(Skripsi)
Oleh
ANDIKA RIDWAN NUGRAHA HARAHAP
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEJADIAN KANKER KOLOREKTAL DI RSUD
DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR
LAMPUNG TAHUN 2013−2016
Oleh
ANDIKA RIDWAN NUGRAHA HARAHAP
Skripsi
Pada
Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung
By
Oleh
Latar Belakang: Kanker kolorektal adalah neoplasma ganas yang berasal atau tumbuh di
dalam usus besar dan atau rektum yang menjadi salah satu penyakit keganasan dengan
prevalensi tertinggi di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan faktor risiko dengan kejadian kanker kolorektal di RSUD Dr. H. Abdul
Moeloek Bandar Lampung.
Metode: Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Juli tahun 2017 di Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung, dengan menggunakan metode
observasi analitik dan desain kasus-kontrol. Sampel penelitian ini terdiri dari 92
responden, yang ditentukan dengan menggunakan teknik total sampling. Metode
pengukuran yang digunakan berupa hasil wawancara dan data rekam medis. Data diolah
menggunakan uji statistik dengan tingkat kepercayaan 0,05
Hasil: Hasil uji Chi-square didapatkan terdapat hubungan antara usia (p = 0,01), aktivitas
fisik (p = 0,001), riwayat merokok (p = 0,001), riwayat konsumsi alkohol (p = 0,021), dan
riwayat diabetes melitus (p = 0,012) dengan kejadian kanker kolorektal.
Simpulan: Terdapat hubungan antara usia, aktivitas fisik, riwayat merokok, riwayat
konsumsi alkohol, dan riwayat diabetes melitus dengan kejadian kanker kolorektal di
RSUD Dr.H. Abdul Moeloek Bandar Lampung.
Penulis dilahirkan di Riau pada tanggal 7 Agustus 1994, sebagai anak kedua dari
dua bersaudara. Penulis merupakan putra dari Bapak Ismail Harahap dan Ibu
tahun 2000, Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD Taman Asuhan pada tahun
2006, Sekolah Menengah Pertama (SMP) diselesaikan di SMP Negeri 157 Jakarta
pada tahun 2009, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) diselesaikan di SMA
Lampung sebagai Anggota Muda BEM FK UNILA pada tahun pertama dan Staf
Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Sholawat serta salam semoga selalu
Skripsi penulis dengan judul “Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian
2013−2016” ini, merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
1. Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas Lampung;
pembelajaran;
atas semua bantuan, saran, bimbingan serta pengarahan yang luar biasa
6. Ibunda tercinta, Tetty Chaerani Siagian, terima kasih untuk selalu mendoakan
demi tercapainya semua cita-cita penulis. Terima kasih atas cinta dan kasih
sayang yang telah diberikan. Terima kasih atas dukungan, nasihat, motivasi,
dan segala pengorbanan yang telah dilakukan demi tercapainya masa depan
7. Ayahanda, Ismail Harahap, terimakasih untuk segala cinta dan kasih sayang
yang selalu dipanjatkan dalam do’a. Terima kasih atas segala pengorbanan,
segala gundah gulana selama proses penulisan skripsi, terima kasih atas
9. Seluruh Staf Dosen FK Unila atas ilmu dan pengalaman berharga yang telah
10. Seluruh Staf Akademik, TU dan Administrasi FK Unila, serta pegawai yang
13. Teman-teman Kuliah Kerja Nyata: Aini Puspita Sari, Bagus Putri Ramadhani,
Bayu Ismoyo, Muhammad Ridho, Risqi Kurnia Suci, dan Winda Styani
Kedokteran;
14. Sahabat-sahabat angkatan 2013 dan seluruh keluarga besar FK Unila yang
tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih atas kebersamaan dan kerja
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Akan tetapi, sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI.................................................................................................... i
DAFTAR TABEL............................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah .......................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 5
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 5
1.4.1 Bagi Peneliti ............................................................................ 5
1.4.2 Bagi Instansi Kesehatan .......................................................... 5
1.4.3 Bagi Masyarakat ...................................................................... 6
1.4.4 Bagi Peneliti Lain .................................................................... 6
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Kanker kolorektal adalah kanker yang terdapat pada kolon dan/atau rektum.
