Merancang
Karya Ilmiah
Pernahkah kalian membuat karya tulis ilmiah? Karya ilmiah atau tulisan
ilmiah adalah tulisan yang berisi tentang fenomena atau peristiwa yang
ditulis berdasarkan kenyataan (bukan fiksi). Misalnya, tulisan tentang ilmu
pengetahuan, alam sekitar, teknologi, dan seni yang diperoleh melalui studi
kepustakaan, penelitian, atau pengalaman di lapangan, dan pengetahuan
orang lain sebelumnya.
Untuk membekali kemampuanmu, pada bab ini kamu akan belajar:
1. mengidentifikasi informasi, tujuan, dan esensi karya ilmiah yang dibaca;
2. merancang informasi, tujuan, dan esensi dalam karya ilmiah;
Mengidentifikasi struktur
Mengidentifikasi karya ilmiah yang dibaca.
informasi, tujuan,
esensi karya ilmiah Menemukan informasi
yang dibaca. yang dapat dikembangkan
menjadi karya ilmiah.
Menentukan informasi
Merancang informasi, penting dalam karya
tujuan, dan esensi ilmiah.
dalam karya ilmiah.
Menyajikan hasil diskusi.
Merancang
Karya Ilmiah
Menganalisis Menganalisis sistematika
karya ilmiah.
sistematika dan
kebahasaan karya
ilmiah. Menganalisis kebahasaan
karya ilmiah yang dibaca.
Mengungkapkan
Mengonstruksi sebuah informasi berdasar-kan
karya ilmiah dengan isi karya ilmiah.
memperhatikan isi,
sistematika, dan Menulis karya ilmiah
dengan memperhatikan
kebahasaan. sistematika dan kaidah
kebahasaan.
Kegiatan 1
Mengidentifikasi Struktur Karya Ilmiah yang Dibaca
2. Bentuk Semiformal
Secara garis besar, karya ilmiah bentuk ini terdiri atas:
a. halaman judul,
b. kata pengantar,
c. daftar isi,
d. pendahuluan,
e. pembahasan,
f. simpulan, dan
g. daftar pustaka.
Bentuk karya ilmiah semacam itu, umumnya digunakan dalam
berbagai jenis laporan biasa dan makalah.
Bentuk Penyajian
2. Pendahuluan
Pada karya ilmiah formal, bagian pendahuluan mencakup
latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat atau kegunaan
penelitian. Selain itu, dapat pula dilengkapi dengan definisi operasional
dan sistematika penulisan.
a. Latar Belakang Masalah
Uraian pada latar belakang masalah dimaksudkan untuk
menjelaskan alasan timbulnya masalah dan pentingnya untuk
dibahas, baik itu dari segi pengembangan ilmu, kemasyarakatan,
maupun dalam kaitan dengan kehidupan pada umumnya.
3. Kerangka Teoretis
Kerangka teoretis disebut juga kajian pustaka atau teori landasan.
Tercakup pula di dalam bagian ini adalah kerangka pemikiran dan
hipotesis. Kerangka teoretis dimulai dengan mengidentifikasi dan
mengkaji berbagai teori yang relevan serta diakhiri dengan pengajuan
hipotesis.
Di samping itu, dalam kerangka teoretis perlu dilakukan pengkajian
terhadap penelitian-penelitian yang telah dilakukan para penulis
terdahulu. Langkah ini penting dilakukan guna menambah dan
memperoleh wawasan ataupun pengetahuan baru, yang telah ada
sebelumnya. Di samping akan menghindari adanya duplikasi yang
sia-sia, langkah ini juga akan memberikan perspektif yang lebih jelas
mengenai hakikat dan kegunaan penelitian itu dalam perkembangan
ilmu secara keseluruhan.
4. Metodologi Penelitian
Dalam karya tulis yang merupakan hasil penelitian, perlu
dicantumkan pula bagian yang disebut dengan metode penelitian.
Metodologi penelitian diartikan sebagai prosedur atau tahap-tahap
penelitian, mulai dari persiapan, penentuan sumber data, pengolahan,
sampai dengan pelaporannya.
5. Pembahasan
Bagian ini berisi paparan tentang isi pokok karya ilmiah, terkait
dengan rumusan masalah/tujuan penulisan yang dikemukakan pada
bab pendahuluan. Data yang diperoleh melalui hasil pengamatan,
wawancara, dan sebagainya itu dibahas dengan berbagai sudut pandang;
diperkuat oleh teori-teori yang telah dikemukakan sebelumnya.
