Kec. Cikampek
Cibodas
Cikopo Karangmukti
Cinangka
Dangdeur
Wanakerta
Cibungur
Kec.
Campaka
Bungursari
Kab.
Karawang Cibening
Ciwangi
Kec. Babakan
Cikao
UPTD Puskesmas Bungursari berdiri tahun 1990 dan mulai beroperasi pada
bulan maret tahun 1991 yang merupakan puskesmas pemekaran dari Puskesmas
Kecamatan Campaka dan Kecamatan Bungursari merupakan pintu gerbang
Kabupaten Purwakarta dari dan menuju ke Ibu Kota Negara. Kecamatan Bungursari
sendiri baru terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor
24 Tahun 2000 tanggal 30 November 2000 tentang Pembentukan dan Susunan
Organisasi Kecamatan Babakan Cikao, Bungursari, Sukasari, Pondoksalam, dan
Kiarapedes Kabupaten Purwakarta. Kecamatan terdiri dari 10 Desa yang terbagi
dalam 185 RT dan 58 RW.
B. Keadaan Penduduk
1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah penduduk menurut jenis kelamin yang berada di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Bungursari Kecamatan Bungursari pada tahun 2017, laki-laki
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
Ciwan Cibeni Bungur Cibung Dangd Wanak Cinang Ciboda Karang
Cikopo
gi ng sari ur eur erta ka s mukti
Laki-laki 4954 4924 2280 2356 1757 2528 2393 4371 3794 1667
Perempuan 5238 5033 2359 2377 1763 2608 2571 4425 3993 1771
29.54
22.97
20.06 21.09
17.10
15.34
12.49 13.11 14.57
9.09
4.14
D. Keadaan Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan salah satu komponen yang menentukan indeks
pembangunan manusia selain tingkat kesehatan dan tingkat ekonomi
masyarakat. Kemampuan baca tulis penduduk tercermin dari Angka Melek Huruf,
yaitu persentase penduduk umur 10 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis
huruf latin atau huruf lainnya. Persentase penduduk berusia 10 tahun ke atas yang
tidak / belum pernah bersekolah sebesar 9,12%. Sedangkan yang masih terdiri atas
23,71% bersekolah di SD/MI, sebesar 25,16% di SMP/MTs, sebesar 8,17% di
SMA/MA/SMK, sebesar 0,34% di Diploma I/II, sebesar 1,61% di
Akademi/Diploma III, sebesar 2,79% di Universitas/Diploma IV dan untuk
S2/S3/DOKTOR sebesar 0,11%.
SMP/ MTs
23.71 SMA/ MA
Jumlah kematian pada tahun 2016 yaitu jumlah kasus kematian ibu di
UPTD Puskesmas Bungursari berjumlah 1 orang, penyebab kematian karena
Kelainan Jantung.
Tabel 2.5
Jumlah Kelahiran dan Kematian Bayi dan balita Menurut Desa
Diwilayah Kerja UPTD Puskesmas Bungursari Tahun 2016
JUMLAH
Jumla
Lahir Jumlah Jumla
Desa/ h
No Lahir Lahir Hidup Bayi h
Kelurahan Balita
Hidup Mati +Lahir Mati Balita
Mati
Mati
1 Ciwangi 204 0 204 0 934 0
2 Cibening 191 0 191 0 910 0
3 Bungursari 91 0 91 0 425 0
4 Cibungur 97 0 97 0 432 0
5 Dangdeur 67 0 67 0 322 0
6 Wanakerta 96 0 96 0 455 0
7 Cinangka 103 0 103 0 469 0
8 Cikopo 188 0 188 0 804 0
9 Cibodas 151 0 151 0 713 0
10 Karangmukti 73 0 73 0 315 0
Jumlah Puskesmas 1.261 0 1.261 0 5.779 0
Tabel 2.6
10 Besar Pola Penyakit Penderita Rawat Jalan
Di Puskesmas Bungursari Tahun 2016
Kasus Baru
No Nama Penyakit
Jumlah %
Infeksi Saluran Pernafasan Atas
1 5.207 25,73
Akut
2 Tukak Lambung 1.802 8,90
3 Demam 1.517 7,50
4 Artritis lainnya 1.417 7,00
Gangguan Gigi dan Jaringan
5 1.214 6,00
penunjang lainnya
6 Hipertensi 1.146 5,66
7 Dermatitis 1.080 5,34
Penyakit Pulpa dan Jaringan
8 692 3,42
Periapikal
9 Faringitis Akuta 681 3,36
10 Sakit Kepala 659 3,26
11 Penyakit Lain-Lainnya 4.824 23,84
F. Status Gizi
Untuk mengetahui keadaan status Gizi masyarakat adalah dengan mengetahui
kondisi status gizi dari masyarakat rentan seperti bayi, balita dan ibu hamil. Upaya
pemantauan dilakukan dengan banyak cara yaitu dengan penimbangan balita di
Posyandu, pengukuran lingkat lengan ibu hamil serta deteksi tumbuh kembang bayi
dan balita. Selain itu juga dilakukan penimbangan balita yang dilaksanakan secara
serentak pada bulan Agustus bertujuan untuk mengetahui status gizi masyarakat di
saat tertentu.
