Anda di halaman 1dari 15

1

INTEGRASI SAINS DAN ISLAM DALAM BIDANG


KESEHATAN DAN PENGOBATAN

Teguh Susanto

Program Studi Sosiologi Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang

2018

Abstract: the integration of science and islamic in the health and medical .Islam is the major world faiths
that has the koran as much as hadist as a source of of all sciences including health and the treatment
of .This essay will there is a special levy is intended to discuss about as a what shape the integration of
science with the teachings of and nilai-nilai we get them from religion of islam that pertaining to
problems in accessing health services and treatment , it is because own government which he considered
at this point in time were felt to be very will need as practical solutions in the prevention and the handling
of a disease.We need to discuss in order to remind of back that islam have the concept of practical in the
prevention and treatment an illness through intrumen ritualitas the temple worship was revealed as the
prayer at the decline, upcoming fasting month of ramadan , to their people the qur an , where it was all
very practical and easy to be done.

Keywords : Integration, Science, Islamic, Health, Medical

Abstrak: Integrasi sains dan Islam dalam bidang kesehatan dan pengobatan. Islam adalah agama besar
yang memiliki al Quran dan Hadist sebagai sumber dari segala ilmu pengetahuan termasuk kesehatan dan
pengobatan. Tulisan ini khusus bertujuan untuk membahas tentang seperti apa bentuk integrasi sains
dengan ajaran dan nilai-nilai dari agama Islam yang berkaitan dengan masalah kesehatan dan pengobatan,
sebab dimana hal tersebut pada saat ini dirasa sangat dibutuhkan sebagai solusi praktis dalam pencegahan
dan penanganan penyakit. Kemudian juga untuk mengingatkan kembali bahwasanya Islam memiliki
konsep praktis dalam pencegahan dan pengobatan penyakit melalui intrumen ritualitas ibadah seperti
shalat, puasa, mendengarkan bacaan al Quran, dimana semua itu sangat praktis dan mudah untuk
dilakukan.

Kata Kunci : Integrasi, Sains, Islam, Kesehatan, Pengobatan


2

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam merupakan agama yang kaya akan ilmu pengetahuan. Banyak fakta-fakta ilmiah
yang ditemukan melalui kitab suci umat Islam yaitu al Quran yang kemudian dikembangkan
melalui penelitian ilmiah, sebelum nantinya menjadi sebuah ilmu pengetahuan yang memiliki
nilai kemaslahatan bagi seluruh umat manusia. Dikotomi sains dan Islam yang dulu pernah
dimana Islam dikatakan agama yang cenderung metafisik dan irasional lambat laun mulai
terkikis dengan adanya bukti-bukti ilmiah kebenaran ajaran Islam yang terkandung dalam kitab
suci al Quran. Islam terbukti sebagai agama yang rasional karna kebenaran wahyu Tuhan dalam
al Quran telah banyak yang dibuktikan secara ilmiah sehingga hal ini menjadi fakta bahwa
integrasi Islam dan sains tidak terbantahkan.

Ada kekhawatiran apabila sains jauh dari etika dan nilai Agama. Ketika ilmu
pengetauan tidak dilandasai dengan nilai agama, maka ilmu itu akan digunakan untuk hal yang
jauh dari nilai etika dan moral.1 Hal ini dapat menjadi spirit untuk terus mengembangkan ilmu
pengetahuan dengan tetap berlandaskan ajaran Islam agar ilmu pengetahuan tidak kering akan
nilai-nilai spiritual yang sekaligus sebagai pengingat akan kebesaran Tuhan sang pencipta alam.

Belakangan ditengah berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi, ada


indikasi bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan sendiri dan makin terpisah
jauh meninggalkan agama dan etika. 2 Sehingga hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi
ilmuwan muslim agar dapat meminimalisir dampak negatif dari hal tersebut.

Islam merupakan satu-satunya agama yang hadir membawa seperangkat undang-undang


dasar yang mengatur kedokteran, pengobatan, dan kesehatan masyarakat. Menurut WHO
(World Health Organization), sehat memiliki definisi “memperbaiki kondisi manusia, baik
jasmani, rohani, ataupun akal, sosial dan bukan semata-mata memberantas penyakit”.3 Dalam
dunia Islam ada banyak tokoh besar dengan karya besar mereka dalam bidang kesehatan yang
salah satunya adalah Ibnu Sina yang juga dikenal di Barat dengan sebutan Avicenna dimana

1
Andi Wahyono, “Hibridasi Lembaga Pendidikan Tinggi”, Jurnal Pendidikan Islam, volume III, Nomor
1 (Juni 2014/1345).hal.130.
2
Isma’il Raji al Faruqi, Islamisasi Ilmu Pengetahuan. terj. A. Mahyudin, (Bandung : Pustaka,
1982).hal.12.
3
Ahmad Syauqi al Fanjari, Nilai Kesehatan dalam Syariat Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996).hal.4.
3

karya terbesarnya dalam dunia kesehatan adalah “Qanun fi Thib” yang selama berabad-abad
menjadi rujukan di dunia kesehatan.

