Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan
potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan,
perkembangan, mati, dan seterusnya, serta terkait dan berinteraksi dengan alam dan
lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik positif maupun negatif. Manusia
memiliki perbandingan massa otak dengan massa tubuh terbesar diantara semua makhluk
yang ada di bumi. Walaupun ini bukanlah pengukuran yang mutlak, namun perbandingan
massa otak dengan tubuh manusia memang memberi kan petunjuk dari segi intelektual
relatif.

Anatomi adalah studi tentang struktur dan hubungan antara bagian-bagian tubuh
makhluk hidup. Bidang ilmu ini mempelajari tampilan dan fitur- luar serta bagian dalam
tubuh makhluk hidup. Pendeknya, ilmu anatomi adalah ilmu tentang bentuk dan bagian
sebuah organisme (Kirnantoro, Maryana).

Anatomi terdiri dari sistem rangka, sistem otot, sistem peredaran darah, sistem
pencernaan, sistem endokrin, sistem saraf, sistem pernafasan, sistem kekebalan tubuh,
sistem limfatik, sistem ekresi, sistem reproduksi, dan sistem indra. Untuk membentuk sitem
anatomi tubuh manusia yang baik perlu adanya olahraga untuk meningkatkan kampuan
tubuh dalam melakukan aktivifas dalam kehidupan.

Olahraga adalah bentuk aktivitas fisik yang spesifik atau aktivitas fisik terencana dan
terarah yang dilakukan dengan tujuan memperoleh kebugaran atau manfaat kesehatan
lainnya. Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang dilakukan
orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan fungsional (H.Y.S. Santosa
Giriwijoyo; 2017).

Aktivitas olahraga dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari, seperti berjalan,
bersepeda, berenang, berlari dan olahraga beregu lainnya seperti sepakbola, bola voli dan
bola basket.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi anatomi dan aktivitas olahraga ?
2. Bagaimana struktur sistem anatomi manusia ?
3. Mengapa anatomi dan aktivitas olahraga penting dalam kehidupan manusia?

C. Tujuan
1. Memenuhi tugas dalam matakuliah kajian ilmu keolahragaan.
2. Mengetahui definisi anatomi dan aktivitas olahraga.
3. Mengetahui struktur sistem anatomi manusia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Anatomi

Anatomi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas “ana” yang artinya memisah-
misahkan atau menguraikannya dan “tomos” artinya memotong-motong, berarti anatomi
adalah menguraikan dan memotong. Ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh dapat
diperoleh dengan cara menguraikan tubuh melalui potongan-potongan bagian tubuh dan
bagaimana hubungan organ satu tubuh dengan yang lain (Syaifuddin. 2011)

Berikut terdapat beberapa definisi anatomi manusia menurut para ahli:

a. Kimber dkk (1977:3)


“Anatomy is the study of the parts of living organism and their
relationship to each other.”
b. Mallet (1960:5)
“anatomy is the study of structure an form an organism, and human
anatomy deals withthey structure and form of various parts of the human body.”
c. Edward (1972:17)
“Human anatomy is the science which treats of the human body.”

Anatomi tubuh manusia adalah ilmu yang mempelajari struktur tubuh manusia.
Anatomi tubuh manusia tersusun atas sel, jaringan, organ, dan sistem organ. Sistem organ
merupakan bagian yang menyusun tubuh manusia. Sistem ini terdiri atas berbagai jenis
organ, yang memiliki struktur dan fungsi yang khusus. Masing-masing sistem organ saling
tergantung satu sama lain, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Struktur organisasi biologi manusia terdiri atas kehidupan terkecil yaitu sel, yang
meliputi bermacam-macam sel. Jumlah sel dalam tubuh manusia meliputi sekitar 75 triliun
sel (Guyton, 1979). Ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi banguna-bangunan
intraseluler disebut sebagai Biologi (Anatomi dan Fisiologi) Molekuler. Berdasarkan
pengelompokannya sistem anatomi tubuh manusia terdiri dari, sistem rangka, sistem otot,
sistem peredaran darah, sistem pencernaan, sistem endokrin, sistem saraf, sistem pernafasan,
3
sistem kekebalan tubuh, sistem limfatik, sistem eksresi, sistem reproduksi dan sistem
integumen.