Kanker ini disebut kanker kolon atau kanker rektum bergantung darimana
pada akhir tahun 1940 dan awal tahun 1950. Saat ini, kanker kolorektal
hati, dan perut dengan satu hingga dua juta kasus baru dan kematian sekitar
enam ratus ribu per tahun. Insidens tertinggi ditemukan di Eropa, Amerika
Utara, dan Oseania (Brenner et al., 2014; Kementerian Kesehatan RI, 2015).
seperti di Inggris (Yee et al., 2009; Robbins, 2017). Hal yang sama terjadi di
terbanyak. Berdasarkan data dari Rumah Sakit Kanker Dharmais, pada tahun
2010 kanker kolorektal memiliki jumlah kasus 1,8 per 100.000 penduduk dan
2
hingga saat ini kanker kolorektal tetap termasuk dalam 10 besar kanker yang
Etiologi kanker kolorektal sampai saat ini belum diketahui dengan jelas,
namun beberapa faktor risiko seperti usia, riwayat keluarga, pola diet tertentu,
yang besar bagi pasien kanker dan keluarganya (Yayasan Kanker Indonesia,
2016).
Faktor risiko secara garis besar terbagi menjadi dua yaitu faktor risiko yang
dapat dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang tidak
dapat dimodifikasi adalah usia, ras, jenis kelamin, dan riwayat keluarga
bahwa kejadian kanker kolorektal meningkat pada usia diatas 50 tahun, tetapi
3
kanker kolorektal pada usia yang lebih muda. Lebih dari 30% kasus kanker
lebih muda (Abdullah et al., 2012; American Cancer Society, 2015). Insidens
kanker kolorektal juga sedikit lebih banyak ditemukan pada laki-laki daripada
(Abdullah, 2014).
aktivitas fisik, diet, merokok, konsumsi alkohol, dan diabetes. Aktivitas fisik
peningkatan risiko terkena kanker kolorektal sebesar 30% pada wanita yang
(Khosama, 2015).
kolorektal dan merupakan faktor risiko kanker kolorektal pada usia muda
risiko terkena kanker kolorektal. Penelitian yang dilakukan oleh Boyle et al.
Berdasarkan uraian pada latar belakang, rumusan masalah pada penelitian ini
adalah:
Lampung?
5
kolorektal agar memperhatikan cara hidup sehat sebagai salah satu cara
2.1.1 Anatomi
duktus vitelinus atau yolk stalk. Usus tengah akan berkembang menjadi
(Sadler, 2018).
kanalis ani. Diameter usus besar lebih besar daripada usus kecil. Rata-
rata sekitar 2,5 inci (sekitar 6,5 cm), dengan diameter yang semakin
kecil mendekati anus. Usus besar dibagi menjadi sekum, kolon, dan
8
rektum. Sekum adalah bagian pertama usus besar dan beralih menjadi
yang melekat pada ujung sekum. Sekum menempati sekitar dua atau
tiga inci pertama dari usus besar. Katup ileosekal mengontrol aliran
kiri pada flexura coli dextra. Kolon asendens lebih sempit daripada
Pendarahan kolon asendens dan flexura coli dextra terjadi melalui arteri
superior, mengalirkan balik darah dari kolon asendens (Moore & Agur,
2014).
9
paling mobil. Bagian ini melintasi abdomen dari flexura coli dextra ke
darah melalui arteri colica dextra dan arteri colica sinistra. Penyaluran
meluas dari tepi pelvis sampai segmen sakrum ketiga untuk beralih jadi
menjadi kanalis analis. Bagian ini merupakan lanjutan dari usus besar,
2.1.2 Fisiologi
Fungsi utama kolon adalah absorbsi air dan elektrolit dari kimus untuk
membentuk feses yang padat dan penimbunan bahan feses sampai dapat
dalam kolon dan meninggalkan sekitar 100 mL dari cairan yang akan
isotonik yang masuk setiap hari dari ileum menjadi tinja semipadat
2019).
yang tepat untuk ekskresi feses dan oleh karena itu disebut kolon
beberapa kalori nutrisi tambahan untuk tubuh (Guyton & Hall, 2015;
Sherwood, 2015).
2.1.3 Histologi
Usus besar terdiri dari membran mukosa tanpa adanya lipatan kecuali
pada bagian distalnya (rektum). Vili usus tidak dijumpai pada usus ini.
besar yang dilapisi oleh sel goblet, sel absorptif, dan sedikit sel
serosa ditandai dengan tonjolan kecil yang terdiri atas jaringan adiposa
(Mescher, 2013).
dan irregular, kelenjar tubular yang lebih pendek dan kurang padat, dan
anus, di taut recto-anal, lapisan mukosa usus diganti oleh lapisan epitel
pleksus vena besar yang dapat menimbulkan hemoroid bila pleksus ini
atau tumbuh di dalam saluran usus besar (kolon) dan atau rektum
(Sander, 2012).
menyerang pria dengan persentase 10% dan yang kedua terbanyak pada
Australia dan Selandia Baru dengan Age Standardized Rate (ASR) 44,8
pada pria dan 32,2 pada wanita per 100.000 (WHO, 2012).
baik pada pria dan wanita setelah kanker prostat dan kanker payudara
sebanding dengan wanita dan lebih banyak terjadi pada usia produktif.
