Abstract: This study aims to determine the relationship of good governance based on e-government and
bureaucratic reforms in order to improve the performance of the Aceh Government Unit. Population in this
research is the Government of Aceh. This research was conducted with a qualitative approach to the study of
literature. The results showed that e-government and reform the bureaucracy associated with the implementation
of good governance and performance as well as good governance related to performance. The benefits are
expected to be accommodated by the results of this study are as references and resources as well as to conduct
further research or similar research, in order to provide input to the implementation of good governance based
on e-government to the reform of the bureaucracy and its impact on government performance more
perfect in the future which will come.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penerapan good governance berbasis e-
government dan reformasi birokrasi dalam rangka meningkatkan kinerja Satuan Kerja Pemerintah Aceh.
Populasi dalam penelitian ini adalah Pemerintah Aceh. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif
dengan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa e-government dan reformasi birokrasi berhubungan
dengan penerapan good governance dan kinerja serta penerapan good governance berhubungan dengan kinerja.
Manfaat yang diharapkan dapat diakomodir oleh hasil penelitian ini adalah sebagai referensi dan sumber
informasi serta untuk melakukan penelitian lebih lanjut atau penelitian yang sejenis, guna memberikan masukan
untuk penerapan good governance berbasiskan e-government menuju reformasi birokrasi dan dampaknya
terhadap kinerja pemerintah yang lebih sempurna di masa yang akan datang.
yang telah ditetapkan. Kriteria keberhasilan ini terhadap empat sektor tata-kepemerintahan, yaitu
berupa tujuan-tujuan atau target-target tertentu pemerintah (legislatif dan eksekutif), birokrasi,
yang hendak dicapai. Tanpa ada tujuan atau target, masyarakat sipil dan dunia usaha. Kekuatan
kinerja seseorang atau organisasi tidak mungkin keempat sektor tersebut diukur menggunakan
dapat diketahui karena tidak ada tolok ukurnya enam parameter good governance, yaitu:
(Mahsun, 2011). akuntabilitas, transparansi, partisipasi, keadilan,
Gubernur Aceh yang diwakili Sekretaris efisiensi, dan efektifitas. Hasilnya, berupa skor
Daerah seperti yang dikutip oleh waspada.co.id untuk masing-masing sektor yang kemudian akan
Tanggal 17 Februari 2014 mengemukakan bahwa, dituangkan dalam suatu Indeks Tatakelola
pada tahun 2012 tingkat akuntabilitas Pemerintahan yang disebut Indonesian
pemerintahan Aceh mendapatkan nilai rata-rata Governance Index (IGI). Adanya perbedaan skor
50,19 poin, kemudian pada tahun 2013 naik indeks pada masing-masing provinsi, maka
menjadi 53,27 poin dengan predikat rating “CC” dimungkinkan untuk pembuatan rangking bagi
yang artinya cukup memadai. “Ini berarti ada seluruh provinsi yang ada di Indonesia
kenaikan sebesar 3,08 poin dari tahun (rimanews.com, 2013).
sebelumnya,” kata Gubernur. Namun penilaian ini Oleh karena itu, penelitian ini melibatkan
belum memenuhi harapan. Apalagi nilai “CC” itu variabel e-government dan reformasi birokrasi
mengandung makna perlu adanya perbaikan yang diduga kuat akan berhubungan dengan
dibeberapa bidang. Karena itu, dibutuhkan penerapan good governance dan hubungannya
pembinaan dan pengarahan di berbagai lembaga dengan kinerja pada Pemerintah Aceh. Penelitian
struktural dan teknis, sehingga pada tahun depan, ini akan menguji penerapan good governance
capaian akuntabilitas Pemerintah Aceh dapat berbasis e-government dan reformasi birokrasi
lebih baik lagi atau minimal mencapai nilai B. dalam rangka meningkatkan kinerja satuan kerja
Gubernur juga menekankan, semua jajaran pemerintah aceh.
Pemerintahan di Aceh bersama-sama Manfaat yang diharapkan dapat
membulatkan tekad untuk melakukan perbaikan diakomodir oleh hasil penelitian ini adalah:
ini, sehingga cita-cita untuk menghadirkan clean Sebagai referensi dan sumber informasi serta
government dan good governance di Aceh bisa untuk melakukan penelitian lebih lanjut atau
tercapai (Koto, 2014). penelitian yang sejenis, guna memberikan
Dalam upaya mengukur kemajuan suatu masukan untuk penerapan good governance
provinsi, dibentuklah lembaga Partnership for berbasiskan e-government menuju reformasi
Governance Reform atau biasa disebut birokrasi dan dampaknya terhadap kinerja
dengan Kemitraan (Partnership), yang pemerintah yang lebih sempurna di masa yang
melakukan pemeringkatan Tata Kelola akan datang.