1. Sistem Rangka

Tubuh manusia didukung oleh sistem rangka, yang terdiri dari 206 tulang yang
dihubungkan oleh tendon, ligamen, dan tulang rawan. Tulang ini disusun oleh kerangka
aksial dan kerangka apendikular.

4
Kerangka aksial terdiri dari 80 tulang yang terletak di sepanjang sumbu tubuh
manusia. Kerangka aksial terdiri dari tengkorak, tulang telinga tengah, tulang hyoid, tulang
rusuk, dan tulang belakang.

Kerangka apendikular terdiri dari 126 tulang yang merupakan tulang-tulang


pelengkap yang menghubungkan kerangka aksial. Kerangka apendikular terletak di daerah
tungkai atas, tungkai bawah, panggul, dan bahu.

Fungsi sistem rangka untuk bergerak, menopang dan memberikan bentuk tubuh,
melindungi organ-organ dalam, serta sebagai tempat melekatnya otot-otot.

2. Sistem Otot

Sistem otot terdiri dari sekitar 650 otot yang membantu pergerakan, aliran darah, dan
fungsi tubuh lainnya.

Ada tiga jenis otot yaitu otot rangka yang terhubung dengan tulang, otot polos yang
ditemukan di dalam organ pencernaan, dan otot jantung yang ditemukan di jantung dan
membantu memompa darah.
5
3. Sistem peredaran darah

Sistem peredaran darah terdiri dari jantung, pembuluh darah, dan sekitar 5 liter darah
yang dibawa oleh pembuluh darah. Sistem peredaran darah didukung oleh jantung, yang
hanya seukuran kepalan tangan tertutup. Bahkan pada saat istirahat, rata-rata jantung dengan
mudah memompa lebih dari 5 liter darah ke seluruh tubuh setiap menitnya.

Sistem peredaran darah memiliki tiga fungsi utama yaitu:

1. Mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Darah memberikan nutrisi penting dan oksigen dan
menghilangkan limbah dan karbon dioksida untuk dikeluarkan dari tubuh. Hormon diangkut
ke seluruh tubuh melalui cairan plasma darah.
2. Melindungi tubuh melalui sel darah putih dengan melawan patogen (kuman) yang telah
masuk ke dalam tubuh. Trombosit berfungsi untuk menghentikan perdarahan saat luka dan
mencegah patogen memasuki tubuh. Darah juga membawa antibodi yang memberi
kekebalan spesifik pada patogen yang sebelumnya telah terpapar tubuh atau telah
divaksinasi.

6
3. Mempertahankan homeostasis (keseimbangan kondisi tubuh) pada beberapa kondisi
internal. Pembuluh darah membantu menjaga suhu tubuh yang stabil dengan mengendalikan
aliran darah ke permukaan kulit.

4. Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan adalah sekelompok organ yang bekerja untuk menerima makanan,
mengubah dan memproses makanan menjadi energi, menyerap zat gizi yang terdapat pada
makanan ke aliran darah, serta membuang sisa makanan yang tersisa atau tidak dapat
dicerna oleh tubuh.

Makanan melewati saluran pencernaan yang terdiri dari rongga mulut, faring
(tenggorokan), laring (kerongkongan), lambung, usus halus, usus besar, dan berakhir di
anus.

Selain saluran pencernaan, ada beberapa organ aksesori penting dalam anatomi tubuh
manusia yang membantu mencerna makanan. Organ aksesori dari sistem pencernaan
meliputi gigi, lidah, kelenjar ludah, hati, kantong empedu, dan pankreas.
7
5. Sistem Endokrin

Sistem endokrin terdiri dari beberapa kelenjar yang mengeluarkan hormon ke dalam
darah. Kelenjar-kelenjar ini termasuk hipotalamus, kelenjar pituitari, kelenjar pineal,
kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar adrenal, pankreas, dan kelenjar kelamin (gonad).