Hal ini berbeda dengan data yang diperoleh di negara barat dimana
(Sjamsuhidajat, 2015).
14
a. Usia
juga dapat terjadi pada kelompok usia yang lebih muda, terutama
b. Genetik
c. Diet
dari kebutuhan kalori total (Bresalier, 2003; Longo & Fauci, 2010).
Masyarakat yang diet tinggi lemak, tinggi kalori, daging dan diet
ini akan diubah oleh bakteri yang terdapat pada kolon menjadi asam
2013).
d. Aktivitas fisik
dalam sirkulasi saat aktivitas fisik yang intens. Latihan yang teratur
2014).
proliferasi sel kolon terutama sel kanker. Aktivitas fisik yag tinggi
Mutasi pada jaringan kolon dan rektal terjadi secara perlahan, hingga
pertumbuhan sel dan apoptosis dan adanya mutasi pada gen tersebut
hubungan yang jelas antara aktivitas fisik dan mutasi APC, mutasi
Mutasi p53 berhubungan terhadap aktivitas fisik lewat efek dari diet
yang aktif lebih sering dijumpai tumor dengan mutasi Ki-ras negatif
e. Merokok
kolon. Mutasi pada gen supresor tumor APC merupakan faktor yang
alkaloid dalam tembakau memilik sifat adiktif dan toksik tetapi tidak
salah satu karsinogen yang paling poten dalam tembakau dan dibuat
2011).
f. Alkohol
pencernaan bagian atas dan bawah. Usus besar dan kelenja air liur
DNA dan apoptosis melalui regulasi gen anti apoptotik, MLC1, yang
2007).
dari efek aksis insulin dan insulin-like growth factors (IGFs) pada
2016).
h. Kolitis Ulseratif
tahun dan 8−13% pada usia 25 tahun. Kanker tumbuh dari epitel
(Bresalier, 2003).
timbul melalui interaksi yang kompleks antara faktor genetik dan faktor
untuk menjelaskan hal tersebut. Salah satu teori adalah mutasi genetik
dihasilkan oleh APC berperan dalam aktivasi onkogen c-myc dan cyclin
maligna. Mutasi APC dapat ditemukan pada kanker kolon tipe familial
hiperplasia pada lesi. Pada jalur tersebut, ditemukan mutasi pada gen
tahun dan biasanya sudah berada pada stadium lanjut sehingga memiliki
Kanker pada bagian kolon sebelah kiri sering bersifat skirotik sehingga
sudah menjadi padat. Pada kanker kolon bagian sebelah kanan, jarang
terjadi stenosis dan feses masih cair sehingga tidak ada faktor obstruksi.
dengan tenesmi. Makin ke distal letak tumor, feses makin menipis dan
lebih cair disertai lendir. Nyeri pada kolon kiri lebih nyata daripada
embriogenik yang berlainan, yaitu dari usus tengah dan usus belakang.
colok dubur yang dapat dilakukan atas persetujuan pasien. Hal yang
dinilai saat pemeriksaan colok dubur adalah penilaian tonus sfingter ani
dan bila perlu dilakukan uji refleks bulbokavernosus. Selain itu ampula
dinilai dengan memutar jari telunjuk searah jarum jam lalu berlawanan
dan tidak teratur. Hal lain yang dinilai adalah jarak tumor ke anus,
letak tumor dan perluasannya, sisa lumen usus yang dapat dilalui oleh
30
Sjamsuhidajat, 2015).
besar dapat dideteksi melalui darah samar feses atau anemia defisiensi
memiliki korelasi dengan volume tumor, respons terapi anti tumor, dan
karsinoma ini dengan sel jaringan asalnya yang normal, baik dalam hal
solid atau kelompok sel-sel tanpa lumen. Derajat diferensiasi baik jika
simpel atau kompleks dengan polaritas sel baik dan inti sel yang relatif
dengan bentuk yang lebih ireguler dan polaritas inti yang berkurang;
dan kehilangan polaritas inti sel; dan sel tumor yang tidak
al., 2009).
