Disusun oleh :
Nama :
Nim :
DOSEN PEMBIMBING :
Dr.USMAN YAHYA ,M.Ag.
A. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna jika dibandingkan dengan
makhluk ciptaan lainnya, karena manusia terdiri dari unsur jasmani dan unsur rohani, yang
keduanya merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan, keduanya saling menunjang
dalam kehidupan. Di sisi lain, manusia adalah makhluk individu dan juga sebagai makhluk
sosial. Sebagai makhluk, kedudukan manusia sebagai hamba/pengabdi dan juga sebagai
khalifah di muka bumi.
Dalam al-Qur’an surat al-Hujurat ayat 13, Allah berfirman :
Allah menegaskan bahwa : “Wahai manusia ! sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa
dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal…
Merujuk pada ayat ini, bahwa Allah menciptakan manusia dengan berbagai bangsa dan suku
agar manusia saling mengenal antara yang satu dengan yang lain. Menurut pendapat kami,
yang dimaksud saling mengenal di sini bukan sekedar mengetahui asal seseorang dari bangsa
dan suku mana, tetapi lebih jauh dari itu adalah mempelajari dan memahami keragamannya
baik berupa sejarah, budaya, pola sikap dan tingkah laku maupun praktik keberagamaan
dalam kehidupan sehari-hari di mana manusia itu berada.
Posisi penting manusia dalam Islam juga mengindikasikan bahwa sesungguhnya persoalan
utama dalam memahami agama Islam adalah bagaimana memahami manusia.Persoalan-
persoalan yang dialami manusia adalah sesungguhnya persoalan agama yang
sebenarnya.Pergumulan dalam kehidupan kemanusiaan pada dasarnya adalah pergumulan
keagamaannya, karena berbagai aspek kehidupan manusia tidak terlepas dari agama.
Praktik keberagamaan dalam kehidupan umat Islam beraneka ragam tergantung pada
berbagai faktor yang memengaruhinya, misalnya mazhab yang dianutnya atau pola hidup
keberagamaan kaum muslim pun ada yang berbeda sesuai dengan kecenderungan pada
organisasi-organisasi Islam tertentu. Ada pula yang praktek keberagamaannya terpengaruh
dengan budaya lokal tertentu, sehingga budaya dikaitkan dengan ajaran agama.Jadi
mempelajari manusia berarti tidak terlepas dari mempelajari budaya dan praktek
keberagamaannya.
Dengan demikian memahami Islam yang telah berproses dalam sejarah dan budaya tidak
akan lengkap tanpa memahami manusia. Karena realitas keagamaan sesungguhnya adalah
realitas kemanusiaan yang mengejawantah dalam dunia nyata.Terlebih dari itu, makna hakiki
dari keberagamaan adalah terletak pada interpretasi dan pengamalan agama.Oleh karena itu,
antropologi sangat diperlukan untuk memahami Islam, sebagai alat untuk memahami realitas
kemanusiaan dan memahami Islam yang telah dipraktikkan dalam kehidupan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka kami menulis makalah ini dengan judul
Pendekatan Antropologi Dalam Studi Islam.
B. Rumusan Masalah
Beberapa permasalahan pokok yang perlu diuraikan dalam pembahasan ini antara lain :
1. Apakah antropologi dan pendekatan antropologi itu?
2. Apa saja obyek kajian dalam pendekatan antropologi?
3. Bagaimakah cara kerja pendekatan antropologi dalam studi Islam?
4. Apakah pengaruh antara pendekatan antropologi dalam studi Islam terhadap pembaharuan
dalam Islam?
C. Tujuan Pembahasan
Tujuan pembahasan dalam makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui arti antropologi dan pendekatan antropologi.
2. Untuk mengetahui obyek kajian dalam pendekatan antropologi.
3. Untuk mengetahui cara kerja pendekatan antropologi dalam studi Islam.
4. Untuk mengetahui pengaruh antara pendekatan dalam studi Islam terhadap
pembaharuan dalam Islam.
II. PEMBAHASAN
Dari pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa jika ditinjau dari pengertian
antropologi secara umum, obyek kajian dalam antropologi mencakup 2 (dua) hal yaitu :
a) Keanekaragaman bentuk fisik manusia.
b) Keanekaragaman budaya/kebudayaan sebagai hasil dari cipta, karsa dan rasa manusia.
Sedangkan secara khusus pengkajian antropologi dalam studi Islam, maka obyek kajian
antropologi meliputi lima hal yaitu :
a) Scripture atau naskah atau sumber ajaran dan simbol agama.
