(PG DJATIROTO)
Fitri Nilasari
Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Jember (UNEJ)
Jln. Kalimantan 37, Jember 68121
E-mail: nilasari890@gmail.com
Abstrak
Penerapan akuntansi lingkungan terhadap pengelolaan limbah yang dilakukan pada PG Djatiroto bertujuan untuk
menganalisis komponen biaya lingkungan terkait pengelolaan limbah serta untuk menganalisis perlakuan akuntansi biaya
lingkungan terhadap pengelolaan limbah. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
deskriptif komparatif. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara dan dokumentasi terkait masalah penelitian.
Teknik analisis yang dilakukan dengan membandingkan hasil analisis wawancara dan dokumentasi dengan teori Hansen dan
Mowen untuk komponen biaya lingkungan dan PSAK No.1 paragraf 11, PSAK No.14, dan PSAK No. 1 revisi 2009 untuk
perlakuan akuntansi biaya lingkungan. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa perusahaan telah melakukan
pengklasifikasian biaya lingkungan (dalam hal pengelolaan limbah) dan telah melakukan tahapan perlakuan akuntansi biaya
lingkungan. Akan tetapi, berdasarkan analisis yang telah dilakukan ada beberapa saran untuk dijadikan pertimbangan bagi
PG Djatiroto dalam hal penerapan akuntansi lingkungan untuk masa akan datang.
Abstract
The implementing environmental accounting on waste management at PG Djatiroto aims to analyze components of
environmental costs (on waste management) and to analyze an accounting treatment of the environmental costs on waste
management. The data analysis method used in this study is a comparative descriptive analysis method. The data in this
study was obtained through interviews and documentation related research issues. Analysis done by comparing the results
of interviews and document analysis by Hansen and Mowen theory for the environmental costs of components and SFAS 11
paragraph 1 , SFAS 14 , and SFAS No. 1 revision 2009 for the treatment accounting of environmental cost. Based on the
results of this research is that the company has made the classification of environmental costs (in terms of waste
management) and has conducted environmental cost accounting treatment stages. However , based on the analysist has
been done, there are a few suggestions to be considered for the PG Djatiroto in term implementing environmental
accounting for the future.
Keywords : environmental accounting, environmental cost, waste management
Pengambilan contoh air limbah dilakukan oleh Dinas 514.620 Instalasi xxx xxx Accrual
Lingkungan Hidup Kabupaten Lumajang. Limbah Basis
Padat
Tabel. Komponen Biaya Lingkungan Sumber: Diolah oleh peneliti
No. Jenis Biaya Komponen yang terkait
Lingkungan Berdasarkan hasil penelusuran yang telah dilakukan,
biaya pengelolaan limbah yang dikeluarkan pabrik
1 Instalasi Limbah Cair Biaya pemeliharaan UPLC dibebankan dalam perkiraan pabrik pada sub instalasi
(Unit Pengolah Limbah Cair) : limbah udara, instalasi limbah cair, instalasi limbah padat
a. Biaya pengurasan Lumpur yang menggunakan metode accrual basis dan akan muncul
b. Biaya sarana (misal : pompa) pada Laporan Laba (Rugi) pada harga pokok penjualan pada
c. Biaya penerangan sub pabrik dengan nomor perkiraan 514 yang disajikan
d. Biaya pembelian bakteri dalam Lampiran 5 bersama biaya- biaya lain yang sejenis
inola dalam Laporan Laba Rugi.
e. Biaya pembelian TSP dan
Urea b. Pengukuran
f. Biaya analisa limbah Pabrik Gula Djatiroto, Lumajang dalam mengukur
2 Instalasi Limbah a. Biaya pengambilan limbah biaya pengelolaan limbah menggunakan satuan moneter
Padat padat berdasarkan biaya yang dikeluarkan dan diambil dari
b. Biaya transport realisasi rencana biaya tiga tahun sebelumnya atau seringkali
c. Biaya pemeliharaan (Bak disebut dengan metode historical cost.
