Anda di halaman 1dari 15

BAB II

GAMBARAN UMUM KECAMATAN


(WILAYAH KERJA PUSKESMAS)

A. Analisa Geografi dan Kependudukan


UPTD Puskesmas Bungursari merupakan satu-satunya Puskesmas yang ada di
Kecamatan Bungursari Kabupaten Purwakarta dan merupakan pintu gerbang sisi
sebelah utara yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Karawang. Dan posisi
letaknya anatara 107º – 30º – 107º - 40º BT dan 6,45º LS dengan suhu berkisar
anatara 26ºC – 30ºC dengan curah hujan rata-rata 1.200 mm. Lokasi Puskesmas
Bungursari berada di pinggir jalan raya Bungursari yang merupakan jalan utama
sebagai pintu gerbang utara menuju Kabupaten atau Kota lain di Provinsi Jawa
Barat.
Transportasi antar wilayah dihubungkan dengan jalan darat, jalan utama desa
sebagian besar sudah beraspal dan mudah dijangkau dengan sarana transfortasi.
Luas wilayah kerja Puskesmas Bungursari 4335,76 Km² dan secara topografi
terdiri hamparan dataran rendah dalam bentuk rata dan bergelombang dengan 25-
500 m dari permukaan laut dalam lingkup batasan wilayah kerja sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Karawang
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Purwakarta
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Babakan Cikao
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Campaka

Laporan Tahunan UPTD Puskesmas Bungursari Tahun 2017 3


Gambar 2.1
Peta Wilayah Kerja Kecamatan Bungursari

Kec. Cikampek

Cibodas

Cikopo Karangmukti
Cinangka

Dangdeur
Wanakerta
Cibungur

Kec.
Campaka
Bungursari
Kab.
Karawang Cibening

Ciwangi

Kec. Babakan
Cikao

UPTD Puskesmas Bungursari berdiri tahun 1990 dan mulai beroperasi pada
bulan maret tahun 1991 yang merupakan puskesmas pemekaran dari Puskesmas
Kecamatan Campaka dan Kecamatan Bungursari merupakan pintu gerbang
Kabupaten Purwakarta dari dan menuju ke Ibu Kota Negara. Kecamatan Bungursari
sendiri baru terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor
24 Tahun 2000 tanggal 30 November 2000 tentang Pembentukan dan Susunan
Organisasi Kecamatan Babakan Cikao, Bungursari, Sukasari, Pondoksalam, dan
Kiarapedes Kabupaten Purwakarta. Kecamatan terdiri dari 10 Desa yang terbagi
dalam 185 RT dan 58 RW.

B. Keadaan Penduduk
1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah penduduk menurut jenis kelamin yang berada di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Bungursari Kecamatan Bungursari pada tahun 2017, laki-laki

Laporan Tahunan UPTD Puskesmas Bungursari Tahun 2017 4


adalah 31.024 jiwa, sedangkan perempuan adalah 32.138 jiwa. Jadi jumlah
penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Bungursari Kecamatan Bungursari
adalah 63.162 jiwa.
Grafik 2.1
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Menurut Desa
di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Bungursari Tahun 2017

6000

5000

4000

3000

2000

1000

0
Ciwan Cibeni Bungur Cibung Dangd Wanak Cinang Ciboda Karang
Cikopo
gi ng sari ur eur erta ka s mukti
Laki-laki 4954 4924 2280 2356 1757 2528 2393 4371 3794 1667
Perempuan 5238 5033 2359 2377 1763 2608 2571 4425 3993 1771

2. Pertumbuhan dan Persebaran Penduduk


a. Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Bungursari
setiap tahunnya menunjukan peningkatan. Hal ini terjadi selain karena
banyaknya pasangan baru nikah yang ingin segera punya anak juga karena
derasnya arus urbanisasi dan merupakan daerah penyangga Pertumbuhan /
Perkemabangan Ibu Kota Kabupaten. Jumlah penduduk 63.162 jiwa dengan
angka pertumbuhan mencapai 14,57 per Km².

