Farmakologi (Obat Gagal Jantung Dan Obat Antiaritmia
Farmakologi (Obat Gagal Jantung Dan Obat Antiaritmia
MUZAMMIR
LOLA VITASARI
KURRATUL AINI
L. M IMAM HIDAYATULLAH
LENDI PRATAMA
T.A 2017
BAB 1 PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Saat ini, congestive heart failure ( CHF ) atau yang biaa disebut gagal jantung
kongesif merupakan satu-satunya penyakit kardiovaskuler yang insiden dan
angka kejadiaanya ( prevalensinya ) terus meningkat. Resiiko kematian akibat
gagal jantungberkisar antara 5-10 % pertahun pada kasus gagal jantung ringan,
yang akan meningkat menjadi 30-40% pada gaagal jantung berat. Selain itu,
gagal jantung merupakan perawatan ulang dirumah sakit, meskipun pengobatan
rawat jalan telah diberikan secara optimal.
CHF adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah keseluruh tubuh
( Ebbersole, Hess, 1998 ). Resiko CHF akan meningkat pada orang lanjut usia
karena prosespenuaan. CHF dapat menjadi kronis apabila disertai dengan
penyakit-penyakit seperti hipertensi, penyakit katup jantung, kardiomiopati (
kelainan fungsi otot jantung ) dan lain-lain. CHF juga dapat berubah menjadi
akut dan berkembang secara tiba-tiba pada kasus miokard infark ( penyakit
serangan jantung akibat aliran darah ke otot jantung.
Masalah kesehatan yang berpengruh terhadap sistem kardiovaskuler yang
menuntut asuhan keperawatan dapat dialami oleh orang pada berbagai tingkat
usia. Sistem kardiovaskular mencakup jantung , sirkulasi atau predaran darah
yang merupakan bagian tubuh yang sangat penting karena merupakan
pengaturan yang menyalurkan oksigen serta nutrisi keseluruh tubuh. Bila salah
satu organ tersebut mengalami gangguan terutama jantung maka akan
mengganggu semua sistem tubuh. Aritmia merupakan salah satu gangguan dari
sistem kardiovaskuler. Aritmia adalah tidak teraturnya irama jantung.Aritmia
disebabkan karena terganggunya mekanisme pembentukan infulsdan konduksi.
Hal ini termasuk terganggunya sistem syaraf. Perubahan ditandai dengan
denyut atau irama yang merupakan retensi dalam pengobatan.
BAB 11
LANDASAN TEORI
1.1 GAGAL JANTUNG
Gagal jantung adalah kondisi saat otot jantung menjadi sangat lemah
sehingga tidak bisa memompa darah keseluruh tubuh pada tekanan
yang tepat. Terjadinya gagal jantung biasanya dipicu oleh masalah
kesehatan seperti:
1. Penyakit jantung koroner, jantung koroner adalah suatu keadan
penyumbatan padapembuluh darah yang memberi akan otot
jantung karena endapan lemak dan kolesterol, yang secara
bertahap menumpuk di dinding arteri
2. Gangguan rimr jantung.
Aritmia adalah suatu tanda atau gejala dari ganguan detak jantung
atau irama janntung. Hhal ini bisa dirasakan ketika misalnya ,
jantung berdetak lebih cepat dari normal yang selanjutnya disebut
takikarida atau ketika jantung berdetak lebih lambat dari normal
yang disebut sebagai bridakarida. Jantung yang berdenyut
melambat tentu akan mengganggu aliran darah sampai ke otak
sehingga penderitanya sewaktu –waktu dapat pingsan .
3. KARDIOMIOPATI ATAU gangguan otot jantung, karena kelainan ini
jantung tidak dapat memompa secara maksimal darah untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Gangguan fungsi
diastolik dapat terjadi karena kelainan katup , contohnya adalah
mitral stenosis.
4. Kerusakan pada katup jantung
Katub adalah struktur tubuh yang memungkinkan cairan mengalir
dalam tubuh, katup ini terdapat padaa jantung. Sedangkan menurut
kamus kesehatan katup jantung adalah jaringan khusus yang
tugasnya mengtaur urutan aliran darah dari suatu bagian kebagian
yang lain. Katup ini dapat dibagi menjadi 2 yaitu katup aorta dan
katuo mitral. Katup aorta ini adakah katup yang memisahkan ruang
utama pemompa jantung ( ventrikel kiri )
Dengan aorta, pembuluh darah arteri utama yang tugasnya
bmemberikan drah beroksigen keseluruh tubuh. Sedangkan katup
mitral adalah katup yang memisahkan ruang kiri atas ( atrium )
dengan ruang kiri bawah ( ventrikel ) dan juga tugasnya menjaga
pergerakan aliran darah yang tertib dari paru ke ventrikel kiri.
