Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Magister Akuntansi ISSN 2302-0164

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 14 Pages pp. 57- 70

PENERAPAN GOOD GOVERNANCE BERBASIS E-GOVERNMENT


DAN REFORMASI BIROKRASI DALAM RANGKA MENINGKATKAN
KINERJA SATUAN KERJA PEMERINTAH ACEH

Arief Jauhari1, Hasan Basri2, M. Shabri3


1)
Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2.3)
Staf Pengajar Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.

Abstract: This study aims to determine the relationship of good governance based on e-government and
bureaucratic reforms in order to improve the performance of the Aceh Government Unit. Population in this
research is the Government of Aceh. This research was conducted with a qualitative approach to the study of
literature. The results showed that e-government and reform the bureaucracy associated with the implementation
of good governance and performance as well as good governance related to performance. The benefits are
expected to be accommodated by the results of this study are as references and resources as well as to conduct
further research or similar research, in order to provide input to the implementation of good governance based
on e-government to the reform of the bureaucracy and its impact on government performance more
perfect in the future which will come.

Keywords: Implementation of Good Governance, E-government, Bureaucratic Reforms, Performance

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penerapan good governance berbasis e-
government dan reformasi birokrasi dalam rangka meningkatkan kinerja Satuan Kerja Pemerintah Aceh.
Populasi dalam penelitian ini adalah Pemerintah Aceh. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif
dengan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa e-government dan reformasi birokrasi berhubungan
dengan penerapan good governance dan kinerja serta penerapan good governance berhubungan dengan kinerja.
Manfaat yang diharapkan dapat diakomodir oleh hasil penelitian ini adalah sebagai referensi dan sumber
informasi serta untuk melakukan penelitian lebih lanjut atau penelitian yang sejenis, guna memberikan masukan
untuk penerapan good governance berbasiskan e-government menuju reformasi birokrasi dan dampaknya
terhadap kinerja pemerintah yang lebih sempurna di masa yang akan datang.

Kata kunci: Penerapan Good Governance, E-government, Reformasi Birokrasi, Kinerjan.

PENDAHULUAN pemerintahan yang baik (Irfan, 2011). Prinsip ini


Fungsi pemerintahan yang baik dalam harus ditegakkan pada semua unit pemerintahan,
meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebab transparansi yang baik biasanya akan
ditempuh dengan melahirkan regulasi (kebijakan) diikuti dengan terbangunnya kepercayaan publik
yang adil dengan alokasi dan distribusi sumber pada pengelola Negara yang pada gilirannya
daya yang merata. Guna mewujudkan kepercayaan tersebut akan diikuti oleh tumbuh-
penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good kembangnya partisipasi masyarakat dalam
governance) maka proses partisipasi dan pembuatan kebijakan publik maupun pada
transparansi menjadi penting dalam mendukung implementasi dan kontrolnya (Munawir, 2011).
terwujudnya akuntabilitas penyelenggaraan Istilah kinerja sering digunakan untuk
pemerintahan tersebut (Munawir, 2011). menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan
Kata transparansi selalu berkaitan dengan individu maupun kelompok individu. Kinerja bisa
kata partisipasi dan akuntabilitas. Ketiganya diketahui hanya jika individu atau kelompok
adalah pilar dalam good governance atau tata invidu tersebut mempunyai kriteria keberhasilan

57 - Volume 4, No. 3, Agustus 2015


Jurnal Magister Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

yang telah ditetapkan. Kriteria keberhasilan ini terhadap empat sektor tata-kepemerintahan, yaitu
berupa tujuan-tujuan atau target-target tertentu pemerintah (legislatif dan eksekutif), birokrasi,
yang hendak dicapai. Tanpa ada tujuan atau target, masyarakat sipil dan dunia usaha. Kekuatan
kinerja seseorang atau organisasi tidak mungkin keempat sektor tersebut diukur menggunakan
dapat diketahui karena tidak ada tolok ukurnya enam parameter good governance, yaitu:
(Mahsun, 2011). akuntabilitas, transparansi, partisipasi, keadilan,
Gubernur Aceh yang diwakili Sekretaris efisiensi, dan efektifitas. Hasilnya, berupa skor
Daerah seperti yang dikutip oleh waspada.co.id untuk masing-masing sektor yang kemudian akan
Tanggal 17 Februari 2014 mengemukakan bahwa, dituangkan dalam suatu Indeks Tatakelola
pada tahun 2012 tingkat akuntabilitas Pemerintahan yang disebut Indonesian
pemerintahan Aceh mendapatkan nilai rata-rata Governance Index (IGI). Adanya perbedaan skor
50,19 poin, kemudian pada tahun 2013 naik indeks pada masing-masing provinsi, maka
menjadi 53,27 poin dengan predikat rating “CC” dimungkinkan untuk pembuatan rangking bagi
yang artinya cukup memadai. “Ini berarti ada seluruh provinsi yang ada di Indonesia
kenaikan sebesar 3,08 poin dari tahun (rimanews.com, 2013).
sebelumnya,” kata Gubernur. Namun penilaian ini Oleh karena itu, penelitian ini melibatkan
belum memenuhi harapan. Apalagi nilai “CC” itu variabel e-government dan reformasi birokrasi
mengandung makna perlu adanya perbaikan yang diduga kuat akan berhubungan dengan
dibeberapa bidang. Karena itu, dibutuhkan penerapan good governance dan hubungannya
pembinaan dan pengarahan di berbagai lembaga dengan kinerja pada Pemerintah Aceh. Penelitian
struktural dan teknis, sehingga pada tahun depan, ini akan menguji penerapan good governance
capaian akuntabilitas Pemerintah Aceh dapat berbasis e-government dan reformasi birokrasi
lebih baik lagi atau minimal mencapai nilai B. dalam rangka meningkatkan kinerja satuan kerja
Gubernur juga menekankan, semua jajaran pemerintah aceh.
Pemerintahan di Aceh bersama-sama Manfaat yang diharapkan dapat
membulatkan tekad untuk melakukan perbaikan diakomodir oleh hasil penelitian ini adalah:
ini, sehingga cita-cita untuk menghadirkan clean Sebagai referensi dan sumber informasi serta
government dan good governance di Aceh bisa untuk melakukan penelitian lebih lanjut atau
tercapai (Koto, 2014). penelitian yang sejenis, guna memberikan
Dalam upaya mengukur kemajuan suatu masukan untuk penerapan good governance
provinsi, dibentuklah lembaga Partnership for berbasiskan e-government menuju reformasi
Governance Reform atau biasa disebut birokrasi dan dampaknya terhadap kinerja
dengan Kemitraan (Partnership), yang pemerintah yang lebih sempurna di masa yang
melakukan pemeringkatan Tata Kelola akan datang.
Pemerintahan di 33 Provinsi yang ada di
II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA
Indonesia. Partnership melakukan pengukuran PEMIKIRAN

