Anda di halaman 1dari 45

Lampiran 1

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN BRONCHOPNEUMONIA


PADA An. J DI RUANG MAWAR RSUD KRATON KABUPATEN
PEKALONGAN

Nama mahasiswa : Dzikri Ayu Istikomah

Tempat pengelolaan : Ruang Mawar RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan

Tanggal pengelolaan : 07 Desember – 09 Desember 2019

I. PENGKAJIAN
A. Identitas pasien
Nama pasien : An. J
Tempat tanggal lahir : Pekalongan, 03 Juli 2015
Usia : 3 Tahun 5 Bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Surobayan, Pekalongan
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
No. Rekam Medis : 490674
Tanggal masuk : 06 Desember 2019 Pukul 22 : 10 WIB
Diagnosa medis : Bronchopneumonia
Ruang/kelas : Ruang Mawar RSUD Kraton/kelas III/3
Tanggal pengkajian : 07 Desember 2019 pukul 14.00 WIB
Nama Ayah : Tn. S
Nama Ibu : Ny. M
Umur Ayah : 34 Tahun
Umur Ibu : 30 Tahun
Pendidikan Ayah : SD
Pendidikan Ibu : SMP
Pekerjaan Ayah : Buruh
Pekerjaan Ibu : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Status perkawinan : Menikah
Alamat : Surobayan, Pekalongan

B. Status Fungsi Kesehatan


1. Keluhan Utama Saat Pengkajian
Keluhan yang ditemukan saat dilakukan pengkajian pada
hari Sabtu, tanggal 07 Desember 2019 pukul 14.00 WIB ibu pasien
mengatakan pasien lemah tidak kuat untuk turun dari tempat tidur,
lemas dan sesak nafas ketika beraktivitas.
Pasien datang ke IGD RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan
diantar oleh kedua orangtuanya pada hari Jumat, 06 Desember 2019
pukul 22.10 WB dengan keluhan sesak nafas, batuk berdahak, lemas
dan panas naik turun.
Menurut keterangan ibu pasien, pasien mengalami sesak
nafas, pusing, batuk pilek, demam naik turun, pasien lemas dan lesu
tidak mampu untuk beraktivitas. Sebelum pasien dirawat di RSUD
Kraton Kabupaten Pekalongan Ny. M sempat memeriksakan pasien
ke bidan terdekat dan diberi obat, akan tetapi kondisi An. J tidak
mengalami perubahan setelah minum obat. kemudian Ny. M dan
Tn. S membawa pasien ke RSIA Aisyiah Pekajangan dokter
menyarankan pasien untuk dirawat, tetapi kondisi pasien tidak
mengalami perubahan selama 4 hari proses perawatan di RSIA
Aisyiah Pekajangan sehingga Ny. M dan Tn. S memutuskan agar
pasien di bawa pulang kerumah karena tidak ada perubahan. Setelah
pulang dari RSIA Aisyiah Pekajangan Ny. M dan Tn. S langsung
membawa An. J ke IGD RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan pada
tanggal 06 Desember 2019 pukul 22.10 WIB dengan keluahan sesak
nafas, batuk berdahak, pilek, lemas, dan demam naik turun. di IGD
RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan pasien mendapatkan terapi O2
2 liter permenit, infus RL18 tetes permenit, injeksi Cefotaxim 75 mg
IV, kemudian dokter memutuskan An. J untuk menjalani rawat inap
di ruang Mawar RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Ibu pasien mengatakan sebelumnya pasien tidak pernah
mengalami penyakit seperti sekarang ini. Menurut keterangan ibu
pasien An. J dari dulu hanya menderita batuk, pilek dan panas biasa.
3. Riwayat kesehatan Keluarga
Menurut keterangan ibu pasien, di dalam anggota
keluarganya tidak ada yang mengalami sakit seperti yang dialami
oleh An. J sekarang. Didalam anggota keluarganya tidak ada yang
menderita penyakit menurun seperti DM maupun penyakit menular
seperti TBC. Pasien merupakan anak kedua dari dua bersaudara,
pasien tinggal bersama kedua orangtuanya.
4. Genogram

X X

Keterangan :

: Garis

: Garis satu rumah

: Perempuan

: Laki-laki
: Garis keturunan

: Pasien ( An. J)

X : Laki-laki meninggal

X : Perempuan meninggal

5. Riwayat prenatal, intranatal, postnatal


a. Prenatal
Ny. M melakukan pemeriksaan kehamilan kurang lebih
lima kali ke bidan kemudian Ny. M diberi obat untuk mencegah
anemia karena Ny. M sering mengalami mual muntah ketika
trimester pertama sampai trimester kedua dan Ny. M
mendapatkan imunisasi TT ketika hamil.
b. Intranatal
An. J lahir ditolong oleh bidan di puskesmas, persalinan
normal, letak belakang kepala, bayi lahir langsung menangis,
berat badan lahir 3,2 kg dan panjang badan 49 cm dan umur
kehamilan 38 minggu.
c. Postnatal
An. J diasuh oleh kedua orang tuanya, An. J diberikan ASI
eksklusif selama 6 bulan dan sampai sekarang An. J sudah
makan sesuai menu makanan yang disiapkan oleh Ny. M.
Anak ke Usia Jenis Penolong Hidup/
sekarang persalinan mati
2 3 tahun 5 Normal Bidan Hidup
bulan

6. Alergi
Ny. M mengatakan pasien tidak memiliki riwayat alergi, baik
alergi makanan, minuman, ataupun obat-obatan.
7. Riwayat sosial
Selama ini An. J diasuh oleh kedua orang tuanya sendiri
yaitu Ny. M dan Tn. S, munurut keterangan Ny. M sebelum sakit
An. J merupakan anak yang periang, aktif dan senang bermain baik
bermain sendiri maupun bersama teman sebayanya. Namun selama
sakit pasien hanya berbaring ditempat tidur
8. Riwayat imunisasi
Ny. M mengatakan An.J sudah mendapatkan imunisasi
secara lengkap mulai dari BCG, Hepatitis B, Polio (I, II, III, IV) dan
campak. Ketika ditanya kapan waktu imunisasinya Ny.M
mengatakan kurang mengingat.

