Anda di halaman 1dari 11

1) Kader inti adalah penyampai atau penyuluh kepada orang tua peserta BKB dan bertanggung jawab

atas jalannya kegiatan. 2) Kader piket yang bertugas mengasuh anak dan balita. 3) Kader bantu
membantu tugas kader inti dan kader piket.

BKB atau Bina Keluarga Balita merupakan suatu program dalam rangka pembinaan keluarga untuk
mewujudkan tumbuh kembang balita secara optimal, BKB ini tidak sama dengan PAUD (Pendidikan Anak
Usia Dini) atau pun TPA karena sasaran dari BKB adalah keluarga/orang tua yang memiliki anak balita
usia 0-5 tahun.

Tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, kesadaran dan sikap orang tua serta
anggota keluarga untuk mempersiapkan pendidikan anak usia 0-5 tahun dalam rangka menumbuh
kembangkan kecerdasan balita.

Bina Keluarga Balita (BKB) adalah layanan penyuluhan bagi orang tua dan anggota keluarga lainnya
dalam mengasuh dan membina tumbuh kembang anak melalui kegiatan stimulasi fisik, mental,
intelegtual, emosional, spiritual, sosial dan moral untuk mewujudkan sumber daya manusia yang
berkualitas.28 Jan 2023

BKB

Bina keluarga balita adalah kegiatan yang khusus mengelola tentang pembinaan tumbuh kembang anak
melalui pola asuh yang benar berdasarkan kelompok umur, yang dilaksanakan oleh sejumlah kader dan
berada ditingkat RW. (Pedoman Pembinaan Kelompok Bina Keluarga Balita Tahun 2006)

Bina Keluarga Balita (BKB) adalah upaya peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan kesadaran ibu serta
anggota keluarga lain dalam membina tumbuh kembang balitanya melalui rangsangan fisik, motorik,
kecerdasan, sosial, emosional serta moral yang berlangsung dalam proses interaksi antara ibu/anggota
keluarga lainnya dengan anak balita. (https://djoenfhgova86.blogspot.com/2008/10/peraturan-
walikota-nomor-20-tahun-2008.html )

Kelompok BKB umumnya terdiri dari keluarga muda dengan anggota yang mempunyai anak batita atau
anak balita. Untuk memberdayakan keluarga Batita (Bawah UsiaTigaTahun) dan keluarga Balita (Bawah
Usia Lima Tahun), seluruh jajaran pemba-ngunan, termasuk kekuatan keluarga yang tergabung dalam
POSDAYA, diarahkan agar setiap keluarga member prioritas yang tinggi terhadap kesehatan dan
pertumbuhan anak balitanya. Orang tua dalam POSDAYA dapat d i s i a p k a n unt uk menyegarkan
kembali Gerakan Bina Keluarga Balita (BKB), sebagai gerakan bersama antara pemerintah dan
masyarakat untuk memelihara kesehatan, hantaran tumbuh kembang anaknya, deteksi dini kelainan
atau kecacatan dan akhirnya menyiapkan anak balitanya siap sekolah bersama anak-anak lain.

B. Tujuan

1. Bagi lembaga

• Untuk mendapatkan informasi dan edukasi program keluarga berencana dalam perencanaan keluarga
dengan pendekatan pada oktimalisasi perhatian pola asuh anak balita dikeluarga.
• Untuk meningkatkan kelestarian kesertaan ber-KB bagi keluarga.

2. Bagi orang tua

• Agar dapat mengurus dan merawat anak serta pandai membagi waktu dan mengasuh anak

• Untuk memperluas wawasan dan pengetahuan tentang pola asuh anak yang benar

• Untuk meningkatkan keterampilan dalam hal mengasuh dan mendidik anak balita

• Supaya lebih terarah dalam cara pembinaan anak

• Agar mampu mencurahkan perhatian dan kasih saying terhadap anak sehingga tercipta ikatan batin
yang kuat antara otang tua dan anak.

• Agar mampu membentuk anak yang berkualitas.

