Anda di halaman 1dari 7

Tugas Supervisor Teknik Sipil Bangunan

Pembaca blogku bukan bermaksud merasa lebih pintar saya menulis tentang
supervisor ini, saya yakin banyak yang lebih pintar dan pengalaman dari saya, terus
terang saya menulis ini karena belum bisa tidur dan kebetulan ada ide untuk
membagikan pengalaman ini. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi yang mulai
menjadi Supervisor Lapangan khususnya adik-adik fresh graduate atau yang sedang
management trainee.

oke..silahkan baca, jika ada masukkan silahkan komentar dibawah artikel ini,
komentar yang
tidak positif dan tidak membangun, saya akan hapus tanpa basa-basi, karena tujuan
saya menulis ini berbagi pengalaman bukan berbagi yang tidak positif.

1. Memahami Gambar Pelaksanaan


Seorang supervisor atau pengawas lapangan sebelum melakukan pekerjaan harus
mempelajari gambar pelaksanaan dan sudah bisa mengetahui kebutuhan
material dan alat bantu pelaksanaan pekerjaan, yang berguna untuk di diskusikan
dengan pelaksanaan lapangan ketika melakukan pelaksanaan pekerjaan.

Mintalah gambar dengan Drafter atau Engineer Lapangan, dan minta gambar yang
sudah jadi, bukan dalam bentuk soft copy tapi dalam bentuk kertas yang sudah di
approval atau disetujui antara kontraktor, konsultan dan owner.

Soft copy bisa diminta untuk memperjelas gambar di hard copy atau yang berbentuk
kertas,
karena biasanya jika gambar di cetak dalam kertas A4 akan terlihat kecil ukurannya,
dan
hanya dilakukan sebatas itu saja, tidak boleh mengambil inisiatif sendiri walau ilmu
anda lebih tinggi dari drafter atau engineer sekalipun. Biasakan dalam melaksanakan
proyek bekerja dalam team,bukan individual.

Karena jika kita merasa pintar sendiri, akan fatal akibatnya pada pelaksanaan
terlebih lagi
jika pekerjaan tersebut berkaitan dengan struktur. Patokan utama pengawasan
supervisor adalah gambar cetak yang telah di approvel kontraktor,konsultan dan
owner.

Biasanya pengawas lebih banyak pengetahuannya dibanding dengan drafter ataupun


engineer karena supervisor langsung terjun di pengawasan pelaksanaannya,
terkadang rasa lebih pintar ini membuatpekerjaan akan bersifat individualistis,
dalam pelaksanaan proyek hindarkan sifat ini, berikan kepercayaan kepada job disk
masing profesionalitas untuk mengambil keputusan, terkecuali ketika kita dalam
rapat untuk mengambil keputusan atau sedang menunjukkan kepada yang lain, tapi
bukan sebagi patokan keputsan pelaksanaan.

2. Mengawasi Pelaksanaan Pekerjaan


Pengawas proyek wajib ada ketika pelaksanaan pekerjaan sedang dilakukan, untuk
mengawasi adanya kesalahan dari pihak pelaksana pekerjaan, sering terjadi ketika
melaksanakan man power atau tukang ketika melaksanakan pekerjaan seperti
mengaduk semen baik menggunakan molen atau manual,campuran pasir,semen dan
koralnya tidak sesuai dengan bestek atau SOP (Standart Operation Procedure)
yang akan menyebab akibat yang tidak baik untuk pekerjaan struktur.

Pekerjaan yang dilakukan manual lebih banyak terjadi kesalahan dari sumber daya
manusianya terutama tukang yang mencampuri pasir,semen dan koral tersebut,
disinilah letak pengawasan seorang supervisor diperlukan, bisa saja terjadi tukang
karena letih pasir seharunya 9 pengki menjadi 7 pengki sehingga bisa kebanyakan
koralnya atau semennya, ataupun kebalikan dengan koralnya yang tanpa
sepengetahuan tukang tersebut salah jumlah memasukkan ke molen.

Pengawas yang cerdik, akan mempercayakan kepada pelaksana yang sudah paham
benar dengan pelaksanaan pekerjaan tapi tidak dilepas begitu saja, melainkan di
dampingi pelaksanan tersebut sewaktu bekerja, karena bisa saja pelaksana ada niat
mengurangi campuran beton tersebut, sering terjadi ketika pengecoran dilakukan
site mix menggunakan molen dengan coran volume banyak.