Metode terbaru dalam pengobatan Islam adalah pengobatan Qurani yakni dengan cara
membacakan ayat-ayat al Quran kepada orang yang sakit (pasien) ditambahkan dengan doa-doa
yang dilakukan secara berulang kali sampai sembuh dengan izin Allah. 4 Akan tetapi masih
banyak yang meragukan pengobatan dengan metode seperti ini karna terkesan tidak masuk akal.
Namun belakangan sudah ada beberapa yang membuktikannya secara ilmiah bahwa suara
mempunyai pengaruh yang kuat terhadap sel-sel tubuh manusia.

Pada intinya integrasi antara sains dan Islam sangatlah penting untuk menjaga agar
tidak terjadi kekeringan nilai-nilai agama pada ilmu pengetahuan yang berkembang sangat cepat.
Islam bukanlah agama yang hanya membawa syariat saja, namun juga membawa ajaran yang
dapat membangun peradaban yang lebih baik. Untuk itu kajian ilmu pengetahuan yang
bernafaskan Islam sangat penting, disamping untuk menepis anggapan bahwa Islam tidak
sejalan dengan perkembangan zaman yang semakin modern, hal tersebut juga dimaksudkan
agar kontribusi Islam dalam dunia ilmu pengetahuan atau sains dibidang kesehatan dan
pengobatan dapat terus berkembang demi kemaslahatan semua orang. Maka dari itu integrasi
sains dan Islam dalam dunia kesehatan dan pengobatan sangat penting untuk terus dikaji dan
dikembangkan.

Di zaman yang serba modern sekarang ini dunia kesehatan mendapatkan banyak
tantangan terutama dalam bidang kesehatan. Mengingat kesehatan adalah hal terpenting dalam
kehidupan karena tanpa tubuh yang sehat manusia tidak akan dapat melakukan aktifitas sehari-
hari. Pada kenyataannya, setiap hari rumah sakit tidak pernah sepi dari pasien yang berobat,
bahkan jumlahnya tidak dapat dikatakan sedikit, ditambah belum lagi masalah biaya pengobatan
yang relatif mahal bagi beberapa orang yang tidak memiliki kartu jaminan kesehatan serta
keterbatasan biaya berobat.

Kompleksitas permasalahan dibidang kesehatan dan pengobatan menjadi isu nasional


disetiap negara. Di negara-negara maju Eropa dan Amerika ilmu kesehatan sudah sangat
berkembang pesat bukan hanya dari sisi obat-obatan namun juga fasilitas kesehatan yang serba
modern. Hal ini sangat berbeda dengan perkembangan ilmu kesehatan serta pelayanan
kesehatan di negara-negara berkembang seperti di Asia. Hanya beberapa negara saja di Asia

4
Abdel Daem Al-kaheel, Pengobatan Qurani. terj. Muhammad Misbah, (Jakarta : AMZAH, 2013).hal.5
4

yang memang sudah sangat siap dalam bidang pelayanan kesehatan terutama jika dilihat dari
sisi fasilitas dan sumber daya manusianya, seperti Jepang, China, dan Singapura.

Sejarah mencatat bahwa ada banyak ilmuwan muslim yang mempunyai jasa besar
dalam perkembangan ilmu pengobatan medis, meskipun tidak menutup fakta bahwa Islam juga
memiliki konsep pengobatan non-medis. Dalam uraian diatas sebelumnya juga telah disinggung
nama-nama besar ilmuwan yang berjasa dalam bidang pengobatan medis. Fakta sejarah tersebut
membuktikan bahwa pada zaman dulu integrasi Islam dan sains dalam bidang kesehatan yang
berkaitan dengan pengobatan sudah terjadi.

Sebelumnya, dalam pandangan secara umum para ilmuwan dengan jelas telah berupaya
memisahkan antara humaniora (ilmu kemanusiaan) dengan nilai-nilai etika yang dibawa oleh
agama. Sedangkan ahli agama sendiri memiliki kecenderungan untuk mengambil jarak dengan
kajian-kajian ilmiah yang membahas tentang ilmu kedokteran, baik itu secara tersirat maupun
tersurat yang sebenarnya sudah ada dalam ajaran agama. Padahal keduanya sangat dibutuhkan
dalam sebuah keterpaduan yang diharapkan dapat berjalan secara bersamaan.