Pemerintahan di 33 Provinsi yang ada di
II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA
Indonesia. Partnership melakukan pengukuran PEMIKIRAN
organisasi akan mempunyai tingkat kinerja yang dengan aparatur negara adalah perlunya
berbeda-beda karena pada hakekatnya setiap mewujudkan administrasi negara yang mampu
organisasi memiliki ciri atau karakteristik masing- mendukung kelancaran dan perpaduan
masing sehingga permasalahan yang dihadapi pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggaraan
juga cenderung berbeda tergantung pada faktor pemerintahan dan pembagunan menurut
internal dan eksternal organisasi. dipraktikkannya prinsip good governance.
Kehadiran birokrasi merupakan tuntutan Oleh karena itu, diperlukan langkah
mutlak yang harus dipenuhi untuk memberikan reformasi birokrasi untuk memenuhi aspek
layanan kepada masyarakat. Pemberian layanan produktivitas yang ekonomis, efisien dan efektif
merupakan fungsi negara sebagai alat pemenuhan dalam pemerintahan. Reformasi birokrasi di
kebutuhan rakyat. Birokrasi merupakan organ Indonesia pada dasarnya dirancang sebagai
negara yang diberi tugas menjalankan semua birokrasi yang rasional (Mustopadidjaja, 2003).
kebijakan pemerintah yang terkait dengan Rasionalisasi birokrasi bertujuan untuk
kepentingan rakyat. Jika diterapkan secara benar menciptakan efisiensi, efektivitas, dan
maka birokrasi dapat menjadi alat untuk mencapai produktivitas melalui pembagian kerja secara
efektivitas dan efisiensi pekerjaan. Namun, hierarki dan horizontal yang seimbang, diukur
seringkali birokrasi diterapkan secara keliru. dengan rasio antara volume dan beban tugas
Keberadaan birokrasi bukan mempercepat proses, dengan jumlah sumber daya, disertai tata kerja
tetapi justru menyebabkan berbagai aktivitas yang formalistik dan pengawasan yang ketat.
masyarakat menjadi terhambat. Belum lagi Untuk menggairahkan kinerja ekonomi,
berbagai pungutan yang menyebabkan ekonomi reformasi birokrasi adalah sebuah keniscayaan
berbiaya tinggi. (Gunarjo, 2011). Reformasi birokrasi diperlukan
Dalam realita pemerintahan saat ini, untuk menata ulang, mengubah,
birokrasi terkesan negatif dan menyulitkan dalam menyempurnakan dan memperbaiki birokrasi
melayani masyarakat, padahal para pegawai agar menjadi lebih bersih, cepat tanggap, kreatif,
birokrasi itu dibayar dari “pajak” masyarakat. Dan efisien, efektif, dan produktif. Dengan demikian,
terkadang wewenang yang diberikan kepada pelaku ekonomi dapat menjalankan bisnisnya
pegawai dari birokrasi tersebut disalahgunakan. secara aman dan nyaman tanpa harus direcoki
Oleh karena itu, sangat diperlukan adanya urusan birokrasi yang lambat dan bertele-tele.
reformasi birokrasi. Dengan kata lain, reformasi Diawal abad ke-dua puluh, penggunaan
birokrasi adalah langkah strategis untuk internet dan semua bentuk komunikasi digital
membangun aparatur negara agar lebih berdaya lainnya telah menjadi instrumen yang penting
guna dan berhasil guna dalam mengemban tugas dalam semua sektor, demikian juga di sektor
umum pemerintahan dan pembangunan nasional pelayanan publik dan politik. Media elektronik ini
(Dominata, 2013). telah menjadi instrumen yang penting dalam
Tuntutan reformasi yang berkaitan komunikasi data internal dan eksternal.
(Mardiasmo, 1998: 18) adalah “suatu konsep yang akuntabel dan transparan, praktik e-
pendekatan yang berorientasi kepada government adalah penggunaan internet untuk
pembangunan sektor publik oleh pemerintah melaksanakan urusan pemerintah dan penyediaan
yang baik.” Lebih lanjut menurut Bank Dunia pelayanan publik yang lebih baik dan cara yang
yang dikutip (Wahab, 2002: 34) menyebut: berorientasi pada pelayanan masyarakat
Good governance adalah suatu konsep (Adronafis, 2009). E-government adalah sistem
dalam penyelenggaraan manajemen
informasi manajemen berbasis elektronik untuk
pembangunan yang solid dan bertanggung
jawab sejalan dengan demokrasi dan pasar membantu pemerintah dalam menyediakan
yang efisien, penghindaran salah alokasi informasi, memberikan layanan umum, dan
dan investasi yang langka dan
pencegahan korupsi baik secara politik memungkinkan adanya transaksi secara online
maupun administratif, menjalankan disiplin baik ke badan/perusahaan lain maupun dengan
anggaran serta penciptaan legal dan
political framework bagi tumbuhnya masyarakatnya dengan kualitas yang lebih baik
aktivitas kewiraswastaan. (Syailendra, 2008).