Sedimentasi)
3 Instalasi Limbah a. Biaya pembelian alat Rumus pengukuran biaya terkait pengelolaan limbah:
Udara b. Biaya pompa Rata- rata biaya 3 tahun terakhir + 10%
c. Biaya listrik
d. Biaya analisa Tabel 4.2.3 Pengukuran Biaya Pengelolaan Limbah
Sumber: Diolah Peneliti No. No. Perkiraan Pengukuran
Perkiraan
1 514.60 Instalasi Limbah Historical Cost
2. Perlakuan Biaya Pengelolaan Limbah Udara
a. Pengakuan 2 514.61 Instalasi Limbah Cair Historical Cost
Pengakuan berkaitan dengan masalah suatu transaksi
yang akan dicatat atau tidak dalam sistem pencatatan 3 514.62 Instalasi Limbah Padat Historical Cost
sehingga akan berpengaruh terhadap laporan keuangan Sumber: Diolah Peneliti
perusahaan. Pabrik Gula Djatiroto mengakui transaksi
sebagai biaya apabila telah digunakan dalam kegiatan Pabrik Gula Djatiroto juga memiliki bangunan untuk
operasioanal perusahaan. Biaya pengelolaan limbah pabrik pengelolaan limbah yang disajikan sebagai aset perusahaan.
tergolong dalam biaya operasional perusahaan. Pabrik juga Bangunan tersebut memiliki masa manfaat 20 tahun yang
telah membentuk rekening tersendiri untuk biaya perhitungan penyusutannya dengan cara metode garis lurus.
pengelolaan limbah.
Dalam mengakui biaya yang terkait dengan pengelolaan Jurnal yang digunakan untuk bangunan pengelolaan limbah:
limbah, setiap biaya yang dikeluarkan akan dimasukkan Beban Penyusutan Bangunan (Pengelolaan Limbah) xxx
dalam rekening instalasi limbah sesuai dengan jenis Akumulasi Penyusutan Bangunan (Pengelolaan Limbah) xxx
limbahnya. Perusahaan menggunakan metode accrual basis
dalam pengakuan biaya pengelolaan limbah. Biaya diakui c. Pencatatan
jika suatu kegiatan atau transaksi terjadi dalam kegiatan Pabrik Gula Djatiroto melakukan pencatatan biaya
operasional perusahaan tanpa memperhatikan kas diterima pengelolaan limbah langsung dimasukkan ke dalam
maupun kas yang dikeluarkan. perkiraan instalasi limbah diantaranya instalasi limbah
udara, instalasi limbah cair, instalasi limbah padat apabila
Tabel 4.2.2 Proses Pengakuan biaya tersebut telah digunakan untuk kegiatan operasional
pabrik. Untuk pembelian bahan terkait pengelolaan limbah
No. Nama Rencana Realisasi Metode
harus melalui bagian pengadaan barang dan akan di simpan
Rekening Rekening Biaya Biaya Pengakuan
pada bagian gudang yang diakui sebagai persediaan. Apabila
Th. 2014 Bulan Ini
bagian pengelolaan limbah membutuhkan bahan tersebut,
514.600 Instalasi xxx xxx Accrual maka akan dicatat sebagai biaya instalasi limbah dan akan
Limbah Basis mengurangi persediaan. Biaya instalasi limbah merupakan
Udara komponen penyusun harga pokok penjualan.
514.610 Instalasi xxx xxx Accrual
Limbah Cair Basis
pengurasan pengolahan dan instalasi atau adanya aliran manfaat dalam perusahaan.
lumpur pembuangan limbah- Metode pengakuan yang digunakan oleh pabrik yaitu
b. Biaya sarana limbah beracun, dan accrual basis dimana biaya di akui jika suatu kegiatan atau
(misal: pompa) pemeliharaan transaksi terjadi dalam kegiatan operasional perusahaan
c. Biaya peralatan polusi tanpa memperhatikan kas diterima maupun kas yang
penerangan
dikeluarkan.
2. Instalasi Dalam PSAK belum ada peraturan yang menetapkan
Limbah Padat pengakuan terkait biaya lingkungan akan tetapi perusahaan
a. Biaya dapat menetapkannya sesuai dengan PSAK No.1 paragraf
pengambilan 11. Pabrik Gula Djatiroto telah menetapkan kebijakan
limbah padat mengenai pengakuan terkait biaya pengelolaan limbah sesuai
b. Biaya transport dengan kebijakan perusahaan sehingga pabrik dapat
c. Biaya memberikan informasi yang relevan, andal, dapat
pemeliharaan dibandingkan, dan dapat dipahami pada pengguna laporan
(Bak
keuangan.