Bagi negara berkembang seperti Indonesia, dimana mayoritas warga negaranya adalah
muslim, dalam menangani permasalahan sosial yang berkaitan dengan masalah kesehatan,
sangat dibutuhkan sebuah alternatif baru yang dihasilkan dari perkembangan integrasi sains dan
Islam dalam bidang kesehatan dan pengobatan. Integrasi sains dan Islam dalam bidang
kesehatan dan pengobatan tersebut nantinya harus diarahkan untuk mendapatkan manfaat
praktis sebagai solusi guna mengatasi segala bentuk keterbatasan pelayanan kesehatan baik dari
sisi medis maupun biaya kesehatan.
5

PEMBAHASAN

A. Al-Qur’an dan Hadist sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan

Seperti sudah banyak diketahui bahwa al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam bukan
hanya berisi tentang masalah ibadah saja. Al-Quran apabila dipandang sebagai ilmu
pengetahuan maka dapat dilihat sebagai sumber ayat-ayat qoulliyah sedangkan kebenaran dari
hasil eksperimen, penelitian, observasi serta pemikiran yang logis maka posisinya adalah
sebagai sumber ayat kauniyyah. Sudah banyak hasil penelitian dan pembuktian ayat-ayat al
Quran secara ilmiah melalui penelitian-penelitian dan hasilnya terbukti bahwa tidak ada satupun
ayat al Quran yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Dimana hal ini meruntuhkan dikotomi
yang menganggap bahwa agama harus dipisahkan dari ilmu pengetahuan umum.

Al Quran dan hadist dapat dijadikan rujukan ilmu pengetahuan bukan hanya tentang
hukum-hukum agama, pendidikan, bahasa atau sastra, filsafat, namun juga ilmu-ilmu alam
seperti kimia, biologi, ilmu psikologi, bahkan sampai ilmu pertanian meskipun semua
penjelasannya di dalam al-Quran tidak bersifat teknis namun lebih tersirat dan bersifat umum
dimana dapat ditelusuri melalui ayat-ayat kauniyyah. Oleh karenanya al Quran juga lebih tepat
untuk digunakan sebagai rujukan dalam mencari inspirasi untuk kepentingan perkembangan
ilmu pengetahuan.

Al Quran merupakan kitab induk dari segala macam ilmu pengetahuan seperti yang
sudah disebutkan diatas. Rujukan atau sumber dari berbagai macam sumber ilmu pengetahuan.
tidak ada satupun yang terlewatkan dalam al Quran, dan sejatinya al Quran juga merupakan
kitab bagi semua umat manusia. Dalam al Quran sudah banyak disebutkan bukan hanya tentang
bagaimana manusia berhubungan dengan Tuhannya yaitu Allah (hablum minallah) serta
bagaimana manusia harus berhubungan atau hidup dalam ruang lingkup sosial (hablum
minannas).

Dalam Islam ilmu pengetahuan memiliki posisi sangat penting, itu sebabnya ayat yang
pertama kali diturunkan adalah surat al Alaq 1-5 :
6

Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah yang
maha pemurah, yang mengajar manusia dengan perantara kalam, Dia
mengajar pada manusia apa yang tidak diketahui”

Para penafsir mengatakan bahwa surat al-alaq membawa pesan bahwa untuk dapat
memahami segala bentuk dan berbagai macam ilmu pengetahuan maka manusia harus membaca.
Surat al alaq tersebut juga mengatakan bahwa dalam membaca sebelumnya harus terlebih
dahulu menyebut nama Tuhan yaitu dengan mengucap Basmallah dengan tujuan agar senantiasa
ingat kekuasaan-Nya sehingga yang diharapkan ilmu dari hasil membaca tersebut dapat lebih
mendekatkan hubungan dengan Sang pencipta.

Dari segi semangat dan dorongan, Islam termasuk agama yang sangat mendorong
semua umatnya agar tidak berhenti belajar atau menuntut ilmu. Al Quran sebagai kitab dari
segala bentuk dan isnpirasi ilmu pengetahuan juga sangat menjunjung tinggi serta memuji
orang-orang yang berilmu, dimana hal ini dapat dilihat dalam surat al Mujaadilah ayat 11 :

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu :”berlapang-
lapanglah dalam majlis, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “berdirilah kamu”, maka berdirilah
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah maha mengetahui
apa yang kamu kerjakan” (QS. Al Mujaadilah : 11)

Rasulullah sebelum wafat pernah mengatakan bahwa “aku tinggalkan dua perkara untukmu
sekalian, kalian tidak akan tersesat selama kalian berpegangan kepada keduanya, yaitu kitab
Allah dan sunnah rasul-Nya” (HR. Imam Malik). Hadist tersebut sangat jelas memberi pesan
bahwa al Quran dan Hadist memiliki posisi yang sangat penting dalam kehidupan sebagai
pegangan umat manusia agar tidak tersesat dalam menjalani kehidupan di dunia.
7

B. Hubungan Kesehatan dan Agama

Islam agama samawi yang datang dengan banyak perbedaan dengan agama-agama
sebelumnya. Islam adalah agama yang datang bukan hanya membawa misi akhirat saja namun
juga misi untuk kehidupan di dunia, dan juga bukan hanya memerintahkan atau mementingkan
hubungan anatara pemeluk dangan Tuhannya saja namun juga mengajarkan bagaimana menjadi
makhluk sosial yang dapat mengamalkan nilai-nilai dan etika agama dalam kehidupan
bermasyarakat.

