Anda di halaman 1dari 28

Bab VI

Merancang
Karya Ilmiah

Sumber: dokumen kemdikbud


Gambar 6.1 Ilustrasi metode penelitian.

Pernahkah kalian membuat karya tulis ilmiah? Karya ilmiah atau tulisan
ilmiah adalah tulisan yang berisi tentang fenomena atau peristiwa yang
ditulis berdasarkan kenyataan (bukan fiksi). Misalnya, tulisan tentang ilmu
pengetahuan, alam sekitar, teknologi, dan seni yang diperoleh melalui studi
kepustakaan, penelitian, atau pengalaman di lapangan, dan pengetahuan
orang lain sebelumnya.
Untuk membekali kemampuanmu, pada bab ini kamu akan belajar:
1. mengidentifikasi informasi, tujuan, dan esensi karya ilmiah yang dibaca;
2. merancang informasi, tujuan, dan esensi dalam karya ilmiah;

Bahasa Indonesia 175

Di unduh dari : Bukupaket.com


3. menganalisis sistematika dan kebahasaan karya ilmiah; dan
4. mengonstruksi sebuah karya ilmiah dengan memperhatikan isi, sistematika,
dan kebahasaan.
Untuk membantumu dalam mempelajari dan mengembangkan kompetensi
dalam berbahasa, pelajari peta konsep di bawah ini dengan saksama!

Mengidentifikasi struktur
Mengidentifikasi karya ilmiah yang dibaca.
informasi, tujuan,
esensi karya ilmiah Menemukan informasi
yang dibaca. yang dapat dikembangkan
menjadi karya ilmiah.

Menentukan informasi
Merancang informasi, penting dalam karya
tujuan, dan esensi ilmiah.
dalam karya ilmiah.
Menyajikan hasil diskusi.

Merancang
Karya Ilmiah
Menganalisis Menganalisis sistematika
karya ilmiah.
sistematika dan
kebahasaan karya
ilmiah. Menganalisis kebahasaan
karya ilmiah yang dibaca.

Mengungkapkan
Mengonstruksi sebuah informasi berdasar-kan
karya ilmiah dengan isi karya ilmiah.
memperhatikan isi,
sistematika, dan Menulis karya ilmiah
dengan memperhatikan
kebahasaan. sistematika dan kaidah
kebahasaan.

176 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


A. Mengidentifikasi Informasi, Tujuan, dan Esensi Karya
Ilmiah yang Dibaca

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu:


1. mengidentifikasi struktur karya ilmiah yang dibaca;
2. menemukan informasi yang dapat dikembangkan menjadi
karya ilmiah.

Kegiatan 1
Mengidentifikasi Struktur Karya Ilmiah yang Dibaca

Karya ilmiah dapat ditulis dalam berbagai bentuk penyajian. Setiap


bentuk itu berbeda dalam hal kelengkapan strukturnya. Secara umum,
bentuk penyajian karya ilmiah terbagi ke dalam tiga jenis, yaitu bentuk
populer, bentuk semiformal, dan bentuk formal.
1. Bentuk Populer
Karya ilmiah bentuk ini sering disebut karya ilmiah populer.
Bentuknya manasuka. Karya ilmiah bentuk ini bisa diungkapkan dalam
bentuk karya ringkas. Ragam bahasanya bersifat santai (populer). Karya
ilmiah populer umumnya dijumpai dalam media massa, seperti koran
atau majalah. Istilah populer digunakan untuk menyatakan topik yang
akrab, menyenangkan bagi populus (rakyat) atau disukai oleh sebagian
besar orang karena gayanya yang menarik dan bahasanya mudah
dipahami. Kalimat-kalimatnya sederhana, lancar, namun tidak berupa
senda gurau dan tidak pula bersifat fantasi (rekaan).

2. Bentuk Semiformal
Secara garis besar, karya ilmiah bentuk ini terdiri atas:
a. halaman judul,
b. kata pengantar,
c. daftar isi,
d. pendahuluan,
e. pembahasan,
f. simpulan, dan
g. daftar pustaka.
Bentuk karya ilmiah semacam itu, umumnya digunakan dalam
berbagai jenis laporan biasa dan makalah.

Bahasa Indonesia 177

Di unduh dari : Bukupaket.com


3. Bentuk Formal
Karya ilmiah bentuk formal disusun dengan memenuhi unsur-unsur
kelengkapan akademis secara lengkap, seperti dalam skripsi, tesis, atau
disertasi. Unsur-unsur karya ilmiah bentuk formal, meliputi hal-hal
sebagai berikut.
a. Judul
b. Tim pembimbing
c. Kata pengantar
d. Abstrak
e. Daftar isi
f. Bab Pendahuluan
g. Bab Telaah kepustakaan/kerangka teoretis
h. Bab Metode penelitian
i. Bab Pembahasan hasil penelitian
j. Bab Simpulan dan rekomendasi
k. Daftar pustaka
l. Lampiran-lampiran
m. Riwayat hidup

Bentuk Penyajian

Populer Semiformal Formal

Bagan 6.1 Bentuk-bentuk penyajian karya ilmiah

Beberapa bagian penting dari struktur karya ilmiah diuraikan sebagai


berikut.
1. Judul
Judul dalam karya ilmiah dirumuskan dalam satu frasa yang
jelas dan lengkap. Judul mencerminkan hubungan antarvariabel.
Istilah hubungan di sini tidak selalu mempunyai makna korelasional,
kausalitas, ataupun determinatif. Judul juga mencerminkan dan
konsistensi dengan ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, subjek
penelitian, dan metode penelitian.

178 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


Contoh:

AKTIVITAS PERGAULAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA


(Studi Deskriptif tentang Kecerdasan Emosi dan Intelektual)
Siswa SMA Labschool UPI Bandung

Dari judul di atas, dapat diketahui bahwa:


a. masalah yang diteliti : aktivitas pergaulan dan prestasi
belajar siswa
b. ruang lingkup penelitian : kecerdasan emosi dan intelektual
siswa
c. tujuan penelitian : mengetahui ada tidaknya hubungan
antara aktivitas pergaulan dengan
prestasi belajar siswa
d. subjek penelitian : siswa SMA Labschool UPI Bandung
e. metode penelitian : deskriptif-komparatif

Penulisan judul dapat dilakukan dua cara. Pertama, dengan


menggunakan huruf kapital semua kecuali pada anak judulnya; kedua,
dengan menggunakan huruf kecil kecuali huruf-huruf pertamanya.
Apabila cara yang kedua yang akan digunakan, maka kata-kata
penggabung, seperti dengan dan tentang serta kata-kata depan seperti
di, dari, dan ke huruf pertamanya tidak boleh menggunakan huruf
kapital. Di akhir judul tidak boleh menggunakan tanda baca apa pun,
termasuk titik ataupun koma.