2009)
tumor (T), sebaran lanjutan ke kelenjar getah bening (N), dan adanya
sebagai berikut:
viseral
0 Tis N0 M0
I T1 N0 M0
T2 N0 M0
II T3 N0 M0
T4 N0 M0
III Semua T N1 M0
Semua T N2 M0
IV Semua T Semua N M1
hematogen
(IKABDI, 2004)
34
Network, 2013).
penyakit dapat dilihat pula dari aspek klinis pasien beberapa hal yang
IV D Semua T, Semua N, M1 5%
adanya mutasi DNA pada sel penyusun dinding kolon yang terakumulasi dan
melalui mutasi dan displasia pada mukosa kolon. Faktor risiko lain yang
berhubungan dengan gaya hidup seperti diet, aktivitas fisik, merokok, dan
seperti diabetes melitus juga saat ini diduga memiliki hubungan terhadap
Jiang et al., 2011). Kerangka teori pada penelitian ini disajikan pada gambar
9.
Keterangan:
Variabel yang diteliti
Variabel yang tidak diteliti
Aktivitas Fisik
Merokok
Alkohol
Riwayat Penyakit
Diabetes Melitus
2.5. Hipotesis
kolorektal.
kolorektal.
Ismael, 2014).
Penelitian dilakukan pada bulan Mei−Juli tahun 2017 di RSUD Dr. H. Abdul
3.3.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah semua data pasien kanker kolorektal
3.3.2 Sampel
Jumlah populasi yang ditemui saat survei adalah 60 pasien dan yang
Kriteria pada penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu kelompok kasus dan
kelompok kontrol.
1. Kelompok kasus
2. Kelompok kontrol
Variabel bebas pada penelitian ini adalah usia, aktivitas fisik, merokok,
dengan analisis data. Prosedur penelitian ini dapat dilihat pada gambar 11.
Data yang diteliti pada penelitian ini data sekunder yang diperoleh dari
atau huruf menjadi data angka atau bilangan), data entry (data yang telah di-
43
tiap variabel.
expected kurang dari lima maksimal 20% dari jumlah sel. Jika
uji Fisher untuk tabel 2x2, uji Mann-Whitney untuk tabel 2xk, dan uji
yang diperoleh atau hasil yang lebih ekstrem bila hipotesis nol benar
5.1 Kesimpulan
3,582 kali lebih besar pada pasien kategori usia ≥50 tahun dibandingkan
kolorektal 5,60 kali lebih besar pada pasien dengan aktivitas fisik rendah
kolorektal 5,60 kali lebih besar pada pasien merokok dibandingkan pasien
tidak merokok.
terjadinya kanker kolorektal 2,937 kali lebih besar pada pasien dengan
diabetes melitus.
5.2 Saran
sebagai berikut:
1. Bagi peneliti lain disarankan untuk meneliti faktor-faktor risiko lain yang
kanker kolorektal.
3. Bagi masyarakat gaya hidup yang tidak sehat menjadi faktor risiko pemicu
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah M, Sudoyo AW, Utomo AR, Fauzi A, Rani AA. 2012. Molecular profile
of colorectal cancer in Indonesia: is there another pathway?. Gastroenterol
Hepatol Bed bench. 5(2):71−8.
Abdullah M. 2011. Kanker kolon. Dalam: Rani AA, Syam AF, penyunting. Buku
ajar gastroenterologi. Edisi ke-1. Jakarta: InternaPublishing. hlm. 460–74.
Brenner H, Kloor M, Pox CP. 2014. Colorectal cancer. The Lancet. 383: 1490–
1502.
Bresalier RS. 2003. Malignant and premalignant lesions of the bolon. Dalam:
Friedman SC, McQuaid KR, Grendell JH, penyunting. Current: diagnosis &
treatment in gastroenterology. Edisi ke-2. New York: McGraw-Hill.
Chan AT, Giovannucci EL. 2010. Diabetes and cancer: a consensus report.
Diabetes Care. 33(7): 1674–85.
Deng L, Gui Z, Zhao L, Wang J, Shen L. 2012. Diabetes melitus and the
incidence of colorectal cancer: an updated systematic review and meta-
analysis. Dig Dis Sci. 57: 1576−85.
62
Ganong WF. 2019. Review of medical physiology. Edisi ke-26. New York:
McGraw-Hill.
Guyton AC, Hall JE. 2015. Textbook of medical physiology. Edisi ke-13.