Pada bagian ini antropologi mengkaji bagaimana cara pandang penganut agama terhadap al-
Qur’an dan al-Hadits sebagai naskah atau sumber ajaran agama Islam yang dianutnya, serta
bagaimana cara menfsirkan isi ajaran tersebut dan diimplementasikan dalam kehidupannya.
b) Para penganut atau pemimpin atau pemuka agama, yakni sikap, perilaku dan
penghayatan para penganutnya.
Terhadap penganut, pemimpin atau pemuka agama, antropologi mengamati, mengkaji dn
meneliti sikap, perilaku dan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianutnya serta
pengaruh sosial, budaya, ekonomi, politik, pendidikan dan lainnya, bahkan sampai pada
pengaruh faktor geografis dalam pengamalan ajaran yang dianutnya.
c) Ritus, lembaga dan ibadat, seperti shalat, haji, puasa, perkawinan dan waris.
Dalam beragama ibadah-ibadah ritual merupakan suatu hal yang sangat sakral, terjaga dan
terpelihara, namun hal tersebut tidak terlepas dari pengaruh budaya dan aspek-aspek
kehidupan manusia lainnya dan hal tersebut menyatu dan berlangsung dalam kehidupan
manusia.
d) Alat-alat seperti masjid, peci dan semacamnya.
Alat-alat seperti masjid, tasbih, sorban, peci dan lainnya merupakan symbol atau lambang
dalam kehidupan keberagamaan, dan hal inipun tidak terlepas dari pengaruh berbagai aspek
kehidupan manusia di mana ia berada.
e) Organisasi keagamaan tempat para penganut agama berkumpul dan berperan, seperti
Nahdatul Ulama, Muhammadiyah, Persis, Syi’ah dan lain-lain.
Organisasi sebagai wadah berhimpunnya para penganut, tokoh atau pemuka agama yang
terkotak-kotak sesuai dengan isme-isme yang dianutnya serta sikap dan perilaku kelompok
menjadi suatu budaya dan bahkan menjadi suatu kekuatan dalam kehidupan keberagamaan
dan kemasyarakatan .
Bustanuddin Agus mengemukakan bahwa, Jika budaya tersebut dikaitkan dengan agama,
maka agama yang dipelajari adalah agama sebagai fenomena budaya, bukan ajaran agama
yang datang dari Allah. Antropologi tidak membahas salah benarnya suatu agama dan
segenap perangkatnya, seperti kepercayaan, ritual dan kepercayaan kepada yang sakral,
[[10]]
Menurut pendapat tersebut, bahwa praktik yang nyata dalam kehidupan yang dimaksud
adalah praktik keberagamaan, bukan agama.Artinya bahwa praktik dalam keseharian
kehidupan manusia adalah telah adanya pengaruh budaya, social, ekonomi, politik, sejarah
dan keadaan geografis terhadap ajaran agama dalam kehidupan, dan hal tersebut itulah
merupakan obyek kajian pendekatan antropologi.
-
MANUSIA
- Keaneka Ragaman
- Cipta, Rasa dan Karsa
- Agama
- Budaya
- Sejarah
- Social
- Politik
- Ekonomi
- Geografis
c) Dengan antropologi kita dapat meneliti asal-usul agama, dan dengan itu kita dapat
mengerti cara berpikir manusia yang menganut agama tersebut pada zamannya,sehingga
dengan melakukan kajian lewat agama kita dapat mengetahui pola berpikir manusia pada
zaman dahulu, karena pasti ada keterkaitan antara agama dan manusia.
2. Kekurangan
Kekurangan yang terdapat pada pendekatan antropologi dalam studi Islam yaitu :
a) Antropologi tidak membahas fungsi agama bagi manusia, tetapi membahas isi dan unsur-
unsur pembentuk dalam agama itu berkaitan dengan manusia dan kebudayaan sehingga akan
sulit mengamati terjadinya sekularisasi.
b) Dalam kehidupan terjadinya pembauran antara budaya dan agama, sehingga dalam
praktiknya jika kita tidak cermat mengamatinya, maka tidak dapat dibedakan antara agama
dan budaya.
Dari beberapa definisi tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa modernisasi atau
pembaharuan dalam Islam adalah sebuah bentuk implementasi dari ajaran Islam secara
kontekstual atas dasar interpretasi atau penafsiran, dan hal tersebut merupakan respond an
jawaban kaum muslim atas segala persoalan yang dihadapi di zamannya serta mereka harus
menyambutnya dengan arif dan bijaksana.
Dengan demikian menurut pendapat kami, bahwa ada pengaruh antara pendekatan
antropologi dalam studi Islam dan pembaharuan dalam Islam, karena keduanya mengkaji
masalah keberagamaan dan menempatkannya secara proporsional. Pendekatan antropologi
dalam Islam meneliti manusia dengan praktik keberagamaan yang beraneka ragam karena
dipengaruhi oleh berbagai factor kehidupan sedangkan dengan adanya pembaharuan dalam
Islam, dapat diketahui inti ajaran Islam yang sebenarnya, baik secara tekstual maupun
kontekstual serta mengetahui dan memahami praktik-praktik keberagamaan lokal yang
dipengaruhi oleh berbagai factor tersebut(budaya, social, ekonomi, politik dan lain-lain).
III PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemahaman isi Al-Qur’an dan Hadis sebagai sumber utama ajaran Islam tidak lagi terbatas
pada pemahaman tekstual/tersurat saja, tetapi perlu dikembangkan ke arah pemahaman yang
kontekstual/tersirat. Dengan kata lain, pendekatan yang digunakan dalam studi Islam dan
keislaman tidak lagi hanya menggunakan pendekatan normatifitas saja, tetapi perlu dan
sangat penting untuk menggunakan jenis-jenis pendekatan lain yang dapat diterima oleh
masyarakat yang sangat majemuk/kompleks. Agar Islam dapat diterima, dipelajari, dipahami
dan diamalkan ajarannya oleh umat manusia yang tersebar diseluruh penjuru dunia yang
berbeda-beda suku, adat istiadat, ras, bahasa, letak geografis, dan lainnya, maka perlu
tindakan nyata yang lebih arif dan bijaksana dari para ilmuwan Islam.
Antropologi, sebagai sebuah ilmu yang mempelajari manusia, menjadi sangat penting untuk
memahami agama.Antropologi mempelajari tentang manusia dan segala perilaku mereka
untuk dapat memahami perbedaan kebudayaan manusia. Dibekali dengan pendekatan yang
holistik dan komitmen antropologiakan pemahaman tentang manusia, maka sesungguhnya
antropologi merupakan ilmu yang penting untuk mempelajari agama dan interaksi sosialnya
dengan berbagai budaya.
Pendekatan antropologi dalam studi Islam meneliti praktek keberagamaan yang
dipengaruhi oleh factor budaya, social, ekonomi, geografis dan lain-lain, sedangkan
pembaharuan dalam Islam menempatkan inti ajaran Islam yang sebenarnya, yang dalam
praktiknya telah terpengaruh dengan factor budaya, social, ekonomi, politik, geografis dan
lain-lain dalam kehidupan.
B. Penutup
Demikianlah makalah ini dapat kami sampaikan, kami menyadari bahwa masih terdapat
banyak kekurangan dan kelemahan baik berupa sistematika penulisan, isi maupun bahasa
yang digunakan.
Oleh karana itu kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan dalam rangka
perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. Amin, Urgensi Pendekatan Antropologi Untuk Studi Agama dan Studi Islam,
https : //aminabd.wordpress.com/2011/01/14/urgensi-pendekatan-antropologi-untuk-studi-
agama-dan-studi-islam/ diakses 21/3/2016
Abdullah, M. Amin, Dkk. 2006, Metodologi Penelitian Agama, Pendekatan Multidisipliner,
Yogyakarta: Lembaga Penelitian UIN Sunan Kalijaga
Agus, Bustanuddin, 2006, Agama dalam Kehidupan Manusia; Pengantar Antropologi Agama,
Jakarta: Raja Grapindo Persada
Assegaf, Abd. Rahman, 2013, Aliran Pemikiran Pendidikan Islam Hadharah Keilmuan Tokoh
Klasik Sampai Modern, Jakarta, Raja Grafindo Persada.
Bahrun Hasan, Mundiri Akmal, dkk. 2011, Seri Pemikiran Tokoh Metodologi Studi Islam
Percikan Pemikiran Tokoh Dalam Membumikan Agama, Jogjakarta, Ar-Ruzz Media.
Departemen Agama RI, 2009, Syamil Al-Qur’an The Miracle 15 in 1, Bandung, PT Sygma
Examedia Arkanleema.
Mudzhar, M. Atho, 1998, Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Praktek, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Nasution Harun, 1975, Pembaharuan Dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan, Jakarta, Bulan
Bintang
Nata, H. Abuddin, 2013, Metodologi Studi Islam, Jakarta, Raja Grafindo Persada
Wawan, Definisi antropologi, lihat di http://wawan-satu.blogspot.com/2011/11/definisi-
antropologi.html, diakses tanggal 21 Maret 2016.
--------------------------------,Kamus Inggris Indonesia - Indonesian English
Dictionary, http://www.xamux.com/engt-ind_anthropology.html, diakses
tanggal 21 Maret 2016.
Tim Pustaka Phoenix,2012, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru, Jakarta, Pustaka Phoenix,
Wawan, Definisi antropologi, lihat di http://wawan-satu.blogspot.com/2011/11/definisi-
antropologi.html, diakses tanggal 21 Maret 2016