Sedimentasi)
3. Instalasi b. Pengukuran
Limbah Udara Pabrik Gula Djatiroto dalam mengukur biaya
a. Biaya pompa pengelolaan limbah yang dikeluarkan oleh perusahaan
b. Biaya listrik menggunakan satuan moneter sebesar biaya yang
4 Biaya Kegagalan Biaya Kegagalan dikeluarkan. Biaya tersebut diambil dari rata- rata realisasi
Eksternal Eksternal Lingkungan: biaya selama tiga periode sebelumnya atau seringkali disebut
Lingkungan Pembersihan danau dengan metode historical cost. Rata- rata realisasi biaya
yang tercemar, tersebut akan di tambah sebesar 10%. Pengukuran biaya
penggunaan bahan pengelolaan limbah dilakukan dengan menentukan besarnya
baku dan energi secara
jumlah rupiah yang akan dilekatkan atau dialokasikan pada
tidak efisien,
pembersihan minyak
suatu pos terkait dengan masing- masing jenis limbah yang
yang tumpah, dikelola agar dapat diketahui seberapa besar jumlah yang
pembersihan tanah akan dikurangkan dari rencana biaya dalam setiap awal
yang tercemar, periode. Walaupun belum ada peraturan yang mengatur
penyelesaian klaim pengukuran biaya lingkungan terakit pengelolaan limbah,
kecelakaan pribadi perusahaan dapat menggunakan kebijakan perusahaan yang
dari praktek kerja yang telah ditetapkan.
tidak ramah Hal tersebut sejalan dengan definisi yang diungkapkan
lingkungan,
oleh Suwardjono bahwa pengukuran merupakan penentuan
penyelesaian klaim
kerusakan properti, besarnya unit pengukur (jumlah rupiah) yang terlibat dalam
dan pembaruan tanah suatu transaksi untuk merepresentasikan apa yang terjadi
ke keadaan alaminya dalam objek tersebut.
Sumber: Diolah Peneliti
c. Pencatatan
2. Perlakuan Biaya Pengelolaan Limbah Pabrik Gula Djatiroto melakukan pencatatan dalam hal
a. Pengakuan pengelolaan limbah dengan cara memasukkan biaya- biaya
Setiap awal periode, masing- masing unit menerima yang dikeluarkan untuk kegiatan tersebut ke dalam perkiraan
rencana biaya yang telah ditetapkan untuk periode satu tahun instalasi limbah udara, instalasi limbah cair, instalasi limbah
berdasarkan rata- rata realisasi biaya selama tiga periode padat. Perkiraan tersebut termasuk dalam perkiraan pabrik
sebelumnya.. Pabrik membagi empat unit untuk mengolah yang merupakan bagian dari biaya produksi gula dan tetes
rencana biaya tersebut diantaranya unit AKU (Administrasi, serta komponen penyusun harga pokok penjualan. Akan
Keuangan, dan Umum), Instalasi, Tanaman, dan tetapi, seperti bahan- bahan yang digunakan sebagai
Pengolahan. Untuk bagian pengelolaan limbah, unit Instalasi komponen pengelolaan limbah akan dicatat sebagai
yang mengolah biaya yang telah ditetapkan. persediaan pada sisi debet dan hutang usaha pada sisi kredit
Alokasi biaya dibagi menjadi tiga yaitu instalasi limbah oleh bagian gudang dan akan dicatat oleh bagian akuntansi
padat, instalasi limbah cair, dan instalasi limbah udara. sebagai biaya pada sisi debet dan persediaan pada sisi kredit
Namun, alokasi biaya tersebut masih belum dapat dikatakan apabila user telah meminta bahan tersebut menggunakan
