Anda di halaman 1dari 4

NOTULEN

TELECONFERENCE PFPP INDONESIA

RABU, 22 JANUARI 2020

PEMBAHASAN TENTANG PFPP BERDASAR PERMENDAGRI 90/2019, RANCANGAN


PERMENPAN DAN RANCANGAN PERMENPERIN

1. Teleconference dilaksanakan pada Hari Rabu Tanggal 22 Januari 2020, dimulai pada Pukul
10.00 WIB dan dihadiri oleh Kabag Kepegawaian dan Umum Setditjen IKMA, Kasubag
Penyuluh Ditjen IKMA, Pengurus APPI, Perwakilan DPD APPI, Perwakilan PFPP dengan
daftar hadir sebagaimana terlampir.
2. Pembahasan Teleconference :

a. Kabupaten Purworejo
1) Prakarsa teleconference sebagai wujud kepedulian terhadap profesi baik selaku PNS
maupun dalam jabatan PFPP
2) Dengan ditetapkannya UU 23 Tahun 2014 dan Permendagri 90 Tahun 2019
membuat kewenangan daerah yang semakin terbatas terutama di sektor industri
yang berimbas pada aktivitas dan keberadaan PFPP, untuk itu dimohonkan advice
dari Kemenperin kepada Pemda untuk membaca dan memahami Permendagri
tersebut.
3) Terhadap pengembangan PFPP :
 Perlunya keseriusan pembinaan dalam bentuk regulasi yg mendukung
keberadaan, pelaksanaan tusi maupun kesejahteraan PFPP.
 Monitoring dan supervisi aktivitas PFPP terutama di tingkat Kabupaten/Kota.
 Refresh peraturan terkait PFPP sebagai contoh UPL sebagai rumah kinerja PFPP,
menghidupkan kembali konsultan industri melalui sertifikasi profesi PFPP.
 Diperlukannya sinkronisasi antara tupoksi dan dinas juga supervisi dari
Kemenperin selaku Instansi Pembina.
 PFPP seharusnya langsung di bawah Kemenperin.

b. Provinsi Jawa Tengah

1) Permendagri 90 Tahun 2019


 Pembinaan industri mengacu pada dasar hukum UU Perindustrian No 3 Tahun
2014, juga RPJMD 2018-2023 yang telah ditetapkan menjadi Perda No 5 Tahun
2019.
 Permendagri sudah menjadi perhatian Pemprov Jateng dan sudah dilakukan
harmonisasi dengan Bappeda dalam perencanaan program kegiatan.
 Dalam penyusunan perencanaan program kegiatan, Permendagri disandingkan
dengan RPJMD dalam bentuk matriks. Kegiatan di sektor industri dalam RPJMD
yang belum diakomodir di Permendagri diajukan sebagai Sub Kegiatan dan untuk
dijadikan bahan revisi Permendagri tersebut.

2) Pengembangan PFPP
 PFPP, dan juga TPL, perlu mendapat perhatian penuh dari Instansi pembina agar
penempatan kerja sesuai dengan tupoksi. Dibutuhkan koordinasi antara Instansi
Pembina dengan Pemda juga monitoring evaluasi aktivitas dan kinerja PFPP di
daerah.
 Sebagai tempat aktivitas dan kinerja, Perlu “Rumah” bagi PFPP,
direkomendasikan berbentuk Klinik Bisnis yang diatur dalam Permenperin dan
dianggarkan kegiatannya oleh Instansi pembina.

c. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta


Sejak ditetapkannya UU 23 tahun 2014 yang mengatur tentang Pemerintahan Daerah,
kegiatan yang belum diakomodir diatur dalam Perda No.3 Tahun 2017 tentang
Pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan DIY

d. Ditjen IKMA

1) Permendagri 90 Tahun 2019


 Kemenperin tidak diikutsertakan dalam pembahasan rancangan permendagri
tersebut. Koordinasi lebih lanjut telah ditangani oleh Biro Hukum.
 Lewat Forum Pemda bisa dibentuk kesepahaman yang sama antar Pemda terkait
Permendagri tersebut dan diajukan ke Pemerintah Pusat lewat surat pernyataan
bersama.
 Untuk kelancaran kegiatan sektor industri diperlukan harmonisasi dengan
Bappeda, yang telah dilakukan Pemprov Jateng dan Pemprov DIY bisa menjadi
template.

