Anda di halaman 1dari 18

Makalah Fiber Optik

Nama : Usamah Abdul Matin


No.Absen : 32
Kelas : XII TKJ 1
Mata Pelajaran : Teknik Layanan Jaringan

SMK MUHAMMADIYAH KUDUS


Jalan Kudus-Jepara KM.3, Prambatan Lor, Kaliwungu, Bendaran, Prambatan Lor,
Kec. Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah 59361
Sejarah Fiber Optik
Penggunaan cahaya sebagai pembawa informasi sebenarnya sudah banyak digunakan
sejak zaman dahulu, baru sekitar tahun 1930-an para ilmuwan Jerman mengawali eksperimen
untuk mentransmisikan cahaya melalui bahan yang bernama serat optik. Percobaan ini juga
masih tergolong cukup primitif karena hasil yang dicapai tidak bisa langsung dimanfaatkan,
namun harus melalui perkembangan dan penyempurnaan lebih lanjut lagi. Perkembangan
selanjutnya adalah ketika para ilmuawan Inggris pada tahun 1958 mengusulkan prototipe serat
optik yang sampai sekarang dipakai yaitu yang terdiri atas gelas inti yang dibungkus oleh gelas
lainnya. Sekitar awal tahun 1960-an perubahan fantastis terjadi di Asia yaitu ketika para
ilmuwan Jepang berhasil membuat jenis serat optik yang mampu mentransmisikan gambar.
Di lain pihak para ilmuwan selain mencoba untuk memandu cahaya melewati gelas (serat optik)
namun juga mencoba untuk ”menjinakkan” cahaya. Kerja keras itupun berhasil ketika sekitar
1959 laser ditemukan. Laser beroperasi pada daerah frekuensi tampak sekitar 1014 Hertz-15
Hertz atau ratusan ribu kali frekuensi gelombang mikro.

Pada awalnya peralatan penghasil sinar laser masih serba besar dan merepotkan. Selain
tidak efisien, ia baru dapat berfungsi pada suhu sangat rendah. Laser juga belum terpancar lurus.
Pada kondisi cahaya sangat cerah pun, pancarannya gampang meliuk-liuk mengikuti kepadatan
atmosfer. Waktu itu, sebuah pancaran laser dalam jarak 1 km, bisa tiba di tujuan akhir pada
banyak titik dengan simpangan jarak hingga hitungan meter.

Sekitar tahun 60-an ditemukan serat optik yang kemurniannya sangat tinggi, kurang dari
1 bagian dalam sejuta. Dalam bahasa sehari-hari artinya serat yang sangat bening dan tidak
menghantar listrik ini sedemikian murninya, sehingga konon, seandainya air laut itu semurni
serat optik, dengan pencahayaan cukup mata normal akan dapat menonton lalu-lalangnya
penghuni dasar Samudera Pasifik.

Seperti halnya laser, serat optik pun harus melalui tahap-tahap pengembangan awal.
Sebagaimana medium transmisi cahaya, ia sangat tidak efisien. Hingga tahun 1968 atau
berselang dua tahun setelah serat optik pertama kali diramalkan akan menjadi pemandu cahaya,
tingkat atenuasi (kehilangan)-nya masih 20 dB/km. Melalui pengembangan dalam teknologi
material, serat optik mengalami pemurnian, dehidran dan lain-lain. Secara perlahan tapi pasti
atenuasinya mencapai tingkat di bawah 1 dB/km.

