GASTREOKTOMI
DISUSUN OLEH :
1. RIKA ROHANI I4051191007
2. MODESTA FERAWATI I4051191008
3. FEBY HARDIANTI I4051191009
4. ERICHA RIZKI. R I4051191010
5. AGUNG NUR RASYID I4051191011
6. ZAKIAH AMAR I4051191012
7. AGUS MULYADI I4052191002
1. Pola hidup yang buruk seperti makan yanng asam, makanan karsinogenik, ada
riwayat gastritis kronik (Rika)
2. CT scan abdomen, pemeriksaan darah lengkap (Zakiah), Biopsi (Agus),Kultur
jaringan (Agung)
3. Jika tidak dilakukan gastrektomi dapat menyebabkan klien mengalami metastase dan
setelah dilakukan gastrektomi pola nutrisi klien dapat berubah tidak seperti orang
normal (Ericha).
4. Tumor gaster, ulkus gaster, kanker gaster (Ericha).
5. Nyeri pada epigastrium, anemia, gastritis (Febby).
Masalah keperawatan
a. Preoperasi = Nyeri b.d agen cedera biologis (Modesta), Ansietas b.d preoperasi
(Agung)
b. Intraoperasi= Resiko syok b.d pembedahan (Rika)
c. Postoperasi= Bersihan jalan napas tidak efektif b.d penumpukan sekret
STEP 6
DISCOVERY LEARNING
1. Definisi
Tumor gaster terdiri atas tumor jinak dan tumor ganas. Tumor jinak dibagi atas
tumor jinak epitel (benigna epithelial tumor) dan tumor jinak non epitel. Neoplasma
jaringan ikat yang banyak ditemukan adalah tumor otot polos. Perangai tumor ini sulit
diramalkan, dan sulit dibedakan antara tumor ganas dan jinak berdasarkan kriteria
histologis. Salah satu gambaran yang mengarah ke jinak ialah ukurannya yang kecil,
berkapsul, aktivitas mitolik yang rendah dan tidak ditemukan nekrosis. Tumor jinak
yang tersering ditemukan adalah polip dan leiomioma yang dapat membentuk
adenomatosa hiperplastik, atau fibroid. Leiomioma yang merupakan tumor jinak otot
polos lambung tidak bersimpai sehingga sulit dibedakan dari bentuk yang ganas
(leiomiosarkoma) gambaran klinis dapat terjadi pada semua kelompok umur dan
umumnya tumor ini tidak memberikan gejala klinis, kalaupun ada hanya berupa nyeri
yang tidak sembuh dengan antasid. Pemeriksaan fisik tidak menemukan sesuatu
kelainan, bila ditemukan kelainan perlu dipikirkan adanya karsinoma.
2. Etiologi
Menurut Brunner and Suddarth (2002 : 1078) penyebab tumor gaster dimulai
dari gastritis kronis menjadi atropi dan metaplasia intestinal sampai displasia
premaligna, telah diketahui sebagai prekursor tumor gaster. Sejumlah mekanisme
yang mungkin menghubungkan antara H. pylori dengan tumor gaster. Infeksi yang
berlangsung lama menyebabkan atrofi kelenjar dan menurunnya produksi asam secara
bertahap. Yang menjadi penyebab tumor gaster adalah diet tinggi makanan asap,
kurang buah-buahan dan sayuran dapat meningkatkan risiko terhadap tumor lambung.
Faktor lain yang berhubungan dengan insiden kanker lambung mencakup inflamasi
lambung, anemia pernisiosa, aklorhidria, ulkus lambung, bakteri H. pylori, keturunan
dan golongan darah A.