2. Pendahuluan
Pada karya ilmiah formal, bagian pendahuluan mencakup
latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat atau kegunaan
penelitian. Selain itu, dapat pula dilengkapi dengan definisi operasional
dan sistematika penulisan.
a. Latar Belakang Masalah
Uraian pada latar belakang masalah dimaksudkan untuk
menjelaskan alasan timbulnya masalah dan pentingnya untuk
dibahas, baik itu dari segi pengembangan ilmu, kemasyarakatan,
maupun dalam kaitan dengan kehidupan pada umumnya.

Bahasa Indonesia 179

Di unduh dari : Bukupaket.com


b. Perumusan Masalah
Masalah adalah segala sesuatu yang dianggap perlu pemecahan oleh
penulis, yang pada umumnya ditanyakan dalam bentuk pertanyaan
mengapa, bagaimana. Berangkat dari pertanyaan itulah, penulis
menganggap perlu untuk melakukan langkah-langkah pemecahan,
misalnya melalui penelitian. Masalah itu pula yang nantinya menjadi
fokus pembahasan di dalam karya ilmiah tersebut.
c. Tujuan (Penulisan Karya Ilmiah)
Tujuan merupakan pernyataan mengenai fokus pembahasan di
dalam penulisan karya ilmiah tersebut; berdasarkan masalah yang
telah dirumuskan. Dengan demikian, tujuan harus sesuai dengan
masalah pada karya ilmiah itu.
d. Manfaat
Perlu diyakinkan pula kepada pembaca tentang manfaat atau
kegunaan dari penulisan karya ilmiah. Misalnya untuk pengembangan
suatu bidang ilmu ataupun untuk pihak atau lembaga-lembaga
tertentu.

3. Kerangka Teoretis
Kerangka teoretis disebut juga kajian pustaka atau teori landasan.
Tercakup pula di dalam bagian ini adalah kerangka pemikiran dan
hipotesis. Kerangka teoretis dimulai dengan mengidentifikasi dan
mengkaji berbagai teori yang relevan serta diakhiri dengan pengajuan
hipotesis.
Di samping itu, dalam kerangka teoretis perlu dilakukan pengkajian
terhadap penelitian-penelitian yang telah dilakukan para penulis
terdahulu. Langkah ini penting dilakukan guna menambah dan
memperoleh wawasan ataupun pengetahuan baru, yang telah ada
sebelumnya. Di samping akan menghindari adanya duplikasi yang
sia-sia, langkah ini juga akan memberikan perspektif yang lebih jelas
mengenai hakikat dan kegunaan penelitian itu dalam perkembangan
ilmu secara keseluruhan.

4. Metodologi Penelitian
Dalam karya tulis yang merupakan hasil penelitian, perlu
dicantumkan pula bagian yang disebut dengan metode penelitian.
Metodologi penelitian diartikan sebagai prosedur atau tahap-tahap
penelitian, mulai dari persiapan, penentuan sumber data, pengolahan,
sampai dengan pelaporannya.

180 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


Setiap penelitian mempunyai metode penelitian masing-masing,
yang umumnya bergantung pada tujuan penelitian itu sendiri. Metode-
metode penelitian yang dimaksud, misalnya, sebagai berikut.
a. Metode deskriptif, yakni metode penelitian yang bertujuan hanya
menggambarkan fakta-fakta secara apa adanya, tanpa adanya
perlakukan apa pun. Data yang dimaksud dapat berupa fakta yang
bersifat kuantitatif (statistika) ataupun fakta kualitatif.
b. Metode eksperimen, yakni metode penelitian bertujuan untuk
memperoleh gambaran atas suatu gejala setelah mendapatkan
perlakuan.
c. Metode penelitian kelas, yakni metode penelitian dengan tujuan
untuk memperbaiki persoalan-persoalan yang terjadi pada kelas
tertentu, misalnya tentang motivasi belajar dan prestasi belajar siswa
dalam kompetensi dasar tertentu.

5. Pembahasan
Bagian ini berisi paparan tentang isi pokok karya ilmiah, terkait
dengan rumusan masalah/tujuan penulisan yang dikemukakan pada
bab pendahuluan. Data yang diperoleh melalui hasil pengamatan,
wawancara, dan sebagainya itu dibahas dengan berbagai sudut pandang;
diperkuat oleh teori-teori yang telah dikemukakan sebelumnya.
Sekiranya diperlukan, pembahasan dapat dilengkapi dengan
berbagai sarana pembantu seperti tabel dan grafik. Sarana-sarana
pembantu tersebut diperlukan untuk menjelaskan pernyataan ataupun
data. Tabel  dan  grafik merupakan cara efektif dalam menyajikan  data
dan informasi. Sajian data dan informasi lebih mudah dibaca dan
disimpulkan. Penyajian informasi dengan tabel dan grafik memang
lebih sistematis dan  lebih enak dibaca, mudah dipahami, serta lebih
menarik  daripada  penyajian secara verbal.
Penulis perlu menggunakan argumen-argumen yang telah
dikemukakan dalam kerangka teoretis. Pembahasan data dapat
diibaratkan dengan sebuah pisau daging. Apabila pisau itu tajam, baik
pulalah keratan-keratan daging yang dihasilkannya. Namun, apabila
tumpul, keratan daging itu akan acak-acakan, penuh cacat. Demikian
pula halnya dengan pembahasan data. Apabila argumen-argumen yang
dikemukakan penulis lemah dan data yang digunakannya tidak lengkap,
pemecahan masalahnya pun akan jauh dari yang diharapkan.

Bahasa Indonesia 181

Di unduh dari : Bukupaket.com


6. Simpulan dan Saran
Simpulan merupakan pemaknaan kembali atau sebagai sintesis dari
keseluruhan unsur penulisan karya ilmiah. Simpulan merupakan bagian
dari simpul masalah (pendahuluan), kerangka teoretis yang tercakup
di dalamnya, hipotesis, metodologi penelitian, dan temuan penelitian.
Simpulan merupakan kajian terpadu dengan meletakkan berbagai
unsur penelitian secara menyeluruh. Oleh karena itu, perlu diuraikan
kembali secara ringkas pernyataan-pernyataan pokok dari unsur-unsur
di atas dengan meletakkannya dalam kerangka pikir yang mengarah
kepada simpulan.
Berdasarkan pengertian di atas, seorang peneliti harus pula melihat
berbagai implikasi yang ditimbulkan oleh simpulan penelitian. Implikasi
tersebut umpamanya berupa pengembangan ilmu pengetahuan,
kegunaan yang bersifat praktis dalam penyusunan kebijakan. Hal-
hal tersebut kemudian dituangkan ke dalam bagian yang disebut
rekomendasi atau saran-saran.

