Anda di halaman 1dari 20

TUTORIAL IN CLINIC (TIC)

GASTREOKTOMI

DISUSUN OLEH :
1. RIKA ROHANI I4051191007
2. MODESTA FERAWATI I4051191008
3. FEBY HARDIANTI I4051191009
4. ERICHA RIZKI. R I4051191010
5. AGUNG NUR RASYID I4051191011
6. ZAKIAH AMAR I4051191012
7. AGUS MULYADI I4052191002

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
Kasus
Seorang laki-laki tn. A datang ke ruang operasi dengan rencana operasi Gastreoktomi pada
tanggal 26 Desember 2019. Klien sebelumnya dirawat di ruang bedah dengan diagnosa tumor
gaster, tingkat kesadaran compos mentis dan klien tampat pucat , mukosa bibir kering, akral
dingin serta klien tampak lemah CRT<3 detik. TTV 130/80 N : 98 x/ menit SPO 2: 99 %. Pada
saat dikaji klien mengalami nyeri di gastrium ± 8 bulan terakhir seperti ditusuk tusuk dan
hilang timbul dengan skala 4. Dari hasil CT Scan Abdomen didapatkan Adanya tumor
intralumen Gaster yang meluas ke dudenum cenderung maligna tidak tampak metastase hepar
dan splen.
Hasil pemeriksaan lab tanggal 14-12-2019
Hb : 7,7 g/dL
Leukosit : 7970 /µL
Trombosit 149.000 /µL
Hematokrit 23,9 %
Eritrosit 3,01 x 106/µL

A. Step 1 (Identifikasi Istilah)

Kata-kata sulit dan pengertiannya


1. Gastrektomi (Agus)
Jawab: pembedahan dilambung (agung), suatu pembedahan yang dilakukan di organ
pencernaan untuk menghilangkan masa abnormal (Zakiah), suatu tindakan
pembedahan sebagiann atau total dilambung (Febby)
2. Maligna (Modesta)
Jawab : Cenderung ganas dan dapat bermetastase (Rika), suatu masa yang dapat
menyebar ke organ lain (Agung)
3. Tumor intralumen gaster (Agung)
Jawab : Tumor yang berada di bagian mukosa lambung (Ericha)
4. Duodenum (Zakiah)
Jawab : Usus 12 jari/ usus kecil (Agus)
5. Spleen (Agus)
Jawab : Nama lain dari pankreas (Modesta)
B. Step 2 (Identifikasi masalah dan membuat pertanyaan)
1. Apa penyebab tumor gaster? (Zakiah)
2. Apa saja pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosa tumor gaster? (Modesta)
3. Selain gastrektomi adakah tindakan lain yang dapat dilakukan? (Agung)
4. TNM dari kasus tersebut? (Ericha)
5. Apa komplikasi jika tidak dilakukan gastrektomi dan komplikasi setelah dilakukan
gastrektomi ? (Febby)
6. Indikasi dilakukan gastrektomi? (Agus)
7. Tanda dan gejala tumor gaster serta masalah keperawatan yang muncul? (Zakiah)
8. Apa saja klasifikasi tumor gaster? (Rika)

C. Step 3 (Jawaban dari Pertanyaan)

1. Pola hidup yang buruk seperti makan yanng asam, makanan karsinogenik, ada
riwayat gastritis kronik (Rika)
2. CT scan abdomen, pemeriksaan darah lengkap (Zakiah), Biopsi (Agus),Kultur
jaringan (Agung)
3. Jika tidak dilakukan gastrektomi dapat menyebabkan klien mengalami metastase dan
setelah dilakukan gastrektomi pola nutrisi klien dapat berubah tidak seperti orang
normal (Ericha).
4. Tumor gaster, ulkus gaster, kanker gaster (Ericha).
5. Nyeri pada epigastrium, anemia, gastritis (Febby).
Masalah keperawatan
a. Preoperasi = Nyeri b.d agen cedera biologis (Modesta), Ansietas b.d preoperasi
(Agung)
b. Intraoperasi= Resiko syok b.d pembedahan (Rika)
c. Postoperasi= Bersihan jalan napas tidak efektif b.d penumpukan sekret