sebagai biaya. Alokasi biaya tersebut dapat dikatakan biaya “bon gudang” seperti yang terdapat dalam Lampiran 6. Bon
apabila telah ada aktifitas yang dijalankan dalam gudang tersebut digunakan dalam kegiatan operasional
pengelolaan limbah. Ada beberapa masih menjadi perusahaan sebagai bukti transaksi. Selain itu, berdasarkan
persediaan seperti bahan- bahan kimia yang dibutuhkan hasil wawancara dan pengumpulan dokumen yang berkaitan
untuk mengelola limbah baik padat, cair, dan udara. baik dalam pengakuan maupun pencatatan, pabrik
Persediaan tersebut diakui sebagai biaya, apabila unit menggunakan metode accrual basis dimana biaya maupun
instalasi menggunakan persediaan tersebut untuk aktifitas persediaan dicatat jika suatu kegiatan atau transaksi terjadi
dalam kegiatan operasional perusahaan tanpa Atas Laporan Keungan, karena telah disajikan dalam
memperhatikan kas diterima maupun kas yang dikeluarkan. Laporan Laba Rugi Pabrik sebagai komponen penyusun
Persediaan menurut PSAK No.14 paragraf 03 adalah harga pokok penjualan. Berdasarkan hasil wawancara dan
aktiva tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal; dokumen yang dikumpulkan, salah satu isi dari Catatan Atas
dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan; atau Laporan Keuangan yaitu mengenai PROPER. PROPER
dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk (Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan) yang
digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa. merupakan salah satu upaya Kementerian Lingkungan Hidup
Apabila dibandingkan dengan kebijakan pencatatan yang untuk mendorong penaatan perusahaan dalam pengelolaan
dilakukan oleh perusahaan, bahan pendukung seperti pupuk lingkungan hidup melalui instrumen informasi. PROPER
urea dalam kegiatan pengelolaan limbah dicatat sebagai tersebut dapat digunakan untuk mendapatkan Kredit
persediaan yang merupakan aktiva yang digunakan dalam Ketahanan Pangan yang merupakan kegiatan yang dapat
proses pengelolaan limbah. Oleh karena itu, dapat dikatakan menjaga kelangsungan usaha pabrik. Dengan adanya
perusahaan sudah tepat menggunakan akun persediaan penyajian dan pengungkapan tersebut, dapat dikatakan
dalam pencatatan terkait kegiatan pengelolaan limbah. bahwa pengelolaan limbah mempunyai peran penting bagi
perusahaan baik untuk kelangsungan hidup perusahaan
d. Penyajian dan Pengungkapan maupun bagi pengguna laporan keuangan dalam
Pabrik Gula Djatiroto merupakan perusahaan yang pengambilan keputusan. Pabrik juga telah menunjukkan
bergerak dibidang agribisnis dimana dalam proses sebagai perusahaan yang mempunyai peran dalam
produksinya menghasilkan berbagai jenis limbah antara lain melindungi lingkungan dan sebagai perusahaan yang ramah
limbah padat, cair, dan udara. Dalam hal pengelolaan lingkungan karena setiap tahunnya pabrik melakukan riset
limbah, pabrik telah menyajikan dan mengungkapkan yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup dalam
informasi terkait pengelolaan limbah yang dilakukan dalam menilai pengelolaan limbah produksi yang dihasilkan.