7. Daftar Pustaka
Daftar pustaka memuat semua kepustakaan yang digunakan sebagai
landasan dalam karya ilmiah yang terdapat dari sumber tertulis, baik
itu yang berupa buku, artikel jurnal, dokumen resmi, maupun sumber-
sumber lain dari internet. Semua sumber tertulis atau tercetak yang
tercantum di dalam karya ilmiah harus dicantumkan di dalam daftar
pustaka. Sebaliknya, sumber-sumber yang pernah dibaca oleh penulis,
tetapi tidak digunakan di dalam penulisan karya ilmiah itu, tidak boleh
dicantumkan di dalam daftar pustaka.
Cara menulis daftar pustaka berurutan secara alfabetis, tanpa
menggunakan nomor urut. Sumber tertulis/tercetak yang memerlukan
banyak tempat lebih dari satu baris ditulis dengan jarak satu spasi,
sedangkan jarak antara sumber yang satu dengan yang lainnya adalah
dua spasi.
Susunan penulisan daftar pustaka: nama yang disusun di balik; tahun
terbit; judul pustaka; kota terbit; dan penerbit.

182 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


Tugas
Setelah mempelajari karya ilmiah, diskusikanlah dengan kelompokmu!
1. Bacalah salah satu karya ilmiah, artikel dalam jurnal.
2. Analisislah bagian-bagian karya ilmiah tersebut.
3. Buatkan laporan kerja kelompok dengan menggunakan tabel berikut.

No. Bagian Karya Ilmiah Tanggapan/Informasi

Kegiatan 2
Menemukan Informasi yang Dapat Dikembangkan Menjadi Karya
Ilmiah

Perhatikanlah cuplikan berikut!

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya sastra klasik merupakan karya sastra kultur dan etnik
(daerah). Bangsa-bangsa di kawasan Asia Tenggara sangatlah beruntung
karena memiliki khazanah sastra klasik yang amat beragam dan kaya.
Wilayah-wilayah kultur dan etnik itu masing-masing memiliki sastra kasik,
yang semuanya memiliki sifat-sifat yang khas. Karya sastra ini timbul dan
berkembang pada zaman yang belum mengenal istilah demokrasi, HAM,
industrialisasi, globalisasi, dan anasir-anasir modern lainnya. Sastra klasik
sebagian besar berakar dari sikap hidup tradisional yang feodal. Hal yang
wajar apabila kemudian muncul pertanyaan, nilai apa lagi yang masih
dianggap relevan dan bermanfaat dari penelitian sastra klasik dalam
konteks kehidupan yang serba modern seperti sekarang.

Bahasa Indonesia 183

Di unduh dari : Bukupaket.com


Dalam karya-karya klasik memang terkandung pemikiran-pemikiran
yang dekaden, penuh tahayul, dan menidurkan. Hal itu sulit dimungkiri.
Cerita-cerita masa lampau mengandung banyak unsur yang tidak relevan
lagi dengan napas modernisme maupun semangat demokratisasi. Karya
dan kehidupan klasik (tradisional) sulit dipisahkan dari unsur feodalis
dan mistisme. Namun demikian, hal lain yang tidak boleh terlupakan pula
bahwa sastra klasik adalah catatan hidup dan kehidupan manusia masa
lampau; sebagai bagian dari karya-karya kemanusiaan; itu artinya, karya-
karya klasik pun tidak mungkin lepas dari nilai-nilai kemanusiaan yang
universal.
Ujar Syariati (1994) bahwa masa lampau dan masa kini merupakan
sebuah jurang. Antara keduanya memerlukan sebuah jembatan. Pertemuan
antara keduanya sangatlah penting untuk membangun satu bentuk
konvergensi kultural yang berkepribadian, tanpa harus kehilangan identitas
dan esensi kebangsaannya. Penggalian terhadap sastra klasik diharapkan
dapat memperoleh nilai pengalaman, perasaan, dan pemikiran esensial
kemasyarakatan. Pemerolehan akan nilai-nilai tersebut, menurut Syariati
(1994) sangat bermanfaat untuk menambah kearifan dan kebijakan hidup,
baik di masa sekarang maupun pada masa yang akan datang.
Penggalian-penggalian terhadap hal-hal di atas telah banyak dilakukan
para filolog maupun ahli-ahli dari disiplin ilmu lainnya (antropolog,
sosiolog, dan sebagainya). Hasilnya mereka mengakui bahwa karya-
karya sastra klasik ternyata sarat nilai. Dalam karya-karya klasik banyak
terkandung pesan-pesan moral, didaktis, dan adat istiadat (Djamaris,
1990;Fang, 1991; Danawidjaja, 1994). Temuan-temuan tersebut tentunya
bukan sesuatu yang final. Yang selama ini dilakukan umumnya masih
terpisah-pisah, hanya berfokus pada karya sastra itu sendiri. Jenis sastra
Melayu Islam merupakan karya klasik yang belum mendapat perhatian
sebagaimana mestinya. Padahal karya-karya ini lebih dominan dalam
khazanah perkembangan sastra Nusantara. Penulis menemukan kajian-
kajian terhadap masalah ini baru sampai pada sajian-sajian makalah.
Oleh karena itu, penulis berpendapat bahwa kajian yang lebih mendalam
terhadap masalah ini amatlah penting untuk dilakukan.

184 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


Fokus dan Kerangka Teori
Di atas telah dikemukakan bahwa sastra klasik merupakan salah satu
sumber kultural yang sangat penting. Di dalamnya terkandung nilai-nilai
kemanusiaan yang universal. Di samping itu, memang diakui bahwa dalam
karya-karya klasik dijumpai pula unsur-unsur kehidupan tradisional
yang dekaden, mistisme, yang tidak relevan dengan suasana modern dan
semangat demokratisasi. Sastra klasik adalah fenomena multidimensional.
Terliput di dalamnya persoalan-persoalan struktur, sejarah, dan kultur.
Oleh sebab itu, untuk sampai pada pengertian yang sesungguhnya, penulis
membatasinya pada persoalan kultur, dalam spesifikasi pandangan (nilai-
nilai) moral.
Yang termasuk ke dalam karya klasik itu sendiri jumlahnya sangat
banyak dan beragam. Dalam kaitannya dengan struktur kesejarahannya,
dikenal adanya sastra klasik Hindu, sastra klasik Buddha, sastra klasik
zaman peralihan, sastra klasik Islam. Karya sastra klasik yang dimaksud
dalam penelitian ini dibatasi hanya pada sastra klasik dengan struktur
Melayu dalam latar belakang keislaman. Pembatasan ini berdasarkan
alasan bahwa sastra klasik masyarakat Melayu Islam merupakan khazanah
sastra paling dominan di Nusantara (Djamaris, 1990: Fang, 1991).
Penelitian di atas memerlukan dukungan dari teori-teori sastra, teori
moral, dan antropologi. Teori sastra diperlukan untuk mengkaji ciri-ciri
sastra klasik dari masyarakat Melayu Islam, khususnya dikaitkan dengan
konteks moral yang ada di dalamnya. Teori moral digunakan untuk
mengidentifikasi konsep-konsep moral yang (mungkin) ditemukan dalam
karya sastra melayu Islam itu, sedangkan teori antropologi diperlukan
guna menganalisis struktur sosial budaya masyarakat Melayu Islam, dalam
kaitannya dengan sistem moral yang tertuang dalam karya sastra yang
diciptakan.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan struktur sastra Melayu Islam, yang meliputi alur,
tokoh, latar, dan tema.
2. Mendeskripsikan kategori-kategori moral yang tertuang dalam karya
sastra Melayu Islam.
3. Merumuskan karakteristik umum dari setiap kategori moral yang
terdapat dalam masyarakat Melayu Islam.