3. Manifestasi Klinik
Menurut Soeparman (1998 : 114) menyatakan gejala klinis yang ditemukan
tidak khas, dapat dalam bentuk keluhan nyeri epigastrium atau bila didapatkan
komplikasi seperti perdarahan sukar di bedakan dengan perdarahan yang bersumber
dari ulkus peptik. Gejala lain yang akan didapatkan adalah dalam bentuk akut
abdomen, perdarahan saluran cerna bagian bawah atau gejala obstruksi. Menurut
Brunner and Suddart (2002 : 1078) gejala awal dari tumor dan kanker lambung sering
tidak pasti karena kebanyakan tumor ini dimulai di kurvatura kecil, yang hanya
sedikit menyebabkan gangguan fungsi lambung. Beberapa penelitian telah
menunjukkan bahwa gejala awal seperti nyeri yang hilang dengan antasida dapat
menyerupai gejala pada pasien dengan ulkus benigna. Gejala penyakit progresif dapat
meliputi tidak dapat makan, anoreksia, dispepsia, penurunan berat badan, nyeri
abdomen, konstipasi, anemia dan mual serta muntah.
4. Patofisiologi
Kanker dapat terjadi pada semua bagian lambung tetapi lebih sering
ditemukan pada sepertiga distal. Kebanyakan kanker-kanker lambung adalah adeno
karsinoma dan terjadi dalam bentuk-bentuk polypoid, ulseratif atau infiltratif. Bentuk
ulseratif merupakan bentuk yang paling sering terjadi dan mungkin menampakkan
gejala-gejala semacam ulkus peptikum, yang karenanya sering kali memperlambat
diagnosis dan mendorong pasien untuk mengobati sendiri. Tumbuhnya kanker pada
pintu masuk atau pintu keluar lambung dapat menimbulkan tanda-tanda obstruksi
esofagus dan pilorus (nyeri ulu hati dan cepat kenyang). Pada umumnya
bagaimanapun tanda-tanda awal dari kanker lambung tersebut tidaklah nampak.
Kanker lambung dapat menyebar secara langsung melalui dinding lambung jaringan-
jaringan yang berdekatan, ke pembuluh limfe, ke kelenjar limfe regional di lambung,
ke organ-organ perut lain dan cenderung menyebar ke arah intraperitoneal. Prognosis
tergantung pada dalamnya invasi dan tingkatan metastasis (Barbara C. Long, 1996 :
217).
5. Pathway
Tumor /kanker
6. Klasifikasi
Semua tumor baik tumor jinak maupun ganas mempunyai dua komponen
dasar ialah parenkim dan stroma. Parenkim ialah sel tumor yang proliferatif,yang
menunjukkan sifat pertumbuhan dan fungsi bervariasi menyerupai fungsi sel asalnya.
Sebagai contoh produksi kolagen ,musin,atau keratin. Stroma merupakan pendukung
parenkim tumor ,terdiri atas jaringan ikat dan pembuluh darah. Penyajian makanan
pada sel tumor melalui pembuluh darah dengan cara difusi. Klasifikasi neoplasma
yang digunakan biasanya berdasarkan :
Klasifikasi Atas Dasar Sifat Biologik Tumor Atas dasar sifat biologiknya
tumor dapat dibedakan atas tumor yang bersifat jinak ( tumor jinak ) dan tumor yang
bersifat ganas (tumor ganas) dan tumor yang terletak antara jinak dan ganas disebut “
Intermediate” .
1. Tumor Jinak ( Benigna ) Tumor jinak tumbuhnya lambat dan biasanya mempunyai
kapsul. Tidak tumbuh infiltratif, tidak merusak jaringan sekitarnya dan tidak
menimbulkan anak sebar pada tempat yang jauh. Tumor jinak pada umumnya
disembuhkan dengan sempurna kecuali yang mensekresi hormone atau yang
terletak pada tempat yang sangat penting, misalnya disumsum tulang belakang
yang dapat menimbulkan paraplesia atau pada saraf otak yang menekan jaringan
otak.
2. Tumor ganas ( maligna ) Tumor ganas pada umumnya tumbuh cepat, infiltratif.
Dan merusak jaringan sekitarnya. Disamping itu dapat menyebar keseluruh tubuh
melalui aliran limpe atau aliran darah dan sering menimbulkan kematian.
3. Intermediate Diantara 2 kelompok tumor jinak dan tumor ganas terdapat
segolongan kecil tumor yang mempunyai sifat invasive local tetapi kemampuan
metastasisnya kecil.Tumor demikian disebut tumor agresif local tumor ganas
berderajat rendah. Sebagai contoh ialah karsinoma sel basal kulit.
7. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Hadi (1999 : 271) pemeriksaan tumor gaster meliputi :
a. Pemeriksaan fisik : berat badan, anemia, adanya massa.
b. Perdarahan tersembunyi dalam tinja (occult blood) : tes benzidin.
c. Sitologi dengan gastrofiberskop.
d. Rontgenologik : posisi (terlentang, tengkurap dan oblik, serta kompresi).
e. Gastroskopi : pemotretan isi lambung.
f. Gastrobiopsi : pengambilan jaringan secara visual pada lesi.
g. Fosfor radio aktif dan CT scanning.
8. Komplikasi
Menurut Sudayo (2006 : 351) komplikasi dari tumor gaster adalah sebagai berikut
a. Perforasi
b. Hematemesis
c. Obstruksi pada bagian bawah lambung dekat pilorus
d. Adhesi
e. penyebaran pada berbagai organ seperti hati, pankreas dan kolon.
9. Penatalaksanaan
Menurut Brunner and Suddarth (2002 : 1081) tidak ada pengobatan yang
berhasil menangani karsinoma lambung kecuali mengangkat tumornya. Bila tumor
telah menyebar ke area lain yang dapat di eksisi secara bedah, penyembuhan tidak
dapat dipengaruhi. Pada kebanyakan pasien ini paling efektif untuk mencegah gejala
seperti obstruksi dapat diperoleh dengan reaksi tumor. Bila gastrektomi subtotal
radikal dilakukan, puntung lambung di anastomosikan pada yeyenum, seperti pada
gastrektomi untuk ulkus. Bila gastrektomi total dilakukan kontinuitas gastrointestinal
di perbaiki dengan anastomosis pada organ vital lain seperti hepar, pembedahan
dilakukan terutama untuk tujuan paliatif dan bukan radikal. Pembedahan paliatif
dilakukan untuk menghilangkan gejala obstruksi dan disfagia. Untuk pasien yang
menjalani pembedahan namun tidak menunjukkan perbaikan, pengobatan dengan
kemoterapi dapat memberikan kontrol lanjut terhadap penyakit dan paliasi.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Identitas Klien
Nama : Tn. A
Usia : 60 Th
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Dsn. Pelai 001/006 Sebente Teriak Bengkayang
Agama : Khatolik
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Swasta
Diagnosa Medis : Tumor Gaster
Tanggal Operasi : 23 Desember 2019
Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. I
Alamat : Dsn. Pelai 001/006 Sebente Teriak Bengkayang
Pekerjaan : Pelajar
Hub Dengan Klien : Anak
2. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri pada bagian epigastrium sejak 8 bulan yang lalu.
P : Peningkatan Asam Lambung
Q : Seperti tertusuk tusuk
R : Epigastrium
S : Skala 4
T : Hilang Datang
b. Riwayat penyakit sekarang
Klien datang ke IBS RSUD dr. Abdul Aziz Singkawang dengan keluhan
Nyeri pada bagian epigastrium, klien didiagnosa mengalami tumor gaster
susp. Meligna dan akan direncanakan operasi Gasteroktomi pada tanggal 26
Desember 2019. Klien tampak cemas dan gelisah. Nadi 98 kali/menit, Spo2
98%, TD : 100/60 mmHg, RR 20x/ mnt.
c. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit hipertensi, DM,
dan penyakit genetik lainnya.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda Vital
Nadi : 98x/menit
RR : 20x/menit
SpO2 : 98 %
TD : 100/60 mmHg
b. Berat Badan
BB : 45kg
TB : 150 cm
c. Kardiovaskuler
Warna kulit : Normal
Nyeri Dada : Tidak ada
Denyut Nadi : Teratur
Sirkulasi : Akral hangat
Pulsasi : Kuat
d. Respirasi
Pola Nafas : Normal
Volume : Normal
Jenis Pernafasan : Pernafasan Dada
Irama Nafas : Teratur
Kesulitan Bernafas: Tidak
Batuk : Tidak
SpO2 : 98 %
e. Gastrointestinal
Mulut : Mukosa Mulut Kering
Gigi : Tidak Ada Kelainan
Lidah : Tidak Ada Kelainan
Tenggorokan : Tidak Ada Kelainan
Abdomen : Tegang
f. Neurologi
Penglihatan : Tidak Ada Kelainan
Tidak menggunakan alat bantu penglihatan
Pendengaran : Tidak Ada Kelainan
Tidak menggunakan alat bantu penglihatan
Bicara (Artikulasi): Jelas
Sensorik : Tidak Ada Kelainan
Motorik : Tidak Ada Kelainan
Kekuatan Otot : Kuat
g. Kenyamanan
P : Peningkatan asam lambung
Q : seperti tertusuk-tusuk
R : epigastrium
S : Skala 4
T : Hilang timbul
4. Riwayat Merokok
Ada
5. Riwayat Minum-Minuman Keras
Tidak Ada
6. Riwayat Penggunaan Obat Penenang
Tidak Ada
7. Pengkajian Fungsi
ADLs : Bantuan Minimal
Aktivitas : Tirah baring
Ekstermitas Atas : Tidak Ada Kelainan
Kemampuan menggenggam tidak ada kesulitan
Kemampuam koordinasi tidak ada kesulitan
Ekstermitas Bawah: Tidak Ada Kesulitan
Alat Ambulasi : Tidak Ada
8. Eliminasi
BAB : tidak ada kesulitas BAB
BAK : Terpasang DC, warna kuning keruh
9. Seksual/Reproduksi
Laki-laki : Sirkumsisi (Ya)
10. TERAPI
Injeksi
Ondansentron
Epedrine
Propofol
Actracurium
Dexketoprofen
Tramadol
Dexametasone
Vit K
Asam Tranex
Fentanyl
Ketamin
Infus
Infus RL
Infus Tufofusin
PRE OPERASI
- Klien pucat
INTRA OPERASI
- Terdapat insisi Vertikal pada perut dari Px sampai umbilicus
- Tekanan darah klien tidak stabil selama prosedur operatif
- Adanya keluaran darah dari insisi
- Terdapat Perdarahan lebih dari 500 cc
- Klien diberikan tranfusi darah 1 kofl
POST OPERASI
- Klien tampak belum sadar
- Klien tampak di bantu dalam mobilisasi
- Klien tampak terpasang Kateter
- Klien tampak terpasang selang drainase
- Klien pucat
- TTV : TD 100/60
mmHg, N 98x/menit,
RR 20x/menit,SPO2
98%
DS: Kurang informasi mengenai Ansietas
- Klien berkata ia merasa prosedur Invasif
takut karena akan
menjalani operasi
DO:
- Klien tampak gelisah
- Klien tampak tegang
- Klien tampak pucat
- Vital Sign
TD 100/60 mmHg
N 98x/menit
RR 20x/menit
Spo2 98%
Intra Operasi Tindakan Pembedahan Resiko Syok
DS: -
DO:
- Klien tampak sedang
menjalani pembedahan
- Terdapat insisi Vertikal
pada perut dari Px sampai
umbilicus
- Tekanan darah klien tidak
stabil selama prosedur
operatif
- Adanya keluaran darah
dari insisi
- Terdapat Perdarahan
kurang lebih 400 cc
- Klien diberikan tranfusi
darah 1 kofl
Post Operasi Anastesi Resiko Jatuh
DS: -
DO :
- Klien tampak belum sadar
- Klien tampak di bantu
dalam mobilisasi
- Klien tampak terpasang
Kateter
- Klien tampak terpasang
selang drainase
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
- TD 100/60 mmHg,
N 98x/menit, RR
20x/menit, SPO2 98%
A : Nyeri Kronis
P : Manajemen Nyeri
Smeltzer, Suzanna C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner & Suddart
edisi 8 volume 1,2,3. Jakarta: EGC.
Aru W.Sudoyo, B. S. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (2 ed., Vol. III). Jakarta:
Departemen Ilmu Penyakit Dalam.
Long, B.C, 1996. Perawatan Medikal Bedah: Suatu Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta:
EGC.
Hadi, Sutrisno. 1999. “Methodology Research”. Yoyakarta : Yayasan Penerbit Fakultas
Psikolog UGM.