~i~
Tim penyusun
Penanggung Jawab
- RKH. Abdul Lathif Amin Imron (Bupati Bangkalan)
- Dr. H. Bambang Budi Mustika, M.Pd (Kepala Dinas
Pendidikan Kabupaten Bangkalan)
- Drs. Abd. Haris, M.Pd.I (Kepala Kantor Kemenag
Kabupaten Bangkalan)
Penyusun
- Moh. Zainul Qomar, S.Ag, M.Si (Sekretaris Dinas
Pendidikan Kabupaten Bangkalan)
- Jufri Kora, SH., MM (Kabid SMP Dinas Pendidikan
Kabupaten Bangkalan)
- Moh. Yakup, S.Pd.I., M.Pd (Kabid SD Dinas
Pendidikan Kabupaten Bangkalan)
- H. Mudakkir, SH., M.Pd (Kasi PAI Kantor Kemenag
Kabupaten Bangkalan)
- Abdul Rasid, S.Ag., M.Pd.I (Kepala UPTD SMPN 2
Konang Bangkalan)
- Habibur Rohman AF, S.Ag., M.Pd.I (Kepala UPTD
SDN Petapan 2 Labang Bangkalan)
- Mohammad Soleh, S.Pd.I., M.Pd.I (Guru PAI UPTD
SDN 2 Mlajah Bangkalan)
Perancang Sampul
- Anwar Nuris, S.Pd.I (Guru PAI UPTD SMPN 2 Sepulu
Bangkalan)
Editor dan Penata Letak
- Muniri, M.HI, dkk
PENERBIT
- Imtiyaz Surabaya
~ ii ~
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
~ iii ~
Kementerian Agama Kabupaten Bangkalan dengan
memperhatikan kritik dan saran dari pihak-pihak terkait.
Semoga buku Petunjuk Teknis ini dapat memberikan
informasi dan bermanfaat bagi sekolah pelaksana GBMQ
melalui peningkatan kompetensi pembelajaran BTMQ di
sekolah.
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih dan
penghargaan kepada semua pihak yang telah
memberikan kontribusi.
Penyusun
~ iv ~
KATA PENGANTAR
KATA Sambutan
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT melalui
ma’unah-Nya, Petunjuk Teknis Kegiatan Gerakan Bangkalan
Menghafal Al Quran (GBMQ) melalui peningkatan
Kompetensi Membaca Menulis dan Menghafal al Qur’an
(BTMQ ) telah dapat dipedomani, untuk mewujudkan
peserta didik memiliki iman, taqwa kepada Allah SWT dan
mampu melaksanakan membaca, menulis dan menghafal
Al Qur’an juz 30 yang diberikan dalam proses pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di sekolah maupun melalui
kegiatan Ekstrakurikuler pada jenjang SD/MI, dan SMP/MTs.
Mempertimbangkan fakta akhir-akhir ini, karakter peserta
didik semakin mengalami degradasi, untuk mengatasi problem
tersebut dipandang perlu adanya kegiatan pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di sekolah yang mengarah pada
peningkatan keimanan, ketaqwaan, dam akhlak mulia,
dalam bentuk “Gerakan Bangkalan Menghafal Al Quran
(GBMQ)” melalui peningkatan Kompetensi Membaca Menulis
~v~
dan Menghafal Al Qur’an (BTMQ) pada satuan Pendidikan
dasar jenjang SD/MI dan SMP/MTs di Kabupaten Bangkalan.
Kegiatan tersebut dilaksanakan melalui kerjasama antara
sekolah dan madrasah di Kabupaten Bangkalan dengan
tujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
membaca, menulis, dan menghafal Al Quran juz 30.
Selain itu, buku Petunjuk Teknis ini, digunakan sebagai
acuan, panduan, rambu-rambu dan penyeragaman dalam
melaksanakan kegiatan bersama menghayati Al Qur’an pada
satuan Pendidikan Dasar di lingkungan sekolah/Madrasah
pada jenjang SD/MI, dan SMP/MTs, yang pelaksanaannya
banyak melibatkan unsur terkait, AGPAII, KKG PAI, MGMP PAI,
beserta Kabid SD dan SMP Dinas Pendidikan, Kasi PAIS dan Kasi
Pendma Kementerian Agama Kabupaten Bangkalan, Kepala
Sekolah/Madrasah dan Pengawas PAI.
Semoga buku Petunjuk Teknis ini, dapat memberikan
manfaat dan menjadi pedoman dalam meningkatkan
penghayatan dan pengamalan isi kandungan Al Qur’an bagi
setiap Satuan Pendidikan pada jenjang SD/MI, dan SMP/MTs,
melalui proses pembelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler PAI
dikalangan peserta didik atau Siswa SD/MI dan SMP/MTs baik
Negeri maupun Swasta di Kabupaten Bangkalan.
Atas perhatian dan kerjasamanya dalam melaksanakan
Kegiatan Gerakan Bangkalan Menghafal Al Quran (GBMQ)
melalui peningkatan Kompetensi Membaca Menulis dan
Menghafal Al Qur’an (BTMQ ) juz 30 di sekolah jenjang SD/MI,
dan SMP/MTs, disampaikan terima kasih yang tiada batasnya.
~ vi ~
Daftar Isi
~ vii ~
B. Metode Menulis …
…………................... 9
C. Metode Menghafal …………................. 10
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ....................................................... 20
~ viii ~
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama memiliki peran yang amat penting dalam
kehidupan manusia. Agama menjadi pemandu dalam
upaya mewujudkan kehidupan yang bermakna, dan
bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran
agama bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi
nilai-nilai religius dalam kehidupan setiap individu menjadi
penting, keniscayaan ini bisa ditempuh melalui pendidikan
sekolah, keluarga dan masyarakat.
Pendidikan agama dimaksud berkenaan dengan
peningkatan potensi spiritual hingga pada upaya
pembentukan karakter peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman, bertaqwa dan berakhlakul
karimah. Untuk bagian upaya membentuk akhlak mulia,
meliputi etika, budi pekerti dan moral menjadi substansi
pembentukan karakter seorang muslim serta sebagai
hasil proses dari manifestasi pendidikan agama. Hal
ini sejalan dengan Undang Undang N0. 20 Tahun 2003
~1~
tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan
Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yag
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, memiliki tujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis dan bertanggungjawab. Sejalan
dengan citra diri tersebut, berkesesuaian dengan slogan
Kabupaten Bangkalan sebagai Kota Dzikir dan Shalawat,
maka Gerakan Bangkalan Menghafal Al Qur’an (GBMQ)
yang hendak diimplementasikan melalui Pendidikan
membaca, menulis, dan menghafal Al Qur’an juz 30 pada
satuan Pendidikan tingkat SD/MI dan SMP/MTs yang telah
diatur dalam peraturan daerah yang dikeluarkan oleh
pemerintah Kabupaten Bangkalan.
