Anda di halaman 1dari 11

Tugas dan kekuasaaan majelis umum dapat dibagi dalam 8 golongan,

yaitu mengenai:

1. pelaksaan perdamaian dan keamanan internasional;


2. kerja sama dilapangan perekonomian dan masyarakat
internasional;
3. sistem perwakilan internasional;
4. keterangan-keterangan mengenai daerah-daerah yang belum
mempunyai pemerintah sendiri;
5. urusan keuangan;
6. penerapan keanggotaan dan penerimaan anggota;
7. perubahan piagam;
8. hubungan dengan alat-alat perlengkapan lain;

Tugas dan Kekuasan dari Dewan Keamanan PBB meliputi :

 menyelesaikan sengketa atau permasalahan yang terjadi di kancah


internasional melalui jalan damai
 mengambil dan merencakan tindakan pencegahan untuk menjaga
keamanan dan kedamaian
 mengawasi wilayah – wilayah yang sedang atau termasuk dalam
wilayah sengketa
 berhak untuk memilih hakim – hakim yang akan ditugaskan di
Makamah Internasional yang bermarkas di Den Haag, Belanda
Tugas dan wewenang yang dibebankan pada anggota Dewan Ekonomi
dan Sosial PBB adalah sebagai berikut :

 membahas dan mencoba mencari penyelesaian dari masalah –


masalah ekonomi, sosial budaya dan kesehatan yang terjadi pada
anggota khususnya dan dunia umumnya
 memberikan nasehat dalam rangka menjunjung tinggi hak – hak
yang harus dimiliki oleh setiap warga dunia
 menyelenggarakan konfrensi tingkat internasional serta menyusun
naskah – naskah yang dibutuhkan dalam konfrensi tersebut untuk
diserahkan pada Majelis Umum
 menyelenggarakan konsultasi dengan organisasi non – pemerintah
yang telah diatur oleh ECOSOC
 mengkoordinasi fungsi – fungsi badan anak PBB yang sering kali
tumpang tindih
 membuat perjanjian atau kebijakan yang dibutuhkan guna
menjalankan tugas dan wewenangnya

TUGAS DAN WEWENANG dewan perwakilan:

1. Membentuk Undang-Undang (UU) yang dibahasa dengan Presiden


atau mendapat persetujuan bersama.
2. Membahas dan memberikan persetujuan peraturan pemerintah
pengganti Undang-Undang.
3. Menerima dan membahas usulan rancangan Undang-Undang yang
diajukan DPD yang berkaitan dengan bidang tertentu dan
mengikutsertakan dalam pembahasan.
4. Memperhatikan pertimbangan DPD atas rancangan Undang-
Undang APBN dan rancangan Undang-Undang yang berkaitan
dengan pajak, pendidikan, dan agama.
5. Menetapkan APBN bersama presiden dengan memperhatikan
pertimbangan DPD.
 Tugas Mahkamah Internastional

1. Mengadili perselisihan-perselisihan atau persengketaan antar


negara-negara anggota PBB yang persoalannya diajukan oleh
negara yang berselisih.
2. Memberikan pendapat kepada Majelis Umum PBB tentang
penyelesaian sengketa antar negara-negara anggota PBB.
3. Mendesak DK PBB untuk mengambil tindakan terhadap pihak
yang tidak menghiraukan keputusan Mahkamah International.

Sekretariat PBB adalah salah satu badan utama dari Perserikatan


Bangsa-Bangsa yang dikepalai oleh seorang Sekretaris Jenderal, dibantu
oleh pekerja sipil internasional yang bekerja di seluruh dunia. Sekretariat
PBB memberikan dukungan kerja dan pelayanan untuk semua badan
PBB lainnya di dalam sistem keseluhan dan mengatur program serta
kebijakan yang dijalankan oleh mereka. Sekretariat ini memiliki banyak
tugas, dari administrasi operasi pemelihara perdamaian PBB hingga
membuat penelitian mengenai tren sosial dan ekonomi dunia.
Nama nama Sekjen Perserikatan Bangsa Bangsa ( PBB )

Posted by edkhumaedi 12:28, under Pengetahuan Umum | 8 comments


Sekretaris Jenderal PBB adalah ketua Sekretariat PBB, salah satu bagian
penting dari PBB. Menurut Piagam PBB, Sekretaris Jenderal diangkat
oleh Sidang Umum berdasarkan rekomendasi Dewan Keamanan.
Berikut ini nama-nama Sekretaris Jenderal PBB dari awal terbentuknya
sampai sekarang:

1. Gladwyn Jebb dari Britania Raya (1945-1946).


Sir Hubert Miles Gladwyn Jebb, First Lord dan Baron Gladwyn yang
dikenal sebagai Gladwyn Jebb (25 April 1900-24 Oktober 1996) adalah
pegawai negeri, diplomat, dan politikus Inggris.
Ia adalah anak dari Sydney Jebb, yang berasal dari Firbeck Hall
(Yorkshire). Ia belajar di Eton College lalu melanjutkan ke Magdalen
College, Oxford dan lulus sebagai peringkat pertama dalam Ilmu
Sejarah. Pada 1929, ia menikah dengan Cynthia. Pernikahan tersebut
melahirkan seorang anak laki-laki dan dua orang anak perempuan.
Jebb masuk dalam Dinas Diplomatik pada tahun 1924 dan mulai
bertugas di Tehran, Roma dan kantor kementerian luar negeri. Setelah
Perang Dunia II, ia menjadi penjabat pertama Sekretaris Jendral PBB
antara tahun 1945-1946, setelah itu ia menjadi duta besar Britania Raya
untuk PBB (1950-1954) dan untuk Prancis (1954-1960). Pada 1960 Jebb
diberikan gelar kebangsawanan dengan nama Baron Gladwyn dan
terlibat dalam dunia politik melalui Partai Liberal. Selain menjabat
Wakil Pimpinan Partai (1965-1988), ia juga menjabat juru bicara untuk
urusan luar negeri dan pertahanan. Ia juga menjabat sebagai anggota
Parlemen Eropa (1973-1976) dan ikut memperebutkan kursi Suffolk di
Parlemen Eropa pada 1979. Istrinya, Cynthia, adalah penulis jurnal
mereka selama mereka tinggal di Paris dan berkiprah dalam dunia
politik di Partai Liberal.
2. Trygve Halvdan Lie dari Norwegia (1946-1952).

Trygve Halvdan Lie (16 Juli 1896 – 30 Desember 1968) adalah seorang
politikus Norwegia. Periode 1946 - 1952, ia tampil pertama sebagai
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa

3. Dag Hammarskjöld dari Swedia (1953-1961).


Dag Hjalmar Agne Carl Hammarskjöld ( Dag Hammarskjöld) (29 Juli
1905 – 18 September 1961) ialah diplomat Swedia dan SekJen PBB
yang ke-2.
Ia menjabat dari April 1953 sampai kematiannya akibat kecelakaan
pesawat pada September 1961.Dag Hammarskjöld dilahirkan di kota
Jonkoping, Swedia, namun besar dan menghabiskan tahun-tahun
awalnya di Uppsala, tempat ayahnya menjabat sebagai Gubernur Kaunti.
Ia menjadi Dosen Senior Ilmu Ekonomi pada 1933, Wakil Sekretaris
dalam Kementerian Keuangan selama 10 tahun. Ia menjabat sebagai
Ketua Delegasi Swedia ke perundingan OECD antara 1947-48, Wakil
Sekretaris Tetap di Kementerian Luar Negeri antara 1949-51 dan
kemudian bergabung dengan pemerintahan sebagai menteri negara non-
politik dengan kisaran isu internasional yang luas. Pada April 1953, Dag
Hammarskjöld diangkat sebagai Sekretaris Jendral PBB."Anda akan
memasuki pekerjaan terpenting di dunia ini". Dengan kata-kata inilah
Trygve Halvdan Lie menyerahkan mandatnya sebagai Sekretaris Jendral
PBB kepada Dag Hammarskjöld. Saat itu Perserikatan Bangsa-Bangsa
sedang menghadapi krisis paling serius, dan Lie memutuskan
melepaskan mandatnya. Hammarskjöld tidak terkenal saat menduduki
jabatan itu; namun segera ia memperlihatkan bahwa ia memiliki
kemampuan untuk membuat PBB yang saat itu melempem efektif. Ia
terkenal sebagai pemimpin terdedikasi dengan visi luas untuk
jabatannya. Digerakkan dengan kebulatan tekad pribadinya untuk efektif
dengan bereaksi cepat terhadap krisis-krisis yang dihadapi, ia mencoba
memecahkan masalah di tahap pertama, masalah yang ia percaya hanya
akan menjadi rumit bila ditunda. Selama masa jabatannya, ia juga
memperkenalkan diplomasi diam untuk membuka debat yang bisa
menimbulkan konflik lebih dalam.Dag Hammarskjöld membawa
otoritas baru untuk mandatnya sebagai Sekjen Perserikatan Bangsa-
Bangsa. Ia memelihara pendirian netral dalam cara kerjanya dan
menekankan tanggung jawab PBB untuk menjamin kepentingan dan hak
yang berkaitan dengan. Hammarskjöld juga menggagas penggunaan
angkatan perdamaian PBB dan kebijakan ini menjadi ciri tetap dalam
usaha penjagaan perdamaian PBB.Selama masa jabatannya,
Hammarskjöld berhasil memperbaiki konsekuensi 3 krisis dunia: krisis
Suez pada 1956, dan dalam konflik di Libanon dan Laos. Saat perang
saudara pecah di Kongo, Hammarskjöld membantu meminta pasukan
PBB dikirim ke daerah itu dan secara pribadi ia mencoba menengahi
mereka yang bertengkar. Selama salah satu misi ini, pada 17 September
1961, Hammarskjöld terbunuh dalam kecelakaan pesawat di daerah yang
kini Zambia.Secara anumerta Dag Hammarskjöld dianugerahi
Penghargaan Perdamaian Nobel pada 1961. Hammarskjöld juga
memiliki kepribadian budaya yang kuat. Ia diakui sebagai penulis,
penerjemah, dan salah satu dari 18 anggota Akademi Swedia.