Laporan Tahunan UPTD Puskesmas Bungursari Tahun 2017 5


b. Persebaran Penduduk
Persebaran penduduk di Kecamatan Bungursari tidak merata.Hal ini
berkaitan dengan daya dukung lingkungan yang tidak seimbang antara satu
desa dengan desa lainnya. Berikut data kepadatan penduduk di kecamatan
Bungursari.
Tabel 2.1
Jumlah dan Persebaran Penduduk
Diwilayah Kecamatan Bungursari Tahun 2017
Rata- Kepada
Luas Jumlah Rata tan
Jumlah
No Desa Wilayah Rumah Jiwa/ Pendu
Penduduk
(km2) Tangga Rumah duk
Tangga pe km2
1 Ciwangi 345,00 10.192 3292 3,10 29,54
2 Cibening 433,53 9.957 3239 3,07 22,97
3 Bungursari 302,46 4.639 1186 3,91 15,34
4 Cibungur 520,46 4.733 1230 3,85 9,09
5 Dangdeur 851,00 3.520 765 4,60 4,14
6 Wanakerta 300,29 5.136 1274 4,03 17,10
7 Cinangka 247,50 4.964 1172 4,24 20,06
8 Cikopo 704,02 8.796 2283 3,85 12,49
9 Cibodas 369,30 7.787 1981 3,93 21,09
10 Karangmukti 262,20 3.438 930 3,70 13,11
JUMLAH
4.335,76 63.162 17.352 3,64 14,57
(PUSKESMAS)

Yang memiliki populasi jumlah penduduk terbanyak dari 10 Desa yaitu


Desa Ciwangi, yang memiliki kepadatan penduduk terkecil yaitu Desa
Dangdeur dan Desa Karangmukti, serta yang memiliki kepadatan penduduk
tertinggi yaitu Desa Ciwangi. Kepadatan penduduk dapat dilihat pada grafik
dibawah ini:

Laporan Tahunan UPTD Puskesmas Bungursari Tahun 2017 6


Grafik 2.2
Kepadatan Penduduk Menurut Desa
Diwilayah Kecamatan Bungursari Tahun 2017

29.54

22.97
20.06 21.09
17.10
15.34
12.49 13.11 14.57
9.09
4.14

Kepadatan penduduk adalah perbandingan antara jumlah penduduk


dari suatu daerah dengan daerah yang lain dalam suatu luas tertentu sperti
Km² atau mill. Kepadatan penduduk di suatu daerah akan tidak sama karena
akumulasi suatu penduduk dipengaruhi oleh faktor geografis, topografi,
iklim, lokasi, air, atau faktor sosial ekonomi. Kepadatan penduduk diatas
adalah penduduk aritmatika yang menunjukkan jumlah penduduk dalam
setiap Km tanah persegi. Dilihat dari grafik diatas Desa Ciwangi memiliki
kepadatan penduduk paling tinggi yaitu yaitu 29,54 jiwa per Km² karena
jumlah penduduknya yang tinggi.

3. Data Penduduk Miskin


Persentase Penduduk miskin di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Bungursari tahun 2017 adalah 7,54% dari jumlah penduduk keseluruhan 60.224
penduduk, dengan jumlah KK Miskin sekitar 1.977 atau 11,39%. Data keluarga
Miskin dapat di lihat pada tabel dibawah ini :

Laporan Tahunan UPTD Puskesmas Bungursari Tahun 2017 7


Tabel 2.2
Data Keluarga Miskin
Wilayah Kerja Kecamatan Bungursari Tahun 2016
Jumlah
Jumlah KK
No Desa Penduduk % %
Semua Miskin Semua Miskin
1 Ciwangi 10.192 397 3,90 3292 164 4,98
2 Cibening 9.957 490 4,92 3239 207 6,39
3 Bungursari 4.639 273 5,88 1186 123 10,37
4 Cibungur 4.733 583 12,32 1230 225 18,29
5 Dangdeur 3.520 248 7,05 765 126 16,47
6 Wanakerta 5.136 475 9,25 1274 198 15,54
7 Cinangka 4.964 428 8,62 1172 183 15,61
8 Cikopo 8.796 317 3,60 2283 199 8,72
9 Cibodas 7.787 1063 13,65 1981 382 19,28
10 Karangmukti 3.438 490 14,25 930 170 18,28
Jumlah 63.162 4764 7,54 17.352 1.977 11,39