Isi peraturan daerah tersebut, bertujuan untuk
mencapai tujuan dan fungsi Pendidikan Nasional dengan
menetapkan dan menguatkan pentingnya Pendidikan
Agama menjadi mata pelajaran wajib diikuti oleh peserta
didik. Permendiknas No. 22 Tahun 2016 tentang Standar
Isi, diuraikan bahwa ruang lingkup PAI meliputi aspek Al
Qur’an, Hadits, Fiqh, Akhlak, Aqidah, dan Tarikh. Aspek Al
Qur’an menjadi aspek prioritas karena itu pembelajaran
aspek ini meliputi membaca, menulis dan menghafal Al
Qur’an dipandang perlu dipertajam dalam pembelajaran
PAI di sekolah. Pelaksanaan bimbingan Al Qur’an juga
sejalan dengan PP No. 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan
Agama dan Pendidikan Keagamaan pasal 24 dan 25
yang menjelaskan bahwa, pendidikan Al Qur’an bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
hal membaca, menulis, menghafal, memahami dan
~2~
mengamalkan kandungan Al Qur’an. Kegiatan GBMQ
di Kabupaten Bangkalan sejalan dengan program Baca
Tulis Al Qur’an (BTQ) dari Kementerian Agama Republik
Indonesia. Hal tersebut juga dapat dijadikan dasar hukum
untuk membantu memudahkan dalam pemenuhan
beban kerja mengajar minimal 24 jam/minggu bagi GPAI
di SD/MI dan SMP/MTs.
Program Baca Tulis Al Qur’an (BTQ) berdasarkan
Peraturan Dirjen Pendidikan Islam No. Dj.I/12A/2009 tentang
Penyelenggaraan Kegiatan pembelajaran tambahan
(muatan lokal PAI) tentang baca tulis Al-Qur’an pada Sekolah
dan diuraikan dalam Pedoman Pelaksanaan Pemenuhan
Beban Kerja GPAI Pada Sekolah dari Ditpais Kemenag RI.
Dikuatkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bangkalan
nomor 6 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pendidikan,
Peraturan Daerah Kabupaten Bangkalan nomor 2 tahun
2019 tentang Bangkalan sebagai Kota Dzikir dan Shalawat,
serta implementasinya dikuatkan dengan Peraturan Bupati
Bangkalan Nomor 53 tahun 2019 tentang Gerakan Bangkalan
Menghafal Al Qur’an yang kemudian disingkat GBMQ.
Mengingat hal tersebut harus diintegrasikan ke dalam
program pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui
materi Muatan Lokal atau kegiatan ekstrakurikuler di
sekolah mulai dari tingkat SD/MI dan SMP/MTs melalui
peningkatan membaca, menulis, dan menghafal Al Qur’an
(BTMQ) juz 30, maka Dinas Pendidikan Kabupaten Bangkalan
menyusun petunjuk dan teknis kegiatan tersebut.
B. Landasan Hukum
1. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang
Sitem Pendidikan Nasional Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 78 tahun 2003, tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4301);
~3~
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234);
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama
dan Keagamaan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 124, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4769);
4. Peraturan Presiden Nomor 87 tahun 2017 tentang
Penguatan Pendidikan Karakter (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 195);
5. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan
Menteri Agama Nomor 128 dan Nomor 44A Tahun
1982 Tentang Usaha Peningkatan Kemampuan
Baca Tulis Al-Qur’an Bagi Umat Islam dalam Rangka
Penghayatan dan Pengamalan Al-Qur’an dalam
Kehidupan Sehari-hari;
6. Peraturan Menteri Agama Nomor 16 Tahun 2010
tentang Pengelolaan Pendidikan Agama Pada
Sekolah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 596);
7. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia
nomor 90 tahun 2013 tentang penyelenggaraan
pendidikan madrasah sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Peraturan Menteri Agama Nomor
66 tahun 2016 (Berita Negara Republik Indonesia
tahun 2016 nomor 2101);
8. 0Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia
Nomor 211 Tahun 2011 Tentang Pedoman
Pengembangan Standar Nasional Pendidikan
Agama Islam Pada Sekolah;
~4~
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun
2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia tahun 2015
nomor 2036) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 120 tahun
2018 (Berita Negara Republik Indonesia tahun 2018
nomor 157);
10. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2018 Tentang
Penguatan Pendidikan Karakter Pada Satuan
Pendidikan Formal (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 782);
11. Peraturan Daerah Kabupaten Bangkalan Nomor 6
Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan
(Lembaran Daerah Kabupaten Bangkalan Tahun
2015 Nomor e/E, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Bangkalan Nomor 30);
12. Peraturan Daerah Kabupaten Bangkalan Nomor
2 tahun 2019 tentang Kabupaten Bangkalan
sebagai Kota Dzikir dan Shalawat (Lembaran
Daerah Kabupaten Bangkalan Tahun 2019 Nomor
2/E, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Bangkalan Nomor 56).
13. Peraturan Bupati Bangkalan Nomor 53 Tahun 2019
tentang Gerakan Bangkalan Menghafal Al Qur’an
pada Satuan Pendidikan Dasar.
~5~
b. Upaya dalam meningkatkan kemampuan
Membaca Menulis dan Menghafal Al Qur’an
juz 30 pada satuan pendidikan dasar jenjang
SD/MI dan SMP/MTS di Kabupaten Bangkalan.
2. Tujuan Peraturan Bupati ini adalah peningkatan
kemampuan membaca menulis dan menghafal Al
Qur’an juz 30 sebagai upaya internalisasi nilai-nilai
karakter religius demi terwujudnya manusia yang
berakhlak mulia sesuai dengan Slogan Kabupaten
Bangkalan sebagai Kota Dzikir dan Shalawat :
a. Memperkokoh akidah melalui pemberian,
pamupukan dan pengembangan
pengetahuan, penghayatan, pengamalan,
pembiasaan melalui kajian Al Qur’an.
b. Meningkatkan pemahaman dan pengamalan
peserta didik tentang agama Islam sehingga
menjadi manusia muslim yang terus meningkat
keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah
SWT.
c. Meningkatkan kompetensi membaca, menulis
dan menghafal Al Qur’an.
d. Menumbuhkan peserta didik untuk gemar
membaca dan menghafal Al Qur’an
e. Menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter
religius kepada peserta didik melalui
peningkatan membaca, menulis dan
menghafal Al Qur’an.
f. Memberikan habituasi kepada peserta didik
untuk mengamalkan isi kandungan Al Qur’an
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup program GBMQ dalam Pendidikan
Agama Islam meliputi aspek kompetensi sebagai berikut
~6~
1. Standar Kompetensi
Kompetensi menurut bahasa adalah kemampuan
atau kecakapan. Menurut istilah artinya seperangkat
pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan prilaku
yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai oleh seseorang
dalam melaksanakan tugasnya. Kompetensi yang
dmaksud dalam GBMQ ialah kemampuan, ketrampilan
dan prilaku yang harus dikuasai, dihayati oleh peserta
didik dalam membaca, menulis dan menghafal Al
Qur’an juz 30.
a. Kompetensi Membaca
Standar komptetensi BTMQ yang dikelola
melalui mata pelajaran baca tulis dan menghafal
Al-Qur’an adalah pengembangan dari KI dan KD
dalam Permendiknas No. 22 tahun 2016 tentang
Standar Isi mengenai mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam aspek Al Qur’an. Adapun rumusan
kompetensi aspek membaca adalah : “peserta didik
mengenal huruf hijaiyah dan mampu membacanya
dalam rangkaian ayat Al Qur’an secara tartil”.
Kompetensi tersebut secara gradual dimulai dari :
1) Mengenal huruf hijaiyah meliputi huruf tunggal
dan huruf sambung yang berada di awal,
ditengah dan diakhir dalam rangkaian kalimat
(kata) dan jumlah kalimat.