Kronologi Perkembangan Serat Optik


 1917 Albert Einstein memperkenalkan teori pancaran terstimulasi dimana jika ada atom dalam
tingkatan energi tinggi
 1954 Charles Townes, James Gordon, dan Herbert Zeiger dari Universitas Columbia USA,
mengembangkan maser yaitu penguat gelombang mikro dengan pancaran terstimulasi, dimana
molekul dari gasamonia memperkuat dan menghasilkan gelombang elektromagnetik. Pekerjaan
ini menghabiskan waktu tiga tahun sejak ide Townes pada tahun 1951 untuk mengambil
manfaat dari osilasifrekuensi tinggi molekular untuk membangkitkan gelombang dengan
panjang gelombang pendek pada gelombang radio.
 1958 Charles Townes dan ahli fisika Arthur Schawlow mempublikasikan penelitiannya yang
menunjukan bahwa maser dapat dibuat untuk dioperasikan pada daerah infra merah dan
spektrum tampak, dan menjelaskan tentang konsep laser.
 1960 Laboratorium Riset Bell dan Ali Javan serta koleganya William Bennett, Jr., dan Donald
Herriott menemukan sebuah pengoperasian secara berkesinambungan dari laser helium-neon.
 1960 Theodore Maiman, seorang fisikawan dan insinyur elektro dari Hughes Research
Laboratories, menemukan sumber laser dengan menggunakan sebuah kristal batu rubi sintesis
sebagai medium.
 1961 Peneliti industri Elias Snitzer dan Will Hicks mendemontrasikan sinar laser yang
diarahkan melalui serat gelas yang tipis(serat optik). Inti serat gelas tersebut cukup kecil yang
membuat cahaya hanya dapat melewati satu bagian saja tetapi banyak ilmuwan menyatakan
bahwa serat tidak cocok untuk komunikasi karena rugi rugi cahaya yang terjadi karena
melewati jarak yang sangat jauh.
 1961 Penggunaan laser yang dihasilkan dari batu Rubi untuk keperluan medis di Charles
Campbell of the Institute of Ophthalmology at Columbia-Presbyterian Medical Center dan
Charles Koester of the American Optical Corporation menggunakan prototipe ruby laser
photocoagulator untuk menghancurkan tumor pada retina pasien.
 1962 Tiga group riset terkenal yaitu General Electric, IBM, dan MIT’s Lincoln Laboratory
secara simultan mengembangkan gallium arsenide laser yang mengkonversikan energi listrk
secara langsung ke dalam cahaya infra merah dan perkembangan selanjutnya digunakan untuk
pengembangan CD dan DVD player serta penggunaan pencetak laser.
 1963 Ahli fisika Herbert Kroemer mengajukan ide yaitu heterostructures, kombinasi dari lebih
dari satu semikonduktor dalam layer-layer untuk mengurangi kebutuhan energi untuk laser dan
membantu untuk dapat bekerja lebih efisien. Heterostructures ini nantinya akan digunakan
pada telepon seluler dan peralatan elektronik lainnya.
 1966 Charles Kao dan George Hockham yang melakukan penelitian di Standard
Telecommunications Laboratories Inggris mempublikasikan penelitiannya tentang kemampuan
serat optik dalam mentransmisikan sinar laser yang sangat sedikit rugi-ruginya dengan
menggunakan serat kaca yang sangat murni. Dari penemuan ini, kemudian para peneliti lebih
fokus pada bagaimana cara memurnikan bahan serat kaca tersebut.
 1970 Ilmuwan Corning Glass Works yaitu Donald Keck, Peter Schultz, dan Robert Maurer
melaporkan penemuan serat optik yang memenuhi standar yang telah ditentukan oleh Kao dan
Hockham. Gelas yang paling murni yang dibuat terdiri atas gabungan silika dalam tahap uap
dan mampu mengurangi rugi-rugi cahaya kurang dari 20 decibels per kilometer, yang
selanjutnya pada 1972, tim ini menemukan gelas dengan rugi-rugi cahaya hanya 4 decibels per
kilometer. Dan juga pada tahun 1970, Morton Panish dan Izuo Hayashi dari Bell Laboratories
dengan tim Ioffe Physical Institute dari Leningrad, mendemontrasikan laser semikonduktor
yang dapat dioperasikan pada temperatur ruang. Kedua penemuan tersebut merupakan
terobosan dalam komersialisasi penggunaan fiber optik.
 1973 John MacChesney dan Paul O. Connor pada Bell Laboratories mengembangkan
proses pengendapan uap kimia ke bentuk ultratransparent glass yang kemudian menghasilkan
serat optik yang mempunyai rugi-rugi sangat kecil dan diproduksi secara masal.
Proses pengendapan uap kimia untuk memodifikasi serat optik