Volume 4, No. 3, Agustus 2015 - 58


Jurnal Magister Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Kinerja adalah keluaran/hasil dari Manfaat pengukuran dan manajemen


kegiatan/program yang akan atau telah dicapai kinerja terutama adalah untuk meningkatkan
sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan akuntabilitas dan untuk menyediakan jasa publik
kuantitas dan kualitas yang terukur (Permendagri secara lebih baik (Flynn, 1997). Parker (1996: 3)
Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 1). Kinerja mengacu menyebutkan lima manfaat adanya pengukuran
pada suatu hasil yang dicapai atas kerja atau kinerja suatu entitas pemerintahan, yaitu: (1)
kegiatan yang telah dilakukan. Dalam konteks Pengukuran kinerja meningkatkan mutu
pemerintahan, kinerja akan dinilai sebagai suatu pengambilan keputusan, (2) Pengukuran kinerja
prestasi manakala dalam melaksanakan suatu meningkatkan akuntabilitas internal,
kegiatan dilakukan dengan mendasarkan pada (3) Pengukuran kinerja meningkatkan
peraturan yang berlaku, tidak melanggar hukum akuntabilitas publik, (4) Pengukuran kinerja
dan sesuai dengan moral dan etika (Yusriati, mendukung perencanaan stategi dan penetapan
2008). tujuan, dan (5) Pengukuran kinerja
memungkinkan suatu entitas untuk menentukan
Definisi yang dirumuskan oleh beberapa
penggunaan sumber daya secara efektif.
peneliti mengenai pengukuran kinerja cukup
Fokus pengukuran kinerja pada awalnya
beragam, namun tetap bermuara pada satu
adalah pada pengukuran tingkat efisiensi. Hal
kesepakatan bahwa dengan mengukur kinerja
tersebut berhubungan erat dengan obyek
maka proses pertanggungjawaban pengelola atas
pembahasan pada awalnya yaitu pengukuran
segala kegiatannya kepada stakeholders dapat
kinerja kegiatan usaha swasta. Ketika kesadaran
lebih obyektif. Hatry (1999: 37) mendefinisikan
para pegambil kebijakan muncul bahwa kegiatan
“pengukuran kinerja sebagai pengukuran hasil
pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah
dan efisiensi jasa atau program berdasarkan basis
seharusnya juga dapat diukur efisiensi dan
reguler (tetap, teratur).”
efektivitasnya, maka pembahasan yang intensif
Mengukur kinerja kegiatan suatu
mengenai pengukuran kinerja pemerintah
organisasi dapat mencerminkan baik tidaknya
dimulai. Meskipun demikian, masalah muncul
pengelolaan organisasi yang bersangkutan.
ketika disadari bahwa untuk pelayanan publik
Pengelola suatu organisasi perlu mengetahui
banyak sekali hal-hal yang bersifat kualitatif
apakah kegiatan pelayanan yang mereka berikan
(Silalahi, 2012).
sudah memenuhi prinsip-prinsip ekonomis,
Pengukuran kinerja suatu instansi,
efisien dan efektif. Hal ini merupakan wujud
apalagi sektor publik yang bertanggung jawab
pertanggungjawaban pengelola kepada para
langsung terhadap masyarakat, harus dilakukan
stakeholders. Pengelola bertanggung jawab tidak
demi meningkatkan akuntabilitas instansi
hanya sebatas pelayanan fisik, melainkan lebih
tersebut. Salah satu pedoman pengukuran kinerja
dari itu, yaitu pada pengelolaan usaha yang baik
instansi pemerintah adalah Keputusan Kepala
(Siregar, 2010).
LAN No. 239/IX/6/8/2003 tentang Pedoman

59 - Volume 4, No. 3, Agustus 2015


Jurnal Magister Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Komitmen para pemimpin atau manajer