Dalam katup ini terdapat banyak penyakit yang menyerang pada
jantung . janung merupakan pompa otot yang berfungsi untuk
memperthankan sirkulasi daerah sekeliling tubuh. Mekanismenya
sama dengan banyak pompa jantung tergantung pada suatu
rangkaian kerja katup yang baik.
1.2 OBAT ANTIARITMIA
Aritmia didefinisikan sebagai hilangnya ritme jantung terutama
ketidak aturan pada detak jantung, meliputi kondisi yang disebabkan
ketidaknormalan maju , keteraturan, atau urutan aktivasi jantung.
Penyebab aritmia sebagian sebagian besar aritmia terjadi karena
abrasi pembentukan impuls ( otomatis yang abnormal ) atau dari
konduksi impuls yang mempunyai kelainan.
1. Otomatisitas yang abnormal : Nodus SA menunjukan kecepatan
depolarisasi fase 4 tercepat dan karena itu, memperlihatkan
pengeluaran arus dengan kecepatan lebih tinggi dibandingkan
yang terjadi pada sel-sel pacmeker sebgai otomataisitasnya.
2. Efek obat pada otomatisitas : sebagian besar obat-obatan
antiaritmia menekan otomatisitas ( !1) dengan mengurangi
kecuraman depolarisasi fase 4 ( diastolik ) dan / atau ( 2 )
meningkat nilai ambang lepasan terhadap voltse negatif yng lebih
rendah. Obat-obat ini menyebabkan penurunan loncatan
frekuensi, suatu efek yang lebih nyata pada sel-sel pada
pacemeker yang ektopik daripada sl-sel normal.
3. Abnomarlitaspada konduksi infuls :
Infuls-infuls dari pusat-pusat pacemeker yang lebih tinggi biasnya
berjalan kebawah saluran yang membagi menjadi 2 cabang untuk
mengaktifkan seluruh pentrikel.
4. Efek obat pada kelainan konduksi :
Obat-obat antiaritmia menghambat renntry dengan
memperlambat konduksi atau meningkatkan priode refrakter yang
diperlukan untuk mengubah hambatan tidak searah menjadi blok 2
arah.
A. 1 Heart ( jantung ), terletak dalam mediastinum rongga dada. Jantung terdiri dari
tiga lapisan : epikardium ( lapisan luar ), miokardium ( lapisan otot, penting dalam kontraksi
jantung), dan endokrdium ( lapisan terdalam ).jantung dilindungi oleh lapisan perikardium
untuk menjaga fungsi jantung. Ruangan jantung ada 4 yaitu : atrium kanan, atrium kiri,
ventrikel kanan dan ventrikel kiri.antara atrium kanan dan ventrikel kanan, dipisahkan oleh
katup trikupidalis ( tiga daun katup ) sedngkan yang sebelah kiri dipisahkan oleeh katup
mitralis ( dua daun katup ). Kedua katup tersebut dinamakan katup atrioventrikularis.
Sedangkan katup yang memisahkan ventrikel kri dengan aorta dinamakan katup
aorta,sedangkan ventrikel kanan dengan arteria pulmonalis dinamakan katup pulmonalis.
Kedua katup dinamakan katup semilunaris, terdiri dan tiga daun katup. Pembuluh ada 2
yaitu vena dan arteri yang fungsinya berturutan membawa darah ke dan dari jantung.
Kontraksi jantung dipicu oleh suatu konduktivitas. Sistem konduksi tersebut dimulai
dari impuls jantung dari nodus sinoatrialis ( SA ). Nodus ini merupakan pemacu alami organ
jantung, terletak didinding posterior atrium kanan dekat dengan celah vena kava.
Selanjutnya impuls disebarkan keseluruh atrium kanan termasuk sel otot jantung . impuls
diteruskan melalui jalur interatria ke atrium kiri, dan jalur internodal menuju nodus
atriventrikularis ( AV ) yang terletak atrium kanan bagian bawah.rekaman potensial aksi
pada sel otot jantung miokardium ) dibagi menjadi lima fase :
1. Depolarisasi cepat ( fase 0 ) disebut juga upstroke. Ketika potensial aksi ambang
firing kritis yaitu -80 mV, kanal ion natrium membuka sehingga terjadi infulks ion
natrium ke sel otot jantung menghasilkan kenaikan muatan positif dalam sel jantung,
dan terjadi kenaikan potensial aksi atau depolarisasi yang cepat setelah beberapa
saat depolarisasi, kanal natrium keudian menutup.
