Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan kesehatan merupakan suatu upaya kegiatan untuk
meminimalkan atau mencegah terjadinya infeksi pada pasien, petugas,
pengunjung dan masyarakat sekitar rumah sakit. Salah satu program
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) adalah kegiatan surveilans,
disamping adanya kegiatan lain seperti pendidikan dan latihan,
kewaspadaan isolasi serta kebijakan penggunaan antimikroba yang rasional.
Kegiatan surveilans infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan merupakan salah
satu kegiatan yang penting dan luas dalam program pengendalian infeksi,
dan suatu hal yang harus dilakukan untuk mencapai keberhasilan dari
program PPI.
Kegiatan surveilans infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan ini
merupakan suatu proses yang dinamis, komprehensif dalam mengumpulkan,
mengidentifikasi, menganalisa data kejadian yang terjadi dalam suatu
populasi yang spesifik dan melaporkannya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Hasil kegiatan surveilans ini dapat digunakan sebagai data
dasar laju infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan, untuk menentukan adanya
kejadian luar biasa (KLB), dan sebagai tolak ukur akreditasi rumah sakit.
Hal ini sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 382/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya
dan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
270/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman Manajerial Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya.
Pelaksanaan tugas dan fungsi Panitia Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi (PPI) beserta segenap sumber daya yang digunakan perlu
dipertanggungjawabkan. Untuk itulah disusun laporan triwulan Komite
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi tahun 2018.

B. LandasanHukum
Laporan bulanan Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Rumah Sakit Umum Medimas Kota Cirebon ini dibuat dengan merujuk
kepada:

Laporan Surveilans Triwulan Periode Oktober – Desember 2019


1. Keputusan Presiden Nomor 40 tahun 2001 tentang Kelembagaan dan
Pengelolaan Rumah Sakit Daerah;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 986/ Menkes/
Per/ XI/ 1992 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit;
3. Permenkes No 27 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi;
4. SK MENKES No. 270/ MENKES/ 2007 tentang Pedoman Manajerial
PPI di RS dan Fasilitas Kesehatan lainnya;
5. SK MENKES No. 382/ MENKES/ 2007 tentang Pedoman PPI di RS
dan Fasilitas Kesehatan lainnya;
6. SK MENKES No. 129/ MENKES/ SK/ II/ 2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
7. SK MENKES 1165. A./ MENKES/ SK/ X/ 2004 tentang Komisi
Akreditasi Rumah Sakit.
8. Peraturan Direktur No 02/009 - YBA/ SK/ PPI/ V/ 2018 tentang
Kebijakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

C. Maksud danTujuan
Maksud dan tujuan laporan triwulan periode Agustus – Oktober 2018
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSU Medimas Kota Cirebon ini
adalah:
1. Menghimpun dan menyediakan data dan informasi Kegiatan Surveilans
PPI RS.
2. Menghimpun dan menyediakan data dan informasi Kegiatan
Kewaspadaan Isolasi PPI RS.
3. Mendokumentasikan hasil-hasil pelaksanaan kegiatan Surveilans PPI
RS.
4. Mendokumentasikan hasil-hasil pelaksanaan kegiatan kewaspadaan
isolasi PPI RS.
5. Mencatat dan melaporkan setiap kejadian/kasus PPI RS.
6. Menyusun dan melaksanakan pelaporan kegiatan Surveilans PPI RS.
7. Mendapatkan data dasar infeksi rumah sakit.
8. Menilai keberhasilan suatu program PPI

Laporan Surveilans Triwulan Periode Oktober – Desember 2019


BAB II
KEGIATAN YANG DILAKSANANKAN

Kegiatan Surveilans yang dilaksanakan Panitia PPI Rumah Sakit


Umum Budi Asta Kota Cirebon dilaksanakan kontinyu setiap bulan. Laporan
ini menyajikan data surveilans periode Agustus - Oktober 2018.
Waktu dan Tempat
I. Kegiatan Surveilans berlangsung, pada:
Waktu : Oktober – Desember 2019
Tempat : Seluruh Unit Perawatan RSU Budi Asta Cirebon
II. Sasaran Kegiatan
Kegiatan surveilans yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Budi
Asta Cirebon menggunakan survey tilik langsung kepada pasien rawat
inap oleh perwat pelaksana (IPCLN), setelah itu data dimasukkan
melalui lembar surveilans HAIs yang meliputi :
a. Angka kejadian infeksi oleh pemasangan IVL (Intra Venous Line)
sehingga menyebabkan phlebitis
b. Angka kejadian infeksi oleh pemasangan Catheter sehingga
menyebabkan ISK
c. Angka kejadian infeksi oleh pemasangan ETT (Endotracheal Tube)
sehingga menyebabkan VAP (Ventilator Acquired Pnemonia)
maupun HAP (Hospital Acquired Pneumonia) terkait perawatan
pasien yang lebih dari 3 hari
d. Angka Kejadian Infeksi Daerah Operasi
e. Angka Kejadian Decubitus
f. Monitoring kebersihan lingkungan
g. Monitoring kepatuhan pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
h. Monitoring ketersediaan APD
i. Monitoring penanganan benda tajam
j. Monitoring kejadian tertusuk jarum
k. Monitoring kepatuhan hand hygiene
l. Monitoring ketersediaan fasilitas hand hygiene
m. Monitoring manajemen limbah

Laporan Surveilans Triwulan Periode Oktober – Desember 2019


III. PelaksanaKegiatan
PenanggungJawab : Direktur RSU Budi Asta
Ketua Pelaksana : Ketua Panitia PPI RSU Budi Asta
Pelaksana : IPCN dan IPCLN

IV. Bentuk Kegiatan


Kegiatan berupa :
1. Persiapan : Form Surveilans
2. Pengumpulan data
3. Analisis
4. Pelaporan

Laporan Surveilans Triwulan Periode Oktober – Desember 2019


BAB III
HASIL YANG DICAPAI

Adapun hasil yang dicapai dari kegiatan Surveilans Pencegahan dan


Pengendalian Infeksi RSU Budi Asta Cirebon selama Periode Bulan Oktober
– Desember 2019, berupa:

1. Distribusi Kepatuhan Pengisian Survei Harian


Format survei harian adalah format pengisian form surveilans
harian meliputi data pemasangan infus, catheter, ventilator dan pasien
tirah baring, serta data kejadian infeksi HAIs (IADP, ISK, VAP/HAV, IDO)
Phlebitis dan Decubitus.
Tabel 3.1 Prosentase Kepatuhan Pengisian Survei Harian
Triwulan ITahun 2019 RSU Budi Asta Cirebon

Bulan Standar (%) Hasil (%)


Oktober 100 98,3
November 100 99,3
Desember 100 100
Rata-rata 99,2 %

Berdasarkan tabel 3.1 rata-rata kepatuhan pengisian survei harian


triwulan periode Oktober – Desember 2019 yaitu 99,2%, artinya masih
kurang. Kepatuhan ini perlu ditingkatkan dengan harapan kepatuhan ini
bisa mencapai 100%. Surveilans ini seharusnya dilaksanakan secara aktif
karena dilakukan setiap hari oleh IPCLN yang ada di ruangan.