Bahasa Indonesia 185

Di unduh dari : Bukupaket.com


KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Sastra
Penjelasan tentang “Apa itu sastra?”, dapat dikemukakan berdasarkan
berbagai sudut pandang. Dalam kajian ini, penjelasan akan dikemukakan
seperlunya, sesuai dengan tujuan untuk memahami kedudukan sastra
dalam kaitannya dengan ajaran keislaman. Dalam memahami hakikat
sastra, paling tidak ada dua pandangan yang selama ini berkembang.
Pertama, pandangan Platonis, yang beranggapan bahwa karena sifatnya
tiruan, maka sastra itu kurang bernilai dibandingkan dengan kenyataannya
itu sendiri. Lebih dari itu, menurut Plato bahwa para seniman hanyalah
menonjolkan sifat-sifat rendahan manusia, yang emosional, tidak pada
segi rasionalitas, yang dianggapnya sebagai unsur kemanusiaan yang paling
mulia dan luhur.
Sehubungan dengan keberatan-keberatan dari Plato, Aristoteles
menanggapinya sebagai berikut. Bahwa sastrawan tidak seperti apa yang
dikatakan Plato, yang begitu saja menirukan atau menyajikan kembali
peristiwa atau keadaan tertentu yang kebetulan dicatat atau diselidikinya.
Namun, ia mengolahnya sedemikian rupa sehingga ia menampilkan
unsur-unsurnya yang umum, di samping yang khas. Apa yang merupakan
ciri khas dalam sastra, adalah sifat rekaannya yang sangat erat dengan
bahasa. Dalam karya sastra, setiap kata, setiap tanda, betapa pun tampak
remehnya tanda itu, misalnya titik dan koma, tetapi ia memiliki fungsi dan
makna tersendiri; tanda-tanda itu tidak ada yang tidak terpakai, semuanya
berfungsi sebagai penyandang bermakna.
.....
(Sumber: “Nilai-nilai Moral dalam Karya Sastra Melayu Klasik Islam”, Kosasih)

Teks seperti itulah yang lazim disebut dengan karya ilmah. Teks
tersebut disusun dengan metode ilmiah, yakni metode yang berdasarkan
cara berpikir yang sistematis dan logis. Karya ilmiah menyajikan  masalah-
masalah yang  objektif  dan  faktual.
1. Sistematis, susunan teks itu teratur dengan pola yang baku. Dimulai
dengan pendahuluan, diikuti dengan pembahasan, dan diakhiri
dengan simpulan.
2. Logis, isinya dapat dipahami dan dibenarkan oleh akal sehat; antara
lain, didasari oleh hubungan sebab akibat.

186 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


3. Objektif (impersonal), pernyataan-pernyataannya didasarkan
pandangan umum; tidak didasari pandangan pribadi penulisnya
semata.
4. Faktual, kebenaran di dalamnya didasarkan kenyataan yang
sesungguhnya; tidak imajinatif.
Karya ilmiah mengutamakan aspek rasionalitas dalam pembahasannya.
Objektivitas dan  kelengkapan data merupakan  hal lain  yang  sangat penting.
Guna membuktikan bahwa pembahasan itu   merupakan   sesuatu   yang
rasional, penulis perlu data yang lengkap dengan   tingkat   kebenaran
yang  tidak terbantahkan. Untuk memperkuat pernyataan “sastra klasik itu
sarat dengan nilai-nilai moral”, penulis perlu membuktikannya dengan data
langsung dari karyanya itu sendiri dengan didukung pula oleh pandangan-
pandangan teori ataupun ahli lain.
Karya ilmiah tidak selalu identik dengan karya hasil penelitian. Karya
hasil penelitian merupakan salah satu jenis dari karya ilmiah. Apabila
merujuk pada pengertian dan ciri-ciri di atas, akan banyak sekali ragam
tulisan yang berkategori karya ilmiah. Contoh karya ilmiah dapat berupa
artikel, makalah, laporan, skripsi, dan tulisan-tulisan sejenis lainnya.

Tugas
Setelah kamu membaca penggalan karya ilmiah di atas, ikutilah
instruksi di bawah ini!
1. Lakukanlah observasi di lingkungan sekolah atau masyarakat tentang
informasi yang dapat dikembangkan menjadi karya ilmiah!
2. Perhatikan penulisan struktur karya ilmiah yang benar!

Bahasa Indonesia 187

Di unduh dari : Bukupaket.com


B. Merancang Informasi, Tujuan, dan Esensi dalam Karya
Ilmiah

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu:


1. menentukan informasi penting dalam karya ilmiah;
2. menyajikan hasil karya ilmiah yang telah didiskusikan.

Kegiatan 1
Menentukan Informasi Penting dalam Karya Ilmiah

Tujuan penulisan karya ilmiah adalah untuk memublikasikan suatu ilmu


pengetahuan kepada masyarakat. Salah satu forum yang sering dijadikan
tempat untuk tujuan itu adalah diskusi. Dalam forum itulah berbagai hal
tentang karya ilmiah itu dibahas secara bersama-sama. Melalui forum itu
pula kita dapat memperoleh informasi-informasi penting dari suatu karya
ilmiah secara terbuka; disertai berbagai informasi dan tanggapan sebagai
pelengkap dari peserta diskusi lainnya.
Dalam diskusi seperti itu sering terlontar banyak gagasan penting.
Selepas pembicara menyampaikan karya ilmiahnya, sesi berikutnya adalah
forum tanya jawab. Dalam sesi ini para peserta menyampaikan sejumlah
tanggapan kepada pembicara. Tanggapan itu bisa berupa pertanyaan,
sanggahan, kritik, atau saran.