4. Data Penduduk Kelompok Rentan


Penduduk kelompok rentan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Bungursari pada tahun 2017 terdiri dari Bumil 1.346 jiwa, Bulin 1.285 jiwa,
Neonatus 1.674 jiwa, Bayi 1.224 jiwa, Balita 5.957 jiwa, Pra Lansia 8.282 jiwa
dan Lansia 7.363 jiwa. Jadi jumlah penduduk yang termasuk kelompok rentan
adalah 27.131 jiwa. Data dapat di lihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.3
Jumlah Penduduk Kelompok Rentan
Menurut Desa Diwilayah Kecamatan Bungursari Tahun 2017
Desa/ Pra
No Bumil Bulin Neo Bayi Balita Lansia
Kelurahan Lansia
1 Ciwangi 206 199 264 194 963 1337 1188
2 Cibening 197 192 254 187 938 1305 1160
3 Bungursari 100 94 121 89 438 608 541
4 Cibungur 107 101 130 94 445 621 552
5 Dangdeur 75 68 85 61 332 462 410
6 Wanakerta 106 100 128 93 469 674 600
7 Cinangka 117 111 144 104 483 651 579
8 Cikopo 191 185 244 179 829 1153 1025
9 Cibodas 166 160 210 154 735 1020 907
10 Karangmukti 81 75 94 69 325 451 401
Jumlah 1.346 1.285 1.674 1.224 5.957 8.282 7.363

Laporan Tahunan UPTD Puskesmas Bungursari Tahun 2017 8


C. Keadaan Ekonomi
Tingkat pendapatan merupakan salah satu indikator yang sering digunakan untuk
mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat, namun pada kenyataannya data mengenai
pendapatan sangat sulit untuk diperoleh, jadi pendekatan yang dilakukan untuk melihat
keadaan ekonomi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Bungursari adalah dengan melihat
jenis mata pencaharian dari masyarakatnya pada grafik di bawah ini :
Grafik 2.3
Jumlah Jenis Mata Pencaharian
Diwilayah Kecamatan Bungursari Tahun 2017
241 208 PNS
49 357 531
101 TNI/POLRI
1572
3307 Guru
Tenaga Kesehatan
12114 IRT
9153 Wiraswasta/Pedagang
Petani/Peternak/Nelayan
Swasta
Karyawan BUMN
4323
Karyawan BUMD
Karyawan Honorer
1106 Buruh
Lainnya

D. Keadaan Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan salah satu komponen yang menentukan indeks
pembangunan manusia selain tingkat kesehatan dan tingkat ekonomi
masyarakat. Kemampuan baca tulis penduduk tercermin dari Angka Melek Huruf,
yaitu persentase penduduk umur 10 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis
huruf latin atau huruf lainnya. Persentase penduduk berusia 10 tahun ke atas yang
tidak / belum pernah bersekolah sebesar 9,12%. Sedangkan yang masih terdiri atas
23,71% bersekolah di SD/MI, sebesar 25,16% di SMP/MTs, sebesar 8,17% di
SMA/MA/SMK, sebesar 0,34% di Diploma I/II, sebesar 1,61% di
Akademi/Diploma III, sebesar 2,79% di Universitas/Diploma IV dan untuk
S2/S3/DOKTOR sebesar 0,11%.

Laporan Tahunan UPTD Puskesmas Bungursari Tahun 2017 9


Grafik 2.4
Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas Menurut Tingkat Pendidikan
1.61 2.79 0.11
0.34
TIDAK MEMILIKI IJAZAH
SD
9.12
8.17 SD/MI