D. Step 4 (Menentukan Objek Pembelajaran)

1. Definisi dan klasifikasi


2. Etiologi dan faktor resiko
3. Manifestasi klinis
4. Mekanisme terjadinya tumor gaster
5. Patofisiologi terjadinya tumor gaster
6. Pemeriksaan penunjng
7. Penatalaksanaan
8. Asuhan Keperawatan
E. Step 5 (Capaian Pembelajaran)

1. Apa yang dimaksud dengan tumor gaster?


2. Bagaimana klasifikasi dari tumor gaster?
3. Apa saja etiologi dari tumor gaster?
4. Bagaimana faktor resiko dari tumor gaster?
5. Bagaimana manifestasi klinis dari tumor gaster?
6. Bagaimana mekanisme terjadinya tumor gaster?
7. Bagaimana patofisiologi terjadinya tumor gaster?
8. Apa saja pemeriksaan penunjang dari tumor gaster?
9. Bagaimana penatalaksanaan dari gagal jantung?
10. Bagaimana asuhan keperawatan dari tumor gaster?

STEP 6
DISCOVERY LEARNING
1. Definisi
Tumor gaster terdiri atas tumor jinak dan tumor ganas. Tumor jinak dibagi atas
tumor jinak epitel (benigna epithelial tumor) dan tumor jinak non epitel. Neoplasma
jaringan ikat yang banyak ditemukan adalah tumor otot polos. Perangai tumor ini sulit
diramalkan, dan sulit dibedakan antara tumor ganas dan jinak berdasarkan kriteria
histologis. Salah satu gambaran yang mengarah ke jinak ialah ukurannya yang kecil,
berkapsul, aktivitas mitolik yang rendah dan tidak ditemukan nekrosis. Tumor jinak
yang tersering ditemukan adalah polip dan leiomioma yang dapat membentuk
adenomatosa hiperplastik, atau fibroid. Leiomioma yang merupakan tumor jinak otot
polos lambung tidak bersimpai sehingga sulit dibedakan dari bentuk yang ganas
(leiomiosarkoma) gambaran klinis dapat terjadi pada semua kelompok umur dan
umumnya tumor ini tidak memberikan gejala klinis, kalaupun ada hanya berupa nyeri
yang tidak sembuh dengan antasid. Pemeriksaan fisik tidak menemukan sesuatu
kelainan, bila ditemukan kelainan perlu dipikirkan adanya karsinoma.

2. Etiologi
Menurut Brunner and Suddarth (2002 : 1078) penyebab tumor gaster dimulai
dari gastritis kronis menjadi atropi dan metaplasia intestinal sampai displasia
premaligna, telah diketahui sebagai prekursor tumor gaster. Sejumlah mekanisme
yang mungkin menghubungkan antara H. pylori dengan tumor gaster. Infeksi yang
berlangsung lama menyebabkan atrofi kelenjar dan menurunnya produksi asam secara
bertahap. Yang menjadi penyebab tumor gaster adalah diet tinggi makanan asap,
kurang buah-buahan dan sayuran dapat meningkatkan risiko terhadap tumor lambung.
Faktor lain yang berhubungan dengan insiden kanker lambung mencakup inflamasi
lambung, anemia pernisiosa, aklorhidria, ulkus lambung, bakteri H. pylori, keturunan
dan golongan darah A.

3. Manifestasi Klinik
Menurut Soeparman (1998 : 114) menyatakan gejala klinis yang ditemukan
tidak khas, dapat dalam bentuk keluhan nyeri epigastrium atau bila didapatkan
komplikasi seperti perdarahan sukar di bedakan dengan perdarahan yang bersumber
dari ulkus peptik. Gejala lain yang akan didapatkan adalah dalam bentuk akut
abdomen, perdarahan saluran cerna bagian bawah atau gejala obstruksi. Menurut
Brunner and Suddart (2002 : 1078) gejala awal dari tumor dan kanker lambung sering
tidak pasti karena kebanyakan tumor ini dimulai di kurvatura kecil, yang hanya
sedikit menyebabkan gangguan fungsi lambung. Beberapa penelitian telah
menunjukkan bahwa gejala awal seperti nyeri yang hilang dengan antasida dapat
menyerupai gejala pada pasien dengan ulkus benigna. Gejala penyakit progresif dapat
meliputi tidak dapat makan, anoreksia, dispepsia, penurunan berat badan, nyeri
abdomen, konstipasi, anemia dan mual serta muntah.

