Pembaca blogku bukan bermaksud merasa lebih pintar saya menulis tentang
supervisor ini, saya yakin banyak yang lebih pintar dan pengalaman dari saya, terus
terang saya menulis ini karena belum bisa tidur dan kebetulan ada ide untuk
membagikan pengalaman ini. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi yang mulai
menjadi Supervisor Lapangan khususnya adik-adik fresh graduate atau yang sedang
management trainee.
oke..silahkan baca, jika ada masukkan silahkan komentar dibawah artikel ini,
komentar yang
tidak positif dan tidak membangun, saya akan hapus tanpa basa-basi, karena tujuan
saya menulis ini berbagi pengalaman bukan berbagi yang tidak positif.
Mintalah gambar dengan Drafter atau Engineer Lapangan, dan minta gambar yang
sudah jadi, bukan dalam bentuk soft copy tapi dalam bentuk kertas yang sudah di
approval atau disetujui antara kontraktor, konsultan dan owner.
Soft copy bisa diminta untuk memperjelas gambar di hard copy atau yang berbentuk
kertas,
karena biasanya jika gambar di cetak dalam kertas A4 akan terlihat kecil ukurannya,
dan
hanya dilakukan sebatas itu saja, tidak boleh mengambil inisiatif sendiri walau ilmu
anda lebih tinggi dari drafter atau engineer sekalipun. Biasakan dalam melaksanakan
proyek bekerja dalam team,bukan individual.
Karena jika kita merasa pintar sendiri, akan fatal akibatnya pada pelaksanaan
terlebih lagi
jika pekerjaan tersebut berkaitan dengan struktur. Patokan utama pengawasan
supervisor adalah gambar cetak yang telah di approvel kontraktor,konsultan dan
owner.
Pekerjaan yang dilakukan manual lebih banyak terjadi kesalahan dari sumber daya
manusianya terutama tukang yang mencampuri pasir,semen dan koral tersebut,
disinilah letak pengawasan seorang supervisor diperlukan, bisa saja terjadi tukang
karena letih pasir seharunya 9 pengki menjadi 7 pengki sehingga bisa kebanyakan
koralnya atau semennya, ataupun kebalikan dengan koralnya yang tanpa
sepengetahuan tukang tersebut salah jumlah memasukkan ke molen.
Pengawas yang cerdik, akan mempercayakan kepada pelaksana yang sudah paham
benar dengan pelaksanaan pekerjaan tapi tidak dilepas begitu saja, melainkan di
dampingi pelaksanan tersebut sewaktu bekerja, karena bisa saja pelaksana ada niat
mengurangi campuran beton tersebut, sering terjadi ketika pengecoran dilakukan
site mix menggunakan molen dengan coran volume banyak.
Sahabat pembaca, pengawas harus lebih tahu, kemampuan team waktu yang di
molen tersebut, biasanya 1 orang operator molen, 1 orang untuk pasir, 1 orang untuk
koral, dan 1 orang untuk semen dan air, jadi bila team ini sudah berjalan dan dapat
dipercaya jangan dilepaskan begitu saja, ingat faktor letih ataupun kesal dari tukang
bisa menyebabkan adukan dimolen tersebut tidak sesuai aturan.
Mas bro, pengalaman itu penting tapi tidak penting ketika itu melanggar aturan
gambar kerja yang sudah di approval kontraktor,konsultan dan owner, buat apa
segudang pengalaman, cerita pernah di perusahaan ini, pernah di proyek ini
jika anda tidak mengikuti gambar kerja. Suatu bangunan direncanankan
membutuhkan waktu tidak satu dan dua hari bualan proyek yang pernah kita
kerjakan, tapi berdasarkan perhitungan yang telah di sesuaikan dengan
fungsi,kekuatan dan lain-lainya.