Instansi Pemerintah. Menurut ketentuan ini, organisasi publik terhadap pentingnya penilaian
pengukuran kinerja dilakukan dengan suatu kinerja.
menggunakan indikator kinerja yang terdiri atas Menurut Soesilo dalam Tangkilisan
indikator input, output, outcome, benefit, (2005: 180), kinerja suatu organisasi dipengaruhi
dan impact. Pengukuran data kinerja untuk adanya faktor-faktor berikut: a. struktur organisasi
indikator input, output, dan outcome dilakukan sebagai hubungan internal yang berkaitan dengan
setiap tahun untuk mengukur kehematan, fungsi yang menjalankan aktivitas organisasi, b.
efisiensi, efektivitas, dan mutu pencapaian kebijakan pengelolaan, berupa visi dan misi
sasaran. Sedangkan pengumpulan data kinerja organisasi, c. Sumber daya manusia, yang
untuk indikator benefit dan impact dapat berhubungan dengan kualitas karyawan untuk
dilakukan pada akhir periode selesainya suatu bekerja dan berkarya secara optimal, d. Sistem
program atau dalam rangka mengukur pencapaian informasi manajemen, yang berhubungan dengan
tujuan instansi pemerintah (Santoso, 2013). pengelolaan database untuk digunakan dalam
Karakteristik Pemerintah Daerah sebagai meingkatkan kinerja organisasi, e. Sarana dan
pure non provit organization menempatkan prasarana yang dimiliki, yang berhubungan
organisasi ini mempunyai keunikan yang sangat dengan penggunaan teknologi bagi
berbeda dengan perusahaan bisnis. Pemerintah penyelenggaraan organisasi pada setiap aktivitas
Daerah mempunyai tanggung jawab besar di organisasi.
bidang ekonomi dan sosial secara bersama. Selanjutnya Yuwono dkk. dalam
Pengukuran kinerja Pemerintah Daerah harus Tangkilisan (2005: 180) mengemukakan bahwa
mencakup pengukuran kinerja keuangan dan non “faktor-faktor yang dominan mempengaruhi
keuangan (Mahsun, 2011). kinerja suatu organisasi meliputi upaya
Dalam Keban (2004: 203) untuk manajemen dalam menterjemahkan dan
melakukan kajian secara lebih mendalam menyelaraskan tujuan organisasi, budaya
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi organisasi, kualitas sumber daya manusia yang
efektivitas penilaian kinerja di Indonesia, maka dimiliki organisasi dan kepemimpinan yang
perlu melihat beberapa faktor penting sebagai efektif.”
berikut: a. kejelasan tuntutan hukum atau Dari berbagai pendapat di atas dapat
peraturan perundangan untuk melakukan disimpulkan bahwa terdapat banyak faktor yang
penilaian secara benar dan tepat, b. Manajemen mempengaruhi tingkat kinerja dalam suatu
sumber daya manusia yang berlaku memiliki organisasi. Namun secara garis besarnya, faktor
fungsi dan proses yang sangat menentukan yang sangat dominan mempengaruhi kinerja
efektivitas penilaian kinerja, Kesesuaian antara organisasi adalah faktor internal (faktor yang
paradigma yang dianut oleh manajemen suatu datang dari dalam organisasi) dan faktor eksternal
organisasi dengan tujuan penilaian kinerja, (faktor yang datang dari luar organisasi). Setiap

Volume 4, No. 3, Agustus 2015 - 60


Jurnal Magister Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

organisasi akan mempunyai tingkat kinerja yang dengan aparatur negara adalah perlunya
berbeda-beda karena pada hakekatnya setiap mewujudkan administrasi negara yang mampu
organisasi memiliki ciri atau karakteristik masing- mendukung kelancaran dan perpaduan
masing sehingga permasalahan yang dihadapi pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggaraan
juga cenderung berbeda tergantung pada faktor pemerintahan dan pembagunan menurut
internal dan eksternal organisasi. dipraktikkannya prinsip good governance.
Kehadiran birokrasi merupakan tuntutan Oleh karena itu, diperlukan langkah
mutlak yang harus dipenuhi untuk memberikan reformasi birokrasi untuk memenuhi aspek
layanan kepada masyarakat. Pemberian layanan produktivitas yang ekonomis, efisien dan efektif
merupakan fungsi negara sebagai alat pemenuhan dalam pemerintahan. Reformasi birokrasi di
kebutuhan rakyat. Birokrasi merupakan organ Indonesia pada dasarnya dirancang sebagai
negara yang diberi tugas menjalankan semua birokrasi yang rasional (Mustopadidjaja, 2003).
kebijakan pemerintah yang terkait dengan Rasionalisasi birokrasi bertujuan untuk
kepentingan rakyat. Jika diterapkan secara benar menciptakan efisiensi, efektivitas, dan
maka birokrasi dapat menjadi alat untuk mencapai produktivitas melalui pembagian kerja secara
efektivitas dan efisiensi pekerjaan. Namun, hierarki dan horizontal yang seimbang, diukur
seringkali birokrasi diterapkan secara keliru. dengan rasio antara volume dan beban tugas
Keberadaan birokrasi bukan mempercepat proses, dengan jumlah sumber daya, disertai tata kerja
tetapi justru menyebabkan berbagai aktivitas yang formalistik dan pengawasan yang ketat.
masyarakat menjadi terhambat. Belum lagi Untuk menggairahkan kinerja ekonomi,
berbagai pungutan yang menyebabkan ekonomi reformasi birokrasi adalah sebuah keniscayaan
berbiaya tinggi. (Gunarjo, 2011). Reformasi birokrasi diperlukan
Dalam realita pemerintahan saat ini, untuk menata ulang, mengubah,
birokrasi terkesan negatif dan menyulitkan dalam menyempurnakan dan memperbaiki birokrasi
melayani masyarakat, padahal para pegawai agar menjadi lebih bersih, cepat tanggap, kreatif,
birokrasi itu dibayar dari “pajak” masyarakat. Dan efisien, efektif, dan produktif. Dengan demikian,
terkadang wewenang yang diberikan kepada pelaku ekonomi dapat menjalankan bisnisnya
pegawai dari birokrasi tersebut disalahgunakan. secara aman dan nyaman tanpa harus direcoki
Oleh karena itu, sangat diperlukan adanya urusan birokrasi yang lambat dan bertele-tele.
reformasi birokrasi. Dengan kata lain, reformasi Diawal abad ke-dua puluh, penggunaan
birokrasi adalah langkah strategis untuk internet dan semua bentuk komunikasi digital
membangun aparatur negara agar lebih berdaya lainnya telah menjadi instrumen yang penting
guna dan berhasil guna dalam mengemban tugas dalam semua sektor, demikian juga di sektor
umum pemerintahan dan pembangunan nasional pelayanan publik dan politik. Media elektronik ini
(Dominata, 2013). telah menjadi instrumen yang penting dalam
Tuntutan reformasi yang berkaitan komunikasi data internal dan eksternal.