3. Bagi anak, diharapkan:

• Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

• Berkepribadian luhur

• Tumbuh dan berkembang secara optimal

• Cerdas, trampil, dan sehat

• Memiliki dasar kepribadian yang kuat guna perkembangan selanjutnya.

C. Sasaran

1. Sasaran Langsung

a. Ibu dan atau anggota keluarga lainnya yang mempunyai anak balita.

b. Pembina Kelompok BKB.

c. Pengurus / Pengelola Kelompok BKB

2. Sasaran Tidak langsung

a. Tokoh Masyarakat

b. Tokoh Pendidikan

c. Institusi Pemerintah

d. LSM

D. Kegiatan
1. Pembentukan kelompok bina keluarga balita, langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut:

- Pendataan

Dilakukan pendataan sasaran dan potensi wilayah antara lain PKK, tokoh agama, tokoh masyarakat,
guru, keluarga-keluarga yang mempunyai potensi khusus dan kader yang mau dan mampu untuk
memimpin Bina Keluarga Balita.

Selanjutnya hasil analisa dipilah-pilah, keluarga sesuai dengan sasaran dari Bina Keluarga Balita sehingga
dapat menentukan:

a. Prioritas penggarapan Bina Keluarga yang diperlukan

b. Prioritas wilayah kegiatan tersebut dengan memperhatikan jumlah anggota 20-40 keluarga dan
potensi keluarga seperti: calon kader aktif, dukungan pemerintah,dll

- Penggalangan kesepakatan

Berdasarkan data tersebut petugas lapangan keluarga berencana bersama dengan kelompok kerja
teknis melakukan penggalangan kesepakatan dengan cara:

a. Konsultasi dengan lurah bertujuan:

1. Melaporkan hasil pendataan

2. Rencana pembentukan kelompok BKB

3. Mendapat dukungan dari lurah

b. Kunjungan tokoh nonformal antara lain tokoh masyarakat dan calon pengurus kelompok BKB untuk
mendapat dukungan kesediaannya.

c. Kunjungan sasaran bertujuan untuk:

1. Memperoleh data sasaran calon anggaota kelompok BKB yang akan dibentuk.

2. Menyampaikan infomasi awal tentang latar belakang dan tujuan pembantukan kelompok BKB.

d. Saresehan keluarga

Calon pengurus dan anggota perlu mendapat informasi yang lengkap tentang program yang akan
dilaksanakan dengan materi:

1. Maksud dan tujuan pembentukan kelompok BKB

2. Perlunya dibentuk kelompok BKB

3. Inventarisasi calon kader


4. Penetapan kader

5. Penetapan sarana kegiatan

6. Penetapan lokasi kegiatan

- Pengukuhan

Legitimasi keberadaannya agar diketahui seluruh warga dan mendapat pengakuan, maka hendaknya
kelompok BKB tersebut dikukuhkan dengan SK camat atau lurah dalam kegiatan rapat koordinasi.

- Pembekalan

Pengurus atau pengelola kelompok BKB yang telah dikukuhkan diberikan bekal pengetahuan dan
keterampilan dalam pengelolaan BKB melalui pelatihan atau orientasi atau magang sesuai dengan
kurikulum yang ditetapkan dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi setempat.

2. Pembinaan Kelompok Bina Keluarga Balita

Kegiatan pembinaan merupakan langkah yang diperlukan agar kelompok dapat berjalan secara optimal
dalam melakukan kegiatan Bina Keluarga Balita.

Adapun langkah-langkah pembinaan dilakukan melalui:

1. Pertemuan kelompok

Kegiatan pertemuan kelompok:

Kini pada dasarnya merupakan wahana kegiatan tukar informasi/diskusi dan penyuluhan dari pembina
tentang kegiatan usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh kelompok BKB.