SMP/ MTs

23.71 SMA/ MA

25.16 SEKOLAH MENENGAH


KEJURUAN
DIPLOMA I/DIPLOMA II

14.85 AKADEMI/DIPLOMA III

E. Analisis Derajat Kesehatan


Derajat kesehatan merupakan pilar utama bersama-sama dengan pendidikan
dan ekonomi yang sangat erat dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia,
sehingga dengan kondisi derajat kesehatan masyarakat yang tinggi diharapkan akan
tercipta sumber daya manusia yang tangguh, produktif dan mampu bersaing untuk
menghadapi semua tantangan yang akan dihadapi dalam pembangunan disegala
bidang. Berbagai studi/penelitian menunjukkan bahwa terjadi korelasi positif antara
derajat kesehatan masyarakat dengan produktifitas. Produktifitas merupakan
perwujudan dari kualitas sumber daya manusia yang handal sehingga dapat
mendukung peningkatan ekonomi dan pembangunan yang pada akhirnya akan
mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan kualitas suatu bangsa.
Indikator derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Purwakarta Tahun 2016 dapat
diketahui dengan melihat indikator : umur harapan hidup, angka kematian, kesakitan
dan status gizi
1. Umur Harapan Hidup (E0)
Penurunan Angka Kematian Bayi sangat berpengaruh pada kenaikan umur
harapan Hidup (UHH) waktu lahir. Angka Kematian Bayi sangat peka terhadap

Laporan Tahunan UPTD Puskesmas Bungursari Tahun 2017 10


perubahan dengan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, sehingga perbaikan
derajat kesehatan tercermin pada penurunan AKB dan kenaikan Umur Harapan
Hidup (UHH) pada waktu lahir, meningkatnya umur harapan hidup secara tidak
langsung juga memberi gambaran tentang adanya peningkatan kualitas hidup
dan derajat kesehatan masyarakat.
Angka harapan hidup adalah rata-rata lamanya hidup yang akan di capai
oleh penduduk. Untuk UPTD Puskesmas Bungursari pada tahun 2016 angka
harapan hidup mencapai 65 tahun.
2. Kematian
a. Angka Kematian Ibu
Karena angka kematian ibu tingkat UPTD Puskesmas Bungursari
belum bisa diformulasikan, maka gambaran angka kematian ibu
digambarkan dengan jumlah kasus kematian ibu. Jumlah kasus kematian ibu
menunjukan baik buruknya pelayanan kesehatan.

b. Angka Kematian Bayi


Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu Indikator
kesehatan yang penting, karena itu Pelayanan kesehatan terhadap kelompok
umur tersebut mendapat perhatian yang cukup tinggi. Angka Kematian Bayi
di UPTD Puskesmas Bungursari belum bisa diformulasikan, sehingga
dilakukan pendekatan dengan melihat jumlah kasus kematian neonatus dan
bayi.
c. Angka Kematian Balita
Jumlah kasus kematian balita pada tahun 2016 tidak ada kematian
balita.
Tabel 2.4
Jumlah Kematian Ibu, Neo, Bayi dan Balita Menurut Desa
Diwilayah Kerja UPTD Puskesmas Bungursari Tahun 2016
Jumlah Kematian Sebab
No Desa
Ibu Neo Bayi Balita Kematian

Laporan Tahunan UPTD Puskesmas Bungursari Tahun 2017 11


1 Ciwangi 0 0 0 0
2 Cibening 0 0 0 0
3 Bungursari 0 0 0 0
Kelainan
4 Cibungur 1 0 0 0
Jantung
5 Dangdeur 0 0 0 0
6 Wanakerta 0 0 0 0
7 Cinangka 0 0 0 0
8 Cikopo 0 0 0 0
9 Cibodas 0 0 0 0
10 Karangmukti 0 0 0 0
Jumlah 0 0 0 0

Jumlah kematian pada tahun 2016 yaitu jumlah kasus kematian ibu di
UPTD Puskesmas Bungursari berjumlah 1 orang, penyebab kematian karena
Kelainan Jantung.

Tabel 2.5
Jumlah Kelahiran dan Kematian Bayi dan balita Menurut Desa
Diwilayah Kerja UPTD Puskesmas Bungursari Tahun 2016
JUMLAH
Jumla
Lahir Jumlah Jumla
Desa/ h
No Lahir Lahir Hidup Bayi h
Kelurahan Balita
Hidup Mati +Lahir Mati Balita
Mati
Mati
1 Ciwangi 204 0 204 0 934 0
2 Cibening 191 0 191 0 910 0
3 Bungursari 91 0 91 0 425 0
4 Cibungur 97 0 97 0 432 0
5 Dangdeur 67 0 67 0 322 0
6 Wanakerta 96 0 96 0 455 0
7 Cinangka 103 0 103 0 469 0
8 Cikopo 188 0 188 0 804 0
9 Cibodas 151 0 151 0 713 0
10 Karangmukti 73 0 73 0 315 0
Jumlah Puskesmas 1.261 0 1.261 0 5.779 0

