Relevansi
Pada tahap awal perkuliahan ini, mahasiswa diajak untuk melihat Assessment
Kualitas Pemilu, baik secara konseptual maupun praktik sebagai instrumentasi
fungsi monitoring dan evaluasi yang tujuannya adalah memproduksi pengetahuan
bagi pengembangan demokrasi. Pada fase ini, mahasiswa juga diajak untuk
memahami dan menghayati bagaimana pengetahuan, proses produksi, dan
Assessment Kualitas Pemilu | 12
penggunaan pengetahuan adalah fenomena yang bersifat politik. Dengan demikian,
sejak awal mahasiswa telah diajak untuk melihat fenomena pemilu dan Assessment
Kualitas Pemilu dari perspektif yang lebih luas daripada sekadar aspek mekanistis
dan prosedural dari demokrasi.
Learning outcome
Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan dapat mengidentifikasi
dan memberikan indikator dari assessment pemilu.
Penyajian
Poin-poin penting yang dihasilkan dari diskusi tersebut digunakan sebagai basis bagi
mahasiswa untuk mengikuti dan mengerjakan tugas membuat review kritis untuk
sesi berikutnya. Sub-topik bahasan untuk sesi itu adalah “Electoral governance dan
Assessment Kualitas Pemilu”.
Di sini, dosen perlu menekankan pada mahasiswa, bahwa dalam penentuan formula
Assessment Kualitas Pemilu, ada dua hal yang harus dipertimbangkan. Pertama,
penerimaan politik terhadap model yang diadopsi. Kedua, tuntutan agar model
yang diadopsi bisa diandalkan untuk menangkap dimensi teknis dan substantif dari
pemilu yang dinilai. Sementara itu, mustahil menemukan formula yang secara
universal dianggap tepat untuk setiap konteks yang spesifik tentang komposisi
antara dua tuntutan tersebut, dosen mengajak mahasiswa untuk mencermati
kerangka yang diusulkan oleh Elklit dan Reynolds, 2005. Dalam tulisannya, Elklit dan
Aktivitas
Dosen menjelaskan kepada para mahasiswa mengenai electoral governance dan
assessment pemilu. Bagaimana assessment pemilu memegang peranan penting
dalam electoral governance dan kontribusinya dalam memastikan kesuksesan
demokrasi di sebuah negara.
Tugas
Dosen meminta mahasiswa mencermati tulisan Elklit dan Reynolds, 2005 dan
mengidentifikasi aspek-aspek yang terkait dengan pembuatan aturan pemilu,
sebagai persiapan untuk pembahasan bab selanjutnya
Latihan
Mahasiswa diminta untuk membuat sebuah makalah berisi review kritis atas
bagaimana Elklit dan Reynolds mempersepsikan aspek pembuatan aturan dan
bagaimana aspek itu diukur sebagai komponen yang menentukan kualitas pemilu
secara keseluruhan.
Rangkuman
Pembahasan topik ini menghasilkan pemahaman akan hubungan antara pemilu dan
demokrasi dan beragam dimensi kualitas pemilu. Aspek-aspek ini akan menjadi
pembahasan dalam sesi-sesi berikutnya. Dari pencermatan itu, mahasiswa diminta
untuk membuat sebuah makalah berisi review kritis atas bagaimana Elklit dan
Reynolds mempersepsikan aspek pembuatan aturan dan bagaimana aspek itu
diukur sebagai komponen yang menentukan kualitas pemilu secara keseluruhan.
Penutup
Tes Formatif
Menurut Anda, bagaimanakah aturan main pemilu yang ideal? Jelaskan!
Dalam pemahaman Anda tentang peraturan pemilu yang ideal,
bagaimanakah aturan tersebut harus dibuat, siapa yang membuat, dan
siapa yang melaksanakan?
Tindak Lanjut
Bagaimana memastikan bahwa aturan pemilu yang dibuat sesuai dan ideal
dengan yang Anda bayangkan? Atau, siapa yang menjalankan fungsi
Pendahuluan
Deskripsi singkat
Pembahasan pada bab ini berfokus pada dimensi pembuatan aturan terkait dengan
pemilu. Pada pertemuan selanjutnya, mahasiswa telah diminta untuk mencermati
tulisan Elklit dan Reynolds, 2005 dan membuat review kritis atas pemikiran mereka,
terutama terkait dengan bagaimana aspek pembuatan aturan pemilu dinilai.
Pembahasan tulisan Elklit dan Reynolds menjadi pancingan awal untuk memantik
diskusi di dalam kelas terkait topik pembuatan aturan pemilu dan bagaimana aspek
ini berkontribusi menentukan kualitas pemilu secara keseluruhan.
Ada sejumlah dilema yang harus dihadapi dalam pembuatan formula Assessment
Kualitas Pemilu, khususnya pada aspek pembuatan keputusan. Dilema paling
mendasar adalah dalam menentukan batasan atau cakupan penilaian itu sendiri,
mengingat ada beragam pilihan sistem pemilu dan perbedaan sistem pemilu yang
diadopsi di masing-masing negara.