Islam merupakan agama yang sangat memperhatikan tentang masalah kebersihan


seperti pada kajian ilmu fiqh yang selalu diawali dengan tema thaharah atau bersuci. Kajian
tersebut mengajarkan bahwa ada dua media yang dapat digunakan untuk bersuci yaitu air dan
tanah/debu sebab, dua benda tersebut sangat mudah dijumpai dimanapun berada.

Kebersihan sendiri sangat erat kaitannya dengan kesehatan jiwa dan raga. Islam juga
menganjurkan untuk mempunyai ketrampilan dalam dunia olahraga misalnya, berenang,
memanah, menunggang kuda, beladiri serta segala bentuk olahraga yang bermanfaat bagi
kesehatan.

Sejatinya kegiatan olahraga tersebut dahulu sudah dicontohkan oleh Nabi, dimana
secara tersirat ini adalah sebuah ajaran untuk senantiasa menjaga kesehatan jasmani. Karena
yang mencontohkan adalah Nabi maka hal tersebut secara otomatis menjadi hukum yang
bersifat sunnah dengan konsekuensi apabila dikerjakan dengan niat baik maka akan mendapat
pahala dan apabila tidak dikerjakan tidak mengapa.

Jika olahraga dapat menjadikan tubuh jasmani menjadi sehat, sebaliknya Islam juga
mengajarkan untuk menjaga kesehatan pikiran dan mental dengan senantiasa percaya kepada
Allah, sabar dan yakin apabila tertimpa musibah atau penyakit agar sedapat mungkin bersabar
dan ikhlas sembari tetap berusaha mencari jalan keluar dari permaslahan tersebut. Dalam ajaran
Islam terdapat sebuah keyakinan bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya dan disetiap kesulitan
pasti ada kemudahan. Ajaran tersebut dapat memberikan efek tenang dan tidak mudah putus asa
yang sering memicu hal-hal yang membahayakan diri sendiri.

Dalam kaitannya dengan nutrisi makanan Islam juga mengajarkan untuk memilih menu
makanan yang berfaedah untuk kesehatan tubuh seperti tumbuh-tumbuhan, daging binatang
darat yang sudah disembelih dengan benar, daging binatang laut, dan segala macam makanan
olahan yang dihasilkan dari daging, serta makanan seperti kurma, madu, susu, dan semua yang
8

bergizi. Kemudian tentang etika makan, Islam mengajarkan untuk tidak berlebihan dalam
makan, baru makan hanya ketika perut terasa lapar dan berhenti makan sebelum kenyang.
Selain hal-hal tersebut, Islam juga melarang makan-makanan yang berbahaya bagi kesehatan
misalnya bangkai, darah, dan daging babi.

Berkaitan dengan aturan dalam penanganan kesehatan, Islam sangat tegas mengajarkan
bahwa siapapun yang merawat kesehatan sedangkan ia bukan orang yang ahli dalam bidang
tersebut maka ia termasuk salah dan harus bertanggung jawab atas kesalahan yang ia buat. Islam
sangat menyarankan untuk berobat secara medis dengan datang ke dokter yang ahli namun tidak
membatasi usaha lain seperti berobat secara non-medis yakni dengan doa atau ilmu hikmah
namun apabila ternyata itu dapat menyembuhkan maka harus meyakini bahwa semua itu atas
ijin Allah.