2) Komitmen Instansi Pembina terhadap PFPP


 Komitmen Instansi Pembina terhadap PFPP sudah besar, hal-hal terkait
pembahasan PFPP telah menjadi isu nasional.
 Bulan Juni 2020 akan ditetapkan Peraturan pemerintah yang mengatur 27 JFT
termasuk PFPP, dalam PP tersebut mengatur besaran tunjangan dan batas usia
pensiun yang sama bagi JFT.
 RIPIN yang telah disusun mengamanatkan kebutuhan TPL Industri sebanyak
1200 orang di Tahun 2024.
 TPL Industri akan menguatkan fungsi PFPP, tidak diarahkan untuk menjadi WUB
(capaian target yang rendah hanya 23% WUB dari lulusan TPL Beasiswa) namun
membuka formasi bagi pengadaan P3K maupun PNS
 SDM Industri (PFPP dan TPL) memegang peran yang sangat penting sehingga
secara personil harus banyak dan memiliki tingkat profesionalitas dan
kompetensi yang tinggi.
 Kebutuhan data untuk PFPP yang makin profesional : penyebaran, kompetensi
dan aktivitas PFPP.
 Bila data existing PFPP sudah lengkap, akan dihitung formasi kebutuhan PFPP
tiap daerah dan diusulkan ke masing-masing BKD.
 Bila data penyebaran PFPP per Provinsi sudah lengkap, dapat dibentuk kembali
UPL yang bekerja, dengan rencana kerja dan penganggaran dekon yang
memadai, juga evaluasinya.

3) Progress Permenpan RB dan Permenperin yang mengatur tentang PFPP


 Perlu pendalaman butir-butir kegiatan PFPP untuk diajukan dalam Permenperin,
dari butir-butir kegiatan tersebut diberikan Angka Kredit yang sesuai.
 Perlu disusun model pelaporan DUPAK yang akuntabel.

3. Rekomendasi Teleconference
a. Perlu didorong segera penetapan Permenperin yang mengatur PFPP
Mengatur :
1) Rumah PFPP
2) Butir kegiatan dan Angka Kreditnya
3) Model pelaporan DUPAK yang akuntabel dan profesional
4) Peningkatan dan sertifikasi kompetensi
b. Dukungan data melalui APPI :
1) Data existing penyebaran PFPP tiap Provinsi
2) Kompetensi yang dimiliki masing-masing PFPP
3) Aktivitas yang dilakukan oleh PFPP
c. Hal-hal yang sensitif terkait PFPP bisa dikoordinasikan terlebih dahulu dengan Instansi
Pembina dan tidak langsung dilempar ke grup
d. Teleconference merupakan ajang koordinasi PFPP Se-Indonesia dan Instansi Pembina
yang sangat baik, akan dilaksanakan secara berkala dengan tema pemberdayaan
profesi, peningkatan profesionalitas dan koordinasi program kegiatan pusat dengan
daerah.

Sekretaris Teleconference,

Antonius Pantomy Arjunanto Teguh Prihandoko


DAFTAR HADIR TELECONFERENCE PFPP INDONESIA
RABU, 22 JANUARI 2020
PEMBAHASAN TENTANG PFPP BERDASAR PERMENDAGRI 90/2019, RANCANGAN
PERMENPAN DAN RANCANGAN PERMENPERIN

NAMA JABATAN INSTANSI


Bambang Irianto Kabag Umpeg Setditjen Ditjen IKMA Kemenperin
Lia Puji Lestari Kasubag Penyuluh Ditjen IKMA Kemenperin
FX Edi Winarno Ketua APPI Kota Magelang
Aliyud Darojat Sekjen APPI Provinsi Jawa Tengah
Antonius Pantomy ATP PFPP Provinsi Jawa Tengah
Iwan Indrawan PFPP Provinsi Jawa Tengah
Heru Tinrimaharini PFPP Provinsi Jawa Tengah
Fakhrudin Hidayat PFPP Kab Purworejo
Hario Legowo Budisatyoputro PFPP Kab Magelang
Rendro Prasetyo DPD DIY Provinsi DIY
Yulis Siswari PFPP Provinsi DIY
Arya Kusuma PFPP Provinsi DIY
Agung Tri Rahmanto PFPP Kab Sleman
Dimas Ardiansyah PFPP Kab Sleman
Wahyuningrum PFPP Kab Sleman
Imma Agustika Indiati PFPP Kab Kulon Progo
Anang Yanuarto Nugroho PFPP Kab Kulon Progo
Umi Tri Astuti PFPP Kab Kulon Progo
Edy Mulyono PFPP Kab Kulon Progo
Rudin PFPP Kab Bantul
Wiwin Riyatin PFPP Provinsi Jawa Timur
Muhammad Irwan Ferdiawan Ketua DPD Jatim Kab Sampang
Niskha Sandriana PFPP Kab Malang
Iin Pancawati PFPP Kab Jombang
Mokhammad Fajar Setiadi DPD Jawa Barat Kabupaten Garut
Pipit Anggriati Ningrum PFPP Provinsi Kalimantan Tengah
Bachrian Hadi Saputra PFPP Kota Bontang
Ivan Daniel Pangabean PFPP Kota Bontang
Zulkifli Nurdin PFPP Provinsi Sulawesi Selatan
Yenny Mangande PFPP Provinsi Sulawesi Selatan
Seniwati Pabuntang PFPP Provinsi Papua

Anda mungkin juga menyukai