Sahabat pembaca, pengawas harus lebih tahu, kemampuan team waktu yang di
molen tersebut, biasanya 1 orang operator molen, 1 orang untuk pasir, 1 orang untuk
koral, dan 1 orang untuk semen dan air, jadi bila team ini sudah berjalan dan dapat
dipercaya jangan dilepaskan begitu saja, ingat faktor letih ataupun kesal dari tukang
bisa menyebabkan adukan dimolen tersebut tidak sesuai aturan.

Begitupun ketika mengawasi pekerjaan lainnya seperti pembasangan bata,hebel atau


plesteran, ketika pikiran saya sedang oke saya akan coba menulis cara pelaksanaan
pekerjaan tersebut,baik memasang hebel,form work dan lain-lainya.

3. Memberikan Solusi Kesulitan Pelaksanaan

Sepintar apapun seorang pelaksana tetap mereka harus berkoordinasi dengan


supervisor karena mutu pekerjaan harus tetap dalam pengawasan supervisor,
terlebih lagi jika pelaksana tersebut sering melipat gambar kerja, sehingga tulisan
ukurannya tidak jelas, bahkan gambar kerja di taruh di direksi keet dan melaksanaan
pekerjaan dengan menggunakan pengalamannya.

Mas bro, pengalaman itu penting tapi tidak penting ketika itu melanggar aturan
gambar kerja yang sudah di approval kontraktor,konsultan dan owner, buat apa
segudang pengalaman, cerita pernah di perusahaan ini, pernah di proyek ini
jika anda tidak mengikuti gambar kerja. Suatu bangunan direncanankan
membutuhkan waktu tidak satu dan dua hari bualan proyek yang pernah kita
kerjakan, tapi berdasarkan perhitungan yang telah di sesuaikan dengan
fungsi,kekuatan dan lain-lainya.

Saya contohkan, di jakarta papan cor itu mahal dibandingkan batako kw 3 ,untuk
apa beli papan cor kalau hanya untuk begisting sloof ataupun pondasi tapak
menggunakan papan tersebut, apakah dengan alasan anda mengatakan bahwa
papan cor bisa dipakai berulang ulang, itu kalau pelaksaannya diawasi dengan baik,
ketika umur beton sudah bisa dibuka silahkan dibuka, tapi kalau untuk proyek
ukuran besar,alangkah sayang papan tersebut dipakai serentak untuk membuat sloof
sepanjang 50 m1 lari untuk 4 bangunan misalnya, bandingan dengan pengeluaran
membeli batako, tentunya hasilnya jauh lebih hemat, terkecuali kita membuat sloof
untuk perumahaan, papan cor tersebut bisa digunakan untuk begisting kolom
praktis dan lainya.

Pengalaman itu perlu, tapi sesuaikan dengan apa yang akan dibangun, contoh saja
dalam pembangunan ware house, tie beam ataupun sloof dengan ukuran tinggi
dimensinya diatas 40 lebih baik menggunakan triplek dari pada papan cor, dan
biasanya, ukuran tie beam ataupun sloof itu sama, kalau papan cor 2 kali pakai akan
rusak, terlebih lagi jika pelaksanaan nya banyak ikatan bendrat dan paku, jadi
sahabat sesuaikan pengalaman anda dengan bangunan dan aturan yang ada.

4. Membuat Laporan Harian Pekerjaan

Dalam pelaksaanan pekerjaan laporan adalah sangat penting, laporan berguna untuk
dokumentasi jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan kita dapat flash back ke
hari-hari sebelumnya, contoh seorang pengawas tidak menulis dalam laporannya
hari ini bahwa ada permintaan konsultan atau owner untuk merubah suatu
bangunan,dan itu dilakukan dengan lisan, apa yang terjadi ketika proges proyek
sudah mencapai 80 %, bisa dihitung diatas kertas proyek sudah menghabiskan
modal kontraktor.

Karena ketika awal bekerja kontraktor biasanya terima uang muka sebesar 10 sampai
20 persen dengan peraturan yang telah disepakati sebelumnya, kontraktor dengan
modal persiapan sudah mengeluarkan 10 persen untuk biaya mobilisasi dan
perlengkapan
pelaksanaan, jadi kontraktor saat itu memegang dan 30 persen, untuk awal kerja,
ketika progres proyek sudah 80 persen, belum bisa dihitung keuntungannya, berarti
ada sesuatu yang tidak beres.