Jumlah balita yang ada di Puskesmas Bungursari 4.834, dan yang ditimbang
sekitar 4.274 balita. Penilaian status gizi berdasarkan BB/U yang termasuk ke dalam
kriteria gizi lebih 98 atau 2,29%, Gizi Baik 3.888 atau 90,96%, Gizi Kurang 200
atau 4,67% dan Gizi buruk 35 atau 0,81%.
Penilaian status gizi berdasarkan BB/TB yaitu , yang termasuk ke dalam kriteri
Balita Gemuk ada 105 atau 2,45%, Balita Normal 4.112 atau 96,20%, Balita Kurus
3 atau 1,28% dan Balita Kurus sekali 1 atau 0,02%.
Dalam rangka mengurangi angka kesakitan akibat defisiensi Vit A, upaya yang
dilakukan adalah pemberian Vit A pada Bayi (6-11 bulan), Anak Balita (12-59
bulan) dan Ibu nifas. Jumlah bayi yang mendapatkan vitamin A adalah 510 atau
90,40% dari jumlah bayi 564. Jumlah balita yang mendapat vitamin A adalah 3978
atau 89,33% dari Jumlah Balita 4.453. Ibu nifas yang mendapat vitamin A
berjumlah 1.260 atau 102,36%.
G. Analisa Lingkungan
Menurut H.L Bloom Derajat Kesehatan Masyarakat di Indonesia meliputi
factor yaitu factor lingkungan, perilaku pelayanan kesehatan dan genetik. Dimana
factor lingkungan mempunyai pengaruh yang besar terhadap derajat kesehatan.
Peranan kesehatan lingkungan di UPTD Puskesmas Bungursari mempunyai
H. Perilaku Masyarakat
Masyarakat memiliki beberapa macam perilaku terhadap kesehatan. Perilaku
tersebut umumnya dibagi menjadi dua, yaitu perilaku sehat dan perilaku sakit.
Perilaku sehat yang dimaksud yaitu perilaku seseorang yang sehat dan
meningkatkan kesehatannya tersebut. Perilaku sehat mencakup perilaku-perilaku
dalam mencegah atau menghindari dari penyakit dan penyebab penyakit atau
masalah, atau penyebab masalah (perilaku preventif). Contoh dari perilaku sehat ini
antara lain makan makanan dengan gizi seimbang, olah raga secara teratur, dan
menggosok gigi sebelum tidur.
Yang kedua adalah perilaku sakit. Perilaku sakit adalah perilaku seseorang
yang sakit atau telah terkena masalah kesehatan untuk memperoleh penyembuhan
atau pemecahan masalah kesehatannya. Perilaku ini disebut perilaku pencarian
pelayanan kesehatan (health seeking behavior). Perilaku ini mencakup tindakan-
tindakan yang diambil seseorang bila terkena masalah kesehatan untuk memperoleh
kesembuhan melalui sarana pelayanan kesehatan seperti puskesmas dan rumah
sakit.
Perilaku merupakan salah satu aspek yang menentukan derajat kesehatan
masyarakat. Masyarakat di wilayah kerja UPTD Puskesmas Bungursari memiliki
beberapa macam perilaku terhadap kesehatan yaitu perilaku sehat dengan
mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, olahraga secara teratur, mencuci
tangan dengan menggunakan sabun dan mandi serta menggosok gigi minimal 2 kali
sehari. Sedangkan perilaku sakit apabila masyarakat terkena masalah kesehatan
untuk memperoleh kesembuhan melalui sarana pelayanan kesehatan dan rumah
sakit.
I. Pelayanan Kesehatan