kegiatan operasionalnya. Pabrik menyusun laporan keuangan
sesuai dengan standar akuntansi keuangan pada umumnya.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan no.1 revisi Kesimpulan dan Keterbatasan
2009 tentang penyajian laporan keuangan diungkapkan
bahwa:
Kesimpulan
“Entitas dapat pula menyajikan, terpisah dari laporan Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan dapat
keuangan, laporan mengenai lingkungan hidup dan disimpulkan sebagai berikut:
laporan nilai tambah (value added statement), Menurut perusahaan, biaya lingkungan (dalam hal
khususnya bagi industri dimana faktor lingkungan hidup pengelolaan limbah) merupakan biaya yang timbul karena
memegang peranan penting dan bagi industri adanya kegiatan atau aktifitas yang berkaitan dengan
menganggap karyawan sebagai kelompok pengguna pengelolaan limbah produksi agar tindak mencemari
laporan yang memegang peranan penting. Laporan lingkungan. Pengelolaan limbah merupakan kegiatan yang
tambahan tersebut di luar ruang lingkup Standar mempunyai peran penting dalam kegiatan operasional
Akuntansi Keuangan”. perusahaan. Pabrik Gula Djatiroto telah melakukan tahapan
perlakuan akuntansi untuk biaya pengelolaan limbah. Hal
Berdasarkan penjelasan menurut PSAK No.1 revisi tersebut didasarkan adanya pengklasifikasian biaya
2009, dapat dikatakan bahwa perusahaan yang bergerak di pengelolaan limbah yang dapat dikatakan bahwa pabrik telah
bidang industri yang memiliki potensi menghasilkan limbah mengeluarkan biaya lingkungan (dalam hal pengelolaan
produksi yang dapat mencemari lingkungan hidup untuk limbah) sebagai pertanggung jawaban pabrik dalam menjaga
mengungkapkan aktifitas yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan hidup. Pabrik Gula Djatiroto telah mengakui
limbah yang menjadi peran penting dalam kelangsungan biaya pengelolaan limbah sesuai dengan jenis limbah
hidup perusahaan sebagai laporan tambahan untuk sebagai biaya instalasi limbah cair, instalasi limbah padat,
melengkapi Laporan Keuangan utama perusahaan. Laporan dan instalasi limbah udara. Biaya- biaya tersebut diakui
tersebut dapat digunakan pengguna laporan dalam dalam perkiraan pabrik yang merupakan komponen
pengambilan keputusan dan lebih cepat untuk mengetahui penyusun harga pokok penjualan. Pabrik menggunakan
permasalahan yang timbul selama periode tertentu. metode accrual basis dalam proses pengakuan. Pengukuran
Selama ini pabrik gula Djatiroto menyajikan biaya biaya lingkungan (dalam hal pengelolaan limbah) yang
terkait pengelolaan limbah dalam sub bagian instalasi limbah dilakukan Pabrik Gula Djatiroto menggunakan satuan rupiah
cair, instalasi limbah padat, dan instalasi limbah udara. sebesar yang dikeluarkan pabrik berdasarkan rata- rata
Biaya tersebut disajikan bersama- sama dengan biaya gaji, realisasi biaya selama tiga tahun atau sering kali disebut
retribusi air, bahan bakar, pemeliharaan mesin dan instalasi, historical cost. Rata- rata tersebut akan dilekatkan pada
dan biaya lain yang sejenis ke dalam perkiraan pabrik masing masing perkiraan biaya lingkungan terkait
dengan nomor perkiraan 514 seperti dalam Lampiran 4. pengelolaan limbah sesuai dengan jenis limbahnya. Hal
Perkiraan pabrik tersebut akan disajikan ke dalam laporan tersebut sesuai dengan definisi yang diungkapkan oleh
laba rugi seperti pada Lampiran 5 yang merupakan Suwardjono terkait pengukuran. Pencatatan yang dilakukan
komponen harga pokok penjualan. Pabrik Gula Djatiroto untuk biaya pengelolaan limbah
Pabrik sudah mengungkapkan kebijakan- kebijakan dengan cara memasukkan biaya- biaya yang dikeluarkan
akuntansi terkait biaya pengelolaan limbah dalam Catatan untuk kegiatan tersebut ke dalam perkiraan instalasi limbah
Keterbatasan
1. Penelitian ini hanya difokuskan pada akuntansi keuangan
dalam hal perlakuan akuntansi biaya pengelolaan limbah dan
peneliti juga tidak membahas sisi manajemen serta akuntansi
lingkungan secara menyeluruh.
2. Pengukuran biaya lingkungan (dalam hal pengelolaan
limbah) masih belum terdapat standar khusus untuk
pengukuran dan pencatatan sehingga kurang bisa
dibandingkan sesuai dengan tujuan penelitian
Daftar Pustaka/Rujukan
Belkaoui, Ahmed Riahi. 2006. Teori Akuntansi. Edisi Lima. Jakarta:
Salemba Empat
Carter dan Usry. 2006. Cost Accounting. Jakarta: Salemba Empat.
Hansen dan Mowen. 2005. Management Accounting Buku 2. Jakarta:
Salemba Empat
Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Teori Akuntansi Edisi Revisi 2011. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada
www.id.wikipedia.org