Saya contohkan, di jakarta papan cor itu mahal dibandingkan batako kw 3 ,untuk
apa beli papan cor kalau hanya untuk begisting sloof ataupun pondasi tapak
menggunakan papan tersebut, apakah dengan alasan anda mengatakan bahwa
papan cor bisa dipakai berulang ulang, itu kalau pelaksaannya diawasi dengan baik,
ketika umur beton sudah bisa dibuka silahkan dibuka, tapi kalau untuk proyek
ukuran besar,alangkah sayang papan tersebut dipakai serentak untuk membuat sloof
sepanjang 50 m1 lari untuk 4 bangunan misalnya, bandingan dengan pengeluaran
membeli batako, tentunya hasilnya jauh lebih hemat, terkecuali kita membuat sloof
untuk perumahaan, papan cor tersebut bisa digunakan untuk begisting kolom
praktis dan lainya.
Pengalaman itu perlu, tapi sesuaikan dengan apa yang akan dibangun, contoh saja
dalam pembangunan ware house, tie beam ataupun sloof dengan ukuran tinggi
dimensinya diatas 40 lebih baik menggunakan triplek dari pada papan cor, dan
biasanya, ukuran tie beam ataupun sloof itu sama, kalau papan cor 2 kali pakai akan
rusak, terlebih lagi jika pelaksanaan nya banyak ikatan bendrat dan paku, jadi
sahabat sesuaikan pengalaman anda dengan bangunan dan aturan yang ada.
Dalam pelaksaanan pekerjaan laporan adalah sangat penting, laporan berguna untuk
dokumentasi jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan kita dapat flash back ke
hari-hari sebelumnya, contoh seorang pengawas tidak menulis dalam laporannya
hari ini bahwa ada permintaan konsultan atau owner untuk merubah suatu
bangunan,dan itu dilakukan dengan lisan, apa yang terjadi ketika proges proyek
sudah mencapai 80 %, bisa dihitung diatas kertas proyek sudah menghabiskan
modal kontraktor.
Karena ketika awal bekerja kontraktor biasanya terima uang muka sebesar 10 sampai
20 persen dengan peraturan yang telah disepakati sebelumnya, kontraktor dengan
modal persiapan sudah mengeluarkan 10 persen untuk biaya mobilisasi dan
perlengkapan
pelaksanaan, jadi kontraktor saat itu memegang dan 30 persen, untuk awal kerja,
ketika progres proyek sudah 80 persen, belum bisa dihitung keuntungannya, berarti
ada sesuatu yang tidak beres.
Kendala pelaksanaan pekerjan bisa berupa, gangguan dari pihak luar,demo warga
setempat yang tidak setuju pembangunan, hingga pekerjaan berhenti, atau karena
para pekerja tidak ada karena pulang kampung dan banyak lagi yang lain, semua
laporan ini berguna untuk dilaporkan kepada site manager, quality contol atau
pimpinan proyek, agar mereka bisa ambil keputusan dengan tidak menunda wakut
pelaksanaan pekerjaan.
Atau misalnya dalam pekerjaan pengecoran jalan, banyak cara pelaksana mengambil
keuntungan diluar dari harga yang disepakati, volume beton dalam pelaksanaan
jalan banyak caranya untuk mengurai volume beton tidak sesuai gambar
pelaksanaan,bisa dengan
metode segitiga, atau pasir lantai kerja , dan lain-lainnya, jika superivisornya tidak
teliti tentunya mutu jalan tidak sesuai dengan yang diinginkan.
ingat yang dihadapi supervisor adalah pemborong baik pemborong tenaga, ataupun
pemborong material sekaligus tenaga, apa jadinya ketika huruf R di pemborong itu
hilang lalu terganti dengan huru H, anda dapat mengertikan,....hehehe...just kidding
all pemborong...,intinya supervisor harus dicarikan yang pengalaman dan jujur,
kalau tidak ingin proyek anda menjadi daging semua bagi pihak pemborong.