Good governance sebagai upaya untuk Berdasarkan Keputusan Menteri
mencapai pemerintahan yang baik maka harus Komunikasi dan Informasi No. 8 Tahun 2004,
memiliki beberapa bidang yang dilakukan agar bahwa objek layanan aplikasi e-government dapat
tujuan utamanya dapat dicapai (Efendi, 2005), dibedakan menjadi 3 (tiga) kategori yaitu: a.
yang meliputi: a. Politik, b. Ekonomi, c. Sosial, d. Government to Government, b. Government to
Hukum. Citizen, c. Government to Business. Sementara
Mewujudkan konsep good governance itu, menurut Indrajit (2006: 41), ada 4 (empat)
dapat dilakukan dengan mencapai keadaan yang konsep yang berlaku di dalam e-government itu
baik dan sinergi antara pemerintah, sektor swasta sendiri, konsep-konsep tersebut adalah:
dan masyarakat sipil dalam pengelolaan sumber- a. Government to Citizen, b. Government to
sumber alam, sosial, lingkungan dan ekonomi. Business, c. Government to Government,
Prasyarat minimal untuk mencapai good d. Government to Employees.
governance adalah adanya transparansi, Berdasarkan pendahuluan, studi
akuntabilitas, partisipasi, pemberdayaan hukum, kepustakaan dan kerangka pemikiran, maka
efektifitas dan efisiensi, dan keadilan. Kebijakan pengujian hipotesis dapat dirumuskan sebagai
publik yang dikeluarkan oleh pemerintah harus berikut:
transparan, efektif dan efisien, serta mampu H1 : E-government berhubungan dengan
menjawab ketentuan dasar keadilan. Sebagai Penerapan Good Governance.
bentuk penyelenggaraan negara yang baik maka H2 : Reformasi Birokrasi berhubungan dengan
Penerapan Good Governance.
harus ada keterlibatan masyarakat di setiap
H3 : E-government berhubungan dengan Kinerja.
jenjang proses pengambilan keputusan (Hunja,
H4 : Reformasi Birokrasi berhubungan dengan
2009). Kinerja.
Dalam upaya mewujudkan pemerintahan H5 : Penerapan Good Governance berhubungan
kepercayaan dalam pemerintahan, dan sosial (2010), menyimpulkan bahwa faktor-faktor dan
demografi dan karakteristik pribadi (Nam, 2014). prinsip-prinsip good governance secara parsial
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan simultan terbukti berpengaruh positif dan
Purnami (2011), menunjukkan bahwa terdapat signifikan terhadap kinerja instansi pemerintah.
pengaruh yang sangat kuat penerapan Selanjutnya penelitian Nofianti dan Suseno
e-government terhadap kinerja pegawai. (2014) menyatakan bahwa penerapan good
Sedangkan Hasil penelitian Kurniasih, Fidowaty government governance terbukti berpengaruh
dan Sukaesih (2012), menunjukkan bahwa signifikan terhadap akuntabilitas kinerja
implementasi kebijakan e-government pemerintah daerah. Senada dengan hasil dua
memberikan pengaruh sebesar 54,85% terhadap penelitian sebelumnya, Yusuf (2009) menemukan
kinerja aparatur pemerintah, sedangkan sisanya bahwa kinerja pemerintah daerah dipengaruhi
sebesar 45,15% merupakan pengaruh faktor- oleh penerapan good governance sebesar 93,32%
faktor lain. Hal tersebut memberikan bukti dan sisanya sebesar 6,68% dipengaruhi oleh
empiris bahwa semakin baik implementasi faktor lain. Begitu juga dengan Juliuana (2013)
kebijakan e-government, maka semakin dan Wasita (2014) yang menyatakan bahwa
meningkatkan kinerja pemerintah. adanya pengaruh positif antara pelaksanaan good
governance dengan kinerja organisasi.
Hubungan Reformasi Birokrasi dengan
Kinerja Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat
Hubungan reformasi birokrasi dengan kinerja pengaruh pelaksanaan good governance terhadap
seperti yang dikemukakan oleh Turner dan Hulme kinerja organisasi.