Laporan Tahunan UPTD Puskesmas Bungursari Tahun 2017 12


Jumlah kelahiran hidup pada tahun 2016 seluruhnya 1.261 kelahiran dan
tidak terdapat kasus lahir mati. Jumlah kematian bayi dan balita tidak ada.
3. Kesakitan
Data kesakitan di UPTD Puskesmas Bungursari digambarkan dengan
masyarakat yang sakit yang datang ke UPTD Puskesmas Bungursari dalam
kurun waktu satu tahun.
Penyakit tersebut dapat digolongkan pada 10 besar penyakit untuk semua
golongan umur, sebagai berikut :

Tabel 2.6
10 Besar Pola Penyakit Penderita Rawat Jalan
Di Puskesmas Bungursari Tahun 2016
Kasus Baru
No Nama Penyakit
Jumlah %
Infeksi Saluran Pernafasan Atas
1 5.207 25,73
Akut
2 Tukak Lambung 1.802 8,90
3 Demam 1.517 7,50
4 Artritis lainnya 1.417 7,00
Gangguan Gigi dan Jaringan
5 1.214 6,00
penunjang lainnya
6 Hipertensi 1.146 5,66
7 Dermatitis 1.080 5,34
Penyakit Pulpa dan Jaringan
8 692 3,42
Periapikal
9 Faringitis Akuta 681 3,36
10 Sakit Kepala 659 3,26
11 Penyakit Lain-Lainnya 4.824 23,84

Laporan Tahunan UPTD Puskesmas Bungursari Tahun 2017 13


Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pola penyakit infeksi masih
mendominasi 10 besar penyakit dengan urutan teratas adalah penyakit ISPA
diikuti oleh penyakit Tukak lambung.

F. Status Gizi
Untuk mengetahui keadaan status Gizi masyarakat adalah dengan mengetahui
kondisi status gizi dari masyarakat rentan seperti bayi, balita dan ibu hamil. Upaya
pemantauan dilakukan dengan banyak cara yaitu dengan penimbangan balita di
Posyandu, pengukuran lingkat lengan ibu hamil serta deteksi tumbuh kembang bayi
dan balita. Selain itu juga dilakukan penimbangan balita yang dilaksanakan secara
serentak pada bulan Agustus bertujuan untuk mengetahui status gizi masyarakat di
saat tertentu.
Jumlah balita yang ada di Puskesmas Bungursari 4.834, dan yang ditimbang
sekitar 4.274 balita. Penilaian status gizi berdasarkan BB/U yang termasuk ke dalam
kriteria gizi lebih 98 atau 2,29%, Gizi Baik 3.888 atau 90,96%, Gizi Kurang 200
atau 4,67% dan Gizi buruk 35 atau 0,81%.
Penilaian status gizi berdasarkan BB/TB yaitu , yang termasuk ke dalam kriteri
Balita Gemuk ada 105 atau 2,45%, Balita Normal 4.112 atau 96,20%, Balita Kurus
3 atau 1,28% dan Balita Kurus sekali 1 atau 0,02%.
Dalam rangka mengurangi angka kesakitan akibat defisiensi Vit A, upaya yang
dilakukan adalah pemberian Vit A pada Bayi (6-11 bulan), Anak Balita (12-59
bulan) dan Ibu nifas. Jumlah bayi yang mendapatkan vitamin A adalah 510 atau
90,40% dari jumlah bayi 564. Jumlah balita yang mendapat vitamin A adalah 3978
atau 89,33% dari Jumlah Balita 4.453. Ibu nifas yang mendapat vitamin A
berjumlah 1.260 atau 102,36%.

G. Analisa Lingkungan
Menurut H.L Bloom Derajat Kesehatan Masyarakat di Indonesia meliputi
factor yaitu factor lingkungan, perilaku pelayanan kesehatan dan genetik. Dimana
factor lingkungan mempunyai pengaruh yang besar terhadap derajat kesehatan.
Peranan kesehatan lingkungan di UPTD Puskesmas Bungursari mempunyai

Laporan Tahunan UPTD Puskesmas Bungursari Tahun 2017 14


pengaruh besar, karena semua sumber penyakit berasal dari lingkungan, baik berasal
dari sarana air bersih, jamban keluarga, tempat pembuangan sampah, saluran
pembuangan air limbah, tempat-tempat umum, tempat pengolahan makanan dan
bahan-bahan berbahaya lainya.