 1975 Insinyur pada Laser Diode Labs mengembangkan Laser Semikonduktor, laser komersial
pertama yang dapat dioperasikan pada suhu kamar.
 1977 Perusahaan telepon memulai penggunaan serat optik yang membawa lalu lintas
telepon. GTE membuka jalur antara Long Beach dan Artesia, California, yang menggunakan
transmisi LED. Bell Labs mendirikan sambungan yang sama pada sistem telepon di Chicago
dengan jarak 1,5 mil di bawah tanah yang menghubungkan 2 switching station.
 1980 Industri serat optik benar-benar sudah berkibar, sambungan serat optik telah ada di kota
kota besar di Amerika, AT&T mengumumkan akan menginstal jaringan serat optik yang
menghubungkan kota kota antara Boston dan Washington D.C., kemudian dua tahun
kemudianMCI mengumumkan untuk melakukan hal yang sama. Raksasa-raksasa elektronik
macam ITT atau STL mulai memainkan peranan dalam mendalami riset-riset serat optik.
 1987 David Payne dari Universitas Southampton memperkenalkan optical amplifiers yang
dikotori (dopped) oleh elemen erbium, yang mampu menaikan sinyal cahaya tanpa harus
mengkonversikan terlebih dahulu ke dalam energi listrik.
 1988 Kabel Translantic yang pertama menggunakan serat kaca yang sangat transparan, dan
hanya memerlukan repeater untuk setiap 40 mil.
 1991 Emmanuel Desurvire dari Bell Laboratories serta David Payne dan P. J. Mears dari
Universitas Southampton mendemontrasikan optical amplifiers yang terintegrasi dengan kabel
serat optik tersebut. Dengan keuntungannya adalah dapat membawa informasi 100 kali lebih
cepat dari pada kabel dengan penguat elektronik (electronic amplifier).
 1996 TPC-5 merupakan jenis kabel serat optik yang pertama menggunakan penguat optik.
Kabel ini melewati samudera pasifik mulai dari San Luis Obispo, California, ke Guam, Hawaii,
dan Miyazaki, Jepang, dan kembali ke Oregon coast dan mampu untuk menangani 320,000
panggilan telepon.
 1997 Serat optik menghubungkan seluruh dunia, Link Around the Globe (FLAG) menjadi
jaringan kabel terpanjang di seluruh dunia yang menyediakan infrastruktur untuk generasi
internet terbaru.
Jenis Fiber Optik

Fiber optik dibedakan menjadi dua jenis yang didasarkan pada mode transmisinya. Adapun jenis
fiber optik yaitu:

1. Fiber Optik Single Mode

Kabel fiber optik single mode yaitu kabel jaringan yang memiliki transmisi tunggal, sehingga
hanya bisa menyebarkan cahayanya hanya melalui satu inti dalam suatu waktu.

Jenis fiber optik ini memiliki inti berukuran kecil dengan diameter sekitar 9 mikrometer yang
digunakan untuk mentransmisikan gelombang cahaya dari sinar inframerah dengan panjang
gelombang 1300-1550 nanometer.

2. Fiber Optik Multimode

Kabel fiber optik multimode merupakan kabel yang dapat mentransmisikan banyak cahayan dalam
waktu bersamaan karena memiliki ukuran inti besar yang memiliki diameter sekitar 625
mikrometer.

Kabel jenis ini biasanya digunakan untuk keperluan komersial yang pada umumnya diakses
banyak orang. Fiber optik ini mengirimkan sinar inframerah yang memiliki panjang 850-1300
nanometer.