C. Pengkajian Pola Fungsional Gordon


1. Pola Management Kesehatan
Ny. M mengatakan dari dulu tidak pernah menderita penyakit
seperti sekarang, pasien hanya menderita batuk, pilek, dan panas
biasa, ketika pasien sakit, pasien dibawa ke bidan terdekat, imunisasi
pasien sudah lengkap ketika pasien berusia 9 bulan. Untuk
pemeriksaan kesehatan dilakukan jika pasien sakit saja.
2. Pola Nutrisi Metabolik
Berdasarkan keterangan Ny. M, sebelum sakit pasien makan 3
kali sehari dengan menu nasi, lauk, sayur dan biasanya pasien
menghabiskan 1 porsi makan yang disediakan ibunya, pasien tidak
mempunyai makanan pantangan. Pasien minum 4-6 gelas belimbing
(1 gelas 200 cc), minuman yang biasa diminum pasien yaitu susu dan
air putih, berat badan pasien 14 kg.
Selama sakit dan dirawat di ruang Mawar RSUD Kraton
Kabupaten Pekalongan pasien hanya menghabiskan 1/2 porsi makan
yang disediakan dari rumah sakit dengan menu bubur, lauk, sayur dan
buah. Berat badan selama sakit 13,5 kg.
3. Pola Eliminasi
Berdasarkan keterangan Ny. M, sebelum sakit An. J buang air
kecil 5-6 kali sehari, warna urine kuning, dan bau khas amoniak. Serta
buang air besar 1-2 kali sehari dengan konsitensi feses lunak.
Ibu pasien mengatakan selama sakit, An. J buang air kecil
sekitar 4 kali dalam sehari dan buang air besar 2 kali sehari dengan
konsistensi feses lunak.
4. Pola Aktivitas
Berdasarakan keterangan Ny. M, sebelum sakit aktivitas
sehari-hari An. J biasanya menghabiskan waktunya untuk bermain
bersama keluarga dan bermain dengan teman sebayanya. Dan selama
dirawat di rumah sakit An. J hanya berbaring di tempat tidur dan
kadang minta digendong orang tuanya ketika An. J merasa bosan di
kamar.
Ny. M mengatakan An. J lemas ketika beraktivitas untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya seperti: mandi, makan, minum,
toileting, serta berpakaian semua aktivitas pasien di bantu oleh
keluarganaya.
Ny. M mengatakan An. J dimandikan sebanyak 1 kali dalam
sehari waktu pagi hari dengan dilap menggunakan waslap, Ny. M
selalu mengganti pakaian An. J 2-3 kali sehari.
5. Pola Istirahat Tidur
Menurut keterangan Ny.M, sebelum sakit pasien biasanya
tidur 12 jam/hari. Pasien biasanya tidur siang selama kurang lebih 2
jam dan waktu malam sekitar 10 jam. Kualitas tidur pasien baik,
pasien dapat tidur dengan nyenyak.
Selama sakit dan di rawat di rumah sakit pasien tidur 5-6 jam,
pasien tidur siang kurang lebih 1 jam pada siang hari dan 4-5 jam pada
malam hari, kualitas pasien tidak terlalu terganggu, pasien bisa tidur
nyenyak.
6. Pola Persepsi Kognitif
Tingkat kesadaran pasien composmentis, pasien tidak memiliki
gangguan dalam respon bicara, objek, suara, dan setuhan. Pasien
kadang rewel apabila sedang merasakan ketidaknyamanan atas
penyakit yang dialami. Ibu pasien mengatakan sudah mengetahui
penyakit yang diderita An. J.
7. Pola Persepsi Diri
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 07 Desember 2019,
pasien tampak tenang di tempat tidur
8. Pola Peran-hubungan
Berdasarkan keterangan ibu pasien, An. J tinggal bersama
kedua orang tua, orang terdekat pasien adalah Ny. M. hubungan
interaksi antara anggota terjalin dengan baik. Selama dirawat di rumah
sakit An. J selalu ditemani dan tidak pernah ditinggalkan oleh Ny. M.
hubungan orang tua dengan tetangga dan masyarakat terjalin dengan
baik terbukti pasien banyak yang menjenguk.
9. Pola Seksualitas
Pasien bernama An. J yang berusia 3 tahun 5 bulan dan
berjenis kelamin perempuan. Pasien tidak memiliki penyakit menular
seksual.
10. Mekanisme Koping
Selama dirawat dirumah sakit, An. J hanya berbaring di tempat
tidur, kadang pasien rewel dan menangis karena merasakan
ketidaknyamanan atas penyakit yang dialami. Pasien kooperatif saat
dilakukan tindakan keperawatan seperti injeksi dan tindakan lain.
11. Pola Keyakinan
Orang tua pasien beragama islam. Orang tua dan keluarga
selalu berdoa agar An. J cepat sembuh, bisa beraktivitas seperti biasa,
dan kembali ditengah-tengah keluarga mereka dalam keadaan sehat.
D. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-tanda vital
Suhu : 38oC
Nadi : 115x/menit
Respirasi : 39x/menit
3. Tinggi badan : 92 cm
4. Berat badan : 13,5 kg
5. Pemeriksaan fisik head to toe
a. Kepala
Inspeksi : mesocepal, rambut bersih, tidak ada lesi
b. Mata
Inspeksi : konjungtiva tidak anemis, simetris, tidak ada lesi,
reaksi pupil terhadap cahaya positif
c. Telinga
Inspeksi : simetris kanan kiri, tidak ada lesi, tidak ada
penumpukan serumen
d. Hidung
Inspeksi : simetris, tidak ada lesi, tidak ada polip, terdapat
lendir,terdapat pernafasan cuping hidung,
terpasang selang kanul oksigen 2 liter/menit
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
e. Mulut
Inspeksi : bibir lembab, tidak ada stomatitis
f. Leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada lesi
g. Dada
1) Paru-paru
Inspeksi : simtris antara dada kanan dan kiri, pernafasan
cepat dan dangkal disertai adanya tarikan dinding
dada
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
Auskultasi: terdengar bunyi suara nafas tambahan ronchi
Perkusi : suara paru sonor
2) Jantung
Inspeksi : bentuk dada simetris
Palpasi : tidak ada pembesaran pada jantung, tidak terdapat
nyeri tekan
Auskultasi: terdengar suara jantung lup dup
Perkusi : bunyi jantung pekak
h. Abdomen
Inspeksi : tidak menunjukan adanya asites
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
Auskultasi : bising usus 8x/menit
Perkusi : terdengar bunyi timpani
i. Genetalia
Inspeksi : jenis kelamin perempuan
j. Ekstermitas
1) Atas :
Inspeksi : tidak ada lesi, tidak ada oedema, tidak ada
kelainan, terpasang infus RL 18 tetes permenit
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
2) Bawah
Inspeksi : tidak ada lesi, tidak ada oedema, tidak ada
kelainan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
E. Pemeriksaan Perkembangan
Penilaian berdasarkan format kuisioner pra skrining (KPSP) unttuk
anak usia 3 tahun 5 bulan dengan hasil jawaban “ya” 10 dari 10
pertanyaan artinya bahwa perkembangan An, J sesuai dengan tahapan
perkembangan. Dari bicara dan bahasanya pasien dapat menyebutkan
nama lengkapnya. Dari sosialisasi dan kemandirian ibu pasien
mengatakan sebelum sakit pasien dapat mengenakan sepatu sendiri,
pasien mampu mengenakan clana panjang, kemeja, dan baju sendiri. Dari
motoric halus pasien mampu mencuci dan mengeringkan tangan dengan
baik, dapat berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan, pasien mampu
menggambar sesuai yang dicontohkan, dan pasien mampu menyusun 8
kubus satu persatu diatas tanpa menjatuhkan kubus yang lain. Dan pada
motoric kasar ibu pasien mengatakan sebelum sakit pasien mampu
berjalan naik tangga sendiri, pasien mampu bermain petak umpet dan
pasien mampu melompati panjang kertas yang di taruh di lantai dengan
mengangkat kedua kakinya secara bersamaan.
Berdasarkan perkembangan An. J didapatkan pada sector sosial,
motoric halus, motoric kasar, bicara dan bahasa tidak mengalami
gangguan, perkembangan normal sesuai dengan usia. Sehingga dapat
disimpulkan pada An. J tidak mengalami gangguan perkembangan.