(1997) yang memberikan gambaran bahwa
reformasi birokrasi merupakan suatu keniscayaan
V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
karena memiliki keterkaitan dengan kinerja dalam HASIL PENELITIAN
organisasi publik. Hasil penelitian Aji (2013), Setelah dilakukan penelitian pengujian
menunjukkan bahwa secara parsial dan simultan hipotesis yang diajukan pada pembahasan
reformasi birokrasi telah memberikan dampak sebelumnya, maka kesimpulan penelitian atas
yang cukup signifikan terhadap kinerja organisasi. kelima hipotesis tersebut adalah:
Adapun kategori reformasi birokrasi yang 1. E-government berhubungan dengan Penerapan
berdampak cukup variatif terdiri dari dasar Good Governance
reformasi, agen reformasi, dan lingkungan. 2. Reformasi Birokrasi berhubungan dengan
Sedangkan hasil penelitian Wasita (2014) Penerapan Good Governance
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh reformasi 3. E-Government berhubungan dengan Kinerja
birokrasi terhadap kinerja organisasi. 4. Reformasi Birokrasi berhubungan dengan
Kinerja
Hubungan Penerapan Good Governance
dengan Kinerja 5. Penerapan Good Governance berhubungan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuanida dengan Kinerja
Berdasarkan hasil dari penelitian, berikut lebih menguatkan hasil dari penelitian,
adalah rekomendasi praktis yang dapat diberikan (2) Metode penelitian tidak hanya dengan
kepada Pemerintah Aceh: (1) Untuk lebih pendekatan kualitatif, tetapi juga dengan
meningkatkan penerapan good governance, maka pendekatan kuantitatif, (3) Menambah ruang
Pemerintah Aceh harus meningkatkan e- lingkup penelitian dengan variabel-variabel lain
government, (2) Untuk lebih meningkatkan yang relevan diluar variabel pada penelitian ini,
penerapan good governance, maka Pemerintah sehingga akan didapatkan hasil penelitian yang
Aceh harus meningkatkan reformasi birokrasi, (3) lebih kompleks.
Untuk lebih meningkatkan kinerja, maka
Pemerintah Aceh harus meningkatkan e-
government, (4) Untuk lebih meningkatkan DAFTAR PUSTAKA
kinerja, maka Pemerintah Aceh harus Abhiseka, Arya. 2003. e-Government to be
meningkatkan reformasi birokrasi, dan (5) Untuk Launched to Promote Good
Governance. (http://www.thejakarta
lebih meningkatkan kinerja, maka Pemerintah post.com/news/2003/01/14/egovernmen
Aceh harus meningkatkan penerapan good t-be-launched-promote-good-governa
nce.html). Diakses 30 Januari 2015.
governance.
Adronafis, Hidayatullah. 2009. Good
Penelitian ini mempunyai beberapa Government: Upaya Mewujudkan
kelemahan yang membatasi kesempurnaannya. Pemerintahan yang Akuntabel dan
Transparan. (http://www.wikimu.
Dari hasil pembahasan penelitian ini, maka dapat com/News/Print.aspx?id=13095). Diak
disampaikan beberapa keterbatasan penelitian ses 29 Januari 2015.
sebagai berikut: (1) Penelitian ini menggunakan Agustianto, Rio Nur. 2012. Dampak
E-Government Terhadap Efektivitas
penelitian sebelumnya tanpa observasi langsung
Kinerja Pemerintah. (http://rionura
ke lapangan. (2) Ruang lingkup penelitian terbatas gustianto.blogspot.com/2012/07/dampak
pada e-government, reformasi birokrasi, -e-government-terhadap.html). Diak ses
26 Januari 2015.
penerapan good governance dan kinerja.
Aji, Muhamad Qudrat Wisnu. 2013. Dampak
Penelitian lanjutan dapat dilakukan dengan Reformasi Birokrasi dan Budaya
melihat keterbatasan-keterbatasan pada penelitian Organisasi Terhadap Kinerja
Organisasi pada Sekretariat Jenderal
ini yang dapat dijadikan sumber ide bagi Kementerian Pendidikan dan
pengembangan penelitian dimasa yang akan Kebudayaan. Bandung: Universitas
Pasundan.
datang. Beberapa saran untuk penelitian
Alaaraj, Hassan, Ibrahim, Fatimah Wati. 2014.
selanjutnya yang dapat diberikan baik secara The Influence of E-government Practices
teoretis maupun praktis adalah sebagai berikut: on good governance from the
perspective of Public in Lebanon.
(1) Tidak hanya menggunakan data sekunder Malaysia: Journal of Public
berupa studi literatur dalam hal mendapatkan data, Administration and Governance, Vol. 4,
No. 3.
tetapi bisa ditambahkan dengan wawancara
Alfikri, Ikhwan. 2012. Reformasi Birokrasi dan
langsung, kuesioner atau studi lapangan untuk Good Governance: Kasus Best