4. U Thant dari Byrma/Myanmar 1961-1971


Maha Thray Sithu U Thant (22 Januari, 1909 – 25 November, 1974)
adalah seorang diplomat dari Myanmar dan juga SekJen PBB yang ke-3,
mulai tahun 1961 sampai dengan 1971. Dia terpilih menduduki posisi ini
ketika Dag Hammarskjöld, Sekjen PPB yang ke-2, tewas pada
kecelakaan pesawat pada bulan September 1961.

5. Kurt Waldheim dari Austria (1972-1981)


Kurt Josef Waldheim (21 Desember 1918-14 Juni 2007) adalah seorang
diplomat Austria dan politikus konservatif. Ia menjabat Sekretaris
Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (1972 - 1981) dan Presiden Federal
Austria pada periode 1986 - 1992.

Ia adalah mantan presiden Austria tertua dan mantan Sekretaris Jenderal


tertua untuk Perserikatan Bangsa-bangsa.Waldheim lahir di Sankt
Andrä-Wördern, kini Vienna, menjadi militer Jerman semasa Perang
Dunia II. Ia terpilih sebagai presiden pada 8 Juni 1986 dan
pengangkatannya menimbulkan kontroversi internasional karena ia
dituduh terlibat gerakan Nazi selama Perang Dunia II. Enam tahun
kepemimpinannya ditandai dengan berbagai isolasi internasional.

6. Javier Pérez de Cuéllar dari Peru (1982-1991).


Javier Pérez de Cuéllar de la Guerra (lahir 19 Januari 1920 di Lima)
ialah diplomat Peru yang menjabat sebagai Sekjen ke-5 Perserikatan
Bangsa-Bangsa dari 1 Januari 1982 sampai 31 Desember 1991.

Pada 1995, ia kalah berpacu dengan Alberto Fujimori untuk jabatan


Presiden Peru. Ia adalah Presiden Dewan Menteri, sebagaimana MenLu
dari November 2000 sampai Juli 2001, selama periode turbulensi
menyusul pengunduran Fujimori karena dugaan korupsi. Pada
September 2004, ia berhenti dari jabatannya sebagai Duta Besar Peru
untuk Perancis, di mana kini ia tinggal.Pada 31 Desember 1981, Pérez
de Cuéllar menggantikan Kurt Waldheim sebagai Sekretaris Jendral
PBB untuk masa kedua pada Oktober 1986. Selama 2 masa jabatannya,
ia memimpin mediasi antara Britania Raya dan Argentina setelah Perang
Malvinas dan memperkembangkan usaha Grup Contadora untuk
membawa perdamaian dan stabilitas di Amerika Tengah. Ia juga
menengahi perundingan buat kemerdekaan Namibia, konflik di Sahara
Barat antara Maroko dan Front Polisario, serta isu Siprus. Masa jabatan
keduanya sebagai SekJen berakhir pada Januari 1992.

7. Boutros Boutros-Ghali dari Mesir (1992-1996).


Boutros Boutros-Ghali (lahir di Kairo, Mesir, 14 November 1922; umur
87 tahun) adalah Sekretaris Jendral PBB yang keenam.Ia berasal dari
Mesir dan menjabat sebagai Sekjen PBB dari Januari 1992 hingga
Desember 1996.Boutros Boutros-Ghali lahir di Cairo dalam keluarga
Kristen Koptik (Boutros adalah bentuk Arabik dari Petros, bentuk
Koptik dari nama Peter) yang telah memberikan Mesir seorang Perdana
Menteri (Boutros Ghali, 1846 – 1910).

