A. Pengertian
Bina keluarga balita adalah kegiatan yang khusus mengelola tentang pembinaan tumbuh
kembang anak melalui pola asuh yang benar berdasarkan kelompok umur, yang dilaksanakan
oleh sejumlah kader dan berada ditingkat RW. (Pedoman Pembinaan Kelompok Bina Keluarga
Balita Tahun 2006)………………………………………………………………………………....
Bina Keluarga Balita (BKB) adalah upaya peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan
kesadaran ibu serta anggota keluarga lain dalam membina tumbuh kembang balitanya melalui
rangsangan fisik, motorik, kecerdasan, sosial, emosional serta moral yang berlangsung dalam
proses interaksi antara ibu/anggota keluarga lainnya dengan anak balita.
Kelompok BKB umumnya terdiri dari keluarga muda dengan anggota yang mempunyai
anak batita atau anak balita. Untuk memberdayakan keluarga Batita (Bawah UsiaTigaTahun) dan
keluarga Balita (Bawah Usia Lima Tahun), seluruh jajaran pemba-ngunan, termasuk kekuatan
keluarga yang tergabung dalam POSDAYA, diarahkan agar setiap keluarga member prioritas
yang tinggi terhadap kesehatan dan pertumbuhan anak balitanya. Orang tua dalam POSDAYA
dapat disiapkan untuk menyegarkan kembali Gerakan Bina Keluarga Balita (BKB), sebagai
gerakan bersama antara pemerintah dan masyarakat untuk memelihara kesehatan, hantaran
tumbuh kembang anaknya, deteksi dini kelainan atau kecacatan dan akhirnya menyiapkan anak
balitanya siap sekolah bersama anak-anak lain.…………………………………………………
B. Tujuan
1. Bagi lembaga
Untuk mendapatkan informasi dan edukasi program keluarga berencana dalam
perencanaan keluarga dengan pendekatan pada oktimalisasi perhatian pola asuh anak
balita dikeluarga.
Untuk meningkatkan kelestarian kesertaan ber-KB bagi keluarga.
1. Sasaran Langsung
a. Ibu dan atau anggota keluarga lainnya yang mempunyai anak balita
b. Pembina Kelompok BKB.
c. Pengurus / Pengelola Kelompok BKB
D. Kegiatan
Penggalangan kesepakatan
Berdasarkan data tersebut petugas lapangan keluarga berencana bersama dengan
kelompok kerja teknis melakukan penggalangan kesepakatan dengan cara:
a. Konsultasi dengan lurah bertujuan:
1. Melaporkan hasil pendataan
2. Rencana pembentukan kelompok BKB
3. Mendapat dukungan dari lurah
b. Kunjungan tokoh nonformal antara lain tokoh masyarakat dan calon pengurus
kelompok BKB untuk mendapat dukungan kesediaannya.
d. Saresehan keluarga
Calon pengurus dan anggota perlu mendapat informasi yang lengkap tentang
program yang akan dilaksanakan dengan materi:
1. Maksud dan tujuan pembentukan kelompok BKB
2. Perlunya dibentuk kelompok BKB
3. Inventarisasi calon kader
4. Penetapan kader
5. Penetapan sarana kegiatan
6. Penetapan lokasi kegiatan
Pengukuhan
Legitimasi keberadaannya agar diketahui seluruh warga dan mendapat pengakuan,
maka hendaknya kelompok BKB tersebut dikukuhkan dengan SK camat atau lurah
dalam kegiatan rapat koordinasi.
Pembekalan
Pengurus atau pengelola kelompok BKB yang telah dikukuhkan diberikan bekal
pengetahuan dan keterampilan dalam pengelolaan BKB melalui pelatihan atau orientasi
atau magang sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan dengan mempertimbangkan
situasi dan kondisi setempat.
1. Pertemuan kelompok
Kegiatan pertemuan kelompok:
Kini pada dasarnya merupakan wahana kegiatan tukar informasi/diskusi dan penyuluhan
dari pembina tentang kegiatan usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh kelompok
BKB.
Kegiatan ini perlu dilakukan minimal 1 bulan 1 kali yang dihadiri oleh keluarga anggota
kelompok BKB.
