Bunga Rampai Dalam Disiplin Ilmu - 2019-Bab Asih
Bunga Rampai Dalam Disiplin Ilmu - 2019-Bab Asih
Penulis :
Prof. Riyanto, Ph.D. Achmad Fauzan, M.Si.
Puji Kurniawati, M.Sc. Lukita Purnamasari, S.Pd.
Muhammad Muhajir, M.Sc. Shubhi Mahmashony Harimurti, M.A.
Habibi Hidayat, M.Si. Thorikul Huda, M.Sc.
Dr. Asih Triastuti, M.Pharm., Apt. Yorfan Ruwindya, A.Md.
Penanggung Jawab :
Prof. Riyanto, M.Si., Ph.D.
Editor :
Rizal Arrosyid, S.Si.
Desain Cover :
Istyarto Damarhati, S.Pd.Si.
i
Kata Pengantar
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
iii
Daftar Isi
Hilangnya Saintis Islam yang Mengubah Dunia
Prof. Riyanto, Ph.D.
Berjihad di Jalan Allah dalam Menuntut Ilmu 1
Menggabungkan Ilmu Agama dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 3
Hilangnya Saintis Islam dalam Sejarah Penemuan Teori Atom 6
v
Tinjauan Prinsip Maqashid Syariah terhadap Uang Elektronik (E-Money)
Lukita Purnamasari, S.Pd.
Pendahuluan 37
Uang Elektronik (E-Money) 39
Mekanisme Transaksi Uang Elektronik (E-Money) 39
Konsep Maqashid Syariah 40
Tercapainya Prinsip Maqashid Syariah di dalam Transaksi Uang
Elektronik 40
Kesimpulan 42
vi
Bunga Rampai Islam dalam Disiplin Ilmu Tahun 2019
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam | Universitas Islam Indonesia
Asih Triastuti
a
Laboratorium Biologi Farmasi, Jurusan Farmasi, Universitas Islam Indonesia
* email : asih.triastuti@uii.ac.id
ABSTRAK
Agama Islam merupakan agama yang bersifat lengkap-menyeluruh meliputi semua aspek kehidupan
manusia dan fleksibel-adaptatif mengikuti perkembangan teknologi. Dalam Islam, Al-Quran dan
risalah Nabi telah menjadi rujukan dalam praktik atau terapi dengan bahan alam. Terdapat sebelas
famili tanaman obat yang tersebut di dalam Al-Quran di samping beberapa teknik pengobatan yang
diajarkan Rasulullah. Namun, sejauh ini belum ada usaha yang komprehensif dalam pengembangan
bahan alam sebagai obat yang tersebut di dalam Al-Quran. Diperlukan pendekatan baru, seperti
pendekatan botani farmasi untuk dapat memberikan arahan terstruktur dalam pengembangan obat
bahan alam dalam rangka membumikan Al-Quran.
Kata Kunci : obat bahan alam, botani farmasi, aktivitas farmakologi.
Sinergi Strategi Pengembangan Obat Bahan Alam Menurut Al-Quran dan Botani
Farmasi
Al-Quran dan risalah Nabi telah menjadi sumber ilmu dan panduan dalam kehidupan
umat Islam, khususnya yang terkait dengan sistem pengobatan dengan bahan alam. Beberapa
surah dan ayat bahkan diberi nama dengan nama tanaman atau bahan alam tersebut seperti
surat At-Tin atau An- Nahl. Hal ini dapat ditafsirkan sebagai penggambaran pentingnya bahan
alam tersebut bagi manusia. Namun, selama ini, usaha pengembangan dan penemuan obat
dari bahan alam justru lebih banyak dilakukan oleh peneliti negara-negara maju yang
notabene adalah negara non-Muslim. Capaian mereka sudah sampai pada penemuan struktur
senyawa baru dan mekanisme obat sampai pada tingkat molekuler. Bahkan, kajian
penelitiannya sudah merambah sampai ke bahan alam bahari dan mikroorganisme. Sementara
itu, penelitian bahan alam oleh negara-negara Muslim masih berkutat pada eksplorasi potensi
dengan skrining farmakologi dan belum ada capaian fenomenal terkait dengan penemuan obat
bahan alam.
