Seperti yang telah kita bahas sebelumnya pada artikel Pengertian Kas Kecil, bahwa perusahaan tidak selalu
menggunakan kas untuk alat pembayarannya. Terkadang ia memakai cek untuk transaksi keuangan bernilai
besar, dan menggunakan dana kas kecil untuk transaksi yang bernilai relatif kecil. Perusahaan semacam ini
biasanya berskala besar dengan transaksi-transaksi besar. Karenanya perusahaan memang sengaja
menyediakan dana kas kecil untuk transaksi keuangan yang nilai nominalnya relatif kecil. Transaksi sejenis
ini pasti ada meski dalam perusahaan besar sekali pun. Karena tanpa adanya transaksi tersebut,
operasional perusahaan tidak akan berjalan dengan lancar. Transaksi yang tidak praktis jika dibayar
memakai cek ini antara lain : pembelian perlengkapan, pembelian alat tulis kantor, pembayaran taksi para
eksekutif perusahaan, dan sebagainya.
Dalam setiap pengelolaan, selalu ada sistem. Hal itu dimaksudkan untuk mempermudah pekerjaan
manusianya atau pengelolanya. Termasuk dalam pengelolaan dana kas kecil, terdapat sistem yang umum
digunakan. Yaitu sistem dana tetap dan sistem fluktuasi. Kedua sistem ini berbeda, namun memiliki
kelebihan masing-masing. Perusahaan akan memilih salah satu sistem tersebut tergantung dengan
kebutuhannya. Berikut penjelasan tentang 2 sistem pencatatan kas kecil dan perbedaannya.
Contoh kasus, pimpinan perusahaan A menetapkan kebijakan membentuk dana kas kecil untuk keperluan
pengeluaran rutin sebesar Rp 1.000.000. Pada akhir bulan, dana tersebut telah digunakan Rp 750.000.
Maka sisa pada akhir bulan (saldo) adalah Rp 250.000. Pada awal bulan berikutnya, dana yang diterima
adalah Rp 750.000. Jadi pada awal bulan jumlah dana kas kecil yang ada adalah tetap sebesar Rp
1.000.000.