Dia lulus dari Universitas Kairo pada tahun 1946 dan mendapat Ph.D.
dalam hukum internasional dari Universitas Paris dan juga diploma
dalam hubungan internasional dari Institut Ilmu Politik Paris (lebih
dikenal dengan sebutan sederhana Sciences Po) pada tahun 1949. Tahun
yang sama, dia ditunjuk menjadi Professor Hukum Internasional dan
Hubungan Internasional di Universitas Kairo, posisi yang ia pegang
sampai 1977. Dia menjadi Presiden Pusat Studi Politik dan Strategis
pada 1975 dan Presiden Perkumpulan Studi Politik Afrika pada 1980.
Dia menjadi Pelajar Riset Fulbright di Universitas Columbia dari 1954
sampai 1955, Direktur Pusat Riset di Akademi Hukum Internasional
Den Haag dari 1963 sampai 1964, dan Visiting Professor di Fakultas
Hukum Universitas dari 1967 sampai 1968.Dia telah lama dikaitkan
dengan pihak yang berkuasa di Mesir. Karir politiknya menanjak pada
zaman mantan presiden Anwar El-Sadat. Dia adalah anggota Komite
Pusat Persatuan Sosialis Arab (1974-77). Dia telah menjabat di
Kementrian Negara Urusan Luar Negeri Mesir semenjak 1977 sampai
awal 1991. Dia lalu menjadi Wakil Menteri Luar Negeri untuk beberapa
bulan sebelum pindah ke PBB. Sebagai Menteri Negara Urusan Luar
Negeri, dia memainkan peranan dalam persetujuan perdamaian antara
Presiden Mesir Anwar Sadat dan Perdana Menteri Israel Menachem
Begin.
8. Kofi Annan dari Ghana (1997-2006).
Kofi Atta Annan (lahir 8 April 1938; umur 71 tahun) adalah diplomat
asal Ghana yang tampil ketujuh sebagai Sekretaris Jenderal Perserikatan
Bangsa-bangsa pada periode 1 Januari 1997 hingga 31 Desember 2006
untuk dua kali masa jabatan lima tahunan.

Pada 1 Januari 2007, ia digantikan Ban Ki-moon. Ia pernah meraih Piala


Nobel Perdamaian pada 2001. Sejak Juni 2007, ia memimpin Aliansi
untuk Revolusi Hijau di Afrika, sebuah organisasi yang bertujuan
meningkatkan hasil produksi pertanian dan perkebunan di Afrika
sekaligus melawan kelaparan, kekurangan persediaan air bersih, dan
erosi tanah. Organisasi itu dibentuk tahun 2006 oleh Yayasan Bill dan
Melinda Gates serta Yayasan Rockefeller dengan dana bantuan 150 juta
USD.
Pada 1962, Annan bekerja sebagai pegawai anggaran untuk Organisasi
Kesehatan Sedunia (WHO), sebuah badan PBB. Dari 1974-1976, ia
bekerja sebagai Direktur Pariwisata di Ghana. Sesudah itu, ia bekerja
kembali di PBB sebagai Asisten Sekretaris Jenderal di tiga posisi
berurutan: Manajemen Sumber Daya Manusia dan Koordinator
Keamanan (1987-1990), Perencanaan Program, Anggaran dan
Keuangan, dan Pengawas (1990-1992), serta Operasi Penjaga
Perdamaian (Maret 1993-Februari 1994).Dalam bukunya Shake Hands
with the Devil: The Failure of Humanity in Rwanda (Berjabat Tangan
dengan Iblis: Kegagalan Umat Manusia di Rwanda), bekas Jenderal
Roméo Dallaire yang menjabat sebagai komandan pasukan UNAMIR
mengklaim bahwa Annan terlalu pasif dalam menanggapi genosida suku
Tutsi pada 1994 di Rwanda. Jen. Dallaire dengan terang-terangan
mengatakan bahwa Wakil Sekretaris Jenderal untuk Operasi Penjaga
Perdamaian mencegah pasukan-pasukan PBB ikut campur dalam
memecahkan konflik dan dalam memberikan lebih banyak dukungan
logistik dan materi. Misalnya, ia mengklaim bahwa Annan gagal
memberikan tanggapan terhadap faks Dallaire yang dikirim berulang-
ulang memintanya agar diberikan akses ke gudang senjata, yang
mestinya dapat menolong membela suku Tutsi. Namun Dallaire
mengakui bahwa Annan adalah orang yang dirasakannya sangat "tinggi
komitmennya" terhadap prinsip-prinsip pembentukan PBB.Annan saat
itu menjabat Wakil Sekretaris Jenderal sampai Oktober 1995 ketika ia
diangkat sebagai Utusan Khusus Sekretaris Jendearl PBB ke bekas
Yugoslavia. Ia bertugas selama lima bulan dalam kapasitas ini dan
kembali ke tugas-tugasnya sebagai Wakil Sekretaris Jenderal pada April
1996.Pada 13 Desember 1996, Annan terpilih oleh Dewan Keamanan
PBB sebagai Sekretaris Jenderal, dan dikukuhkan empat hari kemudian
lewat pemungutan suara di Majelis Umum. Annan segera mengambil
sumpah jabatan, dan memulai masa jabatannya yang pertama sebagai
Sekretaris Jenderal pada 1 Januari 1997. Annan menggantikan Sekretaris
Jenderal Boutros Boutros-Ghali dari Mesir, yang berakhir masa
jabatannya. Ia menjadi orang pertama dari sebuah negara Afrika Hitam
yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal. Masa jabatan Annan sebagai
Sekjen diperbarui pada 1 Januari 2002, dalam sebuah penyimpangan
yang tidak lazim dari kebijakan yang tak resmi. Jabatan ini biasanya
berotasi di antara benua, masing-masing dengan dua masa jabatan.
Karena pendahulu Annan adalah Boutros-Ghali yang juga berasal dari
Afrika, Annan biasanya hanya akan menjabat satu masa jabatan.
Perpanjangan masa jabatannya menunjukkan popularitas Annan.