Adanya kerangka berpikir yang menyatakan bahwa kemajuan penelitian yang dilakukan
oleh peneliti non-Muslim merupakan salah satu tanda bukti kebenaran dan mukjizat Al-
Qur’an harus mulai ditinggalkan. Seharusnya, sebagai seorang Muslim yang telah dipandu
dengan Al-Qur’an memiliki bekal yang lebih untuk mengembangkan suatu penelitian karena
Halaman 25 | 59
Bunga Rampai Islam dalam Disiplin Ilmu Tahun 2019
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam | Universitas Islam Indonesia
hal merupakan esensi firman yang pertama, yaitu Iqra’ (perintah membaca). Arah penelitian
hendaknya bukan lagi bottom-up dengan melakukan justifikasi dan akuisisi semata bahwa
penelitian yang telah dilakukan merupakan bukti kebesaran Al-Qur’an. Sebaliknya, hal ini
harus dilakukan dengan prinsip membumikan Al-Qur’an dengan arah penelitian menjadi top-
down. Proses ini dimulai dari mengkaji ayat-ayat Al-Qur’an sebagai rencana induk penelitian
kemudian melanjutkannya dengan memaknai dan menelitinya sebagai laboratorium (bahan)
penelitian. Sebagai contoh, jika kita membahas tentang bahan alam, kita dapat mengaitkannya
dengan QS. Fushsilat (41): 53, “Kemudian akan Kami tunjukkan tanda-tanda kekuasaan
Kami pada alam dan diri mereka sendiri sampai jelas bagi mereka bahwa ini adalah
kebenaran”. Ayat ini menghendaki kita memaknai bahwa tanda-tanda kekuasaan Allah
berupa obat bahan alam tidak akan terlihat dan terbaca oleh orang yang tidak bisa iqra,
berpikir, dan melakukan penelitian untuk menghasilkan suatu produk yang bermanfaat (obat).
Oleh karena itu, salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk menyinergikan apa
yang tertulis di dalam Al-Qur’an dengan keilmuan pengobatan dalam rangka penemuan obat
alam adalah dengan pendekatan botani farmasi. Cakupan keilmuan botani farmasi meliputi
sistematika dan morfologi-anatomi tumbuhan obat beserta aktivitas farmakologinya. Dengan
pendekatan ini, suatu spesies tanaman bisa dikaitkan dengan tanaman lain yang sekerabat,
baik dalam satu genus dan bahkan tribus atau famili. Tanaman yang terdapat dalam satu famili
tersebut selanjutnya dapat dilihat potensi pengembangannya dengan melakukan sinergi antara
studi Al-Qur’an maupun berdasarkan database penelitian yang bisa diakses secara daring dan
luring. Strategi pengembangan di atas dapat diilustrasikan secara skematis pada gambar 1.
Gambar 1. Sinergi antara pendekatan botani farmasi dan studi Al-Quran dalam obat bahan alam.
Halaman 26 | 59
Bunga Rampai Islam dalam Disiplin Ilmu Tahun 2019
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam | Universitas Islam Indonesia
Setidaknya, terdapat tiga belas tanaman obat yang dituliskan secara jelas dan sebelas
famili tanaman yang disiratkan oleh Al-Qur’an (Azarpour et al., 2014). Dalam penjelasan
berikut hanya dikemukakan enam famili beserta tanaman yang disebutkan dalam Al-Quran.
1. Moraceae/Pohon tin (Ficus carica) disebutkan dalam QS At-Tin (95): 1
Tanaman ini dilaporkan memiliki aktivitas sebagai antikanker, hepatoprotektif,
hipoglikemik, hipolipidemik, dan antimikroba (Mawa et al., 2013). Buah tin telah
banyak digunakan di Eropa dan daerah Timur Tengah sebagai buah yang kaya serat
dan digunakan dalam berbagai olahan kuliner. Famili Moraceae terdiri atas 1000
spesies dan 40 genera dengan beberapa spesies penting di antaranya Ficus sp.,
Mulberi (Morus sp), dan nangka (Artocarpus sp). Selain diambil buahnya, famili
Moraceae biasanya digunakan untuk sumber latex dan timber (Dallwitz and Watson,
1992).
2. Liliaceae/Bawang putih (Allium sativum) dan bawang bombay (Allium cepa)
disebutkan dalam QS. Al-Baqarah (2): 61
Bawang putih telah menjadi bagian dari sistem pengobatan turun-temurun di
seluruh dunia. Tanaman ini dilaporkan memiliki aktivitas sebagai antikanker,
hepatoprotektif, hipoglikemik, dan hipolipidemik (Sedighi et al., 2017). Seperti
bawang putih, bawang bombay juga telah digunakan untuk pengobatan dan sumber
nutrisi sejak 3000 SM. Dalam Papyrus ebers, disebutkan kegunaannya untuk
mengobati bengkak karena gigitan serangga, obat cacing, dan antibakteri.