Islam mempunyai konsep atau metode teologis dalam menciptakan masyarakat yang
sehat. Konsep tersebut adalah dengan menghubungkan antara aqidah umat dengan pendidikan
kesehatan. Dengan memanfaatkan pengaruh keyakinan atau aqidah serta ketaatan agar tetap
konsisten untuk mengikuti apa yang diperintahkan kesehatan.5

C. Kesehatan dan Penyakit dalam Pandangan Islam

Sakit dan sehat adalah peristiwa yang sudah ada sejak manusia pertama ada di bumi.
Keduanya bisa datang silih berganti pada siapapun tanpa mengenal status sosial, kaya, miskin
bahkan pada orang yang senantiasa rajin dalam menjaga kesehatanpun kadang masih juga dapat
terserang penyakit. Ada anggapan bahwa sehat dan sakit merupakan takdir, dimana hal ini
terkadang memberikan sugesti apabila sakit tidak perlu berobat karna nanti juga pasti akan
sembuh dengan sendirinya. Padahal pernyataan tersebut sangat tidak mendasar baik dari
perspektif medis maupun agama. Ada beberapa pandangan dalam al Quran yang berkaitan
dengan sehat dan sakit, antara lain :

5
Ahmad Syauqi al Fanjari, Nilai Kesehatan dalam Syariat Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996).hal.8.
9

Artinya : “Dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika ia menyeru Tuhan : “(Ya, Tuhanku),
sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan engkau adalah Tuhan yang maha
penyayang diantara semua penyayang”. Maka kamipun memperkenankan seruannya
itu, lalu kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan kami kembalikan
keluarganya kepadanya, dan kami lipat gandakan bilangan mereka sebagai suatu
rahmat dari sisi kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah
Allah. (QS al – Anbiya’, 21 : 83-84)

Ayat diatas tersebut menceritakan tentang kisah nabi Ayyub a.s yang ditimpa penyakit
dan kehilangan anak-anak dan hartanya, hanya dua organ tubuhnya yang tidak ditimpa penyakit
yaitu hati dan lidahnya. Allah membiarkan dua organ tersebut tetap dalam keadaan sehat
sehingga tetap dapat digunakan untuk mengingat Allah, memohon keridhaan dan berdo’a
hingga akhirnya Allah mengabulkan do’a nabi Ayyub a.s dan diberi kesembuhan serta
dikembalikan harta dan anaknya.

Dari kisah tersebut maka dapat diambil sebuah pelajaran agar senantiasa bersabar dan
tidak putus asa apabila ditimpa penyakit yang tak kunjung sembuh serta tidak berprasangka
buruk terhadap takdir Allah. Namun hal yang patut untuk di pegang teguh adalah keyakinan
bahwa ketika Allah mentakdirkan sakit maka akan sakit dan tidak dapat dihindari, sebaliknya
ketika Allah sudah mentakdirkan sembuh, separah apapun penyakitnya maka akan sembuh atas
izin Allah.

Adapun ayat lain yang berkaitan dengan sehat dan sakit terdapat dalam surat asy-syu’ara ayat
78-82 :

Artinya : “(Yaitu Tuhan) yang telah menciptakanku, maka dialah yang memberi petunjuk
kepadaku. Dan Tuhanku, yang Dia memberi makan dan minum kepadaku. Dan jika
aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku, dan akan mematikan aku, kemudian akan
menghidupkanku kembali. Dan yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku
pada hari kiamat”. (QS. Asy-Syu’ara 26: 78-82)
10

D. Ilmu Pengobatan Nabi

Pada masa Nabi ilmu pengobatan di Arab sudah ada terutama model pengobatan kuno
dari suku badui. Meskipun model pengobatan yang berasal dari suku badui tidak berangkat dari
percobaan yang sistematis, namun telah memiliki pengalaman dan perjalanan panjang dalam
proses penemuannya meski tidak didasarkan pada hukum-hukum alam.6

Pada masa Rasulullah beberapa orang mengetahui bukan hanya tentang ilmu
pengobatan arab kuno namun juga ilmu pengobatan secara ilmiah yang sudah dikembangkan di
Gundaisyapur sekitar daerah Iran barat daya. Penguasa Iran Anusyirwan ketika itu mengundang
pakar pengobatan dari Yunani serta India yang diminta untuk mengajar di sekolah tinggi
pengobatan. Adapun diantara pakar pengobatan tersebut adalah al Harist ibnu Kalada dari suku
Banu Tsaqif serta seorang putranya al Nadhar ibnu al Harist.7

Seorang pengarang terkenal, Ibnu Qayyim al Jauziyah pernah menjelaskan tentang ilmu
pengobatan nabi yang sebenarnya sangat berkaitan dengan prinsip-prinsip yang menyeluruh,
sedang pengobatan secara ilmiah sangat erat kaitannya dengan hal-hal detail.8 Dari pernyataan
tersebut dapat disimpulkan bahwa hakikat manusia pada dasarnya bukan hanya tubuh jasmani
saja, namun juga terdiri atas mental-spiritual.