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Nama : An. J
Alamat : Surobayan, Pekalongan
No. Lab : 19045577
No RM : 490675
Tanggal Periksa : 06 Desember 2019 Pukul 23:30 WIB
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
Darah Rutin
Lekosit 3.71 10^/ul L 6.00 – 17.50
Eritrosit 3.92 Juta/mm3 3.70 – 5.30
Hemoglobin 9.2 g/dl L 10.5 – 13.5
Hematokrit 28.7 % L 33.0 – 39.0
MCV 73.20 um3 70.00 – 86.00
MCH 23.50 Pg 23.00 – 31.00
MCHC 32.10 g/dl 30.00 – 36.00
Trombosit 119.000 /mm3 L 150.000 – 450.000
Diff Count
Neutrofil 43.1 % H 0.0 – 31.0
Limfosit 33.7 % 0.0 – 59.0
Monosit 19.4 % H 0.0 – 5.0
Eosinofil 3.5 % H 0.0 – 3.0
Basofil 0.3 % 0.0 – 2.0
SERO IMUNOLOGI
Paket DB
Dangue Ig G Negatif Negatif
Dangue Ig M Negatif Negatif
WIDAL
S.typhi O Negatif Negatif
S. typhi H Negatif Negatif
S. typhi AH Negatif Negatif
2. Pemeriksaan Rontgen
No. Rekam Medis : 490674
Nama : An. J
Umur : 3 tahun 5 bulan
Alamat : Surobayan, Pekalongan
Jenis pemeriksaan : THORAX AP
Waktu pemeriksaan : 07 Desember 2019 Pukul 09:28 WIB
Dokter pengiriman : dr. Murtazam, Sp.A
Hasil pemeriksaan
TS YTH:
COR letak dan bentuk normal, Aorta normal, Conus pulmonalis
normal
Pulmo vaskuler meningkat
Tampak infiltrat di paru kanan
Sinus Kostofrenikus kanan kiri lancip
Diafragma normal, trakhea ditengah
Costa/klavikula, scapula tampak normal, soft tissue normal
Kesan
Bronchopneumonia

G. Therapy Obat
1. Infus
Ringer Laktat 18 tetes permenit
2. Oral
Fludon 2 x 1 bungkus (waktu pemberian pukul 08.00 WIB,
19.00 WIB)
3. Injeksi
Cefotaxim 3 x 275 mg/8 jam (waktu pemberian Pukul 09.00
WIB, 17.00 WIB, 24.00 WIB)
Clanexi 3 x 200 mg/8 jam (waktu pemberian Pukul 09.00
WIB, 17.00 WIB, 24.00 WIB)
4. Terapi inhalasi (nebulizer)
Dilakukan 2 kali sehari
1/
Ventolin 2 ampul dan Nacl 1 cc