Chief Supervisor
Chief Supervisor merupakan merupakan penanggung jawab dalam membuat, mengatur,
melaksanakan dan mengontrol kegiatan oprasional proyek. Adapaun uraian dan tanggung
jawab Chief Supervisor adalah sebagai berikut :
a. Membuat perencanaan kegiatan operasional proyek
- Merencanakan jadual pekerjaan untuk Supervisor dan Mandor
- Merencanakan dan menghitung kebutuhan dan penempatan material maupun tenaga kerja
- Merencanakan penggunaan peralatan
b. Mengatur kegiatan operasional proyek
- Mengkoordinasikan shop drawing yang diterima dari Site Manager untuk di aplikasikan /
dilaksanakan dalam pekerjaan lapangan
- Mengkoordinasikan penempatan material maupun tempat fabrikasi serta kebersihan lapangan
- Mengarahkan Supervisor / Mandor / Subkontraktor
- Melakukan koordinasi dengan GA (Genaral Affair) Officer terkait dengan urusan umum
- Melakukan koordinasi dengan QC terkait kualitas pekerjaan
- Melakukan koordinasi dengan Safety terkait dengan K3
- Melakukan koordinasi dengan Storekeeper terkait dengan material
- Melakukan koordinasi dengan mekanik terkait dengan peralatan
- Melakukan koordinasi dengan wakil Owner / Konsultan terkait dengan pelaksanaan pekerjaan
c. Melaksanakan kegiatan operasional proyek
- Menjalankan tugas lapangan sesuai schedule mingguan / bulanan yang dibuat Site Manager
- Memastikan terlaksananya pekerjaan Subkontraktor / Mandor sesuai persyaratan mutu dan
waktu yang telah ditentukan
- Membuat progress prestasi pekerjaan Subkontraktor, mandor untuk dimasukan ke Quantity
Surveyor pada setiap Opname
- Melaksanakan pekerjaan sesuai RMP, Instruksi Kerja, Metode, dan Prosedur yang berlaku
- Mengadakan meeting mingguan dengan Supervisor / Subkontraktor / Mandor guna mencapai
target yang dikehendaki
- Menginstruksikan pekerjaan ke Subkontraktor, Mandor berdasarkan SPK yang diterbitkan.
- Melakukan perbaikan sesuai dengan metode yang disetujui
- Mengelola SDM, material dan peralatan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
- Memotivasi, mengarahkan dan membina bawahan untuk mencapai sasaran
- Mengusulkan rotasi, mutasi, promosi, sanksi dan demosi sejauh wewenang yang dimiliki
- Memfasilitasi kegiatan audit
- Menerapkan peraturan dan memastikan ditaatinya ketentuan tata tertib kerja dan ketentuan-
ketentuan lain yang berlaku bagi karyawan maupun semua pihak yang terkait
- Memelihara aset yang ada di bagiannya dengan baik
- Tertib administrasi sesuai peraturan perusahaan yang berlaku dalam membuat laporan &
memonitor pekerjaan di lapangan sesuai format yang telah disepakati
- Meningkatkan disiplin kerja bawahan
- Mengerjakan tugas-tugas lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan proyek dibidangnya
yang diberikan oleh atasan langsung / lebih tinggi
- Memastikan K3 memelihara kebersihan dan kerapian area kerja selama pelaksanaan proyek
d. Mengontrol pelaksanaan operasional proyek
- Menganalisa hasil kegiatan pelaksanaan proyek untuk melihat kesesuaian antara rencana dan
realisasinya (terhadap biaya, mutu, waktu dan safety)
- Mengontrol pelaksanaan safety
- Mengontrol pelaksanaan pekerjaan Subkontraktor / Mandor / Supervisor
- Memonitor schedule kebutuhan Alat, Tenaga, Bahan dari mandor dan Subkontraktor, termasuk
memverifikasi alat ukur (meteran, theodolite telah ditera / kalibrasi / verifikasi dengan master alat)
- Mengontrol laporan yang dibuat oleh Supervisor
- Mengontrol check-list internal yang dibuat Supervisor