H. Perilaku Masyarakat
Masyarakat memiliki beberapa macam perilaku terhadap kesehatan. Perilaku
tersebut umumnya dibagi menjadi dua, yaitu perilaku sehat dan perilaku sakit.
Perilaku sehat yang dimaksud yaitu perilaku seseorang yang sehat dan
meningkatkan kesehatannya tersebut. Perilaku sehat mencakup perilaku-perilaku
dalam mencegah atau menghindari dari penyakit dan penyebab penyakit atau
masalah, atau penyebab masalah (perilaku preventif). Contoh dari perilaku sehat ini
antara lain makan makanan dengan gizi seimbang, olah raga secara teratur, dan
menggosok gigi sebelum tidur.
Yang kedua adalah perilaku sakit. Perilaku sakit adalah perilaku seseorang
yang sakit atau telah terkena masalah kesehatan untuk memperoleh penyembuhan
atau pemecahan masalah kesehatannya. Perilaku ini disebut perilaku pencarian
pelayanan kesehatan (health seeking behavior). Perilaku ini mencakup tindakan-
tindakan yang diambil seseorang bila terkena masalah kesehatan untuk memperoleh
kesembuhan melalui sarana pelayanan kesehatan seperti puskesmas dan rumah
sakit.
Perilaku merupakan salah satu aspek yang menentukan derajat kesehatan
masyarakat. Masyarakat di wilayah kerja UPTD Puskesmas Bungursari memiliki
beberapa macam perilaku terhadap kesehatan yaitu perilaku sehat dengan
mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, olahraga secara teratur, mencuci
tangan dengan menggunakan sabun dan mandi serta menggosok gigi minimal 2 kali
sehari. Sedangkan perilaku sakit apabila masyarakat terkena masalah kesehatan
untuk memperoleh kesembuhan melalui sarana pelayanan kesehatan dan rumah
sakit.

I. Pelayanan Kesehatan

Laporan Tahunan UPTD Puskesmas Bungursari Tahun 2017 15


Program pokok Puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan yang
wajib di laksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Ada 6 Program
Pokok pelayanan kesehatan di Puskesmas yaitu :
1. Program pengobatan (kuratif dan rehabilitatif) yaitu bentuk
pelayanan kesehatan untuk mendiagnosa, melakukan tindakan pengobatan pada
seseorang pasien dilakukan oleh seorang dokter secara ilmiah berdasarkan
temuan-temuan yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan
2. Promosi Kesehatan yaitu program pelayanan kesehatan puskesmas yang
diarahkan untuk membantu masyarakat agar hidup sehat secara optimal melalui
kegiatan penyuluhan (induvidu, kelompok maupun masyarakat).
3. Pelayanan KIA dan KB yaitu program pelayanan kesehatan KIA dan KB
di Puskesmas yang ditujuhkan untuk memberikan pelayanan kepada PUS
(Pasangan Usia Subur) untuk ber KB, pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas
serta pelayanan bayi dan balita.
4. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular
yaitu program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan
mengendalikan penular penyakit menular/infeksi (misalnya TB, DBD, Kusta
dll).
5. Kesehatan Lingkungan yaitu program pelayanan kesehatan lingkungan di
puskesmas untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui
upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum termasuk
pengendalian pencemaran lingkungan dengan peningkatan peran serta
masyarakat,
6. Perbaikan Gizi Masyarakat yaitu program kegiatan pelayanan kesehatan,
perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas yang meliputi peningkatan pendidikan
gizi, penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan
Akibat Kekurangan Yaodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi
lebih, Peningkatan Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi
Keluarga/Masyarakat.

Laporan Tahunan UPTD Puskesmas Bungursari Tahun 2017 16


7. Program Pengembangan pelayanan kesehatan yang ditetapkan Puskesmas dan
Dinas Kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan permasalahan, kebutuhan dan
kemampuan puskesmas.

Laporan Tahunan UPTD Puskesmas Bungursari Tahun 2017 17

Anda mungkin juga menyukai