Tugas
1. Secara berkelompok, bacalah sebuah karya ilmiah. Carilah karya ilmiah
dari jurnal. Tentukanlah masalah-masalah pokok yang ada di dalamnya!

Masalah Uraian Penting

Sajikanlah permasalahan tersebut di dalam bentuk makalah dengan


sistematika sebagaimana yang telah kamu pelajari di atas.

188 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


2. Lakukanlah diskusi kelas untuk mempresentasikan makalah tersebut
secara bergiliran dengan kelompok lain!
3. Catatlah gagasan dan saran penting dari berbagai permasalahan yang
tertulis pada jurnal dari setiap penulis!

Gagasan/Saran Penulis

Kegiatan 2
Menyajikan Hasil Karya Ilmiah dalam Diskusi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, masalah adalah sesuatu yang


harus diselesaikan atau dipecahkan. Melalui forum diskusi, masalah-
masalah itu diharapkan dapat terselesaikan lebih baik karena melibatkan
banyak orang.
Dalam diskusi resmi, seperti seminar, masalah itu dipaparkan oleh
seorang atau beberapa orang yang ditunjuk khusus oleh panitia berdasarkan
keahlian ataupun penguasaannya terhadap masalah itu. Orang tersebut
dinamakan dengan pemakalah atau narasumber. Dalam kegiatan tersebut,
pemakalah bertugas untuk menjelaskan masalah dan solusinya yang telah
ia kemas di dalam makalahnya. Dalam kegiatan tersebut, narasumber
tidak membacakan makalah, tetapi memaparkannya kembali secara lisan
dengan bahasa yang mudah dipahami para peserta. Untuk itu, kita dapat
menyertai penyelesaiannya dengan media, semacam power point. Dengan
media tersebut kita membuat kata-kata kunci dari isi makalah yang akan
kita paparkan.

Perhatikan paparan berikut!


Perempuan memang paling rentan terhadap anemia, terutama
anemia karena kekurangan zat besi. Darah memang sangat penting bagi
perempuan. Hal ini terutama pada saat hamil, zat besi itu dibagi dua,
yaitu bagi si ibu dan janinnya. Bila si ibu anemia, bisa terjadi abortus,
lahir prematur, dan juga kematian ibu melahirkan. Padahal, kita ingat,
di Indonesia, angka kematian ibu melahirkan dan kematian bayi masih
cukup tinggi. Bahkan, bagi janin, zat besi juga dibutuhkan, terutama
juga ada kaitannya dengan kecerdasan (dr. Risa Anwar dalam Republika).

Bahasa Indonesia 189

Di unduh dari : Bukupaket.com


Paparan tersebut tidak menarik bagi peserta diskusi apabila disajikan
apa adanya, seperti yang tertulis di atas. Paparan tersebut sebaiknya
disajikan secara lebih ringkas dengan menggunakan kata-kata kuncinya.
Paparan secara ringkas dan menarik dapat dilihat pada tampilan berikut.

Berikut langkah-langkah menyajikan makalah dalam forum diskusi


resmi.
1. Tampillah sebagai pemakalah setelah mendapat izin dari moderator.
2. Kalau tidak diperkenalkan oleh moderator, perkenalkan diri dengan
rendah hati.
3. Sampaikan masalah umum dari isi makalah yang akan dipaparkan.
4. Jelaskan pokok-pokok isi makalah dengan bahasa yang lugas.
5. Sertakan ilustrasi dan fakta-fakta penting yang menyertai penjelasan di
atas.
6. Akhiri paparan dengan menyampaikan simpulan.

Tugas
Lakukan kegiatan berikut ini!

1. Lakukanlah diskusi kelas untuk mempresentasikan 2–3 makalah yang


terbaik di antara anggota kelas.
2. Tentukanlah petugas-petugasnya, seperti moderator dan sekretarisnya
di samping para pemakalahnya.

190 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


3. Secara bergiliran, para pemakalah mendapat kesempatan untuk
memaparkan isi makalahnya. Sebaiknya, para pemakalah juga menyertai
paparannya itu bantuan LCD proyektor.
4. Pada akhir diskusi, lakukanlah ajang tanya jawab untuk menampung
pertanyaan, dukungan, sanggahan, kritik, ataupun saran-saran para
peserta diskusi untuk setiap pemakalah.
5. Setiap peserta membuat catatan yang berupa ringkasan atas paparan
para pemakalah beserta tanggapan-tanggapan para peserta diskusi.
6. Sajikanlah catatan laporan kegiatan diskusi itu seperti dalam format
berikut.

Tema diskusi : …..


Hari, tanggal : …..
Moderator : …..
Sekretaris : …..
Pemakalah :
1. …..
2. …..
3. …..

Pemakalah I Ringkasan
….
Pemakalah II Ringkasan
….
Pemakalah III Ringkasan
….
Tanggapan Para Peserta
Nama Peserta Jenis Tanggapan Isi Tanggapan Jawaban Pemakalah

Bahasa Indonesia 191

Di unduh dari : Bukupaket.com


C. Menganalisis Sistematika dan Kebahasaan Karya
Ilmiah

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu:


1. menganalisis sistematika karya ilmiah;
2. menganalisis kebahasaan karya ilmiah.

Kegiatan 1
Menganalisis Sistematika Karya Ilmiah

Isi karya ilmiah memang dapat berkaitan dengan banyak hal, sepanjang
hal-hal tersebut bukan sesuatu yang imajinatif. Masalah-masalah dalam
karya ilmiah mencakup berbagai hal yang bersifat empiris (pengalaman
nyata), mulai dari masalah keagamaan, bahasa, budaya, sosial, ekonomi,
politik, alam sekitar, dan sebagainya.
Pada dasarnya, makalah terdiri atas dua bagian utama, yaitu bagian tubuh
dan pelengkap. Bagian tubuh terdiri atas pendahuluan, isi/pembahasan,
dan penutup. Bagian pelengkap terdiri atas judul, kata pengantar, daftar isi,
dan daftar pustaka.

Tugas
1. Pilihlah dua buah jurnal!
2. Analisislah bagian-bagian karya ilmiah dari kedua jurnal tersebut!
3. Bandingkanlah sistematika karya ilmiah yang disajikan dalam dua
jurnal tersebut!
4. Buatlah laporan diskusi kelompokmu dengan mengikuti contoh tabel
berikut ini!