2. Repolarisasi parsial ( fase 1 ) disebut juga spike. Pada fase ini infulks ion natrium
mengalami inaktivasi tambahan muatan negatif didalam sel menyebabkan muatan
positif mengalami sedikit penurunan.
3. Plateau ( fase 2 ) pada fase ini tidak terjadi perbahan muatan listrik pada membran
sel karena jumlah ion bermuatan positif yang masuk dan keluar mengalami
keseimbangan dalam potensial aksi sel.
4. Repolarisasi ( fase 3 ) disebut juga down stroke. Pada fase ii, infulks ion kalsium
terinaktifasi dan permeabilitas membran terhadap ion kalium meningkat sehingga
terjadi efulks ionkalium meningkat.
5. Fase istirahat ( fase 4 ) pada kondisi ini sel jantung kembali memperlihatkan
perbedaan potensial antara intrasel dan ekstrasel bagian intrasel relatif lebih negatif
dibandingkan ekstrasel, selisihnya mencapai -80 m V.
1. Syaraf simpatik
2. Hormon
3. Sel endotelium
Kontraksi otot polos vaskuler dirangsang oleh kenaikan ion kalsium intraseluler ( baik
dari simpananya diretikulum sarkoplasma maupun daribbproses infulks.kontraksi
otot vaskuler oleh peran hormon, terutama adrenalin ( efinefrin ) dan noradrenalin (
nonefineprin ). Adrenalin dihasilkan oleh kelenjar adrenal, sedangkan noradrenalin
dihasilkan terutama oleh saraf simpatik dan dalam jumlah kecil oleh medula adrenal.
Kedua hormon tersebut mengaktivasi kerja sistem kardiovaskuler. Kormon lain yang
dapat merangsang kerja sistem kardiovaskuler adalah kortisol dan vasopresin.selain
itu, endotelium juga melepaskan mediator kimia yng berfungsi dalam homoestatis
vaskuler :
1. Prostanoid, prostaglandin ( protasiklin ) merupakan mediator relaksasi otot polos
dan menghambat agregrasi platelet. Protasiklin bereaksi degan mengaktifasi
reseptornya pada endotalium, untuk menungkatkan cAMP sitosal.
2. Nitric oxide ( NO ) bereaksi dengan menstimulasi enzim guanilat siklase enzim
yang berperan dalam pembentukan cGMP.
3. Peptide vasoaktif. Peptide natriuretik C dan adrenomedulin merupkan
vasodilator, sedangkan agiotensin 11 ( dibentuk oleh enzim angiotensin
converting enzyme) dan endotelin merupakan peptida endothelium
vasokontruktor.
4. Endoletinum-derived hyperlarising factor ( EDHF ), contoh dari senyawa
golongan ini adalah epoksiecosanoid yang dihasilkan dari asam arakidonat,
elektronik endothelium dilepaskan menuju otot polos vaskuler, dan ion kalium
yang dilepaskan dari endothelium.
1. GLIKOSIDA JANTUNG
Secara klinik, diagoksin lebih sering digunakan , dibandingkn digitoksin relative lebih toksik.
Digitoksin mempuunyai waktu paro yang panjang, metabolitnya lebih banyak dan lebih
terikat kuat oleh protein plasma. Obat glikosida jantung mempunyai indeks terapi sempit,
artinya jika diperkecil sedikit maka tidak akan berefek. Dengan alas an tertentu, secara klinik
penggunaan glikosida jantung perlu dilakukan pemantauan kadar obat selama proses terapi.
2. SIMPATOMIMETIKA
● Sesak napas.
● Tubuh terasa lelah.
● Pembengkakan pergelangan kaki.
Ada beberapa tes yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis gagal jantung, di
antaranya adalah ekokardiogram, elektrokardiogram, dan tes darah.
Tes-tes ini penting untuk dilakukan. Selain dapat membantu dokter mengetahui
tingkat fungsi jantung pasien, melalui tes-tes ini jenis gagal jantung pada pasien
juga dapat diketahui sehingga memudahkan dokter dalam menentukan langkah
pengobatan yang tepat.