4. Patofisiologi
Kanker dapat terjadi pada semua bagian lambung tetapi lebih sering
ditemukan pada sepertiga distal. Kebanyakan kanker-kanker lambung adalah adeno
karsinoma dan terjadi dalam bentuk-bentuk polypoid, ulseratif atau infiltratif. Bentuk
ulseratif merupakan bentuk yang paling sering terjadi dan mungkin menampakkan
gejala-gejala semacam ulkus peptikum, yang karenanya sering kali memperlambat
diagnosis dan mendorong pasien untuk mengobati sendiri. Tumbuhnya kanker pada
pintu masuk atau pintu keluar lambung dapat menimbulkan tanda-tanda obstruksi
esofagus dan pilorus (nyeri ulu hati dan cepat kenyang). Pada umumnya
bagaimanapun tanda-tanda awal dari kanker lambung tersebut tidaklah nampak.
Kanker lambung dapat menyebar secara langsung melalui dinding lambung jaringan-
jaringan yang berdekatan, ke pembuluh limfe, ke kelenjar limfe regional di lambung,
ke organ-organ perut lain dan cenderung menyebar ke arah intraperitoneal. Prognosis
tergantung pada dalamnya invasi dan tingkatan metastasis (Barbara C. Long, 1996 :
217).

5. Pathway

Tumor /kanker

6. Klasifikasi
Semua tumor baik tumor jinak maupun ganas mempunyai dua komponen
dasar ialah parenkim dan stroma. Parenkim ialah sel tumor yang proliferatif,yang
menunjukkan sifat pertumbuhan dan fungsi bervariasi menyerupai fungsi sel asalnya.
Sebagai contoh produksi kolagen ,musin,atau keratin. Stroma merupakan pendukung
parenkim tumor ,terdiri atas jaringan ikat dan pembuluh darah. Penyajian makanan
pada sel tumor melalui pembuluh darah dengan cara difusi. Klasifikasi neoplasma
yang digunakan biasanya berdasarkan :
Klasifikasi Atas Dasar Sifat Biologik Tumor Atas dasar sifat biologiknya
tumor dapat dibedakan atas tumor yang bersifat jinak ( tumor jinak ) dan tumor yang
bersifat ganas (tumor ganas) dan tumor yang terletak antara jinak dan ganas disebut “
Intermediate” .
1. Tumor Jinak ( Benigna ) Tumor jinak tumbuhnya lambat dan biasanya mempunyai
kapsul. Tidak tumbuh infiltratif, tidak merusak jaringan sekitarnya dan tidak
menimbulkan anak sebar pada tempat yang jauh. Tumor jinak pada umumnya
disembuhkan dengan sempurna kecuali yang mensekresi hormone atau yang
terletak pada tempat yang sangat penting, misalnya disumsum tulang belakang
yang dapat menimbulkan paraplesia atau pada saraf otak yang menekan jaringan
otak.
2. Tumor ganas ( maligna ) Tumor ganas pada umumnya tumbuh cepat, infiltratif.
Dan merusak jaringan sekitarnya. Disamping itu dapat menyebar keseluruh tubuh
melalui aliran limpe atau aliran darah dan sering menimbulkan kematian.
3. Intermediate Diantara 2 kelompok tumor jinak dan tumor ganas terdapat
segolongan kecil tumor yang mempunyai sifat invasive local tetapi kemampuan
metastasisnya kecil.Tumor demikian disebut tumor agresif local tumor ganas
berderajat rendah. Sebagai contoh ialah karsinoma sel basal kulit.

7. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Hadi (1999 : 271) pemeriksaan tumor gaster meliputi :
a. Pemeriksaan fisik : berat badan, anemia, adanya massa.
b. Perdarahan tersembunyi dalam tinja (occult blood) : tes benzidin.
c. Sitologi dengan gastrofiberskop.
d. Rontgenologik : posisi (terlentang, tengkurap dan oblik, serta kompresi).
e. Gastroskopi : pemotretan isi lambung.
f. Gastrobiopsi : pengambilan jaringan secara visual pada lesi.
g. Fosfor radio aktif dan CT scanning.

8. Komplikasi
Menurut Sudayo (2006 : 351) komplikasi dari tumor gaster adalah sebagai berikut
a. Perforasi
b. Hematemesis
c. Obstruksi pada bagian bawah lambung dekat pilorus
d. Adhesi
e. penyebaran pada berbagai organ seperti hati, pankreas dan kolon.

9. Penatalaksanaan
Menurut Brunner and Suddarth (2002 : 1081) tidak ada pengobatan yang
berhasil menangani karsinoma lambung kecuali mengangkat tumornya. Bila tumor
telah menyebar ke area lain yang dapat di eksisi secara bedah, penyembuhan tidak
dapat dipengaruhi. Pada kebanyakan pasien ini paling efektif untuk mencegah gejala
seperti obstruksi dapat diperoleh dengan reaksi tumor. Bila gastrektomi subtotal
radikal dilakukan, puntung lambung di anastomosikan pada yeyenum, seperti pada
gastrektomi untuk ulkus. Bila gastrektomi total dilakukan kontinuitas gastrointestinal
di perbaiki dengan anastomosis pada organ vital lain seperti hepar, pembedahan
dilakukan terutama untuk tujuan paliatif dan bukan radikal. Pembedahan paliatif
dilakukan untuk menghilangkan gejala obstruksi dan disfagia. Untuk pasien yang
menjalani pembedahan namun tidak menunjukkan perbaikan, pengobatan dengan
kemoterapi dapat memberikan kontrol lanjut terhadap penyakit dan paliasi.
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Identitas Klien
Nama : Tn. A
Usia : 60 Th
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Dsn. Pelai 001/006 Sebente Teriak Bengkayang
Agama : Khatolik
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Swasta
Diagnosa Medis : Tumor Gaster
Tanggal Operasi : 23 Desember 2019
Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. I
Alamat : Dsn. Pelai 001/006 Sebente Teriak Bengkayang
Pekerjaan : Pelajar
Hub Dengan Klien : Anak

2. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri pada bagian epigastrium sejak 8 bulan yang lalu.
P : Peningkatan Asam Lambung
Q : Seperti tertusuk tusuk
R : Epigastrium
S : Skala 4
T : Hilang Datang
b. Riwayat penyakit sekarang
Klien datang ke IBS RSUD dr. Abdul Aziz Singkawang dengan keluhan
Nyeri pada bagian epigastrium, klien didiagnosa mengalami tumor gaster
susp. Meligna dan akan direncanakan operasi Gasteroktomi pada tanggal 26
Desember 2019. Klien tampak cemas dan gelisah. Nadi 98 kali/menit, Spo2
98%, TD : 100/60 mmHg, RR 20x/ mnt.
c. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit hipertensi, DM,
dan penyakit genetik lainnya.

3. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda Vital
Nadi : 98x/menit
RR : 20x/menit
SpO2 : 98 %
TD : 100/60 mmHg
b. Berat Badan
BB : 45kg
TB : 150 cm
c. Kardiovaskuler
Warna kulit : Normal
Nyeri Dada : Tidak ada
Denyut Nadi : Teratur
Sirkulasi : Akral hangat
Pulsasi : Kuat
d. Respirasi
Pola Nafas : Normal
Volume : Normal
Jenis Pernafasan : Pernafasan Dada
Irama Nafas : Teratur
Kesulitan Bernafas: Tidak
Batuk : Tidak
SpO2 : 98 %
e. Gastrointestinal
Mulut : Mukosa Mulut Kering
Gigi : Tidak Ada Kelainan
Lidah : Tidak Ada Kelainan
Tenggorokan : Tidak Ada Kelainan
Abdomen : Tegang

f. Neurologi
Penglihatan : Tidak Ada Kelainan
Tidak menggunakan alat bantu penglihatan
Pendengaran : Tidak Ada Kelainan
Tidak menggunakan alat bantu penglihatan
Bicara (Artikulasi): Jelas
Sensorik : Tidak Ada Kelainan
Motorik : Tidak Ada Kelainan
Kekuatan Otot : Kuat
g. Kenyamanan
P : Peningkatan asam lambung
Q : seperti tertusuk-tusuk
R : epigastrium
S : Skala 4
T : Hilang timbul

