Disusun Oleh :
Nama : Rendi Azhari
NIM : 183124350050030
Nama : Christina Febrinola
NIM : 183124350050009
Nama : Nur Huda
NIM : 183124350070023
Dosen Pengampu :
Selvie Sofiawati, M.I.Kom
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa
selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Desain komunikasi visual merupakan disiplin ilmu yang berperan dalam penyampaian
informasi, ide, konsep, ajakan dan sebagainya kepada khalayak dengan menggunakan bahasa
visual. Baik itu berupa tulisan, foto, ilustrasi, warna, garis, titik. Merupakan solusi komunikasi
yang menjembatani antara pemberi informasi dengan publik, baik secara perseorangan,
kelompok, lembaga maupun masyarakat secara luas yang diwujudkan dalam bentuk
komunikasi visual.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN GRID
Grid merupakan garis vertical maupun horizontal yang membagi halaman menjadi
beberapa unit. Grid dapat membantu desainer untuk menjaga keteraturan desain. Mengapa kita
harus menggunakan grid? Grid menciptakan keharmonisan visual. Grid menyediakan
koherensi dalam kompleksitas. Grid mengizinkan kita untuk melakukan sesuatu yang lebih
dengan kekurangan (Gordon Brander).
Beberapa orang berpendapat bahwa sistem grid akan menghambat kreativitas desainer,
tetapi hal itu tidaklah benar. Justru sistem grid dapat memberikan fasilitas untuk berkreativitas
dengan menyediakan kerangka bekerja. Selain itu, grid juga dapat menjawab kebingungan
desainer, ketika akan meletakkan gambar-gambar atau mengukur lebar ukuran elemen
grafisnya. Sebuah sistem grid yang didesain dengan baik akan membantu desainer untuk
menjawab kebingungan tersebut.
Melalui sistem grid ini, seorang perancang grafis dapat membuat sebuah sistematika guna
menjaga konsistensi dalam pengulangan komposisi yang sudah diciptakan. Contohnya, pada
layout koran. Koran yang diterbitkan setiap hari mengharuskan desainer untuk mempersiapkan
layout halaman koran dengan cepat dan efisien. Dengan demikian, tidak mungkin koran tampil
dengan desain layout yang berbeda setiap harinya. Maka sistem grid ini dibutuhkan untuk
membuat layout sebuah koran.
Setiap proyek desain mempunyai keadaan atau masalah yang berbeda-beda. Oleh karena
itu, sistem grid ini dapat menunjukkan elemen-elemen tertentu yang diperlukan oleh Desainer.
Banyak sistem grid terdiri dari kotak, kotak, dan persegi panjang. Komponen desain dapat
ditempatkan di dalam kotak-kotak ini untuk mencapai tujuan tata letak. Jenis kisi-kisi lain
mencakup bentuk geometris yang lebih beragam, dan dapat digunakan pada desain asimetris
(tidak simetris) seperti gambar manusia atau hewan. Dalam kedua kasus, sistem grid
menggunakan garis-garis geometris untuk memecah ruang total menjadi satu set komponen
geometris. Elemen desain grafis kemudian diterapkan pada masing-masing bidang ini, untuk
menciptakan hasil yang seragam.
4
B. SEJARAH GRID
Mengacu pada pengertian Grid System di atas, Grid System atau Sistem grid dimulai
sebagai garis bantu untuk buku-buku tertulis. Ini ditransfer ke tipe bergerak, di mana
pengaturan tipe itu sendiri terdiri dari kotak. Garis kisi terus membantu printer dalam
pengaturan huruf. Ini seringkali bisa sesederhana garis dasar yang menentukan skala pos dan
badan.
Dengan revolusi industri muncul permintaan besar untuk karya cetak. Banyak hal, seperti
font slab-serif, diterima sebagai bagian dari revolusi periklanan. Sistem grid di sini digunakan
untuk membagi ruang halaman menjadi segmen yang lebih kecil, untuk digunakan untuk iklan.
Semakin besar ruang, semakin banyak biaya iklan. Pergerakan seperti Bauhaus dan Futuris
menyelidiki penggunaan sistem grid, dan cara bermain dalam batasan ini. Ini dia halaman dari
majalah futuris Lacerba.
Ilustrasi Gambar
Futurist Magazine Lecerba | Runemadsen
5
C. ANATOMI GRID
1. Format
Format adalah area dimana nantinya desain akan berada. Misalnya, format dalam
sebuah majalah adalah halaman majalah itu sendiri. Namun, pada website, formatnya
berupa browser website. Format menentukan letak area elemen desain seperti teks,
images, dan media lain.
2. Margins
Margins adalah ruang negative antara sisi luar format dan batas luar dari konten. Margin
yang lebih besar menciptakan banyak spasi Selain itu, margin yang besar dapat
membantu pembaca memusatkan perhatian pada ruang positif (konten).