Grafik 3.1 Kepatuhan Pengisian Survei Harian


Periode Oktober – Desember 2019
di RSU Budi Asta Kota Cirebon
Grafik Kepatuhan Pengisian Survei Harian Triwulan IV
2019
100.5
100
99.5
99
98.5
98
97.5
97
Oktober November Desember
Standar (%) 100 100 100
Hasil (%) 98.3 99.3 100

Laporan Surveilans Triwulan Periode Oktober – Desember 2019


Berdasarkan tabel dan grafik 3.1 bahwa terdapat kenaikan
kepatuhan dari IPCLN untuk mengisi data surveilans setiap harinya.
dengan rata-rata 99,2% kepatuhan pengisian survei harian pada triwulan
IV 2019 di RSU Budi Asta Cirebon. Grafik nya masih dibawah 100%,
sehingga penilaian nya masih kurang.

2. Phlebitis
Phlebitis merupakan inflamasi pada vena, yang ditandai dengan
adanya daerah yang merah, nyeri dan pembengkakan di daerah
penusukan atau sepanjang vena (Brunner dan Sudarth, 2002).

Tabel 3.2 Angka Kejadian Phlebitis Periode Agustus - Oktober Tahun


2019
di RSU Budi Asta Cirebon

Bulan Standar ‰

Oktober 5 0
November 5 0
Desember 5 6,25

Grafik 3.2 Angka Kejadian Phlebitis Periode Oktober – Desember 2019


di RSU Budi Asta Cirebon

Grafik Angka Kejadian Plebitis TW IV 2019

8
6
4
2
0
Oktober
November
Desember

Oktober November Desember


Standar 5 5 5
‰ 0 0 6.25

Angka kejadian phlebitis di RSU Budi Asta Kota Cirebon yang tertinggi
terjadi di bulan Desember 2019 yaitu sebesar 6,25 ‰ yang artinya dari
1000 kali pemasangan IVL berpotensi terjadi phlebitis sebanyak 6,25
pasien. Secara keseluruhan angka phlebitis yang melebihi ketentuan dari
Kementrian Kesehatan yaitu sebesar < 5‰. Hal ini terjadi oleh karena

Laporan Surveilans Triwulan Periode Oktober – Desember 2019


jumlah pasien rawat inap secara keseluruhan masih sedikit dan length of
stay masih kisaran 3-5 hari, jumlah hari terpasang infus pun masih sedikit
dibandingkan dengan RS lainnya sehingga terlihat angka kejadian
phlebitis sangat tinggi. Selain itu ditemukannya perawat maupun bidan
yang tidak menjalakan bundle phlebitis dengan baik seperti ; tidak
melakukan hand hygiene sebelum melakukan tindakan, tidak mengganti
i.v catheter rutin pada pasien yang dilakukan pemasangan iv catheter
lebih dari 72 jam, masih salah dalam menginterpretasikan kriteria phlebitis.

3. Decubitus
Decubitus adalah mati jaringan karena jaringan darah pada suatu
bagian kulit dirintangi oleh tekanan terus-menerus sebagai akibat dari
duduk yang terlalu lama, kondisi koma, atau imobilitas.

Tabel 3.3 Prosentase Angka Kejadian Decubitus Periode Oktober –


Desember 2019 di

Bulan Standar (%) Hasil (%)


Agustus 5 0
September 5 0
Oktober 5 0
Rata-rata 0

Grafik 3.3 Angka Kejadian Decubitus Periode Oktober - Desember 2019


di RSU Budi Asta Cirebon

Angka kejadian Decubitus Periode Oktober - Desember 2019


di RSU Budi Asta

6
5
4
Permill

3
2
1
0
Agustus September Oktober
Standar (%) 5 5 5
Hasil (%) 0 0 0

Laporan Surveilans Triwulan Periode Oktober – Desember 2019


Dari data yang berhasil dihimpun selama periode Oktober - Desember
2019 tidak terdapat angka kejadian decubitus, dikarenakan tidak terdapat
pasien yang tirah baring lama di RSU Budi Asta Cirebon.

4. Infeksi HAIs
A. Infeksi Aliran Darah Primer (IADP)
Infeksi Aliran Darah (Blood Stream Infection/BSI) dapat
terjadipada pasien yang menggunakan alat sentral intra vaskuler
(CVC Line)setelah 48 jam dan ditemukan tanda atau gejala infeksi
yangdibuktikan dengan hasil kultur positif bakteri Pathogen yang
tidakberhubungan dengan infeksi padaorgan tubuh yang lain dan
bukaninfeksi sekunder, dan disebut sebagai Central Line Associated
BloodStream Infection (CLABSI).
Tabel 3.4 Prosentase Kejadian Infeksi Aliran Darah Primer (IADP)
Periode Oktober – Desember 2019
Di Rsu Budi Asta
Bulan Standar (‰) Hasil (‰)
Agustus 5 0
September 5 0
Oktober 5 0
Rata-rata 0

Grafik3.4 Angka Kejadian Infeksi Aliran Darah Primer (IADP)


Periode Oktober – Desember 2019
di RSU Budi Asta Cirebon

Angka Kejadian IADP Periode Oktober - Desember 2019 di


RSU Budi Asta
7
6
5
Permille

4
3
2
1
0
Agustus September Oktober
Standar (‰) 5.8 5.8 5.8
Hasil (‰) 0 0 0

Dari data yang terkumpul selama periode Oktober – Desember


2019 tidak terjadi Infeksi Aliran Darah Primer, Hal ini disebabkan
karena belum terlaksananya pemasangan alat melalui vena sentral.

Laporan Surveilans Triwulan Periode Oktober – Desember 2019


B. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Infeksi Saluran Kemih adalah apabila :
1). Urin Kateter terpasang ≥ 48 jam.
2). Gejala klinis: demam, sakit pada suprapubik dan nyeri pada sudut
costovertebra.
3). Kultur urin positif ≥ 105 Coloni Forming Unit (CFU) dengan 1atau 2
jenis mikroorganisme dan Nitrit dan/atau leukositesterase positif
dengan carik celup (dipstick)

Tabel 3.5 Angka Kejadian Infeksi Saluran Kemih (ISK)


Periode Oktober – Desember 2019 di RSU Budi Asta Cirebon

Bulan Standar (‰) Hasil (‰)


Oktober 4,7 0
November 4,7 0
Desember 4,7 0

Grafik 3.5 Grafik Angka Kejadian Infeksi Saluran Kemih (ISK)


Triwulan IV tahun 2019 di RSU Budi Asta 2019

Angka Kejadian ISK periode Oktober - Desember 2019 di RSU


Budi Asta Cirebon

5
4
Axis Title

3
2
1
0
Oktober November Desember
Standar (‰) 4.7 4.7 4.7
Hasil (‰) 0 0 0

Dari data yang terkumpul selama periode Oktober – Desember 2019


tidak terjadi ISK, itu karenanya pasien yang di pasang kateter tidak
banyak.