61 - Volume 4, No. 3, Agustus 2015


Jurnal Magister Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Penggunaan jaringan internet telah mempercepat yang dimaksud e-government adalah


proses komunikasi, termasuk jika diterapkan di penyelenggaraan pemerintah berbasis elektronik
pemerintahan, kontak antar instansi pemerintah (teknologi informasi dan komunikasi) untuk
dengan masyarakat akan semakin dekat dan meningkatkan kinerja pemerintah dalam
bersifat langsung, waktu tunggu untuk hubungannya dengan masyarakat, komunitas
memperoleh informasi semakin singkat, dan bisnis dan kelompok terkait lainnya menuju good
aliran data dari satu unit instansi pemerintah ke governance.
unit organisasi lain (baik privat maupun publik) Dengan menyediakan pelayanan melalui
juga akan mengalami peningkatan luar biasa internet, e-government dapat dibagi dalam
(Kurniawan, 2006). beberapa tingkatan, yaitu penyediaan informasi,
E-Government menjadi sangat populer interaksi satu arah, interaksi dua arah dan
sejalan dengan perkembangan teknologi informasi transaksi yang berarti pelayanan elektronik secara
dan komunikasi (information and communication penuh. Penyediaan informasi yaitu berupa
technology -ICT). “E-Government tersedianya informasi yang memadai bagi
merupakan suatu sarana penyelenggaraan masyarakat melalui media internet. Interaksi satu
pemerintahan yang berbasis elektronik” (Indrajit, arah bisa berupa fasilitas unduh suatu formulir
2004: 2). Namun dalam praktiknya, implementasi yang dibutuhkan dalam proses pelayanan publik.
e-government di Indonesia adalah masih sebatas Pengisian, pengumpulan dan pemrosesan formulir
penggunaan Internet untuk melaksanakan urusan secara online dan realtime merupakan contoh
pemerintah dan penyediaan pelayanan publik interaksi dua arah. Sedangkan pelayanan
yang lebih baik dengan cara yang lebih elektronik secara penuh berupa pengambilan
berorientasi pada pelayanan masyarakat keputusan dan transaski pembayaran yang
(Agustianto, 2012). Padahal keuntungan yang berbasis internet (e-banking) (Eko, 2011).
paling diharapkan dari e-government adalah Berdasarkan fakta yang ada di Indonesia,
peningkatan efisiensi, kenyamanan, serta sebagian besar pelaksanaan e-government barulah
aksesibilitas yang lebih baik dari pada pelayanan pada tahap publikasi situs website oleh
publik (Widyawati, 2013). pemerintah dan pemberian informasi publik. Data
Menurut Kementerian Komunikasi dan Maret 2002 menunjukkan 369 kantor
Informasi e-government adalah upaya untuk pemerintahan telah membuka situs website
mengembangkan penyelenggaraan kepeme- mereka. Akan tetapi 24% dari situs website
rintahan yang berbasis/menggunakan elektronik tersebut gagal untuk mempertahankan
dalam rangka meningkatkan pelayanan publik kelangsungan waktu operasi karena anggaran
secara efektif dan efesien (Ramdiana, 2010). yang terbatas. Saat ini hanya 85 situs yang
Dalam Instruksi Presiden Republik Indonesia beroperasi dengan pilihan yang lengkap
Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan (Abhiseka, 2003)
Strategi Nasional Pengembangan e-Government, Pengertian good governance menurut

Volume 4, No. 3, Agustus 2015 - 62


Jurnal Magister Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

(Mardiasmo, 1998: 18) adalah “suatu konsep yang akuntabel dan transparan, praktik e-
pendekatan yang berorientasi kepada government adalah penggunaan internet untuk
pembangunan sektor publik oleh pemerintah melaksanakan urusan pemerintah dan penyediaan
yang baik.” Lebih lanjut menurut Bank Dunia pelayanan publik yang lebih baik dan cara yang
yang dikutip (Wahab, 2002: 34) menyebut: berorientasi pada pelayanan masyarakat
Good governance adalah suatu konsep (Adronafis, 2009). E-government adalah sistem
dalam penyelenggaraan manajemen
informasi manajemen berbasis elektronik untuk
pembangunan yang solid dan bertanggung
jawab sejalan dengan demokrasi dan pasar membantu pemerintah dalam menyediakan
yang efisien, penghindaran salah alokasi informasi, memberikan layanan umum, dan
dan investasi yang langka dan
pencegahan korupsi baik secara politik memungkinkan adanya transaksi secara online
maupun administratif, menjalankan disiplin baik ke badan/perusahaan lain maupun dengan
anggaran serta penciptaan legal dan
political framework bagi tumbuhnya masyarakatnya dengan kualitas yang lebih baik
aktivitas kewiraswastaan. (Syailendra, 2008).
Good governance sebagai upaya untuk Berdasarkan Keputusan Menteri
mencapai pemerintahan yang baik maka harus Komunikasi dan Informasi No. 8 Tahun 2004,
memiliki beberapa bidang yang dilakukan agar bahwa objek layanan aplikasi e-government dapat
tujuan utamanya dapat dicapai (Efendi, 2005), dibedakan menjadi 3 (tiga) kategori yaitu: a.
yang meliputi: a. Politik, b. Ekonomi, c. Sosial, d. Government to Government, b. Government to
Hukum. Citizen, c. Government to Business. Sementara
Mewujudkan konsep good governance itu, menurut Indrajit (2006: 41), ada 4 (empat)
dapat dilakukan dengan mencapai keadaan yang konsep yang berlaku di dalam e-government itu
baik dan sinergi antara pemerintah, sektor swasta sendiri, konsep-konsep tersebut adalah:
dan masyarakat sipil dalam pengelolaan sumber- a. Government to Citizen, b. Government to
sumber alam, sosial, lingkungan dan ekonomi. Business, c. Government to Government,
Prasyarat minimal untuk mencapai good d. Government to Employees.
governance adalah adanya transparansi, Berdasarkan pendahuluan, studi
akuntabilitas, partisipasi, pemberdayaan hukum, kepustakaan dan kerangka pemikiran, maka
efektifitas dan efisiensi, dan keadilan. Kebijakan pengujian hipotesis dapat dirumuskan sebagai
publik yang dikeluarkan oleh pemerintah harus berikut:
transparan, efektif dan efisien, serta mampu H1 : E-government berhubungan dengan
menjawab ketentuan dasar keadilan. Sebagai Penerapan Good Governance.

bentuk penyelenggaraan negara yang baik maka H2 : Reformasi Birokrasi berhubungan dengan
Penerapan Good Governance.
harus ada keterlibatan masyarakat di setiap
H3 : E-government berhubungan dengan Kinerja.
jenjang proses pengambilan keputusan (Hunja,
H4 : Reformasi Birokrasi berhubungan dengan
2009). Kinerja.
Dalam upaya mewujudkan pemerintahan H5 : Penerapan Good Governance berhubungan