2) Penguasaan makhorijul huruf yakni bagaimana
cara mengucapkan dan mengeluarkan bunyi
huruf hijaiyah dengan benar
3) Peguasaan ilmu tajwid, yaitu kemampuan
membaca Al Qur’an yang sesuai dengan
kaidah kaidah membaca Al Qur’an yang
dicontohkan Rasulullah SAW.
~7~
b. Kompetensi Menulis
Kompetensi yang dikembangkan adalah
peserta didik mengenal bentuk bentuk huruf
hijaiyah dan mampu menuliskannya dalam
rangkaian kalimat atau ayat Al Qur’an sesuai
kaidah penulisan huruf Arab atau kaligrafi. Adapun
langkah langkah yang harus dikuasai secara
gradual dimulai dari :
1) Menulis huruf tunggal
2) Menulis huruf berharakat
3) Menuliskan huruf sambung terdiri dari beberapa
huruf, kalimat (kata) dan beberapa kalimat
4) Menyalin ayat Al Qur’an dengan melihat teks Al
Qur’an maupun dilakukan secara imla atau dikte.
c. Kompetensi Menghafal
Standar kompetensi ketiga ialah kemampuan
peserta didik dalam menghafal (tahfidz) surat surat
dalam juz 30 (Juz Amma) sebanyak 37 surat dimulai
dari QS An Naba sampai dengan QS An Naas dan dan
QS pendek lainnya sesuai dengan kemapuan peserta
didik. Kemampuan atau kompetensi ini diharapkan
peserta didik dikemudian hari mampu menjadi imam
dalam ibadah shalat berjamaah.
1) Peserta didik tingkat SD/MI mampu membaca
menulis dan menghafal Al Qur’an juz 30 sebanyak
22 surat mulai dari surat Al Dhuha sampai dengan
surat An-Nas;
2) Peserta didik SMP/MTs tahun mampu membaca,
menulis, dan menghafal Al Qur’an juz 30 sebanyak
37 surat (22 surat mulai dari surat Al Dhuha sampai
dengan surat An Nas), dan (15 surat mulai dari Al
Naba sampai dengan surat Al Lail).
~8~
2. Kompetensi Lulusan
Setelah menempuh kegiatan BTMQ, kompetensi
peserta didik yang ingin dicapai untuk peserta didik
jenjang SD/MI dan SMP/MTs adalah sebagai berikut :
a. Jenjang SD/MI
1) Mampu membaca Al Qur’an dengan baik
benar dan memahami ilmu tajwid.
2) Khatam dan menghafal Al Qur’an juz 30 (juz
Amma) sebanyak 22 surat mulai dari surat
Al Dhuha sampai dengan surat An Nas, dan
surat-surat pendek pilihan.
3) Menyalin surat surat pilihan dari juz 30 (juz
Amma) sebanyak 22 surat mulai dari surat Al
Dhuha sampai dengan surat An-Nas, dan
surat-surat pendek pilihan.
b. Jenjang SMP/MTs
1) Mampu membaca Al Qur’an dengan baik
benar dan memahami ilmu tajwid.
2) Khatam dan menghafal Al Qur’an juz 30 (juz
Amma) sebanyak 37 surat (22 surat mulai dari
surat Al Dhuha sampai dengan surat An Nas),
dan (15 surat mulai dari An Naba sampai
dengan surat Al Lail) dan surat-surat pendek
pilihan.
3) Menyalin surat surat pilihan dari juz 30 (juz
Amma) sebanyak 37 surat (22 surat mulai dari
surat Al Dhuha sampai dengan surat An Nas),
dan (15 surat mulai dari An Naba sampai
dengan surat Al Lail) dan surat-surat pendek
pilihan.
3. Program Pengembangan
Peserta didik yang telah mampu mencapai
~9~
target kompetensi dapat dilakukan pengembangan
(pengayaan) seperti :
a) Khatamul Qur’an
b) Tahsin Al Qur’an
c) Bimbingan menulis Al Qur’an
d) Bimbingan tahfidz Al Qur’an
~ 10 ~
BAB II
~ 11 ~
SMP/MTs 1. Membaca Menulis Q.S. Menghafal
Al Qur’an al A’la s.d. An Q.S. An
dengan Nas Naba’ s.d.
benar, An Nas (37
fasih sesuai surat)
dengan
makharijul
huruf dan
tajwid
2. Khatam juz
1 s.d. 30
~ 12 ~
menulis Al Qur’an, sekolah dapat mengembangkan
kegiatan GBMQ disertai dengan tafsir dan kajian
yang lebih mendalam disesuaikan dengan tenaga
pembimbing dan waktu yang diatur oleh masing-
masing sekolah.
6. Peserta didik yang sudah lancar dalam baca-tulis
Al Qur’an diharap membimbing temannya yang
merasa kesulitan dalam baca-tulis dan yang telah
lulus sertifikasi dapat menjadi tutor sebaya.
7. Musabaqoh Tartil Al Qur’an dilaksanakan internal
satu sekolah/lembaga
8. Musabaqoh Hifdz Al Qur’an dilaksanakan internal
satu sekolah/lembaga
~ 13 ~
~ 14 ~
BAB III
METODE GBMQ
DI SEKOLAH
A. Metode Membaca
Metode yang bisa digunakan dalam GBMQ di sekolah
antara lain:
1. Baghdadiyah
Metode ini diajarkan dengan cara mengeja huruf-
hurufnya. Dimulai dengan mengenal huruf-huruf hijaiyah,
mengeja dengan harakat, dan seterusnya. Masing-masing
daerah memiliki cara yang berbeda dalam mengeja
harakat. Beberapa hal yang dipertahankan dalam
metode ini seperti pertama kali diciptakan adalah:
a. Pengenalan nama huruf hijaiyah dapat diperkuat
dengan angka dan bilangan;
b. Tidak memberikan contoh berbahasa Arab sama
sekali supaya fokus pelajar terletak pada makhraj
dan sifat huruf;
c. Bentuk yang diulang-ulang dalam bacaan mad
thabi‘i, supaya bacaan mad bisa konsisten;
~ 15 ~
d. Bentuk yang diulang-ulang dalam tempo dengung
nun dan mim tasydid, supaya bacaan pelajar
konsisten dalam membunyikan tempo dengung
atau ikhfa.
Sedangkan hal-hal baru yang dikembangkan
adalah:
a. Pengenalan huruf hijaiyah melalui lagu.
b. Langsung membaca tanpa mengeja.
c. Urutan contoh disusun berdasarkan makhorijul huruf
d. Pengenalan susunan makhorijul huruf dan
pengenalan harakat melalui lagu.
e. Pengenalan istilah-istilah yang tepat sesuai disiplin
ilmu tajwid berdasarkan rujukan yang akurat.
f. Mengenalkan tanda-tanda baca mushaf Madinah
dan Mushaf standar Indonesia
g. Mengenalkan makna perkata serta i’râbul-
Qur`ân.
Buku yang digunakan ada dua macam, yaitu buku
utama dan buku penunjang. Buku utama berisi qaidah
dasar, juz amma, dan Al Qur’an . Buku tersebut membahas
bunyi huruf dengan tepat sesuai makharijul khuruf, praktik
dalam kalimat dan pengenalan tajwid yang lebih detail,
praktik membaca al-Qur`an, pengenalan muskilatul
kalimat, waqaf ibtida, dan memahami makna perkata
disertai tanda-tanda i’rabul-qur`an.