Manfaat
Untuk memperkenalkan kepada mahasiswa mengenai pembuatan aturan pemilu
demi memastikan pemilu berlangsung jujur, adil, terbuka, dan berintegritas.
Relevansi
Memberi pemahaman kepada mahasiswa mengenai pentingnya pembuatan aturan
pemilu dan proses politik dalam membuat aturan tersebut.
Learning outcome
Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami
pembuatan aturan pemilu dan melihatnya tidak sebatas aturan saja, tetapi sebagai
nilai-nilai yang disepakati.
Penyajian
Bab ini disajikan dalam dua sub-topik bahasan, yaitu aturan kompetisi electoral dan
aturan tata pemerintahan electoral. Sub-topik bahasan yang pertama mencakup
Dosen menunjukkan kepada mahasiswa bahwa pembagian topik dalam bab ini
menjadi dua sub-topik bahasan merujuk pada kategorisasi yang dibuat oleh
Mozaffar dan Schedler, 2002. Sementara itu, sejumlah besar aspek-aspek di setiap
sub-topik bahasan juga muncul dalam deskripsi Elklit dan Reynolds, 2005 tentang
aspek-aspek pemilu yang menjadi obyek pengukuran untuk menentukan kualitas
pemilu.
Prinsip dasar yang harus dikawal dalam proses ini adalah bahwa penilaian aturan
pemilu, baik substansi maupun proses pembuatannya, didasarkan pada, setidaknya,
tiga hal. Pertama, konsistensi antara klaim nilai dan prinsip demokrasi yang
direpresentasikan. Kedua, penerimaan aturan tersebut secara politik, baik di
kalangan partai politik peserta pemilu dan publik umum. Ketiga, keterlaksanaan
implementasi dari aturan-aturan tersebut. Di sini, dosen menekankan kepada
mahasiswa bahwa aturan yang dibuat selalu didasarkan pada pilihan nilai dan
prinsip tertentu.
Aktivitas
Dosen menjelaskan kepada para mahasiswa mengenai pembuatan aturan pemilu
dengan berdasarkan dua prinsip, konsistensi klaim nilai dan prinsip demokrasi serta
penerimaan aturan secara politik.
Tugas
Mahasiswa diminta untuk menyimpulkan indikator-indikator apa yang digunakan
untuk menilai kualitas aspek pembuatan aturan pemilu secara konseptual dan
bagaimana performanya ketika dihadapkan pada situasi nyata.
Latihan
Dosen dan mahasiswa membuat daftar faktor atau indikator yang belum
terintegrasi dalam tinjauan konseptual dan aturan normatif yang ada dan
Assessment Kualitas Pemilu | 18
argumentasi mengapa indikator-indikator ini perlu dimasukkan dalam frame
Assessment Kualitas Pemilu.
Rangkuman
Aturan kompetisi electoral mencakup aspek-aspek penetapan formula representasi,
pendistrikan, dan penentuan batas-batasnya, jumlah kursi yang diperebutkan,
jadwal rangkaian pelaksanaan pemilu, dan kualifikasi orang-orang yang memiliki hak
pilih.
Penutup
Tes Formatif
1. Apakah aturan pemilu terintegrasi dengan rencana kebijakan dan
pelaksanaan pemilu? Beri contohnya di Indonesia!
2. Apabila aturan dianggap sebagai rencana kebijakan dan pelaksanaan
pemilu dianggap sebagai implementasi kebijakan, fungsi apa yang
dijalankan oleh EQA dan bagaimana fungsi ini berkontribusi pada proses
kebijakan secara keseluruhan?
Tindak Lanjut
Membaca literatur Mozaffar dan Schedler (2002) dan berikan review kritis.
Pendahuluan
Deskripsi singkat
Pelaksanaan pemilu merupakan topik dengan sub-topik pembahasan terbanyak,
karena di sini pelaksanaan pemilu dipahami lebih dari sekadar kampanye dan
pemungutan suara. Sejumlah sub-topik yang menjadi bagian dari bab ini adalah (i)
registrasi pemilih, partai politik, dan kandidiat peserta pemilu, dan observer, (ii)
pendidikan politik, (iii) penyelenggaraan pemilu: pemberian suara, penghitungan,
pelaporan, dan pengawasan.
Berbagai sub-topik yang dirangkum dalam bab ini bagi sebagian besar orang
merepresentasikan pemilu itu sendiri. Ada dua hal yang patut dikritisi di sini,
pertama, pandangan reduksionis seperti itu merefleksikan pemahaman bahwa
penyelenggaraan pemilu adalah sekadar permasalahan prosedur dan mekanisme.