Kelenjar dikendalikan secara langsung oleh rangsangan dari sistem saraf dan juga
oleh reseptor kimiawi dalam darah dan hormon yang diproduksi oleh kelenjar lain.

Dengan mengatur fungsi organ dalam tubuh, kelenjar ini membantu menjaga
homeostasis tubuh. Metabolisme seluler, reproduksi, perkembangan seksual, homeostasis
gula dan mineral, denyut jantung, dan pencernaan merupakan salah satu dari banyak proses
yang diatur oleh hormon.

8
6. Sistem saraf

Sistem saraf terdiri dari otak, sumsum tulang belakang, organ sensorik, dan semua
saraf yang menghubungkan organ-organ ini dengan bagian tubuh lainnya. Organ-organ ini
bertanggung jawab atas kendali tubuh dan komunikasi di antara bagian-bagiannya.

Otak dan sumsum tulang belakang membentuk pusat kontrol yang dikenal sebagai
sistem saraf pusat. Saraf sensorik dan organ indra dari sistem saraf perifer memantau kondisi
di dalam dan di luar tubuh dan mengirimkan informasi sistem saraf pusat. Saraf eferen di
sistem saraf perifer membawa sinyal dari pusat kendali ke otot, kelenjar, dan organ untuk
mengatur fungsinya.

9
7. Sistem Pernapasan

Sel-sel tubuh manusia membutuhkan aliran oksigen untuk tetap hidup. Sistem
pernapasan menyediakan oksigen ke sel tubuh sambil mengeluarkan karbon dioksida dan
produk limbah yang bisa mematikan jika dibiarkan menumpuk.

Ada tiga bagian utama dari sistem pernapasan: saluran napas, paru-paru, dan otot-
otot respirasi. Saluran napas meliputi hidung, mulut, faring, laring, trakea, bronkus, dan
bronkiolus. Saluran ini membawa udara melewati hidung menuju paru-paru.

Paru-paru berfungsi sebagai organ utama sistem pernapasan dengan pertukaran


oksigen ke dalam tubuh dan karbon dioksida keluar dari tubuh.

Otot respirasi, termasuk diafragma dan otot interkostal, bekerja sama untuk
memompa, mendorong udara masuk dan keluar dari paru-paru saat bernapas.

10
8. Sistem Kekebalan Tubuh

Sistem kekebalan tubuh adalah pertahanan tubuh terhadap bakteri, virus, dan patogen
lainnya yang mungkin berbahaya, dengan menjaga dan menyerang dari patogen-patogen
tersebut.

Ini termasuk kelenjar getah bening, limpa, sumsum tulang, limfosit (termasuk sel B
dan sel T), timus, dan leukosit, yang merupakan sel darah putih.

11
9. Sistem Limfatik

Dalam anatomi tubuh mansia, sistem limfatik mencakup kelenjar getah bening,
saluran getah bening, dan pembuluh getah bening, dan juga berperan dalam pertahanan
tubuh.

Tugas utamanya adalah membuat dan memindahkan getah bening, cairan bening
yang mengandung sel darah putih, yang membantu tubuh melawan infeksi.

Sistem limfatik juga menghilangkan kelebihan cairan getah bening dari jaringan
tubuh, dan mengembalikannya ke darah.

12
10. Sistem ekskresi

Sistem ekskresi mengeluarkan zat sisa yang tidak dibutuhkan lagi oleh manusia. Pada
anatomi tubuh manusia, organ-organ ekskresi terdiri dari ginjal, hati, kulit, dan paru-paru.