Biasanya disebabkan kelalaian supervisor terhadap site intruction yang dilakukan


oleh konsultan bersama owner dengan tidak mencatat secara tertulis atau tidak
di dokumentasikan dengan benar, perinta tersebut tentu akan berakibat dana
tambahan, apalagi kalau pekerjaan nya sudah dilaksanakan, lalu dirubah, tentunya
disini ada pekerjaan tambah dan kurang, disinialah peran supervisor mencatat di
laporan hariannya, dan segera di dokomentasikan, sehingga pekerjaan tambah
tersebut dapat diketahui dan tidak mengurangi nilai kontrak yang disepakati di awal
pelaksanaan.

Begitupun untuk pekerjaan lainnya, seperti hari pelaksana sudah mengerjakan


pengecoran sloof, sangat berguna ketika hasil dari pekerjaan pengecoran itu tidak
baik, karena umur beton belum cukup sudah dibukak bekisting nya, tentu dengan
laporan harian tersebut dapat diketahui.
5. Membuat Laporan Harian Kendala Pelaksanaan

Laporan harian kendala pelaksanaan bisa digabung dengan laporan harian


pekerjaan, tapi biasanya supervisor yang tidak teliti tidak menuliskan kendala ini,
dengan mendokumentasikan kendala pelaksana seperti laporan cuaca ketika waktu
pengecoran terjadi hujan, sehingga pengecoran tertunda,dengan tertunda
pengecoran tentu pekerjaan lainnya tertunda, karena coran beton perlu masa curing
atau perawatan ketika begisting dibuka dan menunggu umur beton.

Kendala pelaksanaan pekerjan bisa berupa, gangguan dari pihak luar,demo warga
setempat yang tidak setuju pembangunan, hingga pekerjaan berhenti, atau karena
para pekerja tidak ada karena pulang kampung dan banyak lagi yang lain, semua
laporan ini berguna untuk dilaporkan kepada site manager, quality contol atau
pimpinan proyek, agar mereka bisa ambil keputusan dengan tidak menunda wakut
pelaksanaan pekerjaan.

6. Bertanggung jawab hasil kerja Pelaksana Lapangan

Supervisor pekerjaannya tiap hari bertugas mengawasi pelaksanan pekerjaan, tampa


melewatkan sedikipun pekerjaan tersebut,karena jika supervisor lalai
melakukan pengawasan ini,bisa menyebabkan mutu, ataupun jadwal kerja tidak
sesuai yang di targetkan, karena bisa saja pelaksana mengutamakan pekerjaan yang
ada hasil opname atau progresnya, hingga pekerjaan pendukung tidak dikerjakan.

Contohnya ketika melaksanakan pengecoran, biasanya pelaksana banyak caranya


agar mereka dapat untung dari pembayaran tenaga atau waktu pekerjaan,jika
pengawas tidak mengawasi mutu beton misalnya, bisa kita kalkulasikan jika 60
kubik beton, di selipkan mutu beton yang berbeda dalam mobil yang berbeda, apa
yang terjadi, karena perbedaan mutu beton dalam satub angunan, bisa menyebabkan
retak karena tidak sesuai dengan mutu yang kita harapkan.

Atau misalnya dalam pekerjaan pengecoran jalan, banyak cara pelaksana mengambil
keuntungan diluar dari harga yang disepakati, volume beton dalam pelaksanaan
jalan banyak caranya untuk mengurai volume beton tidak sesuai gambar
pelaksanaan,bisa dengan
metode segitiga, atau pasir lantai kerja , dan lain-lainnya, jika superivisornya tidak
teliti tentunya mutu jalan tidak sesuai dengan yang diinginkan.

7. Mengawasi Kualitas Dalam Pelaksaan Pekerjaan

Pengawasan Kualitas pekerjaan sangat penting dalam pelaksanaan pekerjaan,seperti


yang saya sampaikan di no 6, banyak cara untuk mengambil keuntungan dalam
pelaksanaan pekerjaan, dengan volume yg dikurangi, atau dengan kualitas pekerjaan
yang dikurangi, pengalaman supervisor sangat dibutuhkan disini, agar cara-cara
tersebut dapat diketahu sebelumnya, sehingga dapat dicegah.
Mutu beton yang paling mudah di mainkan,kerja sama dengan pihak benching plant
saja sudah cukup,atau jika harus melakukan pengecoran site mix, dengan mudahnya
mereka memainkan adukan beton ketika di olah dimolen, mencari pengawas
janganlah berdasarkan kelulusann atau indeks prestasi di bangku kuliah, ataupun
fresh graduate, carilah berdasarkan pengalaman pekerjaannya.