H. Pengelompokan Data
Data Subjektif
1. Ibu pasien mengatakan pasien sesak nafas, batuk berdahak, demam
naik turun, lemas tidak mampu untuk beraktivitas karena sesak nafas
yang dialami, aktivitas pasien harus di bantu oleh keluarganya.
Data Objektif
1. Respiration rate 39x/menit dengan adanya tarikan dinding dada
2. Pernafasan cepat dan dangkal disertai adanya tarikan pada dinding
dada
3. Pernafasan cuping hidung
4. Saat di auskultasi terdengar bunyi suara nafas tambahan ronchi pada
paru-paru
5. Pasien tampak sesak dan batuk berdahak
6. Suhu 38oC
7. Nadi 115x/menit
8. Pasien tampak lemah
9. Pemeriksaan rontgen menunjukan kesan bronchopneumonia
10. Tubuh pasien teraba hangat
11. Wajah tampak kemerahan

I. Analisa Data
DATA EIOLOGI PROBLEM
Data Subjektif Obstruksi jalan nafas Bersihan jalan
- Ibu pasien mengatakan nafas tidak efektif
pasien sesak nafas dan
batuk berdahak
Data Objektif
- Respiratory rate
39x/menit
- Pernafasan cepat dan
dangakal
- Adanya tarikan dinding
dada
- Menggunakan
pernafasan cuping
hidung
- Nadi 115x/menit
- Suhu 38oC
- Pasien tampak lemah
- Sputum tidak keluar
- Saat diauskultasi
terdengar bunyi suara
nafas tambahan ronchi.
- Hasil pemeriksaan
rontgen menunjukan
kesan
bronchopneumonia
Data Subjektif Proses infeksi Peningkatan suhu
- Ibu pasien mengatakan tubuh (demam)
An. J badannya panas
Data Objektif
- Suhu 38oC
- Wajah nampak
kemerahan
- Kulit teraba hangat
Data Subjektif Ketidakseimbangan Intoleransi
- Ibu pasien mengatakan antara suplai dan aktivitas
pasien sesak nafas jika kebutuhan oksigen
melakukan aktivitas
Data Objektif
- Pasien tampak lemah
- Pasien tampak terbaring
ditempat tidur
- Pasien terlihat sesak
nafas
- Respiratory rate
39x/menit
- Nadi 115x/menit

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


Setelah dilakukan analisa data langkah selanjutnya adalah
menentukan diagnosa keperawatan. Diagnose keperawatan yang muncul
pada An. J diantaranya :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi dan
obstruksi jalan nafas
2. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen
III. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Hari/tanggal No. Tujuan dan Intervensi Paraf
Dx kriteria hasil
Sabtu, 07 1 setelah dilakukan 1. Observasi tanda- Dzikri
Desember tindakan tanda vital
2019 keperawatan 2. Monitor keadaan
Pukul 15.00 selama 3 x 24 jam umum pasien
WIB diharapakan jalan 3. Kaji fungsi
nafas kembali pernafasan, bunyi
efektif dengan nafas, dan suara
kriteria hasil nafas
- Respiratory rate 4. Lakukan fisio terapi
20-30 dada
kali/menit 5. Beri posisi semi
- Bunyi nafas fowler
normal 6. Kolaborasi
(vasikuler) pemberian terapi
- Sekret dapat oksigen (nebulizer)
keluar pada saat 7. Anjurkan kepada
batuk orang tua untuk
- Pasien tidak memberi minum air
sesak nafas dan hangat
pada saat di 8. Catat adanya bunyi
auskultasi tidak nafas tambahan
terdengar bunyi 9. Kolaborasi dalam
suara nafas pemberian terapi
tambahan
2 Setelah dilakukan 1. Observasi tanda- Dzikri
tindakan tanda vital dan
keperawatan keadaan umum
selama 2 x 24 jam pasien
diharapkan suhu 2. Beri tindakan
tubuh pasien dalam kompres air biasa
rentang normal atau dingin dan
dengan kriteria ajarkan kepada
hasil : keluarga pasien
- Suhu tubuh bagaimana cara
dalam batas mengompres yang
normal yaitu benar
36-37,5oC 3. Anjurkan pasien
- Tubuh tidak utuk banyak minum
teraba hangat 4. Anjurkan pasien
memakai pakaian
yang longgar, tipis
dan menyerap
keringat
5. Anjurkan pasien
untuk banyak
istirahat
6. Kolaborasi dalam
pemberian obat
sesuai dengan
indikasi
3 Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat Dzikri
tindakan toleransi anak
keperawatan terhadap aktivitas,
selama 3 x 24 jam catat adanya
diharapkan pasien dyspnea,
menunjukkan peningkatan
peningkatan kelemahan dan
toleransi terhadap perubahan tanda
aktivitas dengan vital selama dan
kriteria hasil: setelah beraktivitas,
- Pasien dapat catat frekuensi nadi
melakukan dan nafas sebelum
aktivitas sesuai dan sesudah
kondisi beraktivitas
kesehatan 2. Bantu tingkatkan
pasien tanpa aktivitas secara
menimbulkan bertahap untuk
sesak nafas meningkatkan
- Berpartisipasi toleransi
dalam aktivitas 3. Jelaskan perlunya
fisik tanpa keseimbangan
disertai antara aktivitas dan
peningkatan istirahat
nadi dan 4. Rencanakan jadwal
respiratory rate. aktivitas sehari-hari
nadi dan RR yang dapat
dalam batas dilakukan pasien
normal yaitu: dengan melibatkan
Nadi : 70 – 100 keluarga
kali/menit, RR : 5. Ajarkan penggunaan
20 – 30 teknik nafas
kali/menit. terkontrol selama
- Pernafasan aktivitas
normal, tidak 6. Bantu pasien
terdapat bunyi memilih posisi
suara nafas nyaman untuk
tambahan istirahat dan atau
ronchi tidur (semi fowler)
- Mampu 7. Pertahankan terapi
melakukan oksigen selama
aktivitas sehari- aktivitas.
hari secara
mandiri.