Sistem urinaria atau perkemihan termasuk ke dalam sistem eksresi yang terdiri dari
ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Ginjal menyaring darah untuk membuang limbah
dan menghasilkan urine. Ureter, kandung kemih, dan uretra bersama-sama membentuk
saluran kemih, yang berfungsi sebagai sistem untuk mengalirkan urine dari ginjal,
menyimpannya, dan kemudian melepaskannya saat buang air kecil.

Selain menyaring dan menghilangkan limbah dari tubuh, sistem urinaria juga
mempertahankan homeostasis air, ion, pH, tekanan darah, kalsium, dan sel darah merah.

Organ hati berfungsi mengeluarkan empedu, kulit berfungsi mengeluarkan keringat,


sedangkan paru-paru berfungsi dalam mengeluarkan uap air dan karbon dioksida.

13
11. Sistem reproduksi

d. Sistem reproduksi wanita

Sistem reproduksi wanita terdiri dari vagina, rahim dan ovarium, yang menghasilkan
ovum (sel telur). Selama pembuahan, sel sperma bertemu dengan sel telur di tuba falopi.
Kedua sel tersebut kemudian melakukan pembuahan yang ditanamkan dan tumbuh di
dinding rahim. Bila tidak dibuahi, dinding rahim yang telah menebal untuk mempersiapkan
kehamilan akan luruh menjadi menstruasi.

e. Sistem reproduksi pria

Sistem reproduksi memungkinkan manusia untuk bereproduksi. Sistem reproduksi


pria mencakup penis dan testis, yang menghasilkan sperma.

14
12. Sistem integumen

Kulit atau sistem integumen adalah organ terbesar dalam anatomi tubuh manusia.
Sistem ini melindungi dari dunia luar, dan merupakan pertahanan pertama tubuh melawan
bakteri, virus dan patogen lainnya. Kulit juga membantu mengatur suhu tubuh dan
menghilangkan limbah zat sisa melalui keringat. Selain kulit, sistem integumen meliputi
rambut dan kuku.

B. Aktivitas

Aktivitas adalah suatu kegiatan yang dapat dijumpai dalam proses administrasi. Hal
ini sejalan dengan pengertian yang dikemukakan oleh Tjokroamudjojo (1995 : 2010) sebagai
berikut :
”Aktivitas adalah usaha-usaha yang dikemukakan untuk melaksanakan semua
rencana dan kebijaksanaan yang telah dirumuskan dan ditetapkan untuk melengkapi segala
kebutuhan alat-alat yang diperlukan, siapa yang akan melaksanakan, ditempat mana
pelaksanaannya, kapan waktu dimulai dan berakhir, dan bagaimana cara yang harus
dilaksanakan.”

15
Lebih lanjut Tjokroamudjojo (1995 : 1998) mengemukakan bahwa : ”Aktivitas
sebagai proses dapat dipahami dalam bentuk rangkaian kegiatan yakni berawal dari
kebijaksanaan itu diturunkan dalam bentuk proyek.”
Dengan demikian dalam operasionalnya, aktivitas dapat dirasakan perlu adanya
penerapan dan fungsi manajemen yakni pelaksanaan kegiatan operasional. Dengan dasar
pemahaman bahwa rangkaian tindak lanjut merupakan upaya positif (efektif dan efisien) ke
arah tujuan akhir . Disamping itu adanya pelaksanaan yang terlibat dalam pencapaian tujuan
merupakan adanya penggerakan kegiatan dalam suatu tujuan tertentu.
Aktivitas fisik adalah setiap pergerakan tubuh akibat aktivitas otot-otot yang
mengakibatkan pengeluaran energi. Aktivitas-aktivitas manusia memerlukan energi yang
besarnya tergantung pada besar dari beban kegiatan yang dilakukan dan kemampuan fisik
dari masing-masing individu. Aktivitas fisik terdiri dari aktivitas selama bekerja, tidur, dan
pada waktu senggang. Aktivitas fisik merupakan kerja yang menyangkut sistem lokomotor
tubuh yang ditujukan dalam menjalankan aktivitas hidup sehari-harinya, jika suatu aktivitas
fisik memiliki tujuan tertentu dan dilakukan dengan aturan-aturan tertentu secara sistematis
seperti adanya aturan waktu, target denyut nadi, jumlah pengulangan gerakan dan lain-lain
disebut latihan.