1) Agar pertemuan dapat berjalan dengan tertib serta menghasilkan sesuatu langkah yang
akan dilakukan oleh anggota atau kelompok perlu diatur melalui tahapan sebagai
berikut:
• Penetapan waktu : Pertemuan kegiatan setiap bulan sekali
• Penetapan tempat : Tempat di gedung BKB
• Penetapan pembahasan
• Pembagian tugas antara pengurus kelompok BKB
• Penyiapan sarana/alat bantu media pembahasan
• Menyepakati rencana pertemuan berikutnya
2) Pelaksanaan pertemuan
- Tahap pembuka (20 menit)
Pada tahap awal ini sebaiknya diisi dengan acara-acara:
• Tahap pembuka
• Tahap pembahasan mareti yang lalu
• Tahap penyampaian materi pokok
• Tahap penutup
3. Pendampingan
Pendampingan oleh Pembina dimaksudkan sebagai upaya memberikan bantuan teknis
pada kelompok BKB dalam mempercapat tercapainya kemandirian kelompok. Peran-peran
Pembina dalam pendampingan antara lain sebagai berikut:
a. Peran sebagai fasilitator
Berfungsi mengkoordinir sumberdaya yang ada dalam kelompok BKB
b. Peran sebagai motivator
Berfungsi untuk menumbuhkan motifasi para anggota kelompok untuk mendukung
pelaksanaan kegiatan kelompok.
c. Peran sebagai katalisator
Berfungsi untuk menjembatani hubungan individu dengan kelompok, kelompok dengan
masyarakat, dan kelompok dengan instansi baik pemerintah maupun non pemerintah.
a. Syarat-syarat kader:
1) Laki-laki atau perempuan yang tinggal dilokasi kegiatan mempunyai minat terhadap anak.
2) Paling sedikit dapat membaca dan menulis, menguasai bahasa Indonesia dan bahasa
daerah setempat.
3) Bersedia bekerja sebagai tenaga sukarela.
4) Bersedia dilatih sebelum melaksanakan kegiatan.
5) Mampu berkomunikasi dengan orang tua balita secara baik.
b. Tugas kader
1) Memberikan penyuluhan sesuai dengan materi yang telah ditentukan.
2) Mengadakan pengamatan perkembangan peserta BKB dan anak balitanya.
3) Memberikan pelayanan dan mengadakan kunjungan rumah.
4) Memotivasi orang tua untuk merujuk anak yang mengalami masalah tumbuh kembang
anak.
5) Membuat laporan kegiatan dari masing-masing kelompok umur pada folmulir yang telah
disediakan.
b. Peran orang tua dalam pembinaan balita dan konsep diri orang tua
Orang tua memegang kunci dalam pembinaan anak terutama dalam masa balita.
Hal-hal yang harus dilakukan orang tua dalam membina tumbang anak:
1) Tidak membandingkan anak yang satu dengan anak yang lainnya
2) Tidak menuntut anak melebihi kemampuannya
3) Memenuhi kebutuhan akan ASI, ASAH, dan ASUH
4) Tidak melecehkan anak tetapi memberikan dorongan pada anak
5) Meningkatkan komunikasi dengan anak dengan pesan yang ikhlas
6) Memberikan nesempatan kepada anak untuk mengungkapkan perasaannya
dan menjadi pendengar yang baik
7) Menjadi teladan yang baik
Masa balita sering dikatakan sebagai masa kritis, karena kegagalan orang tua dalam mengasuh
dan mendidik anak pada masa ini akan berdampak buruk dikemudian hari.
Masa balita juga dikatakan sebagai masa periode emas ( Golden Age Period) dalam kehidupan
seorang manusia, suatu periode yang tidak dapat di ulang dalam usia selanjutnya. Oleh karena
itu masa emas ini harus benar-benar dimanfaatkan secara optimal oleh orang tua untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki anakmelalui pola asuh yang benar.
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler berarti
bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan sehingga dapat diukur
dengan satuan panjang dan berat. Proses pertumbuhan ini dapat dideteksi dalam kegiata
posyandu melalui KMS.
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dengan
kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi kemandirian. Berbeda
dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf
pusat dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan sistem neuromuskuler,
kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi.
Ciri-ciri dan prinsip-prinsip Tumbuh Kembang Anak
1) Perkembangan menimbulkan perubahan
2) Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya.
3) Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan berbeda
4) Perkembangan berkolerasi dengan pertumbuhan
5) Perkembangan mempunyai pola yang tetap
6) Perkembangan memiliki tahap yang berurutan.
a) Faktor prenatal yang terdiri dari gizi, mekanis, toksin/zat kimia, endokrin, radiasi,
infeksi, kelainan imunilogi, anoksia embrio dan psikologi ibu.
b) Faktor Persalinan, komplikasi persalinan pada bayi serta trauma kepala, asfiksia dapat
menyebabkan kerusakan jaringan otak.
c) Faktor pasca salin seperti gizi, lingkungan fisis dan kimia, psikologis, endokrin, sosio-
ekonomi, lingkungan pengasuhan, stimulasi dan obat-obatan.