4. Riwayat Merokok
Ada
5. Riwayat Minum-Minuman Keras
Tidak Ada
6. Riwayat Penggunaan Obat Penenang
Tidak Ada
7. Pengkajian Fungsi
ADLs : Bantuan Minimal
Aktivitas : Tirah baring
Ekstermitas Atas : Tidak Ada Kelainan
Kemampuan menggenggam tidak ada kesulitan
Kemampuam koordinasi tidak ada kesulitan
Ekstermitas Bawah: Tidak Ada Kesulitan
Alat Ambulasi : Tidak Ada
8. Eliminasi
BAB : tidak ada kesulitas BAB
BAK : Terpasang DC, warna kuning keruh

9. Seksual/Reproduksi
Laki-laki : Sirkumsisi (Ya)
10. TERAPI
Injeksi
 Ondansentron
 Epedrine
 Propofol
 Actracurium
 Dexketoprofen
 Tramadol
 Dexametasone
 Vit K
 Asam Tranex
 Fentanyl
 Ketamin
Infus
 Infus RL
 Infus Tufofusin

11. Pengkajian Data Fokus


a. Data subjektif
- Klien berkata ia merasa takut karena akan menjalani operasi
- Klien berkata ia sudah mulai merasa nyeri semenjak 8 bulan yang lalu
P : Peningkatan Asam Lambung
Q :Seperti tertusuk tusuk
R : Epigastrium
S : Skala 4
T : Hilang datang
b. Data objektif

PRE OPERASI

- Klien tampak meringis


- Klien bersikap protektif

- Klien tampak cemas dan gelisah

- Klien pucat

- TTV : TD 100/60 mmHg, N 98x/menit, RR 20x/menit,SPO2 98%

- Mukosa bibir kering

- Kesadaran kompos mentis

INTRA OPERASI
- Terdapat insisi Vertikal pada perut dari Px sampai umbilicus
- Tekanan darah klien tidak stabil selama prosedur operatif
- Adanya keluaran darah dari insisi
- Terdapat Perdarahan lebih dari 500 cc
- Klien diberikan tranfusi darah 1 kofl
POST OPERASI
- Klien tampak belum sadar
- Klien tampak di bantu dalam mobilisasi
- Klien tampak terpasang Kateter
- Klien tampak terpasang selang drainase

Pemeriksaan Laboratorium 14 Desember 2019


Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hemoglobin 7.7 13,2 – 17,3
Leukosit 7970 3.800 – 10.600
Trombosit 149.000 150.000 – 440.000
Hematokrit 23.9 40 – 52
Eritrosit 3.01 4,4 – 5,9
Pemeriksaan Laboratorium 24 Desember 2019
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hemoglobin 9.1 13,2 – 17,3
ANALISA DATA

Data Fokus Etiologi Masalah Kepeawatan


Pre Operasi Agen Cidera Biologis Nyeri Kronik
DS :
- Klien mengatakan nyeri
semenjak 8 bulan yang
lalu
P : Peningkatan Asam
Lambung
Q : Seperti tertusuk tusuk
R : Epigastrium
S : Skala 4
T : Hilang dating
DO :
- Klien tampak meringis