Sedangkan buku penunjang berupa panduan
menulis berisi belajar menulis huruf hingga kalimat dengan
tepat, tugas di kelas dan tugas di rumah, kumpulan doa,
kumpulan lagu-lagu penunjang untuk pembelajaran.
2. Iqra’
Metode iqra’ adalah metode belajar membaca Al
Qur’an yang disusun oleh Ustad As’ad Humam dalam buku
~ 16 ~
enam jilid. Tiap jilid rata-rata memiliki 43 halaman, dengan
warna sampul masing-masing jilid yang berbeda. Jilid 1
berwarna merah, jilid 2 berwarna hijau, jilid 3 berwarna
biru muda, jilid 4 berwarna kuning kunyit, jilid 5 berwarna
ungu dan jilid 6 berwarna coklat.
Buku tersebut disusun berdasarkan urutan dan tertib
materi yang harus dilalui secara bertahap oleh masing-
masing anak, sehingga jilid 2 adalah kelanjutan jilid 1, jilid 3
kelanjutan jilid 2, dan seterusnya sampai selesai jilid 6. Bagi
anak yang telah menyelesaikan jilid 6, ia telah mampu
membaca Al Qur’an dengan benar bila pembelajaran
dilaksanakan sesuai dengan petunjuk.
Metode iqra’ mempunyai 10 sifat, antara lain :
a. Bacaan langsung
b. CBSA (Cara Belajar Santri Aktif)
c. Privat/Klasikal
d. Modul
e. Asistensi
f. Praktis
g. Sistematis
h. Variatif
i. Komunikatif
j. Fleksibel.
~ 17 ~
3. Qira’ati
Metode qira’ati adalah membaca Al Qur’an yang
langsung mempraktekkan bacaan tartil sesuai dengan
kaidah ilmu tajwid. Cara pengajaran metode ini melalui
sistem pendidikan berpusat pada murid. Kenaikan kelas/
jilid tidak ditentukan oleh bulan/tahun, juga tidak secara
klasikal, tapi secara individual (perseorangan).
Metode pengajaran qira’ati bisa dilaksanakan dengan
teknik sebagai berikut:
a. Klasikal dan privat;
b. Guru menjelaskan dengan memberi contoh materi
pokok bahasan;
c. Selanjutnya siswa membaca sendiri (CBSA);
d. Peserta didik membaca tanpa mengeja;
e. Sejak awal belajar, peserta didik ditekankan untuk
membaca dengan tepat dan cepat.
4. Ummi
Metode ummi merupakan metode yang menggunakan
pendekatan bahasa Ibu. Metode ini didukung oleh ummi
foundation yang menyiapkan berbagai perangkat untuk
pembinaan dan menjadi lembaga mitra sekolah dalam
menjamin kualitas baca Al Qur’an peserta didik. Ada
3 (tiga) strategi yang dilakukan, lebih dikenal dengan
strategi pendekatan bahasa ibu, yaitu:
a. Direct Method (Metode Langsung), yaitu dibaca
tanpa dieja/diurai atau tidak banyak penjelasan.
Dengan kata lain learning by doing.
b. Repetition (Diulang-ulang), dengan membaca
berulang-ulang, maka akan diketahui keindahan,
kekuatan, dan kemudahan dalam membaca Al
Qur’an.
c. Affection (Kasih Sayang Yang Tulus), dengan kekuatan
~ 18 ~
cinta, kasih sayang yang tulus, seorang guru akan
mudah menyentuh hati peserta didik.
Buku panduan metode ummi terdiri-dari Pra TK, Jilid
1-6, Buku Ummi Remaja/Dewasa, Gharib Al Qur’an,
Tajwid Dasar beserta alat peraga dan Metodologi
Pembelajaran.
5. Al-Barqi
Metode ini disebut Anti Lupa karena mempunyai
struktur yang apabila peserta didik lupa dengan huruf-huruf
/suku kata yang telah dipelajari, maka ia akan dengan
mudah dapat mengingat kembali tanpa bantuan guru.
Metode ini diperuntukkan bagi anak-anak hingga
orang dewasa. Kelebihan metode ini peserta didik
tidak akan lupa sehingga secara langsung dapat
mempermudah dan mempercepat anak/siswa belajar
membaca. Waktu untuk belajar membaca Al Qur’an
menjadi semakin singkat.
Keuntungan lain yang diperoleh adalah:
a. Guru mempunyai keahlian tambahan sehingga dapat
mengajar dengan lebih baik.
b. Peserta didik bisa belajar dalam waktu relatif cepat,
sehingga tidak merasa bosan dan menambah
kepercayaan dirinya.
c. Sekolah menjadi lebih terkenal karena peserta didik
mempunyai kemampuan menguasai pelajaran lebih
cepat dibandingkan dengan sekolah lain.
6. Tilawati
Metode Tilawati adalah metode belajar
Al–Qur’an yang disampaikan secara seimbang antara
pembiasaan melalui pendekatan klasikal, dan kebenaran
membaca melalui pendekatan individual dengan teknik
~ 19 ~
baca simak. Metode ini memberikan jaminan kualitas
bagi santri-santrinya, antara lain:
a. Mampu membaca Al Qur’an dengan tartil,
b. Santri mampu membenarkan bacaan Al Qur’an yang
salah,
c. Ketuntasan belajar santri secara individu 70 % dan
secara kelompok 80%.
B. Metode Menulis
Kemampuan membaca Al Qur’an belum cukup
jika tidak diikuti dengan kemampuan menulis Al Qur’an
dengan baik dan benar. Masih sering dijumpai peserta
didik yang mahir dalam membaca Al Qur’an, tapi ketika
diminta untuk menulis Al Qur’an sering kali tidak sesuai
dengan standar penulisan yang telah ditentukan.
~ 20 ~
dikeluarkan dari pikiran imajinatif untuk kemudian diletakan
di kertas yang ditulisi. Dengan melakukan metode follow
the line sesungguhnyalah seseorang sedang membentuk
“pattern imajiner” di dalam pikirannya secara lebih
mudah dan simpel, cepat dan sistematis untuk mencapai
kemampuan seperti orang yang sudah bisa menulis.
C. Metode Menghafal
Ada beberapa metode yang bisa digunakan untuk
kegiatan menghafalkan Al Qur’an, yaitu:
~ 21 ~
2. Berjama’ah dengan Tikrar
Yang dimaksud dengan metode berjama’ah adalah
cara menghafal Al Qur’an yang dilakukan secara
bersama-sama, dipimpin oleh seorang instruktur/ guru
pembimbing.
a. Pertama: pembimbing membacakan satu ayat atau
beberapa ayat dan siswa menirukan secara bersama-
sama. Kemudian instruktur membimbingnya dengan
mengulang kembali ayat-ayat tersebut dan siswa
mengikutinya.
b. Kedua: setelah ayat-ayat itu dapat dibaca dengan
baik dan benar, selanjutnya peserta didik mengikuti
bacaan guru/pembimbing dengan sedikit demi sedikit
mencoba melepaskan mushaf, demikian seterusnya
sampai ayat-ayat itu benar-benar bisa dihafalkan.