Tipe Kabel Fiber Optik

Berikut ini adalah beberapa tipe kabel fiber optik yang umum digunakan:

1. Tight Buffer (Indoor/Outdoor)


2. Breakout Cable (Indoor/Outdoor)
3. Aerial Cable/Self-Supporting
4. Hybrid & Composite Cable
5. Armored Cable
6. Low Smoke Zero Halogen (LSZH)
7. Simplex cable
8. Zipcord cable
Variabel Single-Mode Multi-Mode

Besar diameter core 5-10 mikrometer 50, 62.5 dan 100 mikrometer

Jenis cahaya Laser infrared LED

Banyak pancaran cahaya Satu Beberapa

Jenis pancaran cahaya 1319 dan 1510 Nanometer 850 dan 1300 nanometer

30-100 kilometer 500 meter - 2 Kilometer


Jarak pancaran cahaya

Bandwidth Up to 10 Gbps Up to 1Gbps

Biaya Cenderung lebih mahal Cenderung lebih murah

Prinsip Kerja Fiber Optik

Kabel fiber optik memiliki cara kerja yang sangat berbeda dengan kebel pada umumnya. Berikut
adalah prinsip kerja fiber optik :

1. Mentransmisikan data dengan cara mengkonversi sinyal listrik yang diperoleh menjadi
gelombang cahaya.

Gelombang cahaya pada kabel fiber optic mampu membawa informasi lebih banyak dan
menyalurkannya ke jarak yang jauh dibanding kabel lain. Hal ini disebabkan bahan baku
yang digunakan merupakan serat kaca murni yang dapat terus memancarkan cahaya
secara terus menerus pada jarak yang tak terbatas.

2. Gelombang cahaya untuk kemudian disalurkan melalui kabel serat optik menuju
penerima/receiver pada ujung dari serat kabel optic lain.

Biasanya dalam sepanjang perjalanannya menuju receiver, akan mengalami beberapa


redaman cahaya di sepanjang kabel optik, sambungan-sambungan kabel dan konektor-
konektor di perangkatnya. Jika jarak transmisi jauh, sebaiknya diberikan sebuah atau
beberapa repeater yang berfungsi untuk memperkuat gelombang cahaya yang telah
mengalami redaman.
3. Pada penerima/receiver sinyal gelombang cahaya ini dikonversi oleh Photo Dioda menjadi
sinnyal elektrik kembali.

Dapat disimpulkan bahwa kabel ini dapat mengurangi masalah gangguan gelombang
frekuensi bahan elektrik, sehingga sangat ideal jika digunakan pada kawasan yang
dikelilingi gelombang elektromagnetik yang tinggi.

Cara Penyambungan Fiber Optik

Prosedur Penyambungan Fiber Optik


 Penyambungan kabel serat optik harus sesuai prosedur
 Penggunaan material dan peralatan harus benar
 Pemasangan saran sambung kecil kabel harus sesuai petunjuk pelaksanaan
 Pengetesan harus dilakukan sesuai penyambungan
 Kesemuanya harus dlaksanakan dengan baik dan benar untuk mendapatkan hasil yang
optimal.
 Penyambungan Kabel.
 Penyambungan Serat.

Bahan - Bahan Untuk Penyambungan Fiber Optik


1. Splicer

Splicer Adalah alat yang digunakan untuk menyambungkan ujung kabel core dengan pigtail atau
ujung kabel core dengan ujung kabel core serta bisa juga untuk penyambungan dua kabel di dalam
joint closure.
2. Heater (Pemanas)

Heater merupakan salah satu alat yang digunakan saat melakukan penyambungan fiber optik yang
berguna untuk memanaskan kabel yang telah menjadi satu, bagian yang terbuka di beri pelindung
kemudian di panaskan dengan heater agar kuat dan tidak mudah lepas

3. Cleaver

Cleaver merupakan alat fiber optik yang di gunakan untuk meratakan ujung kabel FO agar ketika
di hubungkan tidak memiliki loss decibel yang besar.
4. Tang dan Pengupas FO

Alat ini digunakan untuk mengupas atau menguliti kabel fiber optik

5. Tissue dan Alkohol

Alkohol dan Tissue digunakan untuk membersihkan kaca pada kabel fiber optik. Kebersihan kaca
juga mempengaruhi kualitas kebel saat di splicing

Langkah dan Setup Penyambungan

 Bersihkan di seputar lokasi penyambungan.