Seseorang yang mengalami gagal jantung bukan berarti jantungnya telah berhenti
bekerja, melainkan daya pompa jantungnya menjadi lemah. Karena itu mereka yang
mengalami kondisi ini membutuhkan pengobatan agar jantungnya bisa tetap
berfungsi dengan baik.
Pada sebagian besar kasus, gagal jantung merupakan kondisi seumur hidup yang
tidak dapat diobati. Oleh karena itu, dalam kasus demikian, penanganan efektif yang
terdiri dari kombinasi obat-obatan, peralatan penopang jantung, operasi perlu
dilakukan. Gaya hidup yang sehat juga penting untuk dijalani oleh penderita.
Keefektifan penanganan gagal jantung bukan hanya tugas dokter, namun juga harus
didukung oleh kerjasama dari pasien. Penanganan ini bertujuan untuk:
Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mencegah gagal
jantung, di antaranya:
Obat ini bereaksi menghambat infulks ion natrium kedalam sel selama fase
depolarisasi. Obat golongan ini menurunkan kecepatan timbulnya potensial aksi pada fase 0.
Obat klas 1 dibagi menjadi tiga berdasarkan potensi penghambatan pada kanal natrium.
● Obat klas 1 a
Obat golongan ini aksinya sedang, aksinya pada kanal juga sedang, namun
memperpanjang repolarisasi dan durasi potensial aksi. Contoh obat klas 1a :
kuinidin, prokainamid,disopiramid
● Obat klas 1b
Obat klas 1b mempunyai aksi yang lemah pada kanal ion natrium, sehingga
proses asosiasi dan disosiasinya sangat cepat. Dampaknya penghambatan
fase nol lemah memperpendek repolarisasi maupun menurunkan durasi
potensial aksi.
● Obat klas 1c
Aksinya kuat pada kanal ion natrium, sehingga proses asoasiasi dan
disosiasinya pada kanal ion natrium berlngsung lambat. Dampaknya,
aktifitas penghambatan fase 0 menjadi kuat, namubn tidak mempengaruhi
fase repolarisasi dan durasi potensial aksi secara menyeluruh. Contoh obat
klas 1c flekainid dan propafenon
Obat ini merupakan antagonis reseptor B adrenergic. Pada sel otot jantung.
Persyarafan simpatetikmangaktivasi organ tersebut melalui reseptor B1adrenergik. Aktivasi
saraf simpatetik yang
1. Aritmia Supraventrikular
1. Fibrilasi Atrium atau Flutter Atrium
● Fibrilasi atrium dikarakterisasi dengan kecepatan yang ekstrim (400 sampai
600 denyut/menit) dan terjadi ketidakteraturan aktivasi atrium. Selain itu,
pada fibrilasi atrium juga terjadi kehilangan kontraksi atrium, dan impuls
supraventrikular masuk ke sistem konduksi atrioventrikular (AV) pada
berbagai tingkatan, yang menyebabkan aktivasi ventrikular tak teratur dan
ketidakteraturan denyut (120 sampai 180 denyut/menit).
● Flutter atrium dikarakterisasi oleh aktivasi atrium yang ceepat (270 – 330
denyut atrium/menit) namun teratur. Respon ventrikular umumnya memiliki
pola biasa dan denyutnya 300 denyut/menit. Aritmia tersebut tidak sesering
fibrilasi atrium, tetapi memiliki faktor penyebab, konsekuensi, dan terapi obat
yang sama.
● Mekanisme utama fibrilasi atrium dan fluter atrium adalah reentry, umumnya
berhubungan dengan penyakit jantung organik yang menyebabkan distensi
atrium (misal : iskemia atau infrak, penyakit jantung hipertensif, gangguan
katup jantung). Gangguan lain yang berhubungan adalah embolus pulmonari
akut dan penyakit paru-paru kronik hasilnya merupakan hipertensi pulmonar
dan cor pulmonale serta tingginya tonus adrenergik, seperti tirotoksikosis,
reaksi putus obat dari alkohol, sepsis, aktivitas fisik berlebihan.
1. Takikardia Supraventrikular Paroksismal yang disebabkan R eentry
Takikardia Supraventrikular Parosimal (PSVT) muncul karena mekanisme r eentrant
termasuk aritmia yang disebabkan oleh r eentry nodus AV, reentry yang melibatkan
jalur AV anomali, r eentry nodus sinoatrium (SA), dan r eentry intra-atrium.