No Judul Karya Ilmiah Sistematika Analisis

192 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


Kegiatan 2
Menganalisis Kebahasaan Karya Ilmiah yang Dibaca

Telah kita pelajari pada materi terdahulu bahwa salah satu ciri karya
ilmiah adalah bersifat objektif. Objektivitas suatu karya ilmiah, antara
lain, ditandai oleh pilihan kata yang bersifat impersonal. Hal ini berbeda
dengan teks lain yang bersifat nonilmiah, semacam novel ataupun cerpen
yang pengarangnya bisa ber-aku, kamu, dan dia. Kata ganti yang digunakan
dalam karya ilmiah harus bersifat umum, misalnya penulis atau peneliti.
Dalam hal ini, penulis tidak boleh menyatakan proses pengumpulan
data dengan kalimat seperti “Saya bermaksud mengumpulkan data dengan
menggunakan kuesioner”. Kalimat yang harus digunakan, adalah “Di dalam
mengumpulkan data penelitian ini, penulis menggunakan kuesioner.”
Dalam kalimat tersebut, kata ganti saya diganti penulis, atau bisa juga
peneliti. Cara lain dengan menyatakannya dalam kalimat pasif, misalnya,
“Di dalam penelitian ini, digunakan kuesioner. Di dalam kalimat tersebut,
subjek penelitian dinyatakan secara tersurat. Dalam komunikasi ilmiah,
memang penulis diharapkan sering mempergunakan kalimat pasif seperti
contoh di atas.
Karya ilmiah memerlukan kelugasan dalam pembahasannya.   Karya
ilmiah menghindari penggunaan kata dan kalimat yang bermakna ganda.
Karya ilmiah mensyaratkan ragam yang memberikan keajegan dan
kepastian makna. Dengan kata lain, bahasa yang digunakannya itu harus
reproduktif. Artinya, apabila penulis menyampaikan informasi, misalnya,
yang bermakna X, pembacanya pun harus memahami informasi itu dengan
makna X pula. Infomasi X yang dibaca harus merupakan reproduksi yang
benar-benar sama dari informasi X yang ditulis.
Ragam bahasa yang digunakan karya ilmiah harus lugas dan bermakna
denotatif. Makna yang terkandung dalam kata-katanya harus diungkapkan
secara eksplisit untuk mencegah timbulnya pemberian makna yang lain.
Untuk itu, dalam karya ilmiah kita sering mendapatkan definisi atau batasan
dari kata atau istilah-istilah yang digunakan. Misalnya, jika dalam karya itu
digunakan kata seperti frasa atau klausa, penulis itu harus terlebih dahulu
menjelaskan arti kedua kata itu sebelum ia melakukan pembahasan yang
lebih jauh. Hal tersebut penting dilakukan untuk menyamakan persepsi
antara penulis dengan pembaca atau untuk menghindari timbulnya
pemaknaan lain oleh pembaca terhadap maksud kedua kata itu.

Bahasa Indonesia 193

Di unduh dari : Bukupaket.com


Makna denotasi adalah makna kata yang tidak mengalami perubahan,
sesuai dengan konsep asalnya. Makna denotasi disebut juga makna lugas.
Kata itu tidak mengalami penambahan-penambahan makna. Adapun
makna konotasi adalah makna yang telah mengalami penambahan.
Tambahan-tambahan itu berdasarkan perasaan atau pikiran seseorang
terhadap suatu hal.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh-contoh lain dalam tabel di
bawah ini!

Denotasi Konotasi
No.
Contoh kalimat Makna Contoh kalimat Makna
1. Tangan kiri Arman posisi, Partai politik ideologi,
terkilir sewaktu lawan dari yang beraliran aliran politik
bermain bola. kanan kiri dilarang di
Indonesia.
2. Malam ini udara suhu Hatiku panas emosi, marah
terasa sangat begitu melihat
panas. Ahmad dimarahi
Pak Lurah.

3. Adikku senang warna Ia sudah insaf, kemaksiatan,


mengenakan gelap tidak ingin lagi kehinaan
pakaian hitam tenggelam ke
bila keluar rumah. dalam dunia
hitam.

4. Rupanya tiang jenis Firaun terkenal diktator


ini dilapisi besi, logam sebagai raja yang
pantas saja bertangan besi.
kepalaku benjol.

5. Kopi ini kok rasa Gadis manis itu? cantik,


kurang manis, ya. Siapa lagi kalau rupawan
Tolong tambahi bukan adikku.
gula.

194 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


Tugas
1. Bermakna denotasi atau konotasikah kata bercetak miring pada
kalimat-kalimat di bawah ini?
a. Rencananya, Paman akan membuka bengkel di kota ini.
b. Kamu baru sampai ke kampung halaman pukul sebelas malam.
c. Pada malam hari keadaan di kampung nenek sangat sunyi sepi.
d. Tanjakan ini telah memakan dua korban dalam perayaan ulang
tahun kemarin.
e. Di ujung jalan tersebut terdapat sebuah pos polisi.
f. Kami selalu berhati-hati jika melewati daerah itu.
g. Keadaannya sangat mencekam setelah peristiwa tabrakan itu terjadi.
h. Kalau sempat saya ingin mampir ke warung itu lagi.
i. Tidak ada tanda-tanda bahwa Ayah akan datang hari ini.
j. Semua ruangan keadaannya gelap, kecuali di bagian ruang tengah.

2. Buatlah kalimat yang masing-masing menggunakan makna denotasi


dan konotasi dari kata-kata di bawah ini! Buatlah pada buku kerjamu!

Contoh kata Bemakna Denotasi Bermakna Konotasi


a. jalan
b. kendaraan
c. kuda
d. lampu
e. lari
f. mata
g. mogok
h. pulang
i. roda
j. terlambat

3. Kerjakan latihan berikut sesuai dengan instruksinya!


a. Bacalah cuplikan teks di bawah ini dengan baik.
b. Membahas apakah teks tersebut?
c. Berdasarkan kaidah kebahasannya, buktikan bahwa cuplikan teks
tersebut merupakan bagian dari karya ilmiah.
d. Presentasikanlah pendapatmu itu di depan teman-teman untuk
mereka tanggapi.

Bahasa Indonesia 195

Di unduh dari : Bukupaket.com


Kasus Mencuri Sandal

Sumber: www.4.bp.blogspot.com
Gambar 6.2 Kasus mencuri sandal.