63 - Volume 4, No. 3, Agustus 2015


Jurnal Magister Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

dengan Kinerja. positif antara penerapan e-government


dengan upaya pelaksanaan good governance.
III. METODE PENELITIAN
Demikian juga dengan hasil penelitian Alaaraj
Lokasi dan Ruang Lingkup Penelitian
dan Ibrahim (2014) yang menyatakan bahwa
Lokasi penelitian ini adalah pada Pemerintah
praktik-praktik e-government mempunyai
Aceh. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif
pengaruh positif dan signifikan terhadap good
berdasarkan studi literatur. Penelitian ini akan
governance.
melihat hubungan penerapan good governance
Ada banyak literatur substansial pada
berbasis e-government dan reformasi birokrasi
e-government yang membahas teknologi
dalam rangka meningkatkan kinerja satuan kerja
informasi dan komunikasi (TIK) sebagai
pemerintah aceh.
instrumen untuk mengurangi peran birokrasi
Populasi
dalam organisasi pemerintah (Cordella dan
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
Tempini, 2015). Sebagai contoh di Indonesia,
SKPA yang terdiri dari 48 SKPA.
pemerintah telah memanfaatkan implementasi
Pengukuran Variabel e-government dengan e-procurement, yang
Pengukuran variabel dilakukan dengan melihat merupakan proses pengadaan barang dan jasa
hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan untuk pemerintah secara elektronik yang berbasis web
melihat hubungan antara variabel seperti yang atau internet. Instrumen ini memanfaatkan
telah dikemukakan pada kajian pustaka. fasilitas teknologi komunikasi dan informasi
pemerintah melalui Lembaga Pengadaan Secara
Teknik Analisis Data
Elektronik (LPSE). Hal ini merupakan langkah
Teknik analisis data yang digunakan dalam
konkret dari pemerintah dalam penerapan good
penelitian ini adalah dengan membandingkan
governance yang baik (Zawani, 2012).
hasil penelitian terdahulu yang relevan untuk
Pengadaan barang dan jasa secara
melihat kesesuaian hubungan antar variabel.
elektronik ternyata cukup membantu dalam
IV. HASIL PENELITIAN DAN efisiensi birokrasi. Pola e-procurement ini
PEMBAHASAN
memangkas praktik-praktik Korupsi, Kolusi dan
Hubungan E-government dengan Penerapan Nepotisme (KKN) dalam pengadaan barang dan
Good Governance
jasa. Pola ini juga membantu menekan
Teknologi komunikasi dan informasi dapat
pengeluaran anggaran negara 10 hingga 50 persen
meningkatkan good governance dalam tiga hal,
(Zawani, 2012). Hal ini didukung hasil penelitian
yaitu pertama, peningkatan transparansi,
Elbahnasawy (2013) yang menunjukkan bahwa e-
informasi, dan akuntabilitas. Kedua, memfasilitasi
government adalah alat yang ampuh dalam
partisipasi publik dalam pembuatan keputusan.
mengurangi korupsi-melalui infrastruktur
Ketiga, meningkatkan efisiensi pelayanan publik
telekomunikasi dan ruang lingkup dan kualitas
(Magno dan Serafica, 2001). Hasil penelitian
Habib (2007) menunjukkan adanya hubungan

Volume 4, No. 3, Agustus 2015 - 64


Jurnal Magister Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

layanan-online yang diperkuat dengan adopsi pembangunan nasional. Reformasi birokrasi


internet yang lebih besar. merupakan usaha mendesak dalam upaya
menciptakan good governance. Lebih jauh
Hubungan Reformasi Birokrasi dengan
Penerapan Good Governance Minogue (2002) menyatakan bahwa reformasi
Pengalaman sejumlah negara menunjukkan good governance dan reformasi sektor publik
bahwa reformasi birokrasi merupakan langkah dianggap sebagai reformasi yang saling
yang menentukan dalam pencapaian kemajuan mendukung.
negara tersebut. Melalui reformasi birokrasi, Hubungan E-Government dengan Kinerja
dilakukan penataan terhadap sistem
Pola e-government sudah mulai di praktikkan
penyelenggaraan pemerintahan yang tidak hanya
hampir di seluruh sendi-sendi pemerintahan baik
efektif dan efisien tetapi juga mampu menjadi
legislatif, eksekutif, maupun yudikatif.
tulang punggung dalam kehidupan berbangsa dan
Pemanfaatannya pun dapat dirasakan baik secara
bernegara (Alfikri, 2012). Pada akhirnya,
internal maupun eksternal. Tujuannya sederhana,
keberhasilan pelaksanaan daripada reformasi
dari segi internal e-government mampu
birokrasi akan sangat mendukung dalam
menciptakan koordinasi yang baik dalam
penciptaan good governance, karena reformasi
pemerintahan, dan dari segi eksternal akan lahir
birokrasi merupakan inti dari upaya penciptaan
aksesibilitas yang lebih baik dari pelayanan
good governance (Hirto, 2011). Hal ini sesuai
publik, sehingga demokratisasi bisa lebih
dengan penelitian yang dilakukan oleh
dirasakan oleh masyarakat (Zawani, 2012).
Mardiasmo, Barnes, dan Sakurai (2008) yang
Dalam praktiknya, e-government adalah
menyatakan bahwa kurangnya instrumen hukum
penggunaan Internet untuk melaksanakan urusan
good governance adalah sama dengan kurangnya
pemerintah dan penyediaan pelayanan publik
reformasi birokrasi. Sedangkan penelitian
yang lebih baik dan cara yang berorientasi pada
Supriyatno (2014) menyatakan bahwa reformasi
pelayanan masyarakat (Agustianto, 2012).
birokrasi pemerintah adalah cara untuk mencapai
Pelayanan yang baik berhubungan dengan kinerja
"good governance", yang dapat menjadi awal dari
aparatur, sehingga aparatur menjadi unsur penentu
maju dan modernnya sebuah negara.
keberhasilan pemerintah dalam melayani
Lee (1970) mengemukakan tentang
masyarakat (Kurniasih, Fidowaty dan Sukaesih,
pemahaman reformasi administrasi (birokrasi)
2012).
dalam upaya mewujudkan pembangunan nasional
Tiga tujuan utama penggunaan
dengan menerapkan berbagai ide-ide baru dan
e-government yaitu: penggunaan layanan,
mengkombinasikannya ke dalam sistem
penggunaan informasi dan penelitian kebijakan.
administrasi yang menyatakan bahwa sebuah
Derajat penggunaan e-government untuk tujuan
reformasi administrasi (birokrasi) merupakan
tertentu dapat diprediksi oleh lima faktor: faktor
upaya sadar dan terencana melalui perbaikan
psikologis adopsi teknologi, pemikiran akan
sistem yang positif untuk mencapai tujuan
kepentingan umum, saluran informasi,