Kegiatan ini perlu dilakukan minimal 1 bulan 1 kali yang dihadiri oleh keluarga anggota kelompok BKB.

a. Cara-cara penyelanggaraan pertemuan

Sebagai langkah pertama, pengurus membuat rencana/agenda pembahasan setiap pertemuan yang
meliputi:

1) Agar pertemuan dapat berjalan dengan tertib serta menghasilkan sesuatu langkah yang akan
dilakukan oleh anggota atau kelompok perlu diatur melalui tahapan sebagai berikut:

• Penetapan waktu : Pertemuan kegiatan setiap bulan sekali

• Penetapan tempat : Tempat di gedung BKB

• Penetapan pembahasan

• Pembagian tugas antara pengurus kelompok BKB


• Penyiapan sarana/alat bantu media pembahasan

• Menyepakati rencana pertemuan berikutnya

2) Pelaksanaan pertemuan

- Tahap pembuka (20 menit)

Pada tahap awal ini sebaiknya diisi dengan acara-acara:

• Tahap pembuka

• Tahap pembahasan mareti yang lalu

• Tahap penyampaian materi pokok

• Tahap penutup

2. Materi Bina Keluarga Balita

Materi pokok BKB disampaikan dalam 8 kali pertemuan:

a. Gerakan pembangunan keluarga sejahtera

b. Konsep dasar BKB dan remaja

c. Pemantapan 8 fungsi keluarga

d. Peran orang tua dalam pembinaan anak dan balita

e. Tumbang anak dan balita

f. Reproduksi sehat

g. Pembinaan anak dan balita

h. Pengelolaan program BKB

3. Pendampingan

Pendampingan oleh Pembina dimaksudkan sebagai upaya memberikan bantuan teknis pada kelompok
BKB dalam mempercapat tercapainya kemandirian kelompok.

Peran-peran Pembina dalam pendampingan antara lain sebagai berikut:

a. Peran sebagai fasilitator

Berfungsi mengkoordinir sumberdaya yang ada dalam kelompok BKB

b. Peran sebagai motivator


Berfungsi untuk menumbuhkan motifasi para anggota kelompok untuk mendukung pelaksanaan
kegiatan kelompok.

c. Peran sebagai katalisator

Berfungsi untuk menjembatani hubungan individu dengan kelompok, kelompok dengan masyarakat,
dan kelompok dengan instansi baik pemerintah maupun non pemerintah.

3. Pengembangan kelompok BKB

Dalam pengembangan kelompok BKB dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Membangun komitmen

2. Menumbuhkan motifasi, kemampuan, dan keterampilan

3. Melakukan pembinaan berkelanjutan

4. Melakukan evaluasi dan monitoring

5. Pembentukan wadah atau forum komunikasi informasi pengelola BKB mulai tingkat kecamatan dan
tingkat kota

4. Pengelolaan kelompok BKB

Pengelolaan kelompok BKB dalam pelaksanaan kegiatannya dilaksanakan oleh kader. Kader BKB adalah
anggota masyarakat yang bekerja secara suka rela dalam membina dan menyuluh orang tua balita
tentang bagaimana mengasuh anak secara baik dan benar.

a. Syarat-syarat kader:

1) Laki-laki atau perempuan yang tinggal dilokasi kegiatan mempunyai minat terhadap anak.

2) Paling sedikit dapat membaca dan menulis, menguasai bahasa Indonesia dan bahasa daerah
setempat.

3) Bersedia bekerja sebagai tenaga sukarela.

4) Bersedia dilatih sebelum melaksanakan kegiatan.

5) Mampu berkomunikasi dengan orang tua balita secara baik.

b. Tugas kader

1) Memberikan penyuluhan sesuai dengan materi yang telah ditentukan.

2) Mengadakan pengamatan perkembangan peserta BKB dan anak balitanya.

3) Memberikan pelayanan dan mengadakan kunjungan rumah.


4) Memotivasi orang tua untuk merujuk anak yang mengalami masalah tumbuh kembang anak.

5) Membuat laporan kegiatan dari masing-masing kelompok umur pada folmulir yang telah disediakan.

c. Pembagian tugas kader

1) Kader inti adalah penyampai atau penyuluh kepada orang tua peserta BKB dan bertanggung jawab
atas jalannya kegiatan.