IV. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No Hari/ No. jam Tindakan Respon pasien Paraf


tanggal Dx keperawatan
1 Sabtu, 07 1,2,3 15.20 Memonitor S: Dzikri
desember WIB keadaan umum Ibu pasien
2019 mengatakan
An. J lemas,
batuk, demam,
dan sesak nafas
saat
beraktivitas
O:
Pasien tampak
lemah.
1,3 15.25 Mengatur posisi S : Dzikri
WIB pasien semi Pasien
fowler kooperatif
O:
Posisi tidur
pasien
setengah
duduk, pasien
tampak sesak
nafas, RR : 39x
permenit

2 15.30 Memberikan S: Dzikri


WIB kompres dengan Ibu pasien
menggunakan air mengatakan
biasa dan mau untuk
mengajarkan diajari cara
kepada orang tua mengompres
bagaimana cara yang benar
mengompres yang O:
benar Ibu pasien
tampak
memgompres
di bagian
ketiak pasien.
2 15.40 Menganjurkan S: Dzikri
WIB pasien untuk Ibu pasien mau
banyak minum untuk
dan memakai mengikuti
pakaian yang anjuran
longgar, tipis dan O:
menyerap Pasien tampak
keringat. sedang minum
air putih
3 15.50 Mengkaji tingkat S : Dzikri
WIB toleransi anak Ibu Pasien
dengan melatih ke mengatakan
miring kanan dan pasien
miring ke kiri, badannya
mencatat adanya lemas tidak
dyspnea selama bisa untuk
atau setelah bergerak
beraktivitas, catat berlebihan
frekuensi nadi O:
dan nafas Pasien terlihat
sebelum dan miring ke
sesudah kanan dan kiri
beraktivitas nadi sebelum
miring kanan
kiri
110x/menit,
RR 39x/menit
dan nadi
setelah mirin
kanan kiri
112x/menit,RR
40x/menit.
1,3 16.00 Memberikan S: Dzikri
WIB terapi inhalasi Ibu pasien
(nebulizer) mengatkan
ventolin 1/2 ampul sesak nafas
dan Nacl 1 ml pasien
berkurang
setelah
dilakukan
nebulizer
O:
Paseien tampak
menghirup
asap nebulizer,
pasien tampak
rileks dan
kooperatif saat
dilakukan
tindakn
nebulizer.
1,2,3 16.30 Mengobservasi S: Dzkri
WIB tanda-tanda vital Ibu pasien
mengatakan
pasien lemas,
sesak nafas jika
melakukan
gerak yang
berlebihan
O:
Pasien tampak
lemas, nadi
115x/menit,
RR 39x/menit,
suhu 37,7oC,
nafas cepat dan
dangkal
disertai adanya
tarikan dinding
dada, terdapat
pernafasan
cuping hidung,
terdapat bunyi
suara tambahan
ronchi.
1,2,3 17.00 Memberikan obat S : - Dzikri
WIB sesuai terapi O :
injeksi IV clanexi Obat masuk
200 mg, injeksi secara IV dan
cefotaxim 275 tidak terlihat
mg, Injeksi IV adanya tanda-
paracetamol 80 tanda alergi
mg memberikan terhadap obat.
terapi peroral
fludon dalam
bentuk puyer 1
bungkus.
3 17.15 Menjelaskan S: Dzikri
WIB perlunya Ibu pasien
keseimbangan mengatakan
antara aktivitas mengerti
dan istirahat pentingnya
aktivitas dan
istirahat
O:
Ibu pasien dan
pasien
mengangguk
paham
1 17.30 Menganjurkan S: Dzikri
WIB kepada orang tua Ibu pasien
untuk mengatakan
memberikan mau untuk
minuman hangat mengikuti
anjuran
O:
Pasien tampak
diberikan
minum hangat

2 19.00 Menganjurkan S: Dzikri


WIB pasien untuk Ibu pasien dan
banyak istirahat pasien mau
mengikuti
anjuran
O:
Ibu pasien dan
pasien
mengangguk
paham

1,2,3 21.00 Mengobservasi S: Perawat


WIB cairan infus, Ibu pasien
mengganti cairan mengatakan
infus yang habis cairan infus
An.J hampir
habis
O:
Pasien tampak
sedang tidur,
cairan infus
pasien tampak
masih sedikit
dan hamper
habis, perawat
mengganti
dengan cairan
infus yang
baru, terpasang
infus RL 18
tetes permenit
1,2,3 24.00 Memberikan obat S : - Perawat
WIB sesuai terapi O :
injeksi IV clanexi Pasien tampak
200 mg, injeksi sedang tidur,
cefotaxim 275 obat masuk
mg, Injeksi IV secara IV,
paracetamol 80 tidak tampak
mg. adanya tanda-
tanda alergi

2 Minggu, 1,2,3 05.30 Mengobservasi S :- Perawat


08 WIB tanda-tanda vital O:
Desember RR 37x/menit,
2019 nadi
112x/menit,
suhu 37,8 oC,
nafas cepat dan
dangkal
dengan adanya
tarikan dinding
dada, terdapat
bunyi suara
nafas tambahan
ronchi, adanya
pernafasan
cuping hidung