C. Olahraga
Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur yang
melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran
jasmani. Olahraga merupakan sebagian kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari
karena dapat meningkatkan kebugaran yang diperlukan dalam melakukan tugasnya.
Olahraga dapat dimulai sejak usia muda hingga usia lanjut dan dapat dilakukan setiap hari.
Dengan majunya dunia teknologi memudahkan semua kegiatan sehingga
menyebabkan seseorang menjadi kurang bergerak (hypokinetic), seperti penggunaan remote
kontrol, komputer, lift dan tangga berjalan, tanpa dimbangi dengan aktifitas fisik yang akan
menimbulkan penyakit akibat kurang gerak. Gaya hidup duduk terus menerus dalam bekerja
(sedentary) dan kurang gerak ditambah dengan adanya faktor risiko, berupa merokok, pola
makan yang tidak sehat dapat menyebabkan penyakit tidak menular, seperti: penyakit

16
jantung, pembuluh darah, tekanan darah tinggi, kencing manis, berat badan lebih,
osteoporosis, kanker usus, depresi dan kecemasan.
Olahraga telah menjadi bagian hidup dari sebagian besar masyarakat Indonesia, baik
di kota besar maupun di pelosok pedesaan. Orang yang mempunyai gaya hidup tidak
merokok, berolahraga secara teratur, dan melakukan kerja fisik, ternyata berpeluang lima
kali lebih tinggi terhindar dari penyakit jantung dan stroke daripada yang bergaya hidup
sebaliknya. Faktor kegemukan, kurang gerak, riwayat keluarga terkena penyakit
kardiovaskular, serta penyakit diabetes mempunyai risiko terkena penyakit jantung koroner
empat kali lebih tinggi dibanding yang tidak menderita diabetes.

Melakukan olahraga secara rutin,serangan dari berbagai penyakit akan bisa dihindari
dan kita pun akan terhindar dari berbagai obat obat yang tidak mengenakan .stamina
seseorang yang suka melakukan olahraga secara rutin akan berbeda dengan seseorang yang
jarang ataupun tidak pernah melakukan olahraga.

Dengan berolahraga akan terjadi perubahan-perubahan pada organ-organ tubuh.


Perubahan pada organ-organ tubuh ini bisa terjadi karena akibat pengaruh dari
dalam tubuh maupun dari luar tubuh. Dari perubahan yang terjadi bisa dianalisis
menggunakan ilmu anatomi dan fisiologi olahraga, sehingga bisa diketahui sistem organ
tubuh apa yang bekerja lalu perubahan organ-organ tubuh seperti apa yang terjadi. Setelah
gerakannya dianalisis, hasilnya bisa untuk menentukan program latihan. Program latihan
yang baik adalah program latihan mampu merangsang fungsi organ tubuh, selain itu juga
memperhatikan beberapa prinsip dasar latihan, diantaranya: prinsip beban berlebih, tahanan
berlebih, susunan berlebih, spesifitas, latihan beraturan, kembali keasal, dan individualitas.
Dilihat dari sisi anatomi, aktivitas fisik berupa olahraga menimbulkan gerakan yang
dapat dianalisis bahwa gerakan tersebut terjadi karena sistem alat gerak. Lalu muncul
pertanyaan,”Bagaimana bisa terjadi gerakan?” jika pertanyaannya seperti itu maka hanya
bisa dijawab dengan ilmu anatomi. Banyak sekali cakupan dalam Anatomi tubuh
manusia, yang sering kita kenal adalah susunan tulang, sendi, serta arah pergerakannya.
Padahal dalam cakupan yang luas anatomi manusia meliputi system alat gerak, system
syaraf, system indera, system pernafasan, system pencernaan, system peredaran darah,
system ekskresi, serta system reproduksi. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, agar lebih