Sekiranya diperlukan, pembahasan dapat dilengkapi dengan
berbagai sarana pembantu seperti tabel dan grafik. Sarana-sarana
pembantu tersebut diperlukan untuk menjelaskan pernyataan ataupun
data. Tabel dan grafik merupakan cara efektif dalam menyajikan data
dan informasi. Sajian data dan informasi lebih mudah dibaca dan
disimpulkan. Penyajian informasi dengan tabel dan grafik memang
lebih sistematis dan lebih enak dibaca, mudah dipahami, serta lebih
menarik daripada penyajian secara verbal.
Penulis perlu menggunakan argumen-argumen yang telah
dikemukakan dalam kerangka teoretis. Pembahasan data dapat
diibaratkan dengan sebuah pisau daging. Apabila pisau itu tajam, baik
pulalah keratan-keratan daging yang dihasilkannya. Namun, apabila
tumpul, keratan daging itu akan acak-acakan, penuh cacat. Demikian
pula halnya dengan pembahasan data. Apabila argumen-argumen yang
dikemukakan penulis lemah dan data yang digunakannya tidak lengkap,
pemecahan masalahnya pun akan jauh dari yang diharapkan.
7. Daftar Pustaka
Daftar pustaka memuat semua kepustakaan yang digunakan sebagai
landasan dalam karya ilmiah yang terdapat dari sumber tertulis, baik
itu yang berupa buku, artikel jurnal, dokumen resmi, maupun sumber-
sumber lain dari internet. Semua sumber tertulis atau tercetak yang
tercantum di dalam karya ilmiah harus dicantumkan di dalam daftar
pustaka. Sebaliknya, sumber-sumber yang pernah dibaca oleh penulis,
tetapi tidak digunakan di dalam penulisan karya ilmiah itu, tidak boleh
dicantumkan di dalam daftar pustaka.
Cara menulis daftar pustaka berurutan secara alfabetis, tanpa
menggunakan nomor urut. Sumber tertulis/tercetak yang memerlukan
banyak tempat lebih dari satu baris ditulis dengan jarak satu spasi,
sedangkan jarak antara sumber yang satu dengan yang lainnya adalah
dua spasi.
Susunan penulisan daftar pustaka: nama yang disusun di balik; tahun
terbit; judul pustaka; kota terbit; dan penerbit.
Kegiatan 2
Menemukan Informasi yang Dapat Dikembangkan Menjadi Karya
Ilmiah
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya sastra klasik merupakan karya sastra kultur dan etnik
(daerah). Bangsa-bangsa di kawasan Asia Tenggara sangatlah beruntung
karena memiliki khazanah sastra klasik yang amat beragam dan kaya.
Wilayah-wilayah kultur dan etnik itu masing-masing memiliki sastra kasik,
yang semuanya memiliki sifat-sifat yang khas. Karya sastra ini timbul dan
berkembang pada zaman yang belum mengenal istilah demokrasi, HAM,
industrialisasi, globalisasi, dan anasir-anasir modern lainnya. Sastra klasik
sebagian besar berakar dari sikap hidup tradisional yang feodal. Hal yang
wajar apabila kemudian muncul pertanyaan, nilai apa lagi yang masih
dianggap relevan dan bermanfaat dari penelitian sastra klasik dalam
konteks kehidupan yang serba modern seperti sekarang.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan struktur sastra Melayu Islam, yang meliputi alur,
tokoh, latar, dan tema.
2. Mendeskripsikan kategori-kategori moral yang tertuang dalam karya
sastra Melayu Islam.
3. Merumuskan karakteristik umum dari setiap kategori moral yang
terdapat dalam masyarakat Melayu Islam.
Teks seperti itulah yang lazim disebut dengan karya ilmah. Teks
tersebut disusun dengan metode ilmiah, yakni metode yang berdasarkan
cara berpikir yang sistematis dan logis. Karya ilmiah menyajikan masalah-
masalah yang objektif dan faktual.
1. Sistematis, susunan teks itu teratur dengan pola yang baku. Dimulai
dengan pendahuluan, diikuti dengan pembahasan, dan diakhiri
dengan simpulan.
2. Logis, isinya dapat dipahami dan dibenarkan oleh akal sehat; antara
lain, didasari oleh hubungan sebab akibat.
Tugas
Setelah kamu membaca penggalan karya ilmiah di atas, ikutilah
instruksi di bawah ini!
1. Lakukanlah observasi di lingkungan sekolah atau masyarakat tentang
informasi yang dapat dikembangkan menjadi karya ilmiah!
2. Perhatikan penulisan struktur karya ilmiah yang benar!
Kegiatan 1
Menentukan Informasi Penting dalam Karya Ilmiah
Tugas
1. Secara berkelompok, bacalah sebuah karya ilmiah. Carilah karya ilmiah
dari jurnal. Tentukanlah masalah-masalah pokok yang ada di dalamnya!
Gagasan/Saran Penulis
Kegiatan 2
Menyajikan Hasil Karya Ilmiah dalam Diskusi
Tugas
Lakukan kegiatan berikut ini!