2 05.45 Memberikan S: Perawat


WIB kompres dengan Ibu pasien
menggunakan air mengatakan
biasa mau untuk
mengompres
pasien.
O:
Pasien tampak
di kompres
pada bagian
ketiak.
1,3 06.00 Memberikan S: Perawat
WIB terapi inhalasi Ibu pasien
(nebulizer): mengatakan
ventolin 1/2 ampul sesak nafas
dan Nacl 1 cc pasien
berkurang
O:
Pasien tampak
rileks dan
kooperatif saat
dilakukan
tindakan
nebulizer,
pasien tampak
menghirup
asap nebulizer
1 08.00 memberikan S: Perawat
WIB terapi peroral Ibu pasien
fludon dalam mengatakan
bentuk puyer 1 pasien mau
bungkus. untuk minum
obat
O:
Obat masuk
dan tidak
dimuntahkan
1,3 09.00 Memberikan obat S : - Perawat
WIB sesuai terapi O :
injeksi IV clanexi obat masuk
200 mg, injeksi secara IV,
cefotaxim 275 tidak tampak
mg, Injeksi IV adanya tanda-
paracetamol 80 tanda alergi
mg.
1,3 12.00 Mengukur tanda- S : Perawat
WIB tanda vital O:
Nadi
113x/menit,
suhu 37oC, RR
37x/menit
3 14.00 Mengkaji S: Dzikri
WIB tingkat toleransi Ibu pasien
pasien yaitu mengatakan
melatih pasien sesak nafas
turun dari tempat sudah
tidur dan berjalan berkurang dan
ke toilet pasien
kooperatif.
O:
Pasien sudah
tampak bisa
duduk di
tempat tidur,
frekuensi nadi
sebelum turun
dan berjalan ke
toilet
110x/menit RR
36x/menit,
setelah duduk
dan berjalan
112x/menit RR
36x/menit.
3 15.00 Membuat rencana S : Dzikri
WIB jadwal aktivitas Pasien dan
sehari-hari pasien keluarga pasien
dengan mengatakan
melibatkan bersedia
keluarga seperti (kooperatif)
duduk, turun dari O :
tempat tidur, Paseien terlihat
makan minum duduk di
secara mandiri, tempat tidur
BAB dan BAK dan mampu
serta berjalan turun dari
keluar ruangan. tempat tidur.
1,3 16.00 Memberikan S: Dzikri
WIB terapi inhalasi Ibu pasien
(nebulizer): mengatakan
ventolin 1/2 ampul sesak nafas
dan Nacl 1 cc pasien
berkurang
O:
Pasien tampak
rileks, pasien
terlihat
menghirup
asap nebulizer,
pasien
kooperatif saat
di lakukan
tindakan
nebulizer.
1,3 16.30 Memonitor S : ibu pasien Dzikri
WIB keadaan umum mengatakan,
dan Mengukur pasien sudah
tanda-tanda vital tidak panas,
sesak nafas
berkurang.
O:
Suhu 36oC,
Nadi
110x/menit,
RR 36x/menit,
sesak nafas
berkurang,
tarikan dinding
dada sedikit
berkurang,
pernafasan
cuping hidung
berkurang,
masih
terdangar
bunyi suara
tambahan
ronchi
1,3 17.00 Memberikan obat S : - Dzikri
WIB sesuai terapi O :
injeksi IV clanexi Pasien tampak
200 mg, injeksi sedang istirahat
cefotaxim 275 di tempat tidur,
mg, memberikan obat masuk
terapi peroral secara IV,
fludon dalam tidak tampak
bentuk puyer 1 adanya tanda-
bungkus. tanda alergi
3 19.00 Mengajarkan S: Dzikri
WIB teknik nafas Pasien
terkontrol selama mengatakan
aktivitas bersedia
O:
Pasien
kooperatif dan
terlihat mampu
menunjukkan
tehnik nafas
terkontrol yang
diajarkan
perawat

3 19.30 Mempertahankan S: Dzikri


WIB terapi oksigen Pasien bersedia
O:
Oksigen masuk
2 liter/menit
3 20.30 Membantu S: Dzikri
WIB memilih posisi pasien
nyaman untuk mengatakan
pasien beristirahat nyaman
dengan O:
memberikan pasien tampak
posisi semi fowler tenang

1,3 22.30 Mengobservasi S: Perawat


WIB cairan infus dan ibu pasien
mengganti cairan mengatakan
infus yang hampir infus An. J
habis hamper habis

O:
pasien tampak
sedang tidur,
ciran infus
pasien masih
sedikit dan
hamper habis,
perawat
mengganti
dengan cairan
infus baru,
terpasang infus
RL 18
tetespermenit

1,3 23.55 Memberikan obat S : - Perawat


WIB sesuai terapi O :
injeksi IV clanexi Pasien tampak
200 mg, injeksi sedang tidur,
cefotaxim 275 mg obat masuk
secara IV,
tidak tampak
adanya tanda-
tanda alergi

3 Senin, 09 1,3 05.30 Mengobservasi S:- Perawat


Desember WIB tanda-tanda vital O:
2019 Nadi
106x/menit,
suhu 36,5oC,
RR 36x/menit

1,3 06.00 Memberikan S: Perawat


WIB terapi inhalasi Ibu pasien
(nebulizer): mengatakan
ventolin 1/2 ampul sesak nafas
dan Nacl 1 cc pasien
berkurang
O:
Pasien tampak
rileks, pasien
terlihat
menghirup
asap nebulizer,
pasien
kooperatif saat
di lakukan
tindakan
nebulizer.
1,3 08.00 Memberikan S: Perawat
WIB terapi peroral Ibu pasien
fludon dalam mengatakan
bentuk puyer 1 pasien mau
bungkus untuk minum
obat
O:
Obat masuk
dan tidak
dimuntahkan
1,3 09.00 Memberikan obat S : - Perawat
WIB sesuai terapi O :
injeksi IV clanexi obat masuk
200 mg, injeksi secara IV,
cefotaxim 275 tidak tampak
mg. adanya tanda-
tanda alergi