 Kupas buffer tubes dan bersihkan dengan jelly cleaner.
 Ambil Fibrlok splice dan tempatkan pada splice holding.
 Posisikan lengan penjepit / penyimpan fiber (toggle arms) sesuai peruntukan. Untuk fiber
dengan diameter coating 250 μm, putar kearah dalam. Untuk fiber dengan diameter
coating 900 μm putar kearah luar.

Persiapan Serat Yang Harus Diperhatikan


 Kupas coating sepanjang + 25 mm s/d 51 mm menggunakan mechanicalstripper.
 Bersihkan bare fiber menggunakan tissue alkohol.
 Untuk jenis Fibrlok II 2529 Universal Splice, potong fiber menggunakan fiber cleaver
sepanjang 12,5 mm + 0,5 mm, baik untuk diameter coating 250 μmmaupun 900 μm.
 Periksa panjang potongan fiber menggunakan pengukur panjang potongan fiber 12,5 mm
yang ada pada Fibrlok Assembly Tool.
 Apabila panjang bare fiber tidak sesuai, lakukan pengaturan panjang potongan fiber pada
fiber cleaver proses penyambungan.
 Tempatkan fiber pertama pada tempat penyimpanan fiber dengan cara menjepitkan fiber
pada penggenggam (panjang coating dari bare fiber +6 mm.
 Masukkan ujung fiber pertama dengan cara mendorong ke dalam Fibrlok Splice sampai
berhenti.
 Lakukan hal serupa untuk sisi yang lain (fiber kedua).
 Masukkan ujung fiber kedua dengan cara mendorong ke dalam Fibrlok Splice sampai
ujung fiber pertama dan kedua bersentuhan yang ditandai dengan bergeraknya pada fiber
pertama.
 Setelah kedua ujung fiber bersentuhan, dorong fiber pertama kearah fiberkedua sekali lagi
sampai fiber kedua bergerak. (Hal ini untuk meyakinkan bahwa kedua ujung fiber benar-
benar saling bersentuhan).
 Lakukan pengepresan dengan cara menekan Handle (pada Fibrlok Assembly Tool)
kebawah sampai fibrlok splice berbunyi. Yang perlu diperhatikan padasaat pengaturan
sambungan fiber ke dalam Tray.
 Setelah selesai penyambungan, angkat Fibrlok Splice dari Assembly Tool danmasukkan
ke dalam Tray.
 Saat mengatur serat kedalam tray, perhatikan bending radius serat tidak boleh kurang dari
3 cm.
 Hindari terjadinya puntiran pada serat.
Langkah Penyambungan Fiber Optik
 Langkah paling pertama, silahkan kalian Kupas kulit kabel menggunakan lupsheat cutter,
panjang kupasan disesuaikan dengan jenis penyambungan yang dipakai. Untuk lebih
jelanya, kalian bisa lihat keterangan seperti gambar berikut

 Langkah kedua silahkan kalian ambil salah satu ujung serat optik kemudian kupas
pelindung serat optik (secondary coating) tersebut dengan fiber stripper, panjang ujung
serat optik yang dikupas kurang lebih sekitar 4 cm

 Langkah selanjutnya, silahkan bersihkan ujung serat optik tersebut (hal ini ditujukan untuk
menghilangkan primary coating) dengan tissue yang sudah dibasahi dengan alkohol 90%

 Lakukanlah pemotongan ujung serat optik tersebut dengan fiber cutter/ fiber cleaver, dan
pada tahap ini, kaian harus benar-benar melakukannya dengan rapih