Pada abad ke-9 umat Islam sudah mengembangkan ilmu medis secara luas. Ibn Hajar al
Asqallani dan Ibn Ahmad Al Ayni misalnya, mereka telah sangat tertarik untuk memberi
penjelasan terkait hadist-hadist nabi yang berkaitan dengan kesehatan dan pengobatan. Dengan
mencermati perkembangan ilmu kesehatan dan pengobatan pada saat itu hingga lahirlah sebuah
karya besar yaitu kitab al Thibb al Nabawi yang pada akhirnya berkembang dan menjadi sebuah
disiplin keilmuan dan literatur khusus.9

Ritualitas ibadah yang dilakukan umat Islam seperti shalat dan puasa disamping sebagai
laku ibadah juga erat kaitannya dengan metode penyembuhan beberapa penyakit. Nabi pernah
bersabda “shoumu tashikhu” yang artinya berpuasalah maka kamu akan sehat, ini merupakan
salah satu metode pengobatan nabi meskipun dahulu belum sampai dilakukan sebuah
eksperimen untuk membuktikan kebenarannya namun belakangan di era modern sudah ada

6
Fazlur Rahman, Etika Pengobatan Islam : Penjelajahan Seorang Modernis, (Bandung : Mizan,
1999).hal.67.
7
Ibid,hal.67.
8
Ibid,hal.69
9
Nurhayati, Kesehatan dan Perobatan dalam Tradisi Islam, volume XVI, Nomor 2, (Juli : 2016).hal.224.
11

penjelasan bahwa puasa benar adanya dapat membuat tubuh menjadi lebih sehat, dimana hal ini
dikarenakan puasa menciptakan aktifitas pembatasan asupan makanan serta keteraturan dan
pengendalian diri. Pengurangan porsi makan saat puasa akan menyebabkan adanya pembatasan
kalori yang masuk pada tubuh, sehingga terjadi penghancuran lemak dalam tubuh.

Para ilmuawan beranggapan bahwa puasa bukan semata-mata berorientasi pada amaliah
ibadah saja, namun juga merupakan sebuah ekspresi psikologis. Seperti yang sudah disinggung
diatas bahwa tubuh mausia ketika dalam keadaan puasa semua benda-benda makan yang ada
dalam usus akan mulai dihancurkan melalui proses kimiawi dalam tubuh. Apabila semua sudah
dihancurkan melalui proses kimiawi tubuh maka protein-protein yang sudah terbentuk mulai
menyebar keseluruh bagian tubuh yang berbeda dimana yang pertama mendapatkan penyebaran
protein adalah organ hati dan otot. Untuk itu berpuasa dalam jangka waktu tertentu asalkan
tidak melebihi batas proporsi maka protein yang sudah menyebar keseluruh tubuh akan
senantiasa dalam keadaan baru untuk peremajaan dalam hidupnya.10

Demikian pula dengan ritualitas ibadah seperti shalat yang juga mempunyai dampak
pada pada tubuh. Sudah banyak pembuktian di era modern seperti sekarang ini bahwa shalat
dapat menyembuhkan segala bentuk penyakit seperti sakit perut, sakit jantung dan penyaakit
usus. Setidaknya ada beberapa alasan yang mendasari hal tersebut, yang Pertama, shalat
merupakan satu-satunya ibadah yang diperintahkan oleh Allah secara langsung melalui nabi
dalam peristiwa isra’ mi’raj, hal ini menjadikan shalat adalah ibadah yang sangat istimewa
dihadapan Allah.

Kedua, shalat mempunyai manfaat secara psikologis sebab dengan shalat dapat
mengalihkan perhatian pikiran dari perasaan sakit. Hal ini sangat beralasan karna sudah banyak
kisah misalnya ketika sayyidina Ali terkena panah dan berdarah-darah ketika dalam keadaan
shalat beliau tidak merasakan sakit sama sekali dimana hal ini disebabkan karna dalam shalat
timbul dalam hati dan pikiran rasa khusyuk, rasa takut, rasa berdosa, rasa hina, dan rasa
kepasrahan kepada Allah.

Ketiga, selain adanya konsentrasi pikiran secara totalitas, shalat juga mempunyai unsur
pelatihan fisik dimana dalam shalat terdapat gerakan-gerakan seperti berdiri tegak, kemudian
rukuk, sujud, dan rileksasi sehingga menyebabkan sebagian besar organ tubuh menjadi lebih
tenang dan rileks. Ibadah shalat seringkali menciptakan suasana kebahagian serta menciptakan

10
Ahmad Syauqi al Fanjari, Op.cit.,hal.71.
12

ketenangan pikiran sehingga dapat mengusir rasa cemas dan juga mendinginkan perasaan marah
atau emosi yang seringkali membuat orang menjadi tidak dapat mengontrol diri.