3 10.30 Memonitor S: Dzikri


WIB keadaan umum Ibu pasien
pasien dan mengatakan
mengkaji kondisi
kemampuan anaknya sudah
aktivitas pasien lebih baik,
sesuai yang telah sesak nafas
direncanakan sudah
perawat dan berkurang,
keluarga pasien
mengatakan
badannya
masih sedikit
lemas, sudah
bisa makan
minum sendiri,
ibu pasien
mengatakan
pasien sudah
bisa turun dari
tempat tidur
dan berjalanke
toilet namun
masih perlu di
bantu keluarga,
ibu pasien
mengatakan
pasien masih
sedikit sesak
nafas ketika
berjalan terlalu
cepat dan
berdiri terlalu
lama, pasien
masih
membutuhkan
bantuan ibunya
ketika BAB
dan BAK.
O:
Pasien tampak
lebih segar
1,3 11.50 Mengukur tanda- S : - Dzikri
WIB tanda vital O:
Nadi
100x/menit,
suhu 36oC, RR
34x/menit,
tidak terdapat
tarikan dinding
dada, tidak
terdapat
pernafasan
cuping hidung,
masih
terdengar
bunyi suara
tambahan
ronchi.

3 13.00 Menganjurkan S: Dzikri


WIB pasien untuk Ibu pasien
meningkatkan mengatakan
aktivitas secara bersedia
bertahap untuk melaksanakan
meningkatkan anjuran
toleransi perawat.
O:
Pasien tampak
tenang
1,3 16.00 Memberikan S: Dzikri
WIB terapi inhalasi Ibu pasien
(nebulizer): mengatakan
ventolin 1/2 ampul sesak nafas
dan Nacl 1 cc pasien
berkurang
setelah
dilakukan
tindakan
nebulizer
O:
Pasien tampak
rileks, pasien
terlihat
menghirup
asap nebulizer,
pasien
kooperatif
dilakukan
tindakan
nebulizer.
1,3 17.00 Memberikan obat S : - Dzikri
WIB sesuai terapi O :
injeksi IV clanexi Pasien tampak
200 mg, injeksi sedang tidur,
cefotaxim 275 obat masuk
mg, memberikan secara IV,
terapi peroral tidak tampak
fludon dalam adanya tanda-
bentuk puyer 1 tanda alergi
bungkus.
1,3 18.00 Mengukur tanda- S : - Dzikri
WIB tanda vital O:
Nadi
100x/menit,
RR 34x/menit,
suhu 36,5oC,
tidak terdapat
terikan dinding
dada, tidak
terdapat
pernafasan
cuping hidung,
masih
terdengar
bunyi suara
tambahan
ronchi.
3 20.30 Membantu S: Dzikri
WIB memilih posisi Pasien
nyaman untuk mengatakan
pasien beristirahat nyaman
dengan O:
memberikan Pasien terlihat
posisi semi fowler tenang

V. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi hari pertama
No Hari/tanggal No. Catatan perkembangan Paraf
DX
1 Sabtu, 07 1 S : ibu pasien mengatakan pasien masih Dzikri
Desember sesak nafas, pilek, dan batuk berdahak
2019 pukul O : pasien tampak sesak, batuk, nadi
21.30 WIB 115x/menit, RR 39x/menit, suhu 37,7oC,
nafas cepat dan dangkal disertai adanya
tarikan dinding dada, terdapat pernafasan
cuping hidung, terdapat bunyi suara
tambahan ronchi.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Kolaborasi pemberian terapi inhalasi
(nebulizer)
- Ukur tanda-tanda vital
- Lakukan fisio terapi dada
- Auskultasi bunyi nafas, catat adanya
bunyi suara nafas tambahan

2 S : Ibu pasien mengatakan suhu tubuh Dzikri


pasien sudah sedikit turun
O : tubuh pasien teraba hangat, suhu 37,7oC
nadi 115x/menit, dan respiratory rate
39x/menit.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
- Observasi tanda-tanda vital dan
keadaan umum pasien
- Beri tindakan kompres air biasa atau
dingin dan ajarkan kepada keluarga
pasien bagaimana cara mengompres
yang benar
- Kolaborasi dalam pemberian obat
antipiretik
3 S : Ibu pasien mengatakan pasien lemas, Dzikri
sesak nafas jika melakukan gerak yang
berlebihan.
O : Pasien tampak sesak dan lemah hanya
berbaring di tempat tidur, pasien
terlihat berusaha memiringkan
badannya ke kanan dan ke kiri. TTV :
nadi 115x/menit, RR 39x/menit, suhu
37,7oC.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Monitor frekuensi nadi dan nafas
sebelum dan sesudah beraktivitas
- Bantu tingkatkan aktivitas secara
bertahap untuk meningkatkan
toleransi
- Kaji tingkat toleransi anak dalam
aktivitas, catat laporan dispne,
peningkatan kelemahan dan
perubahan tanda vital selama dan
setelah beraktivitas.
- Ajarkan penggunaan teknik nafas
terkontrol selama aktivitas,
pertahankan terapi oksigen 2
liter/menit

Evaluasi hari kedua


No Hari/tanggal No. Catatan perkembangan Paraf
DX
2 Minggu, 08 1 S : Ibu pasien mengatakan sesak nafas Dzikri
Desember berkurang dan batuknya sudah berkurang
2019 pukul O : Suhu 36oC, Nadi 110x/menit, RR
21.30 WIB 36x/menit, sesak nafas berkurang, pasien
tampak menghirup asap nebulizer, lendir
sedikit keluar saat dilakukan tindakan
nebulizer.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
- Kolaborasi pemberian terapi inhalasi
(nebulizer)
- Ukur tanda-tanda vital
- Lakukan fisio terapi dada
- Auskultasi bunyi nafas, catat adanya
bunyi nafas tambahan.