 Dibawah ini adalah ilustrasi sampel hasil pemotongan yang telah dilakukan, didalam
gambar ini juga, saya telah memperlihatkan bagaimana kategori pemotongan yang bagus
dengan hasil pemotongan yang tidak bagus
 Jika hasil pemotongan maupun pembersihan berhasil baik maka proses penyambungan
dapat dilaksanakan, namun bila hasil potongan dan pembersihan tidak baik maka proses
diatas diulangi.
 Laksanakan pemotongan dan pembersihan pada ujung serat optik dari kabel pasangannya
kemudian sambungkan, jangan lupa untuk memasukkan selongsong sambung pada salah
satu serat sebelum penyambungan serat kabel tersebut. Pemotongan dan pembersihan
dilaksanakan satu per satu setelah fiber sebelumnya disambungkan, perhatikan kode warna
dari masing-masing serat optik jangan sampai tertukar.
 Untuk fusion splicer yang berjalan otomatis bila hasil pemotongannya baik maka tidak
akan keluar message error pada layar monitor.

Bagian dan Struktur Fusion Splicer


Bagian Bagian Fusion Splicing
1. Struktur fusion splicer.
2. Proses fusion splicing.
3. Kualitas sambungan.
4. Perkiraan fusion splicing.
5. Pemeliharaan fusion splicer.

Struktur Fusion Splicer


1. Alur v dan klem.
2. Mikro positioned dan sensor.
3. Elektroda.
4. Sistem sensor yang berisi kaca dan lensa.
Penggunaan Fusion Splicer
 Setelah persiapan penyambungan dilaksanakan, lakukan set-up pada fusion splicing
machine
 Nyalakan fusion splicing machine dengan memindahkan posisi switch on sampai lampu
pilot menyala
 Buka canopy sehingga lampu pilot padam, tarik kunci chuck sehingga kedua mekanikan
chuck terbuka
 Tempatkan kedua serat optik yang akan disambung pada V-groove dari setiap mekanikal
chuck dari splicing machine. ( Pada saat penempatan serat optik harus tepat pada lekuk V-
groove dan jangan menyentuh benda apapun )
 Tutup mekanikal chuck secara perlahan sehingga serat tadi terjepit oleh mekanikal chuck
 Tutup canopy kemudian tekan tombol set sehingga fusion splicing melakukan aligmentnya
secara otomatis dan melaksanakan peleburan
 Jika peleburan telah selesai buka canopy dan pindahkan fiber tersebut ke alat heater
kemudian geser splice protector tepat ditengah-tengah sambungan
 Periksa hasil penyambungan dengan melihat layar monitor

 Jika penyambungan berhasil dengan baik maka periksa redaman yang terjadi pada
sambungan tersebut (batas maksimal redaman 0,2 dB/splice). jika hasil redaman melebihi
batas, penyambungan dapat diulang kembali.
Penggunaan OTDR dan Power Meter

A. Apa itu OTDR?


OTDR (Optical Time Domain Reflectometer) dipakai untuk mendapatkan gambaran visual dari
redaman serat optik sepanjang sebuah link yang diplot pada sebuah layar, dengan jarak
digambarkan pada sumbu X dan redaman pada sumbu Y.

1. Objek OTDR

 Panjang kabel optik dalam haspel dan jarak kabel optik


 setelah digelar (di-install).
 Lokasi keretakan, bending, dan ujung link.
 Loss tiap-tiap sambungan, baik fusion splice ataupun
 mekanikal splice.
 Loss antara 2 titik.
 Return loss.
2. Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Menggunakan OTDR

 Jangan melihat laser secara langsung, karena berbahaya


 bagi mata.
 Konektor harus bersih, agar didapat hasil yang benar.
 Tegangan catuan yang diijinkan.
 Penanganan kabel konektor.
 Kondisi lingkungan alat.
 Kemampuan spesifik dari peralatan.

3. Setting OTDR
Dalam mengoperasikan OTDR, sebelum pengukuran perlu dilakukan Setting beberapa parameter
meliputi :

 Setting IOR (Index Of Refraction).


 Pemilihan panjang gelombang laser.
 Pemilihan rentang jarak (Distance range).
 Pemilihan lebar pulsa (Pulse width).
 Setting attenuation.
 On / Off laser.