Sedangkan metode tikrar adalah metode menghafal
Al Qur’an yang digunakan paling tua sejak zaman Nabi
Muhammad Saw. Istilah tikrar secara bahasa berarti
pengulangan. Metode tikrar ini adalah cara menghafal
yang paling sederhana, karena yang diperlukan hanya
mengulang-ngulang bacaan sambil melihat tulisan,
sebanyak hitungan dalam jumlah tertentu, sehingga
terbentuk hafalan yang terpatri kuat di ingatan.
Metode tersebut juga terbukti secara ilmiah bisa
meningkatkan dan menguatkan hafalan, sehingga tidak
mudah hilang. Semakin sering peserta didik mengucapkan,
maka semakin kuat mereka akan mengingatnya. Bahkan,
tanpa berusaha menghafal pun, siswa akan hafal dengan
sendirinya dari ayat yang dibaca berulang-ulang tersebut,
dengan catatan bahwa metode berjamaah dengan tikrar
dijalankan dengan sebenar-benarnya. Adapun jumlah
pengulangan yang ideal untuk membentuk hafalan yang
kuat adalah sekurang-kurangnya 40 kali pengulangan.
~ 22 ~
3. Jibril
Menurut K.H. Muhammad Bashori Alwi, sebagai
pencetus metode Jibril menegaskan bahwa metode
jibril bersifat talqin-taqlid, yaitu murid menirukan
bacaan gurunya. Dengan demikian, guru dituntut untuk
profesional dan memiliki kredibilitas yang mumpuni di
bidangnya. Metode Jibril diadopsi dari Imam Al-Jazari dan
dikombinasi dengan cara mengajar Imam Abdurrahman
As-Sulaimi, seorang yang ahli qira’at pada awal era awal
kebangkitan Islam. Kombinasi tersebut diterapkan dalam
teknik metode jibril, yang disebut tashih.
Teknik dasar metode jibril bermula dengan membaca
satu ayat atau waqaf, lalu diturunkan oleh guru yang
mengaji. Guru membaca berulang satu atau dua kali yang
masing-masing ditirukan oleh peserta didik. Kemudian
guru membaca ayat atau lanjutan ayat berikutnya
dan ditirukan kembali oleh semua yang hadir. Begitulah
seterusnya, sehingga mereka dapat menirukan bacaan
guru dengan tepat.
4. Talaqqi
Talaqqi berasal dari kata laqia yang berarti berjumpa,
yaitu bertemunya antara peserta didik dengan guru. Talaqqi
adalah model pembelajaran pertama yang dicontohkan
Rasulullah bersama para sahabat beliau. Dilihat dari cara
mengajarnya, maka ada dua kategori talaqqi, yaitu:
a. Pertama, seorang guru membaca atau menyampaikan
ilmu di depan peserta didik, sedangkan peserta didik
menyimak, yang diakhiri dengan pertanyaan.
b. Kedua, murid membaca di depan guru lalu guru
membenarkan jika ada kesalahan dalam bacaan murid.
Di zaman Nabi sendiri talaqqi kedua hanya bisa
digunakan dalam membaca Al Qur’an, yaitu para
~ 23 ~
sahabat membaca Al Qur’an didepan Nabi SAW lalu
Nabi mendengarkan dan membenarkannya, jika ada
kesalahan karena pada waktu itu belum ada bacaan
dan para sahabat hanya fokus pada menghafal Al
Qur’an dan belum mengerti membaca dan menulis,
sedangkan dalam metode pembelajaran, Nabi SAW lebih
menggunakan metode talaqqi yang pertama, yaitu Nabi
SAW menyampaikan didepan para sahabat sedang para
sahabat mendengarkannya.
~ 24 ~
BAB IV
A. Pola Penyelenggaraan
Pelaksanaan peningkatan pendidikan membaca,
menulis, dan menghafal Al Qur’an Juz 30 dilaksanakan mulai
dari tingkat SD/MI sampai dengan SMP/MTs, menggunakan
pola pendidikan intrakurikuler dan ekstrakurikuler di
sekolah. pada Jam pembelajaran intrakurikuler.
1. Dalam kegiatan intrakurikuler, dilaksanakan pada
setiap awal kegiatan pembelajaran selama kurang
lebih 5 menit anak-anak diajak membaca surat-surat
pendek sesuai dengan kelas dan tingkat hafalan
pada satuan Pendidikan.
2. Dalam kegiatan ekstrakurikuler, yakni dua jam
pelajaran selama 2x40 menit tiap kelas untuk jenjang
SD/MI dan 2x45 menit tiap kelas untuk jenjang SMP/
MTs, dan tempat yang digunakan adalah musholla
yang ada pada sekolah atau ruang kelas ketika
sekolah belum memiliki musholla, sekaligus sebagai
program memakmurkan musholah di masing masing
~ 25 ~
lembaga. Adapun jadwal yang dilaksanakan sesuai
dengan jam pertemuan tatap muka di setiap kelas
masing-masing sebagaimana ditetapkan dalam
jadwal KBM dan jadwal ekstrakurikuler sekolah.
~ 26 ~
8. Kelas VIII
a. 1 kelas 2x45 menit = 80 menit = 2 JTM
b. Hafalan 5 Surat (QS. Al A’la - QS. At Thariq - QS. Al
Buruj - QS. Al Insyiqaq - QS. Al Muthaffifin)
9. Kelas IX
a. 1 kelas 2x45 menit = 80 menit = 2 JTM
b. Hafalan 5 Surat (QS. Al Infithar - QS. At Takwir - QS.
‘Abasa - QS. An Nazi’at - QS. An Naba)
D. Pengelompokan
Setelah dilakukan seleksi peserta, dilakukan
pengelompokan dengan ketentuan sebagai
berikut:
1. Pengelompokan tetap di dalam kelas masing-
~ 27 ~
masing, dalam artian tidak digabungkan dengan
jenjang kelas yang lain.
2. Pengelompokan ini bertujuan untuk memberikan
pola bimbingan dan pendekatan pembelajaran
yang tepat pada masing-masing peserta didik.
3. Pengelompokan kompetensi terbagi menjadi:
~ 28 ~
1. Memenuhi 1. Tajwid dan 1. Bisa menulis dan ada
sebagian Makhrojnya ada beberapa kesalahan
Standart sedikit kesalahan, dalam tulisannya
Kompetensi lagunya perlu dengan tanpa
diperbaiki lagi. melihat (bil ghaib)
~ 29 ~
E. Pola Bimbingan
Pola bimbingan dalam gerakan menghafal Al Qur’an
melalui kegiatan GBMQ sebagai berikut:
1. Pola Mandiri
Pelaksanaan pola mandiri dilakukan dengan:
a. Tempat pelaksanaan Gerakan Menghafal Al
Qur’an melalui kegiatan GBMQ diselenggarakan
secara mandiri di lingkungan sekolah. Pihak
sekolah dapat memanfaatkan ruangan kelas
dan musholla sekolah untuk dijadikan tempat
kegiatan.
b. Pelaksanaan Gerakan Menghafal Al Qur’an
melalui GBMQ melibatkan semua unsur sekolah
yang dianggap mampu.
c. Rencana pelaksanaan Gerakan Menghafal Al
Qur’an melalui GBMQ dirumuskan oleh pihak
sekolah dengan melibatkan komite sekolah dan
paguyuban orang tua/wali peserta didik.
d. Dalam penyusunan rencana program tersebut,
kepala sekolah sebagai penanggung jawab, guru
agama sebagai koordinator, dan dibantu oleh
guru-guru yang lain yang ada di sekolah.
