Komunikasi Massa Fix
Komunikasi Massa Fix
‘’ Makalah ini di ajukan sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi
Komunikasi”
Dosen Pengampu:
Oleh
Irnawati Rosidah(201869090008)
Teori peluru (Bullet Theory Model) merupakan teori pertama tentang pengaruh
atau efek komunikasi massa terhadap khalayaknya. Teori peluru ini pertama kali
dikemukakan oleh Wilbur Schramm dan memiliki beberapa macam istilah yang masing-
masing dicetuskan oleh sebagian para pakar teori komunikasi. Istilah itu di antaranya:
1) Teori Jarum Suntik (Hypodermic needle theory) yang dikemukakan oleh David K.
Berlo
Model jarum suntik pada dasarnya adalah aliran satu tahap (one step flow),
yaitu media massa langsung kepada khalayak sebagai mass audiance. Model ini
mengasumsikan media massa secara langsung, cepat, dan mempunyai efek yang
amat kuat atas mass audiance.
a) Pesan(stimulus)
b) Seseorang Penerima atau Receiver (Organisme)
c) Efek (respons)
B. Model Efek Terbatas (limited effects model)
Model ini muncul sekitar tahun 1940, ketika para ilmuwan sosial menjadi tertarik
oleh efek-efek langsung dan kuat yang ditimbulkan oleh media massa atas individu-
individu. Sejak saat itu, mulai dilakukan penelitian-penelitian ilmiah, yang semuanya
menunjukkan kesimpulan yang sama. Diantara Teori komunikasi massa dengan model
terbatas ini diantaranya :
1) Komunikasi Dua Tahap (two step flow) dikemukakan oleh Paul F. Lazarfeld.
Bernard Berelson, dan Hazel Gaudet (1940)
yang menyatakan, pesan-pesan media tidak seluruhnya mencapai mass
audience secara langsung, sebagian besar malahan berlangsung secara bertahap
(Bungin, 2006). Teori komunikasi dua tahap memiliki asumsi-asumsisebagai
berikut :
https://ade-nuraini.blogspot.com/2012/04/model-komunikasi-satu-dan-dua-
tahap.html
a) Warga masyarakat pada dasarnya tidak hidup secara terisolasi, melainkan
aktif berinteraksi satu sama lainnya dan menjadi anggota dari satu atau
beberapa kalompok social
b) Tanggapan dan reaksi terhadap pesan-pesan media massa tidak terjadi
secara langsung dan segera, tetapi melalui perantara yakni hubungan-
hubungan social
c) Para pemuka pendapat umumnya merupakan sekumpulan orang yang aktif
yang menggunakan media massa serta berperan sebagai sumber dan
rujukan informasi yang berpengaruh.
Menurut model ini, komunikasi massa hanya akan efektif, khususnya dalam
mengubah sikap dan perilaku (behaviour change), apabila ia dikombinasikan
penggunaannya dengan komunikasi antarpribadi (interpersonal communication).
2) The Uses and Gratifications Approach dikemukakan oleh Elihu Katz, Jay G.
Blumler, Michael Gurevitch(1959)
Pendekatan tentang kebutuhan individu terhadap pesan-pesan media
berdasarkan asas manfaat dan kepuasan. Menurut pendekatan ini, komunikasi
massa mempunyai kapasitas menawarkan sejumlah pesan yang dapat
dimanfaatkan oleh komunikannya, sekaligus dapat memuaskan berbagai
kebutuhannya. Teori ini memiliki 5 asumsi dasar yaitu (Morissan, 2013) :
a) Audien aktif dan berorientasi pada tujuan ketika menggunakan media
b) Inisiatif untuk mendapatkan kepuasan media ditentukan audien
c) Media bersaing dengan kepuasan lain
d) Audien sadar sepenuhnya terhadap ketertarikan,motif, dan penggunaan
media
3) Teori Dependensi Media dikemukakan oleh Sandra Ball-Rokeach dan Melvin
DeFleur(1976)
Teori dependensi media merupakan suatu pendekatan struktur sosial yang
berangkat dari gagasan mengenai sifat suatu masyarakat modern. Dibangun
berdasarkan gagasan bahwa semakin orang tergantung pada media massa untuk
memenuhi kebutuhannya maka peran media massa dalam hidup seseorang
dipandang menjadi sangat penting dan karena itu media massa akan memiliki
pengaruh yang besar terhadap orang tersebut.
Menurut teori dependensi media, media sadar akan kemampuannya
menciptakan hubungan ketergantungan dengan khalayak sasaran dan
menggunakan kekuatannya untuk mencapai tujuan. Hubungan ketergantungan ini
dibentuk melalui empat tahapan, yaitu :
Frame merujuk pada cara media dan penjaga pintu gerbang media atau
media gatekeeper mengatur dan menyajikan berbagai peristiwa serta isu-isu yang
mereka liput. Frame juga merujuk pada cara khalayak menafsirkan apa yang
disajikan oleh media. Frames merupakan gagasan abstrak yang berfungsi untuk
mengatur atau menyusun makna sosial. Frames mempengaruhi persepsi khalayak
terhadap berita. Framing tidak hanya mengatakan apa yang harus dipikirkan
melainkan bagiamana memikirkan hal tersebut.
Periode ini meliputi hasil penelitian efek media yang berlangsung pada tahun
1960an. Pada periode ini kekuatan efek media massa menemukan kembali jati dirinya.
Berbagai model yang menggambarkan efek kumulatif media diantaranya adalah