65 - Volume 4, No. 3, Agustus 2015


Jurnal Magister Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

kepercayaan dalam pemerintahan, dan sosial (2010), menyimpulkan bahwa faktor-faktor dan
demografi dan karakteristik pribadi (Nam, 2014). prinsip-prinsip good governance secara parsial
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan simultan terbukti berpengaruh positif dan
Purnami (2011), menunjukkan bahwa terdapat signifikan terhadap kinerja instansi pemerintah.
pengaruh yang sangat kuat penerapan Selanjutnya penelitian Nofianti dan Suseno
e-government terhadap kinerja pegawai. (2014) menyatakan bahwa penerapan good
Sedangkan Hasil penelitian Kurniasih, Fidowaty government governance terbukti berpengaruh
dan Sukaesih (2012), menunjukkan bahwa signifikan terhadap akuntabilitas kinerja
implementasi kebijakan e-government pemerintah daerah. Senada dengan hasil dua
memberikan pengaruh sebesar 54,85% terhadap penelitian sebelumnya, Yusuf (2009) menemukan
kinerja aparatur pemerintah, sedangkan sisanya bahwa kinerja pemerintah daerah dipengaruhi
sebesar 45,15% merupakan pengaruh faktor- oleh penerapan good governance sebesar 93,32%
faktor lain. Hal tersebut memberikan bukti dan sisanya sebesar 6,68% dipengaruhi oleh
empiris bahwa semakin baik implementasi faktor lain. Begitu juga dengan Juliuana (2013)
kebijakan e-government, maka semakin dan Wasita (2014) yang menyatakan bahwa
meningkatkan kinerja pemerintah. adanya pengaruh positif antara pelaksanaan good
governance dengan kinerja organisasi.
Hubungan Reformasi Birokrasi dengan
Kinerja Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat
Hubungan reformasi birokrasi dengan kinerja pengaruh pelaksanaan good governance terhadap
seperti yang dikemukakan oleh Turner dan Hulme kinerja organisasi.
(1997) yang memberikan gambaran bahwa
reformasi birokrasi merupakan suatu keniscayaan
V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
karena memiliki keterkaitan dengan kinerja dalam HASIL PENELITIAN
organisasi publik. Hasil penelitian Aji (2013), Setelah dilakukan penelitian pengujian
menunjukkan bahwa secara parsial dan simultan hipotesis yang diajukan pada pembahasan
reformasi birokrasi telah memberikan dampak sebelumnya, maka kesimpulan penelitian atas
yang cukup signifikan terhadap kinerja organisasi. kelima hipotesis tersebut adalah:
Adapun kategori reformasi birokrasi yang 1. E-government berhubungan dengan Penerapan
berdampak cukup variatif terdiri dari dasar Good Governance
reformasi, agen reformasi, dan lingkungan. 2. Reformasi Birokrasi berhubungan dengan
Sedangkan hasil penelitian Wasita (2014) Penerapan Good Governance
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh reformasi 3. E-Government berhubungan dengan Kinerja
birokrasi terhadap kinerja organisasi. 4. Reformasi Birokrasi berhubungan dengan
Kinerja
Hubungan Penerapan Good Governance
dengan Kinerja 5. Penerapan Good Governance berhubungan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuanida dengan Kinerja

Volume 4, No. 3, Agustus 2015 - 66


Jurnal Magister Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Berdasarkan hasil dari penelitian, berikut lebih menguatkan hasil dari penelitian,
adalah rekomendasi praktis yang dapat diberikan (2) Metode penelitian tidak hanya dengan
kepada Pemerintah Aceh: (1) Untuk lebih pendekatan kualitatif, tetapi juga dengan
meningkatkan penerapan good governance, maka pendekatan kuantitatif, (3) Menambah ruang
Pemerintah Aceh harus meningkatkan e- lingkup penelitian dengan variabel-variabel lain
government, (2) Untuk lebih meningkatkan yang relevan diluar variabel pada penelitian ini,
penerapan good governance, maka Pemerintah sehingga akan didapatkan hasil penelitian yang
Aceh harus meningkatkan reformasi birokrasi, (3) lebih kompleks.
Untuk lebih meningkatkan kinerja, maka
Pemerintah Aceh harus meningkatkan e-
government, (4) Untuk lebih meningkatkan DAFTAR PUSTAKA
kinerja, maka Pemerintah Aceh harus Abhiseka, Arya. 2003. e-Government to be
meningkatkan reformasi birokrasi, dan (5) Untuk Launched to Promote Good
Governance. (http://www.thejakarta
lebih meningkatkan kinerja, maka Pemerintah post.com/news/2003/01/14/egovernmen
Aceh harus meningkatkan penerapan good t-be-launched-promote-good-governa
nce.html). Diakses 30 Januari 2015.
governance.
Adronafis, Hidayatullah. 2009. Good
Penelitian ini mempunyai beberapa Government: Upaya Mewujudkan
kelemahan yang membatasi kesempurnaannya. Pemerintahan yang Akuntabel dan
Transparan. (http://www.wikimu.
Dari hasil pembahasan penelitian ini, maka dapat com/News/Print.aspx?id=13095). Diak
disampaikan beberapa keterbatasan penelitian ses 29 Januari 2015.
sebagai berikut: (1) Penelitian ini menggunakan Agustianto, Rio Nur. 2012. Dampak
E-Government Terhadap Efektivitas
penelitian sebelumnya tanpa observasi langsung
Kinerja Pemerintah. (http://rionura
ke lapangan. (2) Ruang lingkup penelitian terbatas gustianto.blogspot.com/2012/07/dampak
pada e-government, reformasi birokrasi, -e-government-terhadap.html). Diak ses
26 Januari 2015.
penerapan good governance dan kinerja.
Aji, Muhamad Qudrat Wisnu. 2013. Dampak
Penelitian lanjutan dapat dilakukan dengan Reformasi Birokrasi dan Budaya
melihat keterbatasan-keterbatasan pada penelitian Organisasi Terhadap Kinerja
Organisasi pada Sekretariat Jenderal
ini yang dapat dijadikan sumber ide bagi Kementerian Pendidikan dan
pengembangan penelitian dimasa yang akan Kebudayaan. Bandung: Universitas
Pasundan.
datang. Beberapa saran untuk penelitian
Alaaraj, Hassan, Ibrahim, Fatimah Wati. 2014.
selanjutnya yang dapat diberikan baik secara The Influence of E-government Practices
teoretis maupun praktis adalah sebagai berikut: on good governance from the
perspective of Public in Lebanon.
(1) Tidak hanya menggunakan data sekunder Malaysia: Journal of Public
berupa studi literatur dalam hal mendapatkan data, Administration and Governance, Vol. 4,
No. 3.
tetapi bisa ditambahkan dengan wawancara
Alfikri, Ikhwan. 2012. Reformasi Birokrasi dan
langsung, kuesioner atau studi lapangan untuk Good Governance: Kasus Best