Seorang remaja berinisial AAL, gara-gara mencuri sandal, ia harus


dimejahijaukan, kemudian divonis bersalah. Masyarakat memandang
bahwa aparat penegak hukum sudah keterlaluan, berlaku sistem tebang
pilih. Kasus hukum yang ecek‑ecek diperkarakan, sementara masih banyak
kejahatan serius yang dipandang sebelah mata. Koruptor yang menggasak
uang negara miliaran, bahkan triliunan rupiah, dibiarkan melenggang
bebas, tidak diotak-atik, tanpa tersentuh hukum.
Polisi dan jaksa disibukkan oleh kasus-kasus sepele, seakan-akan tidak
ada kasus lain yang jauh lebih urgen. Kasus pencurian sandal butut dan
uang yang hanya seribu perak, sebenarnya bisa diselesaikan dengan jalan
musyawarah. Logikanya kalau segala kenakalan remaja itu diperkarakan,
penjara akan penuh dengan manusia-manusia belia. Bisa jadi nanti
semacam kasus nyolong permen kena penjara, menghilangkan buku
perpustakaan dibui, mematahkan pagar bambu balai kelurahan didakwa,
menginjak sepatu tentara disidangkan.
Cara kerja mereka seperti dipandang tidak punya arti apa pun bagi
kepentingan negara dan rakyat secara luas. Perlakuan itu hanya memenuhi
syahwat dan arogansi para penguasa. Padahal keberadaan aparat penegak
hukum adalah untuk menjadikan negara dan rakyatnya memperoleh rasa
aman dan sejahtera. Sementara itu, keamanan dan kesejahteraan di mana-
mana sedang dikuasai oleh mafia-mafia dan para koruptor. Hampir setiap
waktu masyarakat mengeluhkan fasilitas umum yang rusak, pelayanan
publik yang tidak profesional dan sarat pungli, serta sistem peradilan yang
memihak.

196 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


Persoalan-persoalan itulah yang seharusnya menjadi perkara utama
aparat penegak hukum. Hal ini karena negara telah mengeluarkan dana
sangat besar untuk belanja berbagai sarana dan fasilitas umum; menggaji
jutaan pegawai. Namun, kinerja mereka sangat jauh dari harapan.
Harapan rakyat, keberadaan para pengadil itu bukan untuk mengurus
perkara yang ecek‑ecek. Mencuri tetap merupakan perbuatan salah.
Akan tetapi, mereka haruslah memiliki prioritas dan nurani. Kasus-
kasus berkelas kakap semestinya menjadi sasaran utama. Korupsi besar-
besaran diindikasikan hampir terjadi di setiap instansi, tetapi yang terjadi
kemudian hanya satu-dua kasus yang terungkap. Itu pun ketika sampai di
meja pengadilan banyak yang lolos, tidak masuk bui.
Aparat penegak hukum beraninya terhadap kaum sandal jepit, orang-
orang miskin yang papa. Namun, mereka loyo ketika berhadapan dengan
perkara para penguasa dan orang-orang kaya. Dalam perhitungan ilmu
ekonomi, apa yang mereka perbuat, jauh dari harapan untuk bisa break
event point antara pemasukan dengan pengeluaran masih sangat timpang.
Rakyat akhirnya tekor. Mereka dihidupi dan dibiayai dengan “modal”
besar.
Harusnya mereka bisa membayarnya dengan kejujuran dan kerja keras,
yakni dengan memenjarakan penjahat-penjahat kelas kakap sehingga
uang negara, yang mereka gasak itu bisa dikembalikan. Kesejahteraan dan
keamanan negara pun bisa diwujudkan.

(Sumber: E. Kosasih)

D. Mengonstruksi Sebuah Karya Ilmiah dengan


Memperhatikan Isi, Sistematika, dan Kebahasaan
Karya Ilmiah

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu:


1. mengungkapkan informasi berdasarkan isi karya ilmiah;
2. menulis karya ilmiah dengan memperhatikan sistematika
dan kebahasaan.

Bahasa Indonesia 197

Di unduh dari : Bukupaket.com


Kegiatan 1
Mengungkapkan Informasi Berdasarkan Isi Karya Ilmiah

Karya ilmiah yang menjadi bahan untuk diskusi, lazim disebut dengan
makalah. Makalah sering pula disebut kertas kerja, yakni suatu karya ilmiah
yang membahas suatu persoalan dengan pemecahan yang didasarkan hasil
kajian literatur atau kajian lapangan. Makalah merupakan karya ilmiah
yang secara khusus dipersiapkan dalam diskusi-diskusi ilmiah, seperti
simposium, seminar, atau lokakarya.
Makalah terdiri atas pendahuluan, pembahasan, dan simpulan. Untuk
penjelasan ketiga hal tersebut, perhatikan urutan berikut ini.
1. Pendahuluan
Bagian ini menguraikan masalah yang akan dibahas yang meliputi:
a. latar belakang masalah,
b. perumusan masalah, dan
c. prosedur pemecahan masalah.
2. Pembahasan
Bagian ini memuat uraian tentang hasil kajian penulis dalam
mengeksplorasi jawaban terhadap masalah yang diajukan, yang
dilengkapi oleh data pendukung serta argumentasi-argumentasi yang
berlandaskan pandangan ahli dan teori yang relevan.
3. Simpulan
Bagian ini merupakan simpulan dan bukan ringkasan dari
pembahasan. Simpulan adalah makna yang diberikan penulis terhadap
hasil diskusi/uraian yang telah dibuatnya pada bagian pembahasan.
Dalam mengambil simpulan tersebut, penulis makalah harus mengacu
kembali ke permasalahan yang diajukan dalam bagian pendahuluan.
Pada bagian akhir makalah harus dilengkapi dengan daftar pustaka,
yakni sejumlah sumber yang digunakan di dalam penulisan makalah
tersebut. Yang dimaksud dengan sumber bisa berupa buku, jurnal, majalah,
surat kabar, ataupun laman dari internet. Sumber-sumber tersebut disusun
secara alfabetis dengan memuat:
1. nama penulis,
2. tahun/edisi penerbitan,
3. judul buku, artikel, atau berita,
4. kota penerbit,
5. nama penerbit.

198 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


Misalnya, pokok pikiran karangan kita itu diperoleh dari buku yang
ditulis oleh E. Kosasih yang berjudul Kompetensi Ketatabahasaan dan
Kesusastraan, Cermat Berbahasa Indonesia. Kita dapat menuliskannya
dalam daftar pustaka seperti berikut.

Kosasih, E.. 2003. Kompetensi Ketatabahasaan dan Kesusastraan,


Cermat Berbahasa Indonesia. Bandung: Yrama Widya.

atau

Kusmana, Suherli. 2010. Merancang Karya Tulis Ilmiah. Bandung:


Rosdakarya.

Dalam daftar pustaka tersebut, di samping nama penulis dan judul


bukunya, harus dicantumkan tahun terbit, nama, beserta kota tempat
buku itu diterbitkan.
1. Kosasih, E., nama penulis.
2. 2003, tahun buku itu diterbitkan.
3. Kompetensi Ketatabahasaan dan Kesusastraan, Cermat Berbahasa
Indonesia, judul buku.
4. Bandung, nama kota/tempat domisili penerbit.
5. Yrama Widya, penerbit.