Dari penjelasan diatas tentang manfaat shalat dan puasa dapat disimpulkan bahwa ada
keterkaitan antara ajaran Islam dengan sains dalam bidang kesehatan. Kedua hal tersebut
menjadi suatu keterpaduan yang tentu tidak dapat dipisahkan. Keterpaduan dari berbagai aspek
seperti fisik, psikologis, spiritualitas dan moral merupakan hakikat dari ilmu pengobatan nabi
yang di wahyukan oleh Tuhan. Ilmu pengobatan nabi memberikan sebuah kemudahan bagi
masyarakat agar dapat melakukan tindakan pencegahan serta penyembuhan secara praktis
dimana semua metode pengobatannya dalam bentuk ibadah yang dapat dilakukan dengan
muda.11

Bukti-bukti secara ilmiah telah menjadi fakta bahwa agama dan sains atau ilmu
pengetahuan bukanlah dua hal yang harus dipisahkan. Agama dan ilmu pengetahuan sejatinya
adalah satu kesatuan karna keduanya sama-sama datang dari Tuhan, dikotomi pada keduanya
hanya disebabkan oleh kesombongan berpikir manusia yang merasa pintar dan kering akan
nilai-nilai spiritualitas.

E. Integrasi Sains dan Islam dalam kesehatan

Gagasan tentang integrasi ilmu agama dan ilmu umum apabila ditelusuri lebih jauh,
maka tidak lepas dari sebuah proses panjang dialektika serta pergulatan umat Islam dalam
proses modernisasi dunia yang terus berkembang dalam skala global.12

Kompleksitas permasalahan kesehatan akan selalu menarik untuk dibahas.


Perkembangan zaman yang semakin modern menjadi tantangan tersendiri bagi dunia kesehatan.
Bagaimana tidak, di era yang serba terkoneksi seperti saat ini gaya hidup akan sangat cepat
berubah terutama yang berkaitan dengan pola konsumsi yang semakin hari semakin tidak sehat.
Seperti halnya berkembang pesatnya tempat-tempat nongkrong misalnya saja cafe-cafe dan
kedai-kedai makanan cepat saji lambat laun semakin banyak. Dengan penduduk mayoritas
Islam Indonesia sejatinya memiliki potensi untuk berperan dalam perubahan guna menciptakan
perilaku sehat di masyarakat.

Seperti yang sudah dibahas pada bagian sebelumnya, Islam memiliki konsep kesehatan
yang luar biasa lengkap mencakup unsur fisik, spiritual, moral dan psikologis yang pada

11
Fazlur Rahman, Op.cit.,hal.71.
12
Siswanto, Perspektif Amin Abdullah Tentang Integrasi Interkoneksi dalam Kajian Islam, volume 3,
Nomor 2, (Desember : 2013).hal.22.
13

kenyataannya belum benar-benar dapat diekspresikan dalam kehidupan sehari-hari. Masih


banyak masyarakat yang sepertinya kurang memperhatikan masalah gaya hidup sehat. Ada
sebuah kesepakatan umum jika faktor genetik, gaya hidup dan lingkungan, sangat menentukan
status kesehatan setiap orang.13

Dalam dunia medis, sangat jelas bahwa Islam tidak menganjurkan mengobati seseorang
hanya dengan pendekatan agama serta doa saja. Dapat dikatakan bahwa Islam merupakan
agama yang pertama kali mengakui otoritas ilmu pengetahuan dan obat-obatan dalam dunia
medis.14 Islam memang telah menciptakan konsep-konsep kesehatan secara lengkap, akan tetapi
Islam tidak berbicara masalah pengobatan medis secara detail sebab dalam al Quran sendiri
tidak dijelaskan tentang berapa dosis untuk penyakit tertentu. Al Quran memang sumber dari
segala bentuk ilmu pengetahuan namun sebagian besar dikatakan dengan bahasa yang tersirat
sehingga manusia juga harus berusaha untuk meneliti dan melakukan eksperimen lebih lanjut
guna mendapatkan ilmu praktis yang nantinya akan bermanfaat bagi banyak orang.

Seperti yang sudah diketahui, ide untuk mengintegrasikan antara sains dan Islam dalam
bidang kesehatan adalah berawal dari adanya kecenderungan untuk tidak percaya pada sesuatu
yang tidak melalui sebuah proses perhitungan matematis dan eksperimen laboratorium pada
setiap kajian kesehatan. Keadaan yang demikian akhirnya menjadi titik awal yang mendorong
para ilmuwan muslim untuk lebih mendalami lagi terkait fakta dan ajaran Islam yang
mempunyai korelasi positif bagi kesehatan tubuh, baik jasmani maupun rohani. Kegiatan ibadah
seperti shalat, puasa, toleransi, murah senyum adalah instrumen untuk mempelajari bagaimana
pengaruh hal-hal tersebut pada saraf, kelenjar tubuh, sel, dan otak manusia. Sampai pada sebuah
penelitian modern, belakagan sudah banyak kontribusi Islam melalui ilmuwan-ilmuwan muslim
yang melakukan kajian penelitian terhadap makna ayat-ayat yang berhubungan dengan dunia
kesehatan.