2. Pola Kerjasama
Pola kerjasama dilaksanakan dengan:
a. Tempat utama kegiatan memanfaatkan fasilitas
di luar sekolah, TPQ, atau pesantren.
b. Pembimbing kegiatan Gerakan Menghafal Al
Qur’an dapat dilakukan oleh sekolah bekerja
sama dengan paguyuban orang tua/wali peserta
didik, pengajar TPQ, TQA atau Pesantren, atau
Majlis Ta’lim sekitar tempat tinggal peserta didik
~ 30 ~
yang diprogramkan secara matang oleh sekolah.
c. Pengawasan kegiatan Gerakan Menghafal Al
Qur’an dilakukan oleh tim yang dibentuk oleh
pihak sekolah.
3. Pola Terpadu
Pola terpadu dilaksanakan dengan:
a. Tempat pelaksanaan Gerakan Menghafal Al
Qur’an dilaksanakan di sekolah.
b. Pembimbing melibatkan ustadz-ustadzah yang
yang berasal dari lembaga pendidikan di luar
sekolah, seperti dari Pesantren, Madrasah Diniyah,
Majelis Ta’lim, Taman Kanak-Kanak Al Qur’an
(TKA)/ Taman Pendidikan Al Qur’an (TPA)/ Ta’limul
Qur’an Lil Aulad (TQA) yang siap membimbing di
sekolah
c. Penyusunan rencana pelaksanaan Gerakan
Menghafal Al Qur’an dirumuskan secara bersama-
sama antara pihak sekolah dan pihak luar
sekolah (pengelola/pembina dari dari Pesantren,
Madrasah Diniyah, Majelis Ta’lim, TKA/TPA/TQA).
Pihak luar sekolah terlibat secara aktif dalam
penyusunannya.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
melaksanakan ketiga pola pelaksanaan tersebut, antara
lain:
1. Sekolah yang menetapkan waktu utama Gerakan
Menghafal Al Qur’an setelah selesai proses
pembelajaran.
2. Teknis pelaksanaan bimbingan dapat dilakukan
dengan cara klasikal dan privat.
3. Pembimbing menyiapkan buku pedoman dan
alat peraga.
~ 31 ~
4. Sekolah yang menetapkan waktu utama Gerakan
Menghafal Al Qur’an pada hari khusus kegiatan
ekstrakurikuler, berkoordinasi dengan pembina
ekstrakurikuler lain untuk menghindari jadwal
waktu yang bersamaan.
5. Khusus bagi kelompok peserta didik yang sudah
mencapai tahap mahir, bisa dikelompokkan pada
ekstra Tahfidz, atau menjadi tutor sebaya bagi
peserta didik yang masih tahap pemula dan atau
menengah. Hal ini dilakukan untuk membantu
pembimbing dalam mempercepat penguasaan
Al Qur’an, terutama dalam penguasaan aspek
membaca dan menghafal. Peserta didik yang
menjadi tutor sebaya tetap berada dalam
pengawasan dan kontrol dari pembimbing.
6. Sekolah yang menetapkan tambahan waktu
utama untuk mendukung Gerakan Menghafal Al
Qur’an dengan 15 menit jam pelajaran pertama di
setiap hari, lebih baik dikhususkan untuk kegiatan
membaca secara klasikal saja, terutama untuk
merangsang hafalan surat-surat pendek juz 30
(Juz ‘Amma), sebab ketersediaan waktu memang
sangat singkat. Dalam hal ini guru agama harus
berkoordinasi dengan seluruh guru kelas agar
kegiatan mengisi 15 menit pertama ini digunakan
dengan sebaik mungkin. Sebelumnya, guru kelas
terlebih dahulu diberikan pemahaman tentang
Gerakan Menghafal Al Qur’an melalui kegiatan
GBMQ, sesuai dengan kelasnya masing-masing.
7. Pada saat pelajaran PAI 15 menit awal digunakan
untuk kegiatan membaca, menulis, dan menghafal
surat-surat pendek juz 30 (Juz `Amma).
~ 32 ~
F. Pembiayaan
Biaya penyelenggaraan GBMQ menjadi tanggung
jawab masing-masing sekolah pada semua jenjang
pendidikan yang dapat bersumber dari:
1. Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS),
2. Bantuan Operasional Daerah (BOSDA),
3. Komite Sekolah / Paguyuban Orang tua/wali
peserta didik,
4. Sumbangan/ infak lain yang halal dan tak
mengikat.
~ 33 ~
~ 34 ~
BAB V
PENILAIAN DAN
SERTIFIKASI
A. Penilaian
1. Pengertian Penilaian
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk
memperoleh, menganalisa, dan menafsirkan data tentang
proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan
secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga
menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan
keputusan. Penilaian pencapaian kompetensi dasar
peserta didik dilakukan berdasarkan indikator.
2. Teknik Penilaian
a. Observasi harian
Observasi harian untuk mengetahui perkembangan
kemampuan membaca, menulis dan menghafal
setiap hari dengan menggunakan buku kendali.
~ 35 ~
membaca, menulis dan menghafal beberapa surat
yang telah dikuasai peserta didik dalam waktu
setengah semester (8/9 minggu)
3. Instrumen Penilaian
a. Buku Kendali
b. Buku setoran hafalan tengah semester
c. Instrumen Munaqasyah
Instrumen penilaian terlampir
B. Sertifikasi
1. Pengertian
Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat
kemampuan membaca, menulis, dan menghafal Al
Qur’an kepada peserta didik yang telah dinyatakan
lulus dan telah memenuhi target kompetensi lulusan
sesuai jenjangnya.
2. Kriteria
Peserta didik yang sudah menuntaskan kompetensi
selama satu semester diberi laporan prestasi. Bagi
peserta didik yang sudah menuntaskan seluruh
kompetensi GBMQ sesuai jenjangnya diberikan
sertifikat.
3. Penerbitan dan Penandatanganan Sertifikat
Sertifikat diterbitkan oleh sekolah yang bersangkutan
ditandatangani oleh Kepala Sekolah.
~ 36 ~
BAB VI
PENUTUP
~ 37 ~
Contoh Jurnal Harian pada Hafalan dengan Metode Membaca
(Lampiran Buku Kendali)
Nama : ________________________
Bulan : ________________________
Penilaian
Makhraj dan
No Hari/ Tanggal Surat/ayat Kelancaran Tajwid Skor
Fashohah
(Nilai 1-4) (Nilai 1-4) Total
(Nilai 1-4)
~ 38 ~
Pedoman penskoran : Skor maksimum = 8
Skor Tercapai
N = Skor Maksimum
X 100
Nama : ________________________
Bulan : ________________________
Surat/ayat
No Hari/tanggal Muroja’aah Hafalan Menghafal
(Nilai 1-4) (Nilai 1-4)
~ 39 ~
Pedoman penskoran : Skor maksimum = 8
Skor Tercapai
N = Skor Maksimum
X 100
Predikat :
4 = Amat Baik (A)
3 = Baik (B)
2 = Cukup (C)
1 = Kurang (K)
Contoh Pengisian format Metode Menghafal Bi at-Tikror
(Lampiran Buku Kendali)
Nama : ________________________
Bulan : ________________________
Banyak
Nama Surat
Tanggal Pengulangan Keterangan
dan Ayat
(kali)
An Naba’
01-03-2017 20
ayat 1
An Naba’
20
ayat 2
An Naba’
20
ayat 3
An Naba’
20
ayat 4
An Naba’ Hafal,
20
ayat 1-4 lancar
Muraja’aah Hafal, Lebih
02-03-2017 20
ayat 1-4 lancar
dst.
