Anda di halaman 1dari 2

15.

Polip Hidung
Oleh : Eva Naomi Oretla/ 1261050020

Polip hidung ialah masa lunak yang mengandung cairan di dalam rongga hidung,
berwarna putih keabu-abuan, yang terjadi akibat inflamasi mukosa. Polip memiliki bentuk
seperti anggur yang tergantung pada batangnya. Polip hidung memiliki ukuran yang beragam
dengan warna yang serupa.
Polip dengan ukuran besar bisa menyumbat saluran hidung. Ini bisa menyebabkan
munculnya gejala polip seperti hidung tersumbat, hidung berair, kesulitan bernapas, gangguan
pada indera penciuman dan indera perasa. Sedangkan polip berukuran kecil mungkin tidak
menimbulkan gejala apa pun.

Etiologi

Hingga kini, penyebab dasar tumbuhnya polip belum diketahui. Polip hidung biasanya
berisi cairan inflamasi. Pertumbuhan polip diduga adalah hasil dari inflamasi akibat alergi,
infeksi, asma atau kelainan sistem kekebalan tertentu. Polip hidung yang besar juga bisa
menimbulkan tumpukan lendir pada sinus hidung, sehingga menyebabkan infeksi.
Polip hidung bisa memengaruhi siapa saja, tapi lebih cenderung terjadi pada orang
dewasa. Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko menderita polip hidung adalah
intoleransi terhadap aspirin, sindrom Churg Strauss, alergi rhinitis, sinusitis, dan fibrosis kistik.
Faktor genetika juga diperkirakan berperan dalam pertumbuhan polip. Seorang anak akan lebih
berisiko mengalami polip hidung jika orang tuanya memiliki polip.

Patogenesis

Pembentukan polip sering dihubungkan dengan inflamasi kronik, disfungsi saraf


otonom, serta prediposisi genetik. Terjadi perubahan mukosa hidung akibat peradangan atau
aliran udara yang berturbulensi terutama di daerah sempit osteomeatal. Hal tersebut
menyebabkan prolapse mukosa yang diikuti oleh reepitalisasi dan pembentukan kelenjar baru
serta peningkatan penyerapan natrium oleh permukaan sel epitel yang mengakibatkan retensi
air sehingga terjadi retensi air yang menyebabkan terjadinya polip.
Terdapat teori lain yang menyatakan bahwa polip disebabkan karena
ketidakseimbangan saraf vasomotor sehingga terjadi peningkatan permeabilitas kapiler dan
gangguan regulasi vaskular yang menyebabkan pelepasan sitokin dari sel mast yang akan
menyebabkan edema yang akan berkembang menjadi polip. Polip yang membesar akan turun
ke rongga hidung dan membentuk tangkai.

Diagnosis
Polip dapat didiagnosis melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
radiologi.

Anamnesis
Keluhan utama yang sering dirasakan oleh penderita adalah hidung tersumbat, rinore
yang mulai dari jernih hingga purulent, hiposmia, atau anosmia. Dapat disertai dengan bersin-
bersin, rasa nyeri pada hidung, sakit kepala pada daerah frontal. Bila disertai dengan post nasal
drip dan rinore maka penderita diduga telah menderita polip yang disertai dengan infeksi
sekunder. Gejala sekunder yang dapat timbul adalah penderita bernafas melalui mulut, suara
sengau, halitosis, gangguan tidur.

Pemeriksaan Fisik
Polip nasi yang massif dapat menyebabkan deformitas hidung luar sehingga hidung
tampak mekar karena pelebaran batang hidung. Pada pemeriksaan rinoskopi anterior
ditemukan massa yang berwarna pucat yang berasal dari meatus medius dan mudah digerakkan
tanpa timbul rasa nyeri.

Pentalaksanaan

Tujuan utama kasus polip adalah menghilangkan keluhan-keluhan, mencegah rekurensi


dan komplikasi dari polip nasi. Pemberian kortikosteroid untuk menghilangkan polip nasi
disebut juga polipektomi medikamentosa yang dapat diberikan secara topikal maupun sistemik.
Kasus polip yang tidak membaik dengan terapi medikamentosa dipertimbangkan untuk terapi
bedah yaitu ekstraksi polip (polipektomi). Berikan antibiotik bila terdapat infeksi sekunder.

Contoh Resep :
dr. Eva Naomi Oretla
SIP 1261050020
Jln. Pluit Utara No 8 A
Telp (021) 854257

R/ Prednison Tab (5 mg) No. X


S 1 dd I Tab p.c

R/ Erythromycin Tab (250 mg) No. XX


S 4 dd I Tab a.c

Pro : Tn . Y (42 thn)

Anda mungkin juga menyukai