13
Muhammad Ratodi, Integrasi Konsep Islam dalam konteks promosi kesehatan, volume 9, Nomor 2,
(September : 2015).hal.51.
14
Ahmad Syauqi al Fanjari, Op.cit.,hal.187
14

F. Kesimpulan

Islam adalah agama besar yang dianut mayoritas manusia diseluruh penjuru dunia.
Islam memiliki jejak yang luar biasa dalam sejarah perkembangan peradaban dunia. Hal
tersebut tidak lepas dari dua pegangan umat Islam yakni al Quran dan hadist sebagai satu-
satunya kitab suci terlengkap yang tidak hanya membahas permasalahan agama semata, namun
juga segala macam bentuk ilmu pengetahuan. al Quran dan hadist merupakan sumber dari
segala sumber ilmu pengetahuan, dimana hal ini dibuktikan dengan banyaknya ilmuwan besar
muslim yang mengkajinya baik dalam perspektif ilmu agama maupun ilmu alam atau sains.

Berkaitan dengan dunia kesehatan, Islam memiliki banyak konsep untuk mewujudkan
masyarakat yang sehat, seperti halnya konsep sehat melalui instrumen ibadah seperti puasa,
shalat, dan lainnya dimana keseluruhan ritualitas tersebut bukan semata-mata berorientasi pada
kegiatan ibadah saja namun juga memiliki manfaat pada kesehatan tubuh manusia dengan
catatan dilakukan dengan baik dan benar. Islam juga sangat menganjurkan agar senantiasa
menjaga kebersihan karna dalam kebersihan ada kesehatan, dan sebaliknya dalam
ketidakbersihan akan dapat menimbulkan segala bentuk penyakit. Dalam kajian fiqh masalah
kebersihan dibahas dalam bab thaharah atau bersuci, dimana instrumen untuk bersuci dalam
Islam hanya ada dua yaitu air dan tanah (debu).

Konsep-konsep kesehatan dan pengobatan dalam Islam sudah sangat berkembang pada
masa nabi. Bahkan nabi sendiri sudah mengajarkan beberapa metode agar senantiasa memiliki
tubuh yang sehat dimana salah satunya adalah dengan puasa, shalat, berpikir positif
(khusnudhan) sampai ada hadist-hadist yang khusus membahas masalah kesehatan dimana hal
tersebut kemudian disusun menjadi sebuah karya yang memiliki kontribusi dalam
perkembangan ilmu kesehatan di dunia yaitu kitab thibb al nabawi atau bisa disebut juga kitab
pengobatan nabi.

Sudah menjadi suatu keharusan bahwa agama dan sains atau ilmu pengetahuan harus
berjalan bersama menjadi suatu keterpaduan. Sebab ilmu pengetahuan tanpa landasan nilai-nilai
ajaran agama maka akan mengalami kekeringan makna dalam kehidupan. Konsep berkah dalam
Islam sangat berkaitan erat dengan hal tersebut, dimana setiap hal yang dilakukan tidak didasari
atau diawali dengan menyebut nama Allah maka tidak akan ada keberkahan didalamnya.
Dikotomi antara agama dan sains lambat laun mulai terkikis karena terbukti bahwa agama juga
termasuk sumber dari ilmu pengetahuan dari berbagai macam disiplin keilmuan pengetahuan.
15

DAFTAR PUSTAKA

Daem Al-kaheel, Abdel, Pengobatan Qurani. terj. Muhammad Misbah, (Jakarta : AMZAH,
2013)

Al Fanjari, Ahmad Syauqi, Nilai Kesehatan dalam Syariat Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996)

Ratodi, Muhammad Integrasi Konsep Islam dalam konteks promosi kesehatan, volume 9,
Nomor 2, (September : 2015)

Nurhayati, Kesehatan dan Perobatan dalam Tradisi Islam, volume XVI, Nomor 2, (Juli : 2016)

Rahman, Fazlur, Etika Pengobatan Islam : Penjelajahan Seorang Modernis, (Bandung : Mizan,
1999)

Raji al Faruqi, Isma’il, Islamisasi Ilmu Pengetahuan. terj. A. Mahyudin, (Bandung : Pustaka,
1982)

Siswanto, Perspektif Amin Abdullah Tentang Integrasi Interkoneksi dalam Kajian Islam,
volume 3, Nomor 2, (Desember : 2013)

Wahyono, Andi, “Hibridasi Lembaga Pendidikan Tinggi”, Jurnal Pendidikan Islam, volume III,
Nomor 1 (Juni 2014/1345)

Anda mungkin juga menyukai