- Klien bersikap protektif

- Klien tampak cemas dan


gelisah

- Klien pucat

- TTV : TD 100/60
mmHg, N 98x/menit,
RR 20x/menit,SPO2
98%
DS: Kurang informasi mengenai Ansietas
- Klien berkata ia merasa prosedur Invasif
takut karena akan
menjalani operasi
DO:
- Klien tampak gelisah
- Klien tampak tegang
- Klien tampak pucat
- Vital Sign
TD 100/60 mmHg
N 98x/menit
RR 20x/menit
Spo2 98%
Intra Operasi Tindakan Pembedahan Resiko Syok
DS: -
DO:
- Klien tampak sedang
menjalani pembedahan
- Terdapat insisi Vertikal
pada perut dari Px sampai
umbilicus
- Tekanan darah klien tidak
stabil selama prosedur
operatif
- Adanya keluaran darah
dari insisi
- Terdapat Perdarahan
kurang lebih 400 cc
- Klien diberikan tranfusi
darah 1 kofl
Post Operasi Anastesi Resiko Jatuh
DS: -
DO :
- Klien tampak belum sadar
- Klien tampak di bantu
dalam mobilisasi
- Klien tampak terpasang
Kateter
- Klien tampak terpasang
selang drainase

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri Kronik b.d Agen Cidera Biologis


2. Ansietas b.d kurang informasi mengenai prosedur Invasif
3. Resiko Syok b.d tindakan pembedahan
4. Resiko Jatuh b.d anastesi

INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa NOC NIC Rasional


Nyeri Kronis Setelah dilakukan 1. Kaji karakteristik 1. Mengkaji nyeri
b.d Agen intervensi selama 1 x nyeri secara secara menyelurug
Cidera 30 menit, diharapkan komprehensif mengenai
2. Monitor TTV klien
Biologis klien dapat mengontrol penyebab, kualitas,
3. Ajarkan klien
nyeri dengan kriteria region, skala dan
relaksasi nafas dalam
hasil : 4. Ajarkan klien teknik frekuensi
2. Mengetahui
 Klien dapat genggam jari
peningkatan atau
menerapkan relaksasi
penurunan vital
nonfarmakologi
 Klien melaporkan sign
3. Nafas dalam dapat
nyeri berkurang
membuat lebih
rileks
4. Teknik gengam jari
sebagai inovasi
dalm keperawatan
untuk mengurangi
nyeri
Ansietas b.d Setelah dilakukan 1. Gunakan pendekatan 1. Pendekatan yang
Kurang intervensi keperawatan yang menenangkan menenangkan dapat
2. Jelaskan prosedur
informasi selama 1x1 jam, membina hubungan
yang akan dilakukan
mengenai diharapkan ansietas saling percaya
dan apa yang akan 2. Dengan
prosedur berkurang dengan
dirasakan klien menjelaskan
pembedahan kriteria hasil :
selama prosedur prosedur kepada
 Mengidentifikasi, 3. Temani pasien untuk
klien dapat
mengungkapkan dan mengurangi
meningkatkan
menunjukkan tehnik kecemasan klien
pengetahuan klien
untuk mengontol 4. Ajarkan klien teknik
sehingga cemas
cemas relaksasi genggam
 Vital sign dalam berkurang
jari dan nafas dalam
3. Dengan menemami
batas normal
 Postur tubuh, klien klien dapat
ekspresi wajah, mengungkapkan
bahasa tubuh dan kecemasannya
4. Teknik relaksi
tingkat aktivitas
ganggam jari
menunjukkan
sebagai inovasi
berkurangnya
dalam mengatasi
kecemasan cemas sebelum
manjalani operasi
Resiko Syok Setelah dilakukan 1. Monitor tanda vital 1. Tanda vital akan
b.d Tindakan intervensi selama 1 x 6 klien secara ketat berubah jika terjadi
2. Monitor tanda
Pembedahan jam, diharapkan resiko perdarahan
inadekuat oksigenasi 2. Agar kepatenan
Syok berkurang dengan
jaringan oksigenasi
kriteria hasil :
3. Monitor input dan
terkontrol
- TTV dalam batas
output 3. Untuk balance
normal 4. Berikan Cairan IV
cairan
- Irama jantung dan
yang tepat 4. Memenuhi
pernafasan dalam 5. Kolaborasi pemberian
kebutuhan cairan
batasan normal tranfusi darah 5. Mencegah syok
akibat kekurangan
darah
Resiko Jatuh Setelah dilakukan 1. Monitor vital sign 1. Untuk mengetahui
b.d anastesi intervensi selama 1 x klien perubahan dalam
2. Dampingi dan bantu
30 menit, diharapkan tekanan darah
klien saat mobilisasi 2. Membantu klien
resiko jatuh teratasi
3. Bantu klien dalam
dalam berpindah
dengan kriteria hasil:
merubah posisi 3. Membantu klien
 Klien terbebas dari 4. Monitoring saturasi dalam merubah
cedera oksigen klien
posisi sesuai
 Mampu mengenali 5. Berikan klien posisi
intruksi
perubahan status yang aman
4. Catat jika saturasi
kesehatan tidak normal
5. Jaga keamanan
klien