Pemakalah I Ringkasan
….
Pemakalah II Ringkasan
….
Pemakalah III Ringkasan
….
Tanggapan Para Peserta
Nama Peserta Jenis Tanggapan Isi Tanggapan Jawaban Pemakalah
Kegiatan 1
Menganalisis Sistematika Karya Ilmiah
Isi karya ilmiah memang dapat berkaitan dengan banyak hal, sepanjang
hal-hal tersebut bukan sesuatu yang imajinatif. Masalah-masalah dalam
karya ilmiah mencakup berbagai hal yang bersifat empiris (pengalaman
nyata), mulai dari masalah keagamaan, bahasa, budaya, sosial, ekonomi,
politik, alam sekitar, dan sebagainya.
Pada dasarnya, makalah terdiri atas dua bagian utama, yaitu bagian tubuh
dan pelengkap. Bagian tubuh terdiri atas pendahuluan, isi/pembahasan,
dan penutup. Bagian pelengkap terdiri atas judul, kata pengantar, daftar isi,
dan daftar pustaka.
Tugas
1. Pilihlah dua buah jurnal!
2. Analisislah bagian-bagian karya ilmiah dari kedua jurnal tersebut!
3. Bandingkanlah sistematika karya ilmiah yang disajikan dalam dua
jurnal tersebut!
4. Buatlah laporan diskusi kelompokmu dengan mengikuti contoh tabel
berikut ini!
Telah kita pelajari pada materi terdahulu bahwa salah satu ciri karya
ilmiah adalah bersifat objektif. Objektivitas suatu karya ilmiah, antara
lain, ditandai oleh pilihan kata yang bersifat impersonal. Hal ini berbeda
dengan teks lain yang bersifat nonilmiah, semacam novel ataupun cerpen
yang pengarangnya bisa ber-aku, kamu, dan dia. Kata ganti yang digunakan
dalam karya ilmiah harus bersifat umum, misalnya penulis atau peneliti.
Dalam hal ini, penulis tidak boleh menyatakan proses pengumpulan
data dengan kalimat seperti “Saya bermaksud mengumpulkan data dengan
menggunakan kuesioner”. Kalimat yang harus digunakan, adalah “Di dalam
mengumpulkan data penelitian ini, penulis menggunakan kuesioner.”
Dalam kalimat tersebut, kata ganti saya diganti penulis, atau bisa juga
peneliti. Cara lain dengan menyatakannya dalam kalimat pasif, misalnya,
“Di dalam penelitian ini, digunakan kuesioner. Di dalam kalimat tersebut,
subjek penelitian dinyatakan secara tersurat. Dalam komunikasi ilmiah,
memang penulis diharapkan sering mempergunakan kalimat pasif seperti
contoh di atas.
Karya ilmiah memerlukan kelugasan dalam pembahasannya. Karya
ilmiah menghindari penggunaan kata dan kalimat yang bermakna ganda.
Karya ilmiah mensyaratkan ragam yang memberikan keajegan dan
kepastian makna. Dengan kata lain, bahasa yang digunakannya itu harus
reproduktif. Artinya, apabila penulis menyampaikan informasi, misalnya,
yang bermakna X, pembacanya pun harus memahami informasi itu dengan
makna X pula. Infomasi X yang dibaca harus merupakan reproduksi yang
benar-benar sama dari informasi X yang ditulis.
Ragam bahasa yang digunakan karya ilmiah harus lugas dan bermakna
denotatif. Makna yang terkandung dalam kata-katanya harus diungkapkan
secara eksplisit untuk mencegah timbulnya pemberian makna yang lain.
Untuk itu, dalam karya ilmiah kita sering mendapatkan definisi atau batasan
dari kata atau istilah-istilah yang digunakan. Misalnya, jika dalam karya itu
digunakan kata seperti frasa atau klausa, penulis itu harus terlebih dahulu
menjelaskan arti kedua kata itu sebelum ia melakukan pembahasan yang
lebih jauh. Hal tersebut penting dilakukan untuk menyamakan persepsi
antara penulis dengan pembaca atau untuk menghindari timbulnya
pemaknaan lain oleh pembaca terhadap maksud kedua kata itu.
Denotasi Konotasi
No.
Contoh kalimat Makna Contoh kalimat Makna
1. Tangan kiri Arman posisi, Partai politik ideologi,
terkilir sewaktu lawan dari yang beraliran aliran politik
bermain bola. kanan kiri dilarang di
Indonesia.
2. Malam ini udara suhu Hatiku panas emosi, marah
terasa sangat begitu melihat
panas. Ahmad dimarahi
Pak Lurah.
Sumber: www.4.bp.blogspot.com
Gambar 6.2 Kasus mencuri sandal.