Tugas
Tentukanlah topik dari ketiga cuplikan teks di bawah ini. Dari buku
apakah bahan-bahan untuk menulis topik seperti itu bisa kamu dapatkan?
Kemudian, apabila perlu diperkuat data, bagaimanakah cara untuk
mendapatkan data itu?
1. Lemahnya penguasaan bahasa Indonesia itu, antara lain, disebabkan
oleh kurangnya motivasi dalam pemakaian bahasa Indonesia dengan
baik. Ada yang beranggapan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa
kedua. Bahasa Indonesia adalah bahasanya orang Indonesia sehingga
ada yang beranggapan bahwa tidak perlu dipelajari. Bahasa asing
merupakan bahasa ilmu pengetahuan. Bahasa Indonesia adalah bahasa
yang digunakan seperti sarana komunikasi sehari-hari. Tanpa harus
dipelajari masyarakat Indonesia sudah terbiasa berbahasa.

Bahasa Indonesia 199

Di unduh dari : Bukupaket.com


2. Melalui kegiatan membaca buku, seseorang dapat memperoleh
pengalaman tidak langsung yang banyak sekali. Memang, pendidikan
merupakan hal yang berharga jika siswa dapat mengalami sesuatu
secara langsung. Akan tetapi, banyak bagian dalam pelajaran yang tidak
dapat diperoleh dengan pengalaman langsung. Oleh karena itu, dalam
belajar di sekolah, dan dalam kehidupan di luar sekolah, mendapatkan
pengalaman tidak langsung itu sangat penting.
3. Kecakapan itu menyangkut aspek pengetahuan, keterampilan, dan
sikap. Hal itu terkait pula dengan masalah akhlak dan mental. Dengan
bekal kemampuan seperti itu, siswa diharapkan mampu menghadapi
tuntutan dan tantangan hidup dalam kehidupan. Pengembangannya
dapat dilakukan melalui kegiatan intra ataupun ekstrakurikuler. Adapun
penentuan isi dan bahan pelajarannya dikaitkan dengan keadaan dan
kebutuhan lingkungan siswa itu sendiri; menyatu dalam mata pelajaran
sehingga secara struktur tidak berdiri sendiri.

Sumber/Bahan Teknik Pengumpulan


Teks Topik
Penulisan Data Penunjang

1.

2.

3.

Kegiatan 2
Menulis Karya Ilmiah dengan Memperhatikan Sistematika
dan Kebahasaan

Untuk menulis karya ilmiah yang baik, langkah-langkah yang harus


kita tempuh adalah sebagai berikut.
1. Menentukan topik
Langkah awal menulis sebuah karya ilmiah adalah menentukan
topik. Langkah awal itu lebih tepatnya disebut sebagai penentuan
masalah apabila karya ilmiah yang akan ditulis itu berupa laporan hasil
penelitian.

200 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


Baik itu berupa topik ataupun rumusan masalah, hal-hal yang harus
diperhatikan pada langkah ini adalah topik/masalah itu haruslah:
a. menarik perhatian penulis,
b. dikuasai penulis,
c. menarik dan aktual, serta
d. ruang lingkupnya terbatas.

2. Membuat kerangka tulisan


Langkah ini penting dilakukan untuk menjadikan tulisan kita
tersusun secara lebih sistematis. Langkah ini juga sangat membantu
di dalam penelusuran sumber-sumber yang diperlukan di dalam
pengembangannya. Berikut contohnya.

Peranan Pemuda dalam Pembangunan

1. Pendahuluan
Peranan pemuda dalam sejarah perjuangan bangsa:
a. pemuda pada masa prakemerdekaan;
b. pemuda di zaman kemerdekaan; dan
c. pemuda di masa pembangunan.
2. Pembahasan
a. potensi pemuda sebagai modal dasar pembangunan bangsa;
b. sektor-sektor pembangunan yang dapat diisi oleh pemuda; dan
c. faktor penunjang dan kendala:
1) kendala psikologis,
2) kendala sosial, dan
3) kendala ekonomi.
3. Penutup

Kerangka tersebut dikembangkan dari topik “Peranan Pemuda


dalam Pembangunan”. Sesuai dengan struktur umum karya ilmiah,
topik itu pun kemudian dikembangkan ke dalam tiga bagian:
pendahuluan, pembahasan, dan penutup. Dengan kerangka seperti itu,
kita bisa memetakan bahasan-bahasan yang dianggap relevan dengan
topik yang akan dibahas.
Kerangka itu pun membantu kita untuk mencari sumber-sumber
yang diperlukan. Berdasarkan kerangka itu, misalnya, kita perlu data
ataupun teori tentang potensi-potensi pemuda dan sektor-sekotr

Bahasa Indonesia 201

Di unduh dari : Bukupaket.com


pembangunan. Selain itu, kita pun perlu sumber-sumber berkenaan
dengan faktor penunjang dan kendala-kendala dalam implementasi
peranan pemuda dalam pembangunan.

3. Mengumpulkan bahan
Langkah ini sangat penting di dalam menyusun sebuah karya
ilmiah. Berbeda dengan menulis fiksi yang bisa saja berdasarkan
imajinasi, karya ilmiah tidaklah demikian. Agar tulisan itu tidak
kering, kita memerlukan sejumlah teori dan data yang mendukung
terhadap topik itu. Bahan-bahan yang dimaksud dapat bersumber dari
buku, jurnal ilmiah, surat kabar, internet, dan sumber-sumber lainnya.
Adapun data itu sendiri dapat diperoleh melalui kegiatan observasi,
wawancara, angket, dan teknik-teknik pengumpulan data lainnya.

4. Pengembangan kerangka menjadi teks yang utuh dan lengkap


Kerangka yang telah dibuat, kita kembangkan berdasarkan teori dan
data yang telah dipersiapkan sebelumnya. Langkah pengembangan
tersebut harus pula memperhatikan kaidah-kaidah kebahasaan yang
berlaku pada penulisan karya ilmiah.

Tugas
1. Buatlah sebuah karya ilmiah dengan topik/masalah yang kamu kuasai.
2. Susunlah karya ilmiah tersebut dengan langkah-langkah seperti yang
telah kamu pelajari di atas.
3. Lakukanlah silang baca dengan salah seorang teman untuk saling
memberikan koreksi terhadap karya ilmiahmu itu. Gunakanlah format
berikut.

Aspek Isi Tanggapan


a. Daya tarik topik/masalah
b. Ketepatan dalam struktur teks
c. Kebakuan dalam penggunaan
kaidah kebahasaan
d. Keefektifan kalimat
e. Ketepatan ejaan/tanda baca

202 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com

Anda mungkin juga menyukai