3. Leguminosae/Alhagi maurorum disebutkan dalam QS. Al-Baqarah (2): 57 dan QS.
Al-A’raf (7): 160
Tanaman ini berasal dari kawasan Timur Tengah dan Eurasia, berupa semak
dengan duri panjang. Kegunaan tanaman ini adalah untuk mengobati reumatik serta
inflamasi pada hati dan saluran kemih (Dias et al., 2012).
4. Cucurbitaceae/Labu Air (Lagenaria siceraria) disebutkan dalam QS As-Saffat (37):
126 dan Timun (Cucumis sativus) disebutkan dalam QS Al-Baqarah (2): 61
Tanaman L. siceraria digunakan untuk mengobati diabetes, aprodisiak,
mengobati penyakit kuning, antihipertensi, dan penyakit kulit (Prajapati et al.,
2010). Penelitian lain mengemukakan aktivitas immunomoduator, antikanker, dan
anti-HIV dari L. siceraria (Ahmad et al., 2011). Sementara itu, buah timun
mengandung mineral, vitamin, senyawa fenolik, asam amino, fitosterol, terpenoid,
Halaman 27 | 59
Bunga Rampai Islam dalam Disiplin Ilmu Tahun 2019
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam | Universitas Islam Indonesia
dan tanin. Aktivitas biologi dari tanaman ini adalah antimikroba, antioksidan,
antihipertensi, dan penyembuh luka. Ekstrak dari buah timun telah banyak
dikembangkan untuk sediaan kosmetik terutama untuk mencegah penuaan (keriput)
(Fiume et al., 2012; John et al., 2018; Uzuazokaro et al., 2018).
5. Vitaceae/Anggur (Vitis vinifera) disebutkan dalam QS. Al-Isra’ (17): 91; QS. Al-
Baqarah (2): 266; QS. Ar-Ra’d (13): 4; QS. Yasin (36): 34
Buah anggur disebutkan berkali-kali dalam Al-Qur’an untuk memberikan
gambaran kenikmatan dan kegunaan dari buah ini. Buah anggur kaya akan gula,
vitamin, mineral, tanin, flavonoid, antosianin, dan resveratrol. Tanaman ini telah
digunakan untuk menjaga kesehatan selama ribuan tahun di berbagai negara, terutama
di daerah subtropis. Buah anggur memiliki aktivitas sebagai antioksidan karena
kandungan resveratrol dan antosianin, kardioprotektif, hepatoprotektif,
antikarsinogenik, antimikrobia, dan antidiabetik (Reddy, 2013). Buah anggur telah
banyak diformulaiskan ke dalam bentuk sediaan suplemen dan sediaan kosmetik,
terutama untuk krim wajah dan masker.
6. Oleaceae/Zaitun (Olea europea) disebutkan dalam QS. Al-An’am (6): 99, 141; QS.
An-Nahl (16): 11; QS. Al-Mu’minun (40): 20; QS. ‘Abasa (80): 29; QS. An-Nur
(24): 35; QS. At-Tin (95):1.
Buah dan daun zaitun telah banyak digunakan sejak lama untuk mengobati
berbagai penyakit dan untuk menjaga kesehatan, terutama di kawasan Eropa dan Asia
Barat. Daun tanaman ini digunakan untuk mengobati demam dan malaria. Senyawa
oleuropein yang terdapat di daun dan daging buahnya memiliki aktivitas antiaritmia,
antispame, immunostimulant, kardioprotektif, hipotensif, antimikroba, antiinflamasi,
dan hipoglikemik (Han et al., 2007; Hashmi et al., 2015). Buahnya selain digunakan
untuk bahan makanan juga telah digunakan minyaknya untuk berbagai sediaan
farmasi seperti emulsi, maupun untuk sediaan kosmetik.
Gambaran pendekatan botani farmasi dalam pengembangan obat bahan alam
yang tertulis di dalam Al-Quran bisa dilihat aplikasinya pada famili Oleaceae pada
gambar 2 berikut.
Halaman 28 | 59
Bunga Rampai Islam dalam Disiplin Ilmu Tahun 2019
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam | Universitas Islam Indonesia
Daftar Pustaka
Ahmad, I., Irshad, M., Rizvi, M.M.A., 2011. "Nutritional and medicinal potential of Lagenaria
siceraria." International Journal of Vegetable Science 17, 157–170.
https://doi.org/10.1080/19315260.2010.526173
Azarpour, E., Moraditochaee, M., Bozorgi, H.R., 2014. "Study medicinal plants in holy Quran".
Advances in Environmental Biology 8, 1309–1314.
Dallwitz, L., Watson, M.J., 1992. "The Families of Angiosperms." Angiosperm families -
Halaman 29 | 59
Bunga Rampai Islam dalam Disiplin Ilmu Tahun 2019
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam | Universitas Islam Indonesia
Halaman 30 | 59