Laporan Surveilans Triwulan Periode Oktober – Desember 2019


C. Ventilator Associated Pneumonia (VAP)
Ventilator Associated Pneumonia (VAP) merupakan infeksi
pneumonia yang terjadi setelah 48 jam pemakaian ventilasi mekanik
baik pipa endotracheal maupun tracheostomi. Beberapa tanda infeksi
berdasarkan penilaian klinis pada pasien VAP yaitu demam, takikardi,
batuk, perubahan warna sputum. Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan peningkatan jumlah leukosit dalam darah dan
padarontgent didapatkan gambaran infiltrat baru atau
persisten.Adapundiagnosis VAP ditentukan berdasarkan tiga
komponen tanda infeksisistemik yaitu demam, takikardi dan
leukositosis yang disertai dengangambaran infiltrat baru ataupun
perburukan di foto toraks danpenemuan bakteri penyebab infeksi
paru.

Tabel 3.6 Prosentase Kejadian Ventilator Associated Pneumonia


(VAP)Periode Oktober – Desember 2019 di RSU Budi Asta Cirebon

Bulan Standar (‰) Hasil (‰)


Oktober 5,8 0
November 5,8 0
Desember 5,8 0
Rata-rata 0

Grafik 3.6Kejadian Ventilator Associated Pneumonia (VAP)


Periode Oktober – Desember 2019 di RSU Budi Asta Cirebon

Kejadian Ventilator Associated Pneumonia (VAP)


Periode Oktober - Desember 2019 di RSU Budi asta Cirebon

7
6
5
Permille

4
3
2
1
0
Agustus September Oktober
Standar (‰) 5.8 5.8 5.8
Hasil (‰) 0 0 0

Berdasarkan data diatas, didapatkan data bahwa tidak terdapat angka


kejadian VAP selama periode Oktober – Desember 2019 di RSU Budi
Asta Cirebon dikarenakan belum tersedianya alat ventilator di RSU
Medimas.

Laporan Surveilans Triwulan Periode Oktober – Desember 2019


D. Hospital Acquired Pneumonia (HAP)
Hospital Acquired Pneumonia (HAP) adalah infeksi saluran
pernafasan bawah yang mengenai parenkim paru setelah pasien
dirawat >48jam tanpa dilakukan intubasi dan sebelumnya tidak
menderita infeksi saluran pernafasan bawah. Gejala klinis dari HAP
adalah demam, sesak nafas, batuk dengan dahak yang purulen,
peningkatan kebutuhan oksigen. Kriteria klinis pneumonia apabila
ditemukan minimal 1 dari tanda dan gejala berikut :
 Demam >38C tanpa ditemukan penyebab gejala lainnya;
 Leukopenia (<4.000/mm3) atau Leukositosis (>12.000/mm3);
 Umur >70 tahun, adanya perubahan status mental yang tidak
ditemukan penyebab lainnya;
Dan minimal 2 dari tanda berikut :
 Sputum purulen;
 Batuk yang memburuk atau dyspneu(sesak nafas) atau
tachypneu;
 Ronchi basah;
 Perburukan pertukaran gas

Tabel 3.7 Prosentase Kejadian Hospital Acquired Pneumonia (HAP)


Periode Oktober – Desember 2019
Bulan Standar (‰) Hasil (‰)
Oktober 1 0
November 1 0
Desember 1 0

Grafik 3.7 Kejadian Hospital Accuired Pneumonia (HAP)


Periode Oktober – Desember 2019 di RSU Budi Asta Cirebon
Angka Kejadian HAP TW IV 2019

1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
Oktober November Desember
Standar (‰) 1 1 1
Hasil (‰) 0 0 0

Laporan Surveilans Triwulan Periode Oktober – Desember 2019


Data yang terkumpul selama periode Oktober – Desember 2019, tidak
terdapat kejadian HAP. Berdasarkan grafik target yang diinginkan sudah
tercapai di Triwulan IV 2019.

E. Infeksi Luka Operasi ( IDO / ILO )


Infeksi Luka Operasi (ILO) atau IDO (IDO) Infeksi Daerah Operasi
merupakan infeksi yang terjadi dalam 30-90 hari sesudah dilakukan
operasi.

Tabel 3.8 Prosentase Kejadian Infeksi Daerah Operasi (IDO)


Periode Oktober – Desember 2019 di RSU Budi Asta Cirebon

Bulan Standar (%) Hasil (%)


Oktober 2 0
November 2 0
Desember 2 0

Grafik 3. 8 Kejadian Infeksi Daerah Operasi (IDO)


Periode Oktober – Desember 2019 di RSU Budi Asta Cirebon

Angka Kejadian IDO TW IV 2019

2
1.8
1.6
1.4
Axis Title

1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
Oktober November Desember
Standar (%) 2 2 2
Hasil (%) 0 0 0

Data infeksi Daerah Operasi yang terkumpul di periode


Oktober – Desember 2019 tidak di temukan angka infeksi IDO.
Walaupun angka kejadian sudah sesuai standar tapi perlu juga
untuk lebih meningkatkan pengawasan IDO.

Laporan Surveilans Triwulan Periode Oktober – Desember 2019


5. ANALISIS MASALAH

A. Infection Control Risk Assesment (ICRA Infeksi)


Skoring
(A) (B) (C) Skor
Masalah Potensi Infeksi
Frekuensi Dampak Resiko Sistem Yang Ada (AxBxC)
4 3 2 1 0 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
IADP ( Infeksi Aliran Darah Primer ) √ √ √ 0
ISK ( Infeksi Saluran Kemih ) √ √ √ 12
IDO ( Infeksi Daerah Operasi ) √ √ √ 12
VAP ( Ventilator Associated Pneumonia ) √ √ √ 0
HAP ( Hospital Associated Pneumonia ) √ √ √ 6
Phlebitis √ √ √ 24
Decubitus √ √ √ 0

SKOR Frekuensi Dampak Resiko SKOR Sistem Yang Ada


SKOR
4 Sering ( 6 -12 x/ Bln ) ( Kesehatan / Keuangan / Hukum ) 5 Tidak Ada Peraturan
3 Agak Sering ( 4 - 6 x/ Bln ) Kerugian Sangat Besar (Hilang Nyawa/ Hilang Peraturan ada, Fasilitas tidak ada, Tidak
5 Fungsi Gerak yang permanen/ Keuangan yang 4
Dilaksanakan
2 Kadang ( 3- 4 x/ Bln ) sangat besar)
4 Kerugian Besar ( Fungsi/ Keuangan/ Hukum ) Peraturan ada, Fasilitas ada, Tidak
1 Jarang ( 1- 2 x/ Bln ) 3
3 Lama rawat bertambah dilaksanakan
0 Tidak Pernah 2 Dampak Klinis dan Keuangan Sedang Peraturan ada, Fasilitas ada, Tidak selalu
1 Dampak Klinis dan Keuangan Minimal 2
dilaksanakan
1 Peraturan ada, dilaksanakan konsisten