3. Flowlines
Flowlines adalah garis horizontal yang memecah ruang menjadi beberapa bidang
horizontal
4. Modules
Modules adalah unit individu ruang yang dipisahkan oleh interval yang teratur.
Modules merupakan blok bangunan dasar dari grid. Ketika modules diulang-ulang
maka akan tercipta kolom dan baris. Idealnya lebar modul disesuaikan ukuran baris
teks.
5. Spatial zones (zona spasial)
Zona spasial adalah bidang modul yang berdekatan. Setiap bidang dapat diberi fungsi
tertentu dalam desain. Sebagai contoh, sebuah bidang horizontal yang panjang dapat
digunakan untuk menempatkan gambar yang horizontal panjang. Sementara itu, sebuah
bidang vertikal yang panjang dapat digunakan untuk membuat blok teks panjang, dan
lain- lain.
6. Columns (kolom)
Kolom adalah modul dalam barisan vertikal. Semakin banyak jumlah kolom maka
pembuatan grid akan semakin fleksibel. Akan tetapi, banyaknya kolom juga dapat
mempersulit desainer dalam menggunakan elemen desain pada grid. Lebar kolom bias
sama atau berbeda-beda tergantung pada jenis grid.
7. Rows (baris)
Rows merupakan baris yang sama dengan kolom, tetapi dalam format horizontal.
8. Gutters
Gutters adalah jarak yang memisahkan kolom dan baris.
6
9. Folio
Folio tercipta saat nomor halaman ditempatkan secara konsisten dalam margin,
biasanya di atas atau di bawah.
10. Running Header & Footer
Running header ad alah panduan di bagian atas untuk menunjukkan keterangan naskah
yang dibaca. Di sini, kita akan menemukan informasi seperti judul, bab judul, judul
bagian, penulis, dan lain-lain. Running Footer merupakan informasi yang sama seperti
running header, tetapi ditempatkan di bagian bawah format.
11. Marker
Marker adalah indicator penempatan informasi subordinat atau informasi yang harus
tampil secara konsisten. Marker dapat digunakan untuk menunjukkan lokasi folio,
nomor halaman, dan lain-lain.
D. JENIS GRID
Timothy Samara dalam buku Making and Breaking the Grid, menyebutkan ada
beberapa jenis grid standar yang dapat kita gunakan. Berikut ini jenis grid standar
tersebut.
1. MANUSCRIPT GRID (GRID 1 KOLOM)
Manuscript grid adalah grid dengan struktur yang paling sederhana. Grid ini hanya
menggunakan satu kolom. Struktur utama pada grid ini ditentukan oleh kotak satu
kolom di tengah. Pada grid ini dapat diletakkan seperti catatan kaki, nomor halaman,
dan informasi sekunder lainnya. Jenis grid ini banyak ditemukan pada buku, novel, atau
esai yang mempunyai teks panjang. Namun demikian, pada grid ini isinya tidak terbatas
pada teks saja, kita juga dapat meletakkan gambar.
7
2. COLUMN GRID (GRID KOLOM)
Maka kolom-kolom pada grid ini, bisa saling berhubungan atau saling terlepas.
Pada grid kolom ini, kita dapat meletakkan elemen teks dan visual baik pada kolom
yang sama maupun terpisah. Bisa saja, nanti kita hanya meletakkan gambar di salah
satu kolom, sementara di kolom lainnya hanya teks. Bisa juga dalam satu kolom tidak
perlu diisi penuh.
Jarak antarkolom (gutter) sebaiknya tidak terlalu dekat dan juga tidak terlalu jauh.
Hal ini agar pembaca nyaman saat membaca hasil desain.
4. HIERARCHICAL GRID
Grid ini lebih dinamis karena tidak harus mempunyai interval yang diulang
secara teratur. Lebar kolom cenderung bervariasi. Dalam membuat hierarchical grid,
kita dapat memulai dengan spontan menempatkan elemen desain. Kemudian baru
diatur struktur grid yang rasional untuk mengkoordinasikan elemen-elemen tersebut.
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Grid merupakan garis vertical maupun horizontal yang membagi halaman
menjadi beberapa unit. Grid dapat membantu desainer untuk menjaga keteraturan
desain. Melalui sistem grid ini, seorang perancang grafis dapat membuat sebuah
sistematika guna menjaga konsistensi dalam pengulangan komposisi yang sudah
diciptakan.
Keberadaan grid pada dasarnya adalah untuk membantu menempatkan berbagai
elemen dalam sebuah desain agar nampak beraturan, lebih harmoni, lebih memiliki
alur.
B. DAFTAR PUSTAKA
Anggraini Lia. dan Nathalia Kirana. (2014). Desain Komunikasi Visual. Dasar-dasar
Panduan Untuk Pemula. Bandung: Nuansa Cendekia.