2 S : ibu pasien mengatakan, pasien sudah Dzikri


tidak panas lagi
O : Suhu 36oC, Nadi 110x/menit, RR
36x/menit
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi
3 S : Ibu pasien mengatakan kondisi An. J Dzikri
sudah lebih baik dari hari sebelumnya
dan sesak nafas sudah berkurang , ibu
pasien mengatakan An. J sudah bisa
duduk di tempat tidur
O : pasien tampak duduk di temapat tidur,
TT : Suhu 36oC, Nadi 110x/menit, RR
36x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
- Monitor frekuensi nadi dan nafas
sebelum dan sesudah beraktivitas
- Bantu tingkatkan aktivitas secara
bertahap untuk meningkatkan
toleransi
- Kaji tingkat toleransi anak dalam
aktivitas catat laporan dyspnea,
peningkatan kelemahan dan
perubahan tanda vital sebelum dan
sesudah beraktivitas.
- Rencanakan jadwal aktivitas sehari-
hari yang dapat dilakukan pasien
dengan melibatkan keluarga
- Ajarkan penggunaan teknik nfas
terkontrol selama aktivitas,
pertahankan terapi oksigen 2
liter/menit

Evaluasi hari ketiga


No Hari/tanggal No. Catatan perkembangan Paraf
DX
2 Senin, 10 1 S : ibu pasien mengatakan sesak nafas Dzikri
Desember pasien berkurang
2019 pukul O : pasien terlihat menghirup asap
21.30 WIB nebulizer, Nadi 100x/menit, RR
34x/menit, suhu 36,5oC, tidak terdapat
terikan dinding dada, tidak terdapat
pernafasan cuping hidung, masih
terdengar bunyi suara tambahan ronchi.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
- Kolaborasi pemberian terapi inhalasi
(nebulizer)
- Ukur tanda-tanda vital
- Lakukan fisio terapi dada
- Auskultasi bunyi nafas, catat adnya
bunyi nafas tambahan
3 S : ibu pasien mengatakan kondisi anaknya Dzikri
sudah lebih baik, sesak nafas sudah
berkurang, ibu pasien mengatakan pasien
sudah bisa makan minum sendiri, pasien
sudah bisa turun dari tempat tidur dan
berjalan ke toilet namun masih harus
pelan-pelan dan masih perlu di bantu,
pasien masih butuh bantuan ibunya
ketika BAB dan BAK, pasien belum bisa
mengganti pakaian sendiri, pasien
mengatakan masih lemas dan masih
sedikit sesak ketika berjalan terlalu cepat
dan berdiri terlalu lama.
O : TTV : Nadi 100x/menit, RR 34x/menit,
suhu 36,5oC, tidak terdapat terikan
dinding dada, tidak terdapat pernafasan
cuping hidung, masih terdengar bunyi
suara tambahan ronchi
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
- Monitor frekuensi nadi dan nafas
sebelum dan sesudah beraktivitas
- Bantu tingkatkan aktivitas pasien
secara bertahap untuk meningkatkan
toleransi
- Kaji tingkat toleransi anak dalam
aktivitas, catat laporan dyspnea,
peningkatan kelemahan dan
perubahan tanda vital selama dan
setelah beraktivitas
- Jelaskan perlunya keseimbangan
antara aktivitas dan istirahat
- Anjurkan penggunaan teknik nafas
terkontrol dan tunda aktivitas jika
mengalami sesak nafas selama
aktivitas
- Rencanakan jadwal aktivitas sehari-
hari yang dapat dilakukan pasien
dengan melibatkan keluarga
- Pertahankan terapi oksigen 2
liter/menit

Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan sebenarnya masih perlu di


tegakkan beberapa diagnosa keperawatan namun dikarenakan keterbatasan penulis
dalam melakukan asuhan keperawatan sehingga penulis hanya membahas masalah
bersihan jalan nafas tidak efektif, peningkatan suhu tubuh (hipertermi), dan
intoleransi aktivitas. Adapun beberapa diagnosa yang perlu ditambahakan yaitu :

1. Resiko ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan kurangnya asupan makanan yang adekuat
Data subjektif
- Ibu pasien mengatakan saat sakit dan dirawat di ruang Mawar RSUD
Kraton Kabupaten Pekalongan pasien hanya menghabiskan 1/2 porsi
makan yang disediakan oleh rumah sakit dengan menu bubur, lauk, sayur
dan buah, pasien minum 4-6 gelas belimbing (1 gelas 200 cc)
Data Objektif
- Berat badan sebelum sakit 14 kg, berat badan selama sakit turun menjadi
13,5 kg
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan sesak nafas
Data Subjektif
- Ibu pasien mengatakan selama dirawat di rumah sakit tidur pasien sakit
pasien tidur 5-6 jam, pasien tidur siang kurang lebih 1 jam pada siang hari
dan 4-5 jam pada malam hari, kualitas pasien tidak terlalu terganggu,
pasien bisa tidur nyenyak.
Data Objektif
- Nadi 115x/menit, respiratory rate 39x/menit.
3. Cemas berhubungan degan tindakan keperawatan
Data Subjektif
- Selama dirawat dirumah sakit, pasien kadang rewel. Jika pasien sedang
merasakan ketidaknyamanan atas penyakit yang sedangdideritanya, pasien
hanya bisa menangis.
Data Objektif
- Pasien terlihat menangis ketika dilakukan tidakan keperawatan

Anda mungkin juga menyukai