2) Kader piket yang bertugas mengasuh anak dan balita.

3) Kader bantu membantu tugas kader inti dan kader piket.

5. Pelaksanaan penyuluhan BKB

1. Pengelompokan peserta BKB

a. Kelompok peserta BKB yang mempunyai anak 0 – 1 tahun.

b. Kelompok peserta BKB yang mempunyai anak 1 – 2 tahun.

c. Kelompok peserta BKB yang mempunyai anak 2 – 3 tahun.

d. Kelompok peserta BKB yang mempunyai anak 3 – 4 tahun.

e. Kelompok peserta BKB yang mempunyai anak 4 – 5 tahun.

2. Materi penyuluhan tentang BKB

Materi penyuluhan untuk penerapan pola asuh tumbuh kembang anak balita dalam program BKB
dilakukan 9 kali dengan materi poko sebagai berikut:

a. Program KB

Pada dasarnya program KB bertujuan untuk:

1) Meningkatkan kualitas masyarakat untuk memenuhi hak-hak reproduksi dan kesehatan reproduksi.

2) Meningkatkan kualitas penduduk

b. Peran orang tua dalam pembinaan balita dan konsep diri orang tua

Orang tua memegang kunci dalam pembinaan anak terutama dalam masa balita. Sebagai pengasuh dan
pendidik anak, orang tua dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, orang tualah
yang paling mengetahui secara seksama tentang perubahan yang terjadi pada anak.

Hal-hal yang harus dilakukan orang tua dalam membina tumbang anak:

1) Tidak membandingkan anak yang satu dengan anak yang lainnya


2) Tidak menuntut anak melebihi kemampuannya

3) Memenuhi kebutuhan akan ASI, ASAH, dan ASUH

4) Tidak melecehkan anak tetapi memberikan dorongan pada anak

5) Meningkatkan komunikasi dengan anak dengan pesan yang ikhlas

6) Memberikan nesempatan kepada anak untuk mengungkapkan perasaannya dan menjadi pendengar
yang baik

7) Menjadi teladan yang baik

17 DEC APA ITU PROGRAM BINA KELUARGA BALITA (BKB) DAN MANFAATNYA ?

Posted at 21:27h in Berita

APA ITU PROGRAM BINA KELUARGA BALITA (BKB) DAN MANFAATNYA ?

Bina Keluarga Balita (BKB) merupakan program yang dibuat oleh Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan orang tua dalam
mendidik anak usia balita. Program yang telah dimulai sejak tahun 1984 ini akan membantu orang tua
agar memiliki bekal untuk membantu anak-anaknya menjalani usia balita dengan baik, benar, dan
menyenangkan.

1. Pengertian Bina Keluarga Balita (BKB)

Menurut Peraturan Kepala BKKBN No.12 tahun 2018, Bina Keluarga Balita diartikan sebagai layanan
penyuluhan bagi orang tua dan anggota keluarga lainnya dalam mengasuh dan membina tumbuh
kembang anak melalui kegiatan stimulasi fisik, mental, intelektual, emosional, spiritual, sosial, dan
moral. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan sumber daya manusia berkualitas demi meningkatkan
kesertaan pembinaan dan kemandirian ber-KB bagi pasangan usia subur (PUS).

2. Penyelenggaraan program Bina Keluarga Balita

Pelaksanaan program BKB dilakukan oleh pengelola dan kader yang bekerja secara sukarela dari
kalangan masyarakat sekitar. Sementara itu, orang yang menerima penyuluhan disebut sebagai
kelompok BKB. Kelompok BKB umumnya terdiri dari keluarga muda dengan anggota yang mempunyai
anak batita (bawah usia tiga tahun) atau anak balita (bawah usia lima tahun). Menurut laman resmi
BKKBN, untuk memberdayakan kedua kelompok keluarga tersebut, seluruh jajaran pembangunan,
termasuk kekuatan keluarga yang tergabung dalam Pos Pemberdayaan Keluarga (POSDAYA), diarahkan
agar setiap keluarga memiliki prioritas tinggi terhadap kesehatan dan pertumbuhan anak balitanya. Jika
berjalan dengan baik, maka penyuluhan BKB ini diharapkan dapat menghasilkan orang tua yang paham
cara untuk memelihara kesehatan, tumbuh kembang anaknya, deteksi dini kelainan atau kecacatan dan
akhirnya menyiapkan anak balitanya siap sekolah bersama anak-anak lain.