17
spesifik jawabannya maka bisa menggunakan ilmu anatomi dengan cakupan sistem alat
gerak. Sistem kerja gerakan manusia terjadi karena ada otot yang bekerja, otot akan
berkontraksi atau berkerut. Dasar terjadinya kontraksi adalah adanya elemen kontraktil otot
(aktin dan myosin) sebagai respon terhadap adanya impuls syaraf motorik yang diterima
oleh motor end plate yang akan menimbulkan terjadinya pemendekan fibra otot. Adanyya
pemendekan fibra otot akan menimbulkan pemendekan dari fasciculi yang pada akhirnya
terjadi kontraksi otot (gerak).
Aktivitas fisik berupa olahraga akan menimbulkan perubahan-perubahan pada organ-
organ tubuh. Perubahan pada organ-organ tubuh ini bisa terjadi karena akibat pengaruh dari
dalam tubuh maupun dari luar tubuh. Perubahan fungsi organ-organ tubuh dikarenakan
pengaruh melakukan pelatihan olahraga, baik untuk tujuan kesehatan maupun untuk tujuan
prestasi. Peningkatan kemampuan dasar (kemampuan fisik) dan kemampuan keterampilan
(kemampuan teknik) menjadi tuntutan latihan kecabangan olahraga untuk mencapai tingkat
kemampuan yang maksimal. Peningkatan kemampuan sampai batas maksimal akan
menimbulkan perubahan fungsi organ-organ tubuh yang besar pula, maka perubahan fungsi
organ-organ tubuh itu akan menimbulkan faktor resiko terjadinya cedera. Perlu diketahui
perubahan fungsi organ-organ tubuh agar aktivitas fisik atau pelatihan akan dilakukan secara
aman dan efisien. Sumaryanti (2004: 2-4) memaparkan perubahan fungsi organ-organ tubuh
akibat aktivitas fisik, diantaranya:

1. Perubahan Fungsi-Fungsi Organ tubuh aktivitas Fisik


a. Perubahan pada Jantung
Pengaruh aktivitas fisik terhadap jantung adalah terjadinya efesiensi kerja jantung hal
ini dikarenakan jantung bertambah besar dan kuat, sehingga daya tampung besar dan
denyutan bertambah kuat. Orang yang terlatih biasanya rata-rata permenitnya 60 kali
detakan, sedangkan orang yang tidak melakukan olahraga rata-rata 80 kali/menitnya. Hal ini
menunjukkan selisih 20 kali per menitnya, kalau dilihat selisihnya dalam sehari adalah
28.800 kali denyutan. Penghematan bagi orang yang berolahraga akan menjadikan jantung
lebih awet dan boleh berharap hidup lebih lama dengan tingkat produktivitas yang tinggi.
b. Perubahan pada Pembuluh darah