~ 40 ~
Contoh Jurnal Muroja’aah Hafalan Metode Fami
Bisyauqin
(Hifdz al-Quran Tingkat Mahir)
Nama : ________________________
Bulan : ________________________
N = Skor Tercapai
X 100
Skor Maksimum
~ 41 ~
SETORAN TENGAH SEMESTER
Nama : ________________________
Bulan : ________________________
Penilaian
Makhraj
Tajwid
No Surat/ayat Kelancaran dan Skor
(Nilai
(Nilai 1-4) Fashohah Total
1-4)
(Nilai 1-4)
1 An-Naas
2 Al Falaq
3 Al Ikhlas
4 Al Lahab
5 An-Nashr
6 Al-Kafirun
7 Al-Kautsar
8 Al-Ma’un
9 Al-Quraisy
10 Al-Fiil
11 Al-Humazah
12 Al-‘Ashr
13 At-Takatsur
14 Al-Qari’ah
15 Al-‘Adiyat
16 Al-Zalzalah
17 Al-Bayyinah
18 Al-Qadar
19 Al-‘Alaq
20 At-Tin
21 Al-Insyirah
22 Adl-Dluha
Bangkalan, ...........................20......
Guru Pembimbing
..........................................
~ 42 ~
CONTOH FORMAT PENILAIAN MUNAQOSYAH
( GBMQ )
Nama : _________________________
Materi yang diujikan : Hafalan Surat-surat Pendek
KKM : 75
No Materi yang Diujikan Catatan/ Keterangan Nilai
1 An-Naas Sangat Lancar
2 Al Falaq Sangat Lancar
3 Al Ikhlas Sangat Lancar
4 Al Lahab Lancar
5 An-Nashr Sangat Lancar
6 Al-Kafirun Sangat Lancar
7 Al-Kautsar Lancar
8 Al-Ma’un Lancar
Belum lancar,
9 Al-Quraisy 60
mengulang
10 Al-Fiil Sangat Lancar
11 Al-Humazah Lancar
Salah, ayat ke 3 keliru
12 Al-‘Ashr dengan QS.At-Tin 60
ayat 6, mengulang
13 At-Takatsur
14 Al-Qari’ah
15 Al-‘Adiyat
16 Al-Zalzalah
17 Al-Bayyinah
18 Al-Qadar
19 Al-‘Alaq
20 At-Tin
21 Al-Insyirah
22 Adl-Dluha
~ 43 ~
CONTOH FORMAT PENILAIAN MUNAQOSYAH ( GBMQ )
Nama : _________________________
Materi yang diujikan : Hafalan Surat-surat
Materi yang
No Catatan/ Keterangan Nilai
Diujikan
1 Al-Lail Sangat Lancar
2 Asy-Syams Sangat Lancar
3 Al-Balad Sangat Lancar
4 Al-Fajr Sangat Lancar
5 Al-Ghasyiyah Sangat Lancar
6 Al-A’la Lancar
7 Ath-Thoriq Lancar
8 Al-Buruj Lancar
9 Al-Insyiqoq Sangat Lancar
10 Al-Muthoffifin Belum lancar,
mengulang
11 Al-Infithor Sangat Lancar
12 At-Takwir Sangat Lancar
13 Abasa Lancar
14 An-Nazi’at Lancar
15 An-Naba’ Salah, ayat ke 3 keliru
dengan QS.An-Naba
ayat 25-30, mengulang
~ 44 ~
Format Penilaian Menulis Al-Quran
(Uji Kompetensi Menulis Tengah Semester)
Nama : ________________________
Bulan : ________________________
Ketepatan Ketepatan
Surat dan Keindahan
No Penulisan Penulisan Kerapian
Ayat Tulisan
Huruf Harokat
Jumlah
Skor
Keterangan :
Amat Baik = 4
Baik = 3
Cukup = 2
Kurang = 1
Penskoran =
Skor Tercapai
N = Skor Maksimum
X 100
~ 45 ~
INSTRUMEN MONITORING DAN EVALUASI
GBMQ DI SEKAOLAH/MADRASAH
Penilaian GBMQ
Tidak Nilai
No Uraian Ada
Ada 1 2 3 4
1SK Penyelenggara
2Proposal Kegiatan
3Jadwal Kegiatan
4Pembagian Tugas
5Jurnal Kegiatan
6Daftar Hadir Siswa
7Bahan Ajar
8Buku Kendali
Buku Setoran
9
Tengan Semester
10 Raport
11 Sertifikat
Jumlah
Bangkalan,................................2020
Kepala Sekolah Petugas
Monitoring
............................................. .............................................
~ 46 ~
BAB II
BUPATI BANGKALAN
PROVINSI JAWA TIMUR
PERATURAN BUPATI BANGKALAN
NOMOR 53 TAHUN 2019
TENTANG
GERAKAN BANGKALAN MENGHAFAL AL-QURAN
PADA SATUAN PENDIDIKAN DASAR
BUPATI BANGKALAN,
Menimbang :
a. Bahwa penyelenggaraan pendidikan
harus dapat mewujudkan manusia
yang beriman dan bertakwa kepada
~ 47 ~
Tuhan Yang Maha Esa, berkarakter,
dan memiliki budi pekerti luhur;
b. Bahwa kemampuan membaca,
menulis dan menghafal Al Quran bagi
peserta didik pada satuan pendidikan
dasar jenjang SD/MI dan SMP/MTs
sangat diperlukan untuk meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan;
c. Bahwa dalam rangka implementasi
ketentuan pasal 48 ayat (3) Peraturan
Daerah Kabupaten Bangkalan Nomor 6
Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan
Pendidikan dan Peraturan Daerah
nomor 2 tahun 2019 tentang Bangkalan
sebagai Kota Dzikir dan Shalawat,
maka perlu membentuk Gerakan
Bangkalan Menghafal Al Quran pada
satuan pendidikan dasar jenjang
SD/MI dan SMP/MTs di Kabupaten
Bangkalan.
d. berdasarkan pertimbangan sebagai
mana dimaksud dalam huruf a, huruf b,
dan huruf c, maka perlu menetapkan
Peraturan Bupati tentang Gerakan
Bangkalan Menghafal Al Quran pada
satuan Pendidikan Dasar.