1. Aritmia Ventrikular
PVC merupakan gangguan ritme ventrikular yang umum terjadi pada penderita
dengan atau tanpa penyakit jantung dan diperoleh secara eksperimental otomatis
abnormal, aktivitas pemicu, atau mekanisme reentrant.
● VT diklasifikasikan oleh tiga atau lebih PVC secara bersamaan yang terjadi
pada kecepatan lebih dari 100 denyut/menit. Hal ini umum terjadi pada infrak
miokardinal (MI) akut. Kasus lainya adalah beberapa kelainan elektrolit (misal :
hipokalemia), hipokalsemia, dan toksisitas digitalis. Penyakit kronik yang
berulang kali terjadi/sering biasanya berhubungan dengan adanya penyakit
jantung organik yang menyebabkannya (kardiomiopati akibat dilatasi idiopati
atau MI jauh dengan aneurisma vertikel kiri.
● VT yang berlanjut memerlukan terapi untuk mengembalikan kestabilan ritme
yang berlangsung relatif lama (biasanya lebih dari 30 detik). VT yang tidak
terus-menerus berakhir sendiri setelah durasi pendek (biasanya kurang dari
30 detik). VT yang terus-menerus mengacu pada VT yang terjadi lebih sering
dari ritme sinus, oleh karena itu VT menjadi ritme yang dominan. Olahraga
dapat menginduksi VT yang terjadi selama tonus simpatetik tinggi (misal :
energi fisik yang tinggi). VT monoformik memiliki konfigurasi QRS yang
konsisten sedangkan VT poliformik memiliki kompleks QRS yang beragam.
Torsades de point (TdP) adalah VT poliformik yang kompleks QRSnya terjadi
sepanjang sumbu pusat.
Walaupun proaritmia yang terikat dengan obat tipe Ic pada awalnya diperkirakan
terjadi dalam beberapa hari saat dimulainya pemakaian obat, resiko akan selalu ada
selama terapi. Faktor-faktor yang mempengaruhi penderita pada tipe proaritmia ini
adalah aritmia ventrikular, penyakit jantung iskemia, kelemahan fungsi ventrikular
kiri.
1. Bradiaritmia
● Bradiaritmia sinus asimtomatik (denyut jantung kurang dari 60 denyut/menit)
umum terjadi pada anak muda dan individu aktif secara fisik. Beberapa
penderita dengan disfungsi nodus sinus (sindrom sinus) disebabkan oleh
penyakit jantung organik dan proses penuaan normal, gangguan fungsi nodus
SA. Nodus sinus biasanya representasi dari penyakit konduksi yang
menyebar, yang dapat disertai blok AV dan takikardia paroksimal, seperti
fibrilasi atrium. Pergantian bradiaritmia dan takiaritmia disebut sebagai
sindrom taki-bradi.
● Blok AV atau konduksi AV yang tertunda dapat terjadi di beberapa area
sistem konduksi AV. Blok AV dapat ditemukan pada pasien tanpa penyakit
jantung yang mendasarinya (misal : atlet terlatih) atau selama tidur saat tonus
vegal tinggi. Kelainan dapat terjadi sesaat bila penyebabnya bersifat
reversible (misal : miokarditis, iskemia miokardial, setekah operasi jantung,
selama terapi obat). B blocker, digitalis, atau antagonis kalsium dapat
menyebabkan blok AV terutama pada area nodus AV. Antiaritmia tipe I dapat
memperburuk penundaan konduksi di bawah level nodus AV. Blok AV dapat
ireversible jika penyebabnya adalah MI akut, penyekit degeneratif yang
jarang, penyakit miokardinal primer, atau kondisi kongenital.
D. Manifestasi Klinik
DAFTAR PUSTAKA
Brunton, L., Parker, K., Bblumenthal, Buxton, L., 2008, Pharmacotherapy of Asthma,
In Goodman a nd G
liman’s Manual of Pharmacology and Therapeutics, The
McGraw-Hill Companies Inc,Singapore.
Carr, C.J., 1985 History of the synthesis and pharmacology of dinitrate, Am Heart J.,
110(1 Pt 2 ):197-201.
YilmaZ, M.B., Karada,s .F, Enderm, A., Tandogan, I..2008, Improvement in Doppler
altermans in patients with servere heart failure; Levosimendan Versus dobutamin, I nt J
Cardiol., 125 (1): 104-106.