9. Ban Ki-moon dari Korea Selatan (2007-2011).


Ban Ki-moon (lahir di Eumseong, Chungcheong Utara, Korea, 13 Juni
1944; umur 65 tahun) adalah seorang diplomat Korea Selatan dan
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa saat ini.

Ia menggantikan Kofi Annan yang telah menyelesaikan masa jabatannya


pada 1 Januari 2007.Ban pernah menjabat menteri urusan luar negeri
Republik Korea pada periode Januari 2004-1 November 2006. Pada 13
Oktober 2006, ia terpilih menjadi Sekretaris Jenderal Perserikatan
Bangsa-bangsa yang kedelapan pada Sidang Umum Perserikatan
Bangsa-bangsa dan dilantik pada 14 Desember 2006.
Pada Februari 2006, Ban menyatakan pencalonannya untuk
menggantikan Kofi Annan sebagai Sekretaris Jenderal PBB pada akhir
2006. Ini adalah kali pertama seorang Korea Selatan mencalonkan diri
dalam pemilihan jabatan tersebut.Ban menduduki tempat teratas pada
setiap kali pengumpulan pendapat yang dilakukan oleh Dewan
Keamanan PBB pada 24 Juli, 14 September, dan 28 September. Dalam
pengumpulan pendapat kedua, ia memperoleh 14 suara "yang
menggembirakan" dan 1 suara "yang mengecewakan". The Australian
melaporkan bahwa satu suara yang mengecewakan itu berasal dari
Qatar, yang menyiratkan bahwa Ban mendapatkan dukungan dari kelima
anggota tetap Dewan Keamanan yang mempunyai hak untuk memveto
kandidat. Pada pengumpulan pendapat ketiga, Ban memperoleh 13 suara
yang menggembirakan, satu suara yeng mengecewakan, dan satu suara
“tidak ada pendapat”. Tidak jelas apakah ke-13 pendukungnya kali ini
mencakup kelima anggota tetap Dewan Keamanan.
Pengumpulan pendapat keempat dilangsungkan pada 2 Oktober.
Pengumpulan suara kali ini diberi kode warna untuk membedakan antara
suara anggota tetap dan yang tidak tetap.Pada 9 Oktober, Dewan
Keamanan PBB resmi mencalonkan Ban sebagai Sekretaris Jenderal
PBB yang baru. Keputusan ini masih harus dikukuhkan oleh Sidang
Umum PBB yang akan bertemu pada akhir tahun 2006.Ban mengklaim
fasih berbahasa Inggris dan Perancis yang telah lama menjadi bahasa
utama secara de facto di PBB. Akan tetapi, ia terlihat agak sukar
menjawab pertanyaan dalam bahasa Perancis dari wartawan sejak
dilantik sebagai Sekretaris Jendral PBB

Anda mungkin juga menyukai