Penilaian kualitasnya pun kemudian semata-mata hanya menitikberatkan pada
penilaian prosedural. Kedua, pembilahan antara aspek teknis dan politis ternyata
bisa menyesatkan bila tidak dicermati. Kejelian memahami dimensi politik dari
proses implementasi prosedur dan mekanisme penyelenggaraan pemilu serta
kemampuan menurunkan itu menjadi instrumen praktis Assessment Kualitas Pemilu
menjadi poin utama yang hendak disasar dalam pembahasan tentang bab ini.
Manfaat
Bab ini mengajak peserta kuliah mengelaborasi aspek implementasi aturan terkait
pemilu
Relevansi
Memberi pengantar kuliah mengenai aspek implementasi aturan pemilu.
Learning outcome
Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami dan
memiliki pemikiran kritis mengenai aturan pemilu dan implementas aturan pemilu.
Penyajian
Dalam menyajikan materi di kelas, dosen merujuk pada poin-poin aturan yang
muncul, baik sebagai bagian dari konsep analisis ataupun sebagai aturan yang
digunakan di level empirik sesuai dengan sub-topik bahasan untuk kemudian
bersama-sama dielaborasi cara menilai kualitasnya. Dosen bisa memulai
penjelasannya dengan memaparkan secara singkat bagaimana secara normatif
aturan terkait sub-topik yang dibahas diimplementasikan. Kasus pemilu di Indonesia
bisa digunakan sebagai bahan dasar di sini.
Aktivitas
Dosen menjelaskan kepada para mahasiswa mengenai implementasi aturan pemilu
dan realisasinya. Penjelasan dilakukan dengan memaksimalkan media yang ada
seperti papan tulis, dan viewer.
Tugas
Dosen mengajak mahasiswa untuk menyimpulkan indikator-indiktor apa yang
digunakan untuk menilai kualitas aspek implementasi aturan pemilu secara
konseptual dan bagaimana performanya ketika dihadapkan pada situasi nyata
Latihan
Dosen dan mahasiswa membuat daftar faktor atau indikator yang belum
terintegrasi dalam tinjauan konseptual dan aturan normatif yang ada dan
argumentasi mengapa indikator-indikator ini perlu dimasukkan dalam frame
Assessment Kualitas Pemilu.
Rangkuman
-
Penutup
Tes Formatif
1. Berikan kasus empirik tentang aturan pemilu dan implementasinya!
Tindak Lanjut
Membaca literatur baik berupa jurnal maupun kertas kerja dari Perludem atau
lembaga kepemiluan lain mengenai aturan pemilu dan implementasinya.
Pendahuluan
Deskripsi singkat
Bab ini secara khusus menyoroti kerangka Assessment Kualitas Pemilu yang diadopsi
di Indonesia dan sejumlah isu kritis yang muncul selama pengalaman Indonesia
melaksanakan pemilu, baik di tingkat lokal maupun nasional. Pembahasan di bab ini
akan lebih berfokus pada desain dan kerangka Assessment Kualitas Pemilu yang
selama ini digunakan di Indonesia, faktor-faktor penting yang dianggap penting
tetapi tidak terakomodasi dalam desain tersebut, dan bagaimana faktor-faktor
tersebut bisa diakomodasi.
Manfaat
Untuk memberikan pemahaman kritis kepada mahasiswa mengenai isu-isu kritis
pemilu dan assessment kualitas pemilu di Indonesia.
Relevansi
Kuliah ini penting untuk memberikan pemahaman realitas assessment kepemiluan
di Indonesia sekaligus memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mencari
solusi demi pemilu yang baik, jurdil, dan terbuka.
Learning outcome
Setelah mengikuti mata kuliah ini diharapkan mahasiswa memiliki pemikiran kritis
dan solutif terhadap kepemiluan di Indonesia.
Penyajian
Mengantisipasi luas dan banyaknya kasus pemilu yang menarik untuk menyoroti
dimensi Assessment Kualitas Pemilu di Indonesia dan kebutuhan memfasilitasi
mahasiswa untuk penulisan makalah sebagai tugas akhir, sub-topik yang kedua akan
dibahas dalam dua sesi secara berturut-turut.
Aktivitas
Dosen menjelaskan kepada para mahasiswa mengenai isu-isu kritis pemilu dan
assessment kualitas pemilu di Indonesia dengan memberikan studi kasus.
Rangkuman
-
Penutup
Tes Formatif
Dosen meminta mahasiswa untuk mulai membuat draf dari makalah tersebut dan
dipresentasikan dalam dua sesi yang membahas sub-topik diskusi kasus kualitas
pemilu di Indonesia. Untuk tujuan penulisan tugas akhir, diadakan dua sesi
perkuliahan yang isinya adalah tutorial dan diskusi.
Tindak Lanjut
Mahasiswa memaparkan draf makalah mereka untuk saling mendapatkan komentar
dan masukkan baik dari dosen maupun teman-teman mahasiswa lain. Masukan dan
komentar ini digunakan oleh mahasiswa untuk menyempurnakan draf awal yang
dipaparkannya.