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Tanggal Waktu Implementasi Evaluasi


26 /12 /2019 09.30- 1. mengkaji karakteristik S:
PRE 09.40 nyeri secara komprehensif - Klien mengatakan nyeri
2. Memonitor TTV klien
OPERASI berkurang
3. Mengajarkan klien
P : Peningkatan asam
relaksasi nafas dalam
lambung
4. mengajarkan klien teknik
Q : Seperti tertusuk tusuk
genggam jari R : Epigastrium
S : Skala 3
T : Hilang datang
- Klien mengatakan lebih
tenang
O:
- Klien tampak lebih tenang
- Klien dapat
mendemonstrasikan nafas
dalam dan teknik genggam
jari
- TTV :

- TD 100/60 mmHg,

N 98x/menit, RR
20x/menit, SPO2 98%

A : Nyeri Kronis
P : Manajemen Nyeri

26 /12 /2019 09.40- 1. Menggunakan pendekatan S :


PRE 09.50 yang menenangkan - klien berkata ia mengerti
2. Menjelaskan prosedur
OPERASI penjelasan perawat dan
yang akan dilakukan dan
merasa sedikit lebih tenang
apa yang akan dirasakan
O:
klien selama prosedur
- Klien dapat
3. Menemani pasien untuk
mendemonstrasikan teknik
mengurangi kecemasan
gengam jari
klien
- Klien tampak lebih rileks
4. Mengajarkan klien teknik
- Klien kooperatif dan lebih
relaksasi genggam jari dan
dapat tersenyum, klien
nafas dalam dapat mengulangi informasi
yang perawat berikan
A : Ansietas
P : Anxiety Level
26 /12 /2019 09.50- 1. Memonitor tanda vital S : -
INTRA 16. 00 klien secara ketat O:
2. Memonitor tanda
OPERASI - Terjadi ketidakstabilan
inadekuat oksigenasi
tekanan darah
jaringan - Terdapat Perdarahan lebih
3. Memonitor input dan
dari 500 cc
output - Klien diberikan tranfusi
4. Memberikan Cairan IV
darah 1 kofl
yang tepat - TTV
5. Kolaborasi pemberian TD : 90/60 mmHg
N : 58 x/menit
tranfusi darah
Spo2 : 98%
A : Resiko Syok
P : Manajemen Syok
26 /12 /2019 16.00- 1. Memonitor vital sign S : -
POST 16.20 klien O:
2. mendampingi dan bantu
OPERASI - Klien tampak belum sadar
klien saat mobilisasi - Klien tampak di bantu
3. membantu klien dalam
dalam mobilisasi
merubah posisi - Klien tampak terpasang
4. Monitoring saturasi
Kateter
oksigen klien - Klien tampak terpasang
5. Memberikan klien posisi
selang drainase
yang aman - Spo2 98%
5. - Nadi 88x/menit
A : Resiko Jatuh
P : Manajemen Resiko Jatuh
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, Suzanna C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner & Suddart
edisi 8 volume 1,2,3. Jakarta: EGC.
Aru W.Sudoyo, B. S. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (2 ed., Vol. III). Jakarta:
Departemen Ilmu Penyakit Dalam.
Long, B.C, 1996. Perawatan Medikal Bedah: Suatu Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta:
EGC.
Hadi, Sutrisno. 1999. “Methodology Research”. Yoyakarta : Yayasan Penerbit Fakultas
Psikolog UGM.

Anda mungkin juga menyukai