Mengingat :
1. Undang-undang nomor 20 tahun 2003
tentang Sitem Pendidikan Nasional
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 78 tahun 2003, tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor4301);
~ 48 ~
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
3. Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 55 Tahun 2007 tentang
Pendidikan Agama dan Keagamaan
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 124, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4769)
4. Peraturan Presiden Nomor 87 tahun
2017 tentang Penguatan Pendidikan
Karakter (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 195);
5. Peraturan Bersama Menteri Dalam
Negeri dan Menteri Agama Nomor 128
dan Nomor 44A Tahun 1982 Tentang
Usaha Peningkatan Kemampuan
Baca Tulis Al-Qur’an Bagi Umat
Islam dalam Rangka Penghayatan
dan Pengamalan Al-Qur’an dalam
Kehidupan Sehari-hari;
6. Peraturan Menteri Agama Nomor
16 Tahun 2010 tentang Pengelolaan
Pendidikan Agama Pada Sekolah
(Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 596);
7. Peraturan Menteri Agama Republik
Indonesia nomor 90 tahun 2013
tentang penyelenggaraan pendidikan
madrasah sebagaimana telah diubah
~ 49 ~
terakhir dengan Peraturan Menteri
Agama Nomor 66 tahun 2016 (Berita
Negara Republik Indonesia tahun 2016
nomor 2101);
8. Keputusan Bersama Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan dan
Menteri Agama Nomor 4/U/SKB/1999
dan Nomor 570 Tahun 1999 tentang
Pelaksanaan Pendidikan Agama
pada Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah di Lingkungan Pembinaan
Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan;
9. Keputusan Menteri Agama Republik
Indonesia Nomor 211 Tahun 2011
Tentang Pedoman Pengembangan
Standar Nasional Pendidikan Agama
Islam Pada Sekolah;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
80 Tahun 2015 tentang Pembentukan
Produk Hukum Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia tahun 2015 nomor
2036) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
120 tahun 2018 (Berita Negara Republik
Indonesia tahun 2018 nomor 157);
11. Peraturan Menteri Pendidikan Dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2018 Tentang Penguatan
Pendidikan Karakter Pada Satuan
Pendidikan Formal (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 782);
~ 50 ~
12. Peraturan Daerah Kabupaten Bang
kalan Nomor 6 Tahun 2015 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan (Lem
baran Daerah Kabupaten Bangkalan
Tahun 2015 Nomor 3/E Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Bangka
lan Nomor 30);
13. Peraturan Daerah Nomor 2 tahun 2019
tentang Kabupaten Bangkalan sebagai
Kota Dzikir dan Shalawat (Lembaran
Daerah Kabupaten Bangkalan Tahun 2019
Nomor 2/E Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Bangkalan Nomor 56);
MEMUTUSKAN :
MENETAPKAN : PERATURAN BUPATI TENTANG GERAKAN
BANGKALAN MENGHAFAL AL QURAN
PADA SATUAN PENDIDIKAN DASAR
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
~ 51 ~
7. Pengawas adalah pengawas Pendidikan Agama
Islam pada satuan pendidikan dasar;
8. Assosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia
yang selanjutnya disingkat AGPAII adalah organisasi
profesi dan advokasi guru PAI Kabupaten Bangkalan
9. Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam yang
selanjutnya disingkat KKG PAI adalah Kelompok Kerja
Guru Pendidikan Agama Islam pada jenjang SD/MI
10. Musyawarah Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam yang selanjutnya disingkat MGMP PAI adalah
Musyawarah Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam pada jenjang SMP/MTS
11. Gerakan Bangkalan Menghafal Al Quran yang
selanjutnya disingkat GBMQ adalah Gerakan
Bangkalan Menghafal Al Quran Juz 30 bagi peserta
didik pada satuan pendidikan dasar jenjang SD/MI
dan SMP/MTS di Kabupaten Bangkalan;
12. Kegiatan membaca menulis dan menghafal Al quran
yang selanjutnya disingkat BTMQ adalah Kegiatan
membaca menulis dan menghafal Al quran juz 30
secara baik dan benar;
13. Pembimbing kegiatan GBMQ adalah para Guru
Pendidikan Agama Islam yang mengajar di satuan
pendidikan dasar jenjang SD/MI dan SMP/MTS
14. Peserta didik adalah siswa siswi yang beragama Islam
pada satuan Pendidikan dasar jenjang SD/MI dan
SMP/MTS di Kabupaten Bangkalan.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
~ 52 ~
a. Mendukung Visi Pembangunan Kabupaten
Bangkalan yakni mewujudkan Kabupaten
bangkalan sebagai kota dzikir dan shalawat.
b. Upaya dalam meningkatkan kemampuan
Membaca Menulis dan Menghafal Al Quran pada
satuan pendidikan dasar jenjang SD/MI dan SMP/
MTS di Kabupaten Bangkalan.
(2) Tujuan Peraturan Bupati ini adalah peningkatan
kemampuan membaca menulis dan menghafal Al
Quran sebagai upaya internalisasi nilai-nilai karakter
religius demi terwujudnya manusia yang berakhlak
mulia sesuai dengan Slogan Kabupaten Bangkalan
sebagai Kota Dzikir dan Shalawat.
BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 3
~ 53 ~
BAB IV
PENYELENGGARAAN
Pasal 4
Pasal 5
~ 54 ~
Pasal 6
(1) Teknis pelaksanaan kegiatan GBMQ pada satuan
pendidikan dasar menjadi tanggungjawab Dinas
Pendidikan dan Kantor Kementerian Agama.
(2) Proses kegiatan GBMQ menjadi tanggungjawab
pembimbing pada satuan pendidikan dasar.
Pasal 7
(1) Satuan pendidikan dasar menyusun program
penyelenggaraan GBMQ melalui kegiatan BTMQ juz
30 berdasarkan pasal 3 ayat (2).
(2) Petunjuk dan teknis penyusunan program kegiatan
GBMQ melalui kegiatan BTMQ juz 30 diatur lebih lanjut
dengan peraturan Dinas Pendidikan.
(3) Kepala Sekolah bersama pembimbing GBMQ melalui
kegiatan BTMQ juz 30 menyusun laporan kegiatan
yang diserahkan kepada Bupati Bangkalan melalui
Dinas Pendidikan.
Pasal 8
(1) Penilaian terhadap penyelenggaraan GBMQ melalui
peningkatan kemampuan BTMQ dititik beratkan pada
kemampuan membaca, menulis, dan menghafal Al
Quran juz 30 dengan baik dan benar sesuai dengan
jenjang satuan pendidikan.
(2) Penilaian bagi peserta didik yang mengikuti
pendidikan membaca, menulis, dan menghafal
Al Quran, mengikuti ketentuan yang berlaku pada
jenjang satuan pendidikan yang berpedoman pada
petunjuk teknis BTMQ.
~ 55 ~
BAB V
SERTIFIKASI
Pasal 9
Pasal 10
(1) Peserta didik yang belum dinyatakan lulus uji kompetensi
sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (2) diberi
surat keterangan sebagai dasar bagi pembimbing
kegiatan GBMQ pada jenjang berikutnya.
(2) surat keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dikeluarkan oleh kepala satuan pendidikan.
BAB VI
PENGAWASAN
Pasal 11
~ 56 ~
e. Pengawas Pendidikan Agama Islam untuk jenjang
SMP/MTS yang berada di Kantor Kementerian
Agama Kabupaten Bangkalan.
(2) Tata cara pengawasan akan diatur lebih lanjut
dengan peraturan Dinas Pendidikan berkoordinasi
dengan Kantor Kementerian Agama.
BAB VII
PEMBIAYAAN
Pasal 12
BAB VIII
PEMBINAAN
Pasal 13
BAB IX
KETENTUAN SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 14
~ 57 ~
ketentuan sebagaimana dimaksud pada pasal 7 dikenakan
sanksi administrasi berupa teguran secara lisan dan teguran
secara tertulis sesuai dengan tingkat kesalahannya.
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 15
Ditetapkan di Bangkalan
Pada tanggal, 25 Oktober 2019
BUPATI BANGKALAN,
~ 58 ~
DAFTAR PUSTAKA
~ 59 ~
~ 60 ~