ingat yang dihadapi supervisor adalah pemborong baik pemborong tenaga, ataupun
pemborong material sekaligus tenaga, apa jadinya ketika huruf R di pemborong itu
hilang lalu terganti dengan huru H, anda dapat mengertikan,....hehehe...just kidding
all pemborong...,intinya supervisor harus dicarikan yang pengalaman dan jujur,
kalau tidak ingin proyek anda menjadi daging semua bagi pihak pemborong.
Chief Supervisor
Chief Supervisor merupakan merupakan penanggung jawab dalam membuat, mengatur,
melaksanakan dan mengontrol kegiatan oprasional proyek. Adapaun uraian dan tanggung
jawab Chief Supervisor adalah sebagai berikut :
a. Membuat perencanaan kegiatan operasional proyek
- Merencanakan jadual pekerjaan untuk Supervisor dan Mandor
- Merencanakan dan menghitung kebutuhan dan penempatan material maupun tenaga kerja
- Merencanakan penggunaan peralatan
b. Mengatur kegiatan operasional proyek
- Mengkoordinasikan shop drawing yang diterima dari Site Manager untuk di aplikasikan /
dilaksanakan dalam pekerjaan lapangan
- Mengkoordinasikan penempatan material maupun tempat fabrikasi serta kebersihan lapangan
- Mengarahkan Supervisor / Mandor / Subkontraktor
- Melakukan koordinasi dengan GA (Genaral Affair) Officer terkait dengan urusan umum
- Melakukan koordinasi dengan QC terkait kualitas pekerjaan
- Melakukan koordinasi dengan Safety terkait dengan K3
- Melakukan koordinasi dengan Storekeeper terkait dengan material
- Melakukan koordinasi dengan mekanik terkait dengan peralatan
- Melakukan koordinasi dengan wakil Owner / Konsultan terkait dengan pelaksanaan pekerjaan
c. Melaksanakan kegiatan operasional proyek
- Menjalankan tugas lapangan sesuai schedule mingguan / bulanan yang dibuat Site Manager
- Memastikan terlaksananya pekerjaan Subkontraktor / Mandor sesuai persyaratan mutu dan
waktu yang telah ditentukan
- Membuat progress prestasi pekerjaan Subkontraktor, mandor untuk dimasukan ke Quantity
Surveyor pada setiap Opname
- Melaksanakan pekerjaan sesuai RMP, Instruksi Kerja, Metode, dan Prosedur yang berlaku
- Mengadakan meeting mingguan dengan Supervisor / Subkontraktor / Mandor guna mencapai
target yang dikehendaki
- Menginstruksikan pekerjaan ke Subkontraktor, Mandor berdasarkan SPK yang diterbitkan.
- Melakukan perbaikan sesuai dengan metode yang disetujui
- Mengelola SDM, material dan peralatan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
- Memotivasi, mengarahkan dan membina bawahan untuk mencapai sasaran
- Mengusulkan rotasi, mutasi, promosi, sanksi dan demosi sejauh wewenang yang dimiliki
- Memfasilitasi kegiatan audit
- Menerapkan peraturan dan memastikan ditaatinya ketentuan tata tertib kerja dan ketentuan-
ketentuan lain yang berlaku bagi karyawan maupun semua pihak yang terkait
- Memelihara aset yang ada di bagiannya dengan baik
- Tertib administrasi sesuai peraturan perusahaan yang berlaku dalam membuat laporan &
memonitor pekerjaan di lapangan sesuai format yang telah disepakati
- Meningkatkan disiplin kerja bawahan
- Mengerjakan tugas-tugas lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan proyek dibidangnya
yang diberikan oleh atasan langsung / lebih tinggi
- Memastikan K3 memelihara kebersihan dan kerapian area kerja selama pelaksanaan proyek
d. Mengontrol pelaksanaan operasional proyek
- Menganalisa hasil kegiatan pelaksanaan proyek untuk melihat kesesuaian antara rencana dan
realisasinya (terhadap biaya, mutu, waktu dan safety)
- Mengontrol pelaksanaan safety
- Mengontrol pelaksanaan pekerjaan Subkontraktor / Mandor / Supervisor
- Memonitor schedule kebutuhan Alat, Tenaga, Bahan dari mandor dan Subkontraktor, termasuk
memverifikasi alat ukur (meteran, theodolite telah ditera / kalibrasi / verifikasi dengan master alat)
- Mengontrol laporan yang dibuat oleh Supervisor
- Mengontrol check-list internal yang dibuat Supervisor

Anda mungkin juga menyukai