18
Pengaruh aktivitas fisik terhadap pembuluh darah, pembuluh darah akan meningkat
tingkat elastisitas, karena berkurangnya timbunan lemak dan penambahan kontraktil
pembuluh darah. Elastisitas pembuluh darah yang tinggi akan memperlancar jalannya darah
dan mencegah timbulnya hipertensi. Kelancaran aliran darah juga akan mempercepat
pembuangan zat-zat kelelahan sebagai sisa pembakaran, sehingga bisa diharapkan
pemulihan kelelahan cepat.
c. Perubahan pada Paru
Pengaruh aktivitas fisik terhadap paru-paru, paru-paru akan bertambah menjadi
elastis sehingga kemampuan kembang kempis juga bertambah. Disamping itu juga jumlah
alveoli yang aktif akan bertambah dengan adanya olahraga yang teratur.
d. Perubahan pada Otot
Pengaruh aktivitas fisik terhadap otot, latihan fisik terhadap otot akan menambah
kekuatan, kelentukan, dan daya tahan otot. Hal ini disebabkan oleh bertambah besarnya
serabut otot dan meningkatnya sistem penyediaan energi otot. Lebih dari itu otot ini akan
mendukung kelincahan gerak dan kecepatan reaksi, sehingga dalam banyak hal kecelakaan
dapat dihindari.
e. Perubahan pada Tulang
Pengaruh aktivitas fisik terhadap tulang, latihan fisik menyebabkan aktivitas enzim
pada tulang akan meningkat kepadatan, kekuatan, dan besarnya tulang, selain mencegah
keroposan tulang. Permukaan tulang akan bertambah kuat dengan adanya tarikan otot yang
terus-menerus.
f. Perubahan pada Ligamentum dan Tendo
Pengaruh aktivitas fisik terhadap legamentum dan tendo, latihan fisik pada
ligamentum dan tendo akan menyebabkan meningkatnya kekuatannya. Hal ini akan
membuat ligamentum dan tedo mampu menahan beban berat dan tidak mudah cidera.
g. Perubahan pada Persendian dan Tulang rawan
Pengaruh aktivitas fisik terhadap persendian dan tulang rawan, latihan fisik yang
teratur pada tulang rawan bertambah tebal di persendiannya, sehingga dapat menjadi
peredam dan melindungi tulang dan sendi dari cedera.
h. Perubahan pada Aklimatisasi terhadap Panas

19
Pengaruh aklimatisasi terhadap panas, aklimatisasi terhdap panas melibatkan
penyesuaian fisiologis yang memungkinkan seseorang yang tahan bekerja di tempat panas.
Kenaikan aklimatisasi terhadap panas disebabkan pada waktu melakukan olahraga terjadi
pula kenaikan panas pada badan dan kulit. Keadaan yang sama akan terjadi bila seseorang
bekerja di tempat panas.

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan pemahaman dan penghayatan yang benar tentang dasar berolahraga akan
dapat ditumbuh-kembangkan olahragawan yang baik. Lebih lagi apabila dasar berolahraga
itu dilandasi dengan pendekatan ilmiah dan digali melalui hasil penelitian dan
pengembangan yang diperoleh dari berbagai kegiatan olahraga. Dengan memahami ilmu
anatomi olahraga maka pelatihan dapat direncanakan dan dilaksanakan secara ilmiah dan
akurat, tidak dengan cara mencoba-coba, sehingga efisiensi penggunaan daya (energi) dan
waktu benar-benar dapat diterapkan, jadi tujuan latihan dapat dicapai sesuai dengan harapan.

21
Daftar Pustaka

Evelin Pearce. (1973). Anatomi & Physiology for Nurses. Jakarta: Gramedia. Diterjemahkan oleh
Sri Yuliani Handoyo.
Giri Wiarto. (2013). Fisiologi dan Olahraga. Yogyyakarta: Graha Ilmu.
J.S Husdarta. (2011). Sejarah dan Filsafat Olahraga : Alfabeta, Bandung
Junusul Hairy. (1989). Fisiologi Olahraga. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Keith L. Moore, Arthur F. Dalley, Anne M. R. Agur, and Marion E. Moore. Clinically Oriented
Anatomy fifth edition. Jakarta: Erlangga. Diterjemahkan oleh: dr. Huriawati Hartanto.
Santosa Giriwijoyo, Didik Zafar Sidik. (2013). Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi
Olahraga). Bandung: Rosda.
Soedjono Basoeki. (1988). Anatomi dan Fisiologi Manusia.Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan .
Sumaryanti. (2004). Aktivitas Terapi. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa.
Syaifuddin. (2011). Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.

Tim Anatomi FIK UNY. Diktat Anatomi Manusia.Yogyakarta: Laboratorium Anatomi FIK
UNY

22

Anda mungkin juga menyukai