PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan kesehatan merupakan suatu upaya kegiatan untuk
meminimalkan atau mencegah terjadinya infeksi pada pasien, petugas,
pengunjung dan masyarakat sekitar rumah sakit. Salah satu program
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) adalah kegiatan surveilans,
disamping adanya kegiatan lain seperti pendidikan dan latihan,
kewaspadaan isolasi serta kebijakan penggunaan antimikroba yang rasional.
Kegiatan surveilans infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan merupakan salah
satu kegiatan yang penting dan luas dalam program pengendalian infeksi,
dan suatu hal yang harus dilakukan untuk mencapai keberhasilan dari
program PPI.
Kegiatan surveilans infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan ini
merupakan suatu proses yang dinamis, komprehensif dalam mengumpulkan,
mengidentifikasi, menganalisa data kejadian yang terjadi dalam suatu
populasi yang spesifik dan melaporkannya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Hasil kegiatan surveilans ini dapat digunakan sebagai data
dasar laju infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan, untuk menentukan adanya
kejadian luar biasa (KLB), dan sebagai tolak ukur akreditasi rumah sakit.
Hal ini sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 382/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya
dan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
270/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman Manajerial Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya.
Pelaksanaan tugas dan fungsi Panitia Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi (PPI) beserta segenap sumber daya yang digunakan perlu
dipertanggungjawabkan. Untuk itulah disusun laporan triwulan Komite
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi tahun 2018.
B. LandasanHukum
Laporan bulanan Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Rumah Sakit Umum Medimas Kota Cirebon ini dibuat dengan merujuk
kepada:
C. Maksud danTujuan
Maksud dan tujuan laporan triwulan periode Agustus – Oktober 2018
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSU Medimas Kota Cirebon ini
adalah:
1. Menghimpun dan menyediakan data dan informasi Kegiatan Surveilans
PPI RS.
2. Menghimpun dan menyediakan data dan informasi Kegiatan
Kewaspadaan Isolasi PPI RS.
3. Mendokumentasikan hasil-hasil pelaksanaan kegiatan Surveilans PPI
RS.
4. Mendokumentasikan hasil-hasil pelaksanaan kegiatan kewaspadaan
isolasi PPI RS.
5. Mencatat dan melaporkan setiap kejadian/kasus PPI RS.
6. Menyusun dan melaksanakan pelaporan kegiatan Surveilans PPI RS.
7. Mendapatkan data dasar infeksi rumah sakit.
8. Menilai keberhasilan suatu program PPI
2. Phlebitis
Phlebitis merupakan inflamasi pada vena, yang ditandai dengan
adanya daerah yang merah, nyeri dan pembengkakan di daerah
penusukan atau sepanjang vena (Brunner dan Sudarth, 2002).
Bulan Standar ‰
Oktober 5 0
November 5 0
Desember 5 6,25
8
6
4
2
0
Oktober
November
Desember
Angka kejadian phlebitis di RSU Budi Asta Kota Cirebon yang tertinggi
terjadi di bulan Desember 2019 yaitu sebesar 6,25 ‰ yang artinya dari
1000 kali pemasangan IVL berpotensi terjadi phlebitis sebanyak 6,25
pasien. Secara keseluruhan angka phlebitis yang melebihi ketentuan dari
Kementrian Kesehatan yaitu sebesar < 5‰. Hal ini terjadi oleh karena
3. Decubitus
Decubitus adalah mati jaringan karena jaringan darah pada suatu
bagian kulit dirintangi oleh tekanan terus-menerus sebagai akibat dari
duduk yang terlalu lama, kondisi koma, atau imobilitas.
6
5
4
Permill
3
2
1
0
Agustus September Oktober
Standar (%) 5 5 5
Hasil (%) 0 0 0
4. Infeksi HAIs
A. Infeksi Aliran Darah Primer (IADP)
Infeksi Aliran Darah (Blood Stream Infection/BSI) dapat
terjadipada pasien yang menggunakan alat sentral intra vaskuler
(CVC Line)setelah 48 jam dan ditemukan tanda atau gejala infeksi
yangdibuktikan dengan hasil kultur positif bakteri Pathogen yang
tidakberhubungan dengan infeksi padaorgan tubuh yang lain dan
bukaninfeksi sekunder, dan disebut sebagai Central Line Associated
BloodStream Infection (CLABSI).
Tabel 3.4 Prosentase Kejadian Infeksi Aliran Darah Primer (IADP)
Periode Oktober – Desember 2019
Di Rsu Budi Asta
Bulan Standar (‰) Hasil (‰)
Agustus 5 0
September 5 0
Oktober 5 0
Rata-rata 0
4
3
2
1
0
Agustus September Oktober
Standar (‰) 5.8 5.8 5.8
Hasil (‰) 0 0 0
5
4
Axis Title
3
2
1
0
Oktober November Desember
Standar (‰) 4.7 4.7 4.7
Hasil (‰) 0 0 0
7
6
5
Permille
4
3
2
1
0
Agustus September Oktober
Standar (‰) 5.8 5.8 5.8
Hasil (‰) 0 0 0
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
Oktober November Desember
Standar (‰) 1 1 1
Hasil (‰) 0 0 0
2
1.8
1.6
1.4
Axis Title
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
Oktober November Desember
Standar (%) 2 2 2
Hasil (%) 0 0 0
NO Jenis Infeksi
1 Phlebitis
5 Decubitus
2 ISK 12 Mencegah dan - Audit Kepatuhan HH - Sosialisasi SPO Angka Insiden Monitoring
menurunkan angka - Audit Kepatuhan Penerapan Pencegahan ISK rate ISK dan
kejadian ISK akibat Bundles ISK - Sosialisasi Hand Hygiene mengalami Evaluasi
pemasangan kateter di - Audit SPO Pemasangan - Koordinasi dengan Diklat penurunan,
RSU Budi Asta Kateter dan Komite Keperawatan
- Nota Dinas pengajuan untuk Pelatihan Target : < 4,7 ‰
pemeriksaan kultur urine Pemasangan Kateter
untuk infeksi sesuai SPO
- Koordinasi dengan
laboratorium untuk
pemeriksaan kultur
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Radiol Labora Farma Polikli
IGD Ranap VK
ogi torium si nik
Standar 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80%
Bulan Oktober 75% 80% 83% 78% 90% 79% 82%
Bulan November 80% 82% 85% 80% 80% 82% 85%
Bulan Desember 85% 89% 90% 82% 80% 85% 89%
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
IGD Rana VK Radiol Labor Farm Polikli Gizi
p ogi atoriu asi nik
m
Standar 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80%
Bulan Oktober 80% 87% 100% 86% 90% 80% 100% 100%
Bulan November 85% 89% 100% 89% 90% 83% 100% 100%
Bulan Desember 90% 91% 100% 90% 90% 85% 100% 100%
Grafik 7.3 Kepatuhan Ketersediaan APD Periode Oktober – Desember 2019 di RSU Budi Asta
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
IGD Ranap VK Radiolo Laborat Farmas Poliklin Gizi Kamar
gi orium i ik Jenaza
h
Standar 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80%
Bulan Oktober 90% 80% 100% 85% 90% 89% 100% 100% 80%
Bulan November 95% 87% 100% 89% 100% 100% 100% 100% 100%
Bulan Desember 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
120%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
Poliklini
UGD IBS HCU Ranap VK Lab
k
Standar Target
Agustus 80% 33% 100% 50% 50% 50% 66.60% 50%
September 80% 50% 100% 66.60% 66.60% 50% 66.60% 50%
Oktober 80% 50% 100% 100% 66.60% 100% 83.30% 66.60%
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
Far Poli
UG Ran Radi
IBS HCU VK Lab mas klini
D ap o
i k
Jumlah Petugas yang Tertusuk Jarum
Agustus 0 0 0 0 0 0 0 0 0
September 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Oktober 0 0 0 1 0 0 0 0 0
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Agustus September Oktober
Standar 60% 60% 60%
Hasil Dokter 20% 43.05% 44.34%
Hasil Perawat 35% 33% 50.50%
Hasil Bidan 45% 46.50% 46.20%
Hasil Tenaga
40% 43.70% 74.50%
kesehatan lainnya
STUDY
PLAN DO ACTION
Pendekatan
ANALISIS REKOMENDASI
System
Outcome Kisaran capaian indicator Ka.Inst. RI/RJ, pihak Keperawatan Akan dilakukan evaluasi
kepatuhan HH 5 moment di dan pihak lain yang terkait pada triwulan III tahun
RSU Medimas membuat 2018
pada triwulan II tahun 2018 ketetapan agar semua perawat dan
belum mencapai target ≥ 60
% bidan aktif dalam kegiatan/
pelaksanaan HH 5 moment
II. SARAN
1. Diperlukan peran lebih aktif IPCLN untuk menyokong
berlangsungnya kegiatan surveilans Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di ruangan –ruangan .
2. Diperlukan mekanisme koordinasi antara panitia PPI, manejemen,
dan instalasi dalam penyelenggaraan kegiatan PPI.
3. Diperlukan pelaksanaan supervisi dan audit secara berkala
mengenai kegiatan-kegiatan
4. Diperlukan komitmen bersama semua element untuk
keberlangsungan program Kegiatan PPI
Atmi, Amd.Kep
dr. Yuke Putri
Mengetahui,
Direktur RSU Medimas Cirebon