3. Tujuan program Bina Keluarga Balita

Dibuatnya program BKB memiliki tujuan untuk memperbaiki kualitas hidup anak balita dalam jangka
panjang. Selain itu, penyuluhan yang dilakukan pada program ini juga akan berguna sebagai bekal orang
tua dalam mendidik anaknya.

Berikut ini manfaat dan tujuan diselenggarakannya BKB secara rinci.

Manfaat program BKB bagi orang tua

Meningkatkan keterampilan dalam hal mengasuh dan mendidik anak balita

Mengetahui cara yang paling tepat untuk menggali potensi maksimal anak dari segala sisi

Memahami tips membagi waktu dengan baik saat mengasuh anak

Memperluas wawasan dan pengetahuan tentang pola asuh anak yang benar

Lebih terarah dalam cara pembinaan anak

Mampu mencurahkan perhatian dan kasih sayang terhadap Si Kecil sehingga tercipta ikatan batin yang
kuat antara orang tua dan anak

Mampu membentuk anak yang berkualitas


Manfaat program BKB bagi anak

Menjadikan anak sebagai pribadi yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

Menanamkan kepribadian luhur kepada anak sejak dini

Memberikan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara optimal

Menjadikan anak tumbuh sebagai orang yang cerdas, terampil, dan sehat

Membuat anak memiliki dasar kepribadian yang kuat untuk perkembangan selanjutnya

4. Apa saja yang diajarkan dalam Bina Keluarga Balita?

Penyuluhan BKB dilakukan oleh kader. Materi penyuluhan, perencanaan kegiatan, dan
pengorganisasiannya dilakukan oleh pengelola BKB. Selanjutnya, selama rangkaian kegiatan dilakukan,
pengelola akan melakukan pemantauan. Lalu setelah selesai, akan ada penilaian untuk melihat
keberhasilan penyuluhan. Secara umum, materi penyuluhan berisi tentang penerapan pola asuh tumbuh
kembang anak balita. Penyuluhan ini dilakukan sebanyak sembilan kali pertemuan dengan materi pokok
sebagai berikut ini.

Program KB (Keluarga Berencana)

Penyampaian tujuan-tujuan dasar program KB penting untuk meningkatkan kualitas masyarakat dalam
memenuhi hak-hak reproduksi dan kesehatan reproduksi serta meningkatkan kualitas penduduk.

Peran orang tua dalam pembinaan balita dan konsep diri orang tua

Usia balita adalah usia emas perkembangan dan pertumbuhan anak. Oleh karena itu ketika anak berada
di usia ini, orang tua perlu benar-benar memperhatikan pola asuh dan perkembangannya agar buah hati
bisa berkembang optimal. Sebagai pengasuh dan pendidik, orang tua memegang peranan besar. Sebab,
pola asuh akan memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak dalam jangka panjang. Dalam
penyuluhan BKB, orang tua akan mempelajari poin-poin penting dalam membina tumbuh kembang
anak, seperti:

Tidak membandingkan anak yang satu dengan anak yang lainnya

Tidak menuntut anak secara berlebihan, melebihi kemampuannya

Memenuhi kebutuhan akan ASI, ASAH, dan ASUH


Tidak merendahkan kekurangan anak, melainkan tetap memberikan dorongan padanya

Meningkatkan komunikasi dengan anak melalui pesan yang ikhlas

Memberikan kesempatan kepada anak untuk mengungkapkan perasaannya dan menjadi pendengar
yang baik

Menjadi teladan yang baik bagi anak

Anda mungkin juga menyukai