Philadelphia: Elsevier Saunders.
Haq AMN. 2014. Hubungan asupan makan (serat dan lemak) dengan kejadian
karsinoma kolorektal di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung
[Skripsi]. Bandar Lampung: Universitas Lampung.
Izzaty AH. 2015. Hubungan antara faktor usia dengan kejadian kanker kolorektal
di RSUD Moewardi Surakarta tahun 2010−2013 [Skripsi]. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Kementerian Kesehatan RI. 2015. Situasi penyakit kanker. Jakarta: Pusat Data
dan Informasi. hlm. 2−3.
Kurahmawati A. 2012. Hubungan karakteristik (usia dan jenis kelamin) dan kadar
trigliserida serum dengan kejadian karsinoma kolorektal di RSUP Dr.
Kariadi Semarang [Skripsi]. Semarang: Universitas Diponegoro.
Lao VV, Grady WM. 2011. Epigenetics and colorectal cancer. Nat Rev
Gastroenterol Hepatol. 8(12): 686−700.
Lindseth GN. 2005. Disorders of large intestine. Dalam: Price SA, Wilson LM.
Pathophysiology clinical concepts of disease processes. Edisi ke-6.
Philadelphia: Elsevier Saunders.
Longo DL, Fauci AS. 2010. Harrison’s gastroenterology and hepatology. New
York: McGraw-Hill.
Mescher AL. 2013. Junquiera’s basic histology text & atlas. Edisi ke- 13. New
York: McGraw-Hill.
Moore KL, Dalley AF, Agur AMR, Moore ME. 2013. Clinically oriented
anatomy. Edisi ke-7. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Moore KL, Agur AMR. 2014. Essential clinical anatomy. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins.
Murti B. 1997. Prinsip dan metode riset epidemiologi. Edisi ke-1. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Netter FH. 2011. Atlas of human anatomy. Edisi ke-5. Philadelphia: Elsevier
Saunders.
64
Peppone LJ, Mahoney MC, Cummings KM, Michalek AM, Reid ME, Moysich
KB, et al. 2008. Colorectal cancer occurs earlier in those exposed to tobacco
smoke: implications for screening. J Cancer Res Clin Oncol. 134: 743−51.
Rahdi DR, Wibowo AA, Rosida L. 2015. Gambaran faktor risiko pasien kanker
kolorektal di RSUD Ulin Banjarmasin periode April−September 2014.
Berkala Kedokteran. 11(2): 221−32.
Sander MA. 2012. Profil penderita kanker kolon dan rektum di RSUP Hasan
Sadikin Bandung. Jurnal Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang.
3(1).
Sarebo M, Skjeiberd CF, Breistein R, Lothe IM, Hagen PC, Bock G, et al. 2006.
Association between smoking and APC mutations and the risk of
developing sporadic colorectal adenoma and carcinomas. BMC Cancer. 6:
75.
Sjamsuhidajat R. 2015. Buku ajar ilmu bedah Sjamsjuhidajat-de Jong Edisi ke-3,
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Song JH, Kim YS, Yang SY, Chung SJ, Park MJ, Lim SH, et al. 2013. Physical
activity and other lifestyle factors in relation to the prevalence of colorectal
adenoma: a colonoscopy-based study in asymptomatic Koreans. Cancer
Causes Control. 24: 1717−26.
Stattery ML. 2014. Physical activity and colorectal cancer. Sports Med. 34(4):
239−52.
Wei PL, Lin SY, Chang YJ. 2011. Cigarette smoking and colorectal cancer: from
epidemiology to bench. J Exp Clin Med. 3(6): 257−61.
Weijenberg MP, Aardnening PW, de Kok TM, de Goeij AF, van den Brandt PA.
2008. Cigarette smoking and KRAS oncogene mutations in sporadic
colorectal cancer: results from the Netherlands cohort study. Mutat Res.
652: 54−64.
Yayasan Kanker Indonesia. 2016. Apakah kanker itu?. [diakses tanggal 4 April
2017]. Tersedia dari: http://yayasankankerindonesia.org/tentang-
kanker/#a01.
66
Yee YK, Tan YP, Chan P, Hung IF, Pang R, Wong BC. 2009. Epidemiology of
colorectal cancer in Asia. Journal of Gastroenterology and Hepatology. 24:
1810−6.
Yudhani RD. 2016. Studi epidemiologis dan laboratoris: peran metformin pada
kanker kolorektal. Jurnal Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta. 5(4): 258–68.