(Sumber: E. Kosasih)
Karya ilmiah yang menjadi bahan untuk diskusi, lazim disebut dengan
makalah. Makalah sering pula disebut kertas kerja, yakni suatu karya ilmiah
yang membahas suatu persoalan dengan pemecahan yang didasarkan hasil
kajian literatur atau kajian lapangan. Makalah merupakan karya ilmiah
yang secara khusus dipersiapkan dalam diskusi-diskusi ilmiah, seperti
simposium, seminar, atau lokakarya.
Makalah terdiri atas pendahuluan, pembahasan, dan simpulan. Untuk
penjelasan ketiga hal tersebut, perhatikan urutan berikut ini.
1. Pendahuluan
Bagian ini menguraikan masalah yang akan dibahas yang meliputi:
a. latar belakang masalah,
b. perumusan masalah, dan
c. prosedur pemecahan masalah.
2. Pembahasan
Bagian ini memuat uraian tentang hasil kajian penulis dalam
mengeksplorasi jawaban terhadap masalah yang diajukan, yang
dilengkapi oleh data pendukung serta argumentasi-argumentasi yang
berlandaskan pandangan ahli dan teori yang relevan.
3. Simpulan
Bagian ini merupakan simpulan dan bukan ringkasan dari
pembahasan. Simpulan adalah makna yang diberikan penulis terhadap
hasil diskusi/uraian yang telah dibuatnya pada bagian pembahasan.
Dalam mengambil simpulan tersebut, penulis makalah harus mengacu
kembali ke permasalahan yang diajukan dalam bagian pendahuluan.
Pada bagian akhir makalah harus dilengkapi dengan daftar pustaka,
yakni sejumlah sumber yang digunakan di dalam penulisan makalah
tersebut. Yang dimaksud dengan sumber bisa berupa buku, jurnal, majalah,
surat kabar, ataupun laman dari internet. Sumber-sumber tersebut disusun
secara alfabetis dengan memuat:
1. nama penulis,
2. tahun/edisi penerbitan,
3. judul buku, artikel, atau berita,
4. kota penerbit,
5. nama penerbit.
atau
Tugas
Tentukanlah topik dari ketiga cuplikan teks di bawah ini. Dari buku
apakah bahan-bahan untuk menulis topik seperti itu bisa kamu dapatkan?
Kemudian, apabila perlu diperkuat data, bagaimanakah cara untuk
mendapatkan data itu?
1. Lemahnya penguasaan bahasa Indonesia itu, antara lain, disebabkan
oleh kurangnya motivasi dalam pemakaian bahasa Indonesia dengan
baik. Ada yang beranggapan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa
kedua. Bahasa Indonesia adalah bahasanya orang Indonesia sehingga
ada yang beranggapan bahwa tidak perlu dipelajari. Bahasa asing
merupakan bahasa ilmu pengetahuan. Bahasa Indonesia adalah bahasa
yang digunakan seperti sarana komunikasi sehari-hari. Tanpa harus
dipelajari masyarakat Indonesia sudah terbiasa berbahasa.
1.
2.
3.
Kegiatan 2
Menulis Karya Ilmiah dengan Memperhatikan Sistematika
dan Kebahasaan
1. Pendahuluan
Peranan pemuda dalam sejarah perjuangan bangsa:
a. pemuda pada masa prakemerdekaan;
b. pemuda di zaman kemerdekaan; dan
c. pemuda di masa pembangunan.
2. Pembahasan
a. potensi pemuda sebagai modal dasar pembangunan bangsa;
b. sektor-sektor pembangunan yang dapat diisi oleh pemuda; dan
c. faktor penunjang dan kendala:
1) kendala psikologis,
2) kendala sosial, dan
3) kendala ekonomi.
3. Penutup
3. Mengumpulkan bahan
Langkah ini sangat penting di dalam menyusun sebuah karya
ilmiah. Berbeda dengan menulis fiksi yang bisa saja berdasarkan
imajinasi, karya ilmiah tidaklah demikian. Agar tulisan itu tidak
kering, kita memerlukan sejumlah teori dan data yang mendukung
terhadap topik itu. Bahan-bahan yang dimaksud dapat bersumber dari
buku, jurnal ilmiah, surat kabar, internet, dan sumber-sumber lainnya.
Adapun data itu sendiri dapat diperoleh melalui kegiatan observasi,
wawancara, angket, dan teknik-teknik pengumpulan data lainnya.
Tugas
1. Buatlah sebuah karya ilmiah dengan topik/masalah yang kamu kuasai.
2. Susunlah karya ilmiah tersebut dengan langkah-langkah seperti yang
telah kamu pelajari di atas.
3. Lakukanlah silang baca dengan salah seorang teman untuk saling
memberikan koreksi terhadap karya ilmiahmu itu. Gunakanlah format
berikut.