B. Pengukuran Kabel Serat Optik Menggunakan OPM


1. Prinsip Kerja OPM

 Prinsip pengukuran dengan power meter digunakan untuk menentukan Redaman total saluran
(total loss) kabel serat optik secara akurat.
 Redaman serat optik merupakan fungsi panjang
gelombang, maka pengukuran harus dilakukan sesuai dengan panjang gelombang pada
perangkat transmisi.
2. Pengukuran dalam satuan decibel (dB)
Dengan menggunakan rumusan decibel diperoleh:
L(dB) = 10 log (daya masukan / daya keluaran).
L(dB) = 10 x log (0,1 mW / 0,05 mW).
L(dB) = 3 dB.

Disini dapat disimpulkan bahwa bila daya yang dimasukkan pada saluran, dan pada keluarannya
daya tinggal separuhnya maka daya tersebut teredam sebesar 3 dB.

Hasil yang sama pada loss dapat dicapai dengan menggunakan satuan dBm.
Pada contoh sebelumnya daya masuk 0,1 mW dikonversikan kedalam bentuk satuan dBm :
10 Log 0,1 = 10 x (-1) = -10 dBm.
Sedangkan daya yang diterima dari keluaran serat optik 0,05 mW dikonversikan kedalam bentuk
satuan dBm :
10 Log 0,05 = 10 x (-1,3) = -13 dBm
.
Oleh karena itu loss cahaya = -10 dBm -(-13 dBm) = 3 dB

3. Fungsi dan Alat ukur OPM

Optical Power Meter berfungsi untuk mengukur :


1. Rugi-rugi Patch Cord
2. Pengukuran Total Loss Link Kabel Serat Optik
Dalam pelatihan ini akan digunakan OPM Yokogawa AQ-2160.01 dan AQ-2160.02
Cara Mendeteksi Putus Fiber Optik
Untuk mengetahui sebuah FO itu putus atau tidak.. digunakan sebuah alat yang bernama
OTDR (Optical Domain Reflectometer) yaitu suatu alat yang akan mengirimkan sinar laser pada
sebuah core FO, selain digunakan untuk melihat putusnya kabel FO alat ini digunakan untuk
mengecek distance pada FO sebelum menggunakan alat ini perlu diset dulu antara lain label
(dalam kasus ini Blg-Smpng karena saya mengukur dari sisi blega terlebih dahulu) berapa limit
panjang yang akan kita ukur karena dalam contoh kasus dari blega ke sampang maka OTDR
saya set dengan limit panjang 42Km (harus lebih panjang dari jarak sebenarnya) setelah itu
masukkan ujung FO yang dari OTDR ke terminal FO yang ada pada Optical Terminal Box
setelah yakin tertancap dengan benar silahkan menekan tombol setelah itu akan muncul grafik
yang menunjukkan distance dari FO tersebut

Apabila garisnya lurus maka dapat dipastikan tidak ada gangguan dan sebaliknya apabila
FO itu putus maka grafi ini juga akan putus dan akan ditunjukkan terjadinya putus di Km
berapa setelah proses pengambilan grafik ini akan ditampilkan kembali data2 tentang distance
seperti gambar berikut

Disini akan ditunjukkan berapa besar distance pada FO dan terjadi pada Km keberapa
biasanya distance harus dibawah 0.1 apabila encapai limit 0.1 maka harus diadakn repair pada
kabel FO, biasanya distance yang besar ini ditemukan pada sambungan dan kabel yang terpelintir
(dalam kasus ini sambungan berada pada setiap 3Km dan sambungan tersebut dibungkus dengan
Universal Clorur ato UC).
Catatan :

 Lakukan pengecekan ini sesuai banyaknya core (dlm kasus ini ada 24 core)

 Pengukuran ini dilakukan dari dua sisi yaitu dari TELKOM blega ke TELKOM sampang
dan dari TELKOM sampang ke TELKOM blega hasil dari pengukuran dari kedua sisi ini
biasanya tidak akan sama distancenya makanya untuk menghitungnya jika distancenya
besar akan ditambahkan dengan hasil pengukuran dari sisi lainnya kemudian dibagi 2 dan
hasilnya harus dibawah 0.1

Anda mungkin juga menyukai