67 - Volume 4, No. 3, Agustus 2015


Jurnal Magister Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Practices dari Sejumlah Daerah di 02/reformasi-birokrasi-indonesia-di-te


Indonesia. (http://blog.ub.ac.id/alfikri ngah.html). Diakses 25 Januari 2015.
/2012/03/11/reformasi-birokrasi-dan-g
Hunja, Robert. 2009. Overview of the Public
ood-governance/). Diakses 30 Septem
Procurement Process. A Regional
ber 2014.
Forum on Procurement Monitoring as a
Cordella, Antonio, dan Tempini, Niccolò. 2015. Social Accountability Tool Advancing
E-government and Organizatio nal Citizen’s Engagement With
Change: Reappraising the Role of ICT Government. Ateneo School of
and Bureaucracy in Public Service Government.
Delivery. UK: Government Informa
Indrajit, Richardus Eko. 2004. Electronic
tion Quarterly 32 (2015) 279-286.
Government (Strategi Pemba ngunan
Dominata, Ayurisya. 2013. Apa itu Reformasi dan Pengembangan Sistem Pelayanan
Birokrasi?. (http://blog.sivitas.lipi.go. Publik Berbasis Teknologi Digital).
id/blog.cgi?isiblog&1253275195&&& Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.
1036006290&&1351657451&ayur001
Irfan. 2011. Transparansi Anggaran di Kota
&). Diakses 31 Januari 2015.
Surakarta. (http://soloraya.net/transpa
Effendi, Sofian. 2005. Membangun Budaya ransi-anggaran-di-kotasurakarta.html).
Birokrasi Untuk Good Governance. Diakses 19 Januari 2015.
Makalah Seminar Lokakarya Nasional
Juliuana, Rifka. 2013. Pengaruh Pelaksanaan
Reformasi Birokrasi Diselenggarakan
Good Governance Terhadap Kinerja
Kantor Menteri Negara PAN 22
Organisasi Pada Dinas Pendidikan
September 2005.
Provinsi Sumatera Utara. Medan:
Eko. 2011. e-Government. (http://eko-s-w- Universitas Negeri Medan.
feb10.web.unair.ac.id/artikel_detail-40
Keban, Yeremias T. 2004. Enam Dimensi
823-Umum-EGOVERNMENT. html).
Strategis Administrasi Publik. Jakarta:
Diakses 21 Januari 2015.
Gaya Media.
Elbahnasawy, G. Nasr. 2013. E-Government,
Koto, Hendro. 2014. Kinerja Pelayanan Publik
Internet Adoption, and Corruption: An
di Aceh Meningkat. (http://waspada.co.
Empirical Investigation. Mesir: World
id/index.php?option=com_content&vie
Development Vol. 57, pp. 114-126,
w=article&id=316638:kinerja-pelayan
2014.
an-publik-di-aceh-meningkat&catid=1
Flynn, Morman. 1997. Public Sector 3:aceh&Itemid=26). Diakses 1 Febru
Management. New Jersey: Prentice ari 2015.
Hall.
Kurniasih, Dewi, Tatik Fidowaty dan Poni
Gunarjo, Nursodiq. 2011. Reformasi Birokrasi, Sukaesih. 2012. Pengaruh
Syarat Mutlak Pembangunan Ekonomi. Implementasi Kebijakan e-Govern ment
Jurnal Dialog Kebijakan Publik, Edisi 5 Terhadap Kinerja Aparatur Kota
September 2011: 45-62. Cimahi. Bandung: Universitas
Komputer Indonesia.
Habib, Ircham. 2007. Pengaruh E-Government
Terhadap Upaya Pelaksanaan Good Kurniawan, Teguh. 2006. Hambatan dan
Governance pada Kantor Wilayah VII Tantangan dalam Mewujudkan Good
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Governance melalui Penerapan e-
Jakarta. Jakarta: Universitas Indone sia. Government di Indonesia.
(http://teguh_kurniawan.web.ugm.ac.id/
Hatry, Harry, 1999, Performance Measurement,
publikasi/PaperKNSI06TK_TK.pdf).
Washington D.C.: The Urban Institute.
Diakses 20 April 2014.
Hirto, Sahrony A. 2011. Reformasi Birokrasi
Lee, Hahn-Been. 1970. Administrative Reforms
Indonesia di Tengah Arus Globalisasi.
In Asia. Eastern regional Organization
(http://sahrony87.blogspot.com/2011/
Volume 4, No. 3, Agustus 2015 - 68
Jurnal Magister Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

for Public Administration, Manila. Lumpur, Malaysia: Procedia - Social


Philippines. and Behavioral Sciences 164 (2014)
98-105.
Magno, Francisco A dan Ramonette B. Serafica.
2001. Information Techno logy for Parker, Wayne C. 1993. Performance
Good Governance. Manila: De La Salle Measurement in the Public Sector.
University. Utah: State of Utah University.
Mahsun, Mohamad. 2006. Pengukuran Kinerja Purnami, Dewi. 2011. Pengaruh Penerapan
Sektor Publik. Yogyakarta: BPFE- e-Government Terhadap Kinerja
Yogyakarta. Pegawai di Dinas Pendidikan Kota
Cilegon. Serang: Universitas Sultan
Mardiasmo. 1998. Otonomi Daerah dan
Ageng Tirtayasa.
Manajemen Keuangan Daerah.
Yogyakarta: Penerbit ANDI. Ramdiana. 2010. e-Government.
(http://ramdianamakalah.blogspot.com/
Mardiasmo, Diaswati and Barnes, Paul H. and
2010/11/e-government.html). Diakses
Sakurai, Yuka. 2008. Implementation of
14 Maret 2015.
Good Governance by Regional
Governments in Indonesia: The Rimanews.com. 2013. Indonesia Governance
Challenges. Proceedings Contempo Index (IGI): Inilah Ranking Provinsi
rary Issues in Public Management: The dalam Tatakelola Pemerintahan.
Twelfth Annual Conference of the (http://www.rimanews.com/read/20130
International Research Society for 201/90364/indonesia-governance-in
Public Management (IRSPM XII), dex-igi-inilah-ranking-provinsi-dalam
pages pp. 1-36, Brisbane, Australia. -tatakelola). Diakses 24 September
2014.
Minogue, M. 2002. Power to the people? Good
governance and the reshaping of the Santoso, Urip. 2013. Indikator Kinerja: Impact
state. Manila: 117-35. dan Benefit. (https://bukucoretanulun.
wordpress.com/2013/02/25/indikator-
Munawir, Rokhmad. 2011. Transparansi
kinerja-impact-dan-benefit/). Diakses
Anggaran di Kota Surakarta.
21 Februari 2015.
(http://soloraya.net/wp_content/blogs.dir
/1/files/Transparansi_Anggaran_di_Kota Silalahi, Sem Paulus. 2012. Pengaruh
_Surakarta.pdf). Diakses 20 April 2014. Anggaran Berbasis Kinerja, Sistem
Akuntansi Keuangan Daerah, dan
Mustopadidjaja AR. 2003. Manajemen Proses
Sistem Informasi Pengelolaan
Kebijakan Publik, Formulasi,
Keuangan Daerah Terhadap Penilaian
Implementasi dan Evaluasi Kinerja,
Satuan Kerja Perangkat Daerah (Studi
Lembaga Administrasi Negara
Pemerintahan di Kota Dumai). Jurnal
Republik Indonesia. Jakarta: Duta
Ekonomi, Vol. 20, No. 3 September
Pertiwi Foundation.
2012.
Nam, Taewoo. 2014. Determining the Type of
Siregar, Rahmayani. 2010. Pengaruh
E-government Use. Korea: Govern
Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja
ment Information Quarterly 31 (2014)
dan Keadilan Prosedural Terhadap
211-220.
Kinerja Manajerial SKPD (Studi Kasus
Nofianti, Leny, dan Suseno, Novie Susanti. pada Pemerintah Kabupaten Serdang
2014. Factors Affecting Imple Bedagai). Medan: Universitas Sumatera
mentation of Good Government Utara.
Governance (GGG) and their
Supriyatno, Budi. 2014. Role of Government
Implications Towards Performance
Reform in Bureaucracy in the Region.
Accountability. International Confe
Jakarta: Scientific Research Journal
rence on Accounting Studies 2014,
(SCIRJ), Volume II, Issue VII, July
ICAS 2014, 18-19 August 2014, Kuala
2014. Page 11-22.
69 - Volume 4, No. 3, Agustus 2015
Jurnal Magister Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Syailendra. 2008. Implementasi e-Government.


(http://jakarta.wartaegov.com/index.php
?option-com_content&view-article&
id=168&catid=53:arsip&Itemid=58).
Diakses 30 Januari 2015.
Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2005. Manajemen
Publik. Jakarta: Grassindo.
Turner, Mark dan David Hulme. 1997.
Governance, Administration, and
Development. London: MacMillan
Press.
Wahab, Solichin Abdul. 2002. Analisis
Kebijaksanaan: dari Formulasi ke
Implementasi Kebijaksanaan Negara.
Jakarta: Sinar Grafika.
Wasita, Nesa. 2014. Pengaruh Pelaksanaan
Good Governance dan Reformasi
Birokrasi terhadap Kinerja Organisasi
pada Pemerintahan Provinsi Sumatera
Utara. Medan: Universitas Negeri
Medan.
Widyawati, Siska. 2013. Definisi dan
Implementasi E-Government. (https://
siskawidyawati20november1993.word
press.com/2013/03/21/definisi-dan-im
plementasi-e-government/). Diakses 30
Januari 2015.
Yuanida, Meitika. 2010. Pengaruh
Implementasi Good Governance
Terhadap Kinerja Instansi Pemerintah.
Bandung: Universitas Widyatama.
Yusriati, 2008. Pengaruh Penerapan Anggaran
Berbasis Kinerja terhadap Kinerja
SKPD di Pemerintah Kabupaten
Mandailing Natal. Medan: Universitas
Sumatera Utara.
Yusuf, Dedy Somantri. 2009. Pengaruh Good
Governance Terhadap Kinerja
Pemerintah Daerah Kota Bandung.
Bandung: Politeknik Pos Indonesia.
Zawani, Rafiansa. 2012. Pengaruh
Implementasi E-Government terhadap
Perubahan Manajemen Publik di
Indonesia. (http://www.slideshare.net/
rafizawani/pengaruh-implementasi-e-g
overnment-terhadap-perubahan-mana
jemen-publik-di-indonesia). Diakses 21
April 2014.

Volume 4, No. 3, Agustus 2015 - 70

Anda mungkin juga menyukai