Laporan Surveilans Triwulan Periode Oktober – Desember 2019 1


B. Rencana Tindak Lanjut Skala Prioritas Infeksi
Prioritas Masalah

NO Jenis Infeksi

1 Phlebitis

2 ISK(Infeksi saluran kencing)

3 IDO ( Infeksi Daerah Operasi )

4 HAP(Hospital Accuired Pneumonia)

5 Decubitus

6 IADP ( Infeksi Aliran Darah Primer )

7 VAP (Ventilator Acquired Pneumonia)

Laporan Surveilans Triwulan Periode Oktober – Desember 2019 2


Progres/A
No Masalah Skor Tujuan Strategi Cara Mencapai Evaluasi
nalisis

1 Phlebitis 24 Mencegah dan - Audit Kepatuhan HH - Sosialisasi SPO Angka kejadian


menurunkan angka - Audit SPO Pemasangan Pencegahan Phlebitis Phlebitis bulan
kejadian Phlebitis akibat infus - Sosialisasi HH berikutnya
Monitoring
Pemasangan IVL di RSU - Pelatihan pemasangan menurun
dan
Budi Asta infus sesuai SPO Ketentuan
Evaluasi
Kementrian
Kesehatan : < 5

2 ISK 12 Mencegah dan - Audit Kepatuhan HH - Sosialisasi SPO Angka Insiden Monitoring
menurunkan angka - Audit Kepatuhan Penerapan Pencegahan ISK rate ISK dan
kejadian ISK akibat Bundles ISK - Sosialisasi Hand Hygiene mengalami Evaluasi
pemasangan kateter di - Audit SPO Pemasangan - Koordinasi dengan Diklat penurunan,
RSU Budi Asta Kateter dan Komite Keperawatan
- Nota Dinas pengajuan untuk Pelatihan Target : < 4,7 ‰
pemeriksaan kultur urine Pemasangan Kateter
untuk infeksi sesuai SPO
- Koordinasi dengan
laboratorium untuk
pemeriksaan kultur

Laporan Surveilans Triwulan Periode Oktober – Desember 2019 3


3 IDO / ILO 12 Mencegah dan - Audit Kepatuhan HH - Sosialisasi SPO Angka Kejadian
menurunkan angka - Audit Kepatuhan penerapan Pencegahan infeksi IDO IDO di bulan Monitoring
kejadian IDO akibat bundles IDO - Sosialisasi HH berikutnya dan
Tindakan Operasi - Audit SPO Perawatan luka - Sosialisasi Bundles IDO menurun sesuai Evaluasi
operasi - Sosialisasi SPO Perawatan ketentuan
- Nota Dinas pengajuan luka kementeriann
pemeriksaan kultur untuk - Koordinasi dengan Diklat kesehatan ≤2%
infeksi dan komite keperawatan
untuk pelatihan perawatan
luka sesuai dengan Spo
- Koordinasi dengan
laboratorium untuk
pemeriksaan kultur
5 HAP 6 Mencegah dan - Audit Kepatuhan HH - Sosialisasi HH Angka Kejadian
menurunkan angka - Audit Kepatuhan SPO - Re Sosialisasi SPO HAP/VAP bulan
kejadian HAP akibat Kohorting Kohorting, SPO berikutnya
Hospitalisasi di RSU Budi - Penerapan Bundles HAP Pencegahan HAP menurun
Asta - Sosialisasi Bundles HAP
Ketentuan
Kementrian

Laporan Surveilans Triwulan Periode Oktober – Desember 2019 4


Kesehatan :
< 1‰ (HAP)

Laporan Surveilans Triwulan Periode Oktober – Desember 2019 5


6. MONITORING KEBERSIHAN LINGKUNGAN
Pembersihan lingkungan adalah proses membuang semua atau
sebagian besar patogen dari permukaan dan benda yang terkontaminasi.
Pembersihan permukaan di lingkungan pasien sangat penting karena
agen infeksius yang dapat menyebabkan ISPA dapat bertahan di
lingkungan selama beberapa jam atau bahkan beberapa hari.
Pembersihan dapat dilakukan dengan air atau detergen netral. Disinfeksi
standar rumah sakit yang dibuat dengan larutan yang dianjurkan dan
digunakan sesuai dengan petunjuk pabrikdapat mengurangi tingkat
kontaminasi permukaan lingkungan. Pembersihan harus dilakukan
sebelum proses disinfeksi. Hanya perlengkapan dan permukaan yang
pernah bersentuhan dengan kulit atau mukosa pasien atau sudah sering
disentuh oleh petugas yang memerlukan disinfeksi setelah dibersihkan.

Tabel 6.1 Kepatuhan Kebersihan Lingkungan Petugas di RSU Budi


Asta Cirebon Periode Oktober - Desember 2019

Bulan Standar Target


UGD Ranap VK Radio Lab Farmasi Poliklinik
Oktober 80% 75% 80% 83% 78% 90% 79% 82%
November 80% 80% 82% 85% 80% 80% 82% 85%
Desember 80% 85% 89% 90% 82% 80% 85% 89%
Rata - 80% 80% 83,7% 86% 80% 83,3% 82% 85,3%
rata

Berdasarkan tabel 6.1 tentang kepatuhan kebersihan lingkungan di


RSU Budi Asta Cirebon periode bulan Oktober – Desember 2019 tingkat
kepatuhan kebersihan lingkungan sudah memenuhi target.

Grafik 6.1 Kepatuhan Kebersihan Lingkungan Petugas di RSU Budi


Asta Cirebon Periode Oktober – Desember 2019

100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Radiol Labora Farma Polikli
IGD Ranap VK
ogi torium si nik
Standar 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80%
Bulan Oktober 75% 80% 83% 78% 90% 79% 82%
Bulan November 80% 82% 85% 80% 80% 82% 85%
Bulan Desember 85% 89% 90% 82% 80% 85% 89%

Berdasarkan grafik 6.1 tentang kepatuhan kebersihan lingkungan di


RSU Budi Asta tingkat kepatuhan kebersihan lingkungan mengalami
peningkatan dari bulan Oktober – desember 2019 dibeberapa unit dan

Laporan Surveilans Triwulan Periode Oktober – Desember 2019


angka kepatuhan tersebut duah memenuhi standar, dan angka terendah
yaitu ruangan IGD dan radiologi 80% namun angka tersebut masih
memenuhi standar.

7. MONITORING KEPATUHAN PEMAKAIAN DAN KETERSEDIAAN


APD
Alat pelindung diri adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan
untuk melindungi seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya
mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya di tempat kerja. Alat
pelindung diri dipakai setelah usaha rekayasa (engineering) dan cara
kerja yang aman (work practices) telah maksimum (Barbara, 2001).

Tabel 7.1 Kepatuhan Pemakaian APD Sesuai Indikasi Periode


Oktober – Desember 2019 di RSU Budi Asta

Bulan Standar Target


UGD GIZI POLIKINIK Ranap VK Radio Lab Farmasi
Oktober 80% 80% 100% 100% 87% 100% 86% 90% 80%
November 80% 85% 100% 100% 89% 100% 89% 90% 83%
Desember 80% 90% 100% 100% 91% 100% 90% 90% 85%
Rata - rata 80% 85% 100% 100% 89% 100% 88,3% 90% 82,6%

Grafik 7.2 Kepatuhan Pemakaian APD Sesuai Indikasi Periode


Oktober-Desember 2019 di RSU Budi Asta

100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
IGD Rana VK Radiol Labor Farm Polikli Gizi
p ogi atoriu asi nik
m
Standar 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80%
Bulan Oktober 80% 87% 100% 86% 90% 80% 100% 100%
Bulan November 85% 89% 100% 89% 90% 83% 100% 100%
Bulan Desember 90% 91% 100% 90% 90% 85% 100% 100%

Berdasarkan grafik 7.2 tentang angka kepatuhan pemakaian APD


yang sesuai indikasi periode Oktober-Desember 2019 di RSU Budi Asta
bahwa Semua instalasi sudah mencapai target.

Laporan Surveilans Triwulan Periode Oktober – Desember 2019


Tabel 7.3 Kepatuhan Ketersediaan APD Periode Oktober – Desember 2019 di RSU Budi Asta

Bulan Standar Target


UGD GIZI Poliklinik Ranap VK Radio Lab Farmasi Kamar
Jenazah
Oktober 80% 90% 100% 100% 80% 100% 85% 90% 89% 80%
November 80% 95% 100% 100% 87% 100% 89% 100% 100% 100%
Desember 80% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Rata -rata 80% 95% 100% 100% 89% 100% 91,3% 96,67% 96,3% 93,3%

Grafik 7.3 Kepatuhan Ketersediaan APD Periode Oktober – Desember 2019 di RSU Budi Asta

100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
IGD Ranap VK Radiolo Laborat Farmas Poliklin Gizi Kamar
gi orium i ik Jenaza
h
Standar 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80%
Bulan Oktober 90% 80% 100% 85% 90% 89% 100% 100% 80%
Bulan November 95% 87% 100% 89% 100% 100% 100% 100% 100%
Bulan Desember 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Laporan Surveilans Triwulan Periode Oktober – Desember 2019 1


RENCANA TINDAK LANJUT

Plan DO Study Action


Pendekatan sistem Analisis Rekomendasi
Berdasarkan data Kami mengamati Struktur SPO tentang Koordinasi dengan Dibuatkan SPO
hasil monitoring masih menemukan pemakaian APD bagian unit terkait tentang perawatan
ketersediaan fasilitas fasilitas ketersediaan yang tepat sudah SPO pemakaian APD fasilitas HH
dan kepatuhan APD belum lengkap ada yang tepat
penggunaan alat dan petugas belum Proses Ketidakcapaian ini Edukasi ulang Melakukan koordinasi
pelindung diri (APD) tepat dalam disebabkan oleh petugas tentang cara dengan koordinator
di RSU Budi Asta penggunaan APD. karena ketersediaan pemakaian APD yang kebersihan agar
tahun 2019 sudah APD belum lengkap benar dan tepat pembersihan wastafel
mencapai target, oleh berupa handscoon terjadwal, pengadaan
karena itu kami untuk cleaning hand rub yang
berencana untuk lebih service belum kurang, penggantian
meningkatkan target tersedia sehingga sabun cuci tangan
capaian tersebut. mereka meminta dengan sabun
kepada setiap unit, antibakterial
petugas melakukan
tindakan
menggunakan atau
tidak menggunakan
APD sebagaimana
mestinya,
Masih ada yang
memasang infus
tidak menggunakan

Laporan Surveilans Triwulan Periode Oktober – Desember 2019 2


sarung tangan
bersih, petugas
memakai masker
dengan tidak tepat.
Outcome Kisaran capaian Ka. Inst. RI/ RJ, Ka. Melakukan monitoring
indikator fasilitas dan Bid. Keperawatan, dan evaluasi ulang
kepatuhan APD di Bidan, Kesling dan setiap bulan
RSU Medimas petugas cleaning
periode Juli – service aktif dalam
September belum edukasi dan
semua unit mencapai monitoring
target >80% kepatuhan
penggunaan APD
sesuai indikasi.

Laporan Surveilans Triwulan Periode Oktober – Desember 2019 3


8. MONITORING PENANGANAN BENDA TAJAM

Penanganan benda tajam adalah tata cara penanganan benda tajam


dan jarum habis pakai sesudah tindakan terhadap pasien. Tujuannya
adalah mencegah terjadinya resiko penularan infeksi pada
petugas rumah sakit. Adapun hasil monitoring penanganan
benda tajam di RSU Medimas dievaluasi setiap tiga bulan
sekali, berikut adalah hasil monitoring penanganan benda tajam
periode Oktober s.d Desember 2019.

Tabel 8.1 Kepatuhan Penanganan Benda Tajam Periode Oktober –


Desember 2019 di RSU Budi Asta
Bulan Standar Target
UGD VK Ok Ranap Lab
Oktober 80% 85,71% 85,71% 85,71% 78,55% 85,71%
November 80% 85,71% 85,71% 85,71% 85,71% 85,71%
Desember 80% 85,71% 85,71% 85,71% 85,71% 85,71%
Rata -rata 80% 85,71% 85,71 85,71% 83,3% 85,71%

Grafik 8.1 Kepatuhan Penanganan Benda Tajam Periode Agustus –


September 2018 di RSU Medimas

120%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
Poliklini
UGD IBS HCU Ranap VK Lab
k
Standar Target
Agustus 80% 33% 100% 50% 50% 50% 66.60% 50%
September 80% 50% 100% 66.60% 66.60% 50% 66.60% 50%
Oktober 80% 50% 100% 100% 66.60% 100% 83.30% 66.60%

Berdasarkan tabel dan grafik 8.1 tentang kepatuhan penanganan


benda tajam periode Agustus – September di RSU Medimas Cirebon
didapatkan bahwa hampir keseluruhan unit masih kurang patuh dalam
penanganan benda tajam. Unit yang patuh hanya Instalansi Bedah Sentral
(IBS) sebesar 100% sedangkan unit yang terendah tingkat kepatuhannya
adalah UGD sebesar 44,43%.

9. MONITORING TERTUSUK JARUM


Kejadian tertusuk jarum adalah perlukaan anggota tubuh petugas
kesehatan yang diakibatkan karena robekan atau tusukan dari needle
atau jarum atau benda tajam lainnya. Monitoring ini dilakukan setiap hari
dan dievaluasi setiap 3 bulan sekali.

Laporan Surveilans Triwulan Periode Oktober – Desember 2019


Tabel 9.1 Angka Kejadian Tertusuk Jarum Periode Agustus –
September 2018
di RSU Medimas

Bulan Jumlah Petugas yang Tertusuk Jarum


UGD IBS HCU Ranap VK Radio Lab Farmasi Poliklinik
Agustus 0 0 0 0 0 0 0 0 0
September 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Oktober 0 0 0 1 0 0 0 0 0

Grafik 9.1 Angka Kejadian Tertusuk Jarum Periode Agustus –


September 2018
di RSU Medimas

1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
Far Poli
UG Ran Radi
IBS HCU VK Lab mas klini
D ap o
i k
Jumlah Petugas yang Tertusuk Jarum
Agustus 0 0 0 0 0 0 0 0 0
September 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Oktober 0 0 0 1 0 0 0 0 0

Berdasarkan tabel dan grafik 9.1 tentang angka kejadian tertusuk


jarum periode Agustus – September di RSU Medimas Cirebon didapatkan
bahwa hanya terdapat 1 orang yang kejadian tertusuk jarum di ruang
perawatan atas pada bulan Oktober.

10. MONITORING KEPATUHAN HAND HYGIENE DOKTER, PERAWAT


DAN BIDAN

Hand hygiene adalah istilah yang digunakan untuk mencuci tangan


menggunakan antiseptik pencuci tangan. Pada tahun 2009 WHO
mencetuskan global patient safety challenge dengan clean care is safe
care, yaitu merumuskan inovasi strategi penerapan hand hygiene untuk
perawat di ruang perawatan dengan My five moments for hand hygiene
atau lebih dikenal dengan 5 momen cuci tangan adalah melakukan cuci
tangan saat :
1. Sebelum bersentuhan dengan pasien
2. Sebelum melakukan prosedur bersih/steril
3. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien resiko tinggi
4. Setelah bersentuhan dengan pasien
5. Setelah bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasien

Laporan Surveilans Triwulan Periode Oktober – Desember 2019


Tabel 10.1 Prosentase Kepatuhan Hand Hygiene Dokter, Perawat, dan
Bidan
Periode Agustus - Oktober 2018 di RSU Medimas Cirebon

Bulan Standar Hasil

Dokter Perawat Bidan Tenaga


kesehatan
lainnya(RM,
Laboran,
Farmasi)

Agustus 60% 20% 35% 45% 40%

September 60% 43,05% 33% 46,5% 43,7%

Oktober 60% 44,34% 50,5% 46,2% 74,5

Rata-rata 35,8% 39,5% 45,9% 52,73%

Berdasarkan tabel diatas, angka kepatuhan hand hygiene yang


tertinggi pada bulan Oktober pada tenaga kesehatan lainnya sebesar 74,5%,
sedangkan untuk angka kepatuhan terendah pada bulan Juli pada Dokter
sebesar 20%. Angka tersebut masih dibawah standar sehingga dianggap
kepatuhan hand hygiene tidak patuh.

Grafik 10.1 Presentase Kepatuhan Hand Hygiene Dokter, Perawat, dan


Bidan
Periode Agustus - Oktober 2018 di RSU Medimas Cirebon

80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Agustus September Oktober
Standar 60% 60% 60%
Hasil Dokter 20% 43.05% 44.34%
Hasil Perawat 35% 33% 50.50%
Hasil Bidan 45% 46.50% 46.20%
Hasil Tenaga
40% 43.70% 74.50%
kesehatan lainnya

Laporan Surveilans Triwulan Periode Oktober – Desember 2019


Berdasarkan grafik 10.1 angka kepatuhan hand hygiene pada tenaga
kesehatan dokter, perawat, tenaga kesehatan lainnya (seperti rekam medik,
laboran, dan farmasi) dan bidan terjadi peningkatan. Angka kepatuhan
tertinggi pada tenaga kesehatan lainnya sebesar 74,5% pada bulan Oktober.
Sedangkan untuk angka terendah pada tenaga kesehatan dokter di bulan
Agustus sebesar 20%. Walaupun pada grafik tersebut melihatkan adanya
peningkatan, namun karena presentase masih kurang dari standar yaitu
60%, maka dianggap masih kurang.

Tabel 10.2 Prosentase Kepatuhan Hand Hygiene Perawat, Tenaga


Kesehatan Lainnya dan Bidan Berdasarkan 5 Moment Periode Agustus -
Oktober 2018 di RSU Medimas Cirebon

Moment Standar Hasil


Perawat Bidan Tenaga
Medis
Lainnya
Sblm Kontak 60% 6,6% 10% 20%
PS
Sblm Tind. 60% 10,6% 20% 0%
Aseptik
Stlh Terkena 60% 66% 80% 90%
cairan PS
Stlh Kontak 60% 66% 70% 80%
PS
Stlh kontak 60% 29,3% 20% 20%
lingkungan
Rata-rata 35,64% 40% 42%

Berdasarkan tabel 10.2 Angka presentase kepatuhan hand hygine


perawat, bidan dan tenaga medis lainnya berdasarkan five moment masih
kurang. Dimana hampir pada moment 1, 2, dan 5 tidak dilakukan. Pada
moment 1 didapatkan angka 6,6% untuk perawat 10% untuk bidan dan 20%
untuk tenaga medis lainnya. Pada moment 2 didapatkan angka 10,6% untuk
perawat, 20% untuk bidan dan 0% untuk tenaga medis lainnya. Pada
moment 3 didapatkan angka 66% untuk perawat, 80% untuk bidan dan 90 %
untuk tenaga medis lainnya. Pada moment 4 didapatkan angka 66% untuk
perawat, 70% untuk bidan dan 80% untuk tenaga medis lainnya. Pada
moment 5 didapatkan angka 29,3% untuk perawat, dan 20% untuk bidan dan
tenaga medis lainnya.

Grafik 10.2 Prosentase Kepatuhan Hand Hygiene Perawat, dan Bidan


Berdasarkan 5 Moment Periode Agustus – Oktober 2018 di RSU
Medimas Cirebon

Laporan Surveilans Triwulan Periode Oktober – Desember 2019


100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Stlh
Sblm Sblm Stlh Stlh
kontak
Kontak Tind. Terkena Kontak
lingkung
PS Aseptik cairan PS PS
an
Standar 60% 60% 60% 60% 60%
Hasil Perawat 6.60% 10.60% 66% 66% 29.30%
Hasil Bidan 10% 20% 80% 70% 20%
Hasil Tenaga Medis
20% 0% 90% 80% 20%
Lainnya

Berdasarkan grafik 10.2 Angka presentase kepatuhan hand hygine


perawat, tenaga medis lainnya dan bidan berdasarkan five moment masih
kurang. Dimana hampir pada moment 1, 2, dan 5 tidak dilakukan. Hanya
moment 3 dan 4 yaitu moment setelah terkena cairan pasien dan setelah
kontak dengan pasien yang perawat dan bidan lakukan. Angka tersebut
masih dibawah standar sebesar >60% sehingga kepatuhannya dianggap
kurang.

Tabel 10.3 Prosentase Kepatuhan Hand Hygiene Dokter Berdasarkan 5


Moment Periode Agustus - Oktober 2018 di RSU Medimas Cirebon

Moment Standar Hasil


Dokter
Sblm Kontak PS 60% 16,76%
Sblm tindakan 60% 14,43%
Stlh Terkena 60% 57,36%
cairan PS
Stlh Kontak PS 60% 72,20%
Stlh kontak 60% 20,67%
lingkungan

Berdasarkan tabel 10.3 Angka presentase kepatuhan hand hygine


dokter berdasarkan five moment masih kurang. Dimana hampir pada
moment 1,2 dan 5 tidak dilakukan. Pada moment 1 sebelum kontak pada
pasien didapatkan angka 16,76%. Pada moment 2 sebesar 14,43% moment
3 sebesar 57,36%. Pada moment 4 setelah kontak dengan pasien
didapatkan angka 72,20%. Pada moment 5 setelah kontak dengan
lingkungan pasien didapatkan angka 20,67%.

Grafik 10.3 Prosentase Kepatuhan Hand Hygiene Dokter Berdasarkan 5


Moment Periode Agustus - Oktober 2018 di RSU Medimas Cirebon

Laporan Surveilans Triwulan Periode Oktober – Desember 2019


80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Stlh Stlh
Sblm Sblm Stlh
Terkena kontak
Kontak PS tindakan Kontak PS
cairan PS lingkungan
Standar 60% 60% 60% 60% 60%
Hasil Dokter 16.76% 14.43% 57.36% 72.20% 20.67%

Berdasarkan grafik 10.3 Angka presentase kepatuhan hand hygine


dokter berdasarkan five moment masih kurang. Dimana hampir pada
moment 1,2 dan 5 tidak dilakukan. Hanya moment 4 yaitu moment setelah
kontak dengan pasien yang dokter lakukan. Angka tersebut masih dibawah
standar sebesar >60% sehingga kepatuhannya dianggap kurang.

Laporan Surveilans Triwulan Periode Oktober – Desember 2019


RENCANA TINDAK LANJUT

STUDY
PLAN DO ACTION

Pendekatan
ANALISIS REKOMENDASI
System

Lakukan edukasi ulang tentang


Berdasarkan Kami mengamati SPO kebersihan tangan baik SPO
angka kepatuhan hand rub maupun hand wash HH
Perawat, dokter, Struktur
kepatuhan dan bidan dalam sudah ada
HH dokter,
perawat melakukan HH
dan bidan saat bertugas
pada triwulan pada masih
III tahun Hasil monitoring ketersediaan
2018 kurang sehingga Lakukan audit fasilitas kebersihan
di RSU fasilitas kebersihan tangan di
Medimas
belum perlu diberikan area perawatan sudah tangan setiap 3 bulan Melakukan audit faslitas
Mencapai memadai
target. motivasi agar HH tiap bulan
Oleh karena kepatuhan HH ini
itu kami dapat

berencana ditingkatkan. Kurangnya kesadaran Lakukan edukasi dan motivasi edukas


individu yang Melakukan i dan
Untuk
meningkatka tentang pentingnya HH 5 lebih intensif ke perawat jaga untuk memberikan motivasi
n Proses
moment melakukan kebersihan tangan kepada petugas untuk
kepatuhan meningkatka
HH dokter, n kepatuhan
Laporan Surveilans Triwulan Periode Oktober – Desember 2019 7
perawat HH 5
moment
dan bidan
pada triwulan Menambah fasilitas HR pada tiap
berikutnya. tempat tidur pasien
Memberikan informasi
hasil
Informasikan hasil uji kuman
uji kuman pre dan post HH
Uji kuman sebelum HH dan
melalui medsos (wa grup)
sesudah HH telah dilakukan

oleh pihak kesling

Outcome Kisaran capaian indicator Ka.Inst. RI/RJ, pihak Keperawatan Akan dilakukan evaluasi
kepatuhan HH 5 moment di dan pihak lain yang terkait pada triwulan III tahun
RSU Medimas membuat 2018
pada triwulan II tahun 2018 ketetapan agar semua perawat dan
belum mencapai target ≥ 60
% bidan aktif dalam kegiatan/
pelaksanaan HH 5 moment

Laporan Surveilans Triwulan Periode Oktober – Desember 2019 8


Laporan Surveilans Triwulan Periode Oktober – Desember 2019 9
11. MONITORING KETERSEDIAAN DAN KEBERSIHAN FASILITAS HH

Fasilitas cuci tangan adalah sarana cuci tangan yang dapat


memudahkan dan melancarkan Dokter, bidan, perawat, dan tenaga
kesehatan lainnya di RSU Medimas untuk melakukan cuci tangan 6
langkah dan 5 momen cuci tangan. Materi penilaian ketersediaan
fasilitas hand hygine berupa :
a. Tersedia sabun cair antiseptik di setiap wastafel
b. Tersedia tissue di setiap wastafel
c. Wastafel bebas dari peralatan yang tidak tepat
d. Fasilitas cuci tangan bersih (wastafel/botol cairan antiseptik)
e. Ada tempat sampah di bawah wastafel
f. Tersedia handrub di setiap ruangan
g. Tersedia poster kebersihan tangan
h. Label tanggal pengisian pada botol hanrub/ cairan antiseptic

Tabel 11.1 Prosentase Ketersediaan Fasilitas Hand Hygiene Pada


Setiap Unit
Periode Agustus - Oktober 2018 di RSU Medimas Cirebon

Unit Standar Hasil


IGD 80% 80%
POLI 80% 100%
VK 80% 80%
IBS 80% 100%
HCU 80% 90%
Ranap Atas 80% 65%
VIP 80% 80%
Laboratorium 80% 100%
Farmasi 80% 100%
Radiologi 80% 100%
Staff 80% 80%

Berdasarkan tabel 11.1 hasil monitoring ketersediaan fasilitas hand


hygiene sudah baik. Terutama pada unit IBS, poliklinik, laboratorium, farmasi
dan radiologi sudah terpasang semua handrub maupun handwash. Namun
didapatkan pada unit perawatan atas masih belum mencapai target yaitu
sebesar 65%.

Grafik 11.1 Prosentase Ketersediaan Fasilitas Hand Hygiene Pada


Setiap Unit
Periode Agustus - Oktober 2018 di RSU Medimas Cirebon

Laporan Surveilans Triwulan Periode Oktober – Desember 2019


120%
100%
Axis Title 80%
60%
40%
20%
0%
Lab
Ran Far Radi
orat Staf
IGD POLI VK IBS HCU ap VIP mas olog
oriu f
Atas i i
m
Standar 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80%
Hasil 80% 100% 80% 100% 90% 65% 80% 100% 100% 100% 80%

Berdasarkan grafik 11.1 hasil monitoring ketersediaan fasilitas hand


hygiene sudah sangat baik. Terutama pada unit IBS, poliklinik, laboratorium,
farmasi dan radiologi sudah terpasang semua handrub maupun handwash.
Angka tersebut sudah memenuhi standar yang ditetapkan yaitu sebesar
80%. Namun didapatkan pada unit perawatan atas masih belum mencapai
target yaitu sebesar 65%.

Laporan Surveilans Triwulan Periode Oktober – Desember 2019


RENCANA TINDAK LANJUT

Plan DO Study Action


Pendekatan sistem Analisis Rekomendasi
Berdasarkan data Kami mengamati Struktur Koordinasi dengan Dibuatkan SPO
hasil monitoring fasilitas di perawatan SPO tentang bagian unit terkait tentang perawatan
ketersediaan fasilitas atas masih belum perawatan fasilitas SPO pembersihan fasilitas HH
Hand Hygiene di RSU tercapai dimana HH belum ada wastafel
Medimas periode belum tersedia Proses Ketidakcapaian ini Koordinasi dengan Melakukan koordinasi
Agustus - Oktober fasilitas hand rub disebabkan oleh petugas kebersihan dengan koordinator
2018 hampir seluruh disetiap bed pasien. karena fasilitas agar ada jadwal kebersihan agar
unit sudah mencapai wastafel kotor, pembersihan rutin pembersihan wastafel
target >80% namun fasilitas hand rub fasilitas HH, terjadwal, pengadaan
untuk perawatan beberapa belum koordinasi dengan hand rub yang
ranap atas belum tersedia di setiap bagian logistik untuk kurang, penggantian
mencapai target yang bed pasien dan pengadaan handrub sabun cuci tangan
ditentukan, oleh sabun yang dengan sabun
karena itu kami digunakan bukan antibakterial
berencana untuk sabun antibakterial
meningkatkan target Outcome Kisaran capaian Ka. Instalansi, Melakukan monitoring
capaian tersebut. indikator fasilitas HH Kesling, dan pihak – dan evaluasi ulang
di RSU Medimas pihak terkait membuat setiap bulan
periode Juli – ketetapan agar
September belum petugas menjaga
semua unit mencapai kebersihan HH
target >80%

Laporan Surveilans Triwulan Periode Oktober – Desember 2019 1


Laporan Surveilans Triwulan Periode Oktober – Desember 2019 2
RENCANA TINDAK LANJUT

Plan DO Study Action


Pendekatan sistem Analisis Rekomendasi
Berdasarkan data Kami mengamati Struktur SPO tentang Koordinasi dengan Dibuatkan SPO
hasil monitoring fasilitas ketersediaan pemakaian APD bagian unit terkait tentang perawatan
ketersediaan fasilitas APD belum lengkap yang tepat sudah SPO pemakaian APD fasilitas HH
dan kepatuhan dan petugas belum ada yang tepat
penggunaan alat tepat dalam Proses Ketidakcapaian ini Edukasi ulang Melakukan koordinasi
pelindung diri (APD) penggunaan APD. disebabkan oleh petugas tentang cara dengan koordinator
di RSU Medimas karena ketersediaan pemakaian APD yang kebersihan agar
periode Juli – APD belum lengkap benar dan tepat pembersihan wastafel
September 2018 berupa handscoon terjadwal, pengadaan
belum mencapai untuk cleaning hand rub yang
target, oleh karena itu service belum kurang, penggantian
kami berencana untuk tersedia sehingga sabun cuci tangan
meningkatkan target mereka meminta dengan sabun
capaian tersebut. kepada setiap unit, antibakterial
petugas melakukan
tindakan
menggunakan atau
tidak menggunakan
APD sebagaimana
mestinya,
Masih ada yang
memasang infus
tidak menggunakan

Laporan Surveilans Triwulan Periode Oktober – Desember 2019 1


sarung tangan
bersih, petugas
memakai masker
dengan tidak tepat.
Outcome Kisaran capaian Ka. Inst. RI/ RJ, Ka. Melakukan monitoring
indikator fasilitas dan Bid. Keperawatan, dan evaluasi ulang
kepatuhan APD di Bidan, Kesling dan setiap bulan
RSU Medimas petugas cleaning
periode Juli – service aktif dalam
September belum edukasi dan
semua unit mencapai monitoring
target >80% kepatuhan
penggunaan APD
sesuai indikasi.

Laporan Surveilans Triwulan Periode Oktober – Desember 2019 2


Laporan Surveilans Triwulan Periode Oktober – Desember 2019 3
BAB IV
EVALUASI DAN SARAN
I. EVALUASI
1. Keperawatan
Manset tensi belum ada penggantian dan tidsk pernah dibersihkan
2. Instalasi Gizi
Suhu ruangan belum tercapai sesuai target
3. Instalasi Linen dan Laundry
Pelaksanaan kegiatan diinstalasi linen laundry sudah sesuai SPO.
4. Instalasi IBS
Alur penempatan pasien masuk dan keluar masih satu pintu.
5. Program kesehatan karyawan berkaitan dengan pemberian
vaksinasi belum dilaksanakan secara bertahap.
6. Tidak ditemukan Kejadian Luar Biasa ( KLB ) selama periode Juli -
September tahun 2018.
7. Kegiatan diklat dengan menyelenggarakan PPI Dasar bagi
karyawan.
8. Adanya kegiatan konstruksi dan renovasi pembangunan gedung
CSSD, Ruang dekontaminasi di IGD, dan Ruang Isolasi di IGD
telah dilakukan kajian resiko infeksi ( ICRA ).
9. Sismadak belum berjalan.
10. Penggunaan antimikroba yang rasional belum berjalan dengan
baik sehingga belum didapatkan pola resistensi kuman di RSU
Medimas Cirebon.

II. SARAN
1. Diperlukan peran lebih aktif IPCLN untuk menyokong
berlangsungnya kegiatan surveilans Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di ruangan –ruangan .
2. Diperlukan mekanisme koordinasi antara panitia PPI, manejemen,
dan instalasi dalam penyelenggaraan kegiatan PPI.
3. Diperlukan pelaksanaan supervisi dan audit secara berkala
mengenai kegiatan-kegiatan
4. Diperlukan komitmen bersama semua element untuk
keberlangsungan program Kegiatan PPI

Laporan Surveilans Triwulan Periode Oktober – Desember 2019


BAB V
PENUTUP

Dari seluruh hasil kegiatan Surveilans Pencegahan dan Pengendalian


Infeksi (PPI) Rumah Sakit Umum Medimas Cirebon yang sudah terlaksana
ini diharapkan dapat ditingkatkan dan dapat membantu dalam memahami
permasalahan-permasalah kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.
Diharapkan pada akhirnya rumah sakit dapat melakukan upaya-upaya
antisipasi terhadap akibat-akibat yang ditimbulkan, yang juga dapat
meningkatkan mutu rumah sakit.
Semoga laporan kegiatan ini di bulan berikutnya dapat lebih
menggambarkan permasalahan dan cara penaggulangan secara
komprehensif.

Cirebon, 01 Oktober 2018

IPCN Ketua TIM PPIRS


RSU Medimas Cirebon RSU Medimas Cirebon

Atmi, Amd.Kep
dr. Yuke Putri

Mengetahui,
Direktur RSU Medimas Cirebon

drg. Mia Amalia, Sp.Ort

Laporan Surveilans Triwulan Periode Oktober – Desember 2019


Laporan Surveilans Triwulan